Dosen Pembimbing:
Finisica Dwijayanti Patrika S.Pd., M.Pd.,
Disusun Oleh:
Andis Meianti
14080324040
Hanif Safitri
14080324045
Rika Zahroil B.
14080324048
Delantika Arfi H.
14080324053
METODOLOGI PENELITIAN
A. Sejarah dan Pentingnya Penelitian
1. Sejarah Penelitian
Penelitian bermula dari adanya orang-orang yang tertarik untuk
mengadakan penelitian. Ketertarikan tersebut tidak terlepas dari keadaan
yang menyebabkan timbulnya ilmu pengetahuan serta ilmu penelitian itu
sendiri.
a. Timbulnya Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan berasal dari kekaguman manusia terhadap
sesuatu yang ada baik sesuatu yang kecil maupun besar. Ilmu
pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan
pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah yang dipadukan secara
harmonis dan teratur.
b. Timbulnya Penelitian
Manusia sebagai makhluk rasional sebenarnya sudah dibekali
dengan hasrat ingin tahu. Keingin tahuan manusia ini sudah didapat
sejak masih kecil atau kanak-kanak dan akan terus berkembang
secara dinamis. Hasrat ingin tahu manusia akan terpuaskan bila
sudah memperoleh pengatahuan mengenai apa yang dipertanyakan.
Manusia tidak akan pernah mencapai kepuasan mutlak untuk
menerima realita yang dihadapinya. Untuk mendukung dan
menyalurkan keingintahuannya maka manusia cenderung untuk
mengadakan penelitian.
Pada abad ke-17 orang masih berpandangan bahwa apa yang terjadi
bersifat alamiah. Peneliti mengamati secara pasif, tidak dengan sengaja
memanipulasi lingkungan dan tidak mengadakan eksperiman dengan
lingkungan. Masa itu disebut sebagai masa Prapositivisme. Pada abab ke
18 dengan ditandai oleh David Hume (sekitar yahun 1750) yang
berpandangan bahwa peneliti dapat dengan sengaja mengadakan
perubahan dalam dunia sekitar dengan melakukan berbagai eksperimen
sehingga timbul metode ilmiah (scientific method), yang selanjutnya
ditemukan aturan, hukum, prinsip umum tentang dunia kenyataan baik
dalam ilmu alam atau ilmu sosial. Masa itu disebut sebagai positivisme.
Menurit pandangan ini realitas dapat dipecah enjadi bagian-bagian.
Hukum yang berlaku pada bagian kecil, juga berlaku pada bagian
keseluruhan. Pengalaman bersifat objektif dan dapat diukur, realitas
hanya ada satu, yang mempunyai hukum hukum dan ciri-ciri tertentu
yang dapat diselidiki.]
Pendangan positivisme ini juga dapat dikenal dengan pandangan
kuantitatif (Nasution, 1988; Faisal 1990). Dalam bidang penelitian,
pendekatan pada mulanya didominasi oleh pendekatan kuantitatif sebagai
b.
c.
d.
e.
SUMBER :
Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.