Agar menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu
dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar
pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis,
teratur dan terkontrol. Pelaksanaan metode ilmiah ini melalui tahap-tahap berikut:
1. Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan, yang dapat muncul
karena adanya pengamatan dari suatu gejala-gejala yang ada di lingkungan.
2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada
pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
3. Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun
berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5. Menganalisis data (hasil) percobaan untuk menghasilkan kesimpulan.
6. Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini berdasarkan pada analisis data-data
penelitian. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi
subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja
akan memberikan hasil yang sama).
7. Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan
perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis
itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh setiap
penelitian dan ilmuwan. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah :
Penelitian Ilmiah
Salah satu hal yang penting dalam ilmu pengetahuan adalah penelitian (research).
Research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari,
sehingga research atau penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan
dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan. Penelitian ilmiah didefinisikan sebagai rangkaian
pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu
menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena.
Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis
yang digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk
menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena
hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.
Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai
penelitian ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
1. Sistematik, yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan
sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta
empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya
akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara
berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau
prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari
pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta
aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang
kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu
:a). Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau
perbandingan satu sama lain). b). Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan
waktu. c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada
hubungan sebab akibat).
4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti
lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan
kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel
menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
LATIHAN
Pergunakan metode analisis SWOT untuk menganalisa kelebihan dan kekurangan yang saudara
miliki serta kesempatan dan hambatan yang saudara hadapi dalam mencapai cita-cita dikaitkan
dengan program studi yang saudara pilih . Buat laporan dengan bentuk laporan yang sudah pernah
saudara pelajari .
BAB II
Pengertian Laporan - Fungsi, Ciri, Jenis dan Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Pembuatan Laporan
Pengertian Laporan
Kegiatan penelitian tidak akan lepas dari kata laporan. Hal itulah yang sewajarnya terjadi.Namun
realita yang ada saat ini adalah banyaknya peneliti tidak diimbangi dengan banyaknya pula
laporan, dalam hal ini laporan yang dituangkan dalam bentuk suatu karya tulis. Fenomena ini
mengindikasikan bahwa belum banyak orang yang menulis laporan dari suatu kegiatan penelitian
yang dilakukannya. Padahal laporan tersebut akan sangat berharga dan memiliki nilai guna yang
besar. Keengganan dalam menulis laporan ini dimungkinkan karena orang-orang belum
mengetahui benar cara dan format dalam menulis laporannya.
Pengertian laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan,
pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada
si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan untuk informasi yang
dibutuhkan, berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat, didengar,
atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor telah melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Laporan adalah suatu keterangan tertulis yang disampaikan seorang sekretaris kepada atasannya
atau suatu panitia/tim kepada yang membentuknya sebagai akibat dari pelaksanaan suatu kegiatan.
Menurut wikipedia Laporan adalah suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan
ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara tertulis dari bawahan kepada atasan
sesuai dengan hubungan wewenang dan tanggung jawab yang ada antara mereka. Salah satu cara
pelaksanaan komunikasi dari pihak yang satu kepada pihak yang lainnya.
Terdapat beberapa pengertian laporan menurut para ahli, yakni sebagai berikut:
Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo : Laporan adalah setiap tulisan yang berisikan hasil
pengolahan data dan informasi.
Menurut J.C. Denyern : Laporan adalah suatu alat komunikasi tempat penulis membuat
beberapa kesimpulan atau keadaan yang telah diselidiki.
Pengertian laporan menurut Soegito :: Laporan adalah informasi yang dibuat berdasarkan
data pendukung yang lengkap dan dibuat apa adanya sesuai dengan fakta yang terjadi. Isi
laporan sebaiknya disusun dengan kalimat yang masuk akal agar mudah dipahami oleh si
pembaca.
Pengertian laporan menurut Keraf : Laporan adalah sebuah cara untuk berkomunikasi, di
mana pembuat laporan bisa menyampaikan informasi yang dibuatnya untuk orang lain atau
perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab dari tugas yang dimilikinya.
Fungsi Laporan
Laporan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi / perusahaan. Adapun
fungsi dari laporan antara lain sebagai berikut:
alat untuk menyampaikan informasi
alat pertanggungjawaban kepada pemberi tugas
bahan penentu kebijakan
alat untuk membina kerja sama
alat untuk memperluas ide/tukar menukar pengalaman
Tujuan Laporan
Mengenal pasti masalah
Memberikan maklumat dan fakta
Mencadangkan penyelesaian
Mencadangkan tindakan yang perlu dilakukan
Membuat kesimpulan
Menilai sesuatu penyelidikan atau aktiviti
Membuat rekod sesuatu peristiwa
Menganalisi aktiviti perniagaan
Mensintesis sesuatu pelan tindakan
Menghuraikan sesuatu peristiwa, prosedur, tindakan dll.
Laporan boleh berbentuk pendek atau panjang dalam format informal atau formal
Manfaat Laporan
Laporan kegiatan merupakan alat yang penting untuk :
Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan.
Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.
Laporan Teknis.
