PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja
pendekatan Hermeneuitik dalam kajian islam. Dan memenuhi salah satu tugas mata
kuliah yaitu Pendekatan dalam Pengkajian Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, kata hermeneutik berasal dari bahasa yunani hermeneuein yang
berarti ‘’menafsiekan’’. Maka, kata benda hermeneia secara harfiah dapat diartikan
sebagai ‘’penafsiran’’ atau interprestasi. Istilah Yunani ini mengingatkan kita pada tokoh
mitologis yang bernama Hermes, yaitu seorang utusan yang mempunyai tugas
nenyampaikan pesan Jupiter kepada manusia. Hermes digambarkan sebagai seorang yang
mempunyai kaki bersayap, dan lebih banyak dikenal dengan sebutan Mercurius dalam
bahasa latin. Tugas Hermes adalah mengerjakan menerjemahkan pesan-pesan dari dewa di
Gunung Olympus kedalam bahasa yang dapat dimengerti oleh umat manusia.
Hermaneutik diartikan sebagai proses mengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan
menjadi mengetri. Batasan ini selalu dianggap benar, baik hermeneutik dalam pandangan
klasik maupun pandangan modern.1
Hermeneutika dapat digunakan dalam dua bentuk; pertama, pengetahuan tentang
makna yang terkandung dalam suatu kata, kalimat, teks, dan lain-lain; kedua, menemukan
instruksi-instruksi yang terkandung dalam bentuk-bentuk simbolik. Dengan kata lain studi
hermeneutik mencoba menganalisis dan menjelaskan teori penafsiran teks (nazariat ta’wil
al-nusus) dengan mengajukan pendekatan-pendekatan keilmuan lain yang dengan
sendirinya menguji proses pemahaman, mekanisme penafsiran dan penjelasan (teks).
Jadi dapat disimpulkan bahwa hermanautik adalah suatu pendekatan yang digunakan
untuk menafsirkan teks, atau konsep, lambang, simbol karya seni dan lain-lain yang belum
dimengerti oleh manusia untuk mendapatkan makna yang hakiki.
1
E.Sumaryono.Hermeneutik.(Yogyakarta:Pustaka Filsafat.1999).h.26.
B. Ruang Lingkup Pendekatan Hermeneutika
1. Obyek
Obyek, yaitu teks atau konsep. Tiga hal pokok dalam Islam yang perlu pengkajian
mendalam adalah tentang Allah (Tuhan Yang Maha Esa), manusia dan alam. Ketiga hal
tersebut mempunyai hubungan yang tak terpisahkan, dan teks atau konsep tentang
eksistensi ketiga hal tersebut adalah terdapat dalam al-Qur’an sebagai sumber pokok
agama Islam.
2. Subyek
Subyek yaitu pembuat teks atau konsep. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
al-Qur’an adalah teks atau konsep berupa wahyu Allah yang dapat dijadikan sebagai
pedoman hidup di dunia dan akhirat dan pembuat konsep atau teksnya adalah Allah
swt.
3. Pembahasan
Pembahasan terhadap teks atau konsep. Berkaitan dengan teks atau konsep dalam
tinjauan hermeneutika, Dr. W. Poespoprojo mengemukakan bahwa :
"Hermeneutika kini tidak hanya berkaitan dengan arti ganda, tetapi berhubungan
dengan seluruh kenyataan bahasa dan dengan suatu teks.Dengan demikian fungsi
simbolik dan interpretasi harus direinterpretasikan dalam konteks yang lebih pasti dari
teks’’2
Pembahasan tentang eksistensi Allah, manusia dan alam adalah bermuara pada
wahyu Allah, dan wujud dari teks atau konsep tersebut adalah al-Qur’an.
2
Edi Mulyono,Belajar Hermeneutika Dari Konfigurasi Filosofis Menuju Praksis Islamic Studies,
( Jogjakarta: IRC.2013).h.87
C. Macam-macam Pendekatan Hermeneutik
1. Hermeneutika Teoretis
Dalam pendekatan hermeneutika teoritis problem hermaneutisnya adalah metode.
Pandangan ini mempersoalkan metode apa yang sesuai untuk menafsirkan teks
sehingga mampu menghindarkan seorang penafsir kesalahpahaman, dan menemukan
makna objektif dengan metode yang valid. Menurut Schleirmacher, ada dua bagian
yang perlu diperhatikan dalam kegiatan menafsirkan teks yaitu :
a. Segala sesuatu yang membutuhkan ketetapan (makna) dalam suatu teks tertentu
hanya dapat diputuskan dengan merujuk pada lapangan kebahasaan istilah lain
untuk kebudayaan yang berlaku diantara pengarang dan publik pendengarnya.
b. Makna dari sebuah kata dari subuah batang tubuh teks ditetapkan dengan
merujuk pada koesistensinya dengan kata-kata lain disekelilingnya.
