Anda di halaman 1dari 10

Administrasi sebagai seni

ADMINISTRASI SEBAGAI ILMU DAN SENI

A. Administrasi Sebagai Ilmu

1. Hakikat Administrasi Sebagai Ilmu

Administrasi sebagai ilmu berari administrasi dapat dipelajari dan diajarkan. Perkembangan dewasa ini
menunjukan bahwa disiplin ilmu administrasi telah diajarkan dan sekaligus menjadi bidang studi dan
kajian tersendiri terutama di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik atau fakultas administrasi baik program
studi maupun administrasi negara. Administrasi sebagai ilmu mungkin lebih lambat munculnya, yaitu
pada akhir abad ke-19 di Perancis dan Amerika jika dibandingan administrasi sebagai seni yang telah
lama dipraktikan. Sejak akhir abada 19 administrasi mulai dipelajari, disistematiskan, dirumuskan
berdasarkan prinsip-prinsip umum, konsep-konsep, dalil-dalil, hukum-huku yang daoat digenerelisasikan
sehingga dapat disusun teori-teori yang berlaku umum dan universal.

Administrasi adalah suatu studi yang sistematis karena dirumuskan dari proses atau kegiatan yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang terdapat dalan masyarakat. The Liang Gie berpendapat
bahwa ilmu dapat diartikan sebagai sekelompok pengetahuan teratur mengenai sesuatu pokok soal
dengan titik pusat perhatian pada permasalahan tertentu sehingga merupakan berbagai konsep yang
ditelaah oleh budi manusia berdasarkan suatu metode untuk mencapai kebenaran bercirikan empiris,
sitematis, objektif, dan dapat diperiksa kebenarannya.

Tahun 1886 sering disebut sebagai “tahun” lahirnya ilmu administrasi, karena pada tahun itulah gerakan
manajemen/administrasi ilmiah dimulai oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika Serikat yang dijuluki
bapak ilmu manajemen, dan kemudian diikuti oleh Henry Fayol di Prancis yang dijuluki pula bapak ilmu
Administrasi. Dalam masa ini para sarjana mulai memperjuangkan supaya pengetahuan administrasi
sebagai ilmu yang mandiri atau sebagai salah satu tertib-ilmu (disiplin). Demikian juga dalam masa inilah
para ahli dan sarjana mengkhususkan dirinya dalam bidang administrasi dan manajemen.

2. Suatu Ilimu Mempunyai Ciri Atau Sifat

a. Empiris

Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan percobaan. Pengetahuan yang berhbungan
dengan administrasi telah dan sedang dikembangkan oleh para sarjana dan para pakar yang tergabung
dalam berbagai organisasi. Hasil-hasil yang didapat dari berbagai kegiatan, seperti telaah buku,
penelitian, seminar tukar pendapat, pelatihan, pendidikan telah diterbitkan ke berbagai jenis penerbitan
lainya.

b. Sistematis

Yang dimaksud sistematis adalah bahwa berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai suatu
kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan-hubungan ketergantungan yang terikat oleh asas tata
tertib tertentu di antara bagian-bagain yang merupakan pokok soal. Dengan kata lain ilmu sebagai
sekumpulan pengetahuan yang harus mewujudkan diri dalam suatu sistem, yakni kebulatan yang
tersusun dari unsur-unsur yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

c. Objektif

Objektif berarti pengetahuan itu harus bebas dari prasangka perseorangan dan pendapat pribadi. Ilmu
haruslah mengandung pernyataan dan informasi yang menggambarkan secara tepat gejala-gejala yang
ditelaahnya. Objektivitas ilmu masyarakat bahwa kumpulan pengetahuan itu sesuai dengan objeknya
tanpa dipengaruhi oleh keinginan maupun tujuan subjektif dari penelaahnya. Dengan demikian ilmu
administrasi merupakan ilmu yang didasarkan atas fakta-fakta yang nyata dan dapat diperiksa
kebenarannya, bukannya didasarkan atas pertimbangan pendapat pribadi, prasangka-prasangka,
penelitian-penelitian dari seseorang yang menelaahnya.

d. Analitis

Yang dimaksud dengan analitis adalah pengetahuan yang ilmiah itu berusaha membeda-bedakan pokok
soalnya menjadi berbagai sifat, hubungan dan peranan dari bagian-bagian tersebut. Ilmu administrasi
dapat dianalisis sehingga menjadi bagian-bagian atau unsur-unsur di mana masin-masing unsur tersebut
tumbh dan berkembang menjadi ilmu sebagai cabang dari ilmu administrasi. Cabang-cabang ilmu
komunikasi administrasi, ilmu informasi administrasi organisasi, ilmu manjemen kepegawaian, ilmu
adiministrasi keuangan, ilmu administrasi perbekalan dan ilmu hubungan masyarakat.

e. Dapat diperiksa kebenarannya

Menurut George Simpson ilmu adalah pengetahuan yang telah diperiksa kebenarannya, yaitu
pengetahuan yang dapat dinyatakan sah dan disampaikan kepada orang lain. Ilmu senantiasa mengarah
pada tercapainya kebenaran. Dalam hal ini, ilmu berarti suatu kumpulan pengetahuan teratur yang
sepatutnya telah disahkan secara baik, yang dirumuskan dengan tujuan untuk menemukan kebenaran-
kebenaran umum atau berlakunya kaidah umum.
Pengetahuan tentang administrasi sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri, lepas dari lainnya, misalnya
ilmu politik.

3. Syarat-Syarat Administrasi Sebagai Ilmu

Setiap pengetahuan memiliki syarat-syarat tertentu hingga ia disebut ilmu atau pengetahuan ilmiah.
Begitu pula administrasi, ia memiliki syarat-syarat tertentu yang menjadikannya sebagai ilmu.

a. Menggunakan metode ilmiah

Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara atau teknik ilmiah yang dimaksud adalah dimana kegiatan penelitian itu
dilaksanakan berdasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu Rasional, Empiris dan Sistematis (RES). Rasional berarti
peneltian dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh nalar manusia. Empiris
berarti cara atau teknik yang dilakukan selama penenlitian itu dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara atau teknik atau langkah yang digunakan
selama proses penelitian. Sistematis, maksudnya adalah proses yang dilakukan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang logis.

Data empiris yang diperoleh melalui penelitian itu harus mempunyai kriteria valid. Yaitu data yang
derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dikumpulkan
oleh peneliti. Misalnya dalam suatu pameran bisnis terjual 500 set komputer, sementara peneliti
melaporkan jauh dibawah atau diatas 500 set computer yang terjual, maka derajad validitas hasil
penelitian itu rendah. Atau misalnya dalam suatu perdagangan saham tidak terjadi kerusuhan, dan
peneliti melaporkan terjadi kerusuhan maka data yang dilaporkan juga tidak valid.

Untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian sering sulit dilakukan, oleh karena itu, maka
validitas hasil penelitian dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas data penelitian yang
telah terkumpul. Pada umumnya kalau data itu realiabel dan obyektif, maka hasil penelitiannya akan
valid. Data yang valid pasti reliable dan obyektif. Reliabelitas berkenaan dengan derajad
konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu. Misalnya pada hari pertama wawancara,
sumber data mengatakan bahwa jumlah karyawan yang berdemonstrasi sebanyak 1000 orang, maka
besok atau lusa pun sumber data tersebut akan tetap mengatakan bahwa jumlah karyawan yang
berdemonstrasi tetap sebanyak 1000 orang, maka data tersebut adalah data yang obyektif (lawannya
subyektif).
Kalau ada beberapa kelompok peneliti memberikan data penelitian tersebut tidak obyektif sehingga
tidak valid. Data yang reliable belum tentu valid, misalnya setiap hari seseorang karyawan perusahaan
pulang malam dengan alasan ada rapat, padahal kenyataannya tidak ada rapat. Hal ini diucapkan secara
konsisten tetapi datanya tidak valid. Data yang obyektif juga belum tentu valid, misalnya 99 % dari
sekelompok orang menyatakan bahwa si A adalah pencuri, dan 1 % menyatakan bukan pencuri. Padahal
yang benar justru yang hanya 1 % yang menyatakan bahwa A adalah bukan pencuri.

Validitas data hasil penelitian dapat diperoleh dengan menggunkan instrument yang valid, menggunakan
sumber data tepat dan cukup jumlahnya, serta metode pengumpulan dan analisis data yang benar.
Untuk mendapatkan data yang reliable, maka instrument harus reliable dan penelitiannya dilakukan
dengan berulang-ulang. Selanjutnya untuk mendapatkan data yang obyektif, maka sampel sumber data
jumlahnya mendekati jumlah populasi.

Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga
macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang
diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah
diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-
raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti untuk memperdalam
dan memperluas pengetahuan yang telah ada.

Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya, secara umum data yang diperoleh dari
penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami
berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu,
memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti
mengupayakan agar masalah tidak terjadi.

Universal

Universal adalah bersifat umum atau menyeluruh. Dimana pun tempat terjadinya kegiatan administrasi,
maka kegiatan itu sama seperti yang dilakukan oleh individu lain, di tempat lain pula. Ia tak terikat oleh
ruang dan waktu. Selain itu, ada pembuktian atas kebenarannya. Tujuannya adalah agar ia dapat
diterima dimasyarakat umum. Apabila kebenarannya tidak teruji, maka teori atau ilmu tersebut hanya
dibenarkan oleh si pembuat saja, tidak diterima secara umum.

Mempunyai prinsip-prinsip tertentu

Fayol meletakkan sejumlah prinsip-prinsip umum.daripada Administrasi yang dipergunakan sebagai


suatu rangka salah satu daripada bab Bukunya. la membagi prinsip-prinsip itu menjadi 14 (empat bedas)
bagian yaitu:

o Pembagian pekerjaan (division of work).


o Kewenangan dan tanggung jawab (authority and responsibility).

o Disiplin (discipline)

o Kesatuan perintah (Unity of Command).

o Kesatuan arah/tujuan (Unity of direction).

o Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan individu (Subordina-tion of individual to


general interest).

o Penggajian (Remuniration).

o Sentralisasi (Centralization).

o Skala hirarkhi (Scalar chain).

o Tata tertib (Order).

o Keadilan (Equity).

o Stabilitas daripada jabatan (Stability of tenure).

o Prakarsa (Initiative).

o Solidaritas artara sesama kawan sekerja (Esprit de corps).

Mempunyai objek

Salah satu unsur yang terpenting dalam ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah adalah obyek.
Obyek terbagi ke dalam dua bagian, yakni obyek formal dan material.Obyek material dari administrasi
adalah manusia itu sendiri (atau pelaku dari administrasi itu sendiri, sementara obyek formal dari
administrasi adalah perilaku atau tindakan-tindakan manusia dalam melakukan administrasi.

Mempunyai sistem

Setiap ilmu dalam dirinya merupakan suatu sistem, artinya merupakan suatu kebulatan dan keutuhan
tersendiri dan terpisah dari ilmu lainnya, misalnya psikologi merupakan kebulatan tersendiri yang
terpisah dengan anthropologi. Begitu pula dengan administrasi. Administrasi memiliki sistem tersendiri
dan terpisah dengan ilmu lainnya, dimana administrasi membahas tentang suatu kerja sama yang
dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu secara rasional dengan menggunakan
prinsip efektivitas dan efesien.
Dapat dijadikan teori

Mengapa tidak ada pendidikan administrasi tanya Fayol. Kenyataan bahwa waktu itu belum adanya teori
Administrasi, sebab tanpa teori tidak mungkin adanya pengajaran. Sebenarnya tidak sedikit teori-teori
dari seseorang yang berpengalaman memimpin suatu bidang-bidang usaha dengan sukses, tetapi
usahausaha pengumpulan daripada prinsip-prinsip, peraturan-peraturan, metode-metode, prosedur-
prosedur dan sebagainya yang dipergunakan untuk mengecek dari pengalaman-pengalaman umum
tersebut belum ada.

Oleh karena itu, Fayol memelopori penulisan buku: General and Industrial Administration (Administrasi
Umum dan Industri), yang dimulai dengan proses perumusan teori. "Saya mengharap", ia
menambahkan, "dengan metode ini, suatu teori Administrasi akan berasal dari Buku ini." Hal ini
dilakukan sebagai suatu dasar atau pedoman yang akan dilakukan untuk pengajaran administrasi, baik di
sekolah

maupun di tempat pekerjaan.

Adapun beberapa teori yang diciptakan oleh Fayol dalam administrasi adalah sebagai berikut :

1. Badan Kerja Sama (The Body Corporate).

Tugas pokok daripada organisasi, menurut Fayol ialah mengembangkan personal yang mampu
melaksanakan keenam fungsi. Fayol menganggap struktur administrasi seperti halnya "badan kerja
sama" (the body corporate) dan membandingkan fungsi-fungsi administrasi seperti halnya sistem urat-
urat syaraf yang terdapat pada tubuh binatang atau manusia

2. Seorang Kepala Untuk Setiap Unit Organisasi (One Head For One)

Setiap organisasi dengan tidak mengingat berapa besarnya, harus adanya kewenangan bagi setiap
pegawainya dan bahwa setiap pegawai mempunyai wewenang yang dimaksud.

Untuk maksud ini skala organisasi adalah suatu alat Administrasi di mana Fayol menekankan kepada
suatu prinsip "Kesatuan Komando" atau "Kesatuar Perintah" (unity of command) dan Kesatuan Tujuan"
(unity of direction). la menyatakan bahwa seorang pegawai hanya menerima perintah dari seorang
atasannya. Dengan adanya satu kepala dan satu Rencana, dimaksudkan kegiatan daripada suatu
kelompok mempunyai tujuan yang sama.

3. Staf Ahli (Many Brains To Help).


Anggota-anggota staf diharapkan dapat membantu Pimpinan (as an adjunct reinforcement) dan
bertindak sebagai penasehat daripada Manager. Pekerjaan staf adalah membantu Manager dalam 4
(empat) kegiatan, yakni:

o Korespondensi,

o Memberikan informasi dan persoalan-persoalan lain yang dihadapi.

o Sebagai penghubung dan pengawas.

o Menyiapkan rencana dan mengembangkan perbaikan dalam setiap kegiatan.

Kedua dari yang pertama (a dan b) daripada kegiatan ini diakui secara luas, kedua dari yang terakhir
sering dilupakan.

4. Kekuasaan Dengan Pertanggungjawaban.

Fayol mendefinisikan "kekuasaan" (authourity) sebagai hak untuk memberikan perintah dan
kewenangan kepada bawahannya. Fayol membedakan kekuasaan formal (the official authourity) dan
kekuasaan perorangan (personal authourity). Yang pertama ialah kekuasaan yang diperoleh karena
jabatannya, dan diperlukan untuk jabatan tersebut, sedangkan yang kedua berdasarkan atas
kecakapannya, pengalamannya, nilai moral dan kemampuan seseorang.

5. Jalur Pintas (The "Gangplank").

Komunikasi formal antara F dengan L digambarkan dan dengan baru diperoleh jawabannya. Suatu
komunikasi yang memakan waktu dan tenaga. Menurut Fayol, lebih baik menggunakan apa yang disebut
"Jalur Pintas" yaitu antara F L, dapat dijalankan usaha komunikasi tanpa merusak garis kewenangan (line
of authority), apabila atasannya, terutama E dan K, memberikan wewenang dalam komunikasi itu dan
mengetahui apa yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak. Apabila persoalannya tidak mendapatkan
persetujuan, mereka dapat mengembalikan persoalannya itu kepada atasannya masing-masing.

B. Administrasi Sebagai Seni

1. Hakikat Administrasi Sebagai Seni


Sebagai seni, administrasi merupakan keterampilan yang ditempa oleh berbagai pengalaman. Jika
memandang administrasi sebagai disiplin maka administrasi termasuk dalam kategori ilmu. Namun,
apabila melihat administrasi sebagai aktivitas yang dilakukan sehari-hari maka administrasi termasuk
dalam kategori seni.

Menurut George R. Terry (dalam Syafie, dkk;1997) “seni adalah kekuatan pribadi seseorang yang kreatf,
ditambah dengan keahlian yang bersangkutan dalam menampilkan karya. Administrasi selain dari
sebagai suatu ilmu juga dapat dikatakan sebagai suatu seni karena dapat dilihat dan disaksikan sendiri
bagaimana seorang administrator pblik mampu menyelenggarakan, menata dan mengurus organisasinya
tanpa keterpaksaan bawahannya kendati oraganisai itu berupa suatu negara.

Administrasi sebagai seni adalah administrasi dalam praktik. Administrasi telah dipraktikan berabad-abad
lamanya, baik dalam periode pra-sejarah, sejarah maupun periode modern. Sesuai dengan
peradabannya manusia telah mempraktikan administrasi negara dalam suatu negara yang besar antara
lain Kerajaa Romawi Kuno, Kerajaa Mesir Kuno, dan Kerajaan Tiongok. Sedangkan di Indonesia kita
mengenal dalam sejarah adanya kerajaan besar, seperti Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit dan
Kerjaan Mataram.

Sebagai mana yang telah dijelaskan sebelumnya maka sebagai suatu seni, administrasi atau juga dikenal
sebagai sei manajemen, sebagai suatu aktivitas dapat dikenal adanya motivasi serta seni membujuk
bawahan dalam suatu organisasi. Dengan motivasi orang lain maka kita harus mengetahui apap-apa yang
menjadi kebutuhan orang yang akan dimotivasi tersebut, apa yang menyebabkana nantinya orang
tersebut menjadi puas atau tidak puas.

Didalam seni tercakup beberapa aspek, misalnya :

a. Seni Vokal

Bagaimana kemampuan menggerakan orang dalam suatu organisasi dengan kekuasaan dan kewenangan
yang dimiliki pribadi seorang pemimpin.

b. Seni Sastra

Bagaimana kemampuan menciptakan atau merancang, merasakan, dan menghayati suatu bentuk surat
keputusan

Apabila seseorang sebagai aparatur administrasi pemerintahan maka yang bersangkutan dituntut untuk
memiliki seni administrasi itu sendiri, seperti kemampuannya dan kemahiran cara menyuruh pihak lain
atau bawahan untuk mengerjakan tugas-tugasnya, memiliki cita rasa yang tinggi dalam kegiatan-kegiatan
pemerintahan, mempunyai pribadi serta performance yang khas sewaktu memimpin anak buah,
bagaimana berprilaku sebagai seorang pemimpin yang menjadi panutan bagi anak buahnya.
Dalam pelaksanaanya, administrasi terkadng tidak mendasarkan diri atas ilmu atau seni saja, melainka
selalu dilakukan secara bersamaan atau bersama-sama dan silih berganti, tergantung, siapa yang
melakukannya. Orang-orang yang berpengalaman dalam pekerjaan praktk atau praktisi, biasanya lebih
condong menggunakan seninya dengan mengacu kepada ilmu yang diperolehnya sehingga sewaktu
bekerja cenderung lebih condong kepada penyelenggaraan seni yang berilmu (Scientific art), sedangkan
seseorang yang banyak pengalaman dalam bidang pendidikan maka praktik-paraktik administrasi
diselenggarakan dengan menitikberatkan pada ilmu, dengan mencontoh praktik-praktik penyelenggaraan
waktu lampau (seni). Dengan demikian, penyelenggaraannya cenderung menitikberatkan pada ilmu yang
berseni (Artistic Science). Untuk lebih jelasnya yang saya kaji dalam kondisi daerah saya, seperti seorang
Camat daerah Jampangkulon dengan Camat Surade, keduanya mempunyai pribadi dan pengalaman yang
berbeda dalam memimpin darahnya masing-masing, melalui pendekatan yang berbeda dan cara
memimpin yang berbeda juga sesuai dengan pengalaman masing-masing dari kedua pemimpin itu.

