Anda di halaman 1dari 4

CATATAN HERMENEUTIK KRITIS HABERMAS

Kata Kunci: Kesepahaman palsu/bias/semu, kesadaran palsu, ideologi, distorsi, kognitif-praktis,


komunikasi, tradisi, emansipatoris, otonomi, relasi kuasa

- Dua metode penelitian dalam menjalankan Hermeneutik Kritis: Psikoanalisis Freud


dengan Kritik Ideologi Marx

- Persamaan Psikoanalisis Freud dengan Kritik Ideologi Marx adalah sama-sama


digunakan dalam menghadapi teks-teks yang tak lazim karena susunan makna yang
tercantum disana merupakan hal yang terdistorsi (menyimpang/perubahan) secara
sistematis dan itu tidak disadari sang penulis.

- Memahami menurut hermeneutik biasa: hanya sekedar merepresentasikan makna yang


penulis maksudkan (seperti Schleiermacher dan Dilthey).

- Hermeneutik Heidegger dan Gadamer: memberi makna baru yang mengarah pada masa
depan

- Tujuan Hermeneutik Kritis: menghindarkan penulis dari komunikasi yang terdistorsi


atau meyimpang dengan teks yang ia tulis.

(Agar si pembaca tidak menyalahpahami makna yang seharusnya memang tidak


dimaksudkan oleh penulis, atau agar tidak terjadi kerancuan makna yang sebelumnya
tidak disadari penulis ketika menulis teks tersebut)

- Teknik Hermeneutik Kritis ala Habermas: Merekonstruksi teks (menginterpretasi) dan


mendorong refleksi penulisnya (menganalisis)

- Tujuan akhir memahami: Kesepahaman (merujuk pada peristiwa akhir yakni sama-sama
paham, sejalan)

- Tujuan dari memahami ala Habermas: pembebasan diri dari dominasi

Karena Membaca: tanpa kita sadari itu dapat menjadi proses pendoktrinasi
- Psikoanalisis: dorongan dorongan manusiawi apa yang menjadikan sebuah kata itu
muncul

- Kritik Ideologi: interest/kepentingan apa yang beroperasi (yang diberlakukan) dalam


teks yang ditulis.

Setiap teks yang penulis buat itu pasti memuat atas kepentingan atau golongan tertentu,
dan itu dapat tanpa disadari. Sehingga itulah yang harus penulis cari.

(dalam artian selain untuk memahami makna yang harus dicapai, kita juga harus
mengetahui untuk kepentingan apa dan ideologi apa yang berlaku, sehingga tercapailah
tujuan dari memahami yakni pembebasan diri dari dominasi)

Contoh: Pembuatan undang-undang tentang ketenagakerjaan, harus diliat konteksnya


pada apa, untuk kepentingan siapa.

- Terdistorsi secara sistematis?

- Apa bedanya refleksi diri dengan refleksi kritis?

- Tradisi: menghasilkan prasangka, sangat berpengaruh pada cara orang memahami

- Sebagai pembaca kita harus memiliki kemampuan studi secara kritis-reflektif agar
terhindar dari giringan tradisi dan ideologi.

- Urgensi Hermeneutik Kritis Ideologi Habermas: Dalam proses memahami terjadi


proses komunikasi intersubjektif (antara subjek dengan subjek, bukan subjek-objek), agar
terhindar dari makna yang terdistorsi atau menyimpang, dan “terbebas” dari interferensi
(penekanan) ideologi atau bahkan tradisi yang tidak disadari.
Dan jika posisi kita adalah sebagai yang sedang bicara, maka usahakan bagaimana
caranya si pendengar tidak bias terhadap apa yang sedang kita bicarakan.

Kebenaran dipenuhi dari komunikasi yang saling membangun (hubungan antara


subjek dengan subjek)

#Tiga Cluster Keilmuan dari Tiga Dunia menurut Habermas

Realitas ilmu:

- Empiris-analistis: dunia yang bisa diakses oleh akal dan panca indera (ilmu kealaman,
bersifat objektif, untuk kepentingan teknis). Contoh: ilmu IPA

- Historis-hermeneutis: penghayatan individual/penghayatan pribadi (bersifat


subjektif, untuk kepentingan intersubjektif/kepentingan bersama/saling
memahami), contoh: ilmu Humaniora

- Sosial-kritis: Pemahaman terhadap orang lain (untuk kepentingan emansipatif, agar


masyarakat menjadi lebih baik). Contoh: ilmu IPS

#Rasio Komunikatif

Manusia seharusnya tidak menjalani hubungan secara instrumental atau satu arah, melainkan
rasio komunikatif dimana saling memahami, komunikasi dua arah.

#Kritik terhadap Marxist klasik

- Seharusnya untuk menuju masyarakat yang baik itu tidak menggembor-gemborkan


melalui revolusi dimana saling menjatuhkan (dalam hal ini hubungan subjek-objek),
melainkan menggunakan paradigma komunikatif (hubungan subjek-subjek).
#Kritik Habermas terhadap Marx

- Mengenai teori kritik Marx yang hanya berlandaskan pada Positivistic social, dimana
Marx mengemukakan bahwa tindakan dasar manusia hanya satu yakni ‘kerja’ (subjek-
objek/menguasai dan dikuasai)

- Habermas merekonstruksi teori kritik Marx, karena ia menganggap itu hanya membuat
manusia menjadi “teraliensi”, sehingga ia menambahkan tindakan dasar berupa
‘komunikasi’.1 Agar teremansipasi dari apa yang disebut ‘teraliensi’

- Alam bersifat pasif, sehingga kerja berarti menguasai alam, dimana alam ditempatkan
sebagai objek yang digali. Sedangkan dalam komunikasi tidak ada yang disebut
‘menguasai’ dan ‘dikuasai’, keduanya sama-sama disebut subjek dan subjek.

1
Ahmad Atabik, “Memahami Konsep Hermeneutika Kritis Habermas”, Jurnal Fikrah, Vol. I, No. 2, Juli-Desember
2013, hlm. 455

Anda mungkin juga menyukai