Jadi, penafsiran selalu bersifat holistik dan parsial. Seorang penafsir tidak
mungkin memahami sesuatu objek, seperti teks atau kalimat, sebagai sebuah bagian
partikultular tanpa merujuk kepada seluruh konteksnya.
2. Hermeneutika Filosofis
Hermeneutika filosofis ini merupakan proses pemahaman atau pra pemahaman
yaitu pertemuan antar pembaca dan teks. Hermeutika filosofis berpendapat dengan
tegas bahwa penafsir atau pembaca telah memiliki prasangka atau pra pemahaman atas
teks yang dihadapi sehingga tidak mungkin untuk menghasilkan makna yang obyektif
atau makna yang sesuai penggagas teks. Hermeneutika tidak bertujuan untuk
memperoleh makna yang obyektif sebagaimana teori hermeneutika melainkan pada
pengungkapan mengenai desain manusia dalam temporalitas dan historikalnya.
Implikasinya konsep mengenai apa yang terlibat dalam penafsiran yang pada akhirnya
bergeser dari reproduksi sebuah teks yang udah ada sebelumnya menjadi partisipasi
dalam komunikasi yang sedang berlangsung antara masa lalu dan masa kini.
3. Hermeneutik Kritis
Hermeneutika kritis merupakan interpretasi dengan pemahaman yang
ditentukan oleh kepentingan sosial (sosial interest) yang melibatkan kepentingan
kekuasaan (power interest) sang interpreter. Secara metodelogis, teori ini dibangun atas
klaim bahwa setiap bentuk penafsiran dipastikan terdapat bias atau unsure kepentingan
politik, ekonomi, sosial, seperti bisa strata kelas, suku, dan gender dengan kata lain,
metode ini mempunyai konsekuensi curiga dan waspada ( kritis) terhadap bentuk tafsir,
seperti jargon jargon yang dipakai dalam sains dan agama. Sehingga hermeneutika ini
bertujuan untuk mengungkap kepentingan di balik teks.3
8
Ibid., h. 62
9
Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualias Alquran, diterj. Khoiron Nahdyiyyin, (Yogyakarta: LKiS, 2005),
h.10
10
Khalid Abou al-Fadl, Atas Nama Tuhan, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2004), h.19
11
Sahiron Syamsudin, dkk, Hermeneutika AlQur’an Mazhab Yogy.h.62
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan hermeneutik dalam dalam pendidikan islam
berguna untuk menafsirkan teks, linguistik, sejarah agama, dan disiplin ilmu yang lainnya
adalah suatu kreasi, karya, dan bikinan manusia. Karena itu, ia mempunyai kelemahan
yang tidak bisa ditutupi, lebih-lebih jika ia berdiri sendiri tanpa dialog dengan lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan Hermanautik adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk
menafsirkan teks, atau konsep, lambang, simbol karya seni dan lain-lain yang belum
dimengerti oleh manusia untuk mendapatkan makna yang hakiki.
Pendekatan Hermeneutika ini dipertemukan dengan kajian Al-Qur`an, maka
persoalan dan tema pokok yang dihadapi adalah bagaimana teks Al-Qur`an hadir di tengah
masyarakat, lalu dipahami, ditafsirkan, diterjemahkan, dan didialogkan dengan dinamika
realitas historisnya.Ruang lingkup pendekatan Hermeneutika yaitu: Obyek, subyek, dan
pembahasan.
Pada dasarnya hermeneutik berhubungan dengan bahasa. Kita bepikir melalui bahasa,
kita berbicara dan menulis dengan bahasa, dan yang membuat interprestasi adalah bahasa,
bahkan seni pun menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Bahasa menjadi pusat
pembicaraan filosifis. H.G. Gademer menulis sebagai berikut bahasa merupakan modus
operasi dari cara kita berada di dunia dan merupakan wujud yang seakan-akan merangkul
konstitusi tentang dunia.
Yang ditawarkan oleh hermeneutik dalam menafsirkan teks, linguistik, sejarah
agama, dan disiplin ilmu yang lainnya adalah suatu kreasi, karya, dan bikinan manusia.
Karena itu, ia mempunyai kelemahan yang tidak bisa ditutupi, lebih-lebih jika ia berdiri
sendiri tanpa dialog dengan lainnya.
B. Penutup
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan mengenai materi yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini. Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan atau reserensi yang penulis peroleh. Hubungannya dengan
makalah ini penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin.