Anda di halaman 1dari 15

BISNIS PARIWISATA

“Investasi Dalam Kepariwisataan”

Kelompok 3

Kadek Ananda Wulandari 1807521056


Gede Nanda Dharmawan Pulasari 1807521057
Ni Made Candra Devi 1807521060
I Gede Pawarista Susila Putra 1807521061

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
REGULER JIMBARAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia
beliau kami dapat menyelesaikan Makalah Bisnis Pariwisata yang berjudul “Investasi Dalam
Kepariwisataan” tepat waktu. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai
pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Tjok Gede Sukawati selaku Dosen
pembimbing mata kuliah Bisnis Pariwisata, serta pihak lain yang telah membantu dalam
menyukseskan makalah ini dengan baik.

Dalam kesempatan ini kami menyadari bahwa tulisan ini tentu masih belum sempurna,
oleh sebab itu kami mohon kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang. Akhir kata kami ucapkan terimakasih semoga makalah
ini bermanfaat dan memberikan inspirasi kepada kita semua.

Jimbaran, 27 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................................................... 5
BAB II ............................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 6
2.1 Prinsip-Prinsip Investasi .............................................................................................. 6
2.2 Investasi Dalam Kepariwisataan ................................................................................. 7
2.3 Feasiblity Study (Studi Kelayakan) ............................................................................ 9
2.4 Model-model Investasi .............................................................................................. 11
BAB III ......................................................................................................................... 14
PENUTUP ..................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 14
3.2 Saran .......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah
satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka
program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah
diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Perkembangan
pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata
menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan
menimbulkan kegiatan produksi barang dan Keberhasilan pengembangan sektor
kepariwisataan, berarti akan meningkatkan perannya dalam penerimaan daerah, dimana
kepariwisataan merupakan komponen utamanya dengan memperhatikan juga faktor-faktor
yang mempengaruhinya, seperti jumlah obyek wisata yang ditawarkan, jumlah wisatawan
yang berkunjung baik domestik maupun internasional dan tingkat hunian hotel
(Pendit,2003).
Majunya industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah wisatawan
yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan
Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik. Negara
Indonesia yang memiliki pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi
berkembangnya sektor industri pariwisata di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, potensi
Indonesia untuk mengembangkan industri pariwisata sangatlah besar.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa saja prinsip-prinsip investasi?

1.2.2 Bagaimana investasi dalam kepariwisataan?

1.2.3 Apa itu Study Feasibility?

1.2.4 Apa saja model-model investasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui prinsip-prinsip investasi.

1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana investasi dalam kepariwisataan.

1.3.3 Untuk mengetahui tentang Studi Feasibility.

1.3.4 Untuk mengetahui apa saja model-model investasi.

4
1.4 Manfaat Penulisan
Berdasarkan kajian latar belakang di atas, maka manfaat penulisan yang dapat
diungkap dalam makalah ini antara lain:

1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa

Paper ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai Investasi


dalam Kepariwisataan.

