Oleh:
KELOMPOK 5
1. Dewa Ayu Shita Setiari (1807521058)
2. Luh Gede Regina Puspitasari (1807521065)
3. Ni Kadek Dwi Puspa Valentina (1807521092)
4. Candra Nur Afida Putri (1807521108)
5. Adelia Islami Yanti (1807521114)
Dosen Pengampu:
Dra. Nyoman Abundanti, M. M.
1
(maturity) dari
2
surat utang adalah jumlah tahun (masa) yang diperlukan sampai surat utang itu tidak berlaku
lagi. Surat utang masuk kategori jatuh tempo jangka pendek (short-term) jika kurang dari
setahun sudah tidak berlaku, sementara jangka pangjang (long-term) jika tidak berlaku
dalam 10 tahun atau lebih. Surat utang dengan jangka waktu antara satu dan sepuluh tahun
disebut surat utang jangka menengah (intermediate-term).
Cara kedua memperoleh dana dengan menerbitkan ekuitas (equities) seperti saham
biasa, yaitu klaim untuk berbagi pendapatan bersih (penerimaan dikurangi pengeluaran dan
pajak) dan asset perusahaan. Jika anda memiliki satu lembar saham dari sebuah perusahaan
yang menerbitkan satu juta lembar saham, anda berhak akan 1/1.000.000 dari pendapatan
bersih dan 1/1.000.000 dari asset perusahaan. Saham biasanya melakukan pembayaran
berkala (dividen) kepada pemilik saham. Selain itu, saham juga dipandang sebagai surat
berharga jangka panjang karena tidak memiliki jatuh tempo. Selain itu, memiliki saham
berarti memiliki sebagian perusahaan dan untuk itu berhak memberi suara terhadap isu yang
penting bagi perusahaan dan memilih para direksi.
Kelemahan dari kepemilikan perusahaan dalam bentuk ekuitas dan bukannya utang
adalah pemegang saham itu termasuk dalam pelaku klaim terakhir, yaitu perusahaan harus
membayar utang mereka semua terlebih dahulu sebelum membayar pemegang sahamnya.
Keuntungan dari pemegang saham adalah berhak menikmati keuntungan langsung dari
kenaikan laba atau nilai asset perusahaan karena hak kepemilikan ada dalam pemegang
saham. Pemilik utang/obligasi perusahaan tidak memiliki keuntungan ini karena uang yang
mereka terima jumlahnya tetap.
2. Pasar Primer dan Sekunder
Pasar primer (primary market) adalah pasar keuangan di mana surat berharga yang
baru, seperti obligasi dan saham, dijual ke pembeli awal oleh perusahaan atau lembaga
pemerintah yang meminjam dana. Pasar sekunder (secondary market) adalah pasar
keuangan dimana surat berharga yang pernah diterbitkan kemudian diperjualbelikan lagi.
Pasar primer untuk surat berharga tidak terlalu dikenal oleh masyarakat umum karena
penjualan ke pembeli awal sering kali dilakukan secara tertutup. Lembaga keuangan yang
penting perannya dalam membantu penjualan awal surat berharga di pasar primer adalah
bank investasi (investment bank). Bank jenis ini melakukan proses penjaminan emisi
(underwriting). Mereka menjamin harga dari surat berharga sebuah perusahaan dan
menjualnya ke masyarkat umum.
Ketika seseorang membeli surat berharga dipasar sekunder, maka orang yang menjual
surat berharga itu menerima uang dari penjualan, namun perusahaan yang menerbitkan surat
berharga itu tidak mendapatkan uang lagi. Perusahaan hanya mendapat uang ketika pertama
kali menerbitkan dan menjual surat berharga itu di pasar primer. Namun demikian, pasar
sekunder punya dua peran penting. Pertama, pasar sekunder mempercepat dan mempermudah
proses penjualan surat berharga untuk menjadi uang kas, dengan kata lain membuat
instrument keuangan lebih likuid (liquid). Dengan makin likuid, maka surat berharga ini lebih
diminati dan dengan demikian mempermudah perusahaan yang ingin menjual di pasar
primer. Kedua, pasar sekunder menentukan harga surat berharga yang diterbitkan oleh
perusahaan dan dijual di pasar perdana. Investor yang membeli surat berharga di pasar pedana
akan membayar kepada perusahaan penerbit surat utang ini tidak lebih dari harga yang
menurutnya akan terjadi di pasar sekunder untuk surat berharga ini. Semakin tinggi harga di
pasar sekunder, semakin tinggi harga yang akan didapat perusahaan untuk surat berharga baru
di pasar primer, dan semakin besar modal yang dapat diraih. Oleh karena itu, persyaratan di
pasar sekunder adalah yang paling penting bagi perusahaan penerbit surat berharga.
