Anda di halaman 1dari 129

melakukan suatu tindak pidana haruslah ada unsur-unsur yang

menyebabkan tindak an t ersebut d1katakan


. .
kesengaJaan melakukan
suatu ti nd8 k pidana. Adapun unsur-unsur tersebut, yaitu:

1) Harus ada kehendak;

2) Harus ada keinginan, atau kemauan pada diri seseorang untuk


melakukan tindak pidana;

3) Orang yang berbuat sesuatu dengan sengaja itu sudah mengetahui


4
dan sadar sebelumnya akan akibat-akibat perbuatannya •

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang beraku pada


saat sekarang ini sama sekali tidak menerangkan tentang makna/arti
dari kesengajaan dalam melakukan tindak pidana.

Jika dikaitkan dengan teori kehendak yang dirumuskan oleh Von


Hippel, maka dapat dikatakan bahwa yang dimaksud sebagai "dengan
sengaja" adalah kehendak membuat suatu perbuatan dan kehendak
untuk menimbulkan suatu akibat dari perbuatan itu atau akibat dari
pebuatanya tersebut yang menjadi maksud dari dilakukanya perbuatan
itu. Maka pembuktian adanya unsur kesengajaan dalam pelaku
melakukan tindakan melanggar hukum sehingga perbuatanya itu dapat
dipertanggungjawabkan kepada si pelaku hanya dikaitkan dengan
keadaan serta tindakan si pelaku pada waktu ia melakukan perbuatan
melanggar hukum yang dituduhkan kepadanya tersebut.

Mengenai unsur "direncanakan Terdakwa terlebih dahulu" dalam


KUHP sendiri tidak ada penjelasan tentang apa yang dimaksud sebagai
direncakan terlebih dahulu. Namun, penjelasan tentang unsur
direncanakan terlebih dahulu dapat dilihat dalam MvT (Memorie van
Toelichting) yang menyatakan bahwa istilah met voorbedachte
rade atau "dengan rencana terlebih dahulu" menunjuk pada

4
CST. Kansil, _1999 LAHHAN UJTAN PENGANTAR HUKUM INDONESIA. Jakarta, Sinar Grafika, cet. I I I , /
hal . 287 - Selaniutnya lihat Mr. J.E. Jonkers dalam Handboek van he/ Nederlandsch-lndische Strafrecht hal 47
dan selerusnya. · ' ·

91
suatu saat untuk menimbang dengan tenang. Istilah tersebut
merupakan kebalikan dari pertumbuhan kehendak yang dengan tiba-
tiba. Bahwa tidak ada ketentuan berapa lamanya harus berlaku
diantara saat timbulnya maksud untuk melakukan perbuatan itu
dengan saat dilaksanakannya. Akan tetapi, nyatalah harus ada suatu
antara dimana ia dapat menggunakan pikiranya tentang guna
merencanakan segala sesuatunya. Menurut R. Soesilo, Menyatakan,
bahwa saat antara timbulnya kehendak dengan pelaksanaanya tidak
boleh terlalu sempit, tetapi juga sebaliknya tidak perlu terlalu lama,
yang terpenting adalah apakah di dalam tempo itu pelaku sudah
memiliki kesempatan untuk berubah pikiran dan tidak jadi melanjutkan
perbuata nya 5 .

Jika kita mempelajari uraian facta yang disampaikan Jaksan


Penuntut Umum pada unsur ini, dalam surat tuntutannya, terlihat
nyata bahwa Penuntut umum hanya mengutip atau copy paste dari
Serita Acara Pemeriksaan (BAP) awal Para Terdakwa, karena apa yang
diuaraikan oleh Penuntut umum pada tuntutannya pada unsur ini,
bukanlah facta persidangan, atau tidak ada dalam facta persidangan,
dan BAP Para terdakwa bukanlah alat bukti, tetapi yang menjadi alat
bukti adalah keterangan Para Terdakwa di persidangan ini.

Dengan demikian, muncul pertanyaan bagi kami penasehat


Hukum Para terdakwa, apakah dengan meninggalnya korban aim.
Yusuf Halim, aim. Karim Abd Rahman dan aim. Habibu Salatun di Kali
waci atau di hutan bunga sili, ada unsur kesegajaan atau telah
direncanakan terlebih dahulu, oleh Para terdakwa?

Majelis Hakim Yang Kami Muliakan

; R.Sosilo, HUKU M ACARA PIDANA (Prosedur Penyelesa ian Perkara Pidana Bagi Penegak Hu ku m),
ha laman 203, f'
//

92
~,
Bahwa selama persidangan tidak ditemukan facta bahwa ada unsur
kesegajaan atau kehendak dan niat dari Para Terdakwa, sebagaimana
yang dituduhkan kepadanya, sebab kehendak atau niat itu muncul,
kecuali ada permasalahan, ada sebab akibat antara Para Terdakwa
dengan Para Karban, sebab sesuai keterangan saksi facta an. Halim
Difa dan saksi Harun Muharam bahwa antara Para Terdakwa dan
Para Karban tidak pernah ada permasalahan.

Para Terdakwa dalam Persidangan pun membatah bahwa bukan


mereka Pelakunya dan tidak pernah ada malasah dengan Para Karban,
sebab saat kejadian tanggal 29 Maret 2019 Terdakwa I/ NIKLAS
DILINGIR Alias HAMBIKI, Terdakwa II/HAGO BAIKOLE Alias
HAGO, Terdakwa IV/TADUBA HAKARU Alias TADUBA, dan
Terdakwa SAPTU TOJOU Alias SAPTU, berada di Dusun Tukur-tukur
sedang melaksanakan bakti pembersihan jalan dan lingkungan untuk
persiapan pemasangan aliran listrik PLN masuk ke Dusun Tukur-Tukur.
Keterangan Para Terdakwa (Terdakwa I/NIKLAS DILINGIR Alias
HAMBIKI, Terdakwa II/HAGO BAIKOLE Alias HAGO, Terdakwa
IV/TADUBA HAKARU Alias TADUBA, dan Terdakwa VI SAPTU
TOJOU Alias SAPTU tersebut ber:sesuaian dengan ketereangan saksi
a de charge Enos Pipidor sebagai Ketua RT 009 dusun tukur-tukur,
saksi Deki Tameane, dan Saksi Simon !po sebagai tokoh agama, yang
menarangkan dibawah sumpah bahwa benar pada tanggal 29 Maret
2019 Para saksi A de charge tersebut bersama Terdakwa 1/NIKLAS
DILINGIR Alias HAMBIKI, Terdakwa II/HAGO BAIKOLE Alias
HAGO, Terdakwa IV/TADUBA HAKARU Alias TADUBA, dan
Terdakwa VI SAPTU TOJOU Alias SAPTU sementara kerja bakti
bersama membersikan jalan, pada hari senin tanggal 25 Maret 2019
kerja bakti pertama, dan dilanjutkan kerja bakti bersama pada hari
jumat tanggal 29 Maret 2019 di RT 009 Dusun Tukur-Tukur untuk
pembersihan rumput dan menebang pohon-pohon dipinggir jalan yang
menganggu jaringan untuk persiapan pemasangan jaringan listrik PLN r
,/

93
ke dusun Tukur-Tukur, kerja bakti mulai Pukul 8 pagi, dan istirahat
pukul 12 Siang, kemudian setelah istirahat dilanjutkan pada pukul
14.00 Wit sarnpai dengan pukul 17.00 Wit (sore hari). Sedangkan
Terdakwa III/Rinto Tojou alias Rinto pada waktu kejadian tanggal 29
Maret 2019 berada di Desa Difao Morotai untuk panen kelapa
rnenarnbah biaya rencana rnenikah, Terdakwa III pergi ke Morotai
sejak tanggal 22 Februari 2019 diantar ke pelabuhan Ferry di Subairn
dengan mengunakan sepeda Motor yang dikemudikan oleh saudara
Mus (Septianus Baikole) kernudian balik dari Desa Lifao Morotai ke
Dusun Tukur-tukur pada tanggal 2 April 2019, yang dijernput oleh saksi
Deki Tameane di Pelabuhan Ferry di Subaim. Keterangan Terdakwa
III/Rinto Tojou tersebut bersesuaian dengan keterangan saksi Deki
Tarneane yang juga rnenjabat sebagai KPPS Pemilu 2019. Terdakwa
III/Rinto Tojou alias Rinto kebali pulang ke dusun Tukur-tukur karena
untuk mengikuti Pemilihan Urnum Pileg dan Pilpres 17 April 2019,

'
demikian juga keterangan saksi Max Moloku dan saksi Nok Moluko
dalam keterangannya yang diberikan dibahwa surnpah bahwa
Terdakwa III/Rinto Tojou alias Rinto tiba di Desa Lifao Morotai tanggal
23 Februari 2019 dan baru melapor tiba pada hari senin tanggal 25
Maret 2019 dan nanti kernbali ke Dusun Tukur Tukur pada tanggal 02
April 2019. Oleh saksi Max Moluku menerangkan bahwa Terdakwa
III/Rinto Tojou alias Rinto datang melapor dan mengisi buku Tamu, hal
ini dibuktikan dengan Surat keterangan dari Pemerintah Desa Lifao
Kecarnatan Morotai Timur No.145/001/RT 03-Ds UFAO/II/2020 tanggal
17 Februari 2020, yang dicap dan ditandatangani oleh Ketua RT 03 an .
INLOK THOMORI, (bukti T.111-17).

Sedangkan Terdakwa V/Awo Gihali alias Awo pada saat kejadian


berada di dusun Titipa Desa Dodaga, sebagaimana keterangan Saksi a
de charge Halil Abubakar, dibahwa sumpah menerangkan bahwa pada
tanggal 28 Maret 2019 saksi mengatar susu SGM untuk anak Awo yang ,/
kembar, saksi ketemu dengan Terdakwa Awo dan istrinya, saksi sampai / •

94
malam hari sekitar pukul 22.00 wit Uam 10 Malam), baru saksi
berpisah tinggalkan Awa dengan istrinya, kemudian pada tanggal 3o
Maret 2019 waktu pagi sekitar pukul 6 pagi Wit (subuh) saksi ketemu
dengan Terdakwa Awa dan saksi sempat menggendang anaknya.
Demikian juga Terdakwa IV{Taduba Hakaru alias Taduba, sebagaimana
keterengan saksi verbalisan an. Junaidi Syawal menerangkan bahwa
saat menagkap Terdakwa Taduba Hakaru, Terdakwa Taduba Hakaru
tidak bisa berjalan, sehingga saksi mengendangnya, facta ini kita bisa
lihat saat persidangan kondisi kesehatan Terdakwa Taduba Hakaru,
yang sulit berjalan karena sakit Asam Urat pada bagian kakinya dan
sempat dirawat di Rumah Sakit saat menjalan perkara ini, yang
menurut keterangan saksi a de charge Deky Tamaena, bahwa sakit
yang diserita oleh Terdakwa Taduba Hakaru sudah lama dideritanya.

Dengan facta ini, dikaitkan dengan kandisi menuju kali Waci di


hutan bunga cili, tidak akan bisa ditempuh oleh Terdakwa Taduba
Hakaru alias Taduba, sebab bagaimana mungkin, perjalanan yang
begitu jauh ke Kali waci hutan bunga sili, dengan kondisi kesehatan
yang demikian bisa ada di kali waci hutang bunga sili. Facta ini
membuktikan, bukan Para terdakwa pelakuknya, pasti ada orang lain
yang harus diselidiki dengan baik dan profesianal.

Majelis Hakim Yang kami muliakan.

Bahwa pada pemeriksaan awal di Polres Halmahera Timur


sebagaimana termuat pada BAP Terdakwa I tanggal 19 Agustus 2019,
BAP Terdakwa II tanggal 22 Agustus 2019, BAB Terdakwa III tanggal
21 Agustus 2019, BAP Terdakwa IV tanggal 21 Agustus 2019, BAP
Terdakwa V tanggal 22 Agustus 2019 dan BAP Terdakwa VI tanggal 22
Agustus 2019 adalah cacat hukum, sebab pengambilan keterangan
dalam BAP-BAP tersebut tanpa dipanpingi Penasehat
sebagaimana diperintahkan dalam Pasal 56 KUHAP. Ditambah lagi
Hukum, I
95
adanya paksaan, intimidasi, pemukulan, todongan pistol, tekanan serta
ketidak bebasan dalam memberikan keterangan, sebagaimana
tayangan rekaman vidio yang diperlihatkan di dalam persidangan ini,
dimana kedua tangan Terdakwa I/Niklas Dilingir alias Hambiki dan
Terdakwa VI/Sabtu Tojou dalam kondisi Terikat, dan terlihat dalam
tayangan vidio tersebut sekan-akan diarahkan untuk mengikuti
jawaban penyidik polisi tersebut. Kondisi ini membuktikan ada paksaan
kepada Para Terdakwa, sehingga mengakui merekalah sebagai
Pelakuknya.

Para Terdakwa merasa bebas untuk memberikan keterangan


setelah dihadapan dipersidangan ini, oleh karena itu, keterangan
dihadapan persidangan inilah dijadikan sebagai facta hukum, bukan
BAP Para Terdakwa saat pemeriksaan dikepolisian Polres Halmahera
Timur. Apa lagi saat Pemeriksaan di Hadapan Persidangan ini telah
mengunakan juru bahasa suku Tobelo dalam, atas nama Yusuf Awai,
dan telah disumpah untuk membatu meterjemahkan apa yang ditanya
dalam bahasa Indonesia ke dalam Bahasa suku Tobelo dalam,
sehingga Para Terdakwa dapat mengerti dan memahaminya. Dengan
mengunakan juru bahasa, barulah Para terdakwa mengerti, maka Para
Terdakwa· membantah bahwa bukan mereka pelakuknya, dan menolak
seluruh keterangan saksi facta Halim Difa dan Harun Muharam,
maupun keterangan saksi verbalisan dari penyidik Polres Halmahera
Timur, serta barang bukti yang didapat di TKP.

Dengan facta ini, dimana unsur kesegajaannya atau kehendak atau


keinginan dan kemauan, dan unsur perencanaannya. Samasekali tidak
tergambar dalam facta persidangan ini, bahwa Para Terdakwa adalah
pelakuknya. Oleh karena keterangan Para saksi a de charge tersebut
bersesuaian dengan keterangan Para Terdakwa, dan bukti surat yang
diajulran oleh Para terdakwa, sehingga dengan facta ini, maka unsuf

96
dengan sengaja dan rencana terlebih dahulu adalah tidak terpenuhi
dan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menur~t hukum .

Ad.l. Unsur Merampas Nyawa Orang Lain

Bahwa benar KUHP tidak memberikan defenisi merampas nyawa


orang lain secara pasti, namun demikian dalam tindak pidana
kejahatan terhadap nyawa "Misdrijventegen het /even" adalah
berupaya pernyerangan terhadap nyawa orang lain. Bahwa unsur
menghilangkan/merapas nyawa orang lain menurut Jaksa Penuntut
Umum dalam Tuntutanya menguraikan haruslah terpenuhi 3 syarat :

• Adanya hubungan sebab akibat ( causa verband) antara perbuatan


dan akibat kematian (orang lain)

• Adanya wujud perbuatan;

• Adanya suatu kematian

Dengan demikian, ke 3 (tiga) syarat ini, dapat kami bedah sebagai


berikut:

a. Adanya hubungan sebab akibat ( causa verband) antara


perbuatan dan akibat kematian (orang lain)

Teori asosiasi diferensial atau differential association


yang dikemukkan pertama kali oleh Edwin H. Suterland pada tahun
1934 dalam bukunya Principle of Criminology. Sutherland dalam
teori ini berpendapat bahwa perilaku kriminal merupakan perilaku
yang dipelajari dalam lingkungan sosial.

Secara etimologi, Kausalitas atau causalitied berasal dari kata


6
causa yang berarti sebab. Kausa dalam Kamus Hukum diartikan
dengan alasan atau dasar hukum; suatu sebab yang dapat

_ _ _ _ _ _m_e_n_im_b_ul-kan suatu kejadian. Berdasarkan pengertian tersebu1/

6
1-'nkulta s S,a ria U\N , AJAR KONSEI' Di\Si\R HUK IJM l' lD ANA, Ma long,2004), hl m. 17

97
dapat ditarik kesimpulan bahwa kausalitas merupakan suatu yang
menyatakan tentang hubungan sebab dan akibat. . Dalam ilmu
hukum pidana Teori kausalitas dimaksudkan untuk menentukan
hubungan objektif antara perbuatan manusia dengan akibat yang
tidak dikehendaki oleh undang-undang. Penentuan sebab akibat
dalam kasus-kasus pidana menjadi persoalan yang sulit untuk
dipecahkan.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sendiri tidak ada petunjuk


tentang hubungan sebab dan akibat yang dapat menimbulkan delik.
Meskipun dalam beberapa pasal KUHP dijelaskan bahwa dalam delik-
delik tertentu diperlukan adanya suatu akibat tertentu guna
menjatuhkan pidana terhadap pembuatnya 7 •

Berkenaan dengan syarat ini yang merupakan bagian dari unsur


merapas nyawa orang lain, tentunya mendasari dengan Teori
asosiasi diferensial dan Teori kausalitas, maka kami selaku
Penasehat Hukum Para Terdakwa menilai harus ada hubunganya
dengan lingkungan dimana para Terdakwa ini berdomisili dalam
kehidupan keseharian para Terdakwa ataupun aktivitas para
Terdakwa serta adanya sebab-akibat sehingga munculnya delik yang
mengakibatkan pembunuhan. Sebab yang di maksud tentulah
adanya konflik ataupun ketidak sepahaman antra para Terdakwa
dengan masyarakat Desa waci dan terkhususnya para korban.

Bila mencermati facta persidangan, kami Penesahat Hukum Para


terdakwa tidak menemukan satu pun bukti yang kuat bahwa adanya
Permasalahan antara Para Terdakwa dengan korban baik korban
yang meninggal atau korban yang masih hidup, begitupulah antara
tempat dimana para Terdakwa berdomisili yaitu Dusun Tukur-tukur
dan Dusun Titipa Desa Dodaga, dengan Masyarakat Desa Waci tidak
pernah terjadl permasalahan, atau tidak pernah terjadi kasus tinda~

----------
1 A Zaiual Abidin Farid, I luku m Pidam.1 I. Jak:u1a :Sinar Grali.ka,2007, hlm.206

98
pidana antara Para terdakwa yang adalah Masayarakat Dusun
Tukur-Tukur, Dusun Titipa Desa Dodaga dengan Masayarakat De"a
Waci, hal ini bersesuaian dengan keterangan Saksi HALIM DIFA
maupun saksi HARUN MUHARAM yang secara jelas memberikan
keterangan didepan persidangan bahwa tidak mengenal para
terdakwa dan tidak pernah ada permasalahan/perselisihan.
Sebaliknya juga demikian, bahwa dalam facta persidangan Para
Terdakwa, masing-masing Terdakwa I/NIKLAS DILINGIR Alias
HAMBIKI, Terdakwa II/HAGO BAIKOLE Alias HAGO, Terdakwa
III/RINTO TOJOU Alias RINTO, Terdakwa IV/TADUBA HAKARU
Alias TADUBA, Terdakwa V/AWO GIHALI Alias AWO, Terdakwa
VI/SAPTU TOJOU Alias SAPTU. Juga tidak mengenal Saksi
HALIM DIFA maupun saksi HARUN MUHARAM dan juga para
korban lainya yaitu, YUSUF HALIM, KARIM ABD. RAHMAN dan
HABIBU SALATON. Ini membuktikan bahwa syarat Adanya
hubungan sebab akibat ( causa verband) antara perbuatan
dan akibat kematian (orang lain) yang merupakan unsur dari
Merampas/menghilangkan nyawa Orang lain tidak terpenuhi.

b. Adanya Wujud perbuatan,

Moeljatno yang menterjemahkan istilah Strafbaar Feit sebagai


"perbuatan Pidana" menyimpulkan rumusan tindak pidana dari
Simsons dan Van Hammel mengandung dua pengertian, sebagai
berikut :

1. Feit dalam Strafbaar Feit berarti Hendeling, kelakukan atau


tingkah laku;

2. Bahwa pengertian Strafbaar Feitdihubungkan dengan kesalahan


orang yang mengadakan kelakuan

Pengertian tersebut pada butir 1 di atas dengan pengertian


"perbuatan" dalam perbuatan pidana . Perbuatan adalah kelakuan
ditambah kejadian atau akibat yang ditimbulkan oleh kelakuan,

99
dan bukan kelakuan saja. Sehingga beliau berkata bahwa Strafbaar
Feit itu sendiri atas handeling (kelakuan) dan gevold (akibat).
Sedangkan pengertian butir 2 juga berbeda dengan "perbuatan
pidana", karna disini tidak dihubungkan dengan kesalahan yang
merupakan pertanggung jawaban pidana, yaitu orang yang
melakukan perbuatan pidana. Perbuatan pidana hanya merujuk
pada sifat perbuatannya saja, yaitu sifat dilarang dengan ancaman
pidana apabila dilanggar, atau perbuatan pidana yang dipisahkan
dengan kesalahan. Hal ini berbeda dengan sifat Strafbaar Feit,
bahwa disitu mencakup dua hal, yaitu perbuatan pidana dan
kesalahan 8 .

Jika dikaitkan dengan facta persidangan sesuai keterangan


saksi facta HALIM DIFA maupun saksi HARUN MUHARAM,
bahwa mereka diserang pada hari jumat tanggal 29 Maret 2019
sekitar pukul 17.00, dan hanya melihat Terdakwa I/Habel Lilingir
memotong pohon dan kemudian melihat Terdakwa Awo Gihali
menepuk-nepuk dadanya dan berteriak mengunakan bahasa
Tobelo Dalam, namun tidak melihat siapa yang memanah kepada
dirinya, kena dibetis/kaki sebelah kiri dan pada bagian paha, saksi
tidak melihat siapa yang memanah karena diserang bertubi-tubi,
demikian juga dengan keterangan saksi Harun Muharam bahwa
melihat Terdakwa I/Habel Lilinger alias Hambiki, namun tidak
melihat melakukan kegiatan apa, saksi tidak melihat. Keterangan
kedua saksi facta tersebut tidak saling bersesuaian satu dengan
yang lainnya. Sebab Halim Difa melihat Terdakwa I/Habel Lilingir
alias Hambiki memotong pohon, namun saksi Harun Muharam
tidak melihat Terdakwa I/Habel Lilinger alias Hambiki, melakukan
kegiatan apa, saksi tidak melihat. Sedangkan
menolak keterangan saksi facta tersebut baik itu saksi Halim Difa
dan Harun Muharam maupun saksi verbalisan, sebab saat kejadian
Para terdakwa
I
--------
l Mncljatno, 1\7../\S-AZAS I JUK UM Pl.DANA. 2000. PT.R.incko Ciptu, Jokarta

100
tanggal 29 Maret 2019 di kali Waci atau dihutang bunga sili, Para
Terdakwa tidak berada di kali waci atau hutang bunga sili, dan
Para terdakwa menolak keterengan saksi facta tersebut, karena
bukan Para Terdakwa Pelakunya, sebab saat kejadian tanggal 29
Maret 2019 Para Terdakwa, yaitu 4 (empat) orang Terdakwa, yakni
Terdakwa 1/Niklas Dilingir alias Hambiki, Terdakwa II/Hugo Baikole
alias Hugo, Terdakwa V/Taduba Hakaru alias Taduba dan
Terdakwa VI/Sabtu Tojou sementara kerja bakti bersama di dusun
tukur-tukur membersikan jalan untuk persiapan mema.sukan
jaringan Listrik PLN ke dusun tukur-tukur, bakti mulai pukul 08.00
s.d 17.00 Wit sebagaimana keterangan saksi a de charge Enos
Pipidor sebagai Ketua RT, Saksi Deki Tameane dan Saksi Simon Ipo
sebagai Tokoh Agama di Dusun Tukur-tukur, yang tidak ikut bakti
hanya Terdakwa III/RINTO TOJOU Alias RINTO kerena sedang
di Pulau Morotai. Sedangan Terdakwa III/Rinto Tojou alias Rinto
berada di Desa Difao Morotai, sebagaimana keterengan saksi a de
charge Deki Tameane, menerangkan bahwa pada tanggal 22
Februari 2019, saksi melihat Terdakwa III/RINTO TOJOU Alias
RINTO mengunakan sepeda motor, diboncengi oleh seseorang
yang bernama _Mus (Septianus Baikole), menuju Pelabuhan
penyebrangan Fery di Subaim, tujuan Terdakwa III/RINTO
TOJOU Alias RINTO ke Morotai saksi a de charge lainya, yaitu
saksi Max Moloku dan saksi Nok Moloku menerangkan bahwa,
pada tanggal 23 Februari 2019 Terdakwa III/RINTO TOJOU Alias
RINTO datang sendiri di kampung Lifao untuk membantu calon
mertua kerja kelapa dan Terdakwa III/RINTO TOJOU Alias
RINTO tinggal dengan calon mernantu. Bahwa Terdakwa
III/RINTO TOJOU Alias RINTO pulang ke Halmahera Timur
pada tanggal 2 April 2019. Keterangan saksi a de charge tersebut
diperkuat dengan Bukti Surat Keterangan dari Pemerintah Desa
UFAO Nomor :145/00l/RT/03-DsllFAO/11/2020 tanggal 17 '};/
Februari 2020 (T.111-17) sebagaimana terlampir dalam pembelaan / -

101
ini, yang dalam pokoknya menerangkan tentang identitas
Terdakwa III/RINTO TOJOU Alias RINTO serta maksud dan
tujuan bahwa datang ke Desa LIFAO untuk mengunjugi Calon istri
dan juga keluarga serta mejelaskan waktu melapor tiba kepada
Ketua RT pada hari senin, tanggal 25 Februari 2019 dan kembali
atau pulang ke Halmahera Timur Dusun Tkur-tkur pada tanggal 2
April 2019. Sedangkan Terdakwa V/Awo Gihali berada ditempat
tinggalnya dusun Titipa Desa Dodaga sebagaimana keterangan
saksi a de charge HAUL ABDURAHMAN dihadapan persidangan
menerangkan bahwa pada tanggal 28 Maret 2019 saksi HAUL
ABDURAHMAN antar susu SGM untuk anak Terdakwa V/AWO
GIHALI Alias AWO yang kembar, karena kehidupan Terdakwa
V/AWO GIHALI Alias AWO hanya di pinggiran jalan mengemis,
setelah itu, pada hari sabtu tanggal 30 Maret 2019 waktu pagi hari
sekitar Pukul 6 Pagi/subuh saksi ketemu dengan Terdakwa V/AWO
GIHALI Alias AWO di kediamannya di Desa Dodaga Dusun Titipa,
saksi HAUL ABDURAHMAN sempat menggendong anakya Awo.
Bahwa saksi HAUL ABDURAHMAN juga sempat bercakap-cakap
dengan Terdakwa V/AWO GIHALI Alias AWO untuk
mengingatkan bahwa kepala keluarga harus bangun lebih awal.

Keterangan Para saksi a de charge sebagaimana dimaksud


saling bersesuaian satu dengan yang lainnya, dimana dapat
disimpulkan bahwa saat kejadian tanggal 29 Maret 2019 pukul
17.00 Wit di Kali Waci Hutang bunga Sili para terdakwa tidak
berada di sekitar kawasan kali waci atau di kawasan Hutan Bunga
Sidi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa syarat Adanya
Wujud perbuatan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
unsur MERAMPAS NYAWA ORANG LAIN sebagaimana facta
persidangan perkara Para Terdakwa tersebut tidak terpenuhi dan
tidak terbukti menu rut hukum. / •

102
Bahwa berdasarlcan unsur merampas nyawa orang lain
terdapat 3 (tiga) syarat yang telah dibedah secara detail oleh kami
penasihat hukum para terdakwa, sebagaimana telah diuraikan
diatas, yang salah satunya yaitu adanya suatu kematian, oleh
karenanya berdasarkan Facta persidangan bahwa terjadi kematian
akibat pembunuhan, berdasarkan syarat yang kami bedah diatas
bahwa unsur Merapas Nyawa Orang Lain dengan syarat adanya
sebab akibat, dan juga adanya wujud perbuatan, tidaklah terbukti
dan tidak terpenuhi menurut hukum, oleh karenanya bukti Surat
Visum Et repertum tanggal 31 Maret 2019 yang di buat dan
ditandatangani oleh M. Taher Karim selaku Perawat Puskesmas
pelaksanan Puskesmas Perawat Bicoli dan Taher Yasin.AMK selaku
kepala puskesmas Perawatan Bicoli, yaitu meninggalnya korban
Habibu Salaton, Karim Abd Rahman dan Yusuf Halim, sebagai
syarat adanya suatu kematian, tidak ada hubungan dengan Para
Terdakwa tersebut.

Berdasarkan facta dan uraian juridis tersebut diatas, maka


unsur "Unsur Merampas Nyawa Orang Lain", adalah adalah tidak
terpenuhi dan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
hukum.

Ad. 4. Unsur Yang Melakukan, Menyuruh Melakukan dan Turut Serta


Melakukan.

Unsur Yang Melakukan, Menyuruh Lakukan dan Turut Serta


Melakukan, diatur dalam Pasal 55 KUHP, pada ayat (1), "dihukum
sebagai orang yang melakukan peristiwa pidana", pada sub le :
"Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau
melakukan perbuatan itu", /

103
R. Sosilo dalam bukunya berjudul Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) serta komentar-komentarnya Lengkap Pasal Demi
Pasal, menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan "orang
yang turut melakukan" (medep/eger') dalam pasal 55 KUHP.
Menurut R. Sosilo "turut melakukan" dalam arti kata "bersama-
sama melakukan" sedikit-sedikitnya harus ada dua orang, ialah
orang yang melakukan (pleger') dan orang yang turut melakukan
(medepleger') peristiwa pidana. Disini diminta bahwa kedua orang itu
semuanya melakukan perbuatan pelaksanaan . Jadi melakukan anasir
atau elemen dari peristiwa tindak pidana itu. Tidak boleh misalnya
hanya melakukan perbuatan persiapan saja atau perbuatan yang
sifatnya hanya menolang saja, sebab jika demikian, maka orang yang
menolong itu tidak masuk "medepleger'', akan tetapi dihukum
sebagai membantu melakukan (medeplichtige) dalam Pasal 56
KUHP.

Bahwa bentuk medeplegen ini menunjukan tiap-tiap peserta


mempunyai kedudukan sama atau derajatnya sama. Menurut Van
Hattum memandang perbuatan di pasal 55 KUHP harus di artikan
sebagai suatu opzettelijk medeplegen atau suatu kesengajaan untuk
turut melakukan suatu tindak pidana yang dilakukan orang lain. Artinya
bahwa suatu kesengajaan untuk turut melakukan suatu co/pus de/ict
itu dapat dihukum, dan sebaliknya suatu kesengajaan untuk turut
melakukan suatu co/pus de/ict tidak dapat dihukum9 •

Jika unsur Yang Melakukan, Menyuruh Melakukan dan Turut Serta


Melakukan, dikaitkan dengan facta persidangan perkara ini, apakah
benar Para terdakwa yang melakukan, atau menyuruh melakukan atau
Turut serta melakukan, unsur ini belumlah terpenuhi, sebab dari aspek
pembuktian, untuk menyatakan bahwa Para Terdakwa sebagai
pelakuknya adalah belum mencukupi minimum 2 (dua) alat bukti/

> /bit Roni Wiyanto, Wm 258

104
(bewijs minimum), karena baru satu kamponen alat bukti, yaitu
keterangan saksi facta an. Halim Difa dan Harun Muharam. Sebab
jika benar bahwa Para Terdakwa adalah sebagai pelakuknya, barulah
perbuatan Para terdakwa tersebut dihubungan dengan bukti surat
Visum Et repertum tanggal 31 Maret 2019 yang di buat dan
ditandatangani oleh M. Taher Karim selaku Perawat Puskesmas
pelaksanan Puskesmas Perawat Bicoli dan Taher Yasin.AMK
selaku kepala puskesmas Perawatan Bicoli, yaitu: Visum Et
repertum Namor : 445/279/PKM-P/BCL/III/2019 atas nama Karban
YUSUF HALIM, Visu~ Et repertum Nomor : 445/280/PKM-
P/BCL/III/2019 atas nama Korban KARIM ABO RAHMAN dan Visum
Et repertum Nomor : 445/281/PKM-P/BCL/III/2019 atas narna Karban
HABIBU SALATON. Dan jika berdasarkan facta persidangan ini,
bukan Para Terdakwa sebagai Pelakuknya, rnaka dalam perkara yang
dituduhkan kepada Para Terdakwa tersebut, baru memenuhi
kornponen satu alat bukti saksi.

Dengan demikian, bukti surat Visum Et repertum tersebut tidak


dapat dihubungkan dengan Para Terdakwa, demikian juga barang
bukti yang didapat di TKP, dan yang disita di rumah-rumah Terdakwa
belum dapat dihubungan dengan Para Terdakwa, sebab barang bukti
bukanlah alat bukti. Karena dalam Pasal 183 KUHAP, tidak terlihat
adanya hubungan antara barang bukti dengan alat bukti. Pasal 183
KUHAP mengatur bahwa untuk rnenentukan pidana kepada terdakwa,
kesalahannya harus terbukti dengan sekurang-kurangnya dua alat
bukti yang sah; dan atas keterbuktian dengan sekurang-kurangnya dua
alat bukti yang sah tersebut, hakim mernperoleh keyakinan bahwa
tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang
bersalah melakukannya.

Jadi, dapat kita sirnpul_kan _


bahwa fungsi barang bukti dalam sidang <Ji
1

pengadilan adalah sebaga1 benkut: f


105
1. Menguatkan kedudukan alat bukti yang sah (Pasal 184 ayat [l]
KUHAP);

2 -Mencari dan menemukan kebenaran materiil atas perkara sidang


yang ditangani;

3. Setelah barang bukti menjadi penunjang alat bukti yang sah maka
barang bukti tersebut dapat menguatkan keyakinan hakim atas
kesalahan yang didakwakan JPU.

Bahwa sedangkan Para Terdakwa setelah diperlihatkan barang


bukti dipersidangan oleh Majelis Hakim, Para Terdakwa membantah
barang bukti yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Kali
Waci hutan Bunga sili tersebut bukanlah barang bukti Para terdakwa,
kecuali barang bukti yang disita oleh Palisi dirumah Para Terdakwa,
mereka mengakuinya, tetapi bukan barang bukti yang digunakan untuk
melakukan tindak pidana sebagaimana yang ditudukan oleh Penuntut
Umum. Sedangkan dalam facta persidangan saksi an. Halim Dita dan
Harun Muharam menerangkan saksi terkena panah di betis sebelah
kiri, tetapi saksi tidak melihat siapa yang memanah. Demikian juga
saksi Harun Muharam, hanya melihat Terdakwa I/Habel Lilingir alias
Hambiki, dan tidak memperhatikan Para terdakwa yang lain melakukan
kegiatan apa, saksi tidak melihatnya, karena sudah dalam keadaan
panik dan diserang secara bertubi-tubi.

Bahwa mengaitkan unsur Yang Melakukan, Menyuruh Melakukan


dan Turut Serta Melakukan, dengan Para Terdakwa, adalah bagaikan
api yang jauh dari pangangnya, sebab bagaimana mungkin Para
Terdakwa yang diduga dan dituduh melakukan tindak pidana, pada
waktu dan tanggal kejadian hari Jumat tanggal 29 Maret 2019 pukul
17.00 wit di Kali Waci/hutan bunga sili, Para Terdakwa saat itu diwaktu
yang sama di hari Jumat tanggal 29 Maret 2019 berada di Dusun
Tukur-Tukur Desa Dodaga, yaitu Terdakwa I/Habel Lilingir alias
Hambiki, Terdakwa 11/Hago Baikole alias Hago, Terdakwa IV/Taduba

JI
Hakaru alias Taduba, dan Terdakwa VI/Sabtu Tojou alias Sabtu pada
waktu yang sama hari Jumat tanggal 29 Maret 2019, Para Terdakwa

106
tersebut sedang melakukan kerja bakti membersikan jalan di RT 09.
Dusun Tukur Tukur bersama ketua RT 09 yaitu saksi a de charge Enos
Pipidor, saksi Deki Tameane, dan saksi Simon Ipo yang adalah sebagai
Tokoh Agama di dusun Tukur-Tukur. Sementara Terdakwa III/Rinto
Tojou alias Rinto berada di Desa Lifao Morotai, sebagaimana
keterangan Saksi A de charge Max Moloku dan Nok Moloku, sedangkan
Awo Gihali alias Awo berada di Dusun Titipa, Desa Dodaga,
sebagaimana keterangan saksi a de charge Hali! Abubakar. Dengan
facta hukum ini, maka unsur Yang Melakukan, Menyuruh Melakukan
dan Turut Serta Melakukan, dipandang tidak terpenuhi menurut
hukum. Sedangkan barang bukti yang ditemukan di TKP, dsetelah
diperlihatkan oleh Majelis Hakim dibantah oleh Para Terdakwa bahwa
mereka tidak mengenal barang bukti tersebut dan bukan kepunyaan
Para Terdakwa, Para terdakwa hanya mengakui barang bukti yang
disita di rumah Para Terdakwa oleh Polisi, dan tidak pernah digunakan
untuk melakukan tindak Pidana sebagaimana yang dituduhkan oleh
Jaksa Penuntut Umum. Sementara barang bukti Terdakwa V/Awo
Gihali alias Awo yang disita oleh Polisi di Rumahnya, tidak ditemukan
dalam persidangan.

Dengan demikian elemen delik unsur Yang Melakukan, Menyuruh


Melakukan dan Turut Serta Melakukan, tidaklah cukup terpenuhi,
dengan hanya satu alat bukti saja yaitu saksi Halim Difa dan saksi
Harun Muharam, karena tidak ada alat bukti lain yang mendukung
keterangan saksi Halim Difa dan saksi Harun Muharam . Sementara
BAP awal Para Terdakwa, sebagaimana BAP Terdakwa I tanggal 19
Agustus 2019, BAP Terdakwa II tanggal 22 Agustus 2019, BAB
Terdakwa III tanggal 21 Agustus 2019, BAP Terdakwa IV tanggal 21
Agustus 2019, BAP Terdakwa V tanggal 22 Agustus 2019 dan BAP
Terdakwa VI tanggal 22 Agustus 2019 adalah cacat hukum, sebab
pengambilan keterangan dalam BAP-BAP tersebut tanpa dipanpingi/
Penasehat Hukum, sebagaimana diperintahkan dalam Pasal 56 KUHAP.
Ditambah lagi adanya paksaan, intimidasi, pemukulan, todongan pistol,
tekanan serta ketidak bebasan dalam memberikan keterangan,
sebagaimana tayangan rekaman vidio yang diperlihatkan di dalam
persidangan ini, dimana kedua tangan Terdakwa 1/Niklas Dilingir alias
Hambiki dan Terdakwa VI/Sabtu Tojou alias Sabtu dalam kondisi
Terikat, ini adalah facta penyiksaan saat pengabilan keterangan dan
dituangkan dalam BAP oleh Penyidik Polres Halmahera Timur kepada
Para Terdakwa tersebut, karena merasa takut, sudah dipukul dan
ditodong dengan pistol, maka dengan terpaksa Para terpaksa Para
Terdakwa tersebut membuat pengakuan, karena sudah disiksa terlebih
dahulu. Dengan demikian, seharusnya Para Terdakwa saat diperiksa
untuk memberikan keterangan dan dituangkan dalam BAP di Penyidik
Polisi mentaati, ketentuan Perundang-undang sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 52 KUHAP, menyatakan:

"Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan peradilan, Tersangka


atau Terdakwa berhak memberikan keterangan secara bebas, kepada
penyidik atau hakim"

dan Pasal 117 KUHAP,: "Menyatakan bahwa:

"Keterangan tersangka dan atau saksi kepada penyidik diberikan tanpa


tekanan dari siapapun dan atau dalam bentuk apapun".

Seharusnya penyidik melepaskan ikatan atau borgol yang mengikat


kedua tanggan Terdakwa I/Niklas Dilingir alias Hambiki dan Terdakwa
VI/Sabtu Tojou Alias Saptu tersebut, sehingga mereka merasa bebas
atau diberi kebebasan dalam memberikan keterangan di hadapan
penyidik. Lihatlah facta persidangan yang mulia ini, ketika Para
Terdakwa akan dihadapkan didepan Hakim, semua ikatan atau borgol
yang terbuat dari besi yang mengikat tangan Para Terdakwa tersebut,
semuanya dllepas, barulah dihadapkan didepan Hakim untuk diperiksi

108
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 52 KUHAP jo Pasal 117
KUHAP tersebut, mempuyai konsekuensi hukum, sebagaimana diatur
dalam Pasal 15 Undang-Undang No. 5 Tahun 1998, tentang,
Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau
Penghukuman Yang kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan
Martabat Manusia, mengatur secara tegas bahwa:

"segala pernyataan yang diperoleh sebagai akibat kekerasan,


penyiksaan tidak boleh diajukan sebagai bukti".

Apalagi saat pemeriksaan pada tangkat penyidikan untuk


pengambilan BAP awal sebagai Tersangka Para Terdakwa tidak
didampingi Penasehat hukum, padahal telah jelas sifat dari pasal 56
ayat (1) KUHAP adalah bersifat imperative (perintah) yang wajib
dipenuhi oleh Penyidik dimana Para Terdakwa diperiksa sebagai
Tersangka wajib didampingi Penasehat hukum atau seorang Advokat.

Oleh karenanya jika Penuntut Umum mengunakan copy paste BAP


awal Para Terdakwa untuk menjerat Para Terdakwa dengan dakwaan
Primair Pasal 340 KUHP, dengan Tuntutan Pidana Mati, adalah
bertentangan dengan ketentuan Pasal 184 KUHAP, sebab BAP
tersangka bukalnlah alat bukti, yang menjadi alat bukti adalah:
Keterangan saksi, Ahli, surat; Petunjuk dan Keterangan Terdakwa yang
terungkap di persidangan ini.

Berdasarkan facta dan uraian juridis tersebut diatas, maka unsur


"Unsur Yang Melakukan, Menyuruh Melakukan dan Turut Serta
Melakukan", adalah adalah tidak terpenuhi dan tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan menurut hukum.

Majelis Hakim Yang kami Muliakan;


Rekan Tim Jaksa Penuntut Umum yang terhormat,
Hadirin Pengunjung Sidang Yang berbahagia; I
109
Sesuatu perbuatan dapat dianggap sebagai suatu tindak pidana,
apabila perbuatan itu telah memenuhi atau mencocoki semua unsur
yang dirumuskan sebagai Tindak Pidana. Apabila salah satu unsur
tindak pidana tidak terpenuhi, maka proses penuntutan yang
dimajukan oleh penuntut umum kepada hakim agar diadili tidak dapat
dilanjutkan atau batal demi hukum. Artinya seseorang baru dapat
dimintai pertanggungjawaban pidana atas perbuatannya, apabila
perbuatan itu telah memenuhi semua unsur tindak pidana
sebagaimana yang dirumuskan di dalam pasal-pasal undang-undang
Pidana.

Oleh karena itu, jika salah satu unsur yang didakwakan kepada diri
Para Terdakwa tidak terbukti, maka kepada Para Terdakwa harus di
putus bebas. Dengan demikian, baik dakwaan primer maupun dakwaan
supsidair, yang dikaitkan facta-facta yang terungkap dalam
persidangan ini yang telah dibedah secara juridis unsur-unsur Pasalnya
adalah tidak terpenuhi dan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
menurut hukum.

Suatu Azas hukum Pidana yang menyebutkan " In dubio prored'


yaitu: "Jika terdapat cukup alasan untuk meragukan kesalahan
Terdakwa, maka Hakim membiarkan neraca timbang berat
sebelah untuk keuntungan Terdakwa." Asas ini tidak tertulis
dalam Undang-Undang Pidana, namun tidak dapat dihilangkan begitu
saja, karena kaitannya dengan asas Tiada Pidana Tanpa Kesalahan"
( "Geen Straf Zonder Schuld') atau "Anwijzigheid van a/le Schuld' yang
sudah menjadi yurisprudensi konstan dan dapat diturunkan dari Pasal
182 avat (6) KUHAP" Pasal 191 KUHAP yang menyatakan: "Jika
pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang,
kesalahan terdakwa atas perbuatan :ang didakwakan kepadanya tidak/
terbukti secara sah dan mevakmkan, maka terdakwa diputus
bebas"

110
Majelis Hakim Yang kami Muliakan;
Rekan Tim Jaksa Penuntut Umum yang terhorrnat,
Hadirin Pengujung Sidang yang berbahagia;

Mari kita belajar dan merenungkan kembali, kasus yang menjerat


Sengkon dan Kartta, yang dituduh merampok dan membunuh
pasangan Sulaiman-Siti Haya. Tak merasa bersalah, Sengkon dan Karta
semula menolak menandatangani berita acara pemeriksaan. Tapi
lantaran tak tahan menerima siksaan polisi, keduanya lalu menyerah.
Di Pengadilan keduanya di hukum penjara 12 tahun dan 7 tahun,
ternyata kemudian ada orang lain yang mengaku sebagai
pembunuhnya. Untung kedua orang tersebut masih hidup, yang
akhirnya kedua orang tersebut dibebaskan. Oleh sebab itu,
dipersidangan yang mulia ini, kita di perhadapkan dengan Para
terdakwa yang dituntut dengan Pidana Mati oleh Penuntut Umum.
Pengalaman peradilan Sengkon dan Kartta, menjadi referensi berharga
bagi kita semua, bahwa hukum Pidana taruhan adalah Manusia,
semogga kita tidak mengulangi lagi peristiwa Peradilan yang dialami
oleh Sengkon dan Kartta tersebut.

Dengan demikian, kami Penasehat Hukum Para Terdakwa,


berkeyakinan walaupun Perkara ini menjadi perhatian publik, namun
Prinsip doktrin dalam hukum pidana tetap dominan dalam kehidupan
diri Para Terdakwa yang universal, oleh karenanya dihindarilah sejauh
mungkin subjektifitas atas penanganan perkara yang dihadapi
siapapun, baik itu berkaitan dengan masalah sosial, politis, maupun
ekstra intervensi lainya, kiranya dapat diterapkan secara total objektif
pada diri Para Terdakwa tersebut, sesuai dengan facta yang terungkap
didalam persidangan ini, bukan adanya tekanan dari diluar persidangan
ini, yang sejak mulainya persidangan ini telah meminta kepada Para

:::~a::::~i:a~~:_:~t~a~~ehm::~~::~:::::an k:::::;:;k~~i : : ~ I i
terdakwa:

111
1
· .!:lal-hal Yang meringankan:

Para Terdakwa berlaku sapan dipersidangan;

Para Terdakwa memberikan keterangan yang jujur dan berterus


terang selama persidangan;

- Para Terdakwa belum pernah di hukum;

- Para Terdakwa masih mempunyai tanggungan istri dan anak-


anak;

2 · Hal-hal yang memberatkan :

- Tidak terdapat pada diri Para Terdakwa

IX. PERMOHONAN DAN PENUTUP.

Majelis Hakim yang kami muliakan ·


Tim Penuntut Umum yang terhorm~t ·
Hadirin Pengunjung sidang yang berb~hagia ;

Bahwa aleh karena persidangan dan Nata pembelaan ini telah selesai kami
Penasehat Hukum Para Terdakwa uraikan satu-persatu, maka dengan segala
kerendahan hati, kami Penasehat Hukum Para Terdakwa, istri, anak dan
Saudara serta keluarga Para Terdakwa, memohon kepada yang mulia Majelis
Hakim yang mengadili perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut:-------

1. Menyatakan Terdakwa I/Niklas Dilingir alias Hambiki, Terdakwa II/Hago


Baikole alias Haga, Terdakwa III/Rinta Tojaw Alias Rinto, Terdakwa
IV/Taduba Hakaru Alias Taduba, Terdakwa V/ Awa Gihali alias Awo, dan
Terdakwa VI/Saptu Tojau alias Saptu, tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang
didakwakan baik pada dakwaan Primair maupun Dakwaan Subsidair
tersebut;

2. Membebaskan Terdakwa I/Niklas Dilingir alias Hambiki, Terdakwa II/Hago


Baikole alias Hago, Terdakwa III/Rinto Tojow Alias Rinto, , Terdakwa
IV/Taduba Hakaru Alias Taduba, Terdakwa V/ Awa Gihali alias Awo, dan
I
112
Terdakwa Vl/Saptu Tojou alias Saptu, baik pada dakwaan Primair, maupun
. pada Dakwaan Subsidair tersebut;

3 · Membebaskan Terdakwa 1/Niklas Dilingir alias Hambiki, Terdakwa II/Hago

Baikole alias Haga, Terdakwa III/Rinto Tojow Alias Rinta, Te rd akwa


IV/Taduba Hakaru Alias Taduba, Terdakwa V/ Awa Gihali alias Awa, dan
Terdakwa Vl/Saptu Tojou alias Saptu dari Pidana Mati;

4. Membebaskan Terdakwa 1/Niklas Dilingir alias Hambiki, Terdakwa II/Haga


Baikole alias Hago, Terdakwa III/Rinto Tojow Alias Rinto, Terdakwa
IV/Taduba Hakaru Alias Taduba, Terdakwa V/ Awo Gihali alias Awo, dan
Terdakwa VI/Saptu Tojou alias Saptu dari tahanannya setelah putusan ini
diucapkan dan dilaksanakan;

5. Memulihkan hak Para Terdakwa tersebut dari segala kemampun,


kedudukan, harkat dan martabatnya;

6. Membebankan biaya perkara kepada Negara.

Atau apabila yang mulia Majelis Hakim berpendapat lain, kami mahon
putusan yang adil seadil-adilnya. ( ex aequo et bona}.---------------------------

Soasio, 19 Maret 2020.

Honnat kami

N. MUSA,SH.,MH

113
r
Jl. Banau, Deaa sou
~OLDN
Advocates 'flSA & Partners
Legal Consultans
onora/Jat1
0Bl34006gi Rec. Jailolo
ar,;01dl · 8 •llllahera Barat,
Rab
97
l:lnail : Maluku Utara, HP
0
"YWr~91114il.com

§..URAT KUASA KHUsus


Yang bertandatangan dibawah . . .
in, . -----------
---- ----------------------------------
i<ewarganegaraan Indonesia ·P~~~-r 51. tahu~, Jen is ~$c1min '-"'lei- l41:::.i,
Desa (Jo DA ere- Kecamatan Jaan Tarn, Agama ·. Kristen alamat
Wll.~i'L.e r 0111 uJe. , Kabupaten Halmahe~a Timur;
. Selanjutnya disebut . PEMBER!
· KU ASA ; ----------------------- .________________ _
Dalam hal ini memilih domisili h k
ini ;------------------------------ u um pada kantor kuasanya tersebut dibawah
--------- ----------------------------------------------
Dengan ini menerangkan mernberik k
an uasa sepenuhnya kepada : ---------------

ARNOLD N. MUSA,SH.,M.H.,Pekerjaan Advokat/Pengacara dan Konsultan


Hukum, pada Kantor Advokat Arnold N. Musa
& Rekan, berkantor di JI. Banau Soakonora-Jati,
Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmah~ra
Barat, Provinsi Maluku Utara;--------------------

- Selanjutnya disebut : PENERIMA KUASA ; ---------------------------------------

----------------------------------------KHUSUS----------------------------------------

Untuk dan atas nama pemberi kuasa dikuasakan untuk mendampingi Pemberi
kuasa pada tiap-tiap tingkat pemeriksaan baik pemeriksaan dihadapan Penyidik
Kepolisian POLRES Halmahera Timur di Buli, Kejaksaan Negeri Soasio Tidore,
maupun di hadapan Pengadilan Negeri Soasio baik sebagai tersangka ataupun
sebagai terdakwa dalam dugaan tindak pidana melanggar Pasal 338 KUHP jo
Pasal 340 KUHP jo Pasal KUHP 351 ayat (2) dan (3) .-------------------------------

Selanjutnya dikuasakan untuk membuat pembelaan-pembelaan hukum terhadap


Pemberi kuasa baik Praperadilan, Eksepsi, Pledooi, membebaskan atau
meringankan pemberi kuasa dapat memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan, dapat mengajukan alat-alat bukti baik _saksi-saksi maupun surat-
surat yang ada hubungannya d~ngan perkara 1rn ?an juga dapat menolak
keterangan-keterangan saks1-saks1 atau alat-alat bukt1 surat yang memberatkan
Pemberi kuasa, berhak menandatangani surat-surat yang ada hubungannya
dengan kuasa ini, dapat mengajukan, permohon~n penagguhan penahanan atau
pengalihan penahanan, penangguhan eksekus1, dapat menghadap pejabat-
I
I

pejab•I terkait yang ada hubungannya dengan .Perkara ini, meminta penetapan-
penetapan, dapat mengambil segala tindakan yang penting perlu dan berg~na
sehubung~n dengan _p~rkara ini, juga dapat mengajukan permohonan Banding
dan Kasas1 serta PenrnJauan kembali. -- ---------------- '------------------------------

surat kuasa ini diberikan dengan hak untuk melimpahk,tn (substitusi) baik
sebagian maupun seluruhnya yang dikuasakan ini kepada orang lain.-------------
Buli, Of September 2019.

Pemberi kuasa.
nerima Kua

ARNOLD N . MUSA .SH .. M H


NIA. 96.10392

~;{i'_:~.
.
/ ..· -~\;-,:-··,
.. ---·~,_;,t
}

--·.s: ~~:z...:.·~:.1
. · :· to/a/~
(· n~~:ef\ 111an r,
''-·,: :~'i''A"S"I-N° .
EN '.~ li<fi"cl-i"- - 5 8260
. 'i 'P 1 9701
\ '

2
(+\
~_9LD N.MUSA & Po.~rJers
lld110catr,s & Legal Consultnns
JI. 8,'J//dU, RI . OOb/HW /ltJJ, /<1/1, !),, .., , .',11,1k111u,r,J Kt!C'. ldi/olo, Kah. /l,1/m,1heri/ /lam/, Ma/uk11 llti'/ra,
-~-~~=---.....;.H;;_P.;,;,;01-.:..:,11 ;,11'.!!!_~:!;!l_Et';}.li/: ,11no/dlowyw1(i!l(}lnilil.co111

Nomor ' , :_03/Ad.ANM/T/I/2020


Lampiran : 6 (~nam) Lembar
Perihaf : .e~rmohonan Surat Keterangan

Kepada Yth :
Bapak Bupati Kabupaten Halmahera Timur
Cq Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Halmahera Timur
Di-
Maba

Dengan hormat,

Bertindak untuk·dan atas nama, masing-masing: NIKLAS DILINGIR


Alias HAMBIKI, HAGO BAIKOLE Alias HAGO, RINTO TOJOW Alias
RINTO, TADUBA HAKARU Alias TADUBA, AWO GIHALI Alias AWO
dan SAPTU TOJOU Alias SAPTU, sebagaimana surat kuasa khusus
tertanggal 23 Desember 2019, yang telah didaftarkan di Kepanitraan
Pengadilan Negeri Soasio pada hari senin tanggal 23 Desember 2019
dibahwa register Nomor:89/PID/PPNEG/2019/PN.Sos. Dengan ini kami
datang bermohon kiranya Bapak dapat memberikan surat k~terangan,
dengan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Bahwa suadara-saudara te, sebut diatas yakni, NIKLAS DILINGIR


Alias HAMSIK!, HAGO BAIKOLE Alias HAGO, RINTO TOJOW
Alias RINTO, TADUBA HAKARU Alias TADUBA, AWO GIHALI
Alias AWO dan SAPTU TOJOU Alias SAPTU, berdasarkan Kartu
Tanda Penduduk ,(KTP) yang mer·eka telah miliki (terlampir) adalah
benar penduduk Desa Dodaga kecamatan Wasile Timur Kabupaten
Halmahera Timur;
2. Bahwa untuk kepentingan pernbuktian di Pengadilan terkait dengan
KTP yang bersangkutan, karni mohon kiranta Bapak dapat memberi
surat keterangan terkait dengan, tanggaf, bufan dan tahun terbitnya
KTP masing-masing orang tersebut diatas;

Demikian . Permohonan ini kami sampaikan, atas bantuan dan · kerja


samanya tak fupa kami ucapkan banyak terirna kasih.

Jailolo, 22 Januari 2020

, Hormat Kami
/ Kuasa Hukum NO. _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

SETELAH ISi FOTO COPY DIPERIKSA DAN


DICOCOK!<AN.DENGAN SURAT ASLINYA TEKNYATA
FOTO COPY T~RSEBUT COCOK DAN SESUAJ DENGAN

Arnold N. Musa,SH.,MH I__


I
_,
;i;s';'.~~.:.;\( · ··~-~-- . . · · · .
;.:.
'
• PANIJERA
. .
,
PENGAOilANJ'IEG RI SO.'\ O
20

Anda mungkin juga menyukai