Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tina Sunaini Rahmi UTS : Metodologi Penelitian Ilmu Hukum

Kelas : D Dosen : DR. Azmi .,S.AG.,SH.,MH

NIM : 7773190059

JAWABAN
1. Penelitian berkenaan dengan mendapatkan sesuatu secara kebetulan, artinya tidak timbul
dari niat, tidak sengaja, tidak ada perencanaan, sukar diukur hasilnya, tidak pasti/tidak
adanya kepastian secara berkelanjutan, tidak dapat dijadikan dasar bagi capaian serupa
selanjutnya.
Hukum perencanaan ada aturan yang terukur sehingga akan diprediksi keberhasilannya.
Kesejahteraan atau kemakmuran manusia tidak akan tercapai dengan baik dengan cara :
perintah kekuasaan otoriter, dengan janji kaum politik, bujuk rayu kaum bangsawan,
tetapi dengan hukum pencapaian kebijaksanaan dan kemakmuran lebih mudah tercapai
dan hasilnya lebih mudah diukur.Kekuasaan yang di formalkan disebut kewenangan.
Penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang dilakukan secara aktif, tekun dan
sistematis dimana tujuannya untuk menemukan atau mendapatkan suatu data untuk
keperluan dan tujuan tertentu. Intinya dalam ilmu kebetulan ada yang harus di hindari
bisa mendapatkan sesuatu yang berfaedah dan bisa juga tidak. Mendapatkan sesuatu
secara kebetulan tidak ilmiah (sebaiknya tidak digunakan).

Penelitian berkenaan dengan mendapatkan sesuatu secara untung-untungan agak serupa


dengan kebetulan, yang membedakan adalah untung-untungan ada perencanaan tapi
hasilnya belum pasti, artinya perencanaan tersebut menjadi dasar untuk mendapatkan
sesuatu secara pasti. Mendapatkan sesuatu secara untung-untungan bukan ilmiah.

Penelitian berkenaan dengan mendapatkan sesuatu atas dasar kewibawaan/kehormatan


dan kharismatik pada seseorang /lembaga.Tidak semua mendapatkan sesuatu atas dasar
hal tersebut bisa dikatakan kegiatan ilmiah, kharismatik berdasarkan ilmiah lah yang
dapat diikuti.

Penelitian berkenaan dengan mendapatkan sesuatu secara spekulatif bukanlah kegiatan


ilmiah, karena kegiatan spekulatif diluar perencanaan yang ber output atau menghasilkan
hubungan yang pasti.

Penelitian berkenaan dengan mendapatkan sesuatu dengan cara kritis tidak selamanya
dapat dikatakan kegiatan ilmiah, karena mendapatkan sesuatu dengan cara kritis hanya
berdasarkan pada pengalaman orang itu saja dan kerap mengabaikan perencanaan,
metodologi, dan sistematika yang berlaku. Adapun yang dimaksudkan dengan penelitian
bahasa yang bersifat kritis adalah kritis terhadap hipotesis – hipotesis tentang hubungan
yang diperkirakan terjadi antara bunyi tutur sebagai objek penelitian bahasa dengan
fenomena ekstralingual yang memungkinkan bunyi tutur itu muncul. Sebagai contoh,
dalam kajian variasi bahasa ( kajian secara dialektologis) mungkin kita akan tergoda
untuk membuat suatu hipotesis bahwa suatu bahasa dapat memunculkan berbagai varian
yang disebabkan faktor perbedaan tempat tinggal penutur- penutur bahasa tersebut.

2. Penelitian berkenaan dengan mendapatkan sesuatu kebenaran dengan cara ilmiah adalah
suatu rangkaian usaha, upaya-upaya, dan atau melakukan kegiatan dengan di awali
berdasarkan niat artinya ketika mencari sesuatu berdasarkan niat menentukan kehendak
untuk mencari sesuatu yang memerlukan jawaban-jawaban atau solusi-solusi terhadap
fenomena-fenomena yang berkembang, faktor-faktor yang ada, gejala-gejala yang
mengemukakan, kenyataan-kenyataan yang ada dihadapan, dimana terhadap unsur-unsur
yang dimaksud dilakukan pengamatan, penyelidikan, pemeriksaan, serta dengan memberi
analisis terhadap fenomena-fenomena, fakta, gejala, dan kenyataan tersebut diatas.
Untuk menyalurkan hasrat ingin tahu atau rasa ingin tahu terhadap sesuatu, upaya-upaya
tersebut dilakukan dengan penuh perencanaan. Menggunakan metode-metode tertentu,
sistematika tertentu, cara perolehan dan tertentu dan dengan analisis tertentu pula.
Mendapatkan sesuatu kebenaran secara ilmiah melalui suatu penelitian ilmiah harus
berdasarkan a) Niat untuk menentukan kehendak
b) Perlu perencanaan
c) Metode tertentu
d) Sistematika
e) Mendapatkan data dengan cara tertentu
f) Melakukan analisis terhadap fenomena, fakta, gejala, paradigm atau suatu ilmu
(empiris)

3. Hubungan penelitian dengan hukum dan persoalan-persoalannya, Penelitian secara


tipologis atau jenisnya dikenal berhubungan dengan penelitian hukum dikenal adanya
penelitian yuridis saja, penelitian yuridis normatif, penelitian yuridis normatif dan
empiris, penelitian empiris dengan kata lain di sebut juga dengan penelitian sosiologis,
penelitian bersifat gabungan yaitu penelitian yuridis normatif /empiris. ilmu hukum
adalah sesuatu yang ada dengan segala kekhasannya, tanpa harus dipaksa digolongkan ke
dalam desain ilmu-ilmu, yaitu ilmu eksakta alam, ilmu sosial, dan humaniora. Sebagai
salah satu wujud kekhasan ilmu hukum, di dalam bahasa Inggris ilmu hukum tidak
disebut sebagai legal science, melainkan jurisprudence. “Ilmu hukum mempunyai
karakteristik sebagai ilmu yang bersifat preskriptif dan terapan”.Sebagai ilmu yang
bersifat preskriptif ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas
aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum. Sebagai ilmu terapan
ilmu hukum menetapkan standar-standar prosedur, ketentuan-ketentuan, dan rambu-
rambu dalam melaksanakan hukum. ilmu hukum sebagai ilmu sosial berkembanglah
penelitian yang lazim disebut sebagai socio-legal research atau penelitian sosial tentang
hukum. Penelitian ini melihat hukum sebagai gejala sosial. Fokus penelitian ini adalah
perilaku manusia, baik individu maupun masyarakat, berkaitan dengan hukum. Di dalam
penelitian ini masalah penelitian merupakan jarak atau kesenjangan antara sesuatu
menurut hukum dengan sesuatu yang terjadi atau yang dilakukan oleh manusia. Dengan
perkataan lain masalah penelitian merupakan kesenjangan antara das sollen dan das sein.
Berikut ini adalah contohnya. Undang-undang mewajibkan pengendara sepeda motor
memakai helm. Kenyataannya ada sejumlah pengendara sepeda motor yang tidak
memakai helm. Jika hal ini diteliti, rumusan masalahnya adalah mengapa ada sejumlah
pengendara sepeda motor tidak menggunakan helm. Contoh sederhana ini dapat
menunjukkan bahwa di dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku orang berkaitan
dengan hukum, baik berupa perintah atau larangan.
Ketika orang mengembangkan ilmu hukum sebagai ilmu tersendiri sesuai dengan
kekhasannya, dengan demikian juga mengembangkan penelitian hukum sesuai dengan
kekhasan itu, mulailah sejumlah ahli ”menyerang” kesahihan socio-legal research sebagai
penelitian hukum. Dengan pernyataan yang amat tegas bahwa socio-legal research atau
penelitian sosio-legal bukan penelitian hukum.Penelitian hukum yang dikembangkan
berlandaskan keilmuan hukum dengan segala kekhasan melahirkan penelitian hukum
yang khas pula yang kemudian dikenal sebagai penelitian hukum normatif.

4. Hubungan Penelitian dengan Filsafat yaitu Filsafat artinya cinta kebenaran, philos artinya
cinta dan shofia artinya kebijaksanaan. Jadi bila digabungkan kata-kata ini artinya cinta
akan kebenaran, cinta kebijaksanaan. Intinya bahwa filsafat adalah sesuatu yang
menentukan dirinya benar atau sesuatu yang benar.
Cabang Filsafat :
 Ontologi adalah bicara hakekat sesuatu atau dengan kata lain bicara apa yang di kaji
menunjukan objeknya.
 Epistimologi adalah bicara bagaimana mencari mengenai ilmu pengetahuan, kebenaran,
dasar berfikir, sistematika berfikir, metodologi berfikir.
 Akseologi adalah bicara kemanfaatan, bicara hasil, bicara kemanfaatan, dari sebuah
objek yang dikaji.

