Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Dan Tujuan Penelitian (Ilmiah) Pada Umumnya

Menurut Ahli
April 02, 2017
Pengertian Penelitian (Ilmiah) Pada Umumnya
Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun
teknologi. Hal ini disebabkan karena penelitian ditujukan untuk mengungkapkan kebenaran
secara sistematis, metodologis, dan konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan
analisa dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.[1] Oleh karena
penelitian ilmiah merupakan sarana pengembangan bagi ilmu pengetahuan, maka metode
penelitian ilmiah yang diterapkan senantiasa disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang
menjadi induknya.

Oleh karena itu menurut Soerjono Soekanto, merupakan suatu yang lazim jika terdapat sedikit
perbedaan antara satu metode dengan metode lainnya. Namun hal ini tidak berarti terdapat
perbedaan yang utuh antara satu metode penelitian yang dikembangkan satu disiplin ilmu
dengan metode penelitian yang dikembangkan oleh disiplin ilmu lainnya. Perbedaan ini karena
masing-masing ilmu pengetahuan memiliki identitas masing-masing. Misalnya metode penelitian
dalam ilmu psikologi tidak selalu dapat dipaksakan terhadap penelitian-penelitian juridis
normative, karena kedua bidang ilmu ini (psikologi dan hukum) masing-masing memiliki karakter
khusus. Psikologi meneliti masalah kejiwaan manusia sedangkan ilmu hukum kebanyakan
meneliti tentang hukum yang mengatur tingkah laku manusia.[2]

Soejono dan Abdul Rahman dalam menjelaskan pengertian penelitian ilmiah menyinggung dua
dasar hukum yakni Surat Edaran Bersama Kepala BAKN dan Ketuan LIPI tanggal 29 Januari
1983 No. 02/SE/1983 dan No. 75/Kep/J/10/1983 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Peneliti dan
PP No. 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi.

Penelitian dalam Surat Edaran Bersama Kepala BAKN dan Ketuan LIPI tanggal 29 Januari 1983
No. 02/SE/1983 diartikan sebagai berikut :

“Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yang
sistematik untuk menemukan informasi ilmiah dan teknologi yang baru, membuktikan kebenaran
atau ketidak benaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala alam
dan atau gejala sosial.”[3]
Selanjutnya dalam PP No. 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan, pada Pasal 3 ayat (3) dan
dipertegas dalam Penjelasan memberikan pengertian penelitian sebagai berikut :

“Penelitian adalah kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan empiris, teori, konsep,
metodologi, model atau informasi baru yang memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi dan atau
kesenian.”[4]

M. Solly Lubis mengatakan bahwa sistim inkuiri dalam arti sempit adalah suatu metode untuk
mengkaji kenyataan-kenyataan mengenai sesuatu, dan atau untuk menyelidiki dan
mengumpulkan informasi mengenai sesuatu. Dengan pengertian sempit itu, system inkuiri
identik dengan sesuatu metode untuk meneliti sasaran tertentu. Tapi dalam pengertian yang
lebih luas, sistim inkuiri berarti suatu kompleks kegiatan keilmuan (berfikir ilmiah dan melakukan
kegiatan-kegiatan ilmiah) yang bertujuan untuk mendapatkan sesuatu pengetahuan yang
benar.[5] Dengan demikian penelitian adalah suatu wujud kebulatan dari serngkaian kegiatan
ilmiah.

Soerjono Soekanto menyatakan penelitian adalah usaha untuk menghimpun serta menemukan
hubungan-hubungan yang ada antara fakta yang diamati secara seksama, sistematis dan
menggunakan metode-metode atau tehnik-tehnik tertentu. Dengan demikian maka suatu
kegiatan ilmiah adalah usaha untuk menganalisa serta mengadakan konstruksi secara
metodologis, sistematis dan konsisten.[6]

Penelitian menurut Bambang Sunggono adalah upaya pencarian kembali pengetahuan yang
benar, bukan sekedar untuk mengamati dengan teliti terhadap suatu objek yang mudah
terpegang di tangan. Penelitian untuk mencari kebenaran ada yang dilakukan dengan
menggunakan metode ilmiah dan non ilmiah. Metode ilmiah dalam menemukan kembali
kebenaran dilakukan secara sistematis, objektif, rasional dan teruji.[7]

