Hermeneutika
6 Makna Hermeneutika
Pemahaman Eksistensial
Geistewissenschaften
Kaitan Hermeneutika dengan ilmu tafsir
hermeneuein = menafsirkan
hermeneia = penafsiran.
hermeneutika = “membuat menjadi mengerti”
Proses ini dikaitkan dengan peran Hermes dalam
mitologi Yunani yang bertugas sebagai pembawa
pesan, sekaligus penafsir bagi pesan-pesan para
dewa. Ini sejalan dengan makna kata kerja
hermeneuein yang meliputi 3 aktivitas:
(1) mengekpresikan secara lantang dengan kata-kata,
atau sebut saja “mengatakan”,
(2) menerangkan, seperti dalam menerangkan situasi, dan
(3) menerjemahkan, seperti dalam menerjemahkan pesan
ke dalam bahasa asing. Ketiga aktivitas tersebut tercakup
dalam makna kata “menafsirkan”.
6 makna hermeneutika
Hermeneutika sebagai teori penafsiran
biblikal,
Metodologi filologi secara umum,
Ilmu tentang semua pemahaman lingusitik,
Landasan metodologis bagi
Geisteswissenschaften,
Fenomenologi eksistensi dan pemahaman
eksistensial,
Sistem penafsiran, baik yang bersifat
rekolektif maupun ikonoklastik, yang dipakai
manusia dalam memahami makna dibalik
mitos dan simbol-simbol.
1 Hermeneutika sebagai penafsiran biblikal
[1] F.W. Farrar, History of Interpretation, hal. 402 dalam Palmer, Hermeneutics, 38. [2] Palmer, 38.
Hermeneutika sebagai Ilmu
pemahaman linguistik
Hermeneutika dianggap sebagai “seni” atau
“ilmu” memahami, sebagaimana dilontarkan
oleh F. Schleiermacher. Di sini,
hermeneutika mengimplikasikan sebuah
kritik radikal terhadap landasan utama
filologi, yang mengharuskan hermeneutika
untuk bergerak mencapai batas luar
konsepsinya sebagai sekumpulan aturan-
aturan, dan untuk membuatnya koheren
secara sistematis, yaitu sebuah bidang ilmu
yang menjelaskan kondisi bagi pemahaman
dalam segala dialog. Hasilnya, bukan lagi
sekedar hermeneutika filologis, tetapi
hermeneutika yang bersifat umum yang
prinsip-prinsipnya dapat menjadi pondasi
bagi penafsiran segala macam teks.
Hermeneutika sebagai
Geisteswissenschaften
Wilhelm Dilthey, seorang penulis biografi
F. Schleiermacher, kemudian,
mengkonsepsi hermeneutika menjadi
disiplin induk yang menjadi pondasi bukan
saja bagi penafsiran teks yang melandasi
definisi ketiga, tetapi menjadi definisi baru
yang meliputi segala disiplin yang
memusatkan perhatian pada pemahaman
seseorang terhadap seni, prilaku, dan
tulisan-tulisan yang disebut dengan istilah
geisteswissenschaften.
5 Hermeneutika sebagai Fenomenologi dan Pemahaman
Eksistensial