1. Teori Hermeneutika
Teori hermeneutika memusatkan diri kepada persoalan teori
umum interpretasi sebagai metodologi ilmu-ilmu humaniora juga
termasuk ilmu-ilmu geisteswissenschaften (sosial kemanusiaan).
Tujuan hermeneutika ini adalah untuk mencapai makna yang
obyektif dan valid. Jadi hasilnya merupakan representasi dari
kondisi histori penulis / pengarang teks.
2. Filsafat Hermeneutika
Filsafat Hermeneutika menfokuskan pada status ontologis
memahami itu sendiri, sehingga berpendapat bahwa penafsir
telah mempunyai prasangka / mengetahui pada teks yang akan
ditelitinya. Implikasi konsep hermeneutika bergeser dari
reproduksi teks menjadi partisipasi dalam komunikasi antara
masa lalu dan kini. Hermeneutika filsafat memproduksi makna
baru, berbeda dengan tujuan hermeneutika teori. Heidegger dan
Gadamer mengembangkan pandangan ini, dengan penafsiran
sebagai peleburan horison-horison dan pemahaman sebagai
sikap produktif.
3. Hermeneutika Kritis
Hermeneutika kritis adalah penaksiran hubungan-hubungan
dalam pandangan standar dengan kritik terhadap konsep
penafsiran sebelumnya. Hermeneutika kritis terkait dengan teori
kritis madzhab Frankfurt dan mencurigai teks sebagai tempat
kesadaran palsu. Habermas menekankan faktor luar teks dalam
konteks penafsiran. Pentingnya konteks dalam menghasilkan
makna juga disoroti.