3. Bursa dan Pasar Over the Counter
Pasar sekunder dapat dikelola dengan dua cara. Pertama, melalui bursa, yaitu tempat
di mana pembeli dan penjual surat berharga (atau broker atau agen mereka) bertemu di satu
lokasi untuk bertransaksi. Bursa efek New York atau Dewan Perdagangan Chigago untuk
komoditas (tepung, jagung, perak, dan bahan mentah lainnya) adalah contoh dari bursa yang
dikelola.
Cara kedua adalah melalui apa yang disebut pasar di luar bursa [over-the-counter
(OTC) marker], di mana agen di berbagai lokasi berbeda yang memiliki surat berharga siap
untuk membeli dan menjual surat berharga “di luar bursa” kepada siapa saja yang datang
kepada mereka dan menerima harga yang mereka tentukan. Karena transaksi dilakukan lewat
computer dan harga satu sama lain diketahui, pasar ini sangat kompetitif dan tidak jauh
berbeda dari pasar yang dikelola.
Pasar over the counter lainnya adalah pasar yang memperjualbelikan jenis instrument
keuangan lainnya, seperti sertifikat deposito, dana pemerintah federal, dan instrumen nilai
tukar.
4. Pasar Uang dan Pasar Modal
Satu cara lain untuk membedakan jenis-jenis pasar adalah berdasarkan masa jatuh
tempo dari surat berharga yang diperdagangkan di setiap pasar. Pasar uang (money market)
adalah pasar di mana hanya instrumen jangka pendek (yaitu yang jatuh tempo kurang dari
setahun) yang diperdagangkan. Contoh: deposito berjangka, wesel, atau promes. Pasar
modal (capital market) adalah pasar yang memperjualbelikan instrumen jangka panjang
(jatuh tempo setahun atau lebih) atau instrumen ekuitas. Surat berharga pasar keuangan
biasanya lebih sering
diperdagangkan dibandingkan surat berharga jangka panjang, sehingga lebih likuid. Surat
berharga jangka pendek memiliki fluktuasi harga yang lebih rendah dibandingkan surat
berharga jangka panjang dan sehingga lebih aman. Akibatnya, perusahaan dan bank secara
aktif menggunakan pasar keuangan untuk memperoleh bunga dari dana lebih yang mereka
miliki sementara. Surat berharga di pasar modal, seperti saham dan obligasi jangka panjang,
biasanya dipegang oleh lembaga keuangan seperti asuransi dan dana pensiun yang
ketidakpastiannya rendah terkait jumlah uang yang akan mereka miliki di masa depan.
2. Pasar Eurobond
Pasar Eurobond memudahkan transfer dana jangka panjang dan pihak yang kelebihan
dana kepada yang kekurangan dana. Pasar Eurobond mengisi kekosongan penyediaan dana
jangka panjang yang tidak dapat diberikan oleh pasar Eurocurrency dan Eurocredit.
Tugasnya Pasar Eurobond adalah melayani perusahaan besar dan pemerintah dalam
memasarkan obligasi. Biasanya Eurobond bersama lembaga investor seperti perusahaan
asuransi, dana pension dan bond mutual funds.
Munculnya pasar Eurobond salah satunya diakibatkan oleh pajak persamaan bunga
(Interest Equalization Tax) yang ditetapkam oleh pemerintah AS membeli surat berharga ke
luar negeri. Akibatnya, peminjam-peminjam dari luar AS yang tadinya menjual surat
berharga kepada investor AS mulai menoleh ke pasar selain AS. Inilah awal menjamurnya
pasar Eurobond.
3. Asian Currency Unit
Asian Currency Unit (ACU) adalah unit operasional didalam suatu lembaga keuangan
yang diberi izin khusus oleh penguasa moneter setempat. Misalnya di Singapore izin ACU
diberikan oleh bank sentral Singapore (the Monetary Authority of Singapore) untuk
melakukan kegiatan transaksi dalam Asian Dollar market. Meskipun unit operasional tersebut
tetap merupakan bagian integral dengan bank atau lembaga keuangan yang bersangkutan, tapi
dalam prakteknya unit usaha tersebut harus melakukan dan memelihara catatan pembukuan
secara terpisah, ini dimaksudkan untuk menjamin agar kebebasan arus dana ke dan dari Asian
dollar market tidak akan mempengaruhi pengelolaan moneter dalam negeri. Kegiatan ACU
pertama kali dimulai pada akhir tahun 1968 oleh kantor cabang Bank of America di Singapore
yang diberi izin untuk membuka unit yang serupa dengan Eurocurrency unit di London.
Pembukaan ACU Bank of America diikuti oleh beberapa bank internasional lainnya antara
lain Citibank, OCBC, dan lain sebagainya. Dalam beberapa hal ACU dibebaskan dari
ketentuan memelihara likuiditas wajib minimum (statutory liquiditas requirement).
Kegiatan yang dilakukan ACU antara lain:
a. Menerima simpanan dari bukan penduduk local (non resident)
b. Menyimpan dana dan atau member pinjaman kepada ACU lain, bank-bank lain yang
bukan penduduk.
c. Memberi pinjaman kepada penduduk local dengan terlebih dahulu memperoleh izin
d. Menerima simpanan dari penduduk dalam bentuk valuta asing sampai dengan jumlah
tertentu.
e. Member pelayanan L/C (opening and advicing)
f. Mendiskonto surat-surat berharga
g. Menerbitkan garansi bagi yang berhubungan dengan bukan penduduk
h. Melakukan investasi dalam surat-surat berharga dalam valuta asing
i. Melakukan transaksi valuta asing dengan bukan penduduk.
Pasar modal internasional ini antara lain meliputi kegiatan pinjam meminjam
lembaga- lembaga keuangan dalam dollar dan mata uang lain di luar Negara asalnya. Pusat-
pusat keuangan umumnya berlokasi di Negara eropa dan karena itu disebut Eurocurrency
market. Dan karena dollar America Serikat mata uang yang sangat mendominasi transaksi
dalam pasar maka Eurocurrency market lebih dikenal sebagai Eurodollar market.
STUDI KASUS
PASAR EUROCURRENCY
Pasar Eurocurrency (pasar uang eksternal) terjadi ketika suatu mata uang
didepositokan dan beredar di luar wilayah hukum negara yang menerbitkannya. Artinya,
ketika diperjualbelikan diluar pasar uang domestik Amerika, maka $ menjadi Eurodollar.
Demikian pula, misalnya mata uang Europound yang beredar diluar negara Inggris, Euroyen
yang berada diluar Jepang. Secara konseptual, pasar Eurocurrency seperti berada di antara
pasar uang dan pasar valuta asing. Pasar Eurocurrency memudahkan transfer dana
internasional khususnya yang berjangka waktu pendek. Dalam pasar ini bank-bank komersial
memakai perantara: menerima deposito berjangka pendek dalam berbagai mata uang
kemudian memanfaatkan dana ini untuk disalurkan dalam kredit yang berjangka pendek juga.
Biasanya transaksi dilakukan dalam kategori “perdagangan besar”, dengan nilai transaksi
yang besar. Deposan dan peminjam utama dalam pasar ini adalah perusahaan besar dan
lembaga pemerintah. Volume transaksi Eurocurency dalam suatu area tertentu biasanya
tergantung pada besar kecilnya tingkat bisnis internasional dalam area tersebut.
Sejarah perkembangan pasar Eurocurency tidak dapat dilepaskan dengan munculnya
pasar Eurodollar. Pasar Eurodollar diciptakan karena banyak perusahaan AS mendepositokan
dollar AS di bank-bank Eropa. Bank yang berada di dataran Eropa tentu saja mau menerima
deposito dalam dollar karena mereka kemudian dapat meminjamkan dollar tersebut kepada
para nasabahnya di eropa karena dollar AS secara luas digunakan sebagai alat tukar dalam
perdagangan internasional, berarti selalu ada kebutuhan akan dollar di Eropa. Deposito dalam
dolar AS yang disimpan di bank-bank di Eropa tersebut terkenal dengan sebutan Eurodollars.
Pasar Eurocurrency secara luas termasuk bank-bank di Asia yang menerima deposito
dan menyalurkan pinjaman dalam mata uang asing (terutama dollar). Pasar Eurocurrency di
Asia (sering disebut Asian market) terkonsentrasi khususnya di Hongkong dan Singapura.
Perbedaan antara Pasar Eurocurrency di Asia dan Eropa hanya masalah lokasi. Pasar dolar
Asia tumbuh untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang menggunakan dolar AS (dan mata uang
“kertas” lainnya) sebagai alat tukar dalam perdagangan internasional. Para pengusaha yang
melakukan bisnis di Asia tidak dapat hanya mengandalkan bank-bank di Eropa karena jarak
dan perbedaan zona waktu. Apalagi pemerintah Singapura memberikan kemudahan-
kemudahan pajak dalam wujud penghapusan 40% with holding tax atas bunga yang dibayar
kepada orang asing pada tahun 1968 dan mengurangi pajak atas laba mereka khususnya
Asian dollar offshore loan dari 40% menjadi 10% pada tahun 1973.
DAFTAR PUSTAKA
Budisantoso, Totok, dan Nuritomo. 2015. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi 3. Jakarta:
Salemba Empat.
Kasmir, 2017, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2014. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Lubis, Irsyad. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Medan: USU Press.
Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Slamat, Dahlan. 1999. Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/pasar-uang.pdf
http://www.bi.go.id/id/publikasi/jurnal-
ekonomi/Documents/a4b9cb7869af4074a3871a15132240f4ekajian1.pdf