Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH DASAR-DASAR MANAJEMEN

PEMASARAN
BAURAN PEMASARAN DAN IMPLEMENTASI PEMASARAN

Strategi Marketing dan Bauran Marketing


Penanganan Upaya-Upaya Marketing
Mengukur dan Mengelola Hasil Marketing

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar - Dasar
Manajemen Pemasaran

DISUSUN OLEH:
Nama

: REIZALDY MUHAMAD RAMADHAN (44315120050)


RESTYA ALIKA PUTRI (44315120054)
RIDA RAHMAWATI (44315120008)

Semester

: I (SATU)

Fakultas

: KOMUNIKASI

Prodi

: PERIKLANAN DAN MARKETING KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA KOTA JAKARTA


JL. MERUYA SELATAN KEBUN JERUK, JAKARTA BARAT
2016

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya. Tidak lupa penulis sampaikan sholawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya dari awal sampai akhir kepada kita selaku umat
akhir jaman. Maha besar Allah SWT yang telah memberi petunjuk kepada penulis
akhirnya dapat menyelesaikan makalah.
Adapun penyusunan laporan ini penulis menyusun dengan maksud dan
tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran.
Penulis telah berhasil menyusun karya tulis berbentuk makalah yang berjudul
BAURAN PEMASARAN DAN IMPLEMENTASI PEMASARAN.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang penulis miliki dan keterbatasan bahan yang diperoleh. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sebagai bahan masukan bagi penulis dimasa yang akan datang.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Salam Hormat,

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah

1.2

Tujuan2

1.3

Batasan Masalah2

1.4

Sistematika Penulisan Karya Tulis2

BAB I PENDAHULUAN2
BAB II PEMBAHASAN3
BAB III PENUTUP3

BAB II PEMBAHASAN4
2.1

Landasan Teori4

2.1.1 Pemasaran4
2.1.1.1 Pengertian Pemasaran4
2.1.2 Strategi Pemasaran5
2.1.2.1 Pengertian Strategi Pemasaran5
2.1.2.2 Faktor-Faktor Strategi Pemsaran6

2.1.2.3 Fungsi dan Tujuan Strategi Pemsaran7


2.1.2.4 Jenis-Jenis Strategi Pemsaran7
2.1.3 Bauran Pemasaran7
2.1.3.1 Pengertian Bauran Pemsaran7
2.1.3.2 Macam-Macam Bauran9
2.1.4 Implementasi Pemasaran1
2.1.4.1 Pengertian Implementasi11
2.1.4.2 Kunci Implementasi Pemasaran1
2.2 Penanganan Upaya-Upaya Pemasaran2
2.3 Mengukur dan Mengelola Hasil Pemasaran3
BAB III PENUTUP27

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perusahaan dalam menjalankan aktifitasnya, baik perusahaan yang bergerak
dalam bidang jasa maupun barang. Mempunyai tujuan yang sama yaitu,
memperoleh keuntungan. Selain itu, perusahaan juga ingin memberikan kepuasan

kepada konsumen atas produk yang dihasilkannya. Karena kepuasan konsumen


menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk
yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen.
Dalam mencapai strategi marketing yang tepat dan terbaik untuk
diterapkan, salah satunya perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran.
Hal tersebut penting karena bauran pemasaran merupakan salah satu pokok
pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian suatu produk.
Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen.
Maka, dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak
kesempatan untuk menjaring konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia.
Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama berkembang, dan
sampai saat ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan
untuk bisa bertahan didalam pangsa pasar.
Oleh karena itu, diperlukan strategi pemasaran yang dapat memberikan
pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan
produknya. Apabila strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut
mampu memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap
tujuan perusahaan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pengambilan judul makalah BAURAN PEMASARAN DAN
IMPLEMENTASI PEMASARAN adalah:
1. Memahami, mempelajari dan mempraktikan proses perencanaan strategi dan
strategi pemasaran.
2. Memahami, mempelajari dan mempraktikan proses bauran pemasaran.
3. Memahami dan mempelajari menangani upaya-upaya pemasaran.
4. Memahami dan mempelajari pengukuran dan pengelolaan hasil pemasaran.

1.3 Batasan Masalah


Mengingat keterbatasan waktu dan luasnya masalah yang terkait dengan
materi pembahasan, maka penulis membatasi masalah yang dianggap paling
penting.
Adapun pokok bahasan yang telah dipilih hanya membahas tentang:
1. Strategi Marketing dan Bauran Marketing
2. Penanganan Upaya-Upaya Marketing
3. Mengukur dan Mengelola Hasil Marketing

1.4 Sistematika Penulisan Karya Tulis


Karya tulis ini dibagi dalam tiga bab ditambah bagian awal yang terdiri dari
lembaran judul, kata pengantar, dan daftar isi. Pembagian ini dimaksudkan untuk
mempermudah mendapatkan gambaran tentang isi laporan. Materi-materi yang
ada dalam karya tulis ini dimana sistematikanya adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan yang mencangkup landasan dari kegiatan pemasaran dalam
industri dan perlunya bauran pemasaran dalam menjalankan bisnis, serta
penanganan, pengukuran dan pengelolaan hasil pemasaran. Berikut pembuatan
karya tulisnya, pembatasan masalah, penjelasan judul karya tulis serta sistematika
pembahasan.
BAB II PEMBAHASAN
Berisi penjelasan dari pembahasan judul yang dipilih..
BAB III PENUTUP
Memuat kesimpulan dari hasil analisis pada bab II dan saran.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pemasaran
2.1.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran (bahasa Inggris: marketing) adalah aktivitas, serangkaian
institusi, dan proses menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan
mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan
masyarakat umum.