Laporan tentang hal teknis penyelenggaraan kegiatan suatu badan atau instansi.Laporan teknis
mengandung data obyektif tentang sesuatu.data obyektif dalam laporan teknis itu juga
mengandung sifat ilmiah,tetapi segi kepraktisannya lebih menonjol.sehingga yang dimaksud
dengan laporan teknis adalah suatu pemberitahuan tentang tanggung jawab yang dipercayakan,dari
si pelapor (perseorangan,tim,badan,atau instansi) kepada si penerima laporan tentang teknis
penyelenggaraan suatu kegiatan (E.Zaenal Arifin,1993).Dan menurut Muljanto Sumardi (1982)
Dalam laporan teknik manusia menggunakan bahasa tulis untuk mengkomunikasikan
gagasan,paham,serta hasil pemikiran dan penelitian.
Selain itu laporan memiliki banyak sekali jenis lainnya, antara lain sebagai berikut:
A. Jenis Laporan Berdasarkan Bentuknya
Laporan ini bersifat penting karena di dalamnya terdapat informasi penting dan juga rahasia.
Hanya kalangan tertentu yang boleh mengetahui isi laporan ini.
Jenis laporan ini tidak bersifat rahasia, karena hanya mengandung informasi biasa dan umum.
C. Jenis Laporan Menurut Waktunya
Laporan berkala
Jenis laporan ini dibuat secara rutin, setiap jangka waktu tertentu. Contohnya laporan harian,
mingguan, bulanan dan laporan tahunan.
Laporan ini tidak dibuat secara rutin, karena hanya dibuat di waktu yang diperlukan saja.
D. Jenis Laporan Berdasarkan Penyampaiannya
Laporan lisan
Laporan ini tidak dibuat secara tertulis, melainkan dikatakan secara langsung pada si penerima
laporan.
Laporan tertulis
Sesuai dengan namanya, laporan ini berisi informasi / keterangan yang dibuat secara tertulis. Bisa
dalam bentuk surat, memo, ataupun dalam bentuk naskah.
Laporan visual
Laporan ini disampaikan kepada si penerima laporan secara lisan, dengan cara presentasi dan
memakai bantuan power point.
Ciri-ciri Laporan
Untuk mengetahui lebih jelas apasaja yang termasuk laporan, kamu harus tahu dulu seperti apa
ciri-ciri dari sebuah laporan. Berikut adalah ciri-cirinya
Ringkas. Dalam laporan yang ditulis hanya mengemukakan hal-hal pokok secara ringkas
yang berhubungan dengan tugasnya sehingga penerima laporan segera mengetahui
permasalahannya.
Lengkap. Laporan dapat semakin sempurna jika dilengkapi dengan bibliografi atau sumber
kepustakaan.
Logis. Laporan dianggap logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri
alasan-alasannya yang masuk akal.
Sistematis. Laporan dianggap sistematik jika keterangan yamg tulisannya disusun dalam
satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubungan.
Metode membuat laporan
Sistematis, berurutan, struktur baku(SPOK)
Logis, tidak rancu atau salah.
Objektif, tidak memihak.
Melakukan pengamatan atau observasi penelitian.
Membuat laporan tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Ada banyak hal yang perlu
diperhatikan, di antaranya sebagai berikut:
1. Isinya harus jelas dan dibuat dengan teliti (cermat)
2. Mengandung kebenaran dan objektifitas (tidak berdasarkan pandangan pribadi saja)
3. Lengkap (bagian penting dalam sebuah laporan tidak boleh dihilangkan)
4. Tegas dan konsisten
5. Langsung mengenai sasaran (tidak bertele-tele, langsung pada intinya)
6. Isinya disampaikan pada orang yang tepat
7. Disertai dengan sejumlah saran
8. Tepat waktu
LATIHAN
Buatlah sebuah contoh laporan mengenai sesuatu topik dengan jenis dan bentuk laporan yang
saudara sukai sesuaikan dengan materi di bab ini
BAB III
KATA PENGANTAR
Kata pengantar adalah bagian dari pendahuluan dalam sebuah karya tulis yang berisi ungkapan
terima kasih dari penulis. Kata pengantar terdapat pada setiap karya tulis di pendahuluannya.
Karya tulis yang dimaksud meliputi buku, makalah, esai, tesis, disertasi, surat kabar, tabloid, dll.
Kata pengantar memiliki peran penting dalam karya tulis maupun dalam sebuah buku, karena
melalui kata pengantar penulis menyampaikan rasa syukurnya atas semua kontributor yang turut
membantu selesainya karya tersebut. Baik bantuan secara konten, materiil maupun dalam bentuk
motivasi.
Kata pengantar dalam karya tulis ilmiah tidak sama dengan kata pengantar dalam novel, kata
pengantar dalam karya tulis ilmiah lebih rinci daripada kata pengantar novel ataupun buku. Buku
ataupun novel tidak selalu terdapat kata pengantar di pendahuluannya seperti pada novel – novel
klasik atau novel – novel zaman dulu.
Penulisan kata pengantar pada setiap karya tulis berbeda – beda baik karya berbentuk buku, esai,
makalah, laporan, proposal, skripsi, tesis, disertasi dan lain sebagainya.
Cara menyusun / menulis kata pengantar supaya makalah, buku, laporan, skripsi menjadi menarik
bagi pembaca yaitu harus memenuhi bagian – bagian yaitu :
1. Judul, judul yang diberikan yaitu “Kata Pengantar”. Penulisan judul posisinya di tengah atas, huruf
kapital dan bercetak tebal.
2. Ungkapan pujian kepada Allah/Tuhan atas kesehatan dan pencerahan-Nya sehingga makalah,
skripsi, laporan tersebut terselesaikan dengan baik.
3. cantumkan judul makalah atau laporan atau skripsi atau karya lain tersebut dicantumkan dalam
pengantar. Letakkan judul tersebut setelah ungkapan rasa syukur.
4. Tambahkan deskripsi sesingkat-singkatnya tentang karya ilmiah anda. Kemudian sertakan tujuan
penyusunan buku, makalah, laporan, tesis, skripsi di paragraf.
5. Ungkapan terima kasih terhadap pihak – pihak yang sudah membantu selesaikannya karya
tersebut, disertai dengan penjelasan sumbangsih yang diberikan masing – masing kontributor
secara rinci. Misalnya untuk guru, dosen, tokoh dan lainnya tergantung tema karya tulisnya.
Jangan lupa mencantumkan gelar pada nama kontributor – kontributor tersebut.
6. paragraf penutupan dicantumkan ucapan terimakasih secara umum, harapan kepada pembaca dan
permintaan kritik serta saran dari pembaca. Pada bagian ini usahakan tidak terlalu berlebihan atau
terlalu percaya diri / sombong.
7. Terakhir, cantumkan tanda tangan dan nama lengkap penulis disertai tempat dan waktu tanggal
penyusunan tulisan tersebut, letakkan di sebelah kanan bawah.
Dalam penulisan kata pengantar usahakan memakai jenis font normal, misalnya jenis font time
new roman, dengan ukuran font 12, dan tata paragraph “justify” (kecuali judul, tanda tangan dan
nama lengkap).
Penulisan kata pengantar maksimal 5 paragraf saja, jangan terlalu panjang ataupun terlalu singkat.
Itulah cara maupun langkah-langkah membuat kata pengantar. Untuk mempermudah dalam
memahami langkah-langkah pembuatannya, berikut contoh contoh kata pengantar.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW. yang telah membawa risalah
Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keIslaman, sehingga dapat
menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Bagi penulis, penyusunan laporan tugas akhir yang berjudul “Model Kurikulum Integralistik” ini
merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam
proses penyusunan laporan ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun
pada akhirnya karya ini dapat terselesaikan tentulah karena beberapa pihak yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini. Oleh Karena itu penulis sampaikan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuannya, utamanya kepada yang terhormat:
1. Darmu’in, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Jati
Bandung.
2. Mustopa, Ag., selaku Ketua Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Gunung Jati Bandung.
3. Aang Kunaepi, M.Ag., selaku pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Abdul Rohman, M.Ag., selaku pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Achmad Bashori, S.Pd., selaku Kepala Bagian Yayasan SD Islam Integral Luqman al-Hakim
Bandung.
6. Mukhlisin, S.Pd.I., selaku Kepala SD Islam Integral Luqman al-Hakim Bandung.
7. Wakil Kurikulum serta pengajar SD Islam Integral Luqman al-Hakim Bandung.
8. Keluarga dan sahabat-sahabat yang telah memberikan motivasi dan dukungan terhadap
terselesaikannya laporan penelitian ini.
Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain iringan do’a yang tulus dan ikhlas
semoga amal baik mereka diterima dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Tidak
lupa saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan
skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Amin.
Bandung, 06 September 2017
Erin
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian ini yang merupakan syarat
yang wajib dipenuhi guna memperoleh beasiswa penelitian dari Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat IAIN Sunan Gunung Jati Bandung.
Sholawat dan salam saemoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung
Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu-ilmu keIslaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun
di akhirat kelak.
Suatu kebahagiaan tersendiri, jika suatu riset dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bagi
penulis, penyusunan laporan riset ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak
hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan laporan ini, dikarenakan keterbatasan
kemampuan penulis sendiri. Kalaupun pada akhirnya karya ini dapat terselesaikan tentulah karena
beberapa pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.
Untuk itu penulis sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuannya, utamanya kepada yang terhormat:
1. Dr. H. Muhibbin, M. Ag., selaku Rektor IAIN Sunan Gunung Jati Bandung
2. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag. selaku pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga
dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan ini.
3. Muhsoni selaku pengasuh Pondok Pesantren Modern Bina Insani Bandung
4. Munzaini, S. Ag, M.Pd.I selaku kepala sekolah SMP dan SMA Bina Insani Bandung
5. Sahabat-sahabat yang telah memberikan motivasi dan dukungan terhadap terselesaikannya laporan
penelitian ini.
Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain iringan do’a yang tulus dan ikhlas
semoga amal baik mereka diterima dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Tidak
lupa saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan
laporan penelitian ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Amin.
Ali
3. Contoh Kata Pengantar untuk Makalah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena Rahmat dan KaruniaNya kami bisa
menyusun makalah berjudul “Sejarah penemuan Internet” ini dengan tepat waktu, guna memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Sejarah Internet, Fakultas Pendidikan Teknik Elektronika dan
Informatika, ITB.
Dalam pembuatan makalah ini, kami banyak mendapat hambatan dan tantangan namun dengan
dukungan dari berbagai pihak, tantangan tersebut dapat teratasi. Olehnya itu, tim penyusun
mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Untuk itu penulis sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya, utamanya kepada yang terhormat Dosen Pengampu, DR. Indarto, S. Si.,
M.T., dan rekan – rekan kelompok penyusun makalah ini. Semoga kontribusinya mendapat
balasan dari Tuhan YME.
Tim penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik segi penyusunan maupun
isinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata, harapan kami makalah ini bisa memberikan manfaat untuk pembaca dan kita sekalian.
Tim Penyusun
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah dengan sepenuh kerendahan hati, penulis memanjatkan puji serta syukur kehadirat
Allah, karena dengan izin, rahmat dan hidayahNya, penulisan Proposal Pengadaan Buku untuk
perpustakaan Desa Cimenyan Bandung.
Penulisan Proposal Usulan Pengadaan Buku ini ditujukan untuk Penerbit Pustaka Jaya. Pengadaan
buku tersebut dimaksudkan agar anak-anak memiliki sarana untuk meningkatkan pengetahuan
mereka. Proposal Usulan Pengadaan buku ini dibuat berdasarkan hasil pengamatan, diskusi,
wawancara, dan keterlibatan langsung dalam rencana peningkatan kuantitas dan kualitas buku di
Perpustakaan Desa Cimenyan.
Penulis menyadari, keberhasilan penyusunan Proposal Pengadaan Buku ini tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan banyak pihak yang sudah memberikan masukan, semangat serta doa kepada
penulis dalam menghadapi setiap tantangan, sehingga pada kesempatan ini penulis menghaturkan
ungkapan terima kasih kepada :
Akhir kata, penulis berharap semoga Proposal Pengadaan Buku ini dapat dikabulan, dan tujuan
kami menambah wawasan anak – anak dapat terealisasikan. Dalam penyajian Proposal Pengadaan
Buku ini penulis menyadari belum mencapai kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan
koreksi serta saran yang bersifat membangun sebagai bahan masukan demi perbaikan maupun
peningkatan penulis dalam bidang ilmu pengetahuan.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
Fatimah
Latihan
Buatlah kata pengantar untuk tugas akhir saudara
BAB IV
Laporan Penelitian
Bahdin (2005)
Menurutnya, definisi laporan penelitian ialah suatu bentuk karya tulis yang isinya berupa paparan
tentang suatu proses dan hasil kegiatan penelitan
Daeseunike (2016)
Arti laporan penelitian adalah media yang mengkomunikasikan antara peneliti dengan masyarakat,
sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan berkepentingan penelitian yang dilakukannya.
Putri (2015)
Laporan penelitian atau report adalah suatu bentuk peninggalan tertulis secara ilmiah dari
penelitian yang dilaksanakan atau dilakukannya.
Laporan pada dasarnya adalah alat komunikasi, agar dapat digunakan sebagai alat komunikasi
yang efektif, sebuah lapran harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Lengkap. Artinya data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap.
b. Jelas. Sebuah laporan disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak memberi peluang ditafsirkan
secara berbeda oleh pembaca yang berbeda.
c. Benar/akurat. Data dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat suatu keputusan
yang salah.
d. Sistematis. Laporan harus dioraganisasikan sedemikian rupa, dengan system pengkodean yang
teratur, sehingga mudah dibacadan diikuti oleh pembaca.
e. Objektif. Penulis laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam laporannya. Penulis
harus bersikap netral dan memakai ukuran umum dalam menilai sesuatu.
f. Tepat waktu. Ketepatan waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan laporan bisa
mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan.
a) Laporan lisan, disampaikan secara lisan, biasanya dilakukan hal-hal yang perlu segera
disampaikan. Laporan lisan dapat disampaikan dengan tatap muka, lewat telepon, wawancara, dan
sebagainya.
d) Laporan informatif, yaitu laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi dan bukan
dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi.
e) Laporan rekomendasi, yaitu laporan yang di samping memberikan informasi juga menyertakan
pendapat si penulis, dengan maksud memberikan rekomendasi (ususl). Meski demikian akurasi
dan rincian informasi tetap diperlukan supaya rekomendasi yang diberikan juga meyakinkan.
f) Laporan analitis, yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si penulis, bisa berupa pendapat
atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan mendalam.
h) Laporan kelayakan, penulis menganalisis suatu situasi atau masalah secara mendalam untuk
menuju penilaian yang bersifat pilihan layak atau tidak layak.
a) Laporan yang ditulis secara popular, yaitu menggunakan kata-kata sederhana, kadang-kadang
diselingi dengan kalimat humor/lucu. Bentuk laporan ini bisa disebut juga dengan laporan non
formal, yaitu laporan yang tidak memenuhi beberapa unsure formal. Laporan ini bersifat pribadi
yang disesuaikan dengan kepentingan penulisannya.
b) Laporan yang ditulis secara ilmiah, yaitu sebagai hasil peneliti. Biasanya isinya singkat tetapi
padat dan sistematis serta logis. Bentuk laporan ini disebut dengan laporan formal, yaitu laporan
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut.
d. Ada ikhtisar
a) Laporan berbentuk memo, biasanya laporan pendek yang memuat hal-hal pokok saja dan
beredar di kalangan intern organisasi.
b) Laporan berbentuk surat, isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk memo, bisa
ditunjukkan ke luar organisasi.
c) Laporan berbentuk naskah, laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang dibuat dalam
format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat atau memo pengantar.
