Governance (GCG)
Oleh :
Jimbaran
2020/2021
1. Pengertian Good Corporate Governance GCG
Perkembangan konsep good corporate governace sesungguhnya telah dimulai jauh
sebelum isu Corporate Governance menjadi kosakata paling hangat di kalangan eksekutif bisnis.
Banyak terdapat definisi yang digunakan untuk memberikan gambaran tentang Corporate
Governance, yang diberikan baik oleh perorangan maupun institusi . Governance yang
terjemahannya adalah pengaturan yang dalam konteks Good Corporate Governance ada yang
menyebut tata pamong. Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai suatu proses dan
struktur yang digunakan oleh organ perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan
memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan
dan nilai-nilai etika. Corporate Governance merupakan isu yang tidak pernah usang untuk terus
dikaji pelaku bisnis, akademisi, pembuat kebijakan, dan lain sebagainya.
Governance mulai disinggung pertama kalinya oleh Berle dan Means pada tahun 1932
ketika membuat sebuah buku yang menganalisis terpisahnya kepemilikan saham dan control.
Pemisahan tersebut berimplikasi pada timbulnya konflik kepentingan antara pemegang saham
dengan pihak manajemen dalam struktur kepemilikan perusahaan yang tersebar .
a. Cadburry committee mendefinisikan Corporate Governance sebagai:
Corporate Governance adalah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan
oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban
kepada stakeholders. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik, direktur,
manajer, pemegang saham dan sebagainya.
b. (OECD) mendefinisikan Corporate Governance sebagai:
Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham,
dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate Governance juga
mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.
Corporate Governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi board dan manajemen
untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus
memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaanmenggunakan
sumber daya dengan lebih efisien.
c. Center for European Policy Study (CEPS)
CEPS memformulasikan GCG adalah seluruh sistem yang dibentuk mulai dari hak
(right), proses dan pengendalian baik yang ada di dalam maupun di luar manajemen
perusahaan. Dengan catatan bahwa hak di sini adalah hak dari seluruh stakeholder dan bukan
hanya terbatas kepada satu stakeholder saja. Noensi, seorang pakar GCG dari Indo Consult,
medefinisikan GCG adalah menjalankan dan mengembangkan perusahaan dengan bersih,
patuh pada hukum yang berlaku dan peduli terhadap lingkungan yang dilandasi nilai-nilai
sosial budaya yang tinggi.
d. Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)
Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar.
Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang
melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang
kondusif (KNKG dalam Diah Kusuma Wardani, 2008: 7). Oleh karena itu, diterapkannya
Good Corporate Governance (GCG) bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat
penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan.
Teori keagenan atau teori agensi muncul ketika pemegang saham mempekerjakan
pihak lain. Untuk mengelola perusahaannya. Teori agensi melakukan pemisahan
terhadap pemegang saham (prinsipal) dengan manajemen (agen)
c. Entity Theory
Entity Theory
Teori ini didasarkan pada persamaan ∑A = ∑L + SE, Assets = Ekuitas (liabilities
+ Stockholders Equity). Konsep ini memandang bahwa bunga yang dibayarkan
kepada kreditor merupakan pendistribusian laba dan bukan beban. Sementara itu
pajak penghasilan merupakan beban dan bukan pendistribusian laba.
Dalam konsep ini laba bersih perusahaan tidak langsung merupakan laba bersih
bagi pemegang saham, karena yang dianggap sebagai pemilik adalah pemegang
saham dan kreditor. Pendapatan dan beban tidak langsung merupakan kenaikan
dan perununan dari modal pemegang saham
d. Stakeholder Theory
Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)
Ramizes dalam bukunya Cultivating Peace, mengidentifikasi berbagai pendapat
mengenai stakeholder. Friedman mendefinisikan stakeholder sebagai:
“any group or individual who can affect or is affected by the achievment of the
organization’s objectives.” Terjemahan bebasnya adalah sebagai kelompok atau
individu yang dapat mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian
tujuan tertentu.
Di luar dua faktor di atas, aspek lain yang paling strategis dalam mendukung penerapan
GCG secara efektif sangat tergantung pada kualitas, skill, kredibilitas, dan integritas
berbagai pihak yang menggerakkan organ perusahaan. Jika berbagai prinsip dan aspek
penting GCG dilanggar suatu perusahaan maka sudah dapat dipastikan perusahaan
tersebut tidak akan