Anda di halaman 1dari 12

Rania Nabila Ihsan

1910111009

Metode Penelitian dan Penulisan Hukum

 Pengertian Penelitian Ilmiah

Secara Etimologi, PENELITIAN berasal dari bahasa Inggris RESEARCH (RE

berarti kembali, dan SEARCH berarti mencari). Sehingga Research berarti mencari

kembali. Penelitian ilmiah merupakan rangkaian pengamatan yang sambung

menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan

meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan

metode ilmiah sebagai tata cara sistematis yang digunakan untuk melakukan

penelitian.

Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala

alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-

hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah sering kali mengalami retroduksi.

Penelitian ilmiah menggunakan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh orang

banyak.

Penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan objektif untuk

mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai

prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah

tersebut. Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang

terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan dalam penelitian-penelitian


terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau menyempurnakan teori yang

telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian.

Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dilakukan untuk memberikan

kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dengan pengumpulan data, interpretasi data,

dan evaluasi data secara terorganisir dan sistematis.

 Tujuan Penelitian Ilmiah

1. Penelitian Eksploratif

Penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk menemukan ilmu pengetahuan

baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh melalui penelitian betul-betul baru

belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan

kriteria kepemimpinan 9 efektif dalam manajemen berbasis sekolah. Atau penelitian

yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan

siswa.

2. Penelitian Verifikatif

Penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk menguji kebenaran dari sesuatu

ilmu pengetahuan yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk

membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau ilmu pengetahuan tertentu.

Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh

kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan. Penelitian yang dilakukan untuk

menguji efektivitas metode pembelajaran yang telah dikembangkan di luar negeri jika

diterapkan di Indonesia.
3. Penelitian Pengembangan

Tujuan penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan sesuatu ilmu

pengetahuan yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau

memperdalam ilmu pengetahuan yang telah ada. Misalnya penelitian tentang

implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah

digunakan dalam pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem

penjaminan mutu (Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan yang

sebelumnya telah berhasil diterapkan dalam organisasi bisnis/perusahaan.

Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, penelitian ilmiah harus mengandung

unsur keilmuan dalam aktivitasnya. Penelitian yang dilaksanakan secara ilmiah berarti

kegiatan penelitian didasarkan pada karakteristik keilmuan yaitu:

1. Rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau

oleh penalaran manusia.

2. Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain

dengan menggunakan panca indera manusia.

3. Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang

bersifat logis.

 Langkah-Langkah Melakukan Penelitian Ilmiah

1. Merumuskan Masalah

Masalah biasanya berupa pertanyaan yang harus dijawab dengan melakukan

sebuah penelitian secara ilmiah.

Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan saat kita akan merumuskan masalah:
 Masalah harus diungkapkan sebagai kalimat pertanyaan

 Kata-kata dari masalah harus singkat, ringkas, jelas dan mudah dimengerti.

 Perumusan masalah harus menjadi masalah yang bisa diselesaikan.

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah melakukan perumusan masalah, tahapan berikutnya yang harus kita

lakukan mengumpulkan informasi atau data. Ini bisa dilakukan dengan observasi

maupun studi literatur seperti jurnal ilmiah, atau penelitian-penelitian lain yang sudah

ada sebelumnya.

3. Menyusun Hipotesis

Pada tahapan berikutnya, setelah kita melakukan observasi dan mendapatkan

data, maka yang harus dilakukan adalah membuat hipotesis. Hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus

dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.

4. Melakukan Percobaan

Untuk menguji kebenaran dari hipotesis atau jawaban sementara yang telah kita

buat di tahapan sebelumnya, maka yang harus kita lakukan adalah melakukan

percobaan atau penelitian. Penelitian harus dilakukan dengan teliti sehingga

didapatkan data yang akurat.

5. Menganalisis Data

Di tahapan ini, data-data yang telah kita peroleh dari hasil penelitian lalu dicatat

dan diolah ke dalam bentuk grafik atau diagram sehingga mudah untuk dianalisis.
6. Membuat Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat berdasarkan hasil percobaan,

tanpa adanya pengaruh pendapat pribadi. Kesimpulan merupakan jawaban sebenarnya

dari hopitesis yang pernah diajukan.

7. Mengomunikasikan Hasil Penelitian

Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan mempublikasikan hasil penelitian

kepada orang lain dalam bentuk laporan tertulis atau melalui forum diskusi dan

seminar.

 Pengertian Tipologi Penelitian

Tipologi yaitu pengelompokan bahasa berdasarkan ciri khas tata kata dan tata

kalimatnya. Lebih jauh Malonson mengemukakan bahwa bahasa-bahasa dapat

dikelompokkan berdasarkan batasan-batasan ciri khas strukturalnya. Kajian tipologi

bahasa berusaha menetapkan pengelompokan secara luas berdasarkan sejumlah fitur

gramatikal yang saling berhubungan.

dilihat dari sudut sifatnya, penelitian terdiri dari penelitian eksploratoris,

penelitian deskriptif dan penelitian eksplanatoris.

Penelitian eksploratoris dilakukan apabila pengetahuan tentang suatu gejala

yang akan diteliti masih sangat kurang bahkan mungkin tidak ada., sehingga

diperlukan penjelajahan lebih jauh. Terkadang penelitian ini disebut dengan feasibility

study, yang bertujuan untuk memperoleh data awal. Penelitian jenis ini lebih

ditujukan untuk mengumpulkan data atau informasi sebanyak-banyak tentang suatu


gejala sehingga memungkinkan untuk merumuskan permasalahan secara tepat atau

hipotesis secara tepat dalam penelitian lebih lanjut.

Penelitian deskriptif adalah tipe penelitian untuk memberikan data yang seteliti

mungkin tentang suatu gejala atau fenomena. Penelitian deskriptif sangat berguna

untuk mempertegas sebuah hipotesa, agar dapat membantu dalam memperkuat teori-

teori yang sudah ada, atau mencoba merumuskan teori baru.

Apabila pengetahuan, dalam arti data atau informasi sudah cukup memadai,

maka dipergunakan penelitian ekplanatoris yang terutama ditujukan untuk menguji

hipotesis-hipotesis tertentu. Penelitian eksplanatoris sering disebut dengan istilah

penelitian uji, karena ditujukan untuk menguji hipotesis atau hubungan antar variable

penelitian.

2. dilihat dari segi bentuknya, penelitian terdiri dari penelitian diagnostic, penelitian

preskriftif dan penelitian evaluatif.

Penelitian diagnostic merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendapatkan keterangan mengenai sebab-sebab terjadinya suatu gejala atau beberapa

gejala. Apabila sebuah penelitian dilakukan untuk menemukan saran-saran atau

alternative penyelesaian atas satu atau lebih problem yang sedang terjadi, maka

penelitian tersebut dinamakan penelitian preskriftive. Sedangkan apabila penelitian

diarahkan untuk menilai program-program yang tengah dijalankan, penelitian ini

disebut dengan penelitian evaluatif.


3. Penelitian dari sudut tujuannya

Dilihat dari segi tujuannya dikenal penelitian untuk menemukan fakta belaka

(fact finding). Penelitian semacam ini dapat dilanjutkan dengan penelitian untuk

menemukan masalah (problem finding), untuk kemudian menuju pada problem

identification. Tidak jarang penelitian dilanjutkan kepada penelitian yang bertujuan

untuk mengatasi masalah (problem solution).

4. Penelitian dari sudut penerapannya, dibedakan atas penelitian murni, penelitian

yang berfokus masalah dan penelitian terapan.

Penelitian murni atau juga disebut dengan penelitian dasar, pure research, basic

research atau penelitian fundamental adalah penelitian yang ditujukan untuk

mengembangkan ilmu itu sendiri, untuk keperluan pengembangan teori atau untuk

keperluan pengembangan metodologi penelitian. Penelitian ini mengkaji masalah-

masalah yang sangat mendasar dari sebuah ilmu, misalnya tentang pengertian-

pengertian yang dipergunakan dalam sebuah ilmu.

 Pengertian Variabel Penelitian

Pengertian variabel menurut beberapa ahli

1. Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai (Nasir, 1983)

2. Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai

(Uma Segaran, 2006)

3. Variabel adalah atribut obyek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang

lainnya (Sugiono, 2006)


 Jenis-Jenis Variabel

1. Variabel Independen

Variabel independen bebas disebut juga dengan variabel prediktor, stimulus,

eksogen, yakni merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain/menjadi sebab

atau berubahnya suatu variabel lain. Contoh: “kebersihan toilet di mall” dapat

mempengaruhi variabel “kepuasan pengunjung mall”.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena

adanya variabel independen.

3. Variabel Moderat

Variabel moderat merupakan variabel yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau

dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah variabel tersebut mengubah hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen.

4. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak

langsung.

5. Variabel Kontrol

Variable kontrol didefinisikan sebagai variabel yang faktornya dikontrol oleh

peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya, dan merupakan variabel yang dikendalikan

atau dibuat konstan.

 Jenis-Jenis data

A. Data Menurut Sifatnya

Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berbentuk selain angka. Data kualitatif

dapat dikumpulkan dengan cara wawancara, analisis dokumen, FGD, observasi,

pemotretan gambar atau perekaman video. Umumnya data kualitatif pada akhirnya

dituangkan dalam bentuk kata per-kata. Menurut Soeratno dan Arsyad (1993),

sekalipun data kualitatif tidak berbentuk angka namun bukan berarti data itu tidak

dapat digunakan pada analisis statistik.

Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka atau bilangan. Data

kuantitatif biasanya dijadikan sebagai bahan dasar bagi setiap permasalahan yang

bersifat statistik. Data ini umumnya diolah memakai teknik perhitungan matematika.

Data kuantitatif diklasifikasikan oleh Siyoto dan Sodik (2015) menjadi dua yaitu data

kuantitatif berdasarkan proses atau cara mendapatkannya dan data kuantitatif

berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan.

Jika data kuantitatif yang dikelompokkan berdasarkan pada tipe skala pengukuran

yang digunakan maka terbagi atas empat jenis yaitu:

 Data nominal merupakan data yang didapat dengan mengelompokkan objek

berdasarkan kategori tertentu. Data nominal tidak dapat dianalisis berdasarkan

operasi matematis, logika perbandingan, dan sebagainya. Contoh dari data

nominal seperti sekretariat LPM Penalaran UNM terdiri dari (1) Sekretariat

utama dan (2) Sekretariat alternatif. Angka (1) dan (2) bukan bermakna

kuantitatif tetapi hanya sebagai simbol untuk pengelompokan.

 Data ordinal merupakan data yang disusun secara berjenjang untuk

menunjukkan tingkatan atau urutan data. Data ordinal dapat dianalisis dengan

logika perbandingan dalam ilmu matematika namun belum bisa dianalisis


menggunakan operasi matematika seperti penambahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian. Contoh data ordinal yaitu tahapan prosedur

penelitian di LPM Penalaran UNM adalah (1) Term of Reference (ToR), (2)

Seminar proposal, (3) Penelitian lapangan, (4) Seminar hasil, (5) Research

Colloquium.

 Data interval adalah data yang memiliki sifat dari data nominal dan data

ordinal. Data interval dapat diurutkan berdasarkan kriteria yang ditentukan.

Adapun data interval ini lebih unggul dari data ordinal bahwa data interval

memiliki kesamaan jarak (equality interval) dengan data yang telah diurutkan.

Kelebihan lainnya, menurut Yusuf (2014) bahwa data interval dapat diolah

dengan menggunakan teknik analisis ordinal atau nominal namun diubah

terlebih dahulu ke bentuk skala ordinal atau nominal. Contoh data interval

yaitu rentang IPK mahasiswa antara 3,00 sampai 3,50 sama jaraknya dengan

2,50 sampai 3,50.

 Data rasio adalah data yang memiliki sifat dari data nominal, data ordinal,

dan data interval. Data rasio memiliki kelebihan dibandingkan data interval

karena data ini memiliki nilai nol (0) mutlak, yang berarti bahwa nilai 0 benar-

benar tidak memiliki nilai. Hal ini juga menjadikan data rasio dapat diolah

menggunakan operasi dasar matematis.

B. Data Berdasarkan Sumbernya

Data jika diklasifikasikan berdasarkan sumbernya maka data dikelompokkan ke

dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber datanya. Jadi untuk

mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Data


primer biasanya diperoleh dari observasi, wawancara, Focus Group Discussion

(FGD), dan penyebaran

b. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari studi-studi sebelumnya. Data

sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti jurnal, laporan, buku, dan

sebagainya.

C. Data Berdasarkan Waktu Pengumpulannya

Data dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu pengumpulannya yaitu sebagai

berikut:

a. Data Berkala (Time Series) merupakan data yang dikumpulkan secara berkala dari

waktu ke waktu. Pengambilan data ini biasanya digunakan untuk melihat

perkembangan dari waktu ke waktu.

b. Data Cross Section merupakan data yang diperoleh pada waktu yang telah

ditentukan untuk mendapatkan gambaran keadaan atau kegiatan pada saat itu juga.

Anda mungkin juga menyukai