Konsep Pemasaran Kotler, (2007): menyatakan bahwa Pemasaran


adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian


bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia
membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air
maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin
memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu
misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka
manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga
dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.

Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang


menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product),
4

penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan


barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut
pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan
prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
2.1.2 Strategi Pemasaran
2.1.2.1 Pengertian Strategi Pemasaran
Menurut Kotler (2000 : 108)
Strategi Pemasaran adalah pendekatan pokok yang digunakan oleh unit
bisnis di dalam mencapai sasaran yang di dalamnya tercantum keputusankeputusan mengenai target pasar, penempatan produk, marketing mix, serta
tingkat biaya pemasaran yang diperlukan.
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan
dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah
perusahaan, karna potensi untuk menjual proposisi terbatas pada jumlah orang
yang mengetahui hal tersebut. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha
Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan
bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.
Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya
pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis
justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap
pendapatan masyarakat. Berdasarkan definisi pemasaran di atas, proses
pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen.
Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita
hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan
mereka atas produk yang dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang
berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi
berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain
produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada
5

konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan


konsumen secara cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga
produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa
kegiatan bisnis.

2.1.2.2 Faktor-Faktor Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan
masyarakat
2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik
dan sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran :
Dari sudut pandang penjual :
1. Tempat yang strategis (place),
2. Produk yang bermutu (product),
3. Harga yang kompetitif (price), dan
4. Promosi yang gencar (promotion).
Dari sudut pandang konsumen :
1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
2. Biaya konsumen (cost to the customer),
3. Kenyamanan (convenience), dan
4. Komunikasi (comunication).
Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat
disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh
konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan
suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya
koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian
pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya
melakukan kegiatan pemasaran.

2.1.2.3 Fungsi dan Tujuan Strategi Pemasaran

Fungsi Strategi pemasaran sebagai berikut:


Peningkatan kualitas koordinasi dalam tim pemasaran.
Mengukur hasil pemasaran berdasarkan standard prestasi yang

berlaku.
Memberikan dasar yang logis dalam setiap pengambilan keputusan.
Mampu meningkatkan kemampuan dalam beradaptasi jika ada
perubahan-perubahan dalam pemasaran.

Tujuan strategi pemasaran sebagai berikut:


Meningkatkan motivasi untuk berpikir jauh ke depan.
Koordinasi pemasaran yang lebih efektif dan terarah.
Dapat merumuskan tujuan/goal perusahaan yang akan dicapai.
Pengawasan kegiatan pemasaran lebih efektif dan standard prestasi
kerja.

2.1.2.4 Jenis-Jenis Strategi Pemasaran


Menurut Assauri (2008 : 163)
Strategi Pemasaran yang Tidak Membedakan Pasar (Undifferentiated

Marketing)
Strategi Pemasaran yang Membedakan Pasar (Differentiated Marketing)
Strategi Pemasaran yang Terkonsentrasi (Concentrated Marketing)

2.1.3 Bauran Pemasaran


2.1.3.1 Pengertian Bauran Pemasaran
Menurut Uyung Sulaksana (2003 : 24)
Untuk menyampaikan sesuatu pada konsumen & pihak-pihak terkait,
pemasar kini bisa memilih aktivitas komunikasi tertentu yang sering disebut
elemen. Setiap brand contact membawa kesan yang bisa memperkuat/justru
memperlemah citra perusahaan di mata konsumen. Karena itu, pemasar mesti
memadukan keseluruhan bauran pemasaran agar dapat efektif
mengkomunikasikan pesan dan positioning strategis yg konsisten pada
konsumen.

Istilah bauran pemasaran digunakan pertama kali oleh Neil Borden (1964)
yang terinspirasi dari gagasan James Cullington (1948). Gagasannya adalah
bahwa seorang eksekutif bisnis berperan sebagai 'mixer of ingredients'.
Borden (1964) menyusun daftar elemen bauran pemasaran yang terdiri
atas 12 aspek. Daftar tersebut kemudian disederhanakan dan dipopulerkan
oleh Jerome McCarthy (1968) ke dalam empat aspek pokok: Product, Price,
Place, dan Promotion, yang kemudian dikenal dengan istilah 4P.
Kritik terhadap 4P telah mendorong sejumlah pakar pemasaran
mengemukakan model bauran pemasaran yang baru, di antaranya model 7P
Service Marketing Mix (Booms & Bitner, 1981) dan model bauran pemasaran
holistic marketing (Kotler & Keller, 2006). Hingga saat ini, model 4P masih
tetap paling populer dan menjadi elemen kunci dalam sebagian besar literatur
pemasaran. Manajer pemasaran akan mengambil pendekatan tergantung pada
industri dan target rencana pemasarannya.
Pada 1948, Profesor James Culliton dari Harvard Business School menulis
sebuah artikel yang berjudul "The Management of Marketing Costs".
Cullington menegaskan bahwa seorang eksekutif bisnis adalah:
"decider," an "artist"---a "mixer of ingredients," who sometimes follows a
recipe prepared by others, sometimes prepares his own recipe as he goes
along, sometimes adapts a recipe to the ingredients immediately available,
and sometimes experiments with or incests ingredients no one else has tried.
(Cullington, 1948)
Seorang eksekutif bisnis dikatakan sebagai 'mixer of ingredients,' yang
kadang mengikuti resep orang lain, kadang menyiapkan resepnya sendiri,
kadang menyesuaikan resep dengan bahan-bahan yang tersedia, dan kadang
bereksperimen dengan atau menemukan bahan-bahan yang belum pernah
dicoba.
Neil Borden terpikat dengan gagasan ini dan kemudian
mengadaptasikannya pada konteks eksekutif pemasaran sebagai 'mixer of
ingredients' yang harus selalu kreatif dalam mengelola bauran prosedur dan
kebijakan pemasaran dalam rangka menghasilkan laba bagi perusahaan.

