Metodologi Riset
2013
I Made Bayu Wisnawa
Untuk bisa memahami berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan suatu
penelitian, disini terlebih dahulu akan dijelaskan kaitan antara ilmu pengetahuan
dan penelitian. Dari penjelasan ini akan diketahui suatu sifat dasar yang ada pada
setiap manusia, yaitu “rasa ingin tahu” yang dibawa sejak manusia lahir kedunia.
Kemudian juga bisa diketahui bagaimana manusia bisa menemukan suatu
“kebenaran” yang dicari, terutama melalui pendekatan ilmiah.
Ilmu ( sains ) adalah pengetahuan tentang fakta-fakta baik alam maupun
sosial, yang berlaku secara umum dan sistematis sehingga dapat menyimpulkan
lapangan yang sangat luas, menjangkau semua aspek tentang progres manusia
1
secara menyeluruh. Ilmu menemukan materi-materi alamiah serta memberikan
2
2. adanya korespondensi, yakni bahwa suatu pernyataan dianggap benar jika
materi yang terkandung dalam pernyataan tersebut mempunyai
hubungan (koresponden) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan itu
sendiri
3. pragmatis, yakni pernyataan dianggap benar karena mempunyai sifat
fungsional dalam kehidupan praktis.
Kata “penelitian atau riset” merupakan terjemahan dari kata “research”, yang
kemudian menjadi kata baku Indonesia “riset”. Kata research terdiri atas 2 kata
yaitu “re” yang berarti kembali dan “to search” yang berarti mencari. Jadi research
dapat diartikan “mencari kembali”. Untuk memahami tentang makna atau arti dari
penelitian, perlu disadari terlebih dahulu bahwa pada dasarnya penelitian itu
merupakan kegiatan penyaluran dari hasrat ingin tahu manusia, sehingga dalam
penelitian itu terkandung 2 bagian pokok yaitu
1.. adanya “pertanyaan” yang membutuhkan jawaban, dan 2.
3
Disisi lain R.M. Hutchins medefinisikan penelitian sebagai berikut :
“research is the sense of gathering data for the sake of gathering them has no
place in a University……. Research in the sense of the development, elaboration,
and refinement of principles, together with the collection and use of empirical
materials to aid in these process, is one of the highest activities of a university and
one in wich all its professors should be ngaged”.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan dimuka dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya dalam kegiatan penelitian terkandung beberapa ciri
sebagai berikut :
a. adanya suatu pencarian/penyelidikan terhadap pengetahuan baru,
atau sekurang-kurangnya sebuah pengaturan baru atau interpretasi
(tafsiran) baru
b. hasil penelitian boleh signifikan dan boleh tidak signifikan
3. Merumuskan masalah
5. Memilih pendekatan
4
6. Menentukan variabel dan sumber data
8. Mengumpulkan data
9. Melakukan analisis
Gambar 1
5
Prosedur Penelitian
6
tempat dilakukannya penelitian, serta c). jenis-jenis penelitian dilihat dari tujuan
dilakukannya penelitian. Masing-masing jenis penelitian yang ada pada setiap
kelompok akan dijelaskan lebih lanjut.
Berdasarkan alasan dilakukannya penelitian, terdapat 2 jenis penelitian
yaitu penelitian dasar/murni ( basic/pure research ), dan penelitian terapan (
applied research ).
Penelitian dasar ( basic research ) adalah suatu penelitian yang
mempunyai alasan intelektual, bertujuan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan, yakni penelitian yang didasarkan pada keinginan untuk
mengetahui semata-mata dan tidak mempunyai kegunaan praktis secara
langsung. Sedangkan penelitian terapan ( applied research ) adalah penelitian
yang mempunyai alasan praktis, yaitu alasan berdasarkan pada keinginan untuk
mengetahui sesuatu dengan tujuan agar bisa menjadikan sesuatu itu lebih baik,
efektif, dn efisien.
Menurut tempat dilakukannya penelitian, terdapat 3 jenis penelitian yaitu :
penelitian perpustakaan ( library research ), penelitian laboratorium ( laboratory
research ), dan penelitian lapangan ( field research ).
Penelitian perpustakaan ( library research ) adalah penelitian yang
dilakukan dengan jalan mempelajari buku-buku, dokumen-dokumen, atau sumber-
sumber data lainnya yang ada di perpustakaan atau ditempat-tempat tersimpannya
dokumen yang bersangkutan. Penelitian laboratorium ( laboratory research )
merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat dalam
laboratorium yang biasanya bersifat eksperimen dimana dimungkinkan untuk
melakukan pengontrolan terhadap pengaruh dari suatu faktor tertentu.
Sedangkan penelitian lapangan ( field research ) adalah penelitian yang
dilakukan dengan jalan mendatangi obyek yang diteliti seperti misalnya rumah
tangga, perusahaan, dan sebagainya. Pengumpulan data pada jenis penelitian ini
adalah dengan mendatangi sumber-sumber data atau mendekat dengan
responden baik melalui kegiatan wawancara maupun dengan cara observasi.
Sedangkan jika dilihat dari tujuan dilakukannya penelitian, terdapat 3 jenis
penelitian yaitu penelitian eksplorasi ( explorative research ), penelitian
pengembangan ( development research ), dan penelitian verifikasi ( verificative
research )
Penelitian eksplorasi ( explorative research ) adalah penelitian yang
dilakukan terhadap sesuatu yang menyebabkan terjadinya peristiwa. Jadi dalam
hal ini apabila ada peristiwa yang terjadi berulang-ulang bisa dilakukan penelitian
7
untuk mengetahui penyebab terjadinya peristiwa tersebut. Penelitian
pengembangan ( development research ) merupakan penelitian yang bertujuan
untuk melakukan penyempurnaan terhadap sesuatu yang sudah ada, misalnya
suatu perusahaan melakukan uji coba pengembangan produk, mula-mula dicoba
terhadap sejumlah kecil produk, dan bila ini berhasil dapat diterapkan pada
jumlah produk yang lebih besar. Sedangkan penelitian verifikasi ( verificative
research ) merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk melakukan
pengecekan terhadap kebenaran dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.
Selain pengelompokan jenis penelitian yang dijelaskan dimuka masih
terdapat banyak jenis penelitian sesuai dengan keterkaitan antar variabel
penelitian seperti penelitian deskriptif ( descriptive research ), penelitian
korelasional ( correlational research ), penelitian komparasi ( comparative
research ), dan sebagainya.
Penelitian deskriptif ( descriptive research) adalah penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan data-data yang dikumpulkan agar bisa
memecahkan masalah penelitian dan atau menguji hipotesis. Penelitian
korelasional (correlational research) adalah penelitian yang akan menguji
keterkaitan antar variabel baik dalam bentuk hubungan maupun pengaruh.
Sedangkan penelitian komparasi (comparative research) merupakan penelitian
yang akan menguji perbedaan antara dua atau lebih variabel atau fenomena yang
terjadi.
1.4. Rancangan Penelitian ( Research Design )
2. merumuskan masalah
8
4. menentukan metode sampling yang digunakan dan penentuan jumlah
sampel
5. menentukan teknik pengumpulan data
Setiap manusia memiliki sifat dasar berupa “rasa ingin tahu” yang dibawanya
sejak lahir. Rasa ingin tahu itu sebenarnya berkaitan dengan pencarian
terhadap sesuatu yaitu “kebenaran”, dimana kebenaran ini bisa diperoleh
dengan 2 pendekatan yaitu pendekatan ilmiah dan pendekatan non
ilmiah.
9
atau untuk membuat keputusan dalam rangka pemecahan masalah atau untuk
menguji hipotesis. Dalam kegiatan penelitian, terkandung 3 ciri yaitu :
a. adanya suatu pencarian/penyelidikan (inquiry)
“research”.
1.
Jelaskan mengapa suatu “kebenaran” yang ditemukan melalui pendekatan
ilmiah bisa diterima oleh umum
2.
Apakah yang dimaksud dengan “penelitian”, dan jelaskan ciri apa saja yang
terkandung kegiatan penelitian
3.
Jenis-jenis penelitian dapat dilihat dari berbagai aspek; sebutkan
4.
Apa yang dimaksud dengan penelitian eksploratif ? berikan contohnya.
10
5.
Jelaskan mengapa dalam kegiatan penelitian pada umumnya peneliti lebih
menekankan kegiatannya pada “to search” saja daripada “research”.
6.
Apakah yang disebut dengan rancangan penelitian ( research design ), dan
mengapa peneliti disarankan membuat rancangan penelitian ini. 7. Jelaskan
bagaimana alur kegiatan penelitian dilakukan.
11
sebagainya. Masalah bisa muncul dari kehidupan sehari-hari, dari membaca
buku, maupun dari masalah orang lain. Masalah penelitian juga selalu
dihubungkan dengan keperluan praktis dan akademis. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa timbulnya masalah penelitian bisa berasal dari adanya
kesenjangan antara teori-teori yang dipelajari dengan keadaan nyata ( disebut
dengan teori gap ) dan dapat pula berasal dari perbedaan hasil-hasil penelitian
yang sudah dilakukan ( disebut dengan riset gap ).
Masalah yang sudah dipilih kemudian dibuat rumusannya agar bisa
dihubungkan dengan keperluan praktis dan keperluan akademis (teoritis). Tujuan
dari pemilihan dan perumusan masalah penelitian ini adalah :
Selain memiliki ciri-ciri diatas, suatu masalah penelitian yang baik dapat
memungkinkan seorang peneliti mempermasalahkan fenomena atas salah satu
dari 3 hal berikut ini.
12
1. Permasalahan untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena,
yang kemudian muncul penelitian deskriptif, atau penelitian historis, atau
penelitian filosofis
2. Permasalahan untuk membandingkan 2 fenomena atau lebih, yang kemudian
muncul penelitian komparatif yang dari penelitian itu peneliti dapat mencari
persamaan atau perbedaan antar fenomena serta manfaatnya
13
3. Permasalahan untuk mencari hubungan antara 2 fenomena atau lebih, yang
memunculkan penelitian korelasional, baik korelasi sejajar maupun korelasi sebab
akibat.
Berdasarkan permasalahan yang ada pada fenomena-fenomena seperti itulah
yang kemudian dijadikan dasar untuk menentukan judul penelitian dan kegiatan
lain dalam pelaksanaan penelitian.
Anggapan dasar atau asumsi sangat penting dibuat sebelum seseorang melakukan
penelitian. Anggapan dasar dan hipotesis berfungsi sebagai petunjuk (guide)
dalam pengumpulan data dan analisis. Disamping itu asumsi dan hipotesis
juga bisa digunakan sebagai alat (means) untuk menghubungkan
penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan dengan penyelidikan sebelumnya.
Secara kuantitatif hipotesis berarti pernyataan tentang suatu nilai
parameter. Parameter adalah nilai sesungguhnya ( true value ) yang diperoleh jika
seluruh obyek (populasi) diselidiki satu-persatu. Dalam kamus Webster,
disebutkan definisi hipotesis sebagai berikut : “Hypothesis is an unproved theory,
proposition, supposition, etc., tentatively accepted to explain certain factor or to
provide a basic for further investigation, arguments, etc.” Jadi hipotesis adalah
suatu proposisi, kondisi, stau prinsip yang untuk sementara waktu dianggap
benar dan barangkali tanpa keyakinan, agar bisa ditarik suatu konsekuensi logis
yang dengan cara ini kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya
dengan menggunakan data empiris hasil penelitian.
15
Hipotesis bisa berupa kemungkinan jawaban dari masalah yang diteliti.
Hipotesis merupakan dugaan atau anggapan yang bijaksana dari seorang peneliti,
atau bisa merupakan dugaan berdasar pengalaman-pengalaman atau teori-teori yang
dipelajari. Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis yang diangkat,
mengumpulkan data-data penting untuk menguji hipotesis menjadi suatu “kebenaran
(tesis)”. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah bahwa ia tidak boleh
memaksakan agar hipoitesisnya teruji dengan mencari data-data yang kurang relevan
atau bahkan memanipulasi data.
Meskipun hipotesis sangat diperlukan dalam suatu penelitian, namun
perlu diketahui bahwa tidak semua jenis penelitian harus memiliki hipotesis. Van
Dalen, Deobold menyebutkan ada 3 bentuk interrelationship studies yang
termasuk dalam penelitian berhipotesis, yaitu : studi kasus ( case study ), studi
perbandingan ( causal comparative studies ), dan studi hubungan ( correlations
studies ). Sedangkan termasuk kedalam penelitian tidak berhipotesis diantaranya
adalah studi eksplorasi, penelitian survey, dan penelitian pengembangan.
Beberapa persyaratan yang disarankan ada dan dimiliki oleh suatu
hipotesis agar dapat menjadi pernyataan penting dalam penelitian sebagaimana
dijelaskan oleh Borg and Gall (1979) adalah :
a. hipotesis dirumuskan secara singkat tetapi jelas
16
Setiap peneliti akan membuat keputusan untuk menerima atau menolak
hipotesis nol yang didasarkan atas hasil simpulan dari analisis terhadap sampel
yang kemungkinan besar mempunyai kesalahan didalam keputusan yang
diambil. Dalam pengujian hipotesis ini terdapat 2 kemungkinan kesalahan yang
dilakukan oleh peneliti, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
Kesalahan tipe I, yakni kesalahan yang terjadi karena memutuskan untuk
menolak hipotesis nol ( Ho ) yang benar, dinyatakan dengan
simbol α
Kesalahan tipe II, yakni kesalahan yang terjadi karena memutuskan untuk
( 100 – α ) (=α )
(=β) ( 100 – β )
17
2.5. Ringkasan bab II.
Kegiatan penelitian didahului dengan adanya masalah atau topic atau tema
penelitian, dimana masalah bisa muncul dari adanya kesenjangan antara teori-teori
dengan fenomena yang terjadi secara riil ( teori gap ), dan bisa juga muncul
karena adanya perbedaan dari hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan
( riset gap ). Masalah yang diteliti sebaiknya masalah yang memiliki ciri sebagai
berikut :
a. memiliki nilai penelitian
2.
Bagaimana sifat masalah yang baik untuk diteliti ?
18
3.
Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam membuat rumusan masalah ?
4.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan hipotesis ? 5. Jelaska pula apa fungsi
19
Konsep yang demikian itu dinamakan konstruksi (construct). Konsep dapat
dirubah menjadi variabel dengan cara memusatkan pada aspek tertentu dari
variabel itu sendiri. Dalam membuat model matematik/statistik, variabel biasanya
dinyatakan dalam simbol huruf tertentu.
2. Variabel diskrit, adalah konsep yang nilainya tidak bisa dinyatakan dalam bentuk
pecahan baik pecahan biasa maupun desimal. Ada 2 macam variabel
diskrit, yaitu :
a. Diskrit dikotomi ( jika variabel itu hanya dapat dinyatakan dengan 2 kategori
yang biasanya berlawanan ).
20
Contoh : Variabel “jenis kelamin” : wanita dan pria;
Variabel “jarak” : dekat dan jauh
b. Diskrit politom ( jika variabel itu dapat dinyatakan dengan 2 kategori atau lebih )
Independent dependent
4.
Variabel Moderator
21
maka kinerja karyawan menjadi lebih baik. Dalam hal ini
semangat kerja merupakan variabel moderator
Variabel moderator
5.
Variabel intervening
Variabel intervening adalah variabel yang dapat memperkuat atau
memperlemah variabel lain, tetapi variabel tersebut kadang-kadang sulit
diukur.
Contoh : kompetensi seseorang dapat berpengaruh terhadap karirnya,
tetapi perlu disadari bahwa perkembangan karir juga tergantung
pada nasib seseorang. Dalam hal ini nasib menjadi variabel
intervening.
kompetensi karir
nasib
Variabel intervening
6.
Variabel Random
22
Contoh : permintaan terhadap suatu barang dipengaruhi oleh selera
konsumen, pendapatan konsumen, dan harga barang tersebut.
Jika dalam penelitian hanya memasukkan variabel pendapatan
konsumen dan harga barang, maka selera konsumen merupakan
variabel random (error variable).
23
itu kemudian diberi skor secara bertingkat (ordinal) dan responden diminta
memilih jawaban yang sesuai/diinginkan.
Contoh pertanyaan :
2. Skala Guttman
Skala Guttman digunakan untuk mendapatkan ketegasan jawaban responden.
Dalam skala Guttman ini disediakan 2 alternatif jawaban yang keduanya
berlawanan seperti :
a. Ya Tidak
b. Baik Buruk
c. Bersedia Tidak bersedia
Jawaban responden kemudian diberi skor dengan angka nol ( 0 ) untuk jawaban
negatif (rendah/jelek) dan angka satu ( 1 ) untuk jawaban positif
(tinggi/baik).
Contoh pertanyaan :
Apakah selama masa kerja saudara pernah memperoleh tanda jasa atau penghargaan ?
Pernah skor 1
24
Contoh pertanyaan :
Berikan penilaian tentang kondisi lingkungan tempat kerja saudara dengan memilih
angka-angka pada garis berikut.
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
4. Skala Rating
Pada dasarnya skala rating hampir sama dengan skala Likert’s, yang
digunakan untuk mentransformasikan data kualitatif menjadi data kuantitatif
dengan memberi nilai atau angka rating sebagai berikut ;
Rating 1 jika jawaban sangat jelek
Skala nominal adalah skala yang hanya digunakan untuk memberi simbol
pada kategori tertentu, sehingga pemberian nilai atau angka pada suatu
25
kategori tidak memiliki fungsi atau makna apa-apa. Skala Nominal
merupakan skala yang memiliki tingkatan paling rendah dalam penelitian.
Contoh : Variabel jenis kelamin
Wanita diberi simbol 1
Dalam contoh ini angka 1 dan 2 tidak berarti yang satu lebih baik dari yang lain,
tetapi hanya untuk memudahkan dalam mengukur saja sehingga
menjadi lebih tegas.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala pengukuran variabel dengan cara
membuat ranking atau mengurutkan tingkatan-tingkatan obyek dari yang
terrendah ke yang tertinggi. Ukuran ordinal bukan merupakan nilai absolut tetapi
hanya menunjukkan ranking saja. Skala ordinal ini sering dianggap sama dengan
skala Likert’s karena kesamaan urutan pemberian skor .
Contoh :
Kelompok IPK 3,20 s/d 4,00 ranking 1 skor 5
3. Skala Interval
4. Skala Rasio.
26
kemudian ditambah satu sifat lagi yaitu keterangan tentang nilai absolut dari
obyek yang diukur.
tetapi agar analisis dapat dilakukan dengan baik maka harus didukung oleh informasi
atau data yang baik pula. Jadi hasil akhir dari suatu penelitian sangat tergantung pada
informasi yang diperoleh, sedangkan akurasi informasi sangat tergantung pada data
Oleh karena data yang diperoleh bisa menentukan kualitas hasil suatu
penelitian, maka diharapkan setiap peneliti dapat memperoleh data yang baik.
Sifat data yang baik dipengaruhi oleh instrumen penelitian dan teknik
pengumpulan datanya. Jika data yang diperlukan merupakan sebuah estimasi
(yakni data dari sample) yang diperlukan untuk membuat keputusan terhadap
sesuatu yang bersifat universal/umum, maka data yang baik adalah data yang
memiliki standard error kecil.
Data yang dianggap baik bagi suatu penelitian adalah data yang memiliki sifat-
sifat sebagai berikut :
a. bisa dipercaya kebenarannya (reliable)
27
c. mencakup ruang lingkup yang luas (comprehensive)
28
a.
Data internal, yaitu data yang terjadi dalam organisasi obyek
penelitian, misalnya saja tentang gambaran umum obyek yang
diteliti seperti sejarah berdirinya perusahaaan, kapasitas produksi,
daftar kekayaan perusahaan, dan sebagainya.
b.
Data eksternal, yaitu data yang terjadi diluar organisasi obyek
penelitian dan mempunyai keterkaitan dengan obyek penelitian
tersebut. Misalnya dalam mengukur pangsa pasar suatu perusahaan
selain diperlukan data penjualan dari perusahaan itu sendiri juga
diperlukan data penjualan seluruh industri, yang ini diperoleh dari
luar organisasi atau obyek penelitian
3. Menurut cara memperolehnya, terdapat dua jenis data sebagai berikut :
a.
Data primer, yaitu data yang dikumpulkan atau diperoleh dari
sumber utama secara langsung. Misalnya karakteristik responden
yang disampaikan sendiri oleh responden baik melalui wawancara
maupun melalui pengisian daftar pertanyaan.
b.
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi
berupa publikasi-publikasi dan sudah dikumpulkan oleh orang lain.
Misalnya untuk mengetahui data populasi penduduk, jumlah
angkatan kerja atau pendapatan perkapita disuatu daerah bisa
diketahui dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) setempat.
4. Menurut waktu pengumpulannya, ada dua jenis data yaitu :
a.
Data cross section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu
tertentu dan terjadinya hanya sekali, yang menggambarkan
keadaan pada waktu itu saja. Data cross section juga sering
disebut dengan “at a point time data”. Misalnya besarnya laba
perusahaan pada tahun 2008 adalah Rp 5.000.000,- ( lima juta
rupiah ). Data cross section jika diolah hanya dapat digunakan
untuk menggambarkan kondisi pada saat itu saja, atau dengan kata
lain jika datanya adalah cross section, maka tidak bisa digunakan
untuk membuat prediksi atau perkiraan untuk waktu yang lain.
29
b.
Data time series atau data runtun waktu (berkala), adalah data yang
dikumpulkan dari waktu kewaktu dengan seri waktu yang sama,
yang menggambarkan perkembangan suatu kejadian selama
periode pengamatan. Contoh data berkala tentang omset penjualan
perusahaan dapat disajikan sebagai berikut :
2002 13.000
2003 13.250
2004 13.500
2005 14.000
2006 14.000
2007 13.500
2008 14.500
30
seperti ini akan diperoleh nilai karakteristik sesungguhnya ( true value ) atau
parameter. Meskipun cara sensus memiliki kelebihan karena dapat
menghasilkan true value, namun jika ukuran populasi terlalu besar akan
menyebabkan diperlukan waktu yang lama, biaya mahal, dan butuh tenaga yang
banyak dalam pengumpulan data.
Sampling, adalah cara pengumpulan data dengan mencatat sebagian dari
seluruh elemen/anggota populasi untuk dijadikan sampel. Cara ini banyak
dilakukan oleh peneliti yang menghadapi populasi berukuran besar/luas. Karena
yang dicatat hanya sebagian saja dari elemen populasi, maka dalam cara
sampling ini hasilnya hanya berupa nilai perkiraan ( estimate value ) yang tentu
saja mempunyai kemungkinan kesalahan. Untuk bisa mendapatkan nilai perkiraan
yang akurat, maka jumlah sample yang ditetapkan harus benar-benar bisa
mewakili populasi (representative).
Studi kasus ( case study ) adalah cara pengumpulan data yang hanya
mengamati satu atau beberapa elemen yang tidak jelas populasinya untuk
diselidiki secara mendalam. Simpulan yang dihasilkan dari studi kasus ini hanya
menggambarkan karakteristik dari elemen yang diselidiki tersebut.
Dengan demikian akan terdapat perbedaan sifat atas hasil penelitian yang
pengumpulan datanya dilakukan dengan cara sensus, sampling, dan studi kasus ini.
Perbedaan itu dapat dijelaskan sebagaimana disajikan dalam tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Perbedaan Hasil Penelitian Dari penggunaan Sensus,
Sampling, dan Studi Kasus
Hasil analisis True value ( tdk Estimate value Kondisi riil dari
elemen/obyek ybs
ada kesalahan ) (ada kesalahan), dan hanya berlaku
dan berlaku utk bagi obyek tsb.
dan berlaku untuk
populasi
populasi
31
Terlepas dari cara pengumpulan data apakah akan menggunakan sensus,
sampling, atau studi kasus, untuk dapat memperoleh data yang diperlukan dalam
suatu penelitian dapat dikumpulkan dengan beberapa metode/teknik sebagai
berikut.
1. Wawancara (interview).
Wawancara adalah tanya jawab antara petugas pengumpul data (data kolektor)
dengan pihak responden atau sumber data. Data kolektor yang mewakili
peneliti mentangi responden untuk dimintai informasi dengan cara tanya
jawab.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pengumpul data dengan metode
wawancara ini diantaranya adalah :
a. harus mampu membina hubungan baik dengan pihak responden
b. harus menguasai masalah yang akan diteliti
c. harus memiliki kedisiplinan tinggi
2. Pengamatan (observasi).
3. Dokumentasi.
32
Teknik ini digunakan untuk membantu peneliti dalam penyimpanan data yang
sudah diperoleh.
4. Surat-Menyurat.
Teknik ini dilakukan dengan jalan mengirim daftar pertanyaan (kuesioner) yang
dimintakan jawaban dari responden yang alamatnya jelas tetapi jauh dari
peneliti. Cara surat menyurat bisa memungkinkan peneliti membuat
pertanyaan yang mencakup hal-hal yang luas, lebih mudah, dan relatif
murah, tetapi ada bahayanya yakni kemungkinan responden tidak bersedia
menjawab, atau memberi jawaban yang tidak sebenarnya, dan responden
tidak mengembalikan kuesioner tersebut.
Dalam membuat daftar pertanyaan peneliti bisa menggunakan berbagai
tipe pertanyaan seperti pertanyaan dengan jawaban bebas (free response)
atau yang sering disebut dengan pertanyaan terbuka atau tipe pertanyaan
dengan pilihan ganda ( multiple choise ) atau yang sering disebut pertanyaan
tertutup, serta tipe lainnya sesuai dengan keperluan pengumpulan data.
Metode-metode pengumpulan data yang akan digunakan oleh seorang
peneliti tentu akan disesuaikan dengan siapa atau dari mana sumber data dan apa
jenis datanya. Dalam kaitannya dengan sumber dari mana data yang
diperlukan dalam suatu penelitian dapat diperoleh, terdapat 3 kelompok sumber
data yang biasa disingkat dengan 3 P sebagai berikut.
1. Person ( sumber datanya adalah manusia ). Sumber data ini diperlukan jika
peneliti akan mengumpulkan data dengan cara wawancara dan memerlukan
jawaban secara lisan maupun tertulis.
2. Place ( sumber datanya perlu ada tempat ), yakni sumber data yang
menyajikan tampilan data dalam keadaan tidak bergerak.
3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan informasi-informasi berupa tulisan,
gambar, simbol, angka-angka, dan sebagainya. Sumber data ini yang
menyajikan data sekunder.
33
Dalam proses pengumpulan data, sumber data selalu berkaitan dengan obyek
penelitian maupun satuan atau unit yang akan dijadikan fokus analisis dalam
penelitian. Seorang peneliti harus mengenal dengan baik tentang kaitan antara
obyek yang diteliti, unit analisis, variabel penelitiannya, serta sumber data yang
diperlukan dalam penelitian. Tanpa mengenal keterkaitan antara beberapa hal ini
peneliti akan kesulitan dalam membuat rancangan penelitian secara
keseluruhan.
Seringkali peneliti tidak bisa membedakan antara obyek penelitian dengan
unit-unit atau satuan-satuan yang akan dianalisis, yang disebabkan karena
terkadang antara obyek dan unit analisis berada dalam suatu sistem yang sama.
Oleh karena itu perlu diketahui perbedaan diantara keduanya agar bisa
memberikan gambaran kepada para mahasiswa dalam membuat rancangan
penelitiannya. Berikut ini akan diberikan contoh keterkaitan antara judul, obyek
penelitian, variabel yang digunakan, unit analisis, dan sumber datanya.
3. Kompensasi 4.
Prestasi Kerja
34
pengukuran variabel. Terdapat 2 macam desain pengukuran variabel, yaitu
pertama pengukuran yang bertujuan untuk memberikan angka-angka skor pada
data kualitatif ( dikenal dengan teknik scalling atau scoring ), dan kedua
pengukuran yang bertujuan untuk memberi nilai atas satuan atribut ( dikenal
dengan skala pengukuran variabel ).
Teknik scoring yang bisa digunakan diantaranya adalah skala likert’s,
skala Guttman, skala Semantic Diferensial, dan skala Rating. Sedangkan skala
pengukuran variabel terdiri atas skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan
skala rasio.
Variabel tidak bisa dipecahkan jika tidak diberi pernyataan dalam bentuk
data. Data yang baik adalah data yang memiliki sifat “reliable, up to date, dan
comprehensive”. Data sangat bermanfaat bagi suatu penelitian, baik sebagai
gambaran tentang suatu keadaan/persoalan, sebagai alat control dalam
pelaksanaan rencana, dan sebagai dasar evaluasi atas hasil penelitian.
Data bisa dikelompokkan kedalam beberapa aspek yang bisa dijelaskan sebagai
berikut :
a. Menurut sifat data, terdapat 2 jenis data yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif
b. Menurut sumber datanya, ada 2 jenis data yaitu data internal dan data eksternal
c. Menurut cara memperolehnya, ada 2 jenis data yaitu data primer dan data
sekunder.
d. Menurut waktu pengumpulannya, ada 2 jenis data yaitu data cross section
35
2. Jelaskan apa saja jenis-jenis variabel yang bisa dioperasikan dalam penelitian,
dan berilah contohnya masing-masing !
3. Jelaskan perbedaan teknik scoring antara “skala Likert’s, skala Guttman, skala
Semantic Diferensial, dan skala Rating”
4. Berikan contoh pengukuran variabel dengan “skala nominal, skala ordinal, skala
interval, dan skala rasio”.
5. Apakah yang disebut dengan data ?
BAB IV SAMPLING
Tujuan pembelajaran :
1.
Dengan mengenal berbagai teknik sampling, mahasiswa
diharapkan dapat memilih salah satu atau kombinasi teknik sampling
yang tepat untuk penelitiannya
2.
Melalui pengenalan berbagai metode penentuan ukuran sampel,
mahasiswa diharapkan dapat memilih metode yang tepat dan dapat
menentukan jumlah sampel yang representatif.
36
untuk dianalisis, yang kemudian hasil analisisnya menggambarkan atau
menyimpulkan kondisi populasi.
Populasi merupakan suatu “universe”, yakni wilayah generalisasi yang
terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
simpulannya. Populasi tidak hanya berupa orang, tetapi bisa juga berupa benda
yang lainnya. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang sengaja
dipilih oleh peneliti untuk diamati, sehingga sampel ukurannya lebih kecil
dibandingkan populasi dan berfungsi sebagai wakil dari populasi.
Sebagai wakil dari populasi, maka jumlah sampel harus benar-benar
representative (bisa mewakili), sehingga hasil analisis yang dilakukan terhadap
sampel bisa menggambarkan kondisi dari populasinya. Dilihat dari ukurannya,
populasi dan sampel dapat diilustrasikan dengan gambar 2 berikut ini.
Gambar 2
Populasi dan Sampel
Populasi Sampel
37
Dalam mengumpulkan data sampel, peneliti disarankan memilih teknik
sampling yang tepat ( sesuai dengan sifat populasi penelitiannya ) dan
menentukan jumlah sample yang representatif. Oleh karena itu dalam bab ini akan
dijelaskan berbagai teknik sampling yang dapat diterapkan dalam suatu penelitian
serta metode penentuan jumlah sample ( sample size ).
Sampling terdiri atas 2 kelompok yaitu sampling yang didasarkan pada nilai- nilai
probabilitas ( probability sampling ), atau juga sering disebut dengan
“random sampling”, dan sampling tidak berdasar nilai probabilitas ( non
probability sampling ) atau sering disebut dengan non random sampling.
Beberapa teknik yang termasuk dalam kelompok Probability Sampling adalah
sebagai berikut :
1. Simple Random Sampling.
Simple Random Sampling adalah suatu sample yang terdiri atas sejumlah
elemen yang dipilih secara acak, dimana setiap elemen/anggota populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Teknik ini
digunakan jika elemen populasi bersifat homogen, sehingga elemen manapun
yang terpilih menjadi sampel dapat mewakili populasi. Cara yang paling mudah
untuk memilih secara random atau acak adalah dengan cara undian.
Contoh : sebuah populasi beranggota 5 elemen ( X1; X2; X3; X4; X5 ); akan
dipilih 2 elemen sebagai sampel, maka kemungkinan
kombinasi 2 sampel itu adalah sebagai berikut :
Kemungkinan I : X1, X2,
Kemungkinan II : X1, X3
Kemungkinan III : X1, X4
Kemungkinan IV : X1, X5
Kemungkinan V : X2, X3
Kemungkinan VI : X2, X4
Kemungkinan VII : X2, X5
Kemungkinan VIII : X3, X4
Kemungkinan IX : X3, X5
Kemungkinan X : X4, X5
38
2. Stratified Random Sampling.
39
Contoh : dalam sebuah penelitian terdapat 10 perusahaan pada suatu
industri pengolahan ikan, yang akan diambil 3 perusahaan sebagai
sampel, maka pertama kali ditetapkan interval yang besarnya kurang/lebih =
N / n , dimana N adalah ukuran populasi, dan n adalah ukuran sample.
Dengan demikian diperoleh interval sebesar ± 10 / 3 = 3 (dibulatkan).
Kemudian kita mengundi (mengacak) kesepuluh perusahaan itu untuk
dijadikan sampel pertama. Misalnya saja sampel pertama jatuh pada nomor
perusahaan 2, maka sampel kedua adalah perusahaan nomor 2 + 3 =
nomor 5, dan sampel ketiga adalah perusahaan nomor 5 +
3 = nomor 8.
4. Cluster Sampling.
Setiap teknik sampling yang termasuk dalam probability sampling ini akan
dipilih oleh peneliti dalam pengumpulan data sampel, teknik mana yang paling
sesuai dengan sifat populasinya. Kadang-kadanga peneliti tidak hanya
menggunakan salah satu teknik saja tetapi bisa juga mengkombinasikan
beberapa teknik sampling yang ada untuk keperluan pengumpulan data. Namun
demikian, yang lebih penting bagi para mahasiswa adalah mereka diharapkan
bisa memilih teknik yang benar-benar tepat sesuai dengan sifat dari populasi
40
penelitiannya. Kesalahan dalam memilih teknik sampling bisa berakibat data
yang terkumpul tidak representative, dan tidak seperti yang diharapkan sehingga
akan mempersulit atau bahkan tidak bisa diolah.
Kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teknik yang termasuk
dalam kelompok probability sampling dapat dijelaskan dalam tabel 3 yang
disajikan pada halaman 41 berikut ini.
populasi
* mahal
2 Stratified Random *ukuran sampel dlm strata * biaya mahal
41
Sedangkan berbagai teknik sampling yang termasuk dalam kelompok Non Probability
42
4. Snowball Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dimulai
dengan jumlah kecil dan makin lama makin besar, kemudian
berhenti jika informasi yang dibutuhkan sudah terpenuhi.
Contoh : penelitian yang bertujuan untuk mengetahui jumlah
penggemar motor gede disebuah Kabupaten dimana mula-mula
peneliti hanya mengenal seorang penggemar (misalnya A),
kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan A diketahui
ada beberapa klub motor gede yakni untuk 1000 cc keatas yang
diketuai oleh B, dan untuk yang kurang dari 1000 cc yang
diketuai oleh C. Secara bertahap dari B dan C diperoleh
informasi adanya sejumlah anggota di masing-masing klub yang
bisa ditambahkan dalam sample. Penambahan sampel akan
dihentikan jika dirasa informasinya sudah cukup untuk keperluan
analisis.
Ilustrasi dari Snowball sampling dapat disajikan pada gambar 3
berikut ini.
Gambar 3
Snowball Sampling
B1
B2
B3
C1
C2
43
C
Sampel tahap I C3
Sampel tahap II
1. Metode Slovin.
44
Metodenya Slovin yang pertama digunakan jika ukuran populasi jelas, yakni
jumlah anggota populasi dapat diketahui ( sering dikatakan sebagai populasi
yang teridentifikasi ), menggunakan rumus sebagai berikut :
N
n = ----------
1 + N.e²
400
n = --------------------- = 80
1 + 400 (0,10)²
Metode interval taksiran ini merupakan metodenya Slovin yang kedua, yang
digunakan jika populasi penelitian tidak teridentifikasi atau sering juga disebut
populasi tak terhingga, yakni ukuran populasi yang tidak bisa diketahui jumlah
anggotanya secara jelas/pasti. Penentuan ukuran sanpel dengan metode
interval taksiran ini dilakukan dengan menggunakan rumus :
45
Za
n = { ----- }²
e
46
Z
n = { ------ }² . p . q
e
4. Metode Gay.
47
a. Untuk penelitian deskriptif, jika populasi berukuran besar dapat
menetapkan sampel minimal 10 % dari populasi; dan jika populasi
berukuran kecil maka sampel minimalnya 20 % dari populasi. Sebuah
populasi dikatakan berukuran besar jika memiliki jumlah elemen/anggota
sebanyak 1000 elemen atau lebih, dan dikatakan berukuran kecil jika
populasi itu memiliki elemen/anggota kurang dari 1000.
b. Untuk desain penelitian korelasional ditetapkan oleh Gay jumlah sampel
minimalnya adalah sebanyak 30 subyek
c. Untuk penelitian expost vacto atau penelitian yang bersifat kausal
komparatif, ditetapkan jumlah sampel minimal sebanyak 15 subyek
d. Untuk penelitian eksperimental ditetapkan jumlah sampel minimal
sebanyak 15 subyek.
5. Metode Kracjie.
48
20 19 130 97 340 181 1100 285 6000 361
49
dipilih oleh peneliti untuk menghindari besarnya kebutuhan anggaran penelitian jika
pengumpulan data dilakukan dengan cara sensus. Oleh karena itu peneliti hanya
mengambil sebagian dari elemen atau anggota populasi untuk dijadikan contoh atau
sampel dan diselidiki lebih lanjut secara mendalam. Dalam hal ini, peneliti bisa
memilih salah satu teknik sampling atau kombinasi beberapa teknik sepanjang sesuai
dengan sifat populasi penelitiannya, baik yang termasuk dalam kelompok probability
sampling maupun non probability sampling.
Karena dalam cara sampling ini yang diselidiki hanya contoh dari
sebagian anggota populasi, maka agar hasilnya bisa benar-benar
menggambarkan kondisi populasi, jumlah sampel harus reperentatif, dalam arti
jumlahnya mewakili. Untuk menentukan berapa jumlah sampel yang
representative, peneliti bisa menggunakan salah satu metode penentuan jumlah
sampel dengan memperhatikan kesesuaiannya dengan sifat dan ukuran
populasinya. Penggunaan berbagai metode penentuan sampel pada kelompok
populasi yang tepat dapat diringkas sebagaimana tampak pada tabel 5 berikut ini.
Tabel 5 Metode Penentuan Sampel dan Sifat Populasi
50
4.4. Soal-Soal Latihan
1. Jelaskan apa yang disebut dengan probability sampling dan non probability
sampling !
2. Jelaskan apa alasan bagi seorang peneliti yang memilih teknik non
probability sampling !
3. Metode apa saja yang bisa digunakan untuk menentukan ukuran sampel (
sample size ), dan apa kaitan masing-masing metode dengan sifat
populasi penelitian.
4. jika suatu penelitian memiliki populasi berukuran 300 anggota dan peneliti
menggunakan sampling error sebesar 5 %, tentukan berapa jumlah
sampel minimalnya.
5. Populasi penelitian berupa pasien rawat inap di sebuah Rumah Sakit yang
menempati ruang perawatan dengan jumlah masing-masing sebagai
berikut :
Ruang perawatan Jumlah pasien
VIP 30 orang
Kelas utama 50 orang
Kelas I 80 orang
Kelas II 40 orang
Jumlah 200 orang
a. berdasar data tersebut tentukan jumlah sampel minimal dengan metode
Gay.
b. Hitunglah berapa wakil sampel pada setiap strata ruang perawatan.
51
BAB V USULAN
PENELITIAN ( Prpoposal Skripsi )
dengan benar
52
5.1. Mengembangkan Sistematika
Pengembangan sistematika penulisan merupakan kebutuhan yang
mutlak dari setiap penyusunan karya ilmiah. Sistematika ini merupakan rangkuman
dari berbagai komponen/unsur yang satu dengan lainnya saling berkaitan,
saling menunjang, saling mengisi, atau saling melengkapi sesuai dengan
fungsi dan kedudukan masing-masing komponen dalam sistematika. Oleh
karena itu, tidak berfungsinya atau terganggunya salah satu komponen dalam
sistematika dapat menyebabkan terhentinya proses secara keseluruhan, atau
setidaknya dapat menimbulkan ketidak-seimbangan atau ketidak-serasian
penyajian karya ilmiah sebagai suatu kesatuan.
Meskipun setiap komponen memiliki perbedaan tingkat vitalitas atau
kontribusinya terhadap sistematika secara keseluruhan, namun sangat penting
artinya bagi pengembangan sistematika itu sendiri. Sebagai suatu kerangka,
sistematika merupakan struktur yang menata dan mengelola berbagai komponen
atau kelompok komponen berdasarkan peranan atau fungsinya. Hal ini tidak
terlepas dari urutan logika dalam mengemukakan materi secara benar sesuai
dengaan relevansinya, sehingga merupakan serentetan sajian yang berangkai
dan meluncur dengan tetap memelihara kejelasan serta ketegasan setiap
komponen serta kaitannya satu dengan yang lain.
Sistematika yang akan disajikan dalam buku ini adalah sebuah sistematika
yang didasarkan pada kebutuhan untuk mencapai tujuan penulisan karya ilmiah
( dalam bentuk skripsi ) dan tidak ada pretensi bahwa sistematika ini adalah yang
terbaik, tetapi sebuah sistematika yang dianggap bisa mencapai tujuan penulisan
secara optimal.
Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang disusun berdasarkan hasil
penelitian akan didahului dengan penyusunan Usulan Penelitian (UP), atau sering
disebut dengan Proposal Skripsi. Sistematika yang dikembangkan dalam
menyusun Usulan Penelitian terdiri atas komponen-komponen yang masing-
masing mempunyai fungsi dan peranan berbeda, namun semuanya tetap
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Komponen-komponen tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
53
5.2. Komponen-Komponen Usulan Penelitian
Secara garis besar, komponen-komponen Usulan Penelitian (UP) yang
akan dibuat oleh mahasiswa terdiri atas beberapa hal yang menunjukkan urut-
urutan sebagai berikut :
1. Judul Penelitian
2. Pendahuluan
3. Tinjauan Pustaka
4. Metode Penelitian
54
Berikut ini dijelaskan apa fungsi komponen-komponen yang ada dalam UP dan
bagaimana logika penyusunan yang benar.
Judul merupakan identitas atau cerminan jiwa secara keseluruhan dari suatu karya
tulis atau karya ilmiah. Oleh karena itu judul hendaknya mempunyai sifat
“menjelaskan diri dan menarik”. Melalui judul pembaca dapat langsung
menduga apa materi atau masalahnya serta kaitan aspek-aspek atau
variabel-variabel dalam karya ilmiah.
Agar suatu judul bisa mencerminkan kaitan dari aspek-aspek dalam
karya ilmiah, maka sebaiknya judul penelitian minimal terdiri atas 2 aspek atau
variabel yang akan dikaitkan, yang dapat mencerminkan interaksi, yakni dapat
saling mempengaruhi, saling berhubungan, saling bertentangan, dan
sebagainya. Perhatikan 3 contoh judul berikut ini.
Contoh 1, Judul yang bersifat mengambang :
“ Pengusaha Kecil”
Contoh 2, judul yang verbalistik :
55
kaitannya dengan suatu proses yang sedang atau akan berlangsung,
sehingga dapat menimbulkan pengaruh terhadap proses tersebut. Faktor-
faktor penggerak ini merupakan suatu dorongan yang melatar-belakangi
mengapa suatu permasalahan dipilih dan diambil oleh seorang peneliti.
Latar Belakang Masalah berisi “justifikasi” terhadap permasalahan
yang diteliti dan yang ditinjau dari segala aspek dalam kaitannya dengan tujuan
penelitian yang hendak dicapai. Latar Belakang perlu disusun secara sistematis,
terarah, sesuai dengan urutan logika dalam suatu kerangka sebagai satu kesatuan.
Urutan logika itu akan dimulai dari aspek- aspek yang bersifat umum dan luas ke aspek-
aspek yang lebih khusus/sempit dan bersifat khas.
Agar Latar belakang Masalah bisa menunjukkan justifikasi yang
mengarah pada tujuan penelitian, maka dalam justifikasi yang dikemukakan
hendaknya dilandasi oleh penguasaan materi/teori-teori, permasalahan,
serta metode pendekatan yang mantap.
56
masalahnya. Dalam membuat rumusan masalah peneliti dapat mempertimbangkan
beberapa hal sebagaimana telah dijelaskan dalam bab II dimuka.
2.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pernyataan tindak lanjut dari rumusan
masalah, yang menunjukkan pentingnya suatu penelitian dilakukan. Oleh
karena itu logika penyusunan tujuan penelitian harus mengikuti konsistensi
seperti pada rumusan masalah. Meskipun tujuan penelitian mencerminkan
apa yang menjadi sikap atau perlakuan yang hendak diambil oleh
peneliti , tetapi dalam tujuan ini belum tercermin secara eksplisit apa
manfaat langsung maupun tidak langsung dari penelitian.
3. Tinjauan Pustaka.
3.1.
Hasil Penelitian Terdahulu
57
Oleh karena itu dalam mencantumkan hasil penelitian terdahulu ini peneliti
disarankan untuk mengemukakan apa persamaan dan perbedaan dari
penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu yang sudah
dilakukan oleh orang lain.
3.2.
Landasan Teori.
3.3.
Kerangka Pemikiran
58
Sebagai tulang punggung penelitian, kerangka pemikiran juga merupakan bangun
59
Sebagai justifikasi ilmiah, kerangka pemikiran disusun dengan
mengacu pada teori-teori yang relevan dan hasil penelitian terdahulu yang
kemudian dikemukakan konsep-konsep pemikiran sesuai dengan
kemampuan berfikir peneliti. Dengan demikian kerangka pemikiran bisa
diturunkan dari teori dan informasi pendukung lainnya ( termasuk hasil
penelitian yang relevan ) menjadi urutan logika seperti yang disajikan
pada bagan berikut.
Gambar 4 Menurunkan Logika Berpikir
Kerangka pemikiran
Hipotesis
3.4. Hipotesis
60
ditetapkan berarti peneliti mempunyai toleransi kesalahan ( α ) yang
digunakan untuk melakukan pengujian.
4. Metode Penelitian
4.1. Jenis dan Obyek Penelitian
Dalam menyusun karya ilmiah peneliti akan menentukan apa yang menjadi obyek
penelitiannya, termasuk unit yang akan dianalisis. Disini perlu disebutkan
nama obyek, lokasi, dan tingkat unit yang akan dianalisis. Selain itu
berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian, bisa disebutkaqn jenis penelitian yang digunakan.
4.2.Operasionalisasi Variabel
Contoh :
3.
kerjasama dengan sesama karyawan
4.
inisiatif karyawan dalam bekerja
61
Skala pengukuran : ordinal
Variabel pengukuran
1 Produktivitas Rasio antara output - jumlah jam kerja Rasio
pekerjaan seseorang
kerja dibandingkan dengan yg digunakan
input yang digunakan
- jumlah hasil
pekerjaan
2 Kualitas Tingkat pelayanan yg - Tangible Ordinal
bisa memuaskan
pelayanan pengguna jasa - Reliability
-Responsiveness
-Empathy
-Assurance
62
sebagian dari elemen/anggota populasi yang akan didata, diamati, dan
kemudian dianalisis untuk memecahkan masalah penelitian.
Pada bab IV telah dijelaskan tentang sampel dan teknik sampling
yang bisa digunakan oleh peneliti, termasuk metode penentuan jumlah
sampelnya. Oleh karena itu disini peneliti tinggal menuliskan saja apa
populasi penelitiannya dan bagaimana sifatnya. Setelah itu peneliti bisa
memilih salah satu metode penentuan jumlah sampel dan teknik
samplingnya.
Tuliskan teknik atau metode analisis atau pengolahan data yang akan digunakan,
yang dipilih sesuai dengan rumusan masalahnya, termasuk pengujian
hipotesis yang akan dilakukan.
5. Daftar Pustaka ( cukup jelas )
63
Dalam membuat daftar pertanyaan ini banyak tipe pertanyaan yang bisa digunakan
seperti dicontohkan dibawah ini.
1. Pertanyaan dengan jawaban bebas ( free response ), atau biasa dikenal
dengan istilah pertanyaan terbuka yang biasanya berbentuk esay. Pertanyaan
tipe ini sangat baik digunakan untuk menggali jawaban seluas- luasnya dari
responden, tetapi data yang terkumpul akan sulit diolah.
Contoh : Bagaimana pendapat saudara tentang berlakunya Undang-Undang tentang
Guru dan Dosen ?
2. Pertanyaan dengan jawaban ganda ( multiple choise ), disini responden
diminta memilih salah satu jawaban yang paling tepat. Pertanyaan seperti ini
biasanya digunakan untuk mengekspresikan keperluan untuk memperoleh
data ordinal ( misalnya dengan skala Likerts )
c. tidak berpendapat
BBM ?
64
2. menentukan indikator atau sub indikator setiap variabel
65
Sebuah instrumen penelitian perlu diuji apakah alat pengumpul data
tersebut bisa diandalkan atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian
keandalan instrumen, yang menurut Sevilla ada 5 kreteria keandalan instrumen
yaitu : validitas, reliabilitas, sensitivitas, obyektivitas, dan fisibilitas. Akan tetapi
kreteria yang umum digunakan adalah validitas dan reliabilitas, karena kreteria
yang lain akan terwakili atau terpenuhi dengan teknis membuat pertanyaan yang
baik, valid, dan reliabel. Oleh karena itu hanya pengujian validitas dan reliabilitas
saja yang akan dibahas dalam buku ini.
Validitas
Sebuah instrumen pengumpul data dikatakan valid apabila instrumen
tersebut memiliki kemampuan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Agar suatu penelitian dapat menghasilkan simpulan yang benar, maka instrumen
yang digunakan untuk mengumpulkan data perlu diuji validitasnya lebih dahulu.
Pengujian validitas instrumen dapat berupa :
a. pengujian validitas eksternal, yakni sebuah instrumen dikatakan valid jika
sebagai berikut :
66
1 9 8 7 6
2 5 6 5 7
3 8 7 7 7
4 7 8 6 6
5 4 4 5 5
6 8 9 6 6
7 7 7 7 6
8 6 5 6 7
9 8 9 8 8
10 10 8 5 9
Dengan menggunakan alat uji korelasi product moment diperoleh nilai koefisien
korelasi sbb :
67
b.1. analisis factor, yang dilakukan dengan cara mengelompokkan item-
item pertanyaan menjadi beberapa variabel dengan menggunakan alat
analisis factor
b.2. analisis butir, yang dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap butir
pertanyaan dengan jumlah seluruh butir yang ada dengan alat uji
korelasi product moment.
