Anda di halaman 1dari 6

Gibson

Burrel &
Gareth
Morgan

FOUR PARADIGMS

PARADIGMA FUNGSIONALIS
paradigma ini memiliki pendekatan yang berusaha untuk menjelaskan
hubungan sosial dengan jalan rasional, dengan orentasi yang pragmatik berkaitan
dengan pengetahuan yang tepat guna serta dapat langsung memecahkan masalah.
Paling banyak dianut di dunia. Pandangannya berakar kuat pada tradisi sosiologi
keteraturan. Pendekatannya terhadap permasalahan berakar dari pemikiran kaum
obyektivis. Memusatkan perhatian pada kemapanan, ketertiban sosial, kesepakatan,
keterpaduan sosial, kesetiakawanan, pemuasan kebutuhan dan hal-hal yang nyata
(empirik). Condong realis dalam pendekatannya, positivis, determinis dan nomotetis.
Rasionalitas diutamakan dalam menjelaskan peristiwa sosial, berorientasi pragmatis
artinya berusaha melahirkan pengetahuan yang diterapkan, berorientasi pada
pemecahan masalah yakni langka-langkah praktis untuk pemecahan masalah
praktis juga. Mendasarkan pada filsafat rekayasa sosial untuk dasar bagi perubahan
sosial,

menekankan

pentingnya

cara-cara

memelihara

dan

mengendalikan

keteraturan sosial. Berusaha menerapkan metode ilmu alam dalam pengkajian


masalah kemanusiaan.
Paradigma fungsionallis juga sering disebut juga dengan fungsional structural
atau kontinjensi rasional (rational contigensy). Paradigm ini merupakan paradigma
yang umum dan bahkan sangat dominan digunakan dalam riset akuntansi
dibandingkan dengan paradigm yang lain, sehngga disebutjuga paradigm utuma
(mainstream paradikm). Secara ontology, paradigm umum ini sanagat dipengaruhi
oleh realitas fisik yang menganggap realitas objektif berada bebas dan terpisa di luar
diri manusia. Realitas diukur, dianalisis, dan digambar secara objektif.
Paradigma ini mulai di Perancis pada dasawarsa pertama abad ke-19
dibentuk karena pengaruh karya August Comte, Herbert Spencer, Emile Durkheim
dan Wilfredo Pareto. Aliran ini mengatakan: realitas sosial terbentuk oleh sejumlah
unsur empirik nyata yang hubungan semua unsurnya dapat dikenali, dikaji, diukur
dengan cara dan menggunakan alat seperti dalam ilmu alam. Menggunakan kias
ilmu mekanikan dan biologi untuk menjelaskan realitas sosial sangan biasa dalam
aliran ini. Pada 1940-an, pemikiran sosiologi perubahan radikal mulai menyusupi
Awaluddin (P3400214338)

kubu kaum fungsionalis untuk meradikalisasi teori-teori fungsionalis. Sungguh pun


telah terjadi persentuhan dengan paradigma lain, paradigma fungsionalis tetap saja
secara mendasar menekankan pemikiran obyektivitas tentang realitas sosial untuk
menjelaskan keteraturan sosial. Karena persentuhan dengan paradigma lain itu
maka sebenarnya telah lahir beragam pemikiran yang berbeda dalam paham
fungsionalis.
PARADIGMA INTERPRETATIF
Paradigma interpretif diinformasikan oleh kekhawatiran untuk memahami
dunia seperti itu, untuk memahami sifat dasar dari dunia sosial pada tingkat
pengalaman subjektif. Ini berusaha penjelasan dalam bidang kesadaran individu dan
subjektivitas, dalam kerangka acuan peserta yang bertentangan dengan pengamat
tindakan. Pendekatannya cenderung nominalis, anti-positivis dan ideografis.
Kenyataan sosial muncul karena dibentuk oleh kesadaran dan tindakan seseorang.
Karenanya mereka berusaha menyelami jauh ke dalam kesadaran dan subyektifitas
pribadi manusia untuk menemukan pengertian apa yang ada di balik kehidupan
sosial.
Sosiologi interpretatif berkaitan dengan memahami esensi dari dunia seharihari. Dalam hal skema analitis kita itu ditanggung oleh keterlibatan dengan isu-isu
yang berkaitan dengan sifat status quo, tatanan sosial, konsensus, integrasi dan
kohesi sosial, solidaritas dan aktualitas.
Sungguhpun demikian, anggapan-anggapan dasar mereka masih tetap
didasarkan pada pandangan bahwa manusia hidup serba tertib, terpadu dan rapat,
kamapanan, kesepakatan, kesetiakawanan. Pertentangan, penguasaan, benturan
sama sekali tidak menjadi agenda kerja mereka. Mereka ini terpengaruh langsung
oleh pemikiran sosial kaum idealis Jerman, yang berasal dari pemikiran Kant yang
lebih menekankan sifat hakekat rohaniah daripada kenyataan sosial. Perumus teori
ini antara lain Dilthey, Weber, Husserl, dan Schutz. Tujuan pendekatan interpretif ini
adalah untuk menganalis realitas social dan bagaimana realitas social tersebut
terbentuk. Terdapat dua aliran riset dengan pendekatan interpretif ini (dillard dan
Becker), yairtu :
1. Tradisional, yang menekankan pada penggunaan studi kasus, wawancara
lapangan, dan analisasi historis.

Awaluddin (P3400214338)

2. Metode Fuocauldian, yang menganut teori social dan Michael Foucault


sebagai pengganti konsep tradisional historis yang disebut dengan
ahistorical atau antiquarian
PARADIGMA HUMANIS RADIKAL
Salah satu gagasan yang paling dasar yang mendasari seluruh paradigma ini
adalah bahwa bahwa kesadaran manusia telah dikuasai atau dibelenggu oleh
suprastruktur ideologis yang ada di luar dirinya yang menciptakan pemisah antara
dirinya dengan kesadarannya yang murni (aliensi), atau membuatnya dalam
kesadaran palsu (false consciousness) yang menghalanginya mencapai pemenuhan
dirinya sebagai manusia sejati. Karena itu agenda utamanya adalah memahami
kesulitan manusia dalam membebaskan dirinya dari semua bentuk tatanan sosial
yang menghambat perkembangan manusia sebagai manusia.
Sesuai dengan pendekatan subyektif untuk ilmu sosial, perspektif humanis
radikal penekanan pusat pada kesadaran manusia. Landasan intelektual yang dapat
ditelusuri ke sumber yang sama seperti yang dari paradigma interpretatif. Ini berasal
dari tradisi idealis Jerman, khususnya seperti yang diungkapkan dalam karya Kant
dan Hegel (meskipun seperti ditafsirkan kembali dalam tulisan-tulisan Marx muda).
Melalui Marx bahwa tradisi idealis pertama kali digunakan sebagai dasar untuk
filsafat sosial yang radikal, dan banyak humanis radikal berasal inspirasi dari sumber
ini.
Pendekatan kritis Hebermas melihat objek studi sebagai suatu interaksi soaial
yang disebut dengan dunia kehidupan,yang diartikan sebagai interaksi .Interaksi
sosial dalam kehidupan dapat dibagi menjadi kelompok yaitu:
1. Interaksi yang mengikuti kebutuhan sosial alami misalnya, kebutuhan akan
system informasi manajemen .
2. Interaksi yang dipengaruhi oleh mekanisme system,misalnya ,pemilihan
system yang akan dipakai atau konsultan mana yang diminta untuk
merancang system bukan merupakan interaksi soaial yang alami karena
sudah mempertimbangkan berbagai kepentingan.
Para penganutnya berminat mengembangkan sosiologi perubahan radikal
dari pandangan subyektifis. Pendekatan terhadap ilmu sosial sama dengan kaum
interpretatif yaitu nominalis, anti-positivis, volunteris dan ideografis. Arahnya

Awaluddin (P3400214338)

berbeda, yaitu cenderung menekankan perlunya menghilangkan atau mengatasi


berbagai pembatasan tatanan sosial yang ada.
PARADIGMA STRUKTURALIS RADIKAL
Strukturalisme radikal berkomitmen untuk perubahan radikal, emansipasi, dan
potensi, dalam analisis yang menekankan konflik struktural, mode dominasi,
kontradiksi dan kekurangan. Mendekati keprihatinan umum dari sudut pandang yang
cenderung realis, positivis, determinis dan nomotetis.
humanis radikal menempa perspektif mereka dengan berfokus pada
'kesadaran' sebagai dasar untuk kritik radikal dari masyarakat, kaum strukturalis
radikal berkonsentrasi pada hubungan struktural dalam dunia sosial realis. Mereka
menekankan fakta bahwa perubahan radikal dibangun ke dalam sifat dan struktur
masyarakat kontemporer, dan mereka berusaha untuk memberikan penjelasan
tentang keterkaitan dasar dalam konteks keseluruhan formasi sosial. Kesadaran
manusia dianggap tidak penting. Hal yang lebih penting adalah hubungan-hubungan
struktural yang terdapat dalam kenyataan sosial yang nyata. Mereka menekuni
dasar-dasar hubungan sosial dalam rangka menciptakan tatanan sosial baru secara
menyeluruh.
Penganut paradigma ini lebih tertarik untuk menjelaskan bahwa kekuatan
sosial yang berbeda-beda serta hubungan antar kekuatan sosial merupakan kunci
untuk menjelaskan perubahan sosial. Sebagian mereka lebih tertarik pada keadaan
penuh pertentangan dalam suatu masyarakat. Di antara Engels ini, Plekhanov, Lenin
dan Bukharin telah sangat berpengaruh. Di antara eksponen terkemuka posisi
strukturalis radikal di luar bidang teori sosial Rusia, nama-nama Althusser,
Poulantzas, Colletti dan berbagai sosiolog Marxis dari Kiri Baru datang ke pikiran.
Sementara pengaruh Marx pada paradigma strukturalis radikal tidak diragukan lagi
dominan, juga memungkinkan untuk mengidentifikasi pengaruh Weberian yang kuat.

Awaluddin (P3400214338)

PARADIGMS EXPLORED
N
o

Paradigma

Functionalist

Interpretivist

Radical Humanist

Radical Structuralist

Goals

Untuk mengkaji keteraturan dan pengujian


dalam rangka memprediksi dan mengontrol

Untuk menggambarkan, menjelaskan dan


menghasilkan deskripsi, wawasan dalam rangka
mendiagnosa dan memahami

untuk menggambarkan dan kritik dalam urutan


perubahan (mencapai kebebasan melalui revisi
kesadaran)

Theoretical
Concerns
Theory-Building
Approaches
Opening Work
SELECTING A
TOPIC
REVIEWING
LITERA TURE:
FINDING A GAP:
PUTTING A
FRAME- WORK
TOGETHER:
ARTICULATING
THE THEORY:
DESIGNING
RESEARCH:

hubungan penyebab generalisasi

konstruksi sosial interpretasi proses reifikasi realitas

konstruksi sosial penyajian distorsi realitas

penemuan melalui
analisis kode

pengungkapan melalui
analisis kritis

pembebasan melalui
analisis strucrural

untuk mengidentifikasi sumber


dominasi dan keyakinan dalam petunjuk
praktis revolusioner (mencapai
kebebasan melalui revisi struktur)
dominasi keterasingan kekuatan
emansipasi makro
perbaikan melalui
analisis penyebab

Apa masalahnya?
Apa pertanyaan penelitiannya?
Apa yang kita ketahui?

Apa masalahnya?
Apa pertanyaan penelitiannya?

Apa masalahnya?
Apa pertanyaan penelitiannya?

Apa masalahnya?
Apa pertanyaan penelitiannya?

Data Collection

Analysis

Theory Building

Apa yang kurang?


apa yang relevan dengan teori dan variabel?
merumuskan hipotesis
bagaimana topik "potensial" kasus
khusus dari Grand theory?
Apakah datanya?
Dimana mendapatkan datanya?
Bagaimana mengukur datanya?
Menyelidiki representasi sampel dari subyek:
menurut rumusan hipotesis

Apakah datanya?
Dimana mendapatkan datanya?
Bagaimana merekam datanya?
identifikasi kasus khusus mempertanyakan ke
informan: apa yang relevan bagi mereka dalam
konteks

pengujian hipotesis: evaluasi pentingnya data coding: memberikan keterangan di pertama dan
sesuai dengan masalah awal dan hipotesis
kadang-kadang abstraksi pada tingkat kedua
dugaan merumuskan: mengidentifikasi hubungan
antara konsep-konsep di tingkat pertama atau di
tingkat abstraksi
mengevaluasi dugaan: validasi dengan informan
melalui pengumpulan data baru
merumuskan teori: identifikasi konsep dan hubungan
meninjau literatur: mengidentifikasi apa yang sudah
diketahui
hasil penulisan : Tampilkan bagaimana teori menulis teori substantif: tampilkan bagaimana
disempurnakan. didukung. atau tidak
kecocokan secara bersama-sama
dibenarkan. Tampilkan apa yang
memberitahu komunitas ilmiah dan praktisi

Awaluddin (P3400214338)

Apakah datanya?
Dimana mendapatkan datanya?
Bagaimana merekam datanya?
Bertanya ke informan : Berdasarkan apa yang relevan Menyelidiki bukti sejarah: menurut
bagi mereka; informasi kontekstual yang berkaitan
grand theory
dengan struktur yang lebih dalam
coding: memberikan informasi pada tingkat pertama
abstraksi
Penyusunan uraian analisa mendalam: Renungkan
apa yang membuat orang membangun dunia mereka
dengan cara yang mereka lakukan
mengkritik: menyingkap bagaimana kekuatan
mempengaruhi abstraksi , identifikasi yang
kepentingannya dilayani

dengan alasan: gunakan contoh-contoh


spesifik untuk lebih memvalidasi teori
analisis struktur: identifikasi sumber
dominasi dan titik potensi

menulis analisis dialektis: tunjukkan bagaimana


mengubah tingkat kesadaran

menulis retoris analisis: menampilkan


bagaimana perubahan secara praksis

Awaluddin (P3400214338)

Anda mungkin juga menyukai