Dalam artikelnya yang berjudul "The Concept of the Marketing Mix" yang
dipublikasikan pada tahun 1964, Borden menyusun daftar elemen-elemen
bauran pemasaran yang terdiri atas 12 aspek, yang terdiri atas:
1. Product Planning
2. Pricing
3. Branding
4. Channels of Distribution
5. Personal Selling
6. Advertising
7. Promotions
8. Packaging
9. Display
10. Servicing
11. Physical Handling
12. Fact Finding and Analysis
2.1.3.2 Macam-Macam Bauran
1. Bauran Pemasaran 4P
Model 4P dipopulerkan oleh Jerome McCarthy (1968) yang
mengemukakan empat elemen bauran pemasaran: Product, Price, Promotion,
dan Place (Distribution).
Product

Variasi produk, kualitas, desain, fitur,


nama merek, kemasan, ukuran, layanan,

Price

garansi, dan retur.


Harga katalog, diskon, potongan
khusus, periode pembayaran, dan

Promotion

persyaratan kredit.
Promosi penjualan, periklanan,
personal selling, public relations, dan

Distributio
n

direct marketing.
Saluran distribusi, cakupan
distribusi, kelengkapan produk, lokasi,
persediaan, fasilitas penyimpanan, dan
transportasi.

2. Bauran Pemasaran Jasa

Dalam konteks pemasaran jasa, Booms & Bitner (1981) menambahkan


tiga elemen bauran pemasaran selain 4P, sehingga dikenal juga dengan istilah
7P.
1. Participants
2. Physical evidence, dan
3. Process.
3. Bauran Pemasaran dalam Holistic Marketing
Phillip Kotler & Kevin Lane Keller (2006) memodifikasi elemen bauran
pemasaran 4P dan menyebutnya sebagai evolusi dari manajemen pemasaran.
1.
2.
3.
4.

People,
Processes,
Programs (mencakup Product, Price, Place, Promotion), dan
Performance.

2.1.4 Implementasi Pemasaran


2.1.4.1 Pengertian Implementasi Pemasaran
Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan
adalah kurikulum yang telah dirancang/didesain untuk kemudian dijalankan
sepenuhnya. Kalau diibaratkan dengan sebuah rancangan bangunan yang
dibuat oleh seorang Insinyur bangunan tentang rancangan sebuah rumah pada
kertas kalkirnya maka impelemntasi yang dilakukan oleh para tukang adalah
rancangan yang telah dibuat tadi dan sangat tidak mungkin atau mustahil
akan melenceng atau tidak sesuai dengan rancangan, apabila yang dilakukan
oleh para tukang tidak sama dengan hasil rancangan akan terjadi masalah
besar dengan bangunan yang telah di buat karena rancangan adalah sebuah
proses yang panjang, rumit, sulit dan telah sempurna darisisi perancang dan
rancangan itu.
Implementasi Pemasaran Adalah Proses yang mengubah strategi dan
rencana pemasaran menjadi tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran.
Implementasi mencakup aktivitas sehari-hari, dari bulan ke bulan yang secara
efektif melaksanakan rencana pemasaran. Kegiatan ini dibutuhkan program

10

tindakan yang menarik semua orang atau semua aktivitas serta struktur
organisasi formal yang dapat memainkan peranan penting dalam
mengimplementasikan strategi pemasaran.
2.1.4.2 Kunci Implementasi Pemasaran
Implementasi yang sukses tergantung dari beberapa kegiatan kunci yaitu:
1. Pengorganisasian kegiatan pemasaran
Pengorganisasian kegiatan pemasaran yaitu : Proses
menciptakan hubungan antara fungs personalia dan factor fisik
(sarana ), agar kegiatan pemasaran yang harus dilaksanakan bisa
mancapai tujuan yang benar, meliputi : pembagian kerja,
wewenang, tanggung jawab dan pelaporan kerja.
2. Tujuan
setiap orang di dalam organisasi bertanggung jawab dalam
melaksanakan kegiatan pemasaran yang telah ibebankan
kepadanya sehingga tidak overlapping pekerjaan.