Sedangkan bagian laporan penelitian secara garis besar ada tiga bagiannya, yakni bagian
pendahuan, isi, dan penutup. Bagian tersebut antara lain;
1. Bagian Pendahuan dalam laporan penelitian yang baik berisi halaman judul, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, gambar, dan grafik.
2. Bagian Isi dalam sebuah laporan penelitian berisi bab pendahuluan, bab tinjauan pustaka,
bab metodologi, bab pelaksanaan penelitian, bab hasil penelitian, bab kesimpulan, dan
saran
3. Bagian Penutup, bagian penutup dalam laporan penelitian berisi daftar pustaka, lampiran,
dan indek.
Langkah Menyusun Laporan Penelitian
Dalam langkah menyusun hasil penelitian, yang dipergunakan dalam laporan akhir penelitian
diantarnya;
1. Rancangan penelitian yang biasa dilakukan disusun sebelum penelitian atau pada tahap
pelaporan, setelah itu rancangan penelitian tinggal diperbaiki agar lebih lengkap dan
sempurna. Adapun isi dalam rancangan penelitian, diantranya masalah penelitian, tinjauan
pustaka, dan metodologi yang dipergunakan.
2. Menyusun laporan penelitian selajutnya ialah membuat pembahasan dan analisa dari hasil
penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya.
3. Terakhir, dalam membuat laporan penelitian ialah mencari kesimpulan yang brisi tentang
hasil penafsiran penelitian, mengungkapkan kelemahan penelitian, dan rekomendasi.
LATIHAN
Buatlah kelompok belajar bersama dengan 1 orang rekan saudara mulai lakukan sebuah penelitian
, dan pada akhir semester presentasikan laporan hasil penelitian tersebut. Instruksi lebih lanjut akan
diterangkan di kelas.
BAB V
RAGAM BAHASA INDONESIA BAKU
HURUF MIRING
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya :
Majalah Bahasa dan Kesusatraan, buku Negara kertagama karangan Prapanca, surat kabar Suara
Karya.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya :
Huruf pertama kata abad ialah ia.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulis huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing
kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
Nama ilmiah buah manggis adalah carcinia mangostana.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Catatan :
Dalam penulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis
di bawahnya.
HURUF TEBAL
1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menulis judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar
tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks dan lampiran.
Misalnya :
Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
1.2.1 Tujuan
2. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata untuk keperluan itu digunakan huruf miring.
Misalnya :
a. Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris.
Seharusnya : Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris
b. Saya tidak mengambil bukumu
Seharusnya : Saya tidak mengambil bukumu.
3. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema atau sublema, serta untuk
menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
Misalnya :
a.Kalah tidak menang, kehilangan atau merugi, tidak lulus, tidak menyamai.
b. Mengalah mengaku kalah
c. mengalah menjadi kalah, menganggap kalah
d. Terkalahkan dapat dikalahkan
Catatan :
Dalam tulisan tangan atau ketik manual, huruf atau kata yang dicetak dengan huruf tebal diberi
garis bawah ganda.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak semua huruf besar adalah huruf kapital. Walaupun
berbentuk kecil, suatu huruf dapat juga merupakan huruf kapital atau huruf besar.
Beberapa ahli lebih menyetujui penggunaan istilah huruf kapital dari pada huruf besar.
Dalam kaidah huruf kapital, huruf miring ataupun huruf tebal mempunyai kaidah
penggunaannya yang baik dan benar sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia dan telah diteragkan
secara gamplang dalam bab sebelumnya.
Dalam tulisan tangan atau ketik manual huruf miring diberi garis bawah, begitu juga pada
tulisan tebal diberi garis bawah ganda.
5. Logis.
6. Tidak ada unsur sia-sia (kata tidak diulang-ulang).
7. Tidak terpengaruh bahasa daerah.
8. Subyek jelas.
Hasil selama lima tahun menunjukkan bahwa jumlah kendaraan dan Kota Gresik melebihi fasilitas
jalan. (Baku)
Dari hasil selama lima tahun menunjukkan bahwa jumlah kendaraan dan Kota Gresik melebihi
fasilitas jalan. (Tidak Baku)
Dengan ini kami sampaikan data seorang ibu dari kelurahan kota baru. (Baku)
Maka dengan ini kami haturkan data seorang ibu dari kelurahan kota baru. (Tidak Baku)
5. Ketidaktepatan pemilihan kata
6. Penggunaan kata bahasa Jawa
7. Penggunaan kata yang termasuk ragam tidak baku
Contoh :
Ia sedang membuat rak buku. (Baku)
Ia sedang membikin rak buku. (Tidak Baku)
8. Kesalahan Pembentukan Kata
9. Ketidaktepatan Penggunaan bentuk – nya
Contoh :
Atas bantuan saudara , kami ucapkan terima kasih. (Baku)
Atas bantuannya, kami ucapkan terima kasih. (Tidak Baku)
Kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang
penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang diamaksud dapat
berupa pedoman ejaan (EYD). Kriteria kata baku atau Baku tidaknya sebuah kata dapat dilihat dari
segi lafal, ejaan, gramatika, dan kenasionalan-nya. Kalimat baku harus logis, subyek jelas, tidak
ada unsur sia-sia, dan tidak terpengaruh bahasa daerah. Definisi baku dibedakan dari segi lafal,
ejaan, gramatikal, dan nasional. Adapun sebab-sebab ketidak bakuan diantaranya adalah kesalahan
dalam pelesapan imbuhan awalan dan akhiran, pemborosan kata, pengunaan bahasa jawa,
kesalahan pembentukan kata, dan ketidaktepatan pemilihan kata.
Kata baku memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan konteks kalmat yang dipakai, tidak
tekontaminasi, tidak rancu, eksplisit, dan tidak termasuk daalam ragam percakapan
DAFTAR PUSTAKA
Sungguh, As’ad.1998.Ejaan Yang Disempurnakan.Jakarta : Bumi Aksara.
Ali,Lukman. 1997.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan..
Tarigan,Henry Guntur.2009. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia . Bandung:Angkasa.
LATIHAN
Periksa kembali tugas saudara apakah sudah sesuai dengan aturan ?
BAB VI
Tata Kalimat
1. Subjek
Subjek adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis. Subjek dapat
berbentuk kata benda, frasa kata benda, atau kata kerja.
Contoh:
2. Predikat
Predikat adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis tentang subjek.
Predikat biasanya berbentuk kata kerja, frasa kata kerja, frasa numeral (bilangan), kata benda, frasa
kata benda, frasa preposisi (kata depan), kata sifat, atau frasa kata sifat.
Contoh:
3. Objek
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi kata kerja. Objek dapat berbentuk kata benda atau
frasa kata benda. Bagian kalimat ini terletak setelah predikat berkata kerja aktif transitif (-kan, -i,
me-).
Contoh:
4. Pelengkap
Pelengkap atau komplemen sering disamakan dengan objek. Padahal, pelengkap beda dengan
objek karena tidak dapat menjadi subjek jika kalimat dipasifkan. Pelengkap mengikuti predikat
yang berimbuhan ber-, ter-, ber-an, ber-kan, dan kata-kata khusus (merupakan, berdasarkan, dan
menjadi).
Contoh:
Keterangan adalah bagian kalimat yang berfungsi meluaskan atau membatasi makna subjek atau
predikat.
Contoh:
Ada dua ciri keterangan. Pertama, posisinya dapat dipindahkan ke awal, tengah, atau akhir
kalimat.
Contoh:
Kedua, keterangan dapat berupa keterangan tambahan, keterangan pewatas, atau keterangan
aposisi.
Contoh:
Jack, yang menjabat Direktur Keuangan PT Morat-Marit, adalah warga negara Korea.
(konstruksi yang sebagai keterangan tambahan)
Jack yang menjabat Direktur Keuangan PT Morat-Marit adalah warga negara Korea.
(konstruksi yang sebagai keterangan pewatas)
Jack, Direktur Keuangan PT Morat-Marit, adalah warga negara Korea. (Direktur Keuangan
PT Morat-Marit sebagai keterangan aposisi)
Kalimat Efektif
Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara
baik dan benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang bahasa Indonesia, kaidah yang menjadi
patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa Indonesia menurut ejaan yang
disempurnakan (EYD).
Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat. Kata baku pun
mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu tulis ternyata tidak tepat ejaannya.
2. Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat, kemudian
ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan
kalimat, buatlah kalimat yang urutannya tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan,
subjek dan predikat diharapkan selalu berada di awal kalimat.
3. Tidak Boros dan Bertele-tele
Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-hamburkan kata dan terkesan
bertele-tele. Pastikan susunan kalimat yang kalian rumuskan pasti dan ringkas agar orang yang
membacanya mudah menangkah gagasan yang kalian tuangkan.
4. Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk menghindari
pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah
kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada
kesan ambigu.
Selain jenis kalimat luas setara dan kalimat luas tak setara, masih ada pengelompokan lain dari
kalimat luas yaitu berdasarkan pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar pembentukan kalimat
tersebut.
1. Pola Kalimat I
Pola kalimat luas yang pertama adalah “kata benda – kata kerja”. Nama lain untuk kalimat jenis
ini adalah kalimat verbal. Contoh kalimat luas pola I adalah:
Ibu memasak. (kata “ibu” : kata benda, sedangkan kata “memasak” : kata kerja)
Adik menyanyi. (kata “adik” : kata benda, sedangkan kata “menyanyi” : kata kerja)
2. Pola Kalimat II
Pola kalimat luas yang kedua adalah “kata benda – kata sifat”. Nama lain untuk kalimat jenis ini
adalah kalimat atributif. Contoh kalimat luas pola II adalah:
Rumah mungil. (kata “rumah” : kata benda, sedangkan kata “mungil” : kata sifat)
Anak rajin. (kata “anak” : kata benda, sedangkan kata “rajin” : kata sifat)
Ayah adalah pensiunan. (kata “ayah” : kata benda, sedangkan kata “penisunan” : kata benda)
4. Pola Kalimat IV
Pola kalimat luas yang keempat adalah “kata benda – adverbial”. Nama lain untuk kalimat jenis
ini adalah kalimat adverbial. Contoh kalimat luas pola IV adalah:
Pak Ahmad dari kantor. (kata “Pak Ahmad” : kata benda, sedangkan kata “dari kantor” : adverbial)
Supaya lebih memahami tentang kalimat luas, berikut disajikan beberapa contoh kalimat luas
dalam bahasa Indonesia.
Tabel merupakan daftar yang di dalamnya berisi ikhtisar dengan berbagai data-data mengenai
Informasi yang mana pada umumnya terdapat kata-kata atau suatu bilangan yang tertata atau
tersusun menggunakan garis pembatas.
Sedangkan, Bagan yakni berupa gambaran/sketsa abstrak yang mana menampilkan atau
menjelaska Informasi tertentu. Data atau informasi tersebut di tuangkan pada gambar. Bentuk
dari bagan sendiri bervariasi di antaranya seperti Garis (Bar), Lingkaran, Batang, Pohon dan
garis.
Lalu yang terakhir adalah Grafik yakni berupa bentuk gambaran/lukisan dengan
mengetahui dari naik atau turunnya suatu keadaan Informasi tersebut
Agar pembaca dapat lebih paham membedakan antara Tabel, Bagan dan Grafik seperti yang di
jelaskan di atas maka dapat melihat contoh gambar dibawah ini.
Ada beberapa tahap yang bisa anda lakukan untuk menemukan informasi dalam grafik, tabel, dan
bagan, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Pastikan anda sudah membaca judul grafik, tabel, dan bagan tersebut
2. Kemudian, perhatikan pada keterangan yang ada pada gambar.
3. Dan perhatikan juga perbedaanya pada setiap masing-masing gambar.
4. Yang terakhir cara yang lebih mudah adalah ajukan pertanyaan maka anda akan dapat
menemukan jawabannya
Mengubah Informasi dalam Grafik, Tabel, dan Bagan Menjadi Suatu Kalimat
Dengan membaca penjelasan di atas tentu anda sekarang sudah mengerti dan tahu bagaimana
mencari Infromasi pada sebuah grafik, tabel, dan bagan. Akan tetapi bagaimana menjadikan table,
grafik dan bagan tersebut menjadi bentuk kalimat?
Terkait akan hal tersebut bahwasanya Informasi yang masih berbentuk Grafik, table atau bagan
memang cukup sulit di ketahui dari Informasi yang ada di dalamnya.
Tujuan dari mengubah Informasi dari suatu table, grafik dan bagan menjadi kalimat adalah
memudahkan pembaca untuk bisa memahami dari isi/informasi tersebut. Dengan melakukan
penguraian table, grafik dan bagan menjadi bentuk kalimat bisa di artikan penerjemahan gambar
menjadi wacana, sehingga akan menjadi mudah untuk di mengerti.
LATIHAN
Gunakan tabel, gambar, grafik dan bagan dalam laporan penelitian yang saudara kerjakan secara
berkelompok .
BAB VIII
Kutipan dan Daftar Pustaka
Berikut ini beberapa aturan yang perlu diketahui dalam penulisan kutipan dan sumber kutipan.
1) Kutipan ditulis dengan menggunakan dua tanda petik (“…”) jika kutipan ini merupakan
kutipan pertama atau dikutip langsung dari penulisnya. Jika kutipan itu diambil dari
kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan satu tanda petik („…‟).
2) Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan
menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisannya digabung
ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan ditik dengan jarak dua spasi.
Contoh:
Contoh:
4) Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan bagian itu
diganti dengan tiga buah titik. Contoh penulisan tampak pada butir kedua di atas.
- Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya adalah nama penulis yang
diikuti dengan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip yang keduanya
… (akhir tulisan). Oka (1976:53) mengatakan bahwa “Masyarakat Indonesia yang akan datang
sangat memerlukan tenaga kerja untuk pembangunan yang terampil menggunakan bhasa Indonesia
untuk surat-menyurat, pidato, dan karang-mengarang.” (awal tulisan berikutnya)….
- Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun penerbitan, dan
nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam kurung.
… (akhir tulisan). “The personality pattern is inwardly determined by and closely associated
with maturation of the physical and mental characteristic which constitute the individual‟s
hereditary
- Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber kutipan
yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip, tetapi dengan menyebut siapa
yang mengemukakan pendapat tersebut.
are born with innate understanding of structure of language.‟ (awal tulisan berikutnya)….
Atau
… (akhir tulisan kita). „…‟ (Chomsky,1968:67;Yelon dan Weinstein, 1977:62). (awal tulisan kita
berikutnya)….
- Jika penulis terdiri atas dua orang, maka nama keluarga kedua penulis tersebut harus
disebutkan, misalnya, (Sharp and Green, 1996:1), sedangkan jika penulisnya lebih dari dua
orang maka yang disebutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh dkk.,
misalnya, (Halim dkk.,1976:25).
- Jika masalah yang dikutip dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yg berbeda maka
cara penulisan sumber kutipan itu adalah seperti berikut.
Contoh:
Beberapa studi tentang anak-anak yang mengalami kesulitan belajar (Dunkey, 1972; Miggs, 1976;
Parmenter, 1976) menunjukkan bahwa …. (tulis intisari rumusan yang dipadukan dari
- Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama pada tahun yang
sama, maka cara penulisannya adalah dengan menambah huruf a, b, dan seterusnya pada
tahun penerbitan. Contoh: (Bray, 1998a, 1998b)
- Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisnya adalah: (Anomin, 1972: 18).
- Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran seorang penulis, tidak perlu ada kutipan
langsung, cukup dengan menyebut sumbernya.
Komponen-komponen yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka ini adalah sebagai
berikut.
1. Nama penulis,
Dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama belakang, kemudian nama depan. Hal ini
berlaku untuk semua nama, baik nama asing maupun nama Indonesia. Cara penulisan
inilah yang berlaku secara internasional tanpa mengenal kebangsaan dan tradisi. Tata tulis
ilmiah tidak mengenal prinsip nama yang lebih dikenal di masyarakat, melainkan nama
belakangnya, tanpa memperhitungkan jenis nama itu merupakan nama keluarga atau
bukan.
Misalnya:
2. Tahun penerbitan,
3. Judul
5. Nama penerbit.
Baris pertama mulai ketikan pertama dan baris kedua dan seterusnya ditik mulai ktikan kelima
atau satu tab dalam komputer. Jarak antara baris satu dengan berikutnya satu spasi, sedangkan
jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi. Contoh:
Boediono. 1998. Dampak Krisis Ekonomi TerhadapPendidikan. Jakarta: Pusat Penelitian Sains
dan Teknologi UI.
Penulisan jurnal sebagai daftar pustaka mengikuti urutan: nama belakang penulis, nama
depan penulis, tahun penerbitan, judul artikel (ditulis diantara tanda petik), judul jurnal
dengan digarisbawahi dan ditulis penuh, nomor volume dengan angka arab dan
digarisbawahi tanpa didahului dengan singkatan “vol”, nomor penerbitan (jika ada) dengan
angka arab dan ditulis di antara tanda kurung, nomor halaman dari nomor halaman pertama
sampai dengan nomor halaman terakhir tanpa didahului singkatan “pp” atau “h”.
Barrett. 1983. “The Emphaty Cycle: Refinement of A Nuclear Concept”. Journal of
Counselling Psychology. 28 (2), 91 – 100.
Kalau sumber tertulisnya berupa buku, maka urutan-urutan penulisannya adalah: nama
belakang penulis, nama depan, tahun penerbitan, judul buku digarisbawahi, edisi, kota asal,
penerbit. Daftar Pustaka berupa buku ditulis dengan memperhatikan keragaman berikut.
- Jika buku ditulis oleh dua orang, maka semua nama ditulis, nama pengarang kedua tidak
Ekosusilo, Madyo dan Bambang Triyanto. 1995. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Semarang:
Dahara Prize.
- Jika buku ditulis oleh lebih dari dua orang digunakan et.al. (dicetak miring atau
digarisbawahi)
Ramlan, M. dkk. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduan dalam Bahasa Indonesia.
- Jika penulis sebagai penyunting:
Rubin, Joan dan Bjorn H. Jernudd (ed.). 1971. Can Language Be Planned? Honolulu: The
University Press of Hawaii.
- Jika sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak
orang:
Pujianto. 1984. “Etika Sosial dalam Sistem Nilai Bangsa Indonesia”, dalam Dialog Manusia,
Falsafah, Budaya, dan Pembangunan. Malang: YP2LPM.
Gabriell. 1970. Children Growing Up: Development of Children’s Personality. (ed. 3). London:
University of London Press.
Soelaeman, M.I. 1985. Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis Terhadap Situasi Kehidupan dan
Pendidikan Dalam Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor pada FPS IKIP Bandung: tidak
diterbitkan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa dan Dana
bantuan Operasional. Jakarta: Depdikbud.
- Berupa Dokumen
- Berupa makalah:
Sanusi, A. 1986. “Menyimak Mutu Pendidikan Dengan Konsep Taqwa dan Kecerdasan,
Meluruskan Konsep Belajar dalam Arti Kualitaitf”. Pikiran rakyat (8 September 1986).
Contoh:
Thomson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. (Online). Tersedia:
Pengarang. (Tahun). Judul. Nama Jurnal [Jenis Media], Volume (terbitan), halaman. Tersedia:
Supriadi, D. (1999). Restructuring The Schoolbook Provision System in indonesia: Some Recent
Initiatives. Dalam Educational Policy Analysis Archives [online]. Vol 7 (7), 12 halaman. Tersedia:
http://epaa.asu.edu/epaa/v7n7.html [17 Maret 2000]
Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Majalah [Jenis Media], Volume, jumlah
halaman. Tersedia: alamat di Internet. [tanggal diakses]
Goodstein, C. (1991, September). Healers from the deep. American Health [CD ROOM], 60-64.
Tersedia: 1994 SIRS/SIRS 1992 Life Science/Article 08A [13 Juni 1995]
Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Surat Kabar [Jenis Media], jumlah halaman.
Tersedia: alamat di Internet. [tanggal diakses]
Cipto, B. (2000, 27 April). Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi Bisa
Runtuh. Pikiran Rakyat [online], halaman 8. Tersedia: http://www.pikiranrakyat.com [9 Maret
2000]
Pengirim (alamat e-mail pengirim). (Tahun, tanggal, bulan.). Judul Pesan. E-mail kepada
Contoh:
LATIHAN
Periksa kembali kutipan dan daftar pustaka dalam laporan saudara .