Dari sejumlah pengertian tentang penelitian tersebut diatas, dapat dirumuskan sejumlah unsur
penting yang terdapat dalam pengertian penelitian, sebagai berikut :

 serangkaian kegiatan. Suatu kegiatan penelitian terdiri dari sejumlah kegiatan yang
merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh. Kegiatan penelitian tidak cukup hanya
sekedar mengumpulkan data saja atau menganalisis data saja, atau hanya merupakan
kegiatan perumusan masalah dan hipotesis atau pengambilan kesimpulan, akan tetapi
seluruh kegiatan-kegiatan tersebut harus dilakukan sebagai bagian yang integral dari
sebuah penelitian.
 sistematis. Rangkaian kegiatan-kegiatan dalam penelitian dilakukan secara sistematis
dimulai dari perumusan masalah, telaah pustaka untuk membantu penyusunan hipotesis,
menyusun kerangka berfikir untuk menguji hipotesis, pengumpulan data, analisis data,
penarikan kesimpulan. Kegiatan ini dilakukan secara berurutan dan teratur
(sistematis).[8]
 Objektif. Penelitian adalah sebuah kegiatan yang objektif dimana si peneliti terlepas dari
prasangka-prasangka tertentu pada objek penelitian yang dapat mempengaruhi atau
mengarahkan pandangan peneliti.[9]
 Konsisten. Penelitian selain konsisten terhadap tahapan-tahapan penelitian juga harus
konsisten dengan kebenaran-kebenaran terdahulu yang dihimpun dan dirumuskan baik
dalam kerangka teori atau tinjauan pustaka.
 bertujuan mencari dan menemukan kebenaran. Setiap penelitian apapun tipologinya,
bagaimana pun metode yang dikembangkannya hanya mempunyai satu tujuan yakni
menemukan kebenaran. Kebenaran disini adalah kebenaran ilmiah yang teruji dan
terukur.[10]

Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan sebuah penelitian adalah untuk mencari atau menemukan kebenaran atau
pengetahuan yang benar. Dalam uraian yang lebih rinci, Satjipoto Rahardjo menjabarkan
pandangan Selltiz tentang tujuan penelitian dengan mengemukakan bahwa suatu penelitian
memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut :

 mendapatkan pengetahuan tentang suatu gejala, sehingga dapat merumuskan masalah


secara tepat ;
 memperoleh pengatahuan yang lebih mendalam tentang suatu gejala, sehingga dapat
merumuskan hipotesa ;
 untuk menggambarkan secara lengkap karakteristik atau ciri-ciri dari suatu keadaan,
perilaku individu dan perilaku kelompok ;
 mendapatkan keterangan tentang frekwensi suatu peristiwa ;
 memperoleh data mengenai hubungan antara satu gejala dengan gejala lain ;
 menguji hipotesa yang berisikan hubungan sebab akibat (untuk sebuah penelitian yang
didasarkan pada sebuah hipotesa).[11]

Sunaryati Hartono menjelaskan lima tujuan penelitian, yakni :


 menggambarkan secara jelas dan cermat hal-hal yang dipersoalkan ;
 menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari peristiwa ;
 menyusun teori, artinya mencari dan merumuskan dalil-dalil hukum (hukum-hukum atau
kausalitas mengenai hubungan antara kondisi yang satu dan kondisi yang lain, atau
hubungan antara peristiwa dengan peristiwa yang lain ;
 membuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan
terjadi, atau gejala-gejala yang akan timbul ;
 melakukan pengendalian atau pengarahan, yaitu melakukan tindakan-tindakan guna
mengendalikan atau mengarahkan peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala tertentu kearah
yang dikehendaki ;

Kelima tujuan ini sesuai dengan ucapan August Comte, bahwa ilmu sesungguhnya mempunyai
tugas praktis, karena katanya “savoir pour prevoir, prevoir pour prevenir” (dengan mengetahui
kita dapat meramalkan, dank arena kita dapat meramalkan kita dapat mencegah bahaya).[12]
Berdasarkan pandangan ini Sunaryati Hartono berpandangan bahwa sebuah penelitian tidak
berhenti pada perumusan teori saja, akan tetapi harus mengembangkan prediksi berdasarkan
teori yang sudah dirumuskan.

Tipologi Penelitian
Pembicaraan tentang tipe penelitian, maka akan sangat tergantung pada sudut pandang yang
dipergunakan dalam mengkategorikan penelitian. Berikut ini akan dikutipkan sejumlah tipe
penelitian berdasarkan sudut pandang tertentu :

1. dilihat dari sudut sifatnya, penelitian terdiri dari penelitian eksploratoris, penelitian deskriptif
dan penelitian eksplanatoris.
Penelitian eksploratoris dilakukan apabila pengetahuan tentang suatu gejala yang akan diteliti
masih sangat kurang bahkan mungkin tidak ada., sehingga diperlukan penjelajahan lebih jauh.
Terkadang penelitian ini disebut dengan feasibility study, yang bertujuan untuk memperoleh data
awal. Penelitian jenis ini lebih ditujukan untuk mengumpulkan data atau informasi sebanyak-
banyak tentang suatu gejala sehingga memungkinkan untuk merumuskan permasalahan secara
tepat atau hipotesis secara tepat dalam penelitian lebih lanjut.

Penelitian deskriptif adalah tipe penelitian untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang
suatu gejala atau fenomena. Penelitian deskriptif sangat berguna untuk mempertegas sebuah
hipotesa, agar dapat membantu dalam memperkuat teori-teori yang sudah ada, atau mencoba
merumuskan teori baru.
Apabila pengetahuan, dalam arti data atau informasi sudah cukup memadai, maka dipergunakan
penelitian ekplanatoris yang terutama ditujukan untuk menguji hipotesis-hipotesis tertentu.
Penelitian eksplanatoris sering disebut dengan istilah penelitian uji, karena ditujukan untuk
menguji hipotesis atau hubungan antar variable penelitian.

