Anda di halaman 1dari 13

Penelitian Hukum dengan Menggunakan Metode Penelitian Sosial

“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Hukum”

Dosen Pengampu:
Dr. H. Arif Jamaludin Malik, M.Ag., MAg

Disusun oleh kelompok 7:


Hanim Surayya Niam (C93219088)
Muchammad Wildan Habibi (C93219088)
Wahidah Yumna Ramadani (C93219112)
PRODI HUKUM PIDANA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
Mei 2022
PENDAHULUAN

Penelitian pada hakikatnya merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan suatu
masalah atau mencari jawaban dari persoalan yang dihadapi secara ilmiah. Penelitian
menggunakan cara berfikir reflektif, berpikir keilmuan dengan prosedur yang sesuai
dengan tujuan dan sifat penyelidikan. Penelitian juga merupakan proses mencari suatu
kebenaran yang menghasilkan dalil atau hukum.
Penelitian Hukum adalah proses analisa yang meliputi metode, sistematika dan
pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari gejala hukum tertentu, kemudian
mengusahakan pemecahan atas masalah yang timbul.Sehingga dibutuhkan suatu metode
penelitian yang tepat. Metode ini membantu proses penelitian sesuai dengan rumusan
masalah yang dikaji serta tujuan penelitian yang akan dicapai.
Penelitian hukum akan melakukan kegiatan pencarian fakta secara sistematis
yaitu untuk menemukan apa hukum itu dan kemajuan ilmu hukum. Dalam arti yang
sempit, penelitian hukum dipahami terbatas pada karya-karya yang berkontribusi pada
kemajuan ilmu hukum (yang tidak termasuk bahan-bahan seperti buku teks dan buku
kasus, dll).
Dalam melakukan suatu penelitian hukum tidak dipungkiri akan menggunakan
bantuan dari penelitian di luar hukum. Seperti penggunaan metode penelitian sosial yang
juga mampu digunakan dalam penelitian hukum yang dilakukan.
PEMBAHASAN

A. Penelitian Hukum Dengan Menggunakan Metode Penelitian Sosial

Secara umum tipologi penelitian hukum dapat disimpulkan bahwa penelitian


hukum memiliki dua kajian. Pertama, kajian yang normatif yang mencakup doktrin-
doktrin hukum di mana kajiannya mungkin menggunakan metode filsafat, studi naskah,
kajian hukum adat atau studi undang-undang/peraturan. Penelitian normatif atau doktrinal
ini sifatnya spekulatif-kontemplatif dan normatif kualitatif.
Kedua, kajian hukum yang empiris atau non-doktrinal di mana kajiannya
mencakup eksistensi hukum di dalam masyarakat dan hubungannya dengan masyarakat,
menyangkut permasalahan interrelasi hukum dengan lembaga sosial lainnya. Di sini
hukum tidak dikonsepsikan sebagai suatu gejala yang normatif semata, tetapi dianggap
sebagai sesuatu institusi sosial yang secara nyata berkaitan dengan variabel sosial
lainnya. Penelitian ini bersifat empirik-kuantitatif dan empirik-kualitatif. Pada tipologi
jenis inilah metode yang biasa digunakan dalam penelitian sosial diterapkan atau
dipergunakan1.
Terdapat dua pandangan tentang penelitian hukum yang menggunakan metode
penelitian social. Pertama, pandangan yang menyatakan bahwa penelitian hukum yang
sebenarnya tidak dapat dilakukan dengan menggunakan metode penelitian sosial.
Menurut pandangan ini penelitian hukum yang menggunakan metode ini bukanlah
penelitian hukum yang sebenarnya, melainkan sebagai penelitian sosial tentang hukum
atau disebut dengan socio legal research. Penelitian socio legal dan penelitian hukum
menurut sifatnya sama-sama memiliki objek hukum dalam kajiannya namun penelitian
yang bersifat social legal hanya menempatkan hukum sebagai gejala sosial.
Penelitian ini menekankan pada perilaku individu atau masyarakat dalam
kaitannya dengan hukum. Maka topik yang sering dijadikan kajian dalam model
1
Sukiati, Penelitian Hukum Islam Dengan Menggunakan Metode Penelitian Sosial, Jurnal Al Ahwal As Syakhsiyah
Vol. II No. 1 Januari-Desember 2014, hlm. 64.
penelitian sosial ini antara lain efektivitas hukum, implementasi peraturan hukum,
pengaruh aturan hukum terhadap masalah sosial ataupun sebaliknya, pengaruh masalah
sosial terhadap hukum, dll. Dengan begitu metode yang dilakukan adalah metode
penelitian sosial dengan pendekatan studi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Namun
menurut pendapat yang dikemukakan oleh Peter, mengatakan bahwa prosedur penilitian
semacam itu tidak dikenal dalam dunia penelitian hukum yang sebenarnya.
Ia juga menambahkan bahwa penelitian hukum yang sebenarnya adalah meneliti
hukum secara intrinsik, yaitu meneliti hukum secara sistem nilai dan hukum sebagai
norma sosial. Tujuannya bukan untuk mencari efektivitas suatu hukum dan tidak
mengenal hipotesis, variable, data, analisis baik segi kuantitatif dan kualitatif. Penelitian
hukum dilakukan untuk memecahkan suatu isu hukum yang diajukan, hasil yang
diharapkan adalah memberikan ‘perskripsi’ mengenai apa yang seharusnya.
Kedua, pendapat berbeda dikemukakan oleh Atho’ Muzhar, menurutnya
penelitian hukum dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosial. Dalam
perspektif ini penelitian hukum dipandang sebagai penelitian sosial, atau dengan kata lain
penelitian sosial yang menggunakan objek hukum sebagai kajiannya.
Dari berbagai perbedaan pendapat tersebut, dapat diketahui jika penelitian hukum
juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode penelitian sosial social legal
research. Pendekaatan hipotesis, variable, data, analisis baik segi kuantitatif dan kualitatif
merupakan metode atau cara mendapatkan informasi mengenai bagaimana hukum baik
secara normatif maupun aplikatif berkembang di tengah masyarakat.Hukum dapat
diperlajari baik dari perspektif ilmu hukum atau ilmu sosial, maupun kombinasi diantara
keduanya. Studi sosio legal merupakan kajian terhadap hukum dengan menggunakan
pendekatan ilmu hukum maupun ilmu-ilmu sosial.
Hal pertama yang perlu dipahami adalah studi sosio legal, tidak identik dengan
sosiologi hukum, ilmu yang sudah banyak dikenal di Indonesia sejak lama. Kata “socio”
tidaklah merujuk pada sosiologi atau ilmu sosial. Para akademisi sosio legal pada
umumnya berumah di fakultas hukum. Mereka mengadakan kontak secara terbatas
dengan para ahli sosiologi, karena studi ini hampir tidak dikembangkan di jurusan
sosiologi atau ilmu sosial yang lain. Pada prinsipnya studi sosio legal adalah studi
hukum, yang menggunakan pendekatan metodologi ilmu sosial dalam arti yang luas.
Wheeler dan Thomas berpendapat bahwa, studi sosio legal adalah suatu pendekatan
alternatif yang menguji studi doctrinal terhadap hukum. Kata “socio” dalam socio-legal
studies merepresentasi keterkaitan antar konteks dimana hukum berada (an interface with
a context within which law exists). Itulah sebabnya mengapa ketika seorang peneliti socio
legal menggunakan teori sosial untuk tujuan analisis. Peneliti sering tidak sedang
bertujuan untuk member perhatian pada sosiologi atau ilmu sosial yang lain, melainkan
hukum dan studi hukum2. Dalam metode penelitian sosial ini menggunakan metode
pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
B. Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian ilmiah, penelitian ini


menggunakan metode ilmiah yang memiliki kriteria seperti penelitiannya berdasarkan
fakta, bebas prasangka, menggunakan prinsip analisa, menggunakan hipotesa,
menggunakann ukuran objektif dan menggunakan data yang dikuantitatifkan.
Penelitian kuantitatif seringkali disandingkan dengan nama metode tradisional
dan metode baru, metode positivistic dan metode postpositivistik, metode scientific dan
metode artistic, metode konfirmasi dan temuan, serta kuantitatif dan interpertif. 3Metode
kuantitatif dinamakan metode tradisional karena metode ini sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah menjadi tradisi untuk menggunakan metode ini dalam penelitian, disebut
juga dengan metode positivistik karena metode ini berdasarkan pada filisafat positivism.
Penelitian kuantitatif disebut juga sebagai metode scientific, karena telah memenuhi
kaidah ilmiah yakni bersifat konkret atau empiris, objektif, terukur, rasional, serta
sistematis. Kemudian penelitian ini disebut dengan metode discovery karena dengan
metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Lebih lanjut
penelitian ini disebut dengan kuantitatif karena metode penelitian ini berupa angka-angka
dan statistik.
Penelitian kuantitatif mempunyai beberapa karakteristik, apabila dilihat dari sisi
desain penelitiannya biasanya penelitian ini spesifik, jelas, rinci, ditentukan dengan

2
Sulistyowati Irianto, Memperkenalkan Studi Sosiolegal Dan Implikasi Metodologisnya, (Diterbitkan dalam Irianto,
Sulistyowati & Shidarta (eds) 2011, Metode Penelitian Hukum: Konstelasi dan Refleksi. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia), hlm. 2.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Administratif, Alfabeta:Bandung, 2003, hlm. 7
masak-masak sejak awal penelitian dilakukan, menjadi pegangan langkah demi langkah.
Apabila dilihat dari sisi tujuan penelitian biasanya menunjukkan hubungan antar variabel,
menguji teori, dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai preditif. Apabila melihat
dari teknik pengumpulan datanya biasanya membuat sebuah kuisioner atau angket,
observasi dan wawancara yang terstruktur. Apabila melihat dari sisi analisisnya biasanya
setelah selesainya data-data yang perlukan terkumpul (dengan metode pengumpulan
data), deduktif, dan meggunakan statistik untuk menguji hipotesis.
Adapun penggunaan metode penelitian kuantitatif dimana penelitian ini
menggunakan metode survey dan eksperimen di lapangan. Dapat digunakan apabila:
1. Masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah merupakan
penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dan
pelaksanaan. Dalam menyusun proposal penelitian, masalah ini harus ditunjukkan
dengan data, baik data hasil penelitian sendiri maupun dokumentasi.
2. Peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode
penelitian ini cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tapi tak dapat
menemukan informasi secara mendalam.
3. Ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment terhadap yang lain. Untuk kepentingan
ini metode penelitian ini cocok untuk digunakan.
4. Peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat berbentuk
hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
5. Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, namun berdasarkan fenomena yang
empiris dan dapat diukur.
6. Peneliti ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validalitas
pengetahuan, teori, dan produk tertentu.
Penelitian kuantitatif selalu memandang tingkah laku manusia dapat diramal dan
realitas sosial; objektif dan dapat diukur. Oleh karena itu, penggunaan penelitian ini
dengan instrument yang valid dan reliable serta analisis statistik yang sesuai dan tepat
dapat membuat hasil penelitian yang dicapai tidak menyimpang dari kondisi yang
sesungguhnya. Hal ini juga dibantu oleh pemilihan masalah, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah yang akurat, serta dibarengi dengan penetapan
populasi dan sampel yang benar. Selain itu, penelitian kuantitatif juga mempunyai
beberapa ciri-ciri utama yaitu:4
a. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan rancangan yang terstruktur,
formal dan spesifik, serta mempunyai rancangan operasional yang mendetail.
b. Data yang dikumpulkan berisfat kuantitatif atau dapat dikuantitatifkan dengan
menghitung dan mengukur.
c. Penelitian kuantitatif bersifat momentum atau menggunakan selang waktu tertentu,
atau waktu yang digunakan pendek, kecuali untuk maksud waktu tertentu.
d. Penelitian kuantitatif membutuhkan hipotesis atau pertanyaan yang perlu dijawab,
untuk membimbing arah dan tujuan penelitian.
e. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik, baik statistik diferensial
maupun inferensial.
f. Penelitian kuantitatif lebih berorientasi kepada produk dari proses.
g. Jika melihat dari sisi sampel yang digunakan harus luas, random, akurat, dan
representative.
h. Penelitian kuantitatif menganalisis data secara deduktif.
i. Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data hendaklah dapat dipercaya
(valid), andal (reliable), mempunyai norma dan praktis.
Disamping itu, penelitian kuantitatif juga mempunyai beberapa jenis penelitian,
yaitu:
1) Penelitian eksploratif
Penelitian eksploratif ini merupakan studi penjajakan, terutama sekali dalam
pemantapan konsep yang akan digunakan dalam ruang lingkup penelitian yang lebih
luas dengan jangkauan konseptual yang lebih besar. Selanjutnya, penelitian ini juga
menyediakan jawaban dari pertanyaan yang telah dirumuskan dalam masalah yang
akan dijadikan prioritas dalam penelitian selanjutnya, dengan kata lain penelitian
eksploratif ini merupakan penelitian pendahuluan.
Penelitian eksploratif betujuan untuk menemukan variabel yang berarti dalam situasi
lapangan, menemukan hubungan diantara variabel-variabel, dan meletakkan dasar

4
Yusuf Muri, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Prenadamedia Group:Jakarta,
2014, hlm. 58-60
kerja untuk penelitian selanjutnya yang bersifat pengujian hipotesis yang lebih
sistematis dan teliti.5
2) Penelitian deskriptif kuantitatif
Penelitian ini merupakan penelitian yang mencoba memberikan gambaran keadaan
masa sekarang secara mendalam dan merupakan studi pendahuluan yang dapat
digunakan sebagai informasi untuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskriptifkan secara
sistematis, faktual dan akurat menegenai fakta dan sifat populasi tertentu, atau
mencoba menggambarkan fenomena secara detail.6 Menurut Issac dan Michael
berpendapat bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah “To describe systematically
the fact and characteristics of a given population or area of interest”.7
3) Penelitian korelasional
Penelitian ini merupakan suatu tipe penelitian yang melihat hubungan antara satu atau
beberapa ubahan dengan satu atau beberapa ubahan lain. Penelitian ini sering disebut
Associational Research, dimana relasi hubungan antara suatu atau lebih ubahan yang
dipelajari tanpa mencoba mempengaruhi ubahan-ubahan tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk membantu menjelaskan pentingnya tingkah laku manusia atau
meramalkan suatu hasil.;
4) Penelitian tindakan (action research)
Penelitian tindakan mencoba mengembangkan keterampilan baru, pendekatan baru ,
atau informasi yang berguna bagi peneliti dan sekelompok orang yang menjadi target
group penelitian. Tugas utama penelitian ini adalah menghasilkan informasi dan
pengetahuan, serta keterampilan baru yang dapat digunakan secara langsung kepada
sekelompok orang melalui penelitian, dan juga dimaksudkan untuk memberikan
penerangan pada sekelompok subjek penelitian, memotivasi mereka atau
menggunakan informasi yang mereka dapat melalui penelitian. Penelitian tindakan
memulai aksi memecahkan suatu masalah dengan langsung mengaplikasikan tindakan
pada lingkungan tertentu dalam latar alami. Penelitian ini diawali dengan suatu
rencana tindakan, tindakan, observasi dan refleksi. Untuk menyusun rencana, perlu

5
N. F Kerlinger, Foundation of Behavioral Research, Rinehart and Winston Inc:New York, 1973
6
Op. Cit, Yusuf Muri
7
Michael dan Issac, Handbook of Research and Evaluation, Edits Publishers:San Diego California, 1980
dilakukan need assessment atau observasi, ataupun teknik-teknik lain untuk
pengumpulan data awal sehingga data dasar lengkap, sebagai dasar perlunya aksi/
tindakan dilakukan. Selama dan sesudah tindakan dilakukan diperlukan observasi
untuk mengetahui bagaimana tindakan itu dilakukan. Sedangkan menurut Colhen
Manion8 penelitian tindakan merupakan penelitian yang sangat bermanfaat dalam
upaya peningkatan dan perbaikan.
5) Penelitian eksperimen
Penelitian ini merupakan metode penelitian yang akurat serta teliti dibandingkan
dengan penelitian yang lain dalam menentukan hubungan sebab-akibat. Hal ini
karena penelitian ini peneliti berdaya dan dapat melakukan pengawasan terhadap
variabel bebas baik sebelum maupun selama penelitian. Melalui penelitian
eksperimen ini peneliti dapat mengontrol kondisi kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Menurut Fraenkel dan Wallen,9 menyatakan bahwa keunikan
penelitian eksperimen ini adalah, Pertama,tipe penelitian ini satu-satunya yang
memberi kesempatan pada peneliti untuk secara langsung dapat memengaruhi
variabel penelitian. Kedua, penelitian ini juga satu-satunya penelitian yang dapat
menguji hipotesis tetang relasi hubungan sebab akibat. Hal berarti bahwa suatu
perlakuan (treatment) dapat dijadikan faktor penyebab terjadi suatu perubahan pada
individual. Karena itu variabel bebas disebut juga variabel eksperimen atau variabel
perlakukan.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif ini merupakan metode penelitian
yang mana teknik pengumpulan datanya berupa kuisioner atau angket, yang bertujuan
untuk menyimpulkan populasi atau peristiwa hukum, namun penelitian ini hanya lah
sebatas data yang diperoleh, bukannya mendapatkan hasil penelitian secara mendalam.
Permasalahan hukum yang diteliti biasanya berawal dari hasil bacaan,
pendengaran, observasi, perasaan, dan lain-lain dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari
itu para peneliti melakukan tujuan