1.4.2. Manfaat Bagi Pendidik

Paper ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran serta sumber informasi
mengenai Investasi dalam Kepariwisataan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip-Prinsip Investasi
Investasi merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan alokasi dana untuk
sumber - sumber (resources) yang diperlukan dalam produksi (Wardana, 2005). Berdasarkan
teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapital/modal
barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang
(barang produksi).
Investasi diperlukan bagi perusahaan untuk membentuk/membuat aset baru atau
penggantian aset lama, untuk modal kerja, serta untuk mendukung dana membayar biaya awal
operasional. Sumber investasi dapat berupa dana dari pasar modal ataupun pendapatan internal
perusahaan si investor.
Berinvestasi memerlukan prinsip-prinsip yang perlu dipegang teguh oleh investor.
Berbagai penelitian terhadap investor-investor sukses, semua dari mereka selalu memegang
teguh prinsipnya. Setidaknya ada tiga prinsip mendasar dalam investasi yang sangat penting
untuk menjadi landasan dalam cara berpikir dan bertindak, yaitu capital preservation,
mengelola risiko secara aktif, dan membangun model investasi yang disesuaikan.
Capital preservation atau perlindungan terhadap modal, yaitu mempertahankan apa
yang telah dimiliki. Prinsip ini sangat mendasar bagi seluruh aktivitas investasi. Seperti yang
dikatakan oleh Warren Buffet: “jangan pernah kehilangan uang”. Jika kita kehilangan 50%
modal, maka kita perlu mendapatkan return 100% jika ingin kembali ke modal awal. Sesuatu
yang lebih sulit dilakukan. Dengan perlindungan terhadap modal yang menjadi utama, tujuan
pertumbuhan aset investasi memiliki dasar yang lebih kokoh.
Risiko yang bersifat kontektual perlu dikelola secara aktif. Risiko berkaitan dengan
pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan kompetensi (Mark Tier, 2004). Oleh karenanya
investor perlu melakukan pembelajaran secara bertahap dan terus menerus sehingga dapat
mempertajam kompetensi di bidangnya masing-masing.
Model investasi harus dibangun sesuai dengan profil dan karakternya. Setiap investor
memiliki tujuan, kepribadian, pengetahuan, pengalaman, dan kompetensi yang berbeda - beda.
Dengan prinsip ini kita dapat memahami kenapa ada investor yang lebih senang berinvestasi
pada aset tertentu, lebih konservatif, namun ada juga yang terlihat agresif.

6
2.2 Investasi Dalam Kepariwisataan
Pariwisata merupakan kegiatan yang mencakup berbagai bentuk penyediaan jasa
(services supplying). Penyediaan ini dilakukan oleh pemasok jasa (services supplier) terhadap
pemakai jasa (consumers, visitors) yang dilakukan melalui proses transaksi jasa. Penyediaan
ini mencakup jasa akomodasi, angkutan wisata, jasa boga, atraksi wisata dan berbagai bentuk
jasa lainnya. Industri pariwisata memiliki obyek yang selalu diperbarui, diperkenalkan, dan
selalu menjadi dorongan bagi manusia untuk menikmati obyek tersebut. Perkembangan
pariwisata yang diakibatkan oleh adanya dukungan yang diberikan oleh pemerintah pusat
ataupun daerah menunjukkan bahwa dukungan pemerintah berperan sangat penting dalam
pengembangan industri pariwisata, termasuk kedalamnya adalah pemeliharaan sumber daya
pariwisata, menjaga kelestarian alam, mengembangkan sumber daya manusia, membina
institusi komersial dan nonkomersial, dan memelihara kebudayaan, yang menciptakan atmosfir
industri yang berkualitas dan berkelanjutan.
Hal serupa sebagaimana dilakukan oleh pemerintah daerah di Bali membuat Bali
menjadi destinasi pariwisata prioritas bagi kebanyakan wisatawan. Wisatawan yang datang ke
Bali berkeinginan untuk mengulang kembali kunjungannya, atau bahkan menetap di Bali.
Setiap lokasi dan kawasan di Bali menciptakan dan memiliki pasar sendiri. Hal ini merupakan
hasil pengembangan berbagai ide serta inovasi yang menjadikan berbagai kawasan dan lokasi
itu memiliki berbagai fasilitas penunjang yang khas yang menjadikan lokasi dan kawasan itu
sebagai kawasan berstandar yang diidamkan wisatawan. Berbagai atraksi dan kegiatan
pariwisata yang ada di Bali menimbulkan pergerakan bisnis di berbagai bidang, termasuk
investasi. Pergerakan bisnis ini terjadi di berbagai daerah pariwisata di Bali, terutama Badung
dan Gianyar. Bentuk kegiatan yang menjadi orientasi kegiatan investasi adalah kegiatan yang
memberikan pengembalian investasi yang cepat dan aman. Cara pengusaha setempat merespon
kebutuhan investor membuat kegiatan investasi dalam bidang perdagangan jasa pariwisata juga
berkembang sangat pesat. Investasi itu tidak saja membangkitkan daya tarik bagi investor,
tetapi juga wisatawan yang semula datang untuk sekadar melakukan kunjungan biasa kemudian
mengalihkan kegiatannya menjadi kegiatan usaha.
Pihak pengembang bekerja sama dengan pemilik tanah maupun bangunan di kawasan
pariwisata tertentu di Bali yang tertarik untuk mengembangkan berbagai bisnis yang berkaitan
dengan pariwisata dan menuntut adanya investasi yang cukup besar, terutama bisnis yang
menunjang kawasan pariswisata, seperti hotel, restoran, resort, vila, dan berbagai fasilitas jasa
lainnya. Perkembangan ini menjadi latar belakang para pemilik modal atau investor bekerja
sama dengan pemilik tanah pada lokasi-lokasi strategis untuk mengembangkan fasilitas jasa

7
pariwisata. Lokasi-lokasi strategis ini menjadi lahan investasi untuk perputaran modal para
investor karena sangat menjanjikan keuntungan bagi para pihak yang terlibat di dalamnya.
Sebagian besar pemilik modal yang menanamkan modalnya di Bali bertujuan untuk
mengembangkan bisnis di bidang pariwisata. Pengembangan bisnis ini didominasi oleh
investor asing (foreign investor) yang memiliki tujuan khusus, yaitu menyediakan tempat
beristirahat yang nyaman dengan fasilitas serta layanan setara dengan hotel bintang 4 (empat)
hingga bintang 5 (lima) tetapi dengan harga yang terjangkau. Bisnis ini berkembang dengan
baik karena ditunjang dengan berbagai fasilitas penunjang seperti jasa transportasi, jasa boga,
atraksi wisata, dan jenis jasa lainnya yang bisa dipilih sesuai dengan keinginan wisatawan.
Kondisi tersebut meningkatkan kepercayaan dan keinginan investor untuk menanamkan
modalnya di bidang jasa pariwisata, khususnya properti.
Pembangunan investasi pariwisata di Provinsi Bali harus konsisten dan didasari
dengan nilai filosofi Tri Hita Karana. Filosofi Tri Hita Karana mengedepankan prinsip-prinsip
kebersamaan dan keseimbangan, sudah seharusnya kepariwisataan di Bali dengan budaya
sebagai kekhasan utama, keunikan geografis, dan kehidupan ritualitasnya konsisten dengan
Tri Hita Karana. Tri Hita Karana menjadi semacam komitmen nilai tentang pemahaman
mengenai hidup, bagaimana hidup harus dijalani, serta konsensus dasar yang menuntun hidup
bersama.

Pendekatan Dalam Investasi Pariwisata


Adapun pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam melakukan investasi dalam pariwisata adalah sebagai berikut:
 Pilihan bentuk pariwisata yang dikembangkan
Terdapat konsekuensi biaya yang harus dibayar dari pembangunan “pariwisata massa”
yang berorientasi pada kuantitas dan pertumbuhan yang setinggi-tingginya, yaitu seperti: over
carrying capacity, degradasi lingkungan, dan kesenjangan antar lapisan masyarakat. Hal ini
menyebabkan munculnya bentuk pilihan pengembangan pariwisata yang didasarkan pada
semangat konservasi, seperti pemgembangan jenis pariwisata: small scale tourism, green
tourism, going ethnic society yang semuanya menuju pada pencarian konsep alternative
tourism yang dinilai tepat dengan model pengembangan pariwisata berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan, yang memberi prioritas utama pada lingkungan.

8
 Perencanaan pendekatan yang dikembangkan
Dorongan untuk mencapai pertumbuhan yang setinggi-tingginya telah meniadakan
pilihan lain, bagi perencana, kecuali penggunaan pendekatan centrally imposed blue print plan
yang biasanya bercirikan:
- Prakarsa biasanya dimulai dari pusat dalam bentuk perencanaan formal
- Proses penyusunan program bersifat statis
- Mekanisme kelembagaan bersifat top down
- Fokus perhatiannya menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai kebijakan
anggaran yang ada.

Pertimbangan Investasi Pariwisata


Berikut ini adalah beberapa pertimbangan yang menjadi alasan seorang investor
melakukan investasi dalam sektor pariwisata:
 Proyek investasi dapat dirancang untuk penggunaan bersama, antara wisatawan dan
konsumen lain. Contoh bus kota dapat diperuntukkan baik bagi wisatawan maupun bagi
masyarakat lokal.
 Pariwisata berpeluang untuk proyek jangka pendek dengan periode pengembalian
investasi relatif cepat.
 Investasi dalam bangunan untuk pariwisata dapat dipertimbangkan untuk penggunaan
substitusi di masa yang akan datang, dengan nilai yang semakin tinggi di masa datang.
Misalnya hotel yang dibangun dengan jangka waktu pakai tertentu, maka setelah jangka
waktu itu dapat dialih fungsikan misal untuk kantor atau apartemen.
 Dalam cara berbeda, perlengkapan transportasi yang dibeli untuk travel dan pariwisata,
dapat digunakan dalam sektor lain. Artinya perlengkapan transportasi itu dapat dijual
kepada konsumen yang mau menggunakan barang second hand.
 Beberapa destinasi menjadi objek investasi baik untuk kepariwisataan maupun untuk
sektor lainnya.
 Investasi dalam pariwisata sangat dipengaruhi oleh musim, sehingga mempengaruhi
kestabilan pendapatan.

2.3 Feasiblity Study (Studi Kelayakan)


Pengertiann studi kelayakan menurut para ahli diantara:

9
 Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) “studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan,
dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan”.
 Menutut Umar H (2007) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian sebuah rencana
bisnis yang bukan hanya menganalisis layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan,
tetapi juga pengontrolan kegiantan operasionalnya secara rutin dalam rangka untuk
pencapaian tujuan serta keuntungan yang maksimal untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan,

Sehingga Studi kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis
tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan. Studi Kelayakan dibuat untuk
memenuhi kepentingan berbagai pihak dan masing-masing pihak mempunyai kepentingan
serta keinginan yang berbeda. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007) studi kelayakan bisnis
memiliki lima tujuan mengapa studi kelayakan perlu dilakukan sebelum melakukan sebuah
proyek atau usaha, yaitu:
1. Menghindari resiko kerugian. Bertujuan untuk meminimalkan risiko yang dapat
dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. Kondisi masa yang akan datang
penuh dengan ketidakpastian sehingga perlu untuk melakukan analisis studi
kelayakan untuk menimimalisasi resiko.
2. Mempermudah perencanaan. Dengan adanya peramalan masa yang akan datang,
maka perencanaan akan mudah untuk dilakukan. Perencanaan itu sendiri meliputi
jumlah modal yang diperlukan, waktu pelaksanaan, lokasi, cara pelaksanaan, besarnya
keuntungan serta keuntungan serta bagaimana pengawasan bila terjadi penyimpangan.
3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan. Perencanaan yang disusun dapat
mempermudah implementasi bisnis, proses bisnis dapat dilakukan secara sistematik
sehingga para karyawan dapat memiliki pedoman dan tetap fokus pada tujuan,
sehingga rencana bisnis dapat tercapai sesuai dengan apa yang direcanakan.
4. Memudahkan Pengawasan. Dengan pelaksanaan yang sesuai dengan rencana yang
telah disusun, maka pengawasan terhadap proses bisnis menjadi lebih mudah.
Pengawasan dilakukan, agar pelaksanaan usaha tetap pada jalur dan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan.
5. Memudahkan Pengendalian. Bila terjadi penyimpangan, maka akan mudah untuk
memperbaikinya dan dapat langsung dikendalikan sehingga tidak terlalu jauh
penyimpangan yang terjadi.

10
Kasmir dan Jakfar (2012) Hasil penelitian studi kelayakan sangat diperlukan oleh
berbagai pihak terutama para pihak yang berkepentingan terhadap proyek atau usaha yang akan
dijalankan (stakeholder). Hasil penelitian yang dianggap layak harus dapat dipertanggung
jawabkan, sehingga para stakeholder merasa yakin dan percaya terhadap hasil dari studi
kelayakan yang telah dilakukan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil studi
kelayakan, yaitu:

1. Pemilik usaha. Pihak yang paling memiliki kepentingan langsung terhadap hasil dan
analisis dari studi kelayakan yang telah dibuat. Bila implementasi dari studi kelayakan
mengalami kerugian maka para pemilik usaha yang paling merasakan dampaknya.
2. Pihak Kreditur. Pihak bank atau lembaga keuangan lainnya tidak ingin sampai kredit
atau pinjaman yang diberikan macet, akibat proyek atau usaha yang akan direalisasikan
tidak layak untuk dijalankan.
3. Pihak Manajemen Perusahaan. Bagi manajemen hasil studi kelayakan
bisnismerupakan suatu ukuran kinerja atau petunjuk apa saja yang di tugaskan. Kinerja
tersebut dapat dilihat dari hasil yang telah dicapai, sehingga terlihat sejauh mana
prestasi kinerja pihak manajemen dalam menjalankan suatu proyek atau usaha.
4. Pihak Pemerintah. Studi kelayakan yang disusun perlu memperhatikan kebijakan-
kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, karena secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan.
5. Pihak Masyarakat luas. Proyek atau usaha yang dibangun dapat menciptakan
lapangan kerja bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat lain dimana suatu proyek
atau usaha akan dibangun.

2.4 Model-model Investasi


1. Investasi Berdasarkan Asetnya
a. Real Asset
Investasi Real Asset adalah investasi yang dilakukan dengan memberikan barang bernilai
ekonomi yang diperlukan dalam proses produksi. Contohnya adalah tanah, mesin, atau
pabrik.
b. Financial Asset
Investasi Financial Asset adalah investasi yang diwujudkan dalam bentuk membeli
dokumen atau surat-surat berharga dari perusahaan tersebut dengan harapan memperoleh
keuntungan jika usahanya semakin besar, contohnya adalah saham dan obligasi. Surat-

11
surat ini menjadi bukti bahwa pemilik surat tersebut memiliki peran tertentu dalam
perusahaan itu.
2. Investasi Berdasarkan Pengaruhnya
a. Investasi Otonom (Autonomous Investment)
Investasi otonom adalah investasi yang dilakukan secara bebas, tidak terpengaruh oleh
apapun. Artinya investasi ini tidak dipengaruhi oleh pertambahan permintaan atau
penawaran terhadap barang yang diinvestasikan. Investasi otonom juga tidak akan
mempengaruhi pendapatan nasional.
b. Investasi Terpengaruh (Induced Investment)
Investasi terpengaruh adalah jenis investasi yang dipengaruhi oleh pertambahan
pendapatan, sehingga bertambahnya permintaan terhadap media investasi tersebut.
3. Investasi Berdasarkan Bentuknya
a. Investasi Langsung
Investasi langsung adalah investasi dengan membeli secara langsung suatu aset keuangan
dari sebuah perusahaan. Investasi langsung biasanya melibatkan pembelian aset
berwujud seperti pabriknya, atau cabang perusahaannya. Investasi ini membuat investor
memiliki kontrol terhadap kegiatan perusahaan sehari-hari. Investor harus hadir secara
langsung saat melakukan investasi ini, sehingga ia kenal langsung dengan pemilik
perusahaan tersebut.
b. Investasi Tak Langsung
Investasi tak langsung (investasi portofolio) adalah investasi dimana investor tidak
terlibat secara langsung dan tidak memiliki kontrol terhadap kegiatan sehari-hari,
melainkan hanya sebagai pemegang saham dan tidak perlu hadir secara fisik dalam
kegiatan investasi yang dilakukan. Biasanya investasi tak langsung dilakukan dengan
pembelian saham di pasar modal atau pasar uang.
4. Investasi Berdasarkan Jenisnya
a. Investasi Tabungan
Merupakan jenis investasi yang dilakukan dengan menyimpan sejumlah uang di bank,
uang ini dapat dipergunakan di kemudian hari dan nilainya akan bertambah karena
terdapat bunga bank.
b. Investasi Deposito
Deposito adalah penyimpanan uang untuk waktu tertentu, jika uang diambil sebelum
waktu kesepakatan maka akan mendapat penalti atau denda. Bunga yang diterima dari
deposito ini lebih besar dari tabungan.
12
c. Investasi Reksadana
Reksa dana merupakan tempat menghimpun dana pribadi pada suatu perusahaan tertentu
yang kemudian uang itu akan digunakan untuk investasi oleh manajer investasi
berpengalaman. Jadi untuk reksadana anda tidak perlu belajar tentang investasi, cukup
mempercayakan uang anda kepada profesional yang telah menggeluti bidang tersebut
untuk waktu yang cukup lama.
d. Investasi Obligasi
Obligasi adalah memberikan utang kepada perusahaan tertentu atau pemerintah, nantinya
pihak penghutang akan memberikan bunga atas uang yang dipinjam untuk jangka waktu
tersebut.
e. Investasi Saham
Saham adalah surat berharga yang menjadi bukti bahwa anda memiliki kepemilikan atas
suatu perusahaan. Saham yang kita tanamkan akan dijadikan modal untuk pengembangan
perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen (pembagian
sebagian laba perusahaan sesuai dengan nilai sahamnya).
f. Investasi Emas
Emas adalah salah satu logam mulia yang harganya terus naik setiap tahun, oleh karena
itu investasi emas juga diminati banyak kalangan. Investasi dilakukan dengan membeli
emas, kemudian menjualnya ketika harga emas sedang pada puncaknya.
g. Investasi Properti
Investasi properti adalah investasi terhadap barang tertentu. Properti yang paling sering
dijadikan media investasi adalah rumah dan tanah. Barang tak bergerak ini harganya juga
cenderung naik setiap tahunnya, oleh karena itu rumah dan tanah banyak dijadikan
investasi.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Majunya industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah wisatawan
yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan
Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik. Negara
Indonesia yang memiliki pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi
berkembangnya sektor industri pariwisata di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, potensi
Indonesia untuk mengembangkan industri pariwisata sangatlah besar.
Investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-
barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang
produksi). Investasi diperlukan bagi perusahaan untuk membentuk/membuat aset baru atau
penggantian aset lama, untuk modal kerja, serta untuk mendukung dana membayar biaya
awal operasional.
3.2 Saran
Kami mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat didalam paper ini, karena
keterbatasan pengetahuan, tenaga dan lainnya yang ada pada kelompok kami. Maka dari
itu agar sempurnanya paper ini, kami mohon kritik dan saran. Atas kritik dan saran dari
para pembaca kami ucapkan terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sukarsa, I Made, (1999). Pengantar Pariwisata. Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri
Indonesia Timur.

Diakses pada 27 Oktober 2019. Apa Yang Dimaksud Dengan Studi Kelayakan Bisnis
(Feasibility Study).
Melalui < https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-studi-kelayakan-bisnis-
feasibility-study/13400/2>

Diakses pada 27 Oktober 2019. Investasi : Pengertian, Tujuan, Proses, Manfaat, Jenis
Melalui < https://www.ilmudasar.com/2017/09/Pengertian-Tujuan-Tahapan-dan-Macam-
Jenis-Investasi-adalah.html?m=1>

15

Anda mungkin juga menyukai