Anda di halaman 1dari 4

NAMA : IMAN SARO BATE’E

MATA KULIAH : HERMENEUTIK II


SEMESTER : II (DUA)
JUDUL BUKU : TEORI BARU MENGENAI INTERPRETASI
JUMLAH HALAMAN : 319 HALAMAN
PENERBIT BUKU : PUSTAKA PELAJAR (Richard E. Palmer)

DEFENISI, RUANG LINGKUP DAN SIGNIFIKASI HERMENEUTIK


Hermeneutik adalah suatu usaha untuk menjelaskan, menginterpretasi, dan menerjemahkan
teks-teks Alkitab. Alkitab perlu dijelaskan supaya isinya dapat dipahami oleh umat. Melalui proses
tersebut, pembaca dapat mengerti berita yang disampaikan oleh Alkitab. Unsur penafsiran yang
paling kuat adalah bahasa karena selalu berhubungan dengan komunikasi. Hermeneutik merupakan
sebuah kata yang sering kita dengar dalam bidang teologi, filsafat, bahkan sastra. Hermeneutika
dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan, tetapi juga seni. Sifat dari hermeneutika yang pertama;
ilmiah, masuk akal, dapat diuji dan dipertahankan. Selain itu dari sudut seni juga indah, harmonis,
bahkan sulit didekati dari sisi ilmiah. Dalam bahasa Inggris lazim dipakai istilah exegesis yang
diadopsi dari kata Yunani, εξήγηση. Arti harafiahnya adalah "membawa keluar", yaitu menarik
sebuah pelajaran atau makna dari naskah tertentu, dalam hal ini adalah Alkitab. Berdasarkan tingkat
kesulitannya, dalam komunikasi lisan bergantung dua variabel, yaitu : Keterbukaan komunikasi dari
seorang pembicara, pengarang, atau penyunting dari naskah Alkitab terhadap pembaca dan
pendegar Alkitab, Bentuk naskah dilihat dari ekspresi tulisannya.
Beberapa Konsekuensi Objektivitas Pengetahuan Umum Dalam Penelitian Sastra Amerika,
Persepsi seseorang tentang karya dipandang terpisah dari karya itu sendiri dan tugas interpretasi
sastra adalah untuk membicarakan “karya itu sendiri”. Intensi pengarang dipisahkan secara tegas
dari karya; karya merupakan “keberadaan” di dalam dirinya sendiri. Teks sebuah karya sastra
cenderung dinyatakan sebagai sebuah objek estetik. Tipikal penafsir modern mempertahankan
“otonomi keberadaan” dari karya sastranya dan melihat tugasnya sebagai usaha penetrasi terhadap
eksistensinya melalui analisis tekstual. Objektivitas yang tidak diminati adalah tidak tepat dalam
pemahaman karya sastra. Seseorang harus mempertaruhkan dunia personalnya jika dia harus masuk
ke dalam dunia – hidup lirik puisi, novel, atau drama. Interpretasi sastra, Hermeneutika, dan
interprestasi karya Sebuah karya selalu ditandai dengan sentuhan manusia; kata itu
mengansumsikan bahwa karya selalu berarti karya manusia (atau Tuhan). Hermeneutika adalah
studi pemahaman, khususnya tugas pemahaman teks. Hermeneutik mencapai dimensi paling
otentiknya ketika ia beralih dari pencampuradukan alat-alat dan teknik eksplikasi teks dan berusaha
melihat problem hermeneutika ke dalam horizon narasi umum dari interpretasi itu Sendiri.
Interpretasi lebih luas ketimbang dunia linguistik di mana manusia hidup, karena binatang sendiri
eksis dengan interpretasi.
Hermēneuein dan Hermēneia : signifikan modern dari pemakaian aslinya. AKAR kata
hermeneutika berasal dari istilah Yunani dari kata kerja Hermēneuein yang berarti “menafsirkan”
dan kata benda Hermēneia, “Interpretasi”. Hermēneuein dan Hermēneia dalam berbagai bentuknya,
terdapat dalam beberapa teks yang terus bertahan semenjak awalnya. Asal-usul tiga bentuk arti
Hermēneuein dan Hermēneia, Kata kerja dan kata benda Hermēneuein dan Hermēneia
diasosiasikan pada Dewa Hermes, dengan fungsi transmisi apa yang ada dibalik pemahaman
manusia ke dalam bentuk yang dapat ditangkap intelegensia manusia. Dengan menelusuri akar kata
paling awal dalam Yunani, orisinalitas kata modern dari “hermeneutika” dan “hermeneutis”
mengansumsikan “proses membawa sesuatu untuk dipahami”, terutama seperti proses ini
melibatkan bahasa karena bahasa merupakan mediasi paling sempurna dalam proses. Hermēneuein
sebagai “mengatakan”, Signifikan teologis hermeneutika merupakan etimologi yang berbeda yang
mencatat bahwa bentuk dari Herme. Ini mengansumsikan bahwa utusan di dalam memberitakan
kata adalah mengumumkan dan menyatakan sesuatu, fungsinya tidak hanya untuk menjelaskan
tetapi untuk menyatakan (proclaim). Perkataan dan ucapan lisan, sebagai “interpretasi”
mengingatkan pada komunitas sastra yang sebagian mereka cenderung untuk menguranginya atau
bahkan melupakannya. Kata-kata lisan memiliki kekuatan magis, tetapi dalam bentuk visual mereka
menghilangkan beberapa kekuatan ini. Hermēneuein sebagai “To Explain”, arti makna kedua dari
kata Hermēneuein ‘To Explain’, menjelaskan. Interpretasi sebagai penjelasan menekankan aspek
pemahaman diskursif. Penggunaan dari kata Hermēneuein yang menarik terdapat dalam Perjanjian
Baru “Lukas 24:25-27”. Hermēneuein sebagai “To Translate”, menerjemahkan (to translate)
merupakan bentuk dari proses interpretatif dasar “membawa sesuatu untuk dipahami”. Enam
definisi Modern Hermeneutik : Hermeneutik sebagai Teori Eksegesis Bibel, Hermeneutik sebagai
Metodologi Filologis, Hermeneutik sebagai Metodologi bagi Geisteswissenschaften, Hermeneutik
sebagai Fenomenologi Dasein dan pemahaman Eksistensial, Hermeneutik sebagai Sistem
Interpretasi : Menemukan makna vs Ikonoklasme.
Dalam buku ini ada perdebatan Hermeneutika Kontemporer : Betti VS Gadamer. Kedua
tokoh ini memiliki pandangan yang berbeda sehingga menimbulkan perdebatan antara keduanya.
Dan bukan hanya mereka saja, tetapi ada para tokoh yang mempunyai argumen yang berbeda
tentang hermeneutika seperti Bultman, Ebeling, dan Fuchs, Betti, dan E.D. Hirsch Jr. Ada 2 makna
dan ruang lingkup Hermeneutika, yaitu : Fokus Ganda Hermeneutika : Peristiwa Pemahaman dan
Problem Hermenutis dan Kontribusi Potensial Bidang lain terhadap Hermeneutika.

TEMPAT TEORITIKUS UTAMA


Sebelum Scheirmacher ada 2 pendahulu yang memberikan pandangan mengenai Teori
Hermeneutik yaitu :
Friedrich Ast, “Konsepsi kesatuan spiritual kemanusiaan (Einheit des Geistes) merupakan
basis Konsepsi Ast tentang lingkaran hermeneutik, yaitu karena Geist adalah sumber semua
pengembangan dan semua yang akan menjadi kesan spirit keutuhan ditemukan dalam bagian
individu; bagian dipahami dari keseluruhan dan keseluruhan dipahami dari harmoni dalam pada
bagian-bagian itu sendiri. Dapat dijelaskan bahwa seseorng hanya dapat menangkap kesatuan
spirit antiquitas yang dikombinasikan dengan benar jika ia dapat menangkap maksud individu
dalam karya asli individualnya. Tugas ini dibagi dalam tiga bagian : 1). “Historis”, yaitu
pemahaman yang terkait dengan isi sebuah karya, yang dapat berupa karya artistik, saintis, atau
umum; 2). “Gramatis”, yaitu pemahaman yang terkait dengan bahasa; 3). “Geistige”, yaitu
pemahaman karya yang terkait dengan pandangan utuh sang pengarang masa itu”.
Friedrich August Wolf, “tujuan Hermenenutika yaitu untuk menangkap pikiran yang ditulis
atau bahkan yang dikatakan pengarang seperti yang dia inginkan”. Interpreter seorang penafsir
harus “peka” dalam memahami maksud atau gagasan pengarang agar dapat menjelaskannya
pada orang lain, dalam hal ini, seorang penafsir harus memiliki bakat, kecerahan jiwa, yang
dengan cepat membiasakan dirinya sendiri untuk melebur pada pikiran-pikiran asing.
Eksplanasi harus didasarkan pada pemahaman, dan pemahaman dibedakan dari eksplanasi.
Ada proyek-proyek hermeneutika umum Schleiermacher dalam memahami Hermeneutika,
yaitu ; Pemahaman sebagai Proses Rekonstruktif yaitu mengalami kembali proses mental dari
pengarang teks dan memutar kembali komposisi, Lingkaran Hermeneutis yaitu tindakan referensial;
kita memahami sesuatu karena mengkomparasikannya dengan sesuatu yang telah kita ketahui dan
lingkaran keseluruhan mendefinisikan bagian-bagian individu yang bersama-sama membentuk
lingkaran, interpretasi Gramatis dan interpretasi psikologis, pemahaman Hermeneutis sebagai
pemahaman Corak, Hermeneutis sebagai ilmu sistematis, dari Hermeneutika yang fokus pada
bahasa Hingga yang berfokus pada subyektivitas, signifikan proyek Hermeneutika Umum
Schleiermacher yaitu pemahaman ungkapan dalam bahasa dan konsep tentang pemahaman “diluar
hubungan dengan kehidupan”. Dilthey mengatakan bahwa hermeneutik sebagai suatu Fondasi
Geisteswissenschaften yaitu semua ilmu sosial dan kemanusiaan, semua disiplin yang menafsirkan
ekspresi-ekspresi kehidupan batin manusia, baik dalam sikap, perilaku historis, kodifikasi hukum,
karya seni, atau sastra. Tujuan Dilthey adalah untuk mengembangkan metode memperoleh
interpretasi obyektivitas yang valid dari ekspresi kehidupan batin. Agar dapat memahami
Hermeneutika Delthey kita perlu mengklarifikasi konteks problem dan tujuan utamanya yang terus
ia upayakan untuk menemukan suatu basis metodologis bagi Geisteswissenschaften. Dalam teori ini
berisi mengenai problem dalam menemukan basis metodologis bagi Geisteswissenschaften, ilmu
kemanusian dan ilmu alam. Formula yang dipakai oleh Delthey dalam Hermeneutika : Pengalaman,
Ekspresi, karya seni dan pengalaman hidup, dan pemahaman. Kontribusi dalam Heidegger terhadap
teori Hermeneutika yaitu : Fenomenologi sebagai Hermeneutis, Hakikat pemahaman : Bagaimana
Heidegger melampaui Dilthey, dunia dan hubungan kita dengan obyek di Dunia, Kebermaknaan
pra-predikatif, pemahaman, dan interpretasi, dan Karakter derivatif pernyataan. Kontribusi
Heidegger terhadap teori Hermeneutika membahas poin mengenai kritik atas berpikir
presentasional, subjektivisme, dan teknologi, Cara berpikir, Bahasa dan pembicaraan, Penjelasan
dan tipologi keberadaan, dan Konsepsi Hermeneutis karya seni. Gadamer mengkritik mengenai
estetika modern dan kesadaran sejarah, dimana Gadamer dikaitkan dengan Heidegger memberikan
definisi hermeneutika bahwa mereka yakin bahwa analisis temporal Heidegger terhadap eksistensi
manusia bukanlah merupakan satu diantara sikap-sikap beragam sebuah subyek kemanusiaan
namun merupakan cara keberadaan Dasein itu sendiri, yang menunjuk pada pergerakan dasar
eksistensi manusia yang dibangun atas keterbatasan dan historitasnya, dan mencakup keseluruhan
pengalaman hidupnya didunia, pergerakan pemahaman bersifat menyeluruh dan universal.
Konsekuensi-konsekuensi Hermeneutis dari Historisitas pemaham yaitu : Masalah Prasangka,
konsep distansi temporal, memahami pengarang teks, rekonstruksi masa lalu, dan signifikansi
aplikasi. Sekarang Gadamer mulai menguji pengalaman hermeneutisnya dengan mengkritisi konsep
pengalaman, dimana ia menemukan konsep pengalaman yang ada terlalu berorientasi ke arah
pengetahuan sebagai bentuk perasaan dan pengetahuan sebagai jasad data konseptual. Hakekat
Bahasa : Karakter Non-instrumental bahasa, Bahasa dan pengungkapan dunia, Linguistikalitas dan
pengalaman Hermeneutis, Struktur spekulatif bahasa dan hakikat puisi, universlitas Hermeneutik.

MANIFESTO HERMENEUTIS TERHADAP INTERPRETASI SASTRA AMERIKA


Seseorang dapat berbicara tentang suatu obyek analisis dalam bentuknya itu sendiri dan
dalam “makna obyektif” di dalam cara semacam itu bahwa karya itu kelihatan secara independen
telah eksis pada pengalaman kita. Dalam suau kerangka kerja bagi pandangan interpretasi, kekuatan
dan taksamakna bahasa dan historis dalam keberadaan seseorang dirasakan. Walaupun pernyataan
dalam kritisisme modern demi kepentingan manusia, model dan fokus interpretasi sastra modern
menjadi teknologis, persoalan mendewakan obyek analisis. Konsepsi interpretasi cenderung
menyamakan keunggulan konseptual dengan pemahaman. Kita harus mampu menuju pada
Konsepsi pemahaman yang lebih komprehensif sehingga kita tidak salah dalam memahami suatu
sastra atau konteks. Kita juga harus mampu mendengar apa yang tidak dikatakan teks, kategori dan
kesalahan-kesalahan konsepsi. Tesis mengenai Interpretasi dan pengalaman Hermeneutis, yaitu :
Pengalaman Hermeneutis pada dasarnya bersifat historis, Linguistik, dialektis, ontologis, peristiwa-
peristiwa bahasa, obyektif, dibimbing oleh teks, memahami apa yang dikatakan menurut keadaan
sekarang, penyingkapan kebenaran, dan Estetik harus diterapkan di dalam hermeneutika.

TANGGAPAN :
Buku ini memberikan sebuah penjelasan mengenai hermeneutis teori baru mengenai interpretasi,
menammbahkan catatan teknis yang akan menjelaskan suatu pilihan dalam hermeneutis. Ada
banyak hal yang dibahas dalam buku ini seperti Schleiermacher mempertegas esksitensi
hermeneutika interpretasi sebagai ilmu atau seni pemahaman. Hermeneutika tidak hanya dikaitkan
dengan penafsiran kitab suci belaka, tetapi juga dikaitkan dengan teks-teks lain. Ada berbagai teori,
metode, dan pendekatan telah ditawarkan kepada para pembaca dan penafsir teks. Konsekuensi
Objektivitas Pengetahuan Umum Dalam Penelitian Sastra Amerika, Persepsi seseorang tentang
karya dipandang terpisah dari karya itu sendiri dan tugas interpretasi sastra adalah untuk
membicarakan “karya itu sendiri”. Objektivitas yang tidak diminati adalah tidak tepat dalam
pemahaman karya sastra itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai