ABSTRAK:
Alquran mengandung segudang makna, yang atas dasar itulah peluang untuk
mengaktualisasikan makna ayat-ayatnya selalu terbuka lebar. Tuntutan agar
Alquran dapat berperan dan berfungsi dengan baik menjadi pedoman dan petunjuk
hidup bagi manusia, terutama dalam zaman kontemporer sekarang ini. Bagi umat
Islam, sebagai kitab suci dan pedoman hidup maka Alquran telah, sedang dan akan
selalu ditafsirkan. Sebagai kitab suci yang memiliki posisi yang sangat urgen bagi
kehidapan manusia, sāliḥli kulli zamān wa makān, maka sepanjang waktu
Alquransenantiasa ditafsirkan.
Hermeneutika adalah suatu metode atau teori filsafat untuk mentafsirkan
simbol yang berkaitan dengan teks supaya diketahui arti dan maknanya. mula
digunakan terhadap kajian al-Quran pada abad 19 M oleh para sarjana islam, akan
tetapi banyak kalangan ulama mempersoalkannya. Ini karena hal tersebut dapat
meragukan keaslian dan kesucian al-Quran. Disamping itu juga, hermeneutik telah
digunan dalam menafsirkan bible bagi mencari nilai kebenarannya.
Hermeneutika adalah sebuah pendekatan atau metodologi interpretatif yang
digunakan untuk memahami dan menguraikan makna dalam teks atau fenomena.
Istilah ini berasal dari bahasa Yunani "hermeneuein," yang berarti menerjemahkan
atau menjelaskan. Hermeneutika memiliki banyak aplikasi dalam berbagai disiplin
ilmu, termasuk filsafat, sastra, teologi, ilmu sosial, dan sejarah.
Inti dari hermeneutika adalah upaya untuk menggali makna yang terkandung
dalam teks atau fenomena dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti
konteks historis, budaya, linguistik, dan sosial di mana teks tersebut dihasilkan atau
fenomena tersebut terjadi. Metode ini memandang bahwa makna dalam sebuah
teks tidak selalu tersirat secara jelas atau harfiah, tetapi seringkali memiliki
kedalaman dan kompleksitas yang memerlukan pemahaman yang mendalam.
Penggunaan hermeneutika dalam penafsiran Alquranmendapat tanggapan
yang beragam dari para ulama dan cendekiawan Muslim. Ada yang menyetujuinya
dan ada pula yang menolaknya. Hal itu karena hermeneutika memang tergolong
baru dalam khazanah tafsir Alquran. Namun di tengah pro dan kontra, metode yang
sejatinya merupakan bagian dari kajian filsafat ini tetap mengalami perkembangan
signifikan di tangan para hermeneut (pengaplikasi hermeneutika) Muslim
kontemporer.
PEMBAHASAN
2 Lardalis
F. Budi Handimas. Melampasi Putin Opc bl. 37, kemudian bandingkandengan E. Summaryono,
Hermesnik Oprit, him 23
6. Aplikasi dalam Konteks Agama dan Sastra:
Hermeneutika digunakan dalam berbagai konteks, termasuk penafsiran teks
agama dan sastra. Telaah harus mempertimbangkan bagaimana metode
hermeneutika diterapkan dalam penafsiran Alkitab, Quran, atau karya sastra
klasik dan kontemporer.
7. Tantangan dan Kritik:
Telaah kritis harus mempertimbangkan tantangan dan kritik terhadap metode
tafsir hermeneutika. Ini termasuk pertanyaan tentang objektivitas dalam
penafsiran, pluralisme makna, dan masalah bias interpretatif.
8. Metode Tafsir Alternatif:
Dalam telaah kritis, penting untuk membandingkan metode tafsir hermeneutika
dengan metode tafsir alternatif, seperti tafsir historis-kritis atau tafsir teks
sastra yang lebih tradisional.Telaah kritis dan metodologis tentang metode
tafsir hermeneutika dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang
cara metode ini digunakan dalam penafsiran teks-teks yang kompleks. Hal ini
juga dapat membantu mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari
pendekatan hermeneutika dalam berbagai konteks interpretatif.3
Semua orang Islam pasti mengakui akan kemurnian dan kesucian ayat-ayat
Allah yang ada dalam al-Qur‟an, Namun ketika orang-orang Islam tidak mengenal al-
Quran sebagai jantung Islam dan tidak bisa memahaminya dengan baik maka
musuh Islam pun akan sangat mudah masuk ke dalam otak dan pikiran umat Islam
melalui jantung kita sendiri, dan selanjutnya akan mengendalikan dan menguasai
umat Islam itu sendiri.
Hermeneutika hanya akan menghancurkan Islam dari akarnya, karena ketika
al-Quran telah diobrak-abrik maka segala sesuatu dalam Islam pun akan habis
terkikis. Kajian al-Quran, terutamanya mengenai penafsirannya, tidak memerlukan
hermeneutika. Kita patut khawatir, karena kaum muslimin akhir-akhir ini begitu
bergairah mengimpor istilah hermeneutika untuk kajian al-Quran tanpa menyelidiki
terlebih dahulu latar belakang istilah itu sendiri, yang memiliki cara pandang hidup
yang berbeda dengan pandangan hidup Islam. Sebenarnya jika akan digunakan
bahasa asing juga, maka istilah exegesis atau pun commentary atau penafsiran
yang selama ini digunakan, itu sudah cukup memadai untuk memahami ayat-ayat
alQuran. Akan tetapi sekarang exegesis atau commentary harus ditukar dengan
hermeneutics.
DAFTAR PUSTAKA
org/10.37092/el-ghiroh.v16i01.75
Lihar Fakhruddin Fais, Hermeneutika Qur'ani hid, hlm 20-21 Lihat tulisan Muraini
Lardalis F. Budi Handimas. Melampasi Putin Opc bl. 37, kemudian bandingkandengan
E. Summaryono, Hermesnik Oprit, him 23