Anda di halaman 1dari 3

BEBERAPA POKOK KONSEP HERMENEUTIK GADAMER

 Gadamer mengkritisi konsep hermeneutik Schleiermacher dan Dilthey yang berasumsi bahwa
hermeneutik adalah tugas reproduksi, yaitu mereproduksi (atau merekonstruksi) secara utuh
makna otentik teks. Ini mustahil dilakukan, karena penafsir memiliki horizon pemahaman
tertentu yang berbeda dari horizon pemahaman dalam teks.
 Konsep hermeneutik Gadamer dibangun dengan bertolak dari tilikan Heidegger tentang pra-
struktur pemahaman. Pra-struktur pemahaman yang dimaksud adalah pelibatan makna-makna
yang telah ada sebelum proses hermeneutik dilakukan.
 Konsep tentang pra-struktur pemahaman ini dipergunakan oleh Gadamer untuk merehabilitasi
konsep ‘prasangka’. Prasangka yang dimaksud Gadamer adalah penilaian yang dilakukan
sebelum semua hal yang berhubungan dengan situasi yang dinilai itu diperiksa.
Sains mengklaim diri dapat membersihkan pengetahuan dari prasangka, karena sains memiliki
dasar dan justifikasi metodis. Inipun, menurut Gadamer, adalah prasangka. Lewat prasangka
seperti itulah ilmu-ilmu dengan metode ilmiahnya menafsirkan obyek-obyek mereka. Dorongan
pencerahan untuk memakai akal sebagai kekuatan superior pun merupakan sebuah prasangka.
 Komponen utama dari prasangka adalah otoritas dan tradisi. Otoritas adalah sesuatu yang dapat
diterima bersama dan mengatur kehidupan bersama, misalnya: hukum, norma, ilmu
pengetahuan, dsb. Sedangkan tradisi dapat diartikan sebagai bentuk kehidupan yang kita pakai
dan pergunakan sehari-hari yang diwariskan terus-menerus seiring dengan perjalanan waktu,
misalnya: bahasa, adat-istiadat, dsb.
 Dapat dibedakan antara prasangka yang legitim (sah) dan yang tidak legitim (tidak sah).
Prasangka disebut legitim apabila terkait dengan otoritas dan tradisi yang mendorong penemuan
kebenaran. Contoh prasangka yang legitim adalah ilmu pengetahuan. Buku teks tidak
memberikan contoh konkret tentang prasangka yang tidak legitim. Namun, kami menduga
bahwa prasangka yang tidak legitim adalah prasangkat yang tidak diakui (entah sudah diuji atau
belum) keabsahannya. Misalnya gosip atau tuduhan yang belum terbukti kebenarannya namun
sudah meluas informasinya. Atau juga teori-teori keilmuan yang sudah dibatalkan oleh teori-
teori yang lebih baru (misalnya, konsep tentang geosentris).
 Situasi hermeneutis adalah situasi ketika seseorang berupaya mengambil jarak terhadap obyek
yang diteliti namun pada saat bersamaan ia juga berada di bawah pengaruh-pengaruh zamannya
sendiri.
 Konsep ‘horizon’ merupakan bagian penting dari situasi hermeneutis. Horizon adalah jangkauan
penglihatan yang mencakup segala hal yang dapat dilihat dari suatu sudut pandang tertentu.
Horizon adalah prasangka yang terkandung di dalam tradisi, dan prasangka seperti itu dapat
diubah hanya dengan prasangka yang lain, sehingga dalam arti ini sebuah horizon melebar.

HABERMAS
Poin-poin kritik Habermas terhadap pemikiran Gadamer
 Kritik terhadap pengaruh otoritas dan tradisi dalam memahami
Habermas menyebut Gadamer gagal mengenali daya refleksi yang berkembang di dalam
Verstehen. Rehabilitasi prasangka tidak serta merta menjamin keabsahan (legitimasi) prasangka-
prasangka tersebut. Refleksi kritis terhadap ‘tradisi’ membuat tradisi merupakan proses kita
menerima (atau menolak) tradisi-tradisi itu sebagai pengetahuan. Refleksi kritis ini membuat kita
menyadari presuposisi-presuposisi tak sadar yang kita miliki. Jadi, kita dapat ‘putus’ dari tradisi
melalui ‘refleksi kritis’ atasnya.
 Kritik terhadap pengaruh kekuasaan dalam memahami
Habermas bukan mempersoalkan elemen tradisi dan otoritas di dalam pemahaman, melainkan
hubungan-hubungan kekuasaan di dalamnya. Pada kenyataannya, dalam konteks politik dan
agama, sering ditemukan tradisi yang mengandung kekuatan-kekuatan politik.
 Kritik terhadap ‘klaim’ universalitas hermeneutik.
Habermas berpendapat bahwa hermeneutik tidak dapat diterapkan di semua pengetahuan.
Batas-batas hermeneutik biasa adalah:
 Ilmu-ilmu alam. Dalam ilmu-ilmu alam, orang harus bisa mengambil jarak dari bahasa
percakapan dan menggunakan bahasa monologal untuk menyusun teori-teori. Yang
dimaksud dengan bahasa monologal adalah matematika dan logika.
 Teks abnormal. Teks disebut abnormal bila yang dihadapi oleh penafsir adalah bahasa
dan perilaku yang tidak dimengerti oleh penutur atau pelakunya sendiri. Menurut
Habermas, penyebab munculnya teks abnormal adalah adanya dua kasus, yaitu: kasus
psikopatologis dan kasus perilaku kolektif hasil indoktrinasi. Dalam kedua kasus ini
terjadi “komunikasi yang terdistorsi secara sistematis”. Distorsi disebut berlangsung
secara sistematis apabila distorsi tersebut menjauhkan atau bahkan mengisolasi para
pelaku dari akal sehat, sehingga makna-makna yang dihasilkan tidak memiliki acuan
pada akal sehat.

HERMENEUTIK KRITIS
 Hermeneutik kritis mencoba menjawab keterbatasan hermeneutik biasa, yaitu dalam kasus-
kasus terjadinya komunikasi yang terdistorsi secara sistematis.
 Hermeneutik kritis adalah sebuah metode ilmiah untuk memahami struktur-struktur makna
atau teks yang terungkap dalam tuturan yang dihasilkan oleh suatu proses komunikasi yang
terdistorsi secara sistematis.
 Menurut Habermas, dua tipe metode ilmiah yang menjalankan hermeneutik kritis adalah:
psikoanalisis Freud dan kritik ideologi Marx.
 Tujuan hermeneutik kritis adalah agar penulis teks memahami teks yang ditulisnya sendiri
sehingga terbebas dari distorsi-distorsi. (Memahami sebagai membebaskan).
 Menurut Habermas, teks abnormal mengalami ‘kerusakan teks dari dalam’. Teks tersebut telah
terdistorsi secara sistematis dalam tiga lapisan:
 Pada lapisan simbol-simbol: penggunaan bahasa tidak sesuai dengan tata bahasa umum
 Pada lapisan perilaku: kekakuan dan repetisi kompuslif.
 Secara keseluruhan: konkruensi antara simbolisme bahasa, tindakan-tindakan dan
ungkapan-ungkapan isyarat telah hilang.
 Jadi, terdapat dua persoalan: ketidaksadaran penulis dan kekacauan teks.
 Teknik yang dilakukan oleh hermeneutik kritis meliputi dua hal: merekonstruksi teks dan
mendorong refleksi penulisnya. Tugas pertama adalah tugas interpretasi, sedangkan yang kedua
adalah tugas analisis. Rekonstruksi teks adalah tugas Verstehen. Namun, tugas analisis
membutuhkan juga Erklaren untuk menemukan asal-usul terjadinya ‘pembelokan/distorsi’. Hasil
interpretasi, yaitu rekonstruksi teks, dan kesadaran pasien merupakan kesenjangan yang
menemukan jembatannya dalam ingatan pasien, maka hasil konstruksi harus dicek dengan
ingatan pasien.
 Upaya hermeneutik kritis untuk sampai pada pemahaman yang membawa ‘kebebasan’ bagi si
penulis menggambarkan adanya kepentingan emansipatoris.
 Kritik ideologi sebagai hermeneutik kritis memiliki proses yang kurang lebih sama. Konsep Marx
tentang kesadaran palsu dimengerti sebagai penipuan diri kolektif sebuah kelompok akibat
dominasi dan represi. Sebuah ideologi menghasilkan kesadaran palsu karena para penganutnya
begitu yakin atas isi yang diajarkan oleh ideologi tersebut meski bertentangan dengan
kenyataan. Seperti pada individu, represi sosial menghasilkan sensor-diri dan komunikasi yang
terdistorsi secara sistematis. Tugas seorang kritikus ideologi adalah menganalisa distorsi-distorsi
komunikasi dan ketergantungan yang membuat suatu kelompok terhambat menuju
kedewasaannya.
 Dalam konteks kehidupan masyarakat modern, upaya Habermas adalah untuk mendorong
proses saling memahami di dalam masyarakat modern yang demokratis dan pluralistis.
Penelitian sosial sebagai bagian komunikasi sosial adalah sebuah proses hermeneutis untuk
mencapai konsensus rasional secara intersubyektif.
 Pada akhirnya, memahami menurut Habermas dapat diartikan sebagai suatu praksis
pembebasan, yaitu praksis pembebasan dari kesepahaman semu hasil dominasi untuk mencapai
kesepahaman rasional yang bebas dominasi.

Anda mungkin juga menyukai