Anda di halaman 1dari 2

Tugas Resensi Buku Filsafat Agama

Nurul Farhani 1180331000026

Judul Buku : BUKU SAKU FILSAFAT ISLAM

Penulis : Haidar Bagir

Penerbit : PT Mizan Pustaka, Bandung

Cetakan : Edisi revisi, cetakan II, Shafar 1427 H/Maret 2006

ILUMINASI SUHRAWARDI

Syihab Al-Din Yahya ibn Habasyi Ibn Amirak Abu Al-Futuh Suhrawardi, atau lebih
dikenal dengan Syihab Al-Din Suhrawardi, merupakan Guru Ilmuninasi (Syaikh Al-Isyraq),
sebuah sebutan bagi posisinya sebagai pendiri mazhab baru yang berbeda dengan mazhab
Paripatetik. Suhrawardi dilahirkan di Suhrawad sekitar tahun 550 H, dan di bunuh di Halb
(Aleppo), atas perintah Shalahuddin al-Ayyubi, tahun 588 H. Karena itulah dia digelari al-
Maqtul (yang dibunuh).

Karya-karya surawardi dalam filsafat itu ada empat yaitu Talwihat (Kitab tentang
Isyarat-isyarat), Muqawamat (Kitab tentang Perlawanan-perlawanan), Mutharahat (Kitab
tentang Perdebatan-perdebatan)—ketiganya membicarakan modifikasi filsafat Aristoteles.
Karya monumentalnya, Hikmat al-Isyraq (Teosofi dari Cahaya Timur), yang berhubungan
dengan doktrin iluminasinya.

Dasar dari sistem filsafatnya adalah pengalaman spiritual melalui dzauq atau hati
kemudian diungkapkan dengan penalaran rasional atau logika. Yang membentuk pemikiran
surawardi adalah pemikiran sufisme Al-Halaj dan Al-Ghazali.

Dia mengkritik logika Peripatetik, terutama Ibnu Sina yang menggunakan logika
Aristotelian untuk sampai pada apa yang mereka sebut sebagai kebenaran metafisik dengan
metode yang tidak tepat. Bagi Suhrawardi, untuk sampai pada kebenaran metafisik, metode
rasional-diskursif, sebagai yang digunakan oleh kaum Paripatetik, akan mengalami
kecacatan. Karena kebenaran metafisik berada diluar jangkauan rasio.
Surawardi juga bersandar kepada kepercayaan zoroaster. Karena agama zoroaster
nyembah api. Semakin ia mendekati api maka semakin dekat cahaya semakin dekat cahaya
maka semakin dekat dengan kebenaran.

Surawarni menembus teori emanasi, menurutnya bahwa akal tak hanya ada 10, bahwa
ada akal ke-11 sampai tidak terbatas. Kemudia ia mengganti istilah akal dengan cahaya.
Falsafah cahaya atau yang disebut falsafah iluminasi atau falsafah isyraq.

Aliran ini dipercaya dimulai oleh Plato, meskipun deskripsi yang lebih akurat
menunjukkan bahwa aliran ini sesungguhnya telah lahir jauh lebih dini dari itu, yakni dalam
masa-masa Sokratik dan pra Sokratik. Para filosof Isyrâqiyyah berbicara tentang suatu
kilatan-mendadak pemahaman atau ilham dalam pikiran. Selama periode Hellenistik dan
Romawi, aliran ini terserap dan tergabungkan dalam pikiran Kristiani dan Yahudi.

Inti ajaran falsafat iluminasi adalah cahaya, dari sifat dan penyebaran cahaya. Tuhan
adalah Cahaya yang disebut Suhrawardi sebagai Nur al-Anwar; Cahaya sebagai penggerak
utama alam semesta, sedangkan alam semesta merupakan sebuah proses penyinaran raksasa,
di mana semua wujud bermula dan berasal dari Prinsip Utama Yang Esa (Tunggal).

Cahaya ini adalah sumber segala sumber, dan tak ada yang bisa menyamakan
kedudukan Cahaya ini, Cahaya merupakan esensi yang paling terang dan paling nyata,
sehingga mustahil bila ada sesuatu yang lebih terang dan lebih jelas dari cahaya. Pendapat ini
sama dengan pemikiran Ibn Sina tentang Wajib al-Wujud. Suhrawardi juga berpendapat
bahwa Tuhan tidak dapat diliputi aksiden (‘ardh) ataupun substansi (jauhar), karena dapat
mengurangi Keesaan Tuhan. Maka dari itu, Cahaya Pertama mesti Satu (Esa, Tunggal), baik
dzat maupun sifat-Nya.

Anda mungkin juga menyukai