Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KOMUNIKASI PEMASARAN
IKLAN INTERNATIONAL

OLEH:

NI LUH DILA DIAH PARAMITA 1807521040

SHAMIA 1807521034

NOVA WIDYA NINGSIH 1807521038

FEB UNUD

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Periklanan adalah bagian keputusan yang kompleks dan lingkungan makro yang
berubah membuantnya semakin rumit. Perubahan perubahan social dan ekonomi yang
penting mencakup unit keluarga, yang mengarah pada mengendornya nilai nilai keluarga
tradisional, lebih banyak pilihan gaya hidup, dan oeningkatan dalam kebutuhan rumah
tangga dasar, tingkat Pendidikan tinggi mengarah ke permintaan terhadap informasi produk
yang lebih berarti.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran periklanan dan promosi international?
2. Bagaimana lingkungan international?
3. Bagaimana periklanan global vs lokal?
4. Bagaimana peran bauran promosional lainnya dalam pemasaran international?
5. Bagaimana tentang etika dan peraturan periklanan ?
6. Bagaimana contoh contoh etika dan peraturan periklanan di indonesia?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan secara detail peran periklanan dan promosi internasional
2. Menjelaskan secara kungan international
3. Menjelaskan bagaimanakah peran bauran promosional lainnya dalam pemasaran
international
4. Menjelaskan periklanan global vs local
5. Menjelaskan tentang etika dan peraturan periklanan
6. Menjelaskan contoh contoh etika dan peraturan periklanan di indonesia
1.4 Manfaat
1. Bagi Pembaca : Untuk dapat lebih mudah memahami bagaimana konsep periklanan
international
2. Bagi Penulis : Untuk menstimulan penulis membuat makalah-makalah lainnya untuk
lebih mengedukasi pembaca
BAB II
ISI

2.1 PERAN PERIKLANAN DAN PROMOSI INTERNASIONAL

Pasar Internasional merupakan pangsa pasar yang penting, karena pasar internasional
menawarkan peluang berkembangnya suatu usaha yang lebih besar dibandingkan dengan pasar
domestic. Adapun keuntungan dari adanya periklanan dan promosi internasional :

- Meningkatkan jenis dan jumlah pangsa pasar


- Memperluas jaringan perusahaan
- Meningkatkan sustainabilitas perusahaan
- Menjadikan produk sebagai kebutuhan masyarakat dunia
- Meningkatkan pendapatan perusahaan

Selain itu, perusahaan juga akan berusaha meningkatkan kualitas produknya agar semakin
layak bersaing di pasar internasional. Apabila perusahaan tidak berusaha mengevaluasi
produknya secara rutin, maka tentu akan dengan mudah disingkirkan dalam pasar internasional.
Maka dari itu, dalam melakukan periklanan dan promosi internasional diperlukan banyak aspek
seperti organisasi promosi internasional, agensi iklan, riset, keputusan-keputusan kreatif, dan
masih banyak lagi.

2.2 LINGKUNGAN INTERNASIONAL

Dalam membuat keputusan dalam pemasaran internasional, ada banyak faktor yang
mempengaruhi, antara lain :

a. Lingkungan Ekonomi
 Infrastruktur Ekonomi
 Infrastruktur merupakan fasilitas dan layanan dalam bentuk fisik guna
menunjang kegiatan perekonomian. Dengan adanya infrastruktur, maka
kegiatan pemasaran internasional akan menjadi lebih lancar. Contoh : Bandara,
Pelabuhan, dsb
 Pendapatan Perkapita
 Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk
suatu negara yang didapat dari hasil bagi antara pendapatan nasional suatu
negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.
 Stabilitas Mata Uang
 Ketika terjadi kemerosotan nilai mata uang, maka tentu akan berpengaruh
pada kemampuan sebuah perusahaan di suatu negara untuk melakukan
perluasan pasar internasional.
 Perkembangan Ekonomi
 Perkembangan ekonomi yang dimaksud adalah semakin beragamnya
kebutuhan di masyarakat sehingga peluang pasar dalam pemasaran
internasional semakin besar.
b. Lingkungan Demografi
 Jumlah Populasi
 Semakin banyak populasi manusia di berbagai belahan dunia, maka akan
semakin besar peluang untuk mendapatkan pasar internasional. Karena
pertambahan populasi, tentu segaris lurus dengan pertambahan jumlah dan jenis
kebutuhan.

 Usia
 Hal ini lebih memengaruhi jenis kebutuhan konsumen dalam pasar
internasional. Pada masing-masing rentang usia, kebutuhannya tentu berbeda-
beda yang tentunya membuat peluang pasar internasional menjadi semakin
beragam.
 Pekerjaan
 Setiap pekerjaan memiliki kebutuhan berbeda-beda sehingga dengan begitu
akan memengaruhi jenis barang/jasa yang ditawarkan dalam pasar
internasional.
c. Lingkungan Politis/Hukum
 Kebijakan Pemerintah
 Apabila ingin memasuki pasar sebuah negara, tentunya kita harus mematuhi
kebijakan pemerintah di negara tersebut. Dalam pasar internasional, tentu
pengambilan keputusan juga didasarkan akan kebijakan pemerintah dari negara
calon pasar. Apabila dirasa menguntungkan, maka pemasaran akan dilakukan.
 Stabilitas Politik
 Kestabilan politik suatu negara sangat berpengaruh kepada pasar
internasional. Apabila terjadi gejolak politik yang membuat kondisi negara
cenderung tidak aman, akan membuat kita enggan melakukan pemasaran
internasional di negara tersebut.
d. Lingkungan Kultural
 Gaya Hidup
 Gaya hidup menentukan jenis kebutuhan, sehingga ini akan memengaruhi
jenis barang/jasa dari pemasaran internasional. Untuk masyarakat suatu negara
yang cenderung memiliki gaya hidup menengah keatas, kita bisa melakukan
pemasaran barang/jasa dengan kualitas tinggi dan harga yang cukup tinggi juga.

2.3 IKLAN GLOBAL VS IKLAN LOKAL

Isu tentang menerapkan strategi iklan global atau strategi iklan local telah
diperdebatkan masak kini. Yang jelas, pilihan strategi mempunyai dampak yang kuat terhadap
iklan. Dalam iklan global keuntungan keuntungan yang bias diraih terutama berasal dari skala
ekonomis, yang dalam iklan terutama berkaitan dengan biaya produksi dan penggunaan media
internasiomal

lokalisasi mendukung pendapat yang menyatakan bahwa meskipun globalisasi


mungkin cocok untuk komponen produk dari bauran pemasaran-yaitu untuk produk produk
industry dan barang yang tahan lama-tapi tidak cocok untuk unsur unsur bauran pemasaran
yang lain, yaitu penentapan harga, saluran distribusi, dan tentu saja iklan. Mereka percaya
bahwa efektivitas iklan dibatasi oleh kepercayaan, nilai, dan sikap dari anggota pemirsa
sasaran, seperti halnya sejumlah factor lingkungan.

Ada banyak contoh tentang kesulitan yang dihadapi dalam menggunakan strategi iklan
global karena adanya perbedaan perbedaan dalam budaya local. Bahkan ketika iklan global
diterapkan, terdapat masalah pengalihan bahasaan. Literatur dipenuhi dengan contoh contoh
penerjemahan konyol seperti; “ perusahaan perusahaan AS telah mengiklankan rokok dengan
‘aspal’ rendah (bukan tar), ‘pakaian dalam’ (underware) computer (bukan piranti lunak atau
software), dan ‘kapal basah’ (bukan disket hidrolik)”

Perbedaan budaya yang penting adalah bagaimana konsumen menanggapi daya Tarik
humor yang sering digunakan oleh amerika dan inggris. Tapi konsumen jerman memiliki
perasaan yang berbeda tentang humor dan tidak menyukai digunakan dalam iklan. Beberapa
negara (misalnya, perancis dan italia) lebih toleran dan terbuka dengan daya Tarik sensual
ketimbang nega negara lain (inggris). Negara negara juga berbeda dalam memandang unsur
unsur nonverbal dari sebuah iklan yaitu kualitas dan kuantitas dari informasi yang diterima
seperti symbol. Jepang adalah contoh sebuah kebudayaan yang diuntungkan oelh symbol
symbol inverbal dan sedangkan jerman dan skandavia sebaliknya

Namun para pengiklan internasional seharusnya tidak memilih antara strategi global
ataupun local. Ada jalan tengah yaitu adaptasi. Semakin pengiklan international menerapkan
konsep “think locally, act globally”. Dengan kata lain, mulai dengan globalisasi karena
keunggulannya dan beradaptasi pada kebutuhan kebutuhan local bila memang menguntungkan.
Seperti the economist menyatakan, tantangannya adalah salah satu dari menmadukan strategi
global dengan citra local yang relevan, selain mengubah citra yang membingungkan dari
negara lain”.

Kesimpulannya, penting untuk menyatakan bahwa kampanye iklan global meningkat.


Salah satu biro iklan terbesar di dunia (Saatchi) meramalkan bahwa separuh dari penghasilan
tahunannya yang mencapai $1,25 miliar berasal dari kampany iklan yang meliputi lima negara
atau lebih. Lima tahun yang lalu, iklan global itu menunjukan kurang dari 10 persen
penghasilan biro iklan tersebut. demikian pula pengiklanan yang akan go global harus
diingatkan untuk bertindak hati hati karena masih ada peraturan peraturan yang harus dipahami
serta perbedaan Bahasa dan budaya yang akan menimbulkan kekacauan jika tidak ditangai
dengan teapt. Berpikir global, bertindak local bukanlah kebijakan buruk untuk diikuti

2.4 PERAN BAURAN PROMOSIONAL LAINNYA DALAM PEMASARAN


INTERNASIONAL

Bauran promosi merupakan strategi perusahaan dalam mempromosikan produknya.


Alasan kenapa perusahaan perlu melakukan bauran promosi adalah karena perusahaan
membutuhkan stategi yang kongkrit dalam memasarkan produknya lewat promosi. Menurut
Hurriyati (2005:58-61), bauran promosi internasional terdiri dari Personal Selling, Mass
Selling, Selles Promotion, Public Relation, Direct Marketing dan Word Of Mouth.

a. Personal Selling merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan
calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan
membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan
mencoba membelinya.
b. Mass Selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini
memang tidak sefleksibel personal selling namun merupakan alternatif yang lebih
murah untuk menyampaikan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang jumlahnya
sangat banyak dan tersebar luas. Ada dua bentuk utama mass selling,
yaitu periklanan dan publisitas. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang
didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang
disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan
mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Publisitas adalah bentuk
penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang
atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu.
c. Sales promotion yatu semua cara yang digunakan oleh agen pemasaran untuk
menginformasikan, membujuk atau mempengaruhi pengguna akhir produk, tidak
termasuk iklan, penjualan pribadi, dan publisitas; promosi penjualan merupakan alat
bantu penjualan, termasuk pameran, bonus, kupon dan hadiah.
d. Public Relation merupakan salah satu fungsi menejemen yang bertujuan untuk
membangun & menjaga image perusahaan melalui kegiatan timbal balik antara pihak
internal, eksternal atau pihak terkait yang memiliki kepentingan didalamnya.
e. Direct Marketing merupakan sistem marketing dimana organisasi berkomunikasi
secara langsung dengan target customer untuk menghasilkan respons atau transaksi.
Respons yang dihasilkan bisa berupa inquiry, pembelian, atau bahkan dukungan.
f. Word of mouth merupakan komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses
komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun
kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi
secara personal.
2.5 SEKILAS TENTANG ETIKA DAN PERATURAN PERIKLANAN

Untuk membuat konsumen tertarik, iklan harus dibuat semenarik mungkin bahkan kadang
dramatis. Tapi iklan tidak diterima oleh target tertentu (langsung). Iklan dikomunikasikan
kepada khalayak luas (melalui media massa komunikasi iklan akan diterima oleh semua orang:
semua usia, golongan, suku, dsb). Sehingga iklan harus memiliki etika, baik moral maupun
bisnis.

a. Ciri-ciri iklan yang baik


- Etis: berkaitan dengan kepantasan.
- Estetis: berkaitan dengan kelayakan (target market, target audiennya, kapan harus
ditayangkan?).
- Artistik: bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak.
Contoh Penerapan Etika
a. Iklan rokok: Tidak menampakkan secara eksplisit orang merokok.
b. Iklan pembalut wanita: Tidak memperlihatkan secara realistis dengan
memperlihatkan daerah kepribadian wanita tersebut.
c. Iklan sabun mandi: Tidak dengan memperlihatkan orang mandi secara utuh.
b. Etika Secara Umum
- Jujur : tidak memuat konten yang tidak sesuai dengan kondisi produk yang diiklankan
- Tidak memicu konflik SARA
- Tidak mengandung pornografi
- Tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
- Tidak melanggar etika bisnis, ex: saling menjatuhkan produk tertentu dan sebagainya.
- Tidak plagiat
c. Etika Pariwara Indonesia (EPI)

Tata Krama Isi Iklan

1. Hak Cipta: Penggunaan materi yang bukan milik sendiri, harus atas ijin tertulis dari
pemilik atau pemegang merek yang sah.
2. Bahasa: (a) Iklan harus disajikan dalam bahasa yang bisa dipahami oleh khalayak
sasarannya, dan tidak menggunakan persandian (enkripsi) yang dapat menimbulkan
penafsiran selain dari yang dimaksudkan oleh perancang pesan iklan tersebut. (b) Tidak
boleh menggunakan kata-kata superlatif seperti “paling”, “nomor satu”, ”top”, atau
kata-kata berawalan “ter“. (c) Penggunaan kata ”100%”, ”murni”, ”asli” untuk
menyatakan sesuatu kandungan harus dapat dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari
otoritas terkait atau sumber yang otentik. (d) Penggunaan kata ”halal” dalam iklan
hanya dapat dilakukan oleh produk-produk yang sudah memperoleh sertifikat resmi
dari Majelis Ulama Indonesia, atau lembaga yang berwenang.
3. Tanda Asteris (*): (a) Tanda asteris tidak boleh digunakan untuk menyembunyikan,
menyesatkan, membingungkan atau membohongi khalayak tentang kualitas, kinerja,
atau harga sebenarnya dari produk yang diiklankan, ataupun tentang ketidaktersediaan
sesuatu produk. (b) Tanda asteris hanya boleh digunakan untuk memberi penjelasan
lebih rinci atau sumber dari sesuatu pernyataan yang bertanda tersebut.
4. Penggunaan Kata “Satu-satunya”: Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata
“satusatunya” atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menyebutkan dalam hal apa
produk tersebut menjadi yang satu-satunya dan hal tersebut harus dapat dibuktikan dan
dipertanggungjawabkan.
5. Pemakaian Kata “Gratis”: Kata “gratis” atau kata lain yang bermakna sama tidak boleh
dicantumkan dalam iklan, bila ternyata konsumen harus membayar biaya lain. Biaya
pengiriman yang dikenakan kepada konsumen juga harus dicantumkan dengan jelas.
6. Pencantum Harga: Jika harga sesuatu produk dicantumkan dalam iklan, maka ia harus
ditampakkan dengan jelas, sehingga konsumen mengetahui apa yang akan diperolehnya
dengan harga tersebut.
7. Garansi: Jika suatu iklan mencantumkan garansi atau jaminan atas mutu suatu produk,
maka dasar-dasar jaminannya harus dapat dipertanggung- jawabkan.
8. Janji Pengembalian Uang (warranty): (a) Syarat-syarat pengembalian uang tersebut
harus dinyatakan secara jelas dan lengkap, antara lain jenis kerusakan atau kekurangan
yang dijamin, dan jangka waktu berlakunya pengembalian uang. (b) Pengiklan wajib
mengembalikan uang konsumen sesuai janji yang telah diiklankannya.
9. Rasa Takut dan Takhayul: Iklan tidak boleh menimbulkan atau mempermainkan rasa
takut, maupun memanfaatkan kepercayaan orang terhadap takhayul, kecuali untuk
tujuan positif.
10. Kekerasan: Iklan tidak boleh – langsung maupun tidak langsung -menampilkan adegan
kekerasan yang merangsang atau memberi kesan membenarkan terjadinya tindakan
kekerasan.
11. Keselamatan: Iklan tidak boleh menampilkan adegan yang mengabaikan segi-segi
keselamatan, utamanya jika ia tidak berkaitan dengan produk yang diiklankan.
12. Perlindungan Hak-hak Pribadi: Iklan tidak boleh menampilkan atau melibatkan
seseorang tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari yang bersangkutan,
kecuali dalam penampilan yang bersifat massal, atau sekadar sebagai latar, sepanjang
penampilan tersebut tidak merugikan yang bersangkutan.
13. Hiperbolisasi: Boleh dilakukan sepanjang ia semata-mata dimaksudkan sebagai penarik
perhatian atau humor yang secara sangat jelas berlebihan atau tidak masuk akal,
sehingga tidak menimbulkan salah persepsi dari khalayak yang disasarnya.
14. Waktu Tenggang (elapse time): Iklan yang menampilkan adegan hasil atau efek dari
penggunaan produk dalam jangka waktu tertentu, harus jelas mengungkapkan
memadainya rentang waktu tersebut.
15. Penampilan Pangan: Iklan tidak boleh menampilkan penyia-nyiaan, pemborosan, atau
perlakuan yang tidak pantas lain terhadap makanan atau minuman.
16. Penampilan Uang: (a) Penampilan dan perlakuan terhadap uang dalam iklan haruslah
sesuai dengan norma-norma kepatutan, dalam pengertian tidak mengesankan pemujaan
ataupun pelecehan yang berlebihan. (b) Iklan tidak boleh menampilkan uang
sedemikian rupa sehingga merangsang orang untuk memperolehnya dengan cara-cara
yang tidak sah. (c) Iklan pada media cetak tidak boleh menampilkan uang dalam format
frontal dan skala 1:1, berwarna ataupun hitam-putih. (d) Penampilan uang pada media
visual harus disertai dengan tanda “specimen” yang dapat terlihat Jelas.
17. Kesaksian Konsumen (testimony): (a) Pemberian kesaksian hanya dapat dilakukan atas
nama perorangan, bukan mewakili lembaga, kelompok, golongan, atau masyarakat
luas. (b) Kesaksian konsumen harus merupakan kejadian yang benar-benar dialami,
tanpa maksud untuk melebih-lebihkannya. (c) Kesaksian konsumen harus dapat
dibuktikan dengan pernyataan tertulis yang ditanda tangani oleh konsumen tersebut. (d)
Identitas dan alamat pemberi kesaksian jika diminta oleh lembaga penegak etika, harus
dapat diberikan secara lengkap. Pemberi kesaksian pun harus dapat dihubungi pada hari
dan jam kantor biasa.
18. Anjuran (endorsement): (a) Pernyataan, klaim atau janji yang diberikan harus terkait
dengan kompetensi yang dimiliki oleh penganjur. (b) Pemberian anjuran hanya dapat
dilakukan oleh individu, tidak diperbolehkan mewakili lembaga, kelompok, golongan,
atau masyarakat luas.
19. Perbandingan: (a) Perbandingan langsung dapat dilakukan, namun hanya terhadap
aspek-aspek teknis produk, dan dengan kriteria yang tepat sama. (b) Jika perbandingan
langsung menampilkan data riset, maka metodologi, sumber dan waktu penelitiannya
harus diungkapkan secara jelas. Pengggunaan data riset tersebut harus sudah
memperoleh persetujuan atau verifikasi dari organisasi penyelenggara riset tersebut. (c)
Perbandingan tak langsung harus didasarkan pada kriteria yang tidak menyesatkan
khalayak.
20. Perbandingan Harga: Hanya dapat dilakukan terhadap efisiensi dan kemanfaatan
penggunaan produk, dan harus diserta dengan penjelasan atau penalaran yang memadai.
21. Merendahkan: Iklan tidak boleh merendahkan produk pesaing secara langsung maupun
tidak langsung.
22. Peniruan: (a) Iklan tidak boleh dengan sengaja meniru iklan produk pesaing
sedemikian rupa sehingga dapat merendahkan produk pesaing, ataupun menyesatkan
atau membingungkan khalayak. Peniruan tersebut meliputi baik ide dasar, konsep atau
alur cerita, setting, komposisi musik maupun eksekusi. Dalam pengertian eksekusi
termasuk model, kemasan, bentuk merek, logo, judul atau subjudul, slogan, komposisi
huruf dan gambar, komposisi musik baik melodi maupun lirik, ikon atau atribut khas
lain, dan properti. (b) Iklan tidak boleh meniru ikon atau atribut khas yang telah lebih
dulu digunakan oleh sesuatu iklan produk pesaing dan masih digunakan hingga kurun
dua tahun terakhir.
23. Istilah Ilmiah dan Statistik: Iklan tidak boleh menyalahgunakan istilah-istilah ilmiah
dan statistik untuk menyesatkan khalayak, atau menciptakan kesan yang berlebihan.
24. Ketiadaan Produk: Iklan hanya boleh dimediakan jika telah ada kepastian tentang
tersedianya produk yang diiklankan tersebut.
25. Ketaktersediaan Hadiah: Iklan tidak boleh menyatakan “selama persediaan masih ada”
atau kata-kata lain yang bermakna sama.
26. Pornografi dan Pornoaksi: Iklan tidak boleh mengeksploitasi erotisme atau seksualitas
dengan cara apa pun, dan untuk tujuan atau alasan apa pun.
27. Khalayak Anak-anak: (a) Iklan yang ditujukan kepada khalayak anakanak tidak boleh
menampilkan hal-hal yang dapat mengganggu atau merusak jasmani dan rohani
mereka, memanfaatkan kemudahpercayaan, kekurangpengalaman, atau kepolosan
mereka. (b) Film iklan yang ditujukan kepada, atau tampil pada segmen waktu siaran
khalayak anakanak dan menampilkan adegan kekerasan, aktivitas seksual, bahasa yang
tidak pantas, dan atau dialog yang sulit wajib mencantumkan kata-kata
“BimbinganOrangtua” atau simbol yang bermakna sama.

Selain mengatur Tata Krama Isi Iklan EPI juga mengatur:


a. Tata Krama Ragam Iklan

Ex: Iklan minuman keras maupun gerainya hanya boleh disiarkan di media nonmassa; Iklan
rokok tidak boleh dimuat pada media periklanan yang sasaran utama khalayaknya berusia di
bawah 17 tahun; dll.

b. Tata Krama Pemeran Iklan

Ex: Iklan tidak boleh memperlihatkan anak-anak dalam adegan-adegan yang berbahaya ; Iklan
tidak boleh melecehkan, mengeksploitasi, mengobyekkan, atau mengornamenkan
perempuansehingga memberi kesan yang merendahkan kodrat, harkat, dan martabat mereka;
dll.

c. Tata Krama Wahana Iklan

Ex: Iklan untuk berlangganan apa pun melalui SMS harus juga mencantumkan cara untuk
berhenti berlangganan secara jelas, mudah dan cepat; Iklan-iklan rokok dan produk khusus
dewasa hanya boleh disiarkan mulai pukul 21.30 hingga pukul 05.00 waktu setempat, dll.

2.6 CONTOH ETIKA DAN PERATURAN PERIKLANAN DI INDONESIA

Dalam iklan matahari edisi natal ini sudah menerapkan peraturan peraturan dan tata krama
periklanan Indonesia. Dalam iklan tersebut tidak ada unsur menjatuhkan penyandang cacat
walaupun menggunakan peran penyandang cacat. Lalu Bahasa yang digunakan dan mudah
dipahami dan juga tidak ada unsur unsur superlative. Dalam iklan ini pun tidak ada
hiperbolisasi dan unsusr unsur yang dilarang dalam etika pariwara Indonesia
Dalam iklan rokok dunhill tersebut sudah memenuhi syarat dari etika pariwara iklan antara lain
Tidak merangsang atau menyarankan orang untuk merokok. Tidak menggambarkan atau
menyarankan bahwa merokok memberikan manfaat bagi kesehatan; Tidak memperagakan atau
menggambarkan dalam bentuk gambar, tulisan, atau gabungan keduanya, bungkus rokok,
rokok, atau orang sedang merokok, atau mengarah pada orang yang sedang merokok; Tidak
ditujukan terhadap atau menampilkan dalam bentuk gambar atau tulisan, atau gabungan
keduanya, anak, remaja, atau wanita hamil; Tidak mencantumkan nama produk yang
bersangkutan adalah rokok; Tidak bertentangan dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat.

Selanjutnya ada iklan kosmetika, kali ini dari brand garnier dalam iklan tersebut Iklan harus
sesuai dengan indikasi jenis produk yang disetujui oleh Departemen Kesehatan RI, atau badan
yang berwenang untuk itu. Iklan tidak boleh menjanjikan hasil mutlak seketika, jika ternyata
penggunaannya harus dilakukan secara teratur dan terus menerus. Iklan tidak boleh
menawarkan hasil yang sebenarnya berada di luar kemampuan produk kosmetika. Diiklan
tersebut menggunakan tanda asteris. Namun tanda tersebut dalam iklan garnier tidak digunakan
unutk menyesatkan, membingungkan ataupun membohongi khalayak tentang kualitas, kinerja
dan lain lain. Dan tanda asteris di dalam iklan ini digunakan sesuai dengan kegunaanya yaitu
memberi penjelasan ataupun memberi sumber dari suatu pernyataan

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Setelah adanya pemaparan materi diatas, secara garis besar pentingnya pemasaran
internasional adalah untuk memperluas pangsa pasar agar sebuah perusahaan dapat menjadi
semakin berkembang kedepannya. Dalam melakukan pemasaran internasional, ada yang
namanya periklanan dan promosi internasional yang dimana dalam implementasinya
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti ekonomi, demografi, politis/hukum, dan kultural.
Selain itu, ada juga strategi periklanan agar periklanan internasional dapat berjalan
sebagaimana mestinya.

3.2 SARAN

Kami selaku tim penyaji mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Apabila ada pembaca yang ingin memberikan saran maupun kritikan, kami buka
selebar-lebarnya akses terhadap hal tersebut. Kami berharap, makalah ini cukup memenuhi
kebutuhan pengetahuan akan pemasaran internasional pembaca.

Daftar pustaka

Boyd, Walker, dan Larreche 1997. Manajemen pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga
https://ruangdosen.wordpress.com/2010/04/04/etika-dalam-periklanan/

http://skolastika-l-k-fisip14.web.unair.ac.id/artikel_detail-204392-
MNU301_Bisnis%20Internasional-
Bauran%20Pemasaran%20dalam%20Bisnis%20Internasional.html

Anda mungkin juga menyukai