2.2 Penanganan Upaya-Upaya Pemasaran


Suatu jenis usaha yang mampu bertahan dalam menghadapi segala
permasalahan yang ada dan mampu menang dalam persaingan bisnis adalah
mereka yang mampu membaca peluang pasar dengan memenuhinya dan
memproduksi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Suatu usaha yang berhasil mencapai tujuannya sangat dipengaruhi oleh
kemampuan perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa. Hal ini adalah
tugas dari fungsi pemasaran untuk jeli membaca setiap peluang yang ada
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan serta memasarkan produknya.
Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi
perkembangan suatu usaha seperti pada UKM pada saat memulai usahanya.
Di dalam hal ini para wirausahawan haruslah jeli dan mencari jalan yang
dianggap paling jitu untuk mengantisipasi kegagalan pemasaran di dalam
berwirausaha tersebut. Kesalahan Pemasaran pada dasarnya akan
berpengaruh langsung terhadap omset penjualan suatu produk yang

11

ditawarkan. Di dalam kendala pemasaran di bagi menjadi dua aspek yaitu


aspek internal dan aspek eksternal.
A. Kendala Internal
Jika di lihat dari aspek internal permasalahan pemasaran di dalam
berwirausaha yakni sebagai berikut :
1.

Perencanaan strategi pemasaran tidak matang.


Perencanaan strategi pemasaran sering tidak diperhatikan oleh para

wirausahawan. Mereka melakukan distribusi pemasaran produk miliknya


tidak berdasarkan aspek-aspek pemasaran tertentu dan tanpa direncanakan
terlebih dahulu. strategi pemasaran tidak dibuat secara matang akan
menimbulkan pemasaran tidak diorientasikan kepada pelanggan dan
membuat produk tersebut tidak laku dijual.
2.

Target pasar yang terlalu lebar


Target pasar yang terlalu lebar pada dasarnya merupakan kesalahan di

dalam perencanaan suatu usaha yang tidak dipertimbangkan terlebih


dahulu. para pebisnis biasanya menetapkan tujuan target pemasaran
kepada semua orang, mereka hanya berpikiran hanya ingin memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya di dalam usahanya itu tanpa
memikirkan faktor-faktor lainnya. jikapun produk dan atau jasa yang
ditawarkan bisa digunakan oleh semua orang, namun perlu kita ketahui
tidak semua orang datang untuk membeli produk kita maka dari hal itu
perlu ada spesifikasi pasar khusus untuk menempatkan produk kita dimana
ditempat itu produk kita dibutuhkan oleh banyak orang.
3.

Target pasar yang salah


Target pasar yang salah merupakan suatu hal yang sering terjadi di

dalam berwirausaha. Seharusnya perlu perencanaan yang matang sebelum


menetapkan target pasar ataupun target konsumen. para wirausahawan
kadang menjual produknya ke sasaran konsumen yang tidak tepat, hal ini
membuat produk yang ditawarkan tidak diminati oleh konsumen.
Misalnya, seorang pengusaha menjual produk lukisan dan target pasarnya
adalah masyarakat di daerah pemukiman yang mereka berpenghasilan pas-

12

pas-an ataupun pada daerah kumuh. Sudah dapat dipastikan omset


penjualan produk mereka akan sangat rendah.
4.

Tidak melaksanakan bauran pemasaran (Marketing Mix) secara

optimal.
Yaitu tidak ada pengujian efektivitas iklan, harga, kemasan produk.
Biasanya seorang wirausahawan di dalam pembuatan iklan tidak efektif
atau dalam kata lain dapat disebutkan iklan yang dibuat tersebut tidak
membuat para konsumen yang berpotensi sadar akan barang atau jasa
tertentu dan kebutuhan mereka akan barang dan jasa tersebut selain hal
tersebut para wirausahawan kita biasanya tidak bisa memahami kebutuhan
pelanggan. Seorang wirausahawan kadang tidak mengetahui apa yang
paling penting buat pelanggan atau konsumennya. Walaupun, harga yang
ditawarkan murah dan barangnya berkualitas, kadang seorang wirausaha
tidak melaksanakan pelayanan yang baik cepat dan memuaskan. Selain hal
tersebut kadang para wirausahawan tidak memperhatikan tempat atau
lokasi di dalam hal penawaran produknya padahal hal ini sangatlah
penting sebagai pendukung tingginya tingkat penghasilan para
wirausahawan.
5. Masalah pemasaran yang dipengaruhi oleh harga.
Yang merupakan bagian dari bauran pemasaran, wirausahawan kita
di dalam penawaran harga produknya sering memberikan penawaran
harga yang tidak terjangkau, ataupun yang terjadi adalah kesalahan
penetapan harga oleh para wirausaha. Dan menganggap harga
merupakan variabel terpisah dari bauran pemasaran yang lain, bukan
merupakan unsur intrinsik dari segi penentuan posisi pasar.
6. Sasaran dan tujuan yang kurang tepat.
Setiap usaha baru hendaknya menetapkan sasaran dan tujuan yang
akan menuntun perusahaan melalui pembuatan keputusan jangka
panjang. Tujuan atau sasaran tersebut berisi pernyataan yang
melibatkan manajemen dan program pemasaran pada arah yang
terbatas. Sasaran atau tujuan tersebut mudah mengalami perubahan
13

oleh wiraswastawan dan dianggap bisa dikendalikan. Akan tetapi,


harus dipahami bahwa tujuan dan sasaran adalah berarti garis pedoman
jangka panjang dan perubahan konstan akan menunjukkan
ketidakstabilan dan ketidakamanan bagian manajemen.
7. Jumlah pemasok yang tidak mencukupi.
Pemasok yang digunakan umumnya didasarkan pada sejumlah
faktor, seperti harga, waktu penyerahan, kualitas, bantuan manajemen,
dan lain-lain. Pada beberapa kasus, di mana bahan mentah langka atau
hanya ada beberapa pemasok bahan mentah atau suku cadang tertentu,
wiraswastawan mempunyai kendali yang kecil atas keputusan. Karena
harga pasokan, waktu penyerahan, dan lain-lain mempunyai dampak
pada banyak keputusan pemasaran, penting sekali memasukkan faktorfaktor tersebut dalam rencana pemasaran.
8. Manajemen yang tidak terorganisir.
Sangat penting bagi suatu organisasi jika ingin memproduksi
sebuah barang/jasa yang baru untuk memberikan tanggung jawab
terhadap dampak dalam perencanaan pasar dari wiraswastawan.
Banyak pemasaran yang di launching tanpa melakukan manajemen
apapun. Hal ini berdampak fatal bagi para wiraswastawan.
9. Rencana finansial yang tidak diatur secara matang.
Dalam sebuah pemasaran produk baru, hal yang paling penting
adalah mengatur finansial serta memikirkannya secara matang dan
rapi. Rencana finansial hendaknya menguraikan kebutuhan finansial
dari usaha baru tersebut.
2. Kendala Eksternal
Sedangkan kendala eksternal pemasaran di dalam berwirausaha dapat di
rinci sebagai berikut :
1. Tekanan-tekanan persaingan.
Baik di pasar domestik dari produk-produk serupa buatan UB dan
impor, maupun di pasar ekspor. Saat ini, di Negara-negara Asia yang
terkena krisis seperti Indonesia, Filipina dan korea selatan, masalah
14

pemasaran bisa menjadi masalah serius, karena sebagai salah satu efek
dari krisis tersebut akses ke kredit bank menjadi sulit (kalau tidak
dapat dikatakan tertutup sama sekali).
2. Kekurangan informasi yang akurat dan up to date.
Mengenai peluang-peluang pasar di dalam maupun diluar negeri
dan peraturan-peraturan mengenai tata niaga pemasaran regional atau
internasional di dalam konteks AFTA, Masyarakat Eropa (UE) dan
WTO / GATT dan aspek-aspek legal lain seperti kesepakatankesepakatan internasional mengenai larangan penggunaan buruh, anakanak, lingkungan hidup, dan hak asasi manusia (HAM) yang dikaitkan
dengan perdagangan internasional.
3. Dumping dan Anti Dumping.
Kebijakan ini membuat para pengusaha kita manjadi terhambat di
dalam menembus pasar global atau paling tidak dapat
mempertahankan pangsa ekspor ke luar negeri. Dengan kebijakan
Dumping ataupun Anti Dumping negara tujuan ekspor para
wirausahawan mampu menjual barang yang serupa seperti yang kita
ekspor dengan harga yang lebih murah ataupun sebaliknya mereka
membeli barang ekspor wirausahawan kita dengan harga yang sangat
murah.
4. Masalah pada lingkungan kebudayaan.
Evaluasi perubahan kebudayaan mungkin mempertimbangkan
pergeseran pada populasi menurut demografi (contohnya, dampak
ledakan penduduk atau pertumbuhan para manula dalam komposisi
penduduk), perubahan sikap (seperti cintailah produk buatan dalam
negeri), kecenderungan dalam kecelakaan kerja, tuntutan upah
minimum, kesehatan, dan nutrisi. Semuanya mungkin mempunyai
implementasi perencanaan. Pada beberapa kasus, ketersediaan para
ahli tertentu mungkin tidak bisa dikendalikan (misalnya kelangkaan
tipe manajer teknis). Wiraswastawan harus membangun tim

15

manajemen efektif dan memberikan tanggung jawab kepada mereka


untuk mengimplementasikan rencana pemasaran.
5. Timbulnya rasa persaingan ataupun lingkungan saing.
Sebagian besar wiraswastawan umumnya menghadapi ancaman
potensial dari perusahaan yang lebih besar. Wiraswastawan harus
bersiap-siap dengan ancaman tersebut dan hendaknya membuat
rencana pemasaran yang menguraikan strategi paling efektif dalam
lingkungan persaingan.
6. Kekurangan dan tidak meneliti bahan mentah yang dibutuhkan.
Juga cukup sulit untuk meramalkan kekurangan bahan mentah.
Adalah gagasan baik bagi wiraswastawan untuk membentuk hubungan
kuat dengan pemasok dan sensitif terhadap ancaman adanya
kelangkaan bahan mentah. Jika terdapat kelangkaan bahan mentah,
wiraswastawan harus membuat perencanaan sumber alternatif dari
bahan mentah tersebut. Banyak usaha pemula berakhir karena
kelangkaan bahan mentah. Mungkin sangat sulit mendapatkan sumber
alternatif yang mapan. Akan tetapi, kesadaran akan resiko akan
menyelamatkan wiraswastawan dalam mempertahankan usahanya dan
memungkinkan mereka mendiversifikasi usahanya atau menutup usaha
sebelum mengalami kerugian besar.
7. Rendahnya kemampuan tawar-menawar.
Kemampuan wirausaha dalam penawaran produk yang dihasilkan
masih terbatas karena keterbatasan modal yang dimiliki, sehingga ada
kecenderungan produk-produk yang dihasilkan dijual dengan harga
yang rendah.
8. Kurang tersedianya informasi pasar.
Informasi pasar merupakan faktor yang menentukan apa yang
diproduksi, di mana, mengapa, bagaimana dan untuk siapa produk
dijual. Dengan keuntungan terbaik. Oleh sebab itu informasi pasar
yang tepat dapat mengurangi resiko usaha sehingga pedagang dapat

