Anda di halaman 1dari 2

P4 FILSAFAT KOMUNIKASI

PERSPEKTIF INTERPRETIF DAN KONSTRUKTIVISME

INTERPRETIF :
- Tumbuh berdasarkan ketidakpuasan terhadap teori positif dan post positivis, menjadikan
pandangan ini memandang realitas social sebagai sesuatu yang holistic, tidak berpisah—pisah
satu dan lainnya, kompleks, dinamis, penuh makna
- Memandang bahwa realitas social itu sesuatu yang dinamis, berproses, dan penuh makna
subjektif.
- Manusia adalah pencipta dunia, memberikan arti bagi dunia dan tidak dibatasi hukum di luar diri,
dan pencipta rangkaian makna.
Kata kunci : “yang tampak belum tentu yang sesungguhnya”
Teori-teori dalam perspektif interpretif :
- Fenomenologi : berasal dari Bahasa Yunani “fenomonon” (sesuatu yang tampak). Suatu
fenomena selain dapat diamati dengan indera, bisa dilihat juga secra rohani tanpa indera.
Trasedental : melalui pengalaman pribadi, pandangan bahwa interest dapat membuat
seseorang lebih peka, penellitiannya idealis dan subektif dari penelitinya (umum
dilakukan sendiri)
Sosial : tidak ada pemikiran secara individu karna manusia mahkluk social, ada mnipulasi
dari orang sehingga ada pandangan baru / tidak orisinil (mengikuti orang lain)
- Hermeneutika : fenomena khas manusia adalah bahasa, karena bahasa merupakan obyektivitasi
dari kesadaran manusia terhadap kenyataan. Bahasa mencerminkan realitas yang dialami si
penutur, sekaligus apa yang dipikirkan., berfokus pada konsep dalam sebuah teks.
Prinsip :
- Interaksi simbolik : berorientasi pada orang yang merespon makna yang mereka bangun, melihat
bagaimana interaksi satu dan yang lain itu terjadi melalui symbol yang berupa gerak tubuh,
peraturan, dan peran.
Istilah utama dalam teori ini, yakni : identitas (mengekspresikan diri), bahasa, cara
melihat diri (memahami diri), makna (memaknai hal dapat berbeda), pikiran (ideologi,
tutur kata), bermain peran (menunjukan bagaimana peran kita), konsep diri (bagaimana
kita ingin membawa diri kita), dan harapan untuk pemenuhan diri (kepuasan terhadap
diri)
KONSTRUKTIVISME :
Sebuah pikiran yang hadir dari orang lain dan dapat dianggap makna sebenernya walau bukan makna
yang sesungguhnya. Dalam realitas social, terdapat pemberian stereotip/makna umum, dimana pandangan
atau pemikiran orang-orang telah dipolarisasi sehingga terkonstruksi secara social.
Contoh : double standard yang terjadi antara pria yang belum menikah pada umur 25 dan Wanita yang
belum menikah di umur 25.
Kata kunci : stigma, subjektif secara umum
Teori ini menyatakan bahwa individu beraksi menurut kategori dan pikiran. Dimana realitas
menggambarkan individu harus disaring menurut cara pandang orang lain terhadap realitasnya.
(terbentuk oleh teori yang pernah ada = kontruksi pribadi/personal)

Anda mungkin juga menyukai