Hubungan Penelitian adalah kegiatan ilmiah menghubungkan antara teori dengan


empirik artinya sesuatu yang berlangsung, sesuatu pengalaman, sesuatu praktek, yang
pernah dilakukan atau praktek yang pernah diterapkan, atau sesuatu kebijaksanaan yang
pernah di implementasikan ataupun sesuatu perbuatan hukum yang pernah dilakukan.
Contoh : Penerapan Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Undang-undang
kesehatan. Lihat di lapangan adakah perubahan di bidang kesehatan?, Bagaimana
praktek kesehatan dilaksanakan? Apa yang dilakukan di lapangan? Apakah pemerintah
daerah bertanggungjawab atau tidak, atau pemerintah pusat atau Rumah Sakitnya? Apa
yang terjadi setelah penerapan undang-undang tersebut?(empiriknya).
Penelitian menghubungkan UU Kesehatan dengan keadaan atau efek atau hasil setelah
undang-undang tersebut berlaku. Yang paling bertanggungjawab terhadap kesehatan
adalah Negara. Undang-undang no 36 tahun 2009 merupakan Das sollen (fakta),
sementara Das sein nya adalah wujud perbuatan (melakukan tindakan kedokteran).
Apakah teori mendahului penelitian? Ataukah penelitian yang mendahului teori?
Outputnya :
1. Ada penelitian, ada teori akan melahirkan hasil penelitian di mana hasil penelitian
menghasilkan teori.
2. Ada teori yang menghasilkan penelitian
3. Ada penelitian yang menghasilkan teori

 Grand teori adalah teori utama di samping itu pula ada teori pendukung atau
teori tengah ada juga di dukung pula oleh teori aplikasi.
 Teori utama bersifat Independen Variabel artinya tidak bisa dipengaruhi orang
lain.
 Teori pendukung dan teori aplikasi bersifat Dependen Variabel artinya dapat
dipengaruhi.

Teori merupakan bangunan berfikir yang sistematis, empiris, simbolis, metodologis,


maka teori tergantung pada bangunan bangunan berfikir yang dilandaskan/didasarkan
oleh niat dari awal kemudian baru di dalilkan.
Teori pertama akan mendahului penelitian tergantung daya berfikirnya, rasa ingin
tahunya, apa yang didalihkan menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian.
Penelitian secara kualitatif adalah pekerjaan yang dilakukan atau prosesnya, atau
hasilnya.
Penelitian secara kuantitatif adalah alat yang digunakan atau fakta yang dilakukan.

Hubungan Penelitian adalah bagian dari ilmu pengetahuan, bagian dari teori, bagian
terkecil dari filsafat dan di atasnya ada Tuhan atau keyakinan. Objek yang di kaji oleh
filsafat yang disebut yuridis eksporatori, yuridis eksporatorif menjelajah tingkat
kedalaman sebuah norma hukum, yuridis ekspanatoris untuk menjelaskan kedalaman
norma mengikat apa objek yang di kaji. Ilmu pengetahuan mempunyai hubungan yang
erat dengan penelitian atau kajian, ilmu pengetahuan dapat maju dan berkembang karena
adanya penelitian, sedangkan cara – cara penelitian dapat berkembang karena adanya
pengembangan dalam ilmu pengetahuan. Keduanya yakni ilmu dan penelitian itu
mempunyai tugas akhir yang sama, yaitu menunjukkan kebenaran yang disebut
kebenaran ilmiah, kebenaran yang diperoleh berdasarkan data empiris serta dilakukan
berdasarkan atau menurut cara atau prosedur ilmiah. ilmu pengetahuan dan penelitian
mempunyai hubungan yang erat, dimana prosesnya tampak berjalinan, memanglah tidak
dapat disangkal.

5. Penelitian yuridis normatif dan empiris adalah penelitian yang memiliki ukuran-ukuran,
batasan-batasan, kelayakan-kelayakan,sangsi-sangsi dan sebagainya.
Penelitian empiris adalah pada dasarnya penelitian sosiologis artinya penelitian ini
melihat faktor-faktor sosial mempengaruhi nilai-nilai produk hukum dan proses
pembentukan produk hukum.
Penelitian yuridis normatif dan empiris adalah penelitian yang memiliki ukuran-ukuran,
batasan-batasan, kelayakan-kelayakan,sangsi-sangsi dan sebagainya.
Penelitian yuridis normatif-empiris adalah penelitian yang sasarannya pada penerapan
peraturan hukum yang menampakan ada sesuatu perubahan atau tidak ada suatu
perubahan dari penerapan serta peraturan hukum tertentu bagi masyarakat.
Penelitian Multy dan Indisipliner adalah multi disipliner pembahasan dalam masalah
dengsn menggunakan berbagai sudut pandang banyak ilmu yang relevan sedangkan
Interdisipliner adalah pembahasan dalam pemecahan masalah dengan menggunakan
pembahasan berbagai sudut pandang pengetahuan yang sesuai atau tepat guna secara
lengkap.

Anda mungkin juga menyukai