Oleh karena itu, administrasi sebagai seni sukar dipelajari karena pengalaman seorang pemimpin selalu
berlainan.

KESIMPULAN

Administrasi adalah suatu studi yang sistematis karena dirumuskan dari proses atau kegiatan yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang terdapat dalan masyarakat. The Liang Gie berpendapat
bahwa ilmu dapat diartikan sebagai sekelompok pengetahuan teratur mengenai sesuatu pokok soal
dengan titik pusat perhatian pada permasalahan tertentu sehingga merupakan berbagai konsep yang
ditelaah oleh budi manusia berdasarkan suatu metode untuk mencapai kebenaran bercirikan empiris,
sitematis, objektif, dan dapat diperiksa kebenarannya.

Ilmu dapat diartikan sebagai sekelompok pengetahuan teratur mengenai sesuatu pokok soal dengan titik
pusat perhatian pada permasalahan tertentu sehingga merupakan berbagai konsep yang ditelaah oleh
budi manusia berdasarkan suatu metode untuk mencapai kebenaran bercirikan empiris, sitematis,
objektif, dan dapat diperiksa kebenarannya. Administrasi sebagai ilmu berari administrasi dapat
dipelajari dan diajarkan. Administrasi mulai dipelajari pada abad ke 19.

Sebagai seni, administrasi merupakan keterampilan yang ditempa oleh berbagai pengalaman. Jika
memandang administrasi sebagai disiplin maka administrasi termasuk dalam kategori ilmu. Namun,
apabila melihat administrasi sebagai aktivitas yang dilakukan sehari-hari maka administrasi termasuk
dalam kategori seni.
Administrasi sebagai seni adalah administrasi dalam praktik. Administrasi telah dipraktikan berabad-abad
lamanya, baik dalam periode pra-sejarah, sejarah maupun periode modern.

Dalam pelaksanaanya, administrasi terkadng tidak mendasarkan diri atas ilmu atau seni saja, melainka
selalu dilakukan secara bersamaan atau bersama-sama dan silih berganti, tergantung, siapa yang
melakukannya. Orang-orang yang berpengalaman dalam pekerjaan praktk atau praktisi, biasanya lebih
condong menggunakan seninya dengan mengacu kepada ilmu yang diperolehnya sehingga sewaktu
bekerja cenderung lebih condong kepada penyelenggaraan seni yang berilmu (Scientific art), sedangkan
seseorang yang banyak pengalaman dalam bidang pendidikan maka praktik-paraktik administrasi
diselenggarakan dengan menitikberatkan pada ilmu, dengan mencontoh praktik-praktik penyelenggaraan
waktu lampau (seni).

SUMBER :

Karyana, Ayi, dkk. 2014. Pengantar Ilmu Administrasi. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka

http://alzahfadillah-kumpulantugas.blogspot.co.id/2012/01/administrasi-sebagai-seni-dan-ilmu.html
(17/09/2016 20.00)

Anda mungkin juga menyukai