2. dilihat dari segi bentuknya, penelitian terdiri dari penelitian diagnostic, penelitian preskriftif dan
penelitian evaluatif.
Penelitian diagnostic merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan keterangan
mengenai sebab-sebab terjadinya suatu gejala atau beberapa gejala. Apabila sebuah penelitian
dilakukan untuk menemukan saran-saran atau alternative penyelesaian atas satu atau lebih
problem yang sedang terjadi, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian preskriftive.
Sedangkan apabila penelitian diarahkan untuk menilai program-program yang tengah dijalankan,
penelitian ini disebut dengan penelitian evaluatif.

3. Penelitian dari sudut tujuannya


Dilihat dari segi tujuannya dikenal penelitian untuk menemukan fakta belaka (fact finding).
Penelitian semacam ini dapat dilanjutkan dengan penelitian untuk menemukan masalah
(problem finding), untuk kemudian menuju pada problem identification. Tidak jarang penelitian
dilanjutkan kepada penelitian yang bertujuan untuk mengatasi masalah (problem solution).

4. Penelitian dari sudut penerapannya, dibedakan atas penelitian murni, penelitian yang berfokus
masalah dan penelitian terapan.
Penelitian murni atau juga disebut dengan penelitian dasar, pure research, basic research atau
penelitian fundamental adalah penelitian yang ditujukan untuk mengembangkan ilmu itu sendiri,
untuk keperluan pengembangan teori atau untuk keperluan pengembangan metodologi
penelitian. Penelitian ini mengkaji masalah-masalah yang sangat mendasar dari sebuah ilmu,
misalnya tentang pengertian-pengertian yang dipergunakan dalam sebuah ilmu.

Penelitian berfokus masalah adalah sebuah penelitian yang difokuskan pada suatu masalah
tertentu yang ditentukan atas dasar kerangka teoritis. Selanjutnya penelitian terapan (applied
research) selalu diartikan sebagai penelitian yang tujuannya untuk memecahkan masalah-
masalah praktis dalam masyarakat.

Di samping tipe-tipe tersebut, sebenarnya dalam banyak literatur bisa ditemukan sejumlah tipe-
tipe lain yang perumusannya didasarkan pada sudut pandang tertentu. Beberapa tipe penelitian
lain yang akan sering dijumpai misalnya penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, penelitian
mono disiplin, inter disiplin dan multi disiplin, dan lain sebagainya.

SUMBER / CATATAN KAKA ARTIKEL DI ATAS

 [1] Soerjono Soekanto, dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif ; Suatu Tinjauan
Singkat, Edisi 1, Cetakan Ketujuh, Rajawali Press, Jakarta, 2003, Hal. 1
 [2] Ibid., Hal. 1- 2
 [3] Dikutip dalam Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian Hukum, Cetakan Kedua,
Rineka Cipta, , Jakarta, 2003, Hal. 59.
 [4] Ibid., Hal. 59.
 [5] M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, Hal. 3-4
 [6] Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, UI Press, Jakarta,
1986, Hal. 3
 [7] Lebih lanjut Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta,
1998, Hal. 45-47.
 [8] Namun meskipun demikian untuk jenis penelitian kualitatif dengan design yang lebih
longgar antara satu jenis kegiatan dengan kegiatan lain dapat dilakukan secara
bersamaan, misalnya pengumpulan data dapat dilakukan secara bersamaan dengan
analisis data, karena dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan sepanjang
penelitian, tidak harus menunggu selesainya pengumpulan data.
 [9] Meskipun demikian patut pula untuk dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif
subjektifitas si peneliti sangat mempengaruhi hasil penelitian, misalnya keahlian si
peneliti dalam menafsir atau menganalisis sebuah fenomana berpengaruh besar pada
hasil penelitian.
 [10] Suatu kebenaran ilmiah adalah bukan merupakan kebenaran yang bernilai absolute.
Kebenaran ilmiah bersifat relative atau mendekati kebenaran sesungguhnya. Relatifitas
dari kebenaran ilmiah menyebabkan banyak pakar mengartikan kebenaran ilmiah
sebagai sebuah konsensus masyarakat ilmiah dalam ilmu pengetahuan yang
bersangkutan untuk satu masa tertentu. Jadi bisa saja sebenarnya consensus itu suatu
saat tidak lagi diterima sebagai sebuah consensus atau tidak dianggap consensus oleh
segolongan masyarakat ilmiah lainnya.
 [11] Satjipto Rahardjo, Pengantar Penelitian Hukum, Op.cit, Hal. 9
 [12] Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad Ke-20, Alumni,
Bandung, 1994, Hal. 102-103.

Anda mungkin juga menyukai