Anda di halaman 1dari 3

SURAT TANGGAPAN HASIL PENELITIAN KEBERATAN

Jakarta, 16 September 2016


No. /EP4000/2016-S4

Yth. Kepala Kanwil DJP Jakarta Khusus


u.p Kepala Bidang Keberatan dan Banding
Lantai 6 Gedung A2 Kantor Pusat DJP
Jalan Jend. Gatot Subroto Kav. 40-42
Jakarta - 12190

Sehubungan dengan Surat Pemberitahuan Untuk Hadir nomor S-5842-WPJ.07/WPJ.07/2016


tanggal 2 September 2016, dengan ini saya :
Nama : Lukitaningsih
NPWP : 07.643.652-6.031.000
Jabatan : Finance & Business Support Director
Alamat : Jl. Sriwijaya Raya No.9 Kebayoran Baru, Jakarta 12110
Nomor Telepon : 021-57974000
dalam hal ini bertindak selaku :

Diri sendiri X wakil kuasa **)

dari Wajib Pajak :


Nama : PT Pertamina EP
NPWP : 02.369.005.0.081.000
Alamat : Menara Standard Chartered lantai 21-29
Jl Prof DR Satrio No.164, Setiabudi
Jakarta Selatan, 12950
dengan ini memberikan tanggapan atas hasil penelitian keberatan kami dengan uraian sebagai
berikut :
Pemeriksa melakukan koreksi PPN sebesar Rp 142.600.747 atas penyerahan oleh JOB
Pertamina Petrochina East Java (JOB-PPEJ) berupa Pemanfaatan Fasilitas Bersama, sehingga
PT Pertamina EP selaku WAPU PPN wajib memungut, menyetor dan melaporkan PPN.

A. Dasar Hukum Pemeriksa melakukan koreksi :


1. Pasal 1 angka 5 UU PPN
Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan
hukum yang menyebabkan suatu barang, fasilitas, kemudahan atau hak tersedia untuk
dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau
permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan.
2. Pasal 4 ayat (1) huruf c UU PPN
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah
Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha
3. Pasal 1 angka 14 UU PPN
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan
usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang,
melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah
Pabean, melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari
luar Daerah Pabean.
4. Pasal 1 angka 17 UU PPN
Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai
Ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang.
5. Pasal 1 angka 19 UU PPN
Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa
Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-Undang ini dan potongan harga yang
dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya
dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau oleh
penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud karena pemanfaatan Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
6. Pasal 16A UU PPN
Menyatakan "Pajak yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau
penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai dipungut,
disetor, dan dilaporkan oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai"
B. Tanggapan Wajib Pajak
PT Pertamina EP TIDAK SETUJU dengan koreksi PPN sebesar Rp 142.600.747 tersebut,
karena JOB-PPEJ selaku pihak yang menyerahkan jasa berupa Pemanfaatan Fasilitas
Bersama bukan merupakan Pengusaha Kena Pajak (NON PKP).
Kewajiban PT Pertamina EP sebagai WAPU PPN hanya dilakukan terhadap transaksi
dengan Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Dasar Hukum yang mendasari kewajiban PT Pertamina EP selaku KKKS sebagai


Pemungut PPN :
1. Penjelasan Pasal 16A UU PPN No. 42 Tahun 2009 :
”Dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan penyerahan BKP atau JKP kepada
Pemungut PPN, maka Pemungut PPN berkewajiban memungut, menyetor dan
melaporkan pajak yang dipungutnya".
2. PMK 73 Tahun 2010 sebagai aturan pelaksanaan ketentuan Pasal 16A ayat (2)
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, mengatur :
a. Pasal 1 ayat (2) :
”Rekanan adalah Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak kepada Kontraktor atau Pemegang
Kuasa/Pemegang Izin.”
b. Pasal 3 :
“Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak oleh Rekanan kepada Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin
dipungut, disetor, dan dilaporkan oleh Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang
Izin”.
Berdasarkan penjelasan Pasal 16A UU PPN No. 42 Tahun 2009 dan Pasal 1 ayat (2) dan
pasal 3 PMK No. 73 Tahun 2010, maka kewajiban Pemungutan PPN hanya dilakukan
terhadap Pengusaha Kena Pajak (PKP) sehingga transaksi dengan NON PKP dalam hal ini
JOB-PPEJ, PT Pertamina EP tidak berkewajiban melakukan pemungutan PPN. Namun
demikian SKPKB atas koreksi tersebut telah dilakukan pembayaran pada tanggal 22
September 2015 (SSP terlampir).
Demikian Surat Tanggapan Hasil Penelitian Keberatan kami sampaikan untuk dapat
dipertimbangkan.

PT Pertamina EP
Finance & Business Support Director

Lukitaningsih

Kantor Pusat
Gedung Standard Chartered Lt. 21-29
Jalan Dr. Satrio No.164
Jakarta Selatan 12950
T+ 62 21 57974000 F+62 21 57946303
www.pertamina-ep.com

Anda mungkin juga menyukai