Anda di halaman 1dari 27

BISNIS INTERNASIONAL

“PEMASARAN GLOBAL DAN R&D”

GROUP III:

A. Ainun Nisa 45219051

Andi Risda Oktaviani Basri 45219056

Nurcahyati Sarjuni 45219064

Windasari 45219075

PROGRAM STUDI D4 ADMINISTRASI BISNIS

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkatnya saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pemasaran
Global dan R&D” yang diberikan oleh Bapak “Dr. Mawardi, S.E.,M.Si.” sebagai
dosen pengampu mata kuliah Bisnis Internasional. Makalah ini merupakan salah
satu faktor pengukur bagi mahasiswa dalam memenuhi mata kuliah Bisnis
Internasional.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari
teknik penulisan maupun materi mengingat kemampuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Sebelumnya, kami mohon maaf jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan. Semoga dengan penyusunan makalah ini memberikan manfaat bagi
pembaca sehingga dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri. Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Aamiin.

Makassar, 8 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3
2.1 Gobalisasi Pasar dan Merek....................................................................................3
2.2 Segmentasi Pasar ....................................................................................................4
2.3 Atribut Produk .......................................................................................................6
2.4 Strategi Distribusi ...................................................................................................9
2.5 Strategi Komunikasi .............................................................................................14
2.6 Strategi Penetapan Harga ......................................................................................17
2.7 Konfigurasi Bauran Pemasaran ............................................................................19
2.8 Pengembangan Produk Baru.................................................................................19
BAB III PENUTUP ........................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................21
3.2 Saran.....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, dunia tengah menghadapi era baru yang ditandai dengan
kecenderungan globalisasi. Ada beberapa faktor yang menjadi pendorong
terjadinya globalisari, yaitu revolusi dalam teknologi informasi, globalisasi
komunikasi, globalisasi pasar-pasar finansial.

Pemasaran global adalah aktivitas-aktivitas pemasaran dengan melintasu


batas negara. Sekarang ini, pemasaran sudah meluas ke seluruh negara. Banyk
barang atau produk luar negeri dijual dipasaran. Dilain pihak, dengan adanya
pemasaran global ini banyak yang merasa diuntungkan tetapi ada beberapa negara
pula yang merasa dirugikan. Diuntungkan dala, hal ini adalah mendapatkan
penghasilan tambahan dan devisa negara. Suatu negara yang tidak dapat
mengimbangi adanya globalisasi akan berakibat minus dalam hal politik maupun
sosial.

Pemasaran global dalam hal politik dapat berakibat banyak persaingan yang
tidak sehat antara perusahaan, produk dalam negeri mulai tertindas dengan adanya
globalisasi. Sedangkan dalam hal sosial, mengakibatkan tidak meratanya
pendapatan yang ada, hasil produk dalam negeri yang dihasilkan oleh pengusaha
kecil akan semakin tertindas.

Keputusan pemasaran dalam konteks global sangat dipengarugi oleh


prospektif politik kedual bela negara (negara sendiri atau negara lain). Pemasaran
berbagai negara di dunia membantu industri dalam negerinya dengan meningkatkan
daya saing mereka melalui kebijakan fiscal da moneter dengan beraneka ragam.
Dukungan politik yang demikian dapat memainkan peranan penting dalam mencari
pasar luar negeri.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu globalisasi dan merek?
2. Bagaimana segmentasi pasar dalam pemasaran global?
3. Apa saja atribut pasar dalam pemasaran global?
4. Apa saja strategi distribusi dalam pemasaran global?
5. Apa saja strategi komunikasi dalam pemasaran global?
6. Apa itu strategi push versus pull?
7. Bagaimana strategi penetapan harga dalam pemasaran global?
8. Apa itu configurasi bauran pemasaran?
9. Bagaima itu pengembangan produk baru?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui globalisasi dan merek.
2. Untuk mengetahui segmentasi pasar dalam pemasaran global.
3. Untuk mengetahui atribut pasar dalam pemasaran global.
4. Untuk mengetahui strategi distribusi dalam pemasaran global.
5. Untuk mengetahui strategi komunikasi dalam pemasaran global.
6. Untuk mengetahui strategi push versus pull.
7. Untuk mengetahui strategi penetapan harga dalam pemasaran global.
8. Untuk mengetahui configurasi bauran pemasaran.
9. Untuk mengetahui pengembangan produk baru.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gobalisasi Pasar dan Merek


Dalam artikel Harvard Business Review yang sekarang menjadi klasik,
mendiang Theodore Levitt menulis dengan lirik tentang globalisasi pasar dunia.
Argumen Levitt telah menjadi semacam penangkal petir dalam perdebatan tentang
jangkauan globalisasi. Menurut Levitt, Kekuatan yang kuat mendorong dunia
menuju kesamaan konvergen, dan kekuatan itu adalah teknologi. Ini telah
memproletarian komunikasi, transportasi, dan perjalanan. Hasilnya adalah realitas
komersial baru munculnya pasar global untuk produk konsumen standar pada skala
besaran yang tak terbayangkan sebelumnya.
Hilang sudah kebiasan perbedaan dalam prefenrensi nasional atau regional.
Globalisai pasar sudah dekat. Dengan itu, dunia komersial multinasional mendekati
akhir, begitu juga dengan perusahaan multinasional. Perusahaan multinasional
beroperasi di sejumlah negara dan menyesuaikan produk dan praktiknya dengan
masing-masing negara dengan biaya relatif tinggi Korporasi global beroperasi
dengan konsistensi yang teguh—dengan biaya relatif rendah—seolah-olah seluruh
dunia adalah satu kesatuan; itu menjual hal yang sama dengan cara yang sama di
mana-mana.
Secara komersial, tidak ada yang menegaskan hal ini selain kesuksesan
McDonald's dari Champs Elysees hingga Ginza, Coca-Cola di Bahrain dan Pepsi-
Cola di Moskow, dan musik rock, salad Yunani, film Hollywood, kosmetik Revlon,
televisi Sony, dan jeans Levi's di mana-mana. Hilang sudah kebiasaan perbedaan
dalam preferensi nasional atau regional. Globalisasi Kesamaan preferensi
mengarah pada standarisasi produk, manufaktur, dan institusi perdagangan dan
perdagangan. Ini adalah tulisan yang fasih dan menggugah, tetapi apakah Levitt
benar?
Munculnya fenomena media global dari CNN hingga MTV, dan
kemampuan media semacam itu untuk membantu membentuk budaya global,
tampaknya memperkuat argumen Levitt. Jika Levitt benar, argumennya
berimplikasi besar pada strategi pemasaran yang dilakukan oleh bisnis
internasional. Namun, banyak akademisi yang merasa bahwa Levitt melebih-
lebihkan kasusnya. Meskipun Levitt mungkin benar dalam hal banyak produk
industri dasar, seperti baja, bahan kimia curah, dan chip semikonduktor, globalisasi
dalam pengertian yang digunakan oleh Levitt tampaknya merupakan pengecualian.

3
daripada aturan di banyak pasar barang konsumen dan pasar industri. Bahkan
perusahaan seperti McDonald's, yang dianggap Levitt sebagai contoh pola dasar
perusahaan produk konsumen yang menjual produk standar di seluruh dunia,
memodifikasi menunya dari satu negara ke negara lain berdasarkan preferensi
konsumen lokal. Di Timur Tengah, misalnya, McDonald's menjual McArabia,
sandwich ayam dengan roti ala Arab, dan di Prancis, Croque McDo, sandwich ham
dan keju panas.
Di sisi lain, Levitt mungkin benar dalam menyatakan bahwa teknologi
transportasi dan komunikasi modern memfasilitasi konvergensi selera dan
preferensi tertentu di antara konsumen di negara-negara yang lebih maju di dunia,
dan ini menjadi semakin umum sejak dia menulis. Kepopuleran sushi di Los
Angeles, hamburger di Tokyo, musik hip-hop, dan fenomena media global seperti
MTV semuanya mendukung anggapan ini. Dalam jangka panjang, kekuatan
teknologi tersebut dapat mengarah pada evolusi budaya global. Namun, saat ini,
perbedaan budaya dan ekonomi yang terus bertahan di antara negara-negara
bertindak sebagai rem bagi kecenderungan menuju standarisasi selera dan
preferensi konsumen di seluruh negara. Memang, itu mungkin tidak akan pernah
terjadi. Singkatnya, pasar standar global Levitt tampaknya masih jauh di banyak
industri.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa globalisasi pasar adalah
persatuan pasar-pasar negara yang secara historis berbeda dan terpisah menjadi
satu pasar global yang besar. Dari munculnya budaya global tidak berarti bahwa
konsumen memiliki selera dan preferensi yang sama. Sebaliknya, orang-orang di
negara yang berbeda, seringkali dengan sudut pandang yang saling bertentangan,
semakin berpartisipasi dalam percakapan "global" bersama, berdasarkan simbol
bersama yang mencakup merek global dari Nike dan Dove hingga Coca-Cola dan
Sony. Tetapi cara merek-merek ini dipersepsikan, dipromosikan, dan digunakan
masih bervariasi dari satu negara ke negara lain, bergantung pada perbedaan selera
dan preferensi setempat. Selain itu, hambatan perdagangan dan perbedaan dalam
produk dan standar teknis juga membatasi kemampuan perusahaan untuk menjual
produk standar ke pasar global dengan menggunakan strategi pemasaran standar.

2.2 Segmentasi Pasar


Segmentasi pasar mengacu pada pengidenfikasian kelompok konsumen yang
berbeda yang perilaku pembeliannya berbeda dari yang lain dalam hal penting.
Pasar dapat disegmentasikan dalam berbagai cara berdasarkan geografi, demografi

4
(jenis kelamin, usia, pendapatan, ras, tingkat pendidikan, dll) faktor sosiokultural
(kelas sosial, nilai, agama, pilihan gaya hidup), dan faktor psikologis
(kepribadian). Karena segmen yang berbeda menunjukkan pola perilaku
pembelian yang berbeda, perusahaan sering menyesuaikan bauran pemasaran
mereka dari segmen ke segmen. Dengan demikian, desain produk yang tepat,
strategi penetapan harga, saluran distribusi yang digunakan, dan pilihan
strategi komunikasi semuanya dapat bervariasi dari satu segmen ke segmen
lainnya. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan kesesuaian antara perilaku
pembelian konsumen di segmen tertentu dan bauran pemasaran, sehingga
memaksimalkan penjualan ke segmen tersebut. Perusahaan mobil, misalnya,
menggunakan bauran pemasaran yang berbeda untuk menjual mobil ke
segmen sosial ekonomi yang berbeda. Oleh karena itu, Toyota menggunakan
divisi Lexus untuk menjual mobil mewah dengan harga tinggi kepada
konsumen berpendapatan tinggi, sementara menjual model tingkat pemula,
seperti Toyota Corolla, kepada konsumen berpendapatan rendah. Demikian
pula, produsen komputer pribadi akan menawarkan model komputer yang
berbeda, mewujudkan kombinasi atribut produk dan poin harga yang berbeda,
tepatnya untuk menarik konsumen dari segmen pasar yang berbeda (misalnya,
pengguna bisnis dan pengguna rumahan).
Ketika manajer dalam bisnis internasional mempertimbangkan
segmentasi pasar di luar negeri, mereka perlu menyadari dua masalah utama:
perbedaan antara negara dalam struktur segmen pasar dan keberadaan segmen
yang melampaui batas negara. Struktur segmen pasar mungkin berbeda secara
signifikan dari satu negara ke negara lain. Segmen pasar yang penting di
negara asing mungkin tidak ada bandingannya di negara asal perusahaan, dan
sebaliknya. Perusahaan mungkin harus mengembangkan bauran pemasaran
yang unik untuk menarik perilaku pembelian segmen tertentu di negara
tertentu. Contoh segmen pasar seperti itu diberikan dalam Fokus Manajemen
terlampir, yang melihat segmen pasar Afrika-Brasil di Brasil, yang akan Anda
lihat sangat berbeda dengan segmen Afrika-Amerika di Amerika Serikat.
Dalam contoh lain, sebuah proyek penelitian mengidentifikasi segmen
konsumen di China dalam rentang usia 50 hingga 60 tahun yang memiliki
sedikit persamaan di negara lain. 7 Kelompok ini tumbuh dewasa selama
Revolusi Kebudayaan China pada akhir 1960an dan awal 1970-an. Nilai-nilai
kelompok ini dibentuk oleh pengalaman mereka selama Revolusi Kebudayaan.
Mereka cenderung sangat sensitif terhadap harga dan menanggapi secara
negatif produk baru dan sebagian besar bentuk pemasaran.

5
Dengan demikian, perusahaan yang melakukan bisnis di Cina mungkin
perlu menyesuaikan bauran pemasaran mereka untuk menampilkan nilai unik
dan perilaku pembelian grup. Keberadaan segmen seperti itu membatasi
kemampuan perusahaan untuk membakukan strategi pemasaran global mereka.
Sebaliknya, keberadaan segmen pasar yang melampaui batas negara jelas
meningkatkan kemampuan bisnis internasional untuk melihat pasar global
sebagai entitas tunggal dan mengejar strategi global, menjual produk standar
di seluruh dunia dan menggunakan bauran pemasaran dasar yang sama untuk
membantu posisi. dan menjual produk tersebut di berbagai pasar nasional.
Agar suatu segmen melampaui batas negara, konsumen dalam segmen tersebut
harus memiliki kesamaan yang menarik di sepanjang dimensi penting seperti
usia, nilai, pilihan gaya hidup, dan kesamaan tersebut harus diterjemahkan
ke dalam perilaku pembelian yang serupa. Meskipun segmen seperti itu jelas
ada di pasar industri tertentu, mereka agak jarang di pasar konsumen. Salah
satu segmen global yang sedang berkembang yang menarik perhatian pemasar
barang-barang konsumen internasional adalah apa yang disebut segmen kaum
muda global. Media global membuka jalan bagi segmen pemuda global. Bukti
bahwa segmen semacam itu ada berasal dari studi tentang sikap budaya dan
perilaku pembelian lebih dari 6.500 remaja di 26 negara.8 Temuan
menunjukkan bahwa remaja di seluruh dunia semakin menjalani kehidupan
paralel yang berbagi banyak nilai yang sama. Oleh karena itu, mereka
cenderung membeli jenis barang konsumsi yang sama dan untuk alasan yang
sama.

2.3 Atribut Produk


Sebuah produk dapat dilihat sebagai sekumpulan atribut. Sebagai contoh,
atribut yang membentuk sebuah mobil meliputi tenaga, desain, kualitas,
performa, konsumsi bahan bakar, dan kenyamanan; atribut hamburger
meliputi rasa, tekstur, dan ukuran; atribut hotel suasana, kualitas,
kenyamanan, dan pelayanan. Produk terjual dengan baik ketika atributnya sesuai
dengan kebutuhan tingga akan kemewahan, kualitas, dan performa, justru karena
BMW membangun atribut tersebut ke dalam mobilnya. Jika kebutuhan konsumen
sama di seluruh dunia, sebuah perusahaan dapat dengan mudah menjual produk
yang sama ke seluruh dunia. Namun, kebutuhan konsumen bervariasi dari satu
negara ke negara lain, tergantung pada budaya dan tingkat perkembangan ekonomi.
Kemampuan perusahaan untuk menjual produk yang sama di seluruh dunia lebih

6
jauh dibatasi oleh standar produk negara yang berbeda. Dibawah ini dijelaskan
masalah dan bagaimana pengaruhnya terhadap atribut produk.

2.3.1 Perbedaan Budaya


Alasan historis dan istimewa, berbagai perbedaan budaya lainnya ada
di antara negara-negara. Contoh, Cheetos, makanan ringan berwarna jingga
cerah dan bercita rasa keju dari unit Frito-Lay PepsiCo, tidak memiliki rasa
keju di Cina. Konsumen Cina umumnya tidak menyukai rasa keju karena
tidak pernah menjadi bagian dari masakan tradisional dan karena banyak
orang Cina tidak toleran terhadap laktosa.
Ada beberapa bukti tren yang dibicarakan Levitt. Selera dan preferensi
menjadi lebih kosmopolitan. Kopi semakin populer dibandingkan teh di Jepang
dan Inggris Raya, sementara makan malam beku ala Amerika telah menjadi
populer di Eropa (dengan sedikit penyesuaian dengan selera lokal). Mengambil
keuntungan dari tren ini, Nestle menemukan bahwa mereka dapat memasarkan
kopi instan, spaghetti bolognese, dan makan malam beku Lean Cuisine dengan
cara yang sama di Amerika Utara dan Eropa Barat. Namun, tidak ada pasar
untuk makan malam Lean Cuisine di sebagian besar belahan dunia lainnya,
dan mungkin tidak akan ada selama bertahun-tahun atau dekade. Meskipun
beberapa konvergensi budaya telah terjadi, khususnya di antara negara-negara
industri maju Amerika Utara dan Eropa Barat, budaya global Levitt yang
dicirikan oleh standar selera dan preferensi masih jauh.

2.3.2 Pertumbuhan Ekonomi


Sama pentingnya dengan perbedaan budaya adalah perbedaan tingkat
perkembangan ekonomi. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh tingkat
pembangunan ekonomi suatu negara. Perusahaan yang berbasis di negara
maju seperti Amerika Serikat cenderung membangun banyak atribut kinerja
ekstra ke dalam produk mereka. Atribut ekstra ini biasanya tidak diminta
oleh konsumen di negara kurang berkembang, di mana preferensinya adalah
untuk produk yang lebih mendasar. Jadi, mobil yang dijual di negara kurang
berkembang biasanya kekurangan banyak fitur yang ditemukan di negara
maju, seperti AC, power steering, power window, radio, dan pemutar kaset.
Untuk sebagian besar barang tahan lama konsumen, keandalan produk
mungkin merupakan atribut yang lebih penting di negara-negara kurang

7
berkembang, di mana pembelian semacam itu dapat menyumbang sebagian
besar pendapatan konsumen, daripada di negara-negara maju.
Bertentangan dengan saran Levitt, konsumen di sebagian besar negara
maju seringkali tidak mau mengorbankan atribut pilihan mereka untuk harga
yang lebih rendah. Konsumen di negara paling maju sering menghindari
produk standar global yang telah dikembangkan dengan mempertimbangkan
penyebut umum terendah. Mereka bersedia membayar lebih untuk produk
yang memiliki fitur dan atribut tambahan yang disesuaikan dengan selera dan
preferensi mereka. Misalnya, permintaan atas kendaraan sport berpenggerak
empat roda kelas atas, seperti Jeep Chrysler, Ford's Explorer, dan Land
Cruiser Toyota, sebagian besar terbatas di Amerika Serikat. Hal ini disebabkan
oleh kombinasi faktor, termasuk tingkat pendapatan konsumen AS yang tinggi,
jarak negara yang sangat jauh, biaya bensin rendah, dan tema kehidupan Amerika
yang luar ruangan yang berlandaskan budaya.

2.3.3 Standar Produk dan Teknis


Membedakan standar produk yang diamanatkan pemerintah dapat
mengesampingkan produksi massal dan pemasaran produk standar. Perbedaan
standar teknis membatasi globalisasi pasar. Beberapa perbedaan yang dihasilkan
dari keputusan istimewa yang dibuat sejak lama, bukan dari tindakan pemerintah,
tetapi efek jangka panjangnua sangat besar. Misalnya, peralatab DVD yang
direkam pada peralatan yang diprouksi untuk dijual di Amerika Serikat tidak akan
memutar DVD yang direkam pada peralatan yang diproduksi untuk dijual di
Britania Raya, Jerman, dan Prancis (sebaliknya). Standar teknis yang berbeda
untuk frekuensi sinyal televisi muncul pada 1950-an yang mengharuskan peralatan
televisi dan video disesuaikan dengan standar yang berlaku. RCA tersandung pada
tahun 1970-an ketika gagal memperhitungkan hal ini dalam pemasaran TV di Asia.
Meskipun beberapa negara Asia mengadopsi standar AS, Singapura, Hong Kong,
dan Malaysia mengadopsi standar Inggris. Orang yang membeli TV RCA di negara
tersebut dapat menerima gambar tetapi tidak ada suara.

8
2.4 Strategi Distribusi

Gambar Sistem Distribusi Tipikal.

Dijelaskan bahwa elemen penting dari bauran pemasaran perusahaan adalah


strategi distribusinya, sarana yang dipilihnya untuk mengirimkan produk ke
konsumen. Cara pengiriman produk ditentukan oleh strategi masuk perusahaan.
Sistem distribusi tipikal yang terdiri dari saluran yang mencakup distributor, grosir
dan pengecer. Jika perusahaan memproduksi produknya di negara tertentu, ia dapat
menjual langsung ke konsumen, ke pengecer, atau ke grosir. Pilihan yang sama
tersedia untuk perusahaan yang memproduksi di luar negeri. Perusahaan dapat
memutuskan untuk menjual ke agen impor, yang kemudian berurusan dengan
distributor grosir, pengecer atau konsumen.

Di bawah ini faktor-faktor yang menentukan pilihan saluran perusahaan.


1. Perbedaan Antar Negara
Empat perbedaan utama antara sistem distribusi adalah konsentrasi ritel,
panjang saluran, ekslusivitas saluran dan kualitas saluran.
a. Konsentrasi Ritel
Di beberapa negara, sistem ritel sangat terkonsentrasi, namun
terfragmentasi di negara lain. Dalam sistem ritel terkonsentrasi, beberapa
pengecer memasok sebagian besar pasar. Sebaliknya, sistem ritel sangat

9
terfragmentasi di banyak negara berkembang, yang dapat menjadi
tantangan distribusi yang menarik. Di pedesaan Cina, sebagian besar
wilayah negara hanya dapat dicapai dengan menempuh jalan tanah yang
rusak. Di India, Unilever harus menjual ke pengecer di 600.000 desa
pedesaan, banyak di antaranya tidak dapat diakses melalui jalan beraspal,
yang berarti produk hanya dapat mencapai tujuannya dengan lembu jantan,
sepeda, atau gerobak. Di negara tetangga Nepal, medannya sangat berat
bahkan sepeda dan gerobak tidak praktis, dan bisnis bergantung pada kereta
yak dan punggung manusia untuk mengirimkan produk ke ribuan pengecer
kecil. Semakin terfragmentasi sistem ritel, semakin mahal bagi
perusahaan untuk melakukan kontak dengan masing-masing
pengecer. Sistem ritel terfragmentasi adalah sistem di mana ada
banyak pengecer, tidak ada yang memiliki pangsa pasar yang besar.
Ada kecenderungan konsentrasi ritel yang lebih besar di negara maju.
Tiga faktor yang berkontribusi terhadap hal ini adalah peningkatan
kepemilikan mobil, jumlah rumah tangga dengan kulkas dan freezer, dan
jumlah rumah tangga berpendapatan dua. Semua faktor ini telah mengubah
kebiasaan berbelanja dan memfasilitasi pertumbuhan perusahaan ritel besar
yang terletak jauh dari area perbelanjaan tradisional. Dekade terakhir telah
melihat konsolidasi dalam industri ritel global, dengan perusahaan seperti
Walmart dan Carrefour berusaha untuk menjadi pengecer global dengan
mengakuisisi pengecer di berbagai negara. Ini telah meningkatkan
konsentrasi ritel.

b. Panjang Saluran
Panjang saluran mengacu pada jumlah perantara antara produsen (atau
produsen) dan konsumen. Jika produsen menjual langsung ke konsumen,
salurannya sangat pendek. Jika produsen menjual melalui agen impor,
grosir, dan pengecer, ada saluran yang panjang. Pemilihan saluran
pendek atau panjang sebagian merupakan keputusan strategis bagi
perusahaan produsen. Namun, beberapa negara memiliki saluran
distribusi yang lebih panjang daripada yang lain. Penentu yang paling
penting dari panjang saluran adalah sejauh mana sistem ritel
terfragmentasi. Sistem ritel yang terfragmentasi cenderung
mendorong pertumbuhan grosir untuk melayani pengecer, yang
memperpanjang saluran. Semakin terfragmentasi sistem ritel,

10
semakin mahal bagi perusahaan untuk melakukan kontak dengan
masing-masing pengecer. Negara-negara dengan sistem ritel yang
terfragmentasi juga cenderung memiliki saluran distribusi yang
panjang, terkadang berlapis-lapis. Contoh klasiknya adalah Jepang, di
mana seringkali terdapat dua atau tiga lapisan grosir antara perusahaan dan
gerai ritel. Di negara-negara seperti Inggris Raya, Jerman, dan Amerika
Serikat yang sistem ritelnya jauh lebih terkonsentrasi, salurannya jauh lebih
pendek. Ketika sektor ritel sangat terkonsentrasi, masuk akal bagi
perusahaan untuk berhubungan langsung dengan pengecer, memotong
grosir. Tenaga penjualan yang relatif kecil diperlukan untuk menangani
sektor ritel yang terkonsentrasi, dan pesanan yang dihasilkan dari setiap
panggilan penjualan bisa besar. Keadaan seperti itu cenderung terjadi di
Amerika Serikat, di mana perusahaan makanan besar dapat menjual
langsung ke supermarket daripada melalui distributor grosir.

Pesatnya perkembangan Internet dalam beberapa tahun terakhir


telah membantu mempersingkat panjang saluran. Misalnya, peritel
peralatan luar ruang REI yang berbasis di Seattle menjual produknya di
Jepang melalui situs web berbahasa Jepang, sehingga menghilangkan
kebutuhan akan keberadaan ritel di Jepang, yang jelas mempersingkat
panjang saluran antara REI dan pelanggannya. Namun, ada kelemahan
yang pasti dengan strategi seperti itu. Dalam kasus REI, konsumen tidak
dapat menerima tingkat saran yang sama melalui Internet seperti di toko
ritel fisik, di mana tenaga penjualan dapat membantu pelanggan memilih
perlengkapan yang tepat untuk kebutuhan mereka. Jadi, meskipun REI
mendapat manfaat dari saluran pendek di Jepang, REI mungkin kehilangan
penjualan yang signifikan karena kurangnya layanan point-of-sale. Faktor
lain yang memperpendek panjang saluran di beberapa negara adalah
masuknya toko diskon besar, seperti Carrefour, Walmart, dan Tesco.
Model bisnis pengecer ini sebagian didasarkan pada gagasan bahwa dalam
upaya untuk menurunkan harga, mereka menghentikan grosir dan malah
berurusan langsung dengan produsen. Jadi, ketika Walmart memasuki
Meksiko, kebijakannya untuk berhubungan langsung dengan produsen,
alih-alih membeli barang dagangan melalui grosir, membantu
mempersingkat saluran distribusi di negara tersebut. Demikian pula,
saluran distribusi Jepang yang secara historis panjang sekarang

11
dipersingkat dengan munculnya pengecer besar, beberapa di antaranya
milik asing, seperti Toys "R" Us, dan beberapa di antaranya adalah
perusahaan pribumi yang meniru model Amerika, yang semuanya adalah
secara progresif memotong grosir dan berurusan langsung dengan
produsen.

c. Ekslusivitas Saluran
Saluran distribusi eksklusif adalah saluran yang sulit diakses oleh
pihak luar. Misalnya, seringkali sulit bagi perusahaan baru untuk
mendapatkan akses ke rak di supermarket. Hal ini terjadi karena pengecer
cenderung lebih suka membawa produk dari produsen bahan makanan yang
sudah mapan dengan reputasi nasional daripada berjudi pada produk dari
perusahaan yang tidak dikenal. Eksklusivitas sistem distribusi bervariasi
antar negara. Sistem Jepang sering dianggap sebagai contoh sistem yang
sangat eksklusif. Di Jepang, hubungan antara produsen, grosir, dan
pengecer sering terjadi puluhan tahun yang lalu. Banyak dari hubungan ini
didasarkan pada pemahaman bahwa distributor tidak akan membawa
produk dari perusahaan pesaing. Sebagai imbalannya, distributor dijamin
mendapatkan markup yang menarik dari pabrikan.

d. Kualitas Saluran
Kualitas saluran mengacu pada keahlian, kompetensi, dan
keterampilan pengecer yang mapan di suatu negara, dan kemampuan
mereka untuk menjual dan mendukung produk bisnis internasional.
Meskipun kualitas pengecer bagus di sebagian besar negara maju, di pasar
negara berkembang dan kurang berkembang dari Rusia hingga Indonesia,
kualitas saluran paling baik bervariasi. Kurangnya saluran berkualitas
tinggi dapat menghambat masuknya pasar, terutama dalam kasus produk
baru atau canggih yang memerlukan bantuan point-of-sale yang signifikan
serta layanan dan dukungan purna jual. Ketika kualitas saluran buruk,
bisnis internasional mungkin harus mencurahkan banyak perhatian untuk
meningkatkan saluran, misalnya, dengan memberikan pendidikan dan
dukungan ekstensif kepada pengecer yang ada, dan dalam kasus ekstrim
dengan membangun salurannya sendiri. Jadi, setelah memelopori konsep
toko ritel Apple di Amerika Serikat, Apple membuka toko ritel di beberapa
negara, seperti Inggris Raya, untuk memberikan pendidikan, layanan, dan

12
dukungan titik penjualan untuk produk iPod dan komputer populernya.
Apple percaya bahwa strategi ini akan membantunya mendapatkan pangsa
pasar di negara-negara tersebut.

2. Memilih Strategi Distribusi


Pilihan strategi distribusi menentukan saluran mana yang akan digunakan
perusahaan untuk menjangkau konsumen potensial. Haruskah perusahaan
mencoba menjual langsung ke konsumen atau melalui pengecer; apakah harus
melalui grosir; apakah harus menggunakan agen impor; atau haruskah
berinvestasi dalam membangun salurannya sendiri? Strategi optimal
ditentukan oleh biaya dan manfaat relatif dari setiap alternatif, yang
bervariasi dari satu negara ke negara lain, bergantung pada empat faktor
yaitu, konsentrasi ritel, panjang saluran, ekslusivitas saluran dan kualitas
saluran.
Setiap perantara dalam suatu saluran menambahkan markupnya sendiri ke
produk, umumnya ada hubungan penting antara panjang saluran, harga jual
akhir, dan margin keuntungan perusahaan. Semakin panjang saluran, semakin
besar markup agregat, dan semakin tinggi harga yang dikenakan konsumen
untuk produk akhir. Untuk memastikan bahwa harga tidak menjadi terlalu
tinggi akibat markup oleh banyak perantara, perusahaan mungkin terpaksa
beroperasi dengan margin keuntungan yang lebih rendah. Jadi, jika harga
merupakan senjata kompetitif yang penting, dan jika perusahaan tidak ingin
melihat margin keuntungannya diperas, hal lain dianggap sama, perusahaan
akan memilih untuk menggunakan saluran yang lebih pendek

Manfaat menggunakan saluran yang lebih panjang mungkin lebih besar


daripada kekurangannya. Manfaat tersebut antara lain :
- Memangkas biaya penjualan ketika sektor ritel sangat terfragmentasi.
Dengan demikian, masuk akal bagi bisnis internasional untuk
menggunakan saluran yang lebih panjang di negara-negara di mana sektor
ritel terfragmentasi dan saluran yang lebih pendek di negara-negara di mana
sektor ritel terkonsentrasi
- Akses pasar-kemampuan untuk memasuki saluran eksklusif. Agen impor
mungkin memiliki hubungan jangka panjang dengan grosir, pengecer, atau
konsumen penting dan dengan demikian lebih mampu memenangkan
pesanan dan mendapatkan akses ke sistem distribusi. Demikian pula, grosir

13
mungkin memiliki hubungan lama dengan pengecer dan lebih mampu
membujuk mereka untuk menjual produk perusahaan daripada perusahaan
itu sendiri.

2.5 Strategi Komunikasi


Strategi komunikasi pemasaran adalah alat untuk mencapai tujuan dalam
memberikan informasi, mempengaruhi, promosi suatu kegiatan pemasaran
agar tercapainya keberhasilan perusahaan.
Elemen penting lainnya dalam bauran pemasaran adalah mengkomunikasikan
atribut produk kepada calon pelanggan. Sejumlah saluran komunikasi tersedia bagi
perusahaan, termasuk penjualan langsung, promosi penjualan, pemasaran
langsung, dan periklanan. Strategi komunikasi perusahaan sebagian ditentukan
oleh pilihan salurannya. Beberapa perusahaan terutama bergantung pada penjualan
langsung, yang lain pada promosi point-of-sale atau pemasaran langsung, dan
lainnya pada iklan massal; yang lain lagi menggunakan beberapa saluran secara
bersamaan untuk mengkomunikasikan pesan mereka kepada calon pelanggan.
Hal – hal penting yang perlu diketahui pad strategi komunikasi sebagai berikut:
1. Hambatan Komunikasi Internasional.
Komunikasi internasional terjadi setiap kali perusahaan menggunakan pesan
pemasaran untuk menjual produknya di negara lain. Efektivitas komunikasi
internasional perusahaan dapat dibahayakan oleh tiga variabel kritis potensial:
a. Hambatan Budaya
Hambatan budaya dapat membuat sulit untuk mengkomunikasikan pesan
lintas budaya. Perbedaan budaya membatasi kemampuan perusahaan untuk
menggunakan pesan pemasaran dan pendekatan penjualan yang sama di
seluruh dunia. Cara terbaik bagi perusahaan untuk mengatasi hambatan
budaya adalah mengembangkan literasi lintas budaya. Selain itu, harus
menggunakan masukan lokal, seperti biro iklan lokal, dalam mengembangkan
pesan pemasarannya. Jika perusahaan menggunakan penjualan langsung
daripada iklan untuk mengkomunikasikan pesannya, perusahaan harus
mengembangkan tenaga penjualan lokal jika memungkinkan.

b. Efek Sumber
Efek sumber dapat merusak bisnis internasional ketika konsumen
potensial di negara target memiliki bias terhadap perusahaan asing.
Misalnya, gelombang "bashing Jepang" melanda Amerika Serikat pada

14
awal 1990-an. Khawatir bahwa konsumen AS akan melihat produknya
secara negatif, Honda merespons dengan membuat iklan yang menekankan
konten AS dari mobilnya untuk menunjukkan betapa "Amerikanya"
perusahaan tersebut. Banyak bisnis internasional mencoba melawan efek
sumber negatif dengan tidak menekankan asal asing mereka.
Subset dari efek sumber disebut sebagai efek negara asal, atau sejauh
mana tempat manufaktur memengaruhi evaluasi produk. Penelitian
menunjukkan bahwa konsumen dapat menggunakan negara asal sebagai
isyarat ketika mengevaluasi suatu produk, terutama jika ia tidak memiliki
pengetahuan yang lebih rinci tentang produk tersebut. Sebagai contoh, satu
studi menemukan bahwa konsumen Jepang cenderung menilai produk
Jepang lebih disukai daripada produk AS di berbagai dimensi, bahkan
ketika analisis independen menunjukkan bahwa mereka sebenarnya lebih
rendah. Ketika efek negara asal yang negatif muncul, bisnis internasional
mungkin harus bekerja keras untuk menangkal efek ini dengan, misalnya,
menggunakan pesan promosi yang menekankan atribut kinerja positif dari
produknya. Maka, perusahaan mobil Korea Selatan, Hyundai, berusaha
mengatasi persepsi negatif tersebut

C. Tingkat Kebisingan.
Kebisingan cenderung mengurangi kemungkinan komunikasi yang
efektif. Kebisingan mengacu pada jumlah pesan lain yang bersaing untuk
mendapatkan perhatian konsumen potensial, dan ini juga bervariasi di
berbagai negara. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat,
kebisingan sangat tinggi. Lebih sedikit perusahaan yang bersaing untuk
mendapatkan perhatian calon pelanggan di negara berkembang, sehingga
tingkat kebisingannya lebih rendah.

2. Strategi Push Versus Pull


Keputusan utama yang berkaitan dengan strategi komunikasi adalah pilihan
antara strategi dorong dan strategi tarik. Strategi dorong menekankan penjualan
pribadi daripada iklan media massa dalam bauran promosi. Meskipun efektif
sebagai alat promosi, penjualan pribadi membutuhkan tenaga penjualan yang
intensif dan relatif mahal. Strategi tarik lebih bergantung pada iklan media
massa untuk mengkomunikasikan pesan pemasaran kepada konsumen
potensial.

15
Meskipun beberapa perusahaan hanya menggunakan strategi tarikan dan
yang lain hanya strategi dorong, perusahaan lain menggabungkan penjualan
langsung dengan iklan massal untuk memaksimalkan efektivitas komunikasi.
Faktor-faktor yang menentukan daya tarik relatif strategi dorong dan tarik
meliputi
a. jenis produk relatif terhadap kecanggihan konsumen,
b. panjang saluran, dan
c. ketersediaan media.

3. Periklanan Global.
Global advertising adalah lintas komunikasi pemasaran budaya yang
direncanakan dan melibatkan orang dalam iklan dan ditujukan untuk untuk
audiens di lebih dari satu negara. Hal ini menuntut penyebaran pesan pada
khalayak lebih dari satu negara. Sedangkan Periklanan merupakan komunikasi
komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya
yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media.
Untuk periklanan global standar, dukungan untuk melakukan periklanan
global ada tiga. Pertama, ia memiliki keuntungan ekonomi yang signifikan.
Iklan standar menurunkan biaya penciptaan nilai dengan menyebarkan yang
biaya pengembangan tetap iklan di banyak negara. Misalnya, biro iklan Coca-
Cola, McCann-Erickson, mengklaim telah menghemat Coca-Cola sebesar $90
juta selama 20 tahun dengan menggunakan elemen tertentu dari kampanyenya
secara global. Kedua, ada kekhawatiran bahwa bakat kreatif langka sehingga
satu upaya besar untuk mengembangkan kampanye akan memberikan hasil
yang lebih baik daripada 40 atau 50 upaya kecil. Pembenaran ketiga untuk
pendekatan standar adalah bahwa banyak nama merek bersifat global.
Namun terhadap Periklanan Global Standar, Ada dua argumen utama yang
menentang periklanan standar global. Pertama, perbedaan budaya antar bangsa
sedemikian rupa sehingga pesan yang berhasil di satu negara bisa gagal total di
negara lain. Keanekaragaman budaya membuat sangat sulit untuk
mengembangkan satu tema periklanan yang efektif di seluruh dunia. Pesan
yang diarahkan pada budaya suatu negara mungkin lebih efektif daripada pesan
global. Kedua, peraturan periklanan dapat menghalangi implementasi
periklanan standar.

