Hermeneutika:
1. Hermeneutika berasal dari kata Yunani yang berarti 'mengungkapkan', 'menerjemahkan', 'menafsirkan'.
2. Hermeneutika adalah metode sekaligus filosofi interpretasi.
3. Hermeneutika tidak terbatas pada studi teks—semua metode ilmiah mengasumsikan refleksi hermeneutik.
4. Hermeneutika terdiri dari pembacaan yang bergerak bolak-balik antara bagian dan keseluruhan teks, antara struktur dan
maknanya, antara cakrawala pembaca dan cakrawala teks, serta antara teks dan konteksnya. Proses ini adalah berbagai
variasi dari yang disebut lingkaran hermeneutik.
5. Interpretasi dilihat sebagai proses yang tidak pernah berakhir dengan penekanan pada wacana dan pluralisme.
6. Dalam studi agama, jangkauan bacaan yang dapat diterima dari teks bergantung pada konteks budaya dan sosial teks
tersebut.
Pengantar Hermeneutika:
Hermeneutika, berasal dari 'hermeneuein' (Yunani), adalah metode ilmiah untuk 'mengungkapkan', 'menerjemahkan', dan
'menafsirkan' teks dan ucapan. Dalam studi agama, hermeneutika digunakan untuk memahami makna teks sebagai sarana
mempelajari agama dan proses keagamaan dalam masyarakat. Bermula dari interpretasi teks klasik dan Alkitab di zaman
kuno, hermeneutika berkembang menjadi metode dasar humaniora setelah Reformasi, di mana individu mulai membaca
dan menafsirkan Alkitab secara mandiri.
Hermeneutika:
Sebagai metode dan filsafat interpretasi, hermeneutika melibatkan refleksi teoretis dalam proses interpretasi. Menurut Hans-
Georg Gadamer, hermeneutika lebih dasar dari metode lain karena setiap metode membutuhkan refleksi hermeneutik.
Hermeneutika sendiri mungkin bukan hanya metode, tetapi juga diperlukan untuk menafsirkan teks dengan cara yang
metodologis dan sah, mengikuti aturan tertentu dalam proses interpretasi.
Pedoman Hermeneutika
1. Baca Teks dengan Teliti: Melakukan pembacaan teks secara menyeluruh dan perlahan, memperoleh informasi baru
setiap kali.
2. Menerapkan Model Lingkaran Hermeneutik: Membawa prasangka pribadi ke dalam teks, memproyeksikan makna,
dan memodifikasi prasangka dengan pengetahuan baru dari setiap pembacaan.
3. Terapkan Pengetahuan tentang Bahasa dan Konteks Teks: Menggunakan pengetahuan tentang bahasa dan konteks
sosial-budaya teks. Teks sebagai jaringan referensi (intertekstualitas).
4. Pertimbangkan Perbandingan Budaya: Menggunakan hermeneutika dalam konteks perbandingan budaya untuk
memperkaya interpretasi.
5. Kesadaran atas Perubahan Makna Teks: Memahami teks dalam kaitannya dengan asal-usul dan penggunaan
komunitas sepanjang waktu. Menanyakan tujuan pembuatan teks dan niat pengarang.
6. Pertanyaan tentang Kepentingan dalam Teks: Menentukan kepentingan yang dipromosikan dalam teks, serta
mengajukan pertanyaan baru.
7. Verifikasi Interpretasi: Memastikan interpretasi konsisten dengan teks dan pengetahuan yang ada. Validasi oleh
komunitas ilmiah.