Hasil pengujian dikatakan valid apabila nilai korelasi setiap butir pertanyaan
5.4.2. Reliabilitas.
68
8 0,661 0,254
9 0,642 0,254
10 0,728 0,254
Koefisien Alpha 0,8495 Reliabel
1. Jelaskan komponen apa saja yang harus ada dalam Usulan Penelitian untuk
Skripsi
2. “Kerangka Pemikiran” merupakan salah satu komponen penting dalam UP, yang
merupakan landasan ilmiah (logical construct) dan sekaligus sebagai alat bagi
pembaca untuk menilai orisinalitas karya ilmiah.
69
Jelaskan makna orisinalitas karya ilmiah.
3. Jelaskan bagaimana menurunkan logika berfikir dalam karya ilmiah.
“pertanyaan tertutup”.
70
1. mengenal langkah-langkah analisis atau pengolahan data
2. dapat memilih alat analisis dan/atau alat uji hipotesis yang tepat
71
besar terdiri atas 3 langkah utama yaitu : pertama persiapan atau ceking data,
kedua tabulasi, dan ketiga adalah menerapkan data sesuai dengan pendekatan
analisis yang digunakan untuk tujuan penarikan simpulan hasil penelitian. Ketiga
langkah utama tersebut dapat dijelaskan secara lebih rinci berikut ini.
a. Persiapan atau ceking data.
72
3). Verifying, yakni kegiatan untuk mengecek kebenaran dari program-program
yang akan digunakan atau kebenaran dari instruksi-instruksi yang diperlukan
dalam mengoperasikan program tersebut.
4). Membuat worksheet atau lembar kerja, yakni merupakan kegiatan penyusunan
Tabel-tabel yang dapat disusun oleh peneliti bisa memiliki beberapa jenis, yaitu :
b) Tabel induk ( master table ), yaitu tabel yang berisi ringkasan semua data yang
bisa ditabelkan, yang digunakan sebagai dasar penyusunan tabel-tabel lain
yang lebih ringkas. Tabel induk ini biasanya berupa lembar kerja (
worksheet ) yang merupakan kegiatan tabulasi tahap pertama.
c) Tabel teks ( text table ), yaitu tabel yang sudah diringkas untuk suatu
keperluan tertentu yang biasanya menyertai keterangan-keterangan atau teks
tentang sesuatu hal. Tabel teks merupakan bagian dari tabel induk yang isinya
singkat/ringkas dan padat.
d) Tabel frekuensi, adalah tabel yang menyajikan tentang banyaknya kejadian dari
sesuatu hal. Tabel frekuensi bisa disajikan dengan angka-angkaa
prosentase (%) yang kemudian disebut “tabel frekuensi relatif”, dan bisa juga
disajikan dengan angka-angka secara kumulatif yang kemudian dikenal
dengan nama “tabel frekuensi kumulatif”.
73
c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan analisis.
Sebelum peneliti melangkah lebih lanjut dalam kegiatan pengolahan data, terlebih
dahulu perlu dibuat rancangan atau desain analisis sebagai panduan dalam
kegiatan analisis. Oleh karena terdapat berbagai jenis penelitian yang bisa
dilakukan oleh seorang peneliti, maka rancangan analisis yang disusun juga
berlainan sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. a. Untuk Penelitian
Deskriptif.
74
1). Memisahkan data menjadi 2 kelompok yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
2). Data kualitatif dijelaskan melalui kalimat-kalimat uraian yang menjelaskan
masalah berdasarkan data yang ada sampai memperoleh simpulan,
sedangkan data kuantitatif diolah lebih lanjut dengan menggunakan
model pendekatan atau alat analisis yang ditentukan
b. Untuk Penelitian Komparatif
75
Dalam menguji keterkaitan antar variabel penelitian pada penelitian
korelasional ini bisa digunakan beberapa alat analisis yang berupa analisis
regresi ( untuk menguji pengaruh satu kelompok variabel terhadap kelompok
variabel lain), dan analisis korelasi ( untuk menguji hubungan antar variabel ).
Statistik memiliki peranan yang sangat penting dalam penelitian, baik dalam
kaitannya dengan penyusunan model, perumusan hipotesis, pengujian instrumen
penelitian, penentuan sampel, maupun dalam kaitannya dengan analisis data.
Statistik juga merupakan bidang ilmu yang akan membantu meringkas
informasi dari data numerik dan pembuatan inferensi tentang suatu populasi dari
informasi yang terdapat dalam sebuah sampel.
Statistik terbagi menjadi 2 yaitu statistik desktiptif dan statistik inferensial.
Statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan dan menyajikan secara
ringkas informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif data
mentah diubah kedalam suatu bentuk yang dapat memberikan informasi untuk
menggambarkan serangkaian faktor dalam suatu keadaan tertentu seperti
frekuensi, pengukuran tendensi sentral ( mean, median, modus ), pengukuran
disperse ( range, varians, standar deviasi ), serta trend.
Stataistik inferensial dimaksudkan untuk membuat inferensi ( prediksi atau
keputusan ) mengenai sebuah populasi berdasarkan informasi yang terdapat
dalam sebuah sampel. Statistik inferensial dikelompokkan kedalam statistik
parametrik dan statistik non parametrik. Statistik parametrik terbagi lagi kedalam
statistic univariat dan statistik multivariate. Statistik parametrik digunakan jika
memenuhi asumsi bahwa populasi asal sampel didistribusikan secara normal dari
data yang memenuhi skala interval atau skala rasio.
Beberapa teknik statistik inferensial baik parametrik maupun non
76
Tabel 8 Alat Uji Statistik
univariat multivariat
1. sign test 1. t test 1. MANOVA
5. Analisis Diskriminan
7. Multi Dimensional
Scalling (MDS)
Analisis Regresi dan Korelasi merupakan teknik statistik yang paling banyak
digunakan dalam penelitian. Hal ini disebabkan karena kebanyakan peneliti
akan melihat keterkaitan antar variabel yang diteliti. Seorang peneliti harus bisa
memilih teknik yang paling sesuai dengan rumusan masalah atau rumusan
hipotesis penelitiannya. Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa teknik regresi
dan korelasi yang biasa digunakan dalam penelitian. Khusus untuk teknik-
teknik korelasi akan disajikan baik untuk kelompok statistik parametrik maupun
statistik non parametrik.
Beberapa teknik korelasi yang termasuk dalam statistik parametrik ini diantaranya
disebutkan dibawah ini.
Σ xy
r = ----------------
√ ( Σ x² y² )
Dimana :
78
dibandingkan dengan nilai t pada tabel untuk tingkat α yang ditentukan. Rumus
untuk nilai t hitung adalah :
r√n –2
t = -------------
√ 1 - r²
b. Korelasi Parsial
c. Korelasi Ganda
79
Dimana Ryx1x2 adalah korelasi antara X1 dan X2 secara bersama dengan Y
ryx1 adalah korelasi parsial antara X1 dengan Y ryx2 adalah korelasi parsial
antara X2 dengan Y r x1x2 adalah korelasi antara X1 dengan X2
Berbeda dengan statistik parametrik yang digunakan jika data berbentuk interval
atau rasio dan berdistribusi (didistribusikan) secara normal, dalam statistik
non parametrik datanya tidak harus interval atau rasio tetapi bisa data nominal
atau ordinal. Beberapa teknik korelasi yang termasuk dalam statistik non
parametrik ini diantaranya adalah :
a. Koefisien kontingensi
X²
C= ------------
N + X²
r k ( OPij + Eij )²
X² = Σ Σ -----------------
I=1 j=1 EPij
80
b. Korelasi Rank (Jenjang) Spearman
6 Σ bi²
ρ = 1 - --------------
n ( n² - 1 )
ρ
Zh = -------------
1
-------------
√n –1
81
6.5.2. Teknik-Teknik Regresi
Y=a + bX
82
Dengan persamaan regresi sederhana yang dituliskan dimuka maka
model penelitian yang akan menggunakan teknik analisis regresi sederhana
dapat digambarkan seperti berikut ini.
X Y
Kemudian untuk mencari nilai a dan b dari persamaan regresi dimuka dapat
( Σ Yi )( Σ Xi² ) – ( Σ Xi )( Σ Xi Yi )
a = ---------------------------------------------
n Σ Xi² - ( Σ Xi )²
n Σ Xi Yi - ( Σ Xi )( Σ Yi )
b = ------------------------------------- n
Σ Xi² - ( Σ Xi )²
Jika pada regresi sederhana variabel prediktor (independen) hanya terdiri atas satu
variabel saja, dalam regresi berganda variabel prediktor terdiri atas dua atau lebih
variabel. Dengan demikian prediksi yang dilakukan dapat berupa pengaruh dari
setiap variabel independen secara sendiri-sendiri (parsial) dan bisa pengaruh
semua variabel independent terhadap variabel dependen secara bersama
(simultan).
83
Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa ( ordinary
least square ) merupakan model regresi yang bisa menghasilkan estimator linier
yang tidak bias dan terbaik, atau dengan kata lain sebuah model regresi
seharusnya memenuhi kreteria “BLUE estimate” ( Best Linier Unbias
Estimator ). Kondisi BLUE estimate ini akan terjadi jika dapat dipenuhi
beberapa asumsi yang dikenal dengan “asumsi klasik regresi”, yang terdiri atas :
a. Data berdistribusi normal (normalitas)
Cara mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan
dengan menggunakan “histogram regression” yang sudah distandarkan,
atau menggunakan analisis “chi kuadrat” kolmogorov- smirnov”. Data
dikatakan berdistribusi normal jika nilai kolmogorov- smirnov Z < Z tabel;
atau nilai Asymp. Sig. ( 2- tailed ) > α.
b. Tidak terjadi multikolinier antar variabel (multikolinearitas)
84
Analisis data dengan regresi berganda bisa dilakukan secara manual
maupun dengan program komputer yakni SPSS for Windows. Bentuk persamaan
umum regresi berganda adalah :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + ……. + bn Xn + ε
nilai residu
X1
Y
X2
X3
85
Untuk penyelesaian secara manual, mencari nilai-nilai a, b1, b2, …., bn dapat
digunakan bantuan persamaan-persamaan dibawah ini.
ΣY = an + b1 Σ X1 + b2 X2 + bn Xn
b R² / (k-1)
t hit = ------ F hit = ------------------ 1 -
Sb R² / (n-k)
86
Σ(Y – Ŷ )²
_
R² = 1 - ----------------- Σ ( Y – Ý
S= 1/(n-1) Σ ( Xi - X )²
)²
1). Koefisien :
Coefficientª
87
Dari 4 variabel bauran pemasaran ( bauran produk, bauran harga, bauran
distribusi, dan bauran promosi ) semuanya memberikan pengaruh positif
terhadap pangsa pasar ( semua koefisien regresi bertanda positif ). Selain itu
dilihat dari tingkat signifikansi (Sig) menunjukkan bahwa bauran produk (X1),
bauran harga (X2), dan bauran distribusi (X3) secara parsial berpengaruh secara
signifikan terhadap pangsa pasar (Y) pada α 5 %; sedangkan variabel bauran
promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap pangsa pasar karena tingkat
signifikansinya lebih besar dari 5 %.
ANOVA
Model Sum of Square df Mean Square F Sig
Regression 232,406 4 58,101 20,772 ,001
Total 414,213 69
88
adalah variabel error, yakni variabel yang tidak dimasukkan dalam
penelitian seperti : tingkat persaingan, daya beli konsumen, pertumbuhan
industri, permintaan, dan sebagainya.
b. Harga Durbin-Watson berada disekitar nilai 2 berarti tidak terdapat
multikolinieritas ganda diantara 4 variabel bauran pemasaran.
X1
X2 Y
X3 ε
89
1). Menghitung korelasi antar variabel
X1 X2 X3 Xi Y
1 rX1X2 rX1X3 rX1Xi rX1Y
Ri = 1 rX2X3 rX2Xi rX2Y
1 rX3Xi rX3Y
1 RxIy
X1 X2 X3 Xi
1 rX1X2 rX1X3 rX1Xi
Ri = 1 rX2X3 rX3Xi
1 rX3Xi
1
X1 X2 X3 Xi
C11 C12 C13 C1i
R1ˉ¹ = C21 C22 C23 C2i
C31 C32 C33 C3i
rYX1
rYX2
R²Y (X1, X2, X3, Xi) = { PYX1 PYX2 PYX3 PYXi } x rYX3 rYXi
PYXi
t= --------------------------------
(1
-
R²YXi ) Cii
--------------------- ( n – k
–1)
91
Pengaruh X1 melalui X2 : PYX1 . rX1X2 . PYX2
Pengaruh X1 melalui X3 : PYX1 . rX1X3 . PYX3
Total pengaruh X1 -----------------------------
b) Pengaruh X2 terhadap Y
Pengaruh X2 langsung : PYX2. PYX1
Pengaruh X2 melalui X1 : PYX2 . rX1X2 . PYX1
Pengaruh X2 melalui X3 : PYX2 . rX2X3 . PYX3
Total pengaruh X2 : -----------------------------
c) Pengaruh X3 terhadap Y
Pengaruh X3 langsung : PYX3 . PYX3
Pengaruh X3 melalui X1 : PYX3 . rX1X3 . PYX1
Pengaruh X3 melalui X2 : PYX3 . rX2X3 . PYX2
Pengaruh X3 total : -----------------------------
Seringkali dijumpai pada suatu penelitian bahwa dalam hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat bisa muncul variabel lain yang ikut mempengaruhi
hubungan tersebut. Dalam bab III sudah dijelaskan tentang adanya variabel
intervening dan variabel moderating.
Model regresi intervening dan regresi moderating ini dapat diselesaikan
dengan program SPSS yang akan menghasilkan output berupa pengaruh
92
langsung dan pengaruh tidak langsung melalui variabel intervening atau variabel
moderating tersebut.
Contoh ini bisa diselesaikan dengan 3 metode yang akan digunakan, yaitu :
a). Uji Interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis
(MRA), yang merupakan aplikasi dari regresi linier yang mengandung
unsure interaksi ( perkalian 2 atau lebih variabel independent )
Uji interaksi dilakukan dengan cara mengalikan data untuk variabel
kualitas pelayanan dengan kepuasan. Jika hasil pengujian terhadap
perkalian tersebut signifikan maka variabel kepuasan memoderasi antara
kualitas pelayanan dengan loyalitas pelanggan.
b). Uji Selisih Nilai Mutlak
93
Uji nilai selisih mutlak dilakukan dengan cara mencari selisih nilai mutlak
terstandarisasi diantara kedua variabel bebas ( kualitas pelayanan dan
kepuasan pelanggan ). Jika selisih nilai mutlak tersebut signifikan maka
variabel kepuasan memoderasi hubungan antara variabel kualitas
pelayanan dengan loyalitas pelanggan.
Langkah ketiga, ujilah hasil kedua langkah regresi tersebut untuk mengetahui
apakah pengaruhnya signifikan atau tidak.
94
tepat lagi digunakan, tetapi akan lebih tepat menggunakan model regresi logit atau
regresi logistik ( logctic regression ).
Sebagai contoh, misalnya sebuah penelitian berjudul “Pengaruh tingkat
pendidikan terhadap pemakaian kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur
(PUS)”. Dalam contoh ini maka :
Variabel prediktor atau independent adalah tingkat pendidikan ( berbentuk
kategori ), dan variabel yang diprediksi atau variabel dependennya adalah
pemakaian kontrasepsi ( variabel diskrit dikhotomi ).
Untuk yang memakai kontrasepsi diberi simbol 1
Model regresi logit diawali dengan adanya sebuah persamaan atau fungsi logistik
1
P = -------------
-z
1+e
Berdasarkan regresi logit awal tersebut maka persamaan regresi logit berganda
dapat dituliskan sebagai berikut.
95
1
P = -------------------------------------------------------
- ( a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn )
1+e
berikut.
P
Log -------- = a + b1X1 + b2X2 + ….. + bnXn
1-P
Vi adalah koefisien standar regresi variabel I pada faktor khusus atau uniq i
Ui adalah faktor khusus dari variabel i m
adalah jumlah faktor umum
2. Barlett’s Test of Spericity, yakni tes statistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis bahwa antara variabel-variabel yang ada dalam populasi tidak saling
berhubungan
3. Kaiser-Meijer Olkin, merupakan indeks yang digunakan untuk menguji
ketepatan analisis faktor, dengan nilai-nilai yang tinggi (antara 0,5 s/d 1,0)
4. Eigen Value, adalah nilai yang mewakili total varians yang dijelaskan oleh setiap
faktor.
5. Loading factor, adalah korelasi sederhana antar variabel dan antar faktor.
97
menimbulkan masalah multikolinier, kemudian disatukan dan dipilih salah
satu untuk dianalisis.
b. Menyususn matriks ekstrasi faktor yang digunakan untuk menentukan jumlah
faktor yang diperlukan untuk mewakili data. Dengan melakukan ekstrasi
faktor ini akan diketahui faktor-faktor yang secara empiris dapat mewakili
seperangkat variabel dengan melihat eigen value dari setiap faktor. Semakin
besar eigen value menunjukkan semakin representatif faktor tersebut untuk
mewakili variabel. Nilai eigen value yang baik memiliki batas minimum = 1,00.
c. Melakukan rotasi faktor, yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
baru yang lebih mudah diinterpretasikan, yakni dengan memilih faktor yang
memiliki nilai loading factor lebih besar dari 0,5.
d. Melakukan uji Mann Whitney, digunakan untuk menguji apakah dua kelompok
variabel yang independent telah ditarik dari populasi yang sama, misalnya
antara kelompok pria dan wanita, antara kelompok dengan tingkat pendidikan
yang berbeda, dan sebagainya. Uji Mann Whitney dilakukan dengan
menggunakan rumus :
n2 ( n2 + 1 )
Mean : µ = ------------------
2
(n1) (n2) ( n1 +
n2 + 1 )
Dengan deviasi standar σµ = ---------------------------------
12
98
n1 adalah jumlah sampel pertama n2 adalah jumlah sampel kedua
U - Uµ
Z = ------------
σµ
Sebelum seorang peneliti memilih alat uji hipotesis, terlebih dulu perlu dipersiapkan
langkah apa saja yang akan dilakukan dalam rangka pengujian hipotesis ini.
Secara garis besar kegiatan dalam menguji hipotesis akan mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Tuliskan hipotesis penelitian
b. Buat rumusan hipotesis
c. Tentukan level of significance atau tingkat kesalahan yang ditoleransi ( α )
d. Pilih alat uji yang sesuai dan lakukan perhitungan dengan alat uji itu
e. Periksa hasil pengujian dan bandingkan dengan α yang ditetapkan
f. Buat simpulan, dengan acuan :
Hipotesis teruji secara signifikan jika Ho salah (ditolak) atau Ha benar
(diterima); dan sebaliknya hipotesis tidak teruji secara signifikan jika Ho
benar (diterima) atau Ha salah (ditolak).
Dalam menguji hipotesis, tentu saja peneliti harus bisa memilih alat uji
statistik yang paling tepat, sesuai dengan rancangan penelitiannya. Oleh karena
secara umum rancangan penelitian berkaitan dengan penelitian deskriptif,
penelitian komparatif, dan penelitian asosiatif, maka alat uji hipotesis juga
dikaitkan dengan ketiga bentuk hipotesis yang muncul.
Pemilihan alat uji statistik tentu saja disesuaikan dengan bentuk keterkaitan
antar variabel penelitian serta tingkatan data yang akan diuji, apakah datanya
memiliki gejala nominal, ordinal, interval, atau rasio. Berikut ini akan dijelaskan
99
dengan disertai contoh hipotesisnya dengan penggunaan alat uji statistik yang
sesuai untuk setiap jenis hipotesis.
1. Hipotesis Deskriptif.
Langkah penyelesaian :
2. Hipotesis komparatif.
Tingkatan data
Interval / Rasio Nominal Ordinal
Sampel
2 sampel
a. berkorelasi t test ( 2 sampel ) Mc. Nemar Sign test
Wilcoxon
b. independen t test ( 2 sampel ) F test Median test
Chi Square Mann Whitney test
Kolmogorov Smirnov
K sampel
a. berkorelasi Anova Chi Square Friedman
Chohran Q Anova
b. independen Anova Chi Square Median Extention
Kruskal Walls Anova
3. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif merupakan sebuah pernyataan yang menunjukkan dugaan
tentang hubungan antara dua atau lebih variabel.
101
Contoh : Diduga ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan
efektivitas kerja karyawan.
Penyelesaian :
Ho : r = 0
Ha : r ≠ 0
c. Tentukan α
d. Pilih alat Uji Statistik yang sesuai dengan tingkatan data sebagai berikut.
2. Kendal tau
Interval / Rasio 1. Pearson product moment
2. korelasi ganda
3. korelasi parsial
Kreteria Pengujian
daerah terima Ho
daerah tolak Ho
daerah terima Ho
daerah tolak Ho
103
Kreteria ini digunakan jika rumusan hipotesis tidak menyatakan dengan tegas
dari hipotesis yang akan diuji. Hasil pengujian menggunakan dua ujung dari
kurva normal ( ujung kiri dan ujung kanan sekaligus ).
Maka kreteria pengujiannya menggunakan uji dua sisi, dan α disebar ke ujung kiri
dan ujung kanan kurva masing-masing ½ α. Perhatikan gambar kreteria
pengujian dibawah ini.
daerah
terima Ho
½α ½α
daerah tolak Ho
Bagian terpenting dalan suatu penelitian adalah analisis atau pengolahan data,
karena tanpa pengolahan data yang sudah terkumpul tidak bisa bermakna baik
dalam pengujian hipotesis maupun dalam pemecahan masalah penelitian.
Pengolahan data dilakukan dengan 3 langkah utama, yaitu ceking data, tabulasi,
dan penerapan data sesuai dengan pendekatan analisis. Dalam mengolah data
perlu disusun rancangan analisis (analysis design), baik untuk penelitian
deskriptif, penelitian komparatif, maupun penelitian korelasional.
104
Untuk penelitian-penelitian social-ekonomi, banyak digunakan teknik atau
model analisis dengan regresi dan korelasi dengan berbagai bentuk yang sesuai
dengan model penelitiannya. Model-model regresi dan korelasi yang biasa
digunakan dalam penelitian sosial ekonomi dapat disebutkan sebagai berikut.
Model korelasi yang termasuk dalam statistik parametrik :
a. korelasi product moment
b. korelasi parsial
c. korelasi ganda
Model korelasi yang termasuk dalam statistik non parametrik :
a.
koefisien kontingensi
b.
korelasi jenjang (rank) Spearman
d. regresi intervening
e. regresi moderating
f. regresi logit ( logistic regression )
g. analisis factor
105
hipotesis komparatif, atau hipotesis asosiatif. Dalam pengujian hipotesis juga perlu
memperhatikan kreteria pengujian yang dipilih sebagai dasar untuk membuat
simpulan hasil pengujian hipotesis.
Beberapa cuplikan dari buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan, yang dianggap penting untuk diperhatikan dalam penulisan
ilmiah diantaranya adalah :
2). Untuk menulis kata-kata asing ( kecuali yang sudah di “Indonesia” kan ) atau
kata/nama ilmiah.
3). Untuk penegasan atau mengkhususkan huruf, suku kata, atau kelompok kata.
Misalnya : Huruf pertama kata abad adalah a
Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali dalam
penggabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti : kepada,
daripada, barangkali.
Misalnya : Komputer itu ditaruh di sini
Di mana ada semut, di situ ada gula Ramalan
108
penjualan satu tahun ke depan Anggaran
disusun lebih besar dari semestinya
* Kata diakhiri huruf ic, ics, ica, ique menjadi -ik, -ika
Public menjadi publik
Logic, logica menjadi logika
Technique menjadi teknik
* Kata diakhiri isch, ic, menjadi -ik
Mechanisch menjadi mekanik
Electronic menjadi elektronik
* Kata diakhiri ical, menjadi –is
d. Tanda Baca
* Tanda titik (.) dipakai pada akhir dari singkatan gelar, pangkat, jabatan, dan
sapaan.
Misalnya : Dr. (Doktor)
dr. (Dokter)
Ir. (Insinyur)
109
M.S / M.Si ( Magister Sains atau Master of Science )
M.B.A. ( Master of Business Administration )
Prof. (Profesor)
Yth. ( Yang terhormat )
Sdr. (Saudara)
* Tanda koma (,) dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan
kalimat setara berikutnya yang didahului kata : tetapi, melainkan.
Misalnya : - Inflasi diprediksi akan turun, tetapi yang terjadi justru naik
Selain beberapa cuplikan dari buku pedoman tersebut, dalam menulis karya
ilmiah juga harus memperhatikan etika penulisan, dimana sebagai warga Negara
yang baik kita harus menghormati bahasa kita yaitu Bahasa Indonesia. Oleh karena
itu dalam menuliskan istilah-istilah asing atau berbahasa asing, harus dituliskan
istilah dalam bahasa Indonesia lebih dulu, baru istilah asing didalam tanda kurung.
Misalnya dalam skripsi yang disusun, mahasiswa akan menulis kalimat
Bagian awal skripsi ( front matter ) berisi segala sesuatu yang diperlukan
untuk bisa mengantarkan pembaca kepada isi skripsi, biasanya memuat :
1. Halaman Judul
4. Abstraksi
5. Halaman motto atau Kata Persembahan ( kalau ada )
6. Kata Pengantar
7. Daftar Isi
Bagian isi atau tubuh skripsi ( main body ), terdiri atas bab-bab yang perlu
disajikan dalam laporan penelitian berbentuk skripsi, yang terdiri atas 6 bab
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi Latar belakang Masalah; Identifikasi,
Pembatasan, dan Perumusan Masalah; Tujuan penelitian; dan Kegunaan
atau Manfaat Penelitian.
Bab II Tinjauan Pustaka. Bab ini memuat Penelitian terdahulu yang relevan;
Teori-Teori yang melandasi; Kerangka Pemikiran Teoritis; dan Hipotesis
( kalau ada )
Bab III Metode Penelitian. Bab ini berisi Jenis dan Obyek Penelitian;
Operasionalisasi variabel; Populasi dan sampel; Metode Pengumpulan
Data; Teknik Analisis ( termasuk pengujian hipotesis )
Bab IV Gambaran Umum Obyek Penelitian, memuat identitas dari obyek yang
diteliti seperti sejarah perkembangan obyek, lokasi, organisasi,
personalia, aspek produksi, aspek pemasaran, dan sebagainya.
111
Bab V Analisis dan Pembahasan. Bab ini memuat uraian secara rinci tentang
proses dan prosedur pemecahan masalah atau pengolahan data dan
pengujian hipotesis hingga diketahui hasilnya.
Bab VI Simpulan dan Saran. Simpulan hasil penelitian bisa berupa simpulan secara
umum dari hasil pengamatan pada obyek, dan simpulan khusus dari hasil
analisis atau pengujian hipotesis. Sedangkan saran dibuat
112
Bagian akhir skripsi ( reference Section ), merupakan bagian yang
diperlukan sebagai penjelas atau pelengkap yang diperlukan sehubungan
dengan penyusunan skripsi, yang bisa berisi Daftar Pustaka dan Lampiran-
Lampiran yang perlu.
113
1. Jenis kertas yang digunakan adalah kertas putih bersih jenis HVS dengan
tebal 70 atau 80 gram, berukuran kuarto ( A4 ). Pemakaian kertas diluar
ketentuan ini diperbolehkan untuk keperluan-keperluan khusus seperti
pembuatan tabel, gambar, dan sebagainya.
2. Tipe huruf yang digunakan adalah huruf standar ( ukuran font : 12 ) dengan
seterusnya )
c.
Bagian akhir skripsi diberi nomor halaman dengan angka Arab dan
meneruskan nomor halaman bagian isi skripsi.
d.
Nomor halaman diletakkan di ruas kanan atas ruang ketikan sejajar
dengan marjin kanan, sedangkan untuk halaman-halaman yang ada
judul bab nya, nomor halaman diketakkan di tengah-bawah ruang
ketikan, sejajar dengan marjin bawah.
5. Pemberian nomor bab, sub bab, bagian, sub bagian, dan seterusnya
mengikuti aturan sebagai berikut :
Bab dan Bagiannya Penomoran
114
Sub Bagian a.; b.; c.; dst
Seksi 1).; 2).; 3). Dst
Sub Seksi a).; b).; c). dst
Contoh : untuk menuliskan tabel pertama yang ada pada bab IV,
dituliskan sebagai berikut :
Tabel 4.1.
2 Keuangan Produksi 5
3 Supervisi 80
4 10
Jumlah 115
Sumber : data primer
………………… “
c.
Jika nama penulis diletakkan di akhir kalimat
f.
Jika mengacu dari sumber ke dua :
“Menurut Keynes ( dalam Sudiono, 1995 : 22 ) pengeluaran konsumsi
merupakan ……….. “
117
10. Abstraksi ditulis dengan spasi tunggal dengan panjang tulisan maksimum 200
kata ( setara dengan 1 halaman kuarto ), dan diutamakan dengan
menggunakan bahasa Inggris jika karya ilmiah ditulis dalam bahasa
Indonesia.
11. Sampul skripsi atau cover menggunakan kertas karton tebal (hard cover)
dengan warna sampul dan warna tulisan yang ditetapkan oleh program studi
atau perguruan tinggi yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Purwadi, 2000. Riset Pemasaran, Aplikasinya dalam Bauran Pemasaran; PT.
Grasindo, Jakarta
Djarwanto, PS dan Pangestu Subagyo, 1998. Statistik Induktif; penerbit BPFE
Yogyakarta
Fandi Tjiptono, dkk, 2004. Marketing Scales, Andi Offset, Yogyakarta
118
Gujarati, Damodar, 1995. Basic Econometrics; Prentice Hall. New Jersey,
International Edition
Harun Al-Rasyid, Analisis Jalur ( Path Analysis ); LP3E Fakultas Ekonomi
Husein Umar, 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis; PT.
Grafindo, Jakarta
Husein Umar, 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa; Ghalia Indonesia,
Jakarta
Imam Ghozali, 2001. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS; Badan
Moh. Nazir, 1988. Metode Penelitian; Ghalia Indonesia, Jakarta, cetakan ketiga
M. Sudradjat, SW, 1985. Statistika Non Parametrik; penerbit Armico, Bandung
Retherford,Robert D. and Kim Choe, Minja, 1993. Statistical Models for Causal
analysis; john Wiley & Sons Inc. Singapore
Sekaran, Uma; 2000. Research Method for Business; John Willey and Sons.
Inc., Singapore
119
Sugiyono dan Ari Wibowo, 2001. Statistika Penelitian dan Aplikasinya Dengan
120
121