DOKUMEN 1
LEMBAR PENGESAHAN
Berdasar kepada hasil rapat dan musyawarah bersama Tim Pengembang Kurikulum tanggal
13 Juli 2021 di SD Muhammadiyah 1 Tias Bangun Kecamatan Pubian serta memperhatikan usulan
dan saran dari pengurus sesuai dengan tugasnya, maka dengan ini Kurikulum Sekolah 2013 Masa
Pendemi Covid-19 SD SD Muhammadiyah 1 Tias Bangun Kecamatan disahkan untuk diberlakukan
pada Tahun Pelajaran 2021/2022.
Mengetahui,
TENTANG
TIM PENGEMBANG KURIKULUM 2013
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
MEMUTUSKAN
Tembusan:
1. Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah
2. Arsip.
Lampiran I : Surat Keputusan Kepala SD Muh Tias Bangun
Nomor : 420/01/KPTS/SDMUHTB/VI /2021
Tanggal : 12 JULI 2021
TENTANG
KURIKULUM SEKOLAH 2013 MASA PANDEMI COVID-19
SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH 1 TIAS BANGUN
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Menimbang : a. Bahwa Dalam Rangka Melaksanakan Permendikbud No. 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
b. Sehububungan yang pada masa saat ini adalah masa pandemi Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) yang perlu diantisipasi dampak
penyebarannya, maka Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19
yang dikembangkan pada SD Muhammadiyah 1 Tias Bangun
dilaksanakan secara Dalam Jaringan (Daring) dan Luar Jaringan (Luring).
c. Berdasarkan butir a dan b diatas dan untuk menjamin terpeliharanya dan
demi kelancaran Kurikulum Sekolah perlu diatur dan ditetapkan dalam
Surat Keputusan Kepala Sekolah.
Memperhatikan : 1. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
3. Perpres 87 Tahun 2017 tentang penguatan Pendidikan Berkarakter;
4. Permendikbud RI No 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
5. Permendikbud No 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan;
6. Permendikbud No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi;
7. Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses;
8. Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian;
9. Permendikbud N0 37 Tahun 2018 tentang KI dan KD.
10.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016,
Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah.
11.Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2021
tentang Pencegahan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Pada
Satuan Pendidikan.
12.Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2021
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
13.Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2021/2022 dan Tahun Akademik
2021/2022 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Menerbitkan, Mengesahkan dan Memberlakukan Kurikulum Sekolah 2013 Masa
Pandemi Covid-19 Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Tias Bangun Tahun
Pelajaran 2021/2022.
Kedua : Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 Sekolah Dasar
Muhammadiyah 1 Tias Bangun termuat dalam Dokumen I.
Ketiga : Upaya perbaikan dalam rangka penyempurnaan Kurikulum Sekolah 2013 Masa
Pandemi Covid-19 Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Tias Bangun dilakukan
secara terus menerus yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik,
kondisi
pembangunan nasional, serta kemajuan ilmu pembangunan dan teknologi.
Keempat : Semua biaya yang timbul akibat pelaksanaan keputusan ini, dibebankan pada
anggaran yang sesuai.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir sesuai dengan Tahun
Pelajaran 2021/2022.
Setelah memeriksa dokumen Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 yang
ditetapkan/disahkan oleh,
Satuan Pendidikan : SD Muhammadiyah 1 Tias Bangun
Alamat : Jalan Sastro Utomo
Desa Tias Bangun Kec. Pubian Kab. Lampung Tengah
Dengan menggunakan instrumen validasi/telaah Masa Pandemi Covid-19, bersama ini :
Nama : ABDUL BARI, S.Pd.
NIP : 19061219870220001
Jabatan : Pengawas TK/SD Kecamatan Pubian
Memberikan pertimbangan dan atau rekomendasi untuk melaksanakan Kurikulum Sekolah 2013
Masa Pandemi Covid-19 di SD Muhammadiyah 1 Tias Bangun tersebut:
Abdul Bari,S.Pd.
NIP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi, karena berkat izinnya-lah kami telah
selesai menyusun Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pendemi Covid-19 SD Muh 1 Tias Bangun.
Kurikulum ini disusun berdasarkan Peratutan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Pendidikan Nasional (SPN) Pasal 17 Ayat 1 “ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat
dikembangkan sesuia dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial
budaya masyarakat setempat dan peserta didik “serta Perturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Kami menyadari bahwa penyusunan kurikulum ini masih banyak kekurangan, baik isi
maupun redaksi, semuanya semata mata karena keterbatasan pemikiran dan wawasan kami, oleh
karenanya kami mengharapkan tanggapan berupa saran atau kritik yang konstruktif untuk perbaikan
selanjutnya.
Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pendemi Covid-19 ini disusun untuk dijadikan bahan acuan,
khususnya bagi para tenaga pendidik dan kependidikan, dilingkungan SD Muh 1 Tias Bangun
dalam rangka mengembangkan sekolah ke arah yang lebih baik.
Akhir kata penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terwujudnya kurikulum ini, semoga Allah Swt membalas amal bakti kita semua. Amin.
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang
dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang
mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, peserta didik dituntut untuk
paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin
yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh
peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.
Di dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Bagian Umum dijelaskan bahwa pembaruan pendidikan memerlukan strategi
tertentu, dan salah satu strategi pem-bangunan pendidikan nasional ini adalah pengembangan
dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.”
Pasal 35 Undang-undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur bahwa Standar
nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.” Selanjutnya di dalam penjelasan Pasal 35
dinyatakan bahwa “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yanga telah
disepakati.”
Pada hakikatnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran tersebut diperlukan
suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para pendidik dalam menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran. Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19)
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Dunia Pendidikan kini dihadapkan pada suatu persoalan baru yaitu hadirnya wabah
Corona Virus Disease (Covid-19) yang pertama kali terdeteksi muncul di cina tepatnya di kota
Wuhan Tiongkok pada akhir tahun 2019, mendadak menjadi teror mengerikan bagi masyarakat
dunia, terutama setelah merenggut nyawa ratusan orang dalam waktu yang relatif singkat.
Hampir kurang lebih 200 negara di dunia terjangkit virus korona termasuk Indonesia.
Berbagai upayapun telah dikerahkan yang menguras energi bangsa dalam rangka
pencegahan, pengobatan dan sebagainyapun telah dilakukan dalam memotong mata rantai
penyebaran virus corona, dari pembuatan regulasi kebijakan oleh pemerintah muali dari
Penerapan Sosial Berskala Besar (PSBB), penggunaan masker, membiasakan cuci tangan
dengan sabun di air mengalir/Hansanitizer, menjaga imunnnitas tubuh, jaga jarak (Psychal
distancing), menghindari kerumunan banyak oarang dalam satu tempat (social distancing),
Isolasi mandiri hingga lockdown di beberapa wilayah termasuk kota-kota besar di negera kita
sudah dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus korona.
Kehadiran pandemi Corona Virus Disease (Covid-2019), menyingkapkan sejumlah
persoalan genting yang menghantui bangsa ini, meluluhlantakkan sendi-sendi kehidupan
bangsa hingga melahirkan problem socio-cultural multi dimensi baik politik, sosial, budaya,
ekonomi hingga ketahan mental baik fisik maupun sprirtual yang harus segera diatasi karena
menyangkut keberlangsungan hidup dan kemandirian jati diri bangsa termasuk didalamnya
layanan pendidikan pada sekolah secara khusus.
Bahwa saat ini seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terdampak
penyebaran Covid-19. Selain itu di beberapa daerah di wilayah Indonesia terdapat juga yang
terdampak musibah atau bencana lain walaupun bersifat lokal. Dalam kondisi apapun, negara
berkewajiban melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu negara
berkewajiban mencarikan jalan keluar keberlangsungan pendidikan di sekolah. Menyadari letak
geografis wilayah Indonesia sebagai daerah kepulauan dengan keadaan yang berbeda-beda,
perlu dirumuskan regulasi yang dapat menjadi solusi agar kegiatan pembelajaran tetap dapat
dilaksanakan dengan baik di tengah kondisi darurat apapun. Sebab Belajar tidak pernah
mengenal kata berhenti, dalam kondisi apapaun tanpa menganal ruang dan waktu. Namun
dalam kondisi darurat, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara normal seperti
biasanya, namun demikian peserta didik harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan
pembelajaran.
Pada masa darurat Covid-19, sekolah telah menyiapkan sejumlah strategi dan program
guna mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran di tengah kondisi darurat sesuai dengan
kondisi dan kreatifitas serta kemampuan sekolah. Mulai menugaskan peserta didik belajar dari
rumah dengan bimbingan dari guru dan orang tua hingga bentuk-bentuk lain yang membuat
keberadaan peserta didik tetap terlayanan pada kebutuhan belajaranya sesuai dengan batas
kemampuan yang ada. Kegiatan pembelajaran tidak hanya dilaksanakan sepenuhnya di sekolah,
tetapi peserta didik dapat belajar dari rumah. Kegiatan pembelajaran yang semula lebih banyak
dilaksanakan secara tatap muka antara guru dengan peserta didik di kelas, kini berubah menjadi
pembelajaran jarak jauh secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Upaya-upaya
tersebut dalam rangka mengoptimalkan layanan pendidikan di sekolah di masa darurat
Dari hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, diketahui bahwa belum semua
sekolah dapat menjalankan kegiatan pembelajaran jarak jauh secara online/daring (dalam
jaringan) secara penuh, dan sebagian besar menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh secara
luring (luar jaringan). Beberapa kendala ditemukan antara lain; keterbatasan SDM, keterbatasan
sarana berupa laptop atau HP yang dimiliki peserta didik, kesulitan akses internet dan
keterbatasan kuota internet peserta didik yang disediakan orang tuanya, dan sebagainya. Selain
itu pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama masa darurat Covid-19 antara satu sekolah
dengan sekolah yang lainnya sangat bervariasi, sesuai dengan persepsi dan kesiapan masing-
masing sekolah.
Implementasi Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 pada Sekolah, terutama
jenjang Sekolah Dasar menuntut adanya perubahan paradigma pada perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Kegiatan pembelajaran tidak hanya
dilaksanakan sepenuhnya di sekolah, tetapi peserta didik dapat belajar dari rumah. Kegiatan
pembelajaran yang semula lebih banyak dilaksanakan secara tatap muka antara guru dengan
peserta didik di kelas, kini berubah menjadi pembelajaran jarak jauh secara daring (dalam
jaringan) dan luring (luar jaringan). Kegiatan belajar dari rumah menuntut adanya kolaborasi,
partisipasi dan komunikasi aktif antara guru, orang tua dan peserta didik menjadi satu kesatuan
yang saling mendukung, dengan prinsip bahwa semua kita adalah guru, semua kita adalah
murid dan semua tempat adalah kelas, nampaknya menjadi oase ditengah dahaga akan prestasi
anak bangsa.
Belajar dari rumah tidak sekedar memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada kurikulum,
tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia, ubudiyah dan kemandirian
peserta didik. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi pelajaran dan
memberi tugas kepada peserta didik, agar terwujud pembelajaran yang bermakna, inspiratif dan
menyenangkan agar peserta didik tidak mengalami kebosanan belajar dari rumah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, agar kegiatan pembelajaran pada masa darurat
berjalan dengan baik dan optimal, maka SD Muh 1 Tias Bangun telah menyusun Kurikulum
Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19, sebagai acuan sekolah dalam menyelenggarakan
pembelajaran di masa darurat pada Tahun Pelajaran 2021/2022.
Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 pada SD Muh 1 Tias Bangun ini disusun
oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah dengan melibatkan unsur; guru, konselor,
komite sekolah, Kepala Sekolah, praktisi pendidikan, pengawas pembina dan unsur stakeholder
lainnya.
A. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
B. Visi Sekolah
"TERWUJUDNYA SUMBER DAYA MANUSIA SD MUH 1 TIAS BANGUN YANG
SEHAT, CERDAS, TRAMPIL BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA"
Indikator Visi:
1. Mewujudkan akhlak yang mulia sesuai dengan syariat Islam.
2. Mewujudkan pengamalan ajaran agama islam sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
3. Mewujudkan kegiatan keagamaan, kedisiplinan sekolah dan kegiatan pemblajaran.
4. Meningkatkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan pemblajaran yang aktif, kreatif, inofatif,
dan menyenangkan.
C. Misi Sekolah
Mengacu pada visi sekolah di atas, maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Menanamkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui pembelajaran dan pengamalan
ajaran agama Islam.
2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.