16

beroperasi dengan margin pemasaran yang rendah dan memberikan


keuntungan bagi pedagang itu sendiri, produsen dan konsumen.
9. Rendahnya kualitas sumber daya manusia
Sumber daya manusia, khususnya untuk para wirausahawan di
daerah pedesaan masih sangat rendah. Rendahnya kualitas sumber
daya manusia ini tidak pula didukung oleh fasilitas pelatihan yang
memadai, sehingga penanganan produk masih belum baik.
10. Kurang jelasnya jaringan pemasaran.
Produsen dan/atau pedagang dari daerah sulit untuk menembus
jaringan pemasaran yang ada di daerah lain karena pihak-pihak yang
terlibat dalam jaringan pemasaran tersebut dan tempat kegiatan
berlangsung tidak diketahui. Di samping itu, tidak diketahui pula
aturan-aturan yang berlaku dalam sistem tersebut. Hal ini
menyebabkan produksi yang dihasilkan mengalami hambatan dalam
hal perluasan jaringan pemasaran.
11. Berfluktuasinya harga.
Harga produksi hasil pangan yang selalu berfluktuasi tergantung
dari perubahan yang terjadi pada permintaan dan penawaran. Naik
turunnya harga dapat terjadi dalam jangka pendek yaitu per bulan, per
minggu bahkan perhari atau dapat pula terjadi dalam jangka panjang.
Pada saat musim produk melimpah harga rendah, sebaliknya pada saat
tidak musim harga meningkat drastis.
3. Solusi Kendala Pemasaran
Dari 20 kendala pemasaran yang telah dirumuskan diatas, maka kami
ingin memberi 3 solusi dari 3 kendala yang ada. Solusi untuk masalah
yang telah kami pilih diantaranya adalah :
1. SOLUSI : UNTUK KENDALA PEMASARAN NOMER 1 (STRATEGI
PEMASARAN YANG TIDAK MATANG)
Sebelum seorang wirausahawan memasarkan suatu produk maka
diperlukan suatu perencanaan yang jelas dan matang agar tidak terjadi
kendala yang menyebabkan kerugian di dalam memproduksi suatu produk

17

ataupun akibat yang bersifat negatif lainnya terhadap produksi seperti


rendahnya omset pembelian oleh konsumen. Untuk mempertajam fokus
dari rencana pemasaran, seorang wirausahawan harus mengenal pasar
dengan sempurna. Untuk melaksanakan hal itu di dalam perencanaan
pemasaran diperlukan berbagai langkah yang harus dilaksanakan
didalamnya yakni sebagai berikut :
A. Penentuan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Seorang wirausaha seharusnya melakukan penelitian atau riset pasar
sebelum memulai usaha. Riset pasar haruslah diarahkan kepada aspek
atau kebutuhan konsumen, yakni dapat diketahui melalui riset dengan
aspek sebagai berikut :
1) Berapa Usia Konsumen
2) Jenis Kelamin (pria atau wanita)
3) Apa pendidikan mereka
4) Berapa penghasilan mereka
5) Apa Jabatan mereka
6) Apa yang menjadi pilihan mereka dalam membeli
7) Produk, jasa-jasa pelayanan, dan manfaat apa yang mereka beli dari
produk tadi
8) Bagaimana pola beli konsumen
9) Cara menarik konsumen (Promosi, iklan)
10) Cara memperoleh lebih banyak pelanggan.
B. Memilih pasar sasaran khusus (special target market)
Setelah seorang wirausahawan mengetahui mengenai sesuatu hal
tentang produk yang diinginkan oleh konsumen maka langkah yang harus
diambil oleh seorang wirausahawan selanjutnya adalah memilih pasar
sasaran khusus. Ada tiga jenis pasar sasaran khusus yaitu pasar individual
(individual market), pasar khusus (niche market), segmentasi pasar
(market segmentation).
C. Menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan
Strategi pemasaran pada dasarnya sangat tergantung pada keadaan
lingkungan persaingan pasar yang ada. Persaingan dapat berasal dari
domestik ataupun dari luar ataupun pasar eksport maka dari itu

18

diperlukan strategi-strategi tersendiri di dalam hal ini. Ada enam strategi


untuk memenuhi permintaan dari lingkungan yang bersaing :
1) Berorientasi pada pelanggan (customer orientation) produk
di buat sesuai dengan kebutuhan konsumen atau produk
dibuat seperti keinginan konsumen sehingga menciptakan
kepuasan konsumen apabila produk tersebut di pakai.
2) Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total Quality
Management (TQM) yaitu efektif, efisien dan tepat.
3) Kenyamanan (convenience), yaitu memfokuskan perhatian
pada kesenangan hidup, kenyamanan dan kenikmatan.
4) Inovasi (innovation), yakni harus berkonsentrasi untuk
berinovasi dalam produk, jasa maupun proses. Suatu
produk diperlukan suatu inovasi di dalam strategi
penjualannya agar pelanggan atau konsumen tidak bosan
dengan strategi pemasaran yang telah dibuat sebelumya.
Maka dari itu bagian pemasaran haruslah cermat di dalam
melihat situsi pasar.
5) Kecepatan (speed) atau disebut juga Time Compression
Management (TCM), yang diwujudkan dalam bentuk:
Kecepatan untuk menepatkan produk baru di pasar dan
kecepatan memperpendek waktu untuk merespons
keinginan dan kebutuhan pelanggan. (customer respone
time)
6) Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
D. Pemilihan strategi pemasaran
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah paduan dari kinerja
wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya
dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Untuk menarik
para konsumen seharusnya para wirausahawan dapat merekayasa
indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu
probe, product, price, place, promotion.
2. SOLUSI : UNTUK KENDALA PEMASARAN NOMER 4
(MELAKSANAKAN BAURAN PEMSARAN ATAU MARKETING MIX
SECARA TEPAT)
19

Cara pengusaha mempengarui konsumennya merupakan hal yang


memerlukan perencanaan dan pengawasan secara matang serta perlu
dilakukan tindakan-tindakan konkrit dan terprogram. Untuk keperluan
tersebut pengusaha melakukan tindakan-tindakan yang dipadukan dan
disebut Bauran Pemasaran (Marketing Mix). Tindakan itu terdiri dari lima
macam yaitu mengenai probe, Product, price, place dan promotion,
perpaduan antara lima macam aspek tersebut merupakan senjata yang
harus dimiliki oleh para wirausaha di dalam memasarkan produknya, yang
akan diuraikan sebagai berikut :
A. Penelitian dan Pengembangan pasar atau Probe
Penelitian dan Pengembangan pasar atau Probe dilakukan
dengan berbagai cara yakni sebagai berikut :
1. Berorientasi pada konsumen
Pada suatu usaha di dalam pengembangan pasar diperlukan suatu
sikap yang menekankan kepada kepuasan para pelanggan ataupun
2.

konsumen.
Kualitas
Agar produk yang diciptakan oleh para wirausahawan mampu
diterima di pasar internasional maka seharusnya seorang
wirausahawan mampu meningkatkan kualitas barang yang
dibuatnya. Perbaikan kualitas suatu produk terangkum dalam Total

Quality Management (TQM).


3. Kenyamanan
Untuk memberikan pelayanan yang menyenangkan harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Lokasi usaha harus dekat dengan pelanggan.
b. Berikan kemudahan-kemudahan kepada pelanggan
c. Tentukan jam kerja yang menyenangkan
d. Tetapkan apakah barang perlu diantar atau tidak
e. Berikan kemudahan untuk menggunakan cara kredit
4. Inovasi
Perubahan pasar yang sangat cepat menuntut seorang wirausahawan
harus secara terus menerus melakukan inovasi terhadap produknya,
agar tidak ditinggal oleh para pelanggannya. Beberapa bentuk

20

inovasi yang lazim digunakan adalah bentuk produk baru,


perbedaan teknik / cara, dan pendekatan baru dalam
memperkenalkannya.
5. Kecepatan
Kecepatan disebut Time Compression management (TCM), yang
memiliki dua aspek, yaitu : mempercepat produk baru ke pasar, dan
memperpendek waktu dalam merespons permintaan pelanggan baik
dalam memproses produk maupun dalam mendistribusikan atau
menyampaikannya.
6. Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan
Seorang wirausaha haruslah mengetahui bahwa cara yang terbaik
untuk menarik dan mempertahankan pelanggan adalah menyajikan
sebuah pelayanan yang baik yang tidak dapat disaingi oleh pesaing
lainnya.
B. Produk (product)
Pengusaha dapat mempengarui konsumennya lewat produk yang
ditawarkan kepada konsumennya itu, maka dari itu produk haruslah
dibuat dengan baik dan berkualitas agar produk diminati oleh para
konsumen. Disamping itu seorang pengusaha dapat pula memberikan
harga yang rendah serta memberikan diskon / potongan harga,
mencantumkan harga obral serta harga cuci gudang dan sebagainya.
Dengan cara penetapan harga semacam ini akan menarik perhatian
serta mendorong konsumen untuk segera melakukan transaksi
pembelian agar tidak terlewatkan kesempatan yang terbatas waktunya
bagi berlakunya harga obral tersebut.
C. Tempat (place)
Tempat yang strategis, menyenangkan, aman dan efisien merupakan
tempat yang menarik bagi konsumen.
D. Harga (price)
Wirausaha di dalam menentukan harga yang tepat haruslah
memerlukan banyak pilihan yang berdasarkan pada informasi, fakta,
dan analisis di lapangan. Wirausaha harus mempertimbangkan

21

berbagai faktor sebelum menentukan harga. Faktor-faktor yang harus


dipertimbangkan yakni sebagai berikut:
1. Biaya barang dan jasa.
2. Permintaan dan penawaran pasar.
3. Antisipasi volume penjualan produk dan jasa.
4. Harga pesaing
5. Kondisi ekonomi
6. Lokasi usaha
7. Fluktuasi musiman
8. Faktor psiklogis pelanggan
9. Bunga kredit dan bentuk kredit
10. Sensitivitas harga pelanggan (elastisitas permintaan).
E. Promosi
Promosi adalah cara mengkomunikasikan barang dan jasa yang
ditawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli. Tujuan promosi
adalah untuk memperkenalkan barang dan jasa agar diketahui,
dibutuhkan dan diminta oleh konsumen. Komponen-komponen strategi
promosi mencakup:
1. Iklan, melalui media cetak(majalah, surat kabar) atau
2.
3.
4.
5.

elektronik (radio, dll)


Penjualan langsung.
Promosi penjualan
Publisitas.
Waraniaga mempromosikan barang langsung.

2.3 Mengukur dan Mengelola Hasil Pemasaran


Menurut

Kothler,

Audit

Pemasaran

merupakan

pengujian

yang

kompherenshif, sistematis, independent, dan periodic atau berkala dari suatu


perusahaan-perusahaan atau unit usaha lingkungan pemasaran, tujuan strategis,
dan aktifitas dengan maksud untuk menentukan area masalah dan peluang serta
merekomondasikan

suatu

rencana

tindakan

untuk

memperbaiki

kinerja

perusahaan.
Audit pemasaran dilakukan terhadap bagaimana perusahaan menetapkan
strategi pemasarannya apakah sudah sesuai dengan lingkungan pemasaran yang
dihadapi perusahaan, intensitas persaingan, dan berbagai keterbatasan yang secara

22

internal dihadapi perusahaan. Menurut (IBK Bayangkara, 2008) Audit pemasaran


dapat mencakup enam wilayah utama dalam pemasaran sebagai berikut:
1. Audit Lingkungan Pemasaran
Audit terhadap lingkungan pemasaran mencakup penilaian terhadap
pelanggan, pesaing, dan berbagai faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap
perusahaan. Audit ini meliputi aspek lingkungan makro seperti ekonomi,
teknologi, sosial, dan politik.
2. Audit Strategi Pemasaran
Audit ini bertujuan untuk menentukan bahwa perusahaan telah menetapkan
strategi yang selaras dengan tujuannya, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
Sering terjadi bahwa tujuan dan strategi perusahaan tidak secara jelas dinyatakan
dan kemudian Auditor harus menentukan pernyataan tujuan untuk kepentingan
pengevaluasiannya.
3. Audit Organisasi Pemasaran
Audit ini menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam mencapai tujuan
perusahaan. Audit ini menentukan kemampuan tim pemasaran untuk secara efektif
berinteraksi dengan bagian-bagian lain seperti litbang, keuangan, pembelian, dan
sebagainya.
4. Audit Sistem Pemasaran
Audit ini menganalisis prosedur yang digunakan perusahaan untuk
memperoleh informasi perencanaan dan pengendalian operasi pemasaran. Hal ini
berhubungan dengan penilaian apakah perusahaan telah memiliki metode yang
memadai atau tidak, untuk digunakan mengerjakan tugas-tugas rutin di bidang
pemasaran.
5. Audit Produktivitas Pemasaran
Audit ini menganalisis produktivitas dan profitabilitas produk, kelompok
pelanggan, atau unit analisis yang lain di dalam pemasaran. Analisis biaya
pemasaran adalah salah satu metode untuk menganalisis profitabilitas dan
produktivitas pemasaran.
6. Audit Fungsi Pemasaran

23

Audit ini merupakan audit vertikal atau analisis secara mendalam terhadap
setiap elemen bauran pemasaran seperti produk, harga, distribusi, tenaga penjual,
periklanan, promosi, dan lain-lain.

24

BAB III
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan
dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah
perusahaan, karna potensi untuk menjual proposisi terbatas pada jumlah orang
yang mengetahui hal tersebut. Strategi adalah serangkaian rancangan besar
yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk
mencapai tujuannya. Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya
diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada
saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan
terhadap pendapatan masyarakat.
Untuk menyampaikan sesuatu pada konsumen & pihak-pihak terkait,
pemasar kini bisa memilih aktivitas komunikasi tertentu yang sering disebut
elemen. Setiap brand contact membawa kesan yang bisa memperkuat/justru
memperlemah citra perusahaan di mata konsumen. Karena itu, pemasar mesti
memadukan keseluruhan bauran pemasaran agar dapat efektif
mengkomunikasikan pesan dan positioning strategis yg konsisten pada konsumen.
Suatu jenis usaha yang mampu bertahan dalam menghadapi segala
permasalahan yang ada dan mampu menang dalam persaingan bisnis adalah
mereka yang mampu membaca peluang pasar dengan memenuhinya dan
memproduksi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Suatu usaha yang berhasil mencapai tujuannya sangat dipengaruhi oleh
kemampuan perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa. Hal ini adalah tugas
dari fungsi pemasaran untuk jeli membaca setiap peluang yang ada dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan serta memasarkan produknya.

DAFTAR PUSTAKA

American Marketing Association, "About AMA: Definition of Marketing,"


<https://www.ama.org/AboutAMA/Pages/Definition-of-Marketing.aspx> (dikutip
pada 29 Januari 2016).

25

William J. Stanton, Prinsip Pemasaran, Alih Bahasa Wilhelmus W. Bokowatun,


Erlangga, Jakarta, 1991, hlm. 5.
http://www.midas-solusi.com/knowledge-space,en,detail,33,strategi-pemasaran
(13 Juni 2009)
Borden, N. H. (1964). The Concept of the Marketing Mix. Journal of Advertising
Research, 4(June), 2-7.
Cullington, J. W. (1948). The Management of Marketing Costs. Boston: Division
of Research, Graduate School of Business Administration, Harvard University.
McCarthy, J. E. (1968). Basic Marketing. A Managerial Approach. Homewood,
IL: Irwin.
Baker, M., Graham, D. Harker and M. Harker (1998), Marketing: Managerial
Foundations. South Yarra: Macmillan Education Australia Pty Ltd.
Booms, B. H. & Bitner, M. J. (1981). Marketing strategies and organization
structures for service firms", in Donelly, J. H. & George, W. R. (eds.), Marketing
of Service. Chicago: American Marketing Association, pp. 47-51.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2006). Marketing Management (12th ed.) Upper
Saddle River, NJ: Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai