Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN HUKUM

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Hukum

Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Shohibul Itmam, M.H.

Disusun Oleh:

Abdul Ghoni (1720110050)

Rohmatul Safitri (1720110067)

Ahmad Amir Kasan (1720110071)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS SYARI’AH PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM


TAHUN AKADEMIK 2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha dan tuntutan globalisasi ekonomi telah
berimbas pada suatu aspek penelitian. Dalam penelitian tersebut terkait
dengan suatu kegiatan yang berkaitan dengan analisis yang dilakukan
secara metodologis, sistematis, dan dengan adanya suatu kekonsistenan.
Dengan melakukan penelitian. Seseorang dapat mengetahui apa yang
menjadi penyebab bagaimana adanya timbul suatu gejala atau fenomena.
Penelitian merupakan bagian yang cukup menentukan dan
memegang peranan penting dalam kerangka kerja ilmiah. Selain manfaat
dalam perkembangan ilmu, penelitian juga berfungsi sebagai alat
instrumental dalam menyelesaikan berbagai persoalan, baik itu di bidang
politik, sosial, ekonomi, keagamaan, dan sebagainya. Melalui pendekatan
tersebut setidaknya akan teridentifikasi faktor-faktor, latar belakang
berbagai persoalan yang berkembang sampai berujung pada mencari jalan
solusinya.
Di bidang hukum itu sendiri bahwa penelitian bukan hanya
dibutuhkan untuk melihat dan mengukur efektivitas peranan hukum saja,
tetapi juga dapat digunakan untuk menentukan langkah-langkah ke depan
yang diambil berdasarkan penelitian yang diperoleh, yaitu berdasarkan
pada pengalaman dan fakta yang diperoleh dalam penelitian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian ?
2. Apa saja jenis dari penelitian baik dari sifat, bentuk, tujuan dan
penerapan penelitian ?
3. Bagaimana pengertian dan karakteristik penelitian hukum ?
4. Apa saja objek penelitian hukum ?
5. Apa itu metode ilmiah ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengerian Penelitian
Perlu kita ketahui bahwa dalam mencari segala sesuatu secara tepat
dan konkrit tentunya dibutuhkan suatu penelitian. Pada kata “penelitian”
yang dalam pustaka keilmuan dikenal dengan kata “research” terdiri dari
dua akar kata yakni “re” berarti kembali dan “search” berarti menemukan
sesuatu secara berhati-hati.1 Ada beberapa pendapat para ahli penelitian
diantanranya sebagai berikut :
Menurut Komisi Etika Penelitian Unika Atma Jaya Jakarta,
penelitian adalah suatu kegiatan rasional, metodologis, dan sistematis
untuk menghasilkan pengetahuan ilmiah. Kegiatan tersebut mencakup
perumusan masalah, membangun hipotesis, mengumpulkan, mengolah dan
menganalisi data serta menyimpulkannya.
Menurut simanjuntak mengatakan bahwa research atau penelitian
adalah usaha untuk memperoleh suatu hal yang baru. Bahkan ada yang
menghubungkannya dengan ilmu pengetahuan, sehingga melahirkan
definisi bahwa research ialah suatu usaha untuk mencari fakta-fakta nyata,
prinsip-prinsip, dan pola konkret untuk melahirkan suatu ilmu yang serta
merta dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Hadibroto research atau penelitian diartikan sebagai suatu
usaha untuk mencari sesuatu yang baru atau menambah kepada sesuatu
yang telah diketahui. Research diartikan sebagai pengumpulan keterangan-
keterangan untuk menemukan suatu kebenaran secara ilmiah berdasarkan
pemeriksaan yang original berupa fakta-fakta yang sifatnya sistematisdan

1
I Made Pasek Diantha, Metodologi Penelitian Hukum Normatif Dalam Justifikasi Teori
Hukum, Jakarta, Prenada Media Group, 2017, hal.1.
objektif dengan maksud untuk memperoleh atau mengumpulkan
keterangan-keterangan yang teliti dan efisien.
Ada banyak lagi definisi research atau penelitian yang diberikan
oleh para ahli penelitian.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa research atau penelitian itu
adalah kegiatan mencari sesuatu yang baru dari yang telah ada, dengan
kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi,
data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian
kebenaran berupa fakta-fakta yang kegunaannya di analisis demi
menemukan suatu pendapat, pola, dan keputusan-keputusan atau ketidak
benaran suatu asumsi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.2
B. Jenis Penelitian (Sifat, Bentuk, Tujuan, dan Penerapan Penelitian)
Ada beberapa jenis penelitian yang harus kita ketahui diantaranya
sebagai berikut :
 Berdasarkan sifat penelitian hukum
1. Penelitian explorative
Penelitian explorative adalah suatu penelitian yang dilakukan
untuk memperoleh keterangan, penjelasan, serta data mengenai
hal-hal yang belum diketahui. Penelitian ini tidak didahului teori-
teori yang sudah ada. Misalnya belum ada penjelasan apa itu
kenakalan remaja.
2. Penelitian Describtive
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk
melukiskan tentang hal di daerah pada saat tertentu. Biasanya
peneliti telah mendapat gambaran berupa data awal tentang
permasalahannya. Misalnya setelah diketahui apa itu kenakalan
remaja, dan peneliti ingin tahu berapa banyak remaja yang

2
Rianto Adi, Aspek Hukum Dalam Penelitian, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
2015, hal.1-4.
melakukan kenakalan, di lingkungan mana mereka berasal, apa
pendidikan mereka, dan lain-lain.
3. Penelitian Explanatory
Penelitian ini merupakan suatu penelitian untuk menerangkan,
memperkuat atau menguji dan bahkan menolak suatu teori atau
hipotesa, serta terhadap hasil-hasil penelitian yang ada. Misalnya
pada akhirnya jika peneliti ingin tahu apakah ada hubungan antara
kenakalan dengan status sosial ekonomi orang tua, apakah ada
hubungan antara pendidik dengan kenakalan remaja, apakah
kondisi lingkungan tempat tinggal mempengaruhi timbulnya
kenakalan remaja, maka penelitian tersebut disebut penelitian
explanatory (testing hipotesis).3
 Berdasarkan Bentuk Penelitian Hukum
1. Penelitian Diagnostik
Penelitian inin merupakan suatu penelitian guna mendapatkan dan
menganalisa data tentang sebab timbulnya suatu masalah.
2. Penelitian preskriptif
Penelitian yang bertujuan untuk memberikan solusi hukum atau
merumuskan dan mengatasi masalah sesuai keadaan atau fakta
yang ada
3. Penelitian Evaluatif
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai, baik untuk melalui
pengujian maupun melalui analisis megenai hubungan antara
variabel-variabel.
 Berdasarkan Tujuan Penelitian Hukum
1. Penelitian fact finding
Suatu penelitian untuk menemukan fakta-fakta atau gejala-gejala
yang belum ada (ditemukan/disadari). Penelitian ini hampir sama
dengan Penelitian eksplanatoris.

3
Faisar Ananda Arta, Watni Arpaung, Metodologi Penelitian Hukum Islam, Jakarta, PT.
Kharisma Putra Utama, 2016, hal.16.
2. Penelitian problem finding
Penelitian ini lebih bersifat deskriptif. Permasalahan-permasalahan
yang ada sebelumnya telah diketahui dan diinvetarisasi fakta-
faktanya.
3. Penelitian problem identification
Lanjutan dari proble finding yang kemudian selanjutnya
mengidentifikasi masalah-masalah tersebut.
4. Penelitian problem solution
Dimana pada akhirnya tahap ini adalah tahap akhir dari penelitian
untuk mengatasi masalah.
 Berdasarkan Penerapan Penelitian Hukum
1. Penelitian dasar atau penelitian untuk pengembangan ilu adalah
pencarian terhadap hasil sesuatu karena pencarian terhadap hasil
sesuatu karena ada perhatian dan ketidaktahuan terhadap hasil
suatu aktifitas
2. Penelitian yang berfokus masalah yaitu Penelitian fokus masalah
ditujukan terhadap masalah-masalah yang sedang ramai
dibicarakan masyarakat.
3. Penelitian terapan yaitu Penelitian yang tujuan utamanya adalah
langsung dapat diterapkan dan dimanfaatkan. Penelitian ini
biasanya dilakukan oleh departemen atau instansi pemerintah baik
dilakukan sendiri maupun bekerja sama dengan universitas.
4. Penelitian dari sudut bidangnya yaitu meliputi penelitian
pendidikan, sejarah, bahasa, ilmu teknik, biologi, dan ekonomi.
5. Penelitian dari sudut tempat meliputi penelitian laboratorium,
perpustakaan, dan lain lain.4
C. Pengertian dan Karakteristik Penelitian Hukum

4
Ibid., hal.17 18
Menurut Soerjono Soekanto, penelitian hukum adalah suatu kegiatan
ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu
yang bertujuan untuk mempelajari sesuatu atau beberapa gejala hukum
tertentu, dengan jalan menganalisisnya.
Menurut Soetandyo Wingyosoebroto, penelitian hukum adalah
seluruh upaya untuk mencari dan menemukan jawaban yang benar atau
jawaban yang tidak keliru mengenai suatu permasalahan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian hukum merupakan kegiatan
ilmiah yang didasarkan pada metode, sistem dan pemikiran tertentu, yang
bertujuan mempelajari satu atau lebih fenomena hukum tertentu untuk
menganalisisnya atas fakta-fakta hukum yang kemudian mencari
solusinya. Dalam penelitian hukum, seorang peneliti hukum dapat terlibat
dalam kegiatan tersebut untuk mengungkap suatu kebenaran hukumnya
secara metodologis, sistematis, dan konsisten.5
Adapun karakteristik penelitian hukum sebagai berikut :
1. Esensi penelitian hukum
Telah disebutkan diatas bahwa ilmu hukum bukan termasuk ke
dalam ilmu deskriptif, melainkan ilmu yang bersifat preskriptif. Oleh
karena itulah penelitian hukum, baik yang dilakukan oleh praktisi
maupun para scholars. Maka dalam penelitian hukum tidak diperlukan
adanya hipotesis, di dalam penelitian hukum juga tidak dikenal istilah
data. Begitu pula istilah analisis kualitatif dan kuantitatif bukan
merupakan istilah yang lazim di dalam penelitian hukum.
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan know-how dalam
ilmu hukum, bukan sekedar know-about. sebagian kegiatan know-how,
penelitian hukum dilakukan untuk memecahkan isu hukum yang
dihadapi. Di sinilah dibutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi
masalah hukum, melakukan penalaran hukum, menganalisis masalah

5
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta, PT.Grafindo Persada,
1998, hal.37.
yang dihadapi dan kemudian memberikan pemecahan atas masalah
tersebut.

2. Aspek praktis dan akademis keilmuan hukum dalam penelitian hukum


Sebagai suatu ilmu terapan, ilmu hukum dipelajari untuk praktik
hukum. Akan tetapi yang dinamakan praktik dalam hal ini tidak harus
bersifat litigasi. Dalam hal ini praktik hukum tidak selalu berkonotasi
dengan adanya sengketa. Praktik hukum dapat saja berupa telaah atau
suatu kontrak tertentu, pembuatan kontrak, atau audit hukum atas
perusahaan tertentu yang akan melakukan restrukturisasi atau go
public atau penyiapan naskah akademis suatu RUU/Raperda.
Untuk dapat memberikan preskripsi itulah guna kepeluan praktik
hukum dibutuhkan penelitian hukum. Dalam membuat kontrak atau
naskah akademis suatu RUU/Raperda diperlukan penguasaan atas
materi yang hendak dijadikan objek kontrak atau Undang-Undang
tersebut.
3. Penggunakan logika dalam penelitian hukum
Penelitian hukum dilakuakan untuk mencari pemecahan atas isu
hukum yang timbul. Oleh karena itulah, penelitian hukum merupakan
suatu penelitian didalam kerangka know-how di dalam hukum. Hasil
yang dicapai adalah untuk memberikan preskripsi mengenai apa yang
seyogyanya atas isu yang ajukan. Mengingat penelitian hukum
merupakan suatu kegitan dalam kerangka know-how. Isu hukum hanya
dapat diidentifikasi oleh ahili hukum dan tidak mungkin oleh ahli yang
lain.6

D. Objek Penelitian Hukum

6
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hal.59-
83.
Objek penelitian adalah isu, problem, atau permasalahan yang
dibahas, dikaji, dan diteliti dalam riset sosial. Dari definisi tersebut, kita
langsung bisa menangkap bahwa objek penelitian memiliki cakupan luas
sejauh masih berhubungan dengan topik penelitian. Adapun objek dalam
penelitian sebagai berikut :
1. Hukum Sebagai Ilmu
Yaitu dimana adanya suatu konsep hukum sebagai asas moral atau
keadilan yang melahirkan suatu cabang filosofis.
2. Hukum sebagai aturan (kaedah hukum)
Yaitu suatu inventarisasi secara menyeluruh dari peraturan hukum
positif yang berlaku dalam masyarakat untuk menemukan asas-asas
umum serta mengidentifikasi aturan-aturan hukum yang tidak tertulis
3. Hukum sebagai perilaku masyarakat
Yaitu dengan Melakukan pengkajian aspek-aspek sosial dari efektifitas
hukum7

E. Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan
yang disebut ilmu. Jadi, ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan
lewat metode ilmiah. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh
data atau interelasi yang sistematis dari fakta-fakta dengan menggunakan
pendekatan yang sistematis. Oleh karena itu penelitian dan metode ilmiah
sebenarnya mempunyai hubungan yang sangat erat, jika tidak dikatakan
sama.
Tidak semua pengetahuan dikatakan ilmu, karena ilmu merupakan
pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat
yang dimaksud tercantum dalam metode ilmiah. Dalam hal ini metode
ilmiah mencoba menggabungkan cara berfikir deduktif dan cara berfikir
induktif dalam membangun sebuah pengetahuan.

7
Mohammad Adib, Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2015, hal.91.
Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara dalam
rangka ilmu tersebut, untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. Tanpa
metode ilmiah, suatu ilmu pengetahuan itu sebenarnya bukan suatu ilmu,
tetapi hanya sebagai suatu pengetahuan saja tentang berbagai gejala, tanpa
dapat disadari hubungan antara gejala yang satu dengan gejala lainnya.
Karena masalah yang dihadapi adalah sesuatu yang nyata, maka ilmu
mencari jawabannya pada dunia nyata pula. Ilmu dimulai dengan fakta dan
diakhiri pula dengan fakta. Adanya sebuah teori ilmu merupakan suatu
penjelasan rasional yang kesesuaiannya dengan objek yang dijelaskannya,
tetapi harus didukung pula oleh fakta empiris untuk dinyatakan benar.8
Disinilah pendekatan rasional digabungkan dengan pendekatan
empiris dalam langkah-langkah yang disebut metode ilmiah. Secara
rasioal, maka ilmu menyusun pengetahuannya harus secara konsisten dan
komulatif. Dengan hal tersebut maka hal ini berarti bahwa untuk semua
teori ilmiah harus memenuhi dua syarat utama antara lain :
1. Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan
tidak terjadiya kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan.
2. Harus cocok dengan fakta-fakta empiris, sebaab teori yang
bagaimanapun konsistennya kalau tidak didukung oleh pengujian
empiris tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.

Jadi alur berfikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat


dijabarkan dalam bebarapa tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah yaitu
sebagai berikut :

1. Perumusan masalah, dimana pertanyaan mengenai objek empiris yang


jelas serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di
dalamya.
2. Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis, yaitu berupa
argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat

8
Bambang Sunggono, Loc.cit., hal.45-47.
antara berbagai faktor yang saling mengait dan membentuk konstelasi
permasalahan.
3. Perumusan hipotesis, merupakan jawaban sementara atau dugaan
jawaban pertanyaan yang materinya merupakan kesimpulan dari
kerangka berpikir yang dikembangkan.
4. Pengujian hipotesis, yaitu pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta
pendukung hipotesis atau tidak
5. Penarikan kesimpulan, yaitu penilaian apakah sebuah hipotesis yang
diajukan itu ditolak atau diterima. Yang apabila dalam proses
pengujian terdapat fakta-fakta yang endukung, maka dapat diterima,
tetapi sebaliknya apabila hipotesis tersebut tidak dapat cukup fakta
yang mendukung, maka hipotesis itu ditolak.9

Agar suatu metode yang digunakan dalam suatu penelitian disebut


dengan metode ilmiah, maka ia harus memiliki sejumlah kriteria yaitu :

1. Berdasarkan fakta
Keterangan yang diperoleh baik yang dikumpulkan maupun yang
dianalisis berdasarkan fakta-fakta, bukan berdasarkan suatu khayalan.
2. Bebas dari prasangka
Metode ini harus bebas, bersi, dan jauh dari prasangka dan yang
paling pokok harus menggunakan suatu fakta dengan alasan atau bukti
lengkap dengan pembuktian yang objektif.
3. Menggunakan prinsip analisis
4. Yaitu semua masalah harus dicari sebab-sebabnya serta
pemecahannya menggunakan analisis yang logis.
5. Menggunakan hipotesis
6. Karena dalam metode tersebut harus ada untuk mengakumulasi
permasalahan serta memadukan jalan fikiran ke arah tujuan yang ingin

9
Ibid., hal.48-50.
dicapai, sehingga hasil yang diperoleh akan mengenaisasaran yang
tepat.

7. Menggunakan ukuran objektif


Yaitu dengan ukuran yang tidak boleh dengan merasa-rasa atau
menggunakan hati nurani.
8. Menggunakan teknik kuantifikasi
Yaitu metode dengan menggunakanukuran nominal, ranking, dan
rating.

Ada beberapa langkah dalam metode ilmiah yaitu sebagai berikut :

1. Merumuskan serta mendefinisikan masalah


2. Mengadakan studi keputusan
3. Memformulasikan hipotesis
4. Menentukan model untuk menguji hipotesis
5. Mengumpulkan data
6. Menyusun, menganalisis dan memberikan interpretasi
7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
8. Membuat laporan ilmiah10

10
Ibid., hal.51-57.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Penelitian adalah kegiatan mencari sesuatu yang baru dari yang telah
ada, dengan kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk
memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan
pemahaman dengan melakukan penelitian secara metodologis, sistematis,
dan dengan adanya suatu kekonsistenan.
jenis penelitian berdasarkan sifat yaitu explorative, Describtive,
Explanatory. Berdasarkan dari bentuknya yaitu Penelitian diagnostic,
preskriptif, dan evaluative. Berdasarkan tujuannya yaitu Penelitian fact
finding, problem finding, problem identification, dan problem solution.
Berdasarkan penerapannya yaitu Penelitian dasar, Penelitian yang
berfokus masalah, Penelitian terapan, Penelitian dari sudut bidangnya, dan
Penelitian dari sudut tempat.
Adapun karakteristik penelitian hukum sebagai berikut :
1. Esensi penelitian hukum
2. Aspek praktis dan akademis keilmuan hukum dalam penelitian
hukum
3. Penggunakan logika dalam penelitian hukum

Objek dalam penelitian hukum yaitu antara lain :

1. Hukum sebagai ilmu


2. Hukum sebagai aturan
3. Hukum sebagai ilmu perilaku masyarakat

Jadi, dengan demikian ilmu merupakan pengetahuan yang


didapatkan lewat metode ilmiah. Karena ideal dari ilmu adalah untuk
memperoleh data atau interelasi yang sistematis dari fakta-fakta dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta, PT.Grafindo


Persada, 1998.

Faisar Ananda Arta, Watni Arpaung, Metodologi Penelitian Hukum Islam,


Jakarta, PT. Kharisma Putra Utama, 2016.

I Made Pasek Diantha, Metodologi Penelitian Hukum Normatif Dalam Justifikasi


Teori Hukum, Jakarta, Prenada Media Group, 2017.

Mohammad Adib, Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011.

Rianto Adi, Aspek Hukum Dalam Penelitian, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2015.

Anda mungkin juga menyukai