16
2.6 Strategi Penetapan Harga
Definisi dari Strategi penetapan harga internasional merupakan komponen
penting dari bauran pemasaran internasional secara keseluruhan. Ada tiga aspek
penting dari strategi penetapan harga internasional sebagai berikut:
1. Diskriminasi harga
Diskriminasi harga terjadi ketika konsumen di negara yang berbeda
mengenakan harga yang berbeda untuk produk yang sama, atau untuk variasi
produk yang sedikit berbeda. Diskriminasi harga melibatkan pembebanan
berapa pun yang akan ditanggung pasar; dalam pasar yang kompetitif, harga
mungkin harus lebih rendah daripada di pasar di mana perusahaan memiliki
monopoli. Diskriminasi harga dapat membantu perusahaan memaksimalkan
keuntungannya. Masuk akal secara ekonomi untuk membebankan harga yang
berbeda di negara yang berbeda.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, diskriminasi harga adalah suatu
kondisi apabila perusahaan menjual suatu produk atau jasa pada
dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara
proporsional

Dua kondisi diperlukan untuk diskriminasi harga yang menguntungkan yaitu


- Pertama, perusahaan harus mampu menjaga pasar nasionalnya tetap
terpisah. Jika tidak dapat melakukan ini, individu atau bisnis dapat
melemahkan usahanya dalam diskriminasi harga dengan terlibat dalam
arbitrase. Arbitrase terjadi ketika seorang individu atau bisnis
mengkapitalisasi perbedaan harga untuk produk perusahaan antara dua
negara dengan membeli produk di negara yang harganya lebih rendah dan
menjualnya kembali di negara yang harganya lebih tinggi.
- Kedua, elastisitas harga permintaan yang berbeda di berbagai negara.
Elastisitas harga permintaan adalah ukuran daya tanggap permintaan suatu
produk terhadap perubahan harga. Permintaan dikatakan elastis ketika
perubahan harga yang kecil menghasilkan perubahan permintaan yang
besar; dikatakan inelastis ketika perubahan harga yang besar hanya
menghasilkan perubahan permintaan yang kecil..

2. Penetapan harga strategis.


Konsep harga strategis memiliki tiga aspek sebagai berikut :
a. Harga Predator

17
Penetapan harga pemangsa adalah penggunaan harga sebagai senjata
kompetitif untuk mendorong pesaing yang lebih lemah keluar dari pasar
nasional. Setelah pesaing meninggalkan pasar, perusahaan dapat
menaikkan harga dan menikmati keuntungan yang tinggi. Agar strategi
penetapan harga seperti itu berhasil, perusahaan biasanya harus memiliki
posisi yang menguntungkan di pasar nasional lain, yang dapat digunakan
untuk mensubsidi penetapan harga yang agresif di pasar yang coba
dimonopolinya.
b. Harga Multipoint
Penetapan harga multipoint menjadi masalah ketika dua atau lebih bisnis
internasional bersaing satu sama lain di dua atau lebih pasar nasional.
Penetapan harga multipoint mengacu pada fakta bahwa strategi penetapan
harga perusahaan di satu pasar dapat berdampak pada strategi penetapan
harga para pesaingnya di pasar lain. Penetapan harga yang agresif di satu
pasar dapat menimbulkan respons kompetitif dari saingan di pasar lain.
Keputusan penetapan harga di seluruh dunia perlu dipantau secara terpusat.
Sangat menggoda untuk mendelegasikan tanggung jawab penuh untuk
keputusan penetapan harga kepada para manajer dari berbagai anak
perusahaan nasional, sehingga menuai keuntungan dari desentralisasi.
Namun, karena strategi penetapan harga di satu bagian dunia dapat
menimbulkan tanggapan kompetitif di bagian lain, manajemen pusat
setidaknya perlu memantau dan menyetujui keputusan penetapan harga di
pasar nasional tertentu, dan manajer lokal perlu menyadari bahwa tindakan
mereka dapat memengaruhi kondisi persaingan di dunia. negara-negara lain
c. Harga Kurva Pengalaman
Saat perusahaan membangun akumulasi volume produksinya dari
waktu ke waktu, biaya per unit turun karena efek pengalaman. Efek
pembelajaran dan skala ekonomi mendasari kurva pengalaman. Harga
muncul karena penetapan harga yang agresif (bersama dengan promosi dan
iklan yang agresif) dapat membangun akumulasi volume penjualan dengan
cepat dan dengan demikian menurunkan produksi ke kurva pengalaman.
Perusahaan yang berada di bawah kurva pengalaman memiliki keunggulan
biaya dibandingkan perusahaan yang berada di atas kurva.
Banyak perusahaan mengejar strategi harga kurva pengalaman pada
skala internasional akan harga rendah di seluruh dunia dalam upaya untuk
membangun volume penjualan global secepat mungkin, bahkan jika ini

18
berarti mengambil kerugian besar pada awalnya. Perusahaan seperti itu
percaya bahwa dalam beberapa tahun, ketika telah bergerak ke bawah kurva
pengalaman, itu akan menghasilkan keuntungan besar dan memiliki
keunggulan biaya dibandingkan pesaingnya yang kurang agresif.
3. Faktor regulasi
Kemampuan untuk terlibat dalam diskriminasi harga atau penetapan harga
strategis mungkin dibatasi oleh peraturan nasional atau internasional. Yang
terpenting, kebebasan perusahaan untuk menetapkan harganya sendiri dibatasi
oleh dua aspek sebagai berikut :
1. Peraturan Antidumping
Aturan antidumping menetapkan batas bawah harga ekspor dan membatasi
kemampuan perusahaan untuk mengejar penetapan harga strategis.
Terminologi yang agak kabur yang digunakan dalam sebagian besar
tindakan antidumping menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk
terlibat dalam diskriminasi harga juga dapat ditentang di bawah undang-
undang antidumping.
2. Kebijakan Persaingan.
Sebagian besar negara maju memiliki peraturan yang dirancang untuk
mendorong persaingan dan membatasi praktik monopoli. Peraturan ini
dapat digunakan untuk membatasi harga yang dapat dikenakan perusahaan
di negara tertentu.

2.7 Konfigurasi Bauran Pemasaran


Sebuah perusahaan mungkin memvariasikan aspek bauran pemasarannya dari
satu negara ke negara lain untuk mempertimbangkan perbedaan lokal dalam
budaya, kondisi ekonomi, kondisi persaingan, standar produk dan teknis, sistem
distribusi, peraturan pemerintah, dan sejenisnya. Perbedaan tersebut mungkin
memerlukan variasi dalam atribut produk, strategi distribusi, strategi komunikasi,
dan strategi penetapan harga. Efek kumulatif dari faktor-faktor ini membuat
perusahaan jarang mengadopsi bauran pemasaran yang sama di seluruh dunia.

2.8 Pengembangan Produk Baru


Perusahaan yang berhasil mengembangkan dan memasarkan produk baru dapat
memperoleh pengembalian yang sangat besar. Contohnya termasuk Du Pont, yang
telah menghasilkan aliran inovasi sukses seperti plastik, nilon, Freon, dan Teflon
(panci antilengket); Sony, yang kesuksesannya meliputi Walkman, compact disk,

19
PlayStation, pemutar DVD definisi tinggi Blu-ray; Pfizer. Di dunia sekarang ini,
persaingan adalah tentang inovasi teknologi seperti hal lainnya. Laju perubahan
teknologi telah dipercepat sejak Revolusi Industri pada abad ke-18, dan terus
berlanjut hingga hari ini. Hasilnya adalah pemendekan siklus hidup produk secara
dramatis. Inovasi teknologi bersifat kreatif dan juga destruktif. Sebuah inovasi
dapat membuat produk yang sudah mapan menjadi usang dalam semalam. Tetapi
sebuah inovasi juga dapat membuat sejumlah produk baru menjadi mungkin.

"Penghancuran kreatif" yang ditimbulkan oleh perubahan teknologi ini


membuat perusahaan harus tetap berada di ujung tombak teknologi, agar tidak
kalah dengan inovasi pesaing. Seperti yang dijelaskan pada sub-bagian berikutnya,
hal ini tidak hanya menciptakan kebutuhan bagi perusahaan untuk berinvestasi
dalam R&D, tetapi juga mengharuskan perusahaan untuk melakukan aktivitas
R&D di lokasi-lokasi di mana keahlian terkonsentrasi. Seperti yang akan kita lihat,
terdepan teknologi saja tidak cukup untuk menjamin kelangsungan hidup
perusahaan. Perusahaan juga harus menerapkan teknologi tersebut untuk
mengembangkan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen, dan harus
merancang produk sehingga dapat diproduksi dengan cara yang hemat biaya.
Untuk melakukan itu, perusahaan perlu membangun hubungan erat antara R&D,
pemasaran, dan manufaktur. Ini cukup sulit bagi perusahaan domestik, tetapi
bahkan lebih problematis bagi bisnis internasional yang bersaing dalam industri di
mana selera dan preferensi konsumen berbeda dari satu negara ke negara lain.
Kegiatan R&D dan membangun hubungan antara R&D, pemasaran, dan
manufaktur. Oleh karena itu, pengembangan produk baru berkaitan dengan R&D
yakni mengetahui lokasi R&D yang tepat, mengintegrasikan R&D, pemasaran, dan
manufaktur, mengetahui tim lintas fungsional, dan paling utama yakni membangun
kemampuan R&D global.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
• Globalisasi pasar adalah persatuan pasar-pasar negara yang secara historis
berbeda dan terpisah menjadi satu pasar global yang besar. Dari munculnya
budaya global tidak berarti bahwa konsumen memiliki selera dan preferensi
yang sama. Sebaliknya, orang-orang di negara yang berbeda, seringkali dengan
sudut pandang yang saling bertentangan, semakin berpartisipasi dalam
percakapan “global” bersama, berdasarkan simbol bersama yang mencakup
merek global dari Nike dan Dove hingga Coca-Cola dan Sony. Tetapi cara
merek-merek ini dipersepsikan, dipromosikan, dan digunakan masih bervariasi
dari satu negara ke negara lain, bergantung pada perbedaan selera dan preferensi
setempat
• Segmentasi pasar mengacu pada pengidenfikasian kelompok konsumen yang
berbeda yang perilaku pembeliannya berbeda dari yang lain dalam hal penting.
Pasar dapat disegmentasikan dalam berbagai cara berdasarkan geografi,
demografi (jenis kelamin, usia, pendapatan, ras, tingkat pendidikan, dll) faktor
sosiokultural (kelas sosial, nilai, agama, pilihan gaya hidup), dan faktor
psikologis (kepribadian).
• Mengenai atribut pasar, Produk terjual dengan baik ketika atributnya sesuai
dengan kebutuhan tingga akan kemewahan, kualitas, dan performa. negara-
negara maju. Konsumen di sebagian besar negara maju seringkali tidak
mau mengorbankan atribut pilihan mereka untuk harga yang lebih rendah.
Konsumen di negara paling maju sering menghindari produk standar global
yang telah dikembangkan dengan mempertimbangkan penyebut umum
terendah. Mereka bersedia membayar lebih untuk produk yang memiliki
fitur dan atribut tambahan yang disesuaikan dengan selera dan preferensi
mereka.
• Mengenai Standar Produk dan Teknis. Membedakan standar produk yang
diamanatkan pemerintah dapat mengesampingkan produksi massal dan

21
pemasaran produk standar. Perbedaan standar teknis membatasi globalisasi
pasar. Beberapa perbedaan yang dihasilkan dari keputusan istimewa yang
dibuat sejak lama, bukan dari tindakan pemerintah, tetapi efek jangka
panjangnya sangat besar.
• Faktor – faktor strategi distribusi yakni perbedaan antrar negara dan memilih
saluran distribusi. Perbedaan antar negara terdiri atas empat perbedaan utama
antara sistem distribusi adalah konsentrasi ritel, panjang saluran, ekslusivitas
saluran dan kualitas saluran.
• Strategi komunikasi pemasaran adalah alat untuk mencapai tujuan dalam
memberikan informasi, mempengaruhi, promosi suatu kegiatan pemasaran agar
tercapainya keberhasilan perusahaan. Hambatan Strategi Komunikasi
Internasional terdiri atas tiga yaitu hambatan budaya, efek budaya, tingkat
kebisingan. Selain itu, terdapat Strategi Push Versus Pull dan periklanan global.
• Definisi dari Strategi penetapan harga internasional merupakan komponen
penting dari bauran pemasaran internasional secara keseluruhan. Ada tiga aspek
penting dari strategi penetapan harga internasional yaitu Diskriminasi Harga,
Penetapan Harga Regulasi dan Faktor Regulasi. Dalam Penetapan harga
strategis, konsep harga strategis memiliki tiga aspek yakni, harga predator,
harga multipoint dan kurva harga pengalaman. Faktor regulasi, kebebasan
perusahaan untuk menetapkan harganya sendiri dibatasi oleh dua aspek yaitu
peraturan antidumpling dan kebijakan persaingan.
• Mengenai konfigurasi Bauran Pemasaran, Sebuah perusahaan mungkin
memvariasikan aspek bauran pemasarannya dari satu negara ke negara lain
untuk mempertimbangkan perbedaan lokal dalam budaya, kondisi ekonomi,
kondisi persaingan, standar produk dan teknis, sistem distribusi, peraturan
pemerintah, dan sejenisnya.
• Perusahaan yang berhasil mengembangkan dan memasarkan produk baru dapat
memperoleh pengembalian yang sangat besar. Pengembangan produk baru
berkaitan dengan R&D yakni mengetahui lokasi R&D yang tepat,
mengintegrasikan R&D, pemasaran, dan manufaktur, mengetahui tim lintas
fungsional, dan paling utama yakni membangun kemampuan R&D global.

22
3.2 Saran
Agar sebuah perusahaan dapat bertahan di era global maka perusahaan
dituntut untuk bisa mendapatkan ide baru dan berinovasi dalam melakukan
pemasaran, selain itu perusahaan dituntuk untuk meningkatkan kualitas produk.

23
DAFTAR PUSTAKA
Charles. W. L. Hill and G. T. M. Hult. (2017). International Business: Competing
in the Global Marketplace (Terjemahan) New York: McGraw-Hill
Education.

24

Anda mungkin juga menyukai