3. Mengembangkan pengetahuan agama dan pengetahuan umum bagi pendidik dan peserta didik.
4. Meningkatkan profionalisme guru
5. Meningkatkan kedisiplinan guru dan siswa
6. Menjalin kerjasama yang baik dengan warga sekolah dan masyarakat.
D. Tujuan Sekolah
Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Dasar dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 yaitu
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak, serta ketrampilan untuk hidup
mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka tujuan yang ingin dicapai oleh SD
Muh 1 Tias Bangun adalah sebagai berikut :
1. Terciptanya managemen sekolah yang baik.
2. Terciptanya proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Peningkatan keterampilan Baca Tulis Al Quran
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi dalam bentuk mata pelajaran, posisi
konten atau mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten atau mata pelajaran dalam
semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu.
Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam
sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan
datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem
pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum
mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran, apakah mereka
harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum
terdiri atas sejumlah mata pelajaran dan beban belajar.
Tabel 1
Struktur Kurikulum
Alokasi Waktu Belajar
No Mata Pelajaran Perminggu
I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 4 4 4 4 4 4
3 Bahasa Indonesia 4 4 5 5 5 5
4 Matematika 4 4 4 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4 4 4 4
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4 4 4 4
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
3 Bahasa Daerah (Lampung) 3 3 3 3 3 3
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 35 35 37 39 39 39
Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat diterapkan dalam
pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni,
budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta
permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan dilakukan juga
terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan dengan
menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan
antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia
perkembangan psikologis peserta didik.
Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki
Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA dan
IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai
tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata
pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain kegiatan
intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan
ekstrakurikuler SD Muhammadiyah 1 Tias Bangun antara lain Pramuka (Wajib), Hafidz Al-
Quran, dan Kesenian (Drumb Band).
B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum 2013 SD Muh 1 Tias Bangun meliputi sejumlah mata pelajaran yang
kedalamanya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Muatan
Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan pengembangan
diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan diluar tatap muka. Di
samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi
kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional Pendidikan
menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan diuntungkan
dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai dengan Satandar Nasional
Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas kompetensi dasar dam kompensi inti.
1. Mata Pelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta
didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada
mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pada masing-masing tingkat
satuan pendidikan. Metode dan pendekatan pada mata pelajaran tergantung pada ciri khas
dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi yang
tersedia di sekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan
pilihan pada setiap satuan pendidikan.
1. Pendidikan Agama Islam
Tujuan:
a. Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta
didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT;
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta
mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-
bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
3. Bahasa Indonesia
Tujuan:
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dn bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
dan bahasa negara.
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan.
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial.
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun
2018.
4. Matematika
Tujuan:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.
c. Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
5. Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memacahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memlihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
7. Seni Budaya dan Prakarya
Tujuan:
a. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.
b. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya.
c. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.
d. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat lokal,
regional, maupun global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan prakarya
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37
Tahun 2018.
8. Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan
Tujuan:
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas
jasmani dan olahraga yang terpilih.
b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
d. Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
e. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis.
f. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.
g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup
sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahrga, dan Kesehatan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
2. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bertujuan memeberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar, dan pengembangan
karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif tidak kuantitatif seperti pada mata
pelajaran. Tahapan kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan cara:
1. Identifikasi
a. Daya dukung dan potensi.
b. Bakat dan minat peserta didik.
2. Pemetaan
a. Jenis layanan pengembangan diri.
b. Petugas yang melayani.
c. Peserta didik yang dilayani
3. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan Program (Standar
kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi Pokok, Indikator,
Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber Belajar).
a. Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
b. Monitoring Pelaksanan
c. Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )
d. Analisis hasil penilaian (berbasis data, profesional, realitis, valid, transparan dan
akuntable)
Pelaporan Umum dalam format raport rincian dalam buku laporan pengembangan diri.
Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti:
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler meliputi beragam
kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik, terdiri atas:
a. Pramuka
b. Hafidz Quran (hafalan)
c. Keseninan (Drum Band)
2. Kegiatan Pembiasaan
Guna mengembangkan nilai religi, nilai-nilai sportifitas kehidupan berbangsa dan
bernegara pembentukan karakter peserta didik dilakukan melalui:
a. Pembiasaan Rutin
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di sekolah.
Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin di SD
Muhammadiyah 1 Tias Bangun. adalah sebagai berikut:
1) Sholat Dhuha
2) Upacara bendera setiap hari senin
3) Berdoa sebelum dan sesudah belajar
4) Menghafal Suratan pendek jus 30.
5) Pengajian setiap hari Jum’at dan menyimak bacaan surat pendek dalam Al Qur’an
6) Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas.
7) Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar
8) Membaca buku di perpustakaan.
b. Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas
maupun tingkat sekolah.
3. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu
semester. Beban belajar di SD Muhammadiyah 1 Tias Bangun kelas I, II, dan III masing-
masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap
minggu.
Jam belajar SD Muhammadiyah 1 Tias Bangun adalah 35 menit. Dengan adanya tambahan
jam belajar dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu
untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi peserta didik aktif. Proses
pembelajaran peserta didik aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses
pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati,
menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi.
Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik
peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa
yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya.
Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan
hasil belajar.
Tabel 2 :
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SD Muh 1 Tias Bangun
Satu jam Minggu
Jumlah jam
pembelajaran Efektif
Kelas pembelajaran Waktu pembelajaran Per Tahun
tatap persemester
Per Minggu
muka/menit Tahun Ajaran
1140 jam pembelajaran
1 35 30 38
(39900 menit)
1216 jam pembelajaran
2 35 32 38 (41230 menit)
1292 jam pembelajaran
3 35 34 38 (42560 menit)
1368 jam pembelajaran
4 35 36 38 (47880 menit)
1368 jam pembelajaran
5 35 36 38 (47880 menit)
1368 jam pembelajaran
6 35 36 38 (47880 menit)
Beban belajar penugasan tersetruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur maksimum
40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaran Untuk tatap muka 60 %.
Contoh perhitungan pemberian tugas.
4 x 35 menit = 140 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 140 menit = 56 menit jadi untuk
pemberian tugas hanya 56 menit per minggu.
Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah stara dengan satu jam
tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah stara dengan dua jam tatap muka.
Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi disesuaikan dengan jenis
pengembangan yang di pilih.
4. Penilaian
Sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi,
ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/sekolah.
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil
belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d 100%. Kriteria ideal ketuntasan
belajar untuk masing-masing indikator adalah 65%.
Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung
dalam menyelenggarakan pembelajaran.
Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusakan peningkatan kriteria
ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal.
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas, esensial intake
peserta didik, dan saran prasarana.
Adapun Standar Hasil Belajar/SKBM SD Muh 1 Tias Bangun Tahun Pelajaran 2021/2022
adalah sebagai berikut:
Tabel 3 :
Standar Hasil Belajar/SKBM
SKBM
No Mata Pelajaran
Angka Huruf
Kelompok A
1 Pendidikan Agama 70 Tujuh Puluh
2 Pendidikan Kewarga negaraan 65 Enam Puluh Lima
3 Bahasa Indonesia 65 Enam Puluh Lima
4. Matematika 55 Lima puluh Lima
5. Ilmu Pengetahuan Alam 65 Enam Puluh Lima
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 60 Enam Puluh
Kelompok B
7. Seni Budaya dan Keterampilan 65 Enam Puluh Lima
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga 65 Enam Puluh Lima
9. Bahasa Lampung 60 Enam Puluh
2) Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP. 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan dasar setelah:
1. Peserta didik menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar (KD) Kompetensi Inti
(KI) dan Indikator semua mata pelajaran.
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran,
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarga negaraan
dan
kepribaduian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani olahraga dan kesehatan.
3. Persentasi kehadiran minimal 75%
4. Lulus Ujian Sekolah.
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi
Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatujenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian
hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi
dasar. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan
dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan
(Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu
menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa
pembelajaran secara integratif.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara
tidak langsung(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan
(Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
Tabel 4 :
Kompetensi Inti Kelas I, II, dan III
KOMPETENSI INTI KELAS I DAN
KOMPETENSI INTI KELAS III
KELAS II
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya. yang dianutnya
Tabel 5 :
Kompetensi Inti Kelas IV, V, dan VI
KOMPETENSI INTI KELAS IV KOMPETENSI INTI KELAS V DAN VI
1. Menerima, menghargai, dan menjalankan 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan
ajaran agama yang dianutnya. ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
jawab, santun, peduli, dan percaya diri tanggung jawab, santun, peduli, percaya
dalam berinteraksi dengan keluarga, diri, dan cinta tanah air dalam
teman, tetangga, dan guru. berinteraksi dengan keluarga, teman,
tetangga, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan 3. Memahami pengetahuan faktual dan
cara mengamati [mendengar, melihat, konseptual dengan cara mengamati dan
membaca] dan menanya berdasarkan rasa mencoba [mendengar, melihat,
ingin tahu tentang dirinya, makhluk membaca] serta menanya berdasarkan
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan rasa ingin tahu secara kritis tentang
benda-benda yang dijumpainya di rumah, dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
sekolah, dan tempat bermain. kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan
bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, konseptual dalam bahasa yang jelas,
dalam karya yang estetis dalam gerakan logis, dan sistematis, dalam karya yang
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam estetis dalam gerakan yang
tindakan yang mencerminkan perilaku mencerminkan anak sehat, dan dalam
anak beriman dan berakhlak mulia. tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri
atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus
dikuasai peserta didik.
Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari
konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan
berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan
perenialisme.
Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai
disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial,
progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik
seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata
pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi
esensialisme dan perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran
tercantum pada Lampiran Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 yang mencakup: Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan
Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi
Waktunya.
44
BAB V
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU,
PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun kalender
pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/sekolah mengacu kepada
Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/sekolah, kebutuhan
perserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender pendidikan
sebagai berikut:
a. permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh
Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
b. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran. Sekolah/sekolah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan
keadaan dan kebutuhannya.
c. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah
jam untuk kegiatan pengembangan diri.
d. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal. Hari lbur sekolah/sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala
Daerah Tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat
menetapkan hari libur khusus.
e. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari
libur khusus.
f. Libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran digunakan untuk
penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
g. Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat
mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif.
h. Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus
tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
i. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan
disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
Kalender Pendidikan SD Muh 1 Tias Bangun disusun dengan berpedoman kepada Keputusan
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Nomor: 420/2042/101.1/2021 tentang Hari Efektif,
Hari Efektif Fakultatif, dan Hari Libur Bagi Satuan Pendidikan di Provinsi Lampung Tahun
2021/2022 maupun Kalender Pendidikan Lingkup Wilayah Dinas Pendidikan Kabupaten yang
disesuaikan dengan program sekolah.
Tabel 8:
Perhitungan Hari Efektif Belajar Semester I dan Semester II
Hari
Semester Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Juli 2021 5 13 13 31
Agustus 2021 4 5 22 31
September 2021 5 4 21 30
I
Oktober 2021 4 4 23 31
November 2021 4 5 21 30
Desember 2021 5 11 15 31
Jumlah 27 42 115 184
Hari
Semester Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Januari 2021 4 7 20 31
Februari 2021 4 5 20 29
Maret 2021 5 5 21 31
II April 2021 4 5 21 30
Mei 2021 4 17 10 31
Juni 2021 4 12 14 30
Apabila dalam pelaksanaan yang secara kondisi mengarah ke masa transisi untuk
menuju New Normal, maka proses Pendidikan pada jenjang satuan akan mengikuti arahan
dan petunjuk dari gugus tugas Covid-19 sesuai kewenangannya.
2. Proses Pengawasan
a. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi
kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
b. Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh
pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
c. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun dalam
bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan
pendidik secara berkelanjutan.
d. Tindak Lanjut
Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
1. Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang
memenuhi atau melampaui standar; dan
2. Pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan
keprofesionalan berkelanjutan.
BAB VII
PENUTUP
Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 ini disusun sebagai acuan bagi Kepala
Sekolah, Guru, Peserta didik, Orang Tua dan seluruh stekholders dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran pada masa darurat Covid-19.
Pimpinan Ssekolah, Pengawas, serta Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan
wajib memfasilitasi, memotivasi, dan mendampingi guru untuk optimal mewujudkan kreativitas
dan inovasinya dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang bermakna pada kehidupan peserta
didik.
Komitmen seluruh stekholders sekolah menjadi prasyarat yang wajib diwujudkan dalam
mengimplementasikan kurikulum masa darurat Covid-19 di masing-masing sekolah agar
menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik
Dalam implementasinya, menyadari akan banyak hal kekurangan, oleh karenanya efektifitas
keterlaksanaan kurikulum ini sangat membutuhkan dukungan berbagai pihak yang terlibat,
diharapkan semua pihak yang terlibat di dalam implementasinya dapat bekerja sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
Akhirnya semoga segala usaha baik kita mendapat bimbingan dan Ridho Allah SWT. Amiin