Anda di halaman 1dari 103

METODE PENELITIAN HUKUM

&PENULISAN HUKUM

Dr. FITRI WAHYUNI,S.H,M.H


UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
TEMBILAHAN, RIAU
2023
BUKU ACUAN :
 Bambang Sunggono Metode Penelitian Hukum
 Johnny Ibrahim Teori & Metodologi Penelitian
 Amiruddin & Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian
Hukum.
 Paulus Hadisuprapto Metode Normatif Dalam Penelitian
hukum
 Muzakir Metode Penelitian Hukum
 M.Syamsudin Operasionalisasi Penelitian Hukum
PENDAHULUAN
 Hasrat ingin tahu Manusia
 Kenapa begini, kenapa begitu?
 Mencari jawaban
 Lahirlah Penelitian
PENELITIAN (RISET)

 Penelitian dalam bahasa Inggris dikenal dengan reseach re


(kembali) & to search (mencari)
 Hakikatnya merupakan sebuah upaya pencarian terhadap
pengetahuan yang benar (ilmiah), karena hasil dari pencarian
ini akan dapat dipakai untuk menjawab permasalahn tertentu.
 Dengan kata lain penelitian bernilai edukatif, melatih kita
untuk sadar bahwa dunia ini banyak yang tidak diketahui, apa
yang di cari, ditemukan, dan di ketahui tetaplah bukan
kebenaran mutlak, masih perlu di uji kembali.
 Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang
didasarkan pada metode,sistematika dan pemikiran
tertentu,yang bertujuan untuk mempelajari satu atau
beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan
menganalisanya. Kecuali itu, maka juga diadakan
pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum
tersebut,untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan
atas permasalahan yang timbul di dalam gejala yang
bersangkutan (SoerjonoSoekanto)
 Penelitian hukum tidak akan mungkin dipisahkan dari disiplin
hukum maupun ilmu-ilmu hukum
Non Ilmiah
PENGETAHUAN

Ilmiah

PENGETAHUAN
YANG BENAR
MENEMUKAN KEBENARAN
1. Penemuan secara kebetulan
2. Trial and Error
3. Otoritas/ kewibawaan
4. Pemecahan secara spekulasi
5. Berfikir kritis/ berdasarkan pengalaman
6. Metode penelitian ilmiah
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah
yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi,
yang dilakukan secara metodologis, sistematis
dan konsisten (SoerjonoSoekanto)
Penelitian (a). berangkat dari ketidak tahuan
dan berakhir pada keraguan. (b) .Dan tahap
selanjutkanya berangkat dari keraguan berakhir
pada suatu hipotesis (jawaban sementara dapat
dianggap benar sebelum di buktkan sebaliknya)
KRITERIA ILMIAH
 Berdasarkan Fakta
 Bebas dari prasangka
 Menggunakan prinsip analisis
 Menggunakan hipotesis
 Menggunakan ukuran obyektif
 Menggunakan teknik kuantifikasi (ukuran yang
jelas Contoh, ton, kilogram, dll) Bukan seperti
sejauh mata memandang, sebatang rokok dll.)
JENIS PENELITIAN
1. Penelitian Eksploratif (penjajakan / penjelajahan)
Pengetahuan baru, dianggap remeh)
2. Penelitian Deskriptif ( menggambarkan)
3. Penelitian Eksplanatif ( menerangkan/ Eksprimen) di
dominasi oleh eksakta
TIPOLOGI PENELITIAN
4. Penelitian Kausal Komparatif
5. Penelitian Eksprimental
6. Penelitian Tindakan
7. Penelitian Observasional
8. Penelitian Primer
9. Penelitian Sekunder
10. Penelitian Deskriptif
11. Penelitian Analitis
FUNGSI DAN PENTINGNYA
PENELITIAN
 Penjajagan = ekploratif. Berfungsi untuk
menemukan sesuatu yang belum ada, demikian
mengisi kekosongan/ kekurang ilmu pengetahuan
 Pengujian =verifikatif. Berfungsi untuk menguji
kebenaran sesuatu pengetahuan yang sudah ada
 Pengembangan=developmental, berfungsi
mengembangkan pengetahuan/ temuan yang sudah
ada sebelumnya.
 Pentingnya penelitian untuk menambah
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang pada gilirannya memberikan konstribusi
bagi kesejahteraan masyarakat dan bangsa
 Untuk memecahkan suatu masalah hukum
dan kebuntuan hukum.
Tujuan Penelitian Hukum
Soerjono Soekanto
TujuanUmum

1. Mendapatkan pengetahuan tentang gejala hukum sehingga dapat


merumuskan masalah;
2. memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu gejala
hukum,sehingga dapat merumuskan hipotesa
3. Menggambarkan secara lengkap aspek-aspek hukum (keadaan, perilaku
pribadi, perilaku kelompok) tanpa didahului hipotesa, tapi hrs ada masalah
4. mendapatkan keterangan tentang frekuensi peristiwa hukum
5. Mendapatkan data mengenai hubungan antara suatu gejala hukum dan
gejala lain (biasa berlandas hipotesa)
6. Mengujihipotesayang berisikanhubunganseba
TUJUAN KHUSUS

1. Mendapatkan asas-asas hukum


2. Sistematika dari perangkat kaedah–kaedah
hukum
3. Taraf sinkronisasi vertikal dan horizontal
4. Perbandingan hukum
5. Sejarah hukum
6. Identifikasi terhadap hukum tidak tertulis
dan kebiasaan
7. Efektivitas hukum tertulis maupun hukum
kebiasaan
PENELITIAN HUKUM
NORMATIF SOSIOLOGIS/EMPIRIS
FOKUS STUDI HUKUM POSITIF
FOKUS STUDI HUKUM (LAW IN
(LAW IN BOOK) ACTIOAN)
Ciri yang menonjol dari Ciri penelitian hukum
penelitian normatif terletak pada sosiologis sumber datanya data
sumber datanya yaitu data primer, langsung diambil dari
sekunder. masyarakat melalui penelitian
di lapangan.
a.Penelitian terhadap asas-asas
hukum a.Penelitian terhadap
b.Penelitian terhadap sistematika identifikasi hukum
hukum b.Penelitian terhadap
c.Penelitian terhadap taraf efektivitas hukum
sinkronisasi hukum
d.Penelitian sejarah hukum
e.Penelitian perbandingan
hukum
 Penelitian hukum normatifmerupakan kegiatan
sehari-hari seorang sarjanahukum.
 Penelitian hukum yang normatif(legal research)
biasanya“hanya”merupakan studi dokumen, yakni
menggunakan sumber-sumber data sekunder
sajayang berupa peraturan perundang-undangan,
keputusan pengadilan, teori hukum, dan pendapa
para sarjana. Itu pula sebabnya digunakan analisis
secara kualitatif (normatif-kualitatif) karena datanya
bersifat kualitatif.
BEBERAPA HAL YANG HARUS DI
PERHATIKAN OLEH PENELITI
1. Menarik
2. Bermanfaat
3. Hal yang baru
4. Dapat Dilaksanakan
5. Tidak melanggar etika
Lanjutan
Tidak Melanggar etika:
a.Informed consent orang yang merupakan objek penelitian
berhak mengetahui selengkap-lengkapnya prosedur yang
akan dilakukan, resiko yang akan dihadapi, dan apa yang
diharap darinya
b. Invasion of privacy . Dilarang melakukan penelitian dengan
cara sembunyi-sembunyi, misalnya dengan menggunakan
kamera atau cara-cara lain menyangkut kerahasiaan
seseorang
c. Confidentiality .Informasi harus dirahasiakan kecuali
dengan persetujuan yang bersangkutan
Lanjutan
d. Deception, Partisipan dalam penelitian tidak boleh
dibohongi atau ditipu dan harus diberikan penjelasan
maksud dari penelitian
e. Protection against stress, harm, or danger .Peneliti harus
menjamin bahwa penelitian yang ia akukan tidak
membahayakan harkat hidup partisipan. Partisipan harus
mendapat perlindungan terhadap stress dan hal-hal yang
membahayakan martabatnya.
f. Knowledge of outcome . Partisipan mempunyai hak untuk
mengetahui hasil penelitian, apakah melalui pemberitahuan
langsung atau melalui jurnal ilmiah
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
HUKUM

1.JUDUL PENELITIAN
8. METODOLOGI PENELITIAN
2.LATAR BELAKANG
9. HASIL PENELITIAN
3.RUMUSAN MASALAH
10. ANALISA DATA
4. TUJUAN & MANFAAT
11. PENYUSUNAN HASIL PENELITIAN
5.KERANGKA TEORITIS
6.KERANGKA KONSEPTUAL 12.KESIMPULAN

7. HIPOTESIS (JIKA ADA) 13.SARAN


PENYUSUNAN PROPOSAL
Langkah-langkah:
1. Judul
2. Latar Belakang
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Penelitian
6. Kerangka Teoritis
7. Kerangka Konsepsional
8. Metode Penelitian
9. Sistematikan Penulisan
JUDUL PENELITIAN
 Dirumuskan secara singkat, sederhana tetapi jelas
 Menggambarkan tipe penelitian yang akan dilakukan
 Judul harus jelas dan menarik
 Adanya keterkaitan antara maksud dan tujuan
penelitian
 Apabila kesulitan dalam merumuskan judul rumuskan
dulu tujuan penelitian sebagai batu loncatan.
JUDUL PENELITIAN
 Yang pertama-tama harus difikirkan seorang peneliti adalah masalah yang akan
diteliti, tetapi“diatas kertas” dimulai dengan judul penelitian
 Judul penelitian adalah nama dari penelitian tersebut
 Judul penelitian merupakan intisari atau kristalisasi dari isi penelitian; abstraksi
masalah yang akan diteliti secara sederhana; refleksi dari masalah yang akan
diteliti
 Judul penelitian singkat, jelas dan tidak mempunyai arti ganda, gaya bahasa yang
baik, tidak menggunakan istilah/ungkapan mengandung kiasan atau muluk-
muluk; dapat dimengerti dengan mudah
 Judul penelitian sebaiknya dirumuskan secara singkat danjelas; kalaupun judulnya
agak panjang, maka sebaiknya judul tersebut dipecah menjadi judul induk dan
anak judul
 Perumusan judul penelitian hendaknya dikaitkan dengan tujuan-tujuan penelitian;
dihubungkan dengan macam penelitian dari segisifat (eksploratoris, deskriptif,
eksplanatoris);
CONTOH JUDUL PENELITIAN
1. PROSES PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA
MELARIKAN PEREMPUAN BELUM DEWASA
(Studi Kasus di Pnegadilan Negeri Kelas I A
Padang)
2. EKSISTENSI PIDANA MATI MENURUT HUKUM
ISLAM TERHADAP PENGKHIANATAN AGAMA
DAN PROSPEKNYA DALAM PEMBAHARUAN
HUKUM PIDANA INDONESIA.
LATAR BELAKANG PENELITIAN
1. Situasi atau keadaan dimana di duga bahwa masalah yang
ingin diteliti tadi timbul
2. Alasan-alasan atau sebab-sebab mengapa peneliti ingin
menelaah masalah-masalah yang telah dipilihnya secara
mendalam
3. Hal-hal yang telah diketahui atau belum diketahui mengenai
masalah yang akan di teliti
4. Pentingnya penelitian tersebut, baik secara teoritis dan
praktis
5. Penelitian yang dilakukan dapat mengisi kekosongan yang
ada
LATAR BELAKANG PENELITIAN

Latar Belakang Masalah

DAS SOLLEN DAS SEIN


( SEHARUSNYA) ( KENYATAANNYA)
PERUMUSAN MASALAH
 Masalah merupakan suatu proses yang mengalami halangan
didalam mencapai tujuannya, biasanya halangan tersebut
hendak diatasi
 Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia
untuk memecahkannya
 Masalah juga diartikan sebagai(Fisher, 1983) : a. suatu
kesulitan yang dirasakan oleh seseorang; b. suatu perasaan
yang tidak menyenangkan seseorang atas fenomena yang
ada/terjadi; c. suatu ketidak sesuaian atau penyimpangan
yang dirasakan atas“apa yang seharusnya”dan“apayang
ada/terjadi”
MASALAH PENELITIAN
Cara melokalisir permasalahan:
1. Lakukan eksploratasi literatur

2. Mengikuti kegiatan-kegatan ilmiah, seminar,


loka karya, ceramah ilmiah dll
3. Dari pengalaman sehari-hari dalam menjalani
profesinya
4. Berdiskusi secara individual dengan rekan-
rekan seprofesi.
Langkah-Langkah Untuk Menangkap
Permasalahan
1. Lakukan analisa terhadap semua yang di peroleh, di serap, diketahui,
atau yang telah di teliti dengan cara:
a. Cari kesenjangan dalam penjelasannya
b. Dapatkan konflik pendapat (polemik) tentang suatu hal.
c. Cari saran kongkret yang harus di teliti lebih lanjut dari suatu laporan
penelitian
d. Baca, dengar, lihat dan refleksikan dalam bentuk pertanyaan contoh,
apakah, mengapakah, bagaimanakah dll
2. Membatasi atas dasar minat atau disiplin Ilmu yang sedang di geluti
3. Calon Peneliti harus berbekal scientific mind & Prepared mind . pertama
(berpandangan objektif & memiliki wawasan). Kedua siap untuk
menangkap permasalahan yang muncul selama obeservasi
CIRI PERMASALAHAN YANG BAIK

1. Harus mempunyai nilai penelitian


a. mempunyai keasliaan
b. menyatakan suatu hubungan
c. merupakan hal yang penting
d. dapat diuji atau di teliti
e. dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
2. Mempnyai kontribusi profesional
3. Layak untuk di laksananakan
4. Harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Cara Merumuskan Masalah
a. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
b. Dalam penelitian, masalah itu dirumuskan dalam
bentuk kalimat tanya(mis. Bagaimana dampak yang
ditimbulkan oleh….) atau kalimat pernyataan(mis.
Studi ini ingin mengetahui dampak yang ditimbulkan
oleh…)
c. Singkat, padat, dan jelas
d. Perumusan masalah dapat dirumuskan secara umum
dan khusus, mis, satu masalah(umum) dan beberapa
masalah(khusus)
CONTOH-CONTOH PERUMUSAN
MASALAH
Masalah Yang sangat Masalah Yang Sangat Khusus
Umum 1.Bagaimana peraturan
1.Bagaimana suatu mengenai delik korupsi
perundang-undangan di disusun?
susun? 2.Faktor-faktor apakah yang
2.Faktor apa yang berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap undang-undang lalu lintas?
efektifitas peraturan 3.Mengapa perlindungan
perundang-undangan saksi dalam kasus korupsi
3.Mengapa suatu tidak efektif?
peraturan tidak efektif?
KENDALA DALAM MERUMUSKAN
MASALAH
Dalam Penelitian Hukum Normatif
1. Kurang menguasai Teori-teori dalam ilmu
hukum
2. Tidak dapat menentukan kekurangan-
kekurangan teoritis di dalam peraturan
perUUan yang menjadi pusat perhatian’
3. Tidak menarik untuk mendalami suatu
permasalahan dengan mengadakan penelitian
secara mendalam
Lanjutan
Dalam Penelitian Hukum Empiris
1. Tidak semua masalah yang di hadapi dapat diuji
secara empiris
2. Tidak ada pengetahuan tentang sumber-sumber dari
masalah-masalah yang di pilih untuk di teliti
3. Terlalu banyak masalah yang di hadapi, sehingga
sulit mengadakan seleksi
4. Ada masalah cukup menarik, tetapi datanya sukar di
peroleh
5. 5. Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik / tujuan
tertentu dalam memilih masalah
TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan
 Merupakan arah atau penegasan tentang apa

yang akan dicapai


 Harus ada kesesuain dengan masalah yang

diteliti
 Dirumuskan dalam kalimat pernyataan/

deklaratif yang kongkret, jelas dan ringkas.


Contoh Tujuan Penelitian
Judul: Ketaatan Pengemudi Angkutan umum di Kabupaten
Indragiri Hilir Pada Ketentuan Pasal 56, 57, 59 dan 61 UU No.
14 Tahun 1992 (Suatu Kajian dari Persfektif Sosiologis)
Tujuan Umum : untuk mengetahui efektivitas UU No. 14 Tahun
1992 dalam mencegah dan menanggulagi pelanggaran yang
dilakukan Pengemudi angkutan Kota
Tujuan khusus: Untuk mengkaji suatu segi yang mempengaruhi
berlakunya hukum dalam masyarakat, khususnya mengenai
hubungan ketaatan hukum pengemudi dengan tingkat
pengetahuan penegmudi dan sanksi yang pernah dialaminya
Tujuan Penelitian
 Ada penelitian yang hanya memerlukan satu
tujuan umum, ada juga yang mempunyai
beberapa tujuan yang sesuai dengan
permasalahan atau sub permasalahan
 Jika penelitia kesulitan dalam merumuskan

tujuan penelitian itu pertanda bahwa ide


permasalahan yang akan dipecahkan belum di
kuasai secara baik.
MANFAAT
Manfaat
 Berkaitan dengan hasil yang akan di

sumbangkan untuk kemauan ilmu


pengetahuan dan follow up kesimpulan
 Dikemukakan manfaat dan sumbangan apa

yang diberikan dengan adanya penelitian


tersebut.
KERANGKA TEORITIS
 Teori merupakan tujuan akhir dari ilmu
Pengetahuan
 Teori “ …Seperangkat konstruksi (konsep),
batasan, dan proposisi yang menyajikan suatu
pandangan sistematis tentang fenomena
dengan merinci hubungan-hubungan
antarvariabel, dengan tujuna menjelasakan
dan memprediksikan gejala itu”
KRITERIA TEORI IDEAL

James A. Black & Dean J. Champion


1. Suatu teori secara logis harus konsisten,
artinya tidak ada hal yang bertentangan di
dalam kerangka bersangkutan
2. Teori terdiri dari pernyataan-pernyataan
mengenai gejala-gejala tertentu
3. Tidak ada pengulangan ataupun duplikasi di
dalam pernyataan- pernyataan tersebut
KERANGKA Teori
 Untuk penelitian hukum normatif, diperlukan kerangka
teoritis , yang khas ilmu hukum, misalnya teori Hans
Kelsen yang dapat dijadikan acuan pada penelitian
hukum normatif
 Suatu kerangka teoritis didalam penelitian hukum,
juga dapat disusun dengan menerapkan metode
klasifikasi memilih ruang lingkup (mis. Hak warga
masyarakat) inventarisasi terhadap ruang lingkup
tersebut (mis. Hak milik, hak pakai, hak sewa mencari
dalam bahan hukum primer, sekunder, tertier
mengenai hak-hak tersebut, disusun secarasi
stematis.
TEORI
Kegunaan teori
1. Mempertajam/ lebih mengkhususkan fakta yang
hendak diselidiki atau diuji kebenarannya.
2. Mengembangkan sistem klasifikasi fakta,
membangun struktur konsep-konsep dan
mengembangkan definisi-definisi
3. Deskripsi hal-hal yang telah dikethui serta diuji
kebenarannya yang menyangkut objek yang di teliti
4. Memberikan prediksi data mendatang

5. Memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurang-


kekurangan pada pengetahuan peneliti.
Contoh Sederhan dalam Teori Hukum
 Teori Badan Hukum
 Teori Perlindungan Konsumen
 Teori Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih
 Teori hukum Agraria
 Teori Hukum Perkawinan Islam
 Teori Perjanjian Syariah
 Teori Hukum Lembaga negara
 Teori Hukum Perburuhan
 Teori tentang pemidanaan
 Teori tentang Tanggungjawab dll
TEORI DALAM PENELITIAN HUKUM
Contoh :
Dalam Penelitian hukum normatif
 The Pure theory of law (teori hukum murni)

teori Hans Kelsen dimana setiap tata kaidah


hukum merupakan susunan kaidah, kaidah
yang tertinggi adalah grundnorm/ kaidah
dasar yang tersususn secara hierarkis.
Contoh
Teori dalam penelitian hukum sosiologis
 Teori bekerjanya hukum/ berlakunya hukum

dari robert Seidmen.


 Teori Hukum dan Pembangunan

 Teori Efektifitas Hukum

 Teori Budaya Hukum


KONSEPSIONAL
 Konsepsional merupakan gambaran bagaimana hubungan
antara konsep-konsep yang akan di teliti.
 Konsep adalah kata yang abstark yang menyatakan abstraksi
yang di generalisasikan dari gejala-gejala tertentu.
 Misalnya: konsep tentang pencurian, kejahatan, wanprestasi
dll.
 Salah satu cara untuk menjelaskan konsep adalah definisi
 Definisi harus bertitik tolak pada referensi.
 Misalnya definisi terhadap konsep pencurian diambil dari
Pasal 362 KUHP.
DEFINISI
 Definisi merupakan satu cara untuk menjelaskan
konsep.
 Definisi merupakan suatu pengertian yang relatif
lengkap tentang suatu istilah bertolak dari referensi.
 Contoh: Pencurian dapat diambil dari Pasal 362
KUHP
Barang siapa mengambil sesuatu barang, yang seluruhnya atau sebagiannya milik
orang lain, dengan maksud untuk memiliki barang itu dengan melawan hak,
dihukum karena pencurian dengan pidana penjara paling lama lima tahun…
Penjelasannya
Unsur-unsurnya:
1. Perbuatan “ mengambil”

2. Yang diambil harus “ sesuatu barang”

3. Barang itu harus seluruhnya atau sebagian


kepunyaan orang lain
4. Pengambilan itu harus dilakukan dengan maksud
untuk memiliki barang itu dengan melawan hukum.
Syarat Definisi
Menurut Soerjono Soekanto
1. Harus lebih jelas dari istilah yang didefinisikan
2. Tidak boleh berlebihan atau malahan kurang
3. Hindari penggunaan kata-kata yang sama secara berlulang-
ulang
4. Sebaiknya menghindari bentuk pengingkaran
5. Tidak menggunakan kata-kata yang terlampau umum ruang
lingkup artinya
6. Hanya dapat diterapkan terhadap refenrens yang menjadi
titik tolak defini yang bersangkutan
JENIS-JENIS DEFINISI
1. Definid ostentif , menjelasakan dengan cara memperlihatkan/
demonstrasi
2. Definisi biverbal/ nominal, menjelasakan sesuatu dengan memberikan
sinonim atau terjemahannya
3. Definisi ekstensi/ memperluasa, menjelasakan sesuatu dengan
memberikan banyak contoh-contoh
4. Definisi sintesis, deskripsi, memberikan gamabran belaka
5. Defini metaforis, mempergunakan kata-kata kiasan/ perumpamaan
dengan jalan memperbandingkan
6. Definisi analitis, definisi yang ruang lingkupnya luas
7. Definisi fungsional, denga menonjolkan fungsi dari istila dalam
percakapan sehari-hari. Definisi ini kurang lengkap/ sempurna.
HIPOTESIS
 Berasal dari kata hypo (lemah)tesis
(pernyataan) berarti pernyataan yang
lemah maka perlu di buktikan untuk
menegaskan apakah hipotesis diterima
atau di tolak
CIRI-CIRI HIPOTESIS
1. Menyatakan hubungan antara 2 atau lebih
variabel penelitian
2. Mempunyai kerangka teoritis
3. Dapat diuji dengan data
4. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif
5. Dirumuskan secara padat, jelas dan spesifik.
KEGUNAAN HIPOTESIS
1. Memberikan pengarahan dan batasn serta
memperkecil jangkauan dan kerja penelitian
2. Menyiapkan peneliti kepada kondisi fakta dan
hubungan antara fakta
3. Alat untuk menyederhanakan fakta-fakta yang
nampak bercerai berai pada fokus tertentu.
4. Sebagai penduan dalam pengujian fakta-fakta
CONTOH
Penelitian : KENAKALAN REMAJA.
Pendapat umum mengatakan :
“Penyebab utama kenakalan remaja adalah kemiskinan dan
kebodohan”.
Hasil Penelitian terdahulu:
Faktor penghidupan kekeluragan pada umumnya adalah
menjadi penyebab kenakalan anak.
Maka Hipotesis Dirumuskan:
Jika Penghidupan Kekeluargaan tidak selaras, maka anak-anak
dalam keluarga itu akan memperlihatkan gejala kenakan anak”
SUMBER HIPOTESIS
1. Dari pengalaman, pengamatan, dan
dugaan peneliti sendiri
2. Dari hasil penelitian-penelitian terdahulu
3. Teori-teori yang telah terbentuk
PENGUJIAN HIPOTESIS
1. Menguji konsistensi terhadap logika
2. Mencocokan dengan data yang ada
METODE PENELITIAN
 Sifat penelitian:

1. eksploratif

2. deskriptif
3. eksplanatoris
METODE PENELITIAN
 Pendekatan penelitian hukum:
a. normative-legal
b. atau socio-legal
METODE PENELITIAN
 Data Penelitian
1.Primer
Data yang diperoleh langsung dari sumber
masyarakat atau responden atau masyarakat
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber tidak langsung atau
sudah merupakan hasil atau oleh orang lain.
CIRI-CIRI DATA SEKUNDER
1. Data sekunder siap atau dapat dipergunakan
dengan segera
2. Merupakan hasil olahan dari peneliti
sebelumnya/orang lain
3. Tidak terbatas waktu maupun tempat.
Di Lihat dari Tipenya, data Sekunder dibedakan:
a. Data Sekunder yang bersifat pribadi

b. Data Sekunder yang bersifat publik (misalnya


arsip atau data resmi dan data yang
dipublikasikan)
BAHAN/DATA PENELITIAN
HUKUM
Di tinjau dari kekuatan berlakunya,Gregory Churchill
membedakan:
a. Bahan Hukum Primer,Terdiri dari :
1. Norma/Kaedah Dasar/ Pembukaan UUD
2. TAP MPR
3.UU/Perpu/PP/Kepres/Kepmen/Peda
4. Bahan Hukum yang tidak di kodifikasi
5.Yurisprudensi
6.Traktat
7.Bahan Hukum lainnya
b. Bahan hukum Sekunder, yaitu bahan hukum
yang memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer yakni RUU, Hasil penelitian, hasil
karya dari kalangan hukum
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang
memberikan petunjuk maupun penjelasan
terhadap bahan hukum primer, sekunde,
misalnya kamus, ensiklopedia, indeks komulatif
dll
METODE PENGUMPUL DATA
Menurut Soerjono Soekanto, dalam penelitian
di kenal alat pengumpul data:
1. Studi Kepustakaan dan Studi dokumen
2. Pengamatan/ Obseravsi
3. Wawancara/interview.
4. Kuisioner(Questionnaire)
5. Alat-alat Pengumpul data lain ( Projective m
methos dll)
STUDI DOKUMEN
Studi dokumen bagi penelitian hukum meliputi bahan-bahan
hukum primer, sekunder, dan bahan hukum tersier.
Penelitian bahan hukum dapat di lakukan dengan 2 cara:
1. Kritikan ekstern ( jawaban pertanyaan apakah
dokumen itu otentik atau palsu?,siapa pembuatnya,
bagaimana bahsanya, bentuknya dan apakah sumbernya
2. Kritikan intern, berkenaan dengan jawaban dari
pertanyaan apakah isisnya dapat di terima sebagai
kenyataan?.
Semakin tua dokumen, semakin sulit mengadakan kritikan
ekstern. Karena mencari asal usulny.
PENGAMATAN (OBSERVASI)
 Pengamatan merupakan alat pengumpul
data yang tertua
 zaman dahulu para filosof melakukan
pengamatan terhadap masyarakat guna
merumuskan nilai-nilai yang di anggap berlaku
di dalam masyarakat tertentu misalnya,
astronom mengamati bintang guna
merumuskan perilaku bintang-
bintang.
Pengamatan dalam kehidupan sehari-hari berbeda
dengan pengamatan ilmiah.
Pengamatan ilmiah memiliki syarat-syarat tertentu.
Untuk itu seorang peneliti harus membandingkan
hasil pengamatannya dengan hasil pengamatan
orang lain yang pernah dilakukan. Jika terdapat
perbedaan yang mencolok dengan pengamatan
terdahulu harus diperiksa apakah terlah terjadi
kesalaan dalam pengamatan.
HASIL PENGAMATAN YANG
TIDAK SESUAI
1. Sasaran pengamatan yang terlalu luas, tanpa
batasan sasaran pengamatan
2. Salah Menafsirkan gejala yang diamati.
3. Unsur subjektivitas pengamat
4. Kesalahan dalam pencatatan hasil
pengamatan
5. Kurang atau tidak ada alat bantu
pengamatan
WAWANCARA
 Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang
tertua, karena ia sering digunakan untuk
mendapatkan informasi dalam situasi praktis.
 Misalanya: pengacara untuk memperoleh informasi
dari kliennya, dokter mengetahui keadaan pasiennya,
polisi memperoleh keterangan dari saksi dll
 Wawancara yang dimaksudkan adalah wawancara
untuk kegiatan ilmiah, secara sistematis, memiliki
nilai vaiditas.
 Wawancara/interview adalah situasi peran
antara pribadi bertatap-muka (face to face).
 Ketika seseorang yakni pewawancara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang di
rancang untuk memperoleh jawaban-jawaban
yang relevan dengan masalah penelitian
kepada seorang responden.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
wawancara:
1. Seleksi individu yang akan di wawancarai

2. Pendekatan terhadap oang yang akan di seleksi

3. Pengembangan suasana lancar dalam


wawancara, serta usaha untuk menimbulkan
pengertian dan bantuan sepenuhnya dari orang
yang di wawancarai
WAWANCARA
 Tipe wawancara
a. Wawancara tidak terarah/ tidak terstruktur

b. Wawancara terarah

c. Wawancara terfokus

d. Wawancara mendalam

e. Wawancara yang diulang-ulang


PENGAMATAN/OBSERVASI
 Bentuk-bentuk obeservasi
1. Sistematis/ tidak sistematis

2. Terlibat/ tidak terlibat


ANGKET/KUESIONER

KUESIONER

TERTUTUP TERBUKA KOMBINASI


POPULASI/SAMPEL
 Populasi, keseluruhan objek penelitian yang
terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan,
gejala, atau peristiwa, sebagai sumber daya
yang memiliki karakteristik tertentu dalam
suatu penelitian.
 Contoh: penduduk di suatu kecamatan,
mahasiswa di suatu universitas, narapidana di
suatu LP dll
POPULASI/SAMPEL
 Sampel, bagian dari populasi yang menjadi sumber
data sebenarnya dalam suatu penelitian.
 Penelitian dilakukan terhadap sampel bukan
terhadap populasi tetapi kesimpulan penelitian
mengenai sampel itu akan digeneralisasi terhadap
populasi.
 Semakin kecil perbedaan antara sampel dengan
populasi semakin kecil kekeliruan dalam
menggenaralisasikan.
TEKNIK SAMPLING

PROBABILITAS SAMPLING/
RANDOM SAMPLING

SAMPLING

NONPROBABILITAS SAMPLING/
NON RANDOM SAMPLING
TEKNIK SAMPLING
SAMPLING

PROBABILITAS/ NON PROBABILITAS/


1.SIMPLE RANDOM NON RANDOM
RANDOM
2. SYSTEMIC RANDOM

3. STRATIFILIED RANDOM

4. CLUSTER RANDOM
5. MULTISTAGE RANDOM
TEKNIK SAMPLING
PROBABILITAS
SAMPLING/ RANDOM
SAMPLING

1. Simpel random sampling


2. Systemic random sampling
3. Stratiflied random sampling
4. Cluster random sampling
5. Multistage random sampling
PROBABILITAS / RANDOM
Probabilitas atau random, yaitu setiap unit/
manusia dalam populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk di pilih sebagai
sampel.
SIMPEL RANDOM SAMPLING
Cara ini di gunakan jika populasi dianggap homogen,
tersedia dari seluruh unit populasi
______________________________________________________

**********************************
**********************************
**********************************
______________________________________________________

Randomisasi
__________
**********
**********
__________
cara : Undian
Tabel Sampel
Random
 Keuntungannya:
1. Harga rata-rata sampel mmerupakan rata-rata
populasi
2. Pelaksanaanya mudah
Kelemahannya:
1. Sampel dapat menyebar pada jarak yang jauh atau
justru mengumpul pada area tertentu
2. Diperlukan daftar yang lengkap dari seluruh uni
populasi
3. Sampel tidak tipikal untuk populasinya
Systematic Random Sampling
Cara dipergunakan terhadap populasi yang dianggap
homogen, dan tersedianya daftar dari seluruh unit
populasi berikut nomornya.
Penarikan sampel pertama dilakukan dengan cara
undian seperti pada simple random sampling,
sedangkan sampel berikutnya di tentukan secara
sistematis yaitu loncatan jarak tertentu. Misalnya,
jumlah sampel yang akan di ambil 50 dari populasi
150 unit, besarnya loncatan 150: 50= 3.
 Stratified Random Sampling
dipergunakan jika populasinya heterogen starata
atau lapisan.
 Cluster/area random sampling
dipergunakan jika populasinya heterogen . Dalam
populasi yang heterogen tersebut terdiri dari
kelompok-kelompok (cluster) yang di dalamnya
masing-masing mengandung unit populasi yang
heterogen. Dari kelompok tersebut diambil secara
random, kemudian dikelompokkan yang terpilih
diambil unit populasi secara random sehingga
diperoleh sampel.
 Multi-stage Random Sampling
teknik sampling ini merupakan kombinasi dari
teknik-teknik sampling diatas.
PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
1. EDITING
2. CODING
3. TABULASI
TEKNIK DAN FORMAT PENULISAN
UKURAN DAN MARGIN KETIKAN
Ukuran : Kuarto
Warna : Putih
Jenis : Kertas HVS
TEKNIK DAN FORMAT
PENULISAN
MARGIN & PENYUSUNANNYA
a. Kiri & atas : 4 cm
Kanan & bawah : 3 cm
b. Alinea di mulai pada ketukan keenam
c. Judul bab (semua) menggunakan huruf kapital tanpa
titik dan garis bawah
d. Untuk kesalahan kata, kalimat , ragaan, tabel, grafik
dll dibuat halaman ralat khusus dengan
mencantumkan hal dan letak yang diralat.
TEKNIK DAN FORMAT
PENULISAN
PENOMORAN HALAMAN
1. Penomoran hal awal (sebelum bab pertama) ditulis
menggunakan huruf romawai kecil contoh, i, ii, iii, iv, v, vi
dst
2. Penomoran hal inti (bab 1 s/d terakhir) ditulis dengan
angka arab contoh: 1,2,3,4,5 dst.
3. Penomoran tersebut pada point a diletakkan di bagian
tengah, sedangkan point b diletakkan di sudut kanan
atas / kanan bawah
4. Penomoran tabel, grafik dll menggunakan penomoran
tersendiri
KUTIPAN
1. Dikutip sesuai aslinya
 nama penulis/ nama marga/keluarga penulis
tanpa dicantumkan gelar akademiknya, berikut
beri tanda koma (,)
 Sebutkan tahun penerbitannya dan berikut beri
tanda titik dua (:)
 Cantumkan hal yang dikutip
Contoh :
…wewenang penuntutan di pegang oleh penuntut umum
sebagai monopoli, artinya tiada badan lain yang boleh
melakukan itu. Ini disebut dominus Litis ditangan penuntut
umum atau jaksa (Andi Hamzah,2004:13)
Atau
Menurut Andi Hamzah bahwa hukum acara pidana di satu
pihak dan sistem peradilan pidana di pihak lain sangat
berbeda ruang lingkupnya….( 2004:3)
2. Kutipan langsung
a. Kutipan langsung berupa uraian biasa langsung ditulis
dalam dua spasi, sedangkan kutipan langsung yang
jumlahnya maksimal 5 hal langsung di tulis dengan atau
tanpa mencantumkan tanda petik (“)
Contoh:
Pembangunan politik berkaitan erat dengan
partisipasi politik. Dalam hal ini Bambang Sunggono
menyatakan, ”implementasi kebijaksanaan massa
mengambang……”
(1992:108)
b. Kutipan langsung yang jumlahnya lebih 5 (lima)
baris ditulis dalam 1 (satu) spasi dan masuk pada
ketukan ke empat.
contoh:
Logemenn menyatakan bahwa:
“ Di dalam buku ini, hukum tata negara Indonesia
dikembangkan sebagai ajaran kompetensi. Artinya, seyogianya
adanya penambahan mengenai pandangan-pandangan
perihal tipe negara Indonesia. Bukankah hal itu hanya meninjau
negara sebagai suatu organisasi dan belum memperhatikan
cita-cita yang mendukungnya (1954:16).”
3. Kutipan Bebas (tidak langsung)

Penulisan kutipan ini tidak perlu ada tanda


petik (“) dan atau diketik rapat 1 (satu) spasi.
Kutipan bebas (tidak langsung) merupakan
bagian dari kalimat biasa
4. Catatan kaki (footnotes)

penulisan sumber rujukan dalam penulisan proposal dan


skripsi dengan menggunakan catatan kaki yaitu penulisan
sumber rujukan dibagian bawah setiap halaman dengan
diberikan nomor urut dan New Time Roman font 10.
penggunaan catatan kaki ini untuk mempermudah rujukan
langsung sumber tulisan yang dipakai dalam penulisan
skripsi dibandingkan jika memakai catatan pinggan (waist
notes) atau catatan akhir (end notes).
Yang dicantumkanan dalam catatan kaki :
1. Nama penulis (tanpa gelar kesarjanaan)

2. Judul buku (harus dicetak miring atau italic)

3. Nama penerbit buku

4. Tempat atau kota penerbit

5. Tahun penerbitan

6. Nomor halaman yang dikutip


MEMPERSINGKAT FOOTNOTES

1. Ibid (Ibidem) untuk menunjukkan sumber yang sama dengan


telah disebutkan sebelumnya tanpa diantarai sumber lain.
2. Op cit (Opera citato) dipakai untuk merujuk kepada sumber yang
telah pernah disenutkan sebelumnya tapi sudah diselingi oleh
satu atau beberapa sumber lain. Kalau sama op cit tidak perlu
iikuti dengan no hal. Apabila berbeda halaman harus ditulisakan
no hal.
3. Loc cit (loco citato) dipakai untuk merujuk sumber sama dan
nomor halaman yang sama dengan sumber rujukan pernah
disebutkan secara lengkap sebelumnya akan tetapi sudah
diselingi satu atau beberapa sumber lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dari Buku
1.Nama pengarang mulai diketik pada garis margin sedangkan baris
kedua dan seterusnya dimulai setelah 4 (empat) pukul ketik dari garis
margin
2. No halaman tidak ada
3. Nama pengarang disusun menurut abjad tanpa no urut .
4. Apabila karya ilmiah ditulis dua atau tiga orang, maka hanya nama
pengarang pertama yang disusun seperti uraian diatas. Nama kedua/
ketiga ditambah dengan dkk.
5.Apabila dalam daftar pustaka terdapat dua karya /lebih yang ditulis
oleh seorang ahli hukum, maka pengganti nama penulis dicantumkan
garis sepanjang tujuh ketik, artinya nama penulis tidak perlu diulang
6. Jika sumber bacaan bermacam-macam (jurnal, majalah, surat kabar,
undang-undang, dll) harus dikelompokkan dan ditiap kelompok
disusun menurut abjad.
Penggunaan gelar akademis, adat, pangkat dan
sebagainya seperti Prof. Mr. S.H, Dr.Datuk, Kolonel,
Komisaris Besar dan atribut lain dalam catatan kaki, dan
daftar pustaka tidak perlu dicantumkan, kecuali dalam
kata pengantar berisi ucapan terima kasih.
SKRIPSI
 Isi Bagian Pertama Skripsi
 Bagian pertama skripsi lazimnya memuat penomoran
dengan menggunakan angka romawi kecil (i.ii.iii,iv.v dst)
a. Judul (cover) ditulis dengan huruf kapital

1. Kalimat pada judul, diajukan untuk memenuhi syarat untuk


mencapai gelar sarjana hukum pada Universitas…..
2. Logo Universitas
3. Disusun oleh
4. Nama Fakultas dan Universitas dengan huruf kapilta, dan di
bawahnya tahun akademik
b. Halaman persetujuan dari dosen pembimbing skripsi
Lanjutan
c. Halaman abstrak di tulis hanya satu hal dengan
singkat, padat, jelas, di ketik satu spasi. Isi abstrak
harus menggambarkan yakni latar belakang, pokok
masalah, metode penelitian dan hasil penelitian
d. Halaman kata pengantar berisi gambaran singkat
penelitian, ucapan terima kasih
e. Halaman daftar isi
f.Halaman daftar singkatan/ akronim
g. Halaman daftar tabel(kalau ada)
h. Halaman daftar gambar ( kalau ada).

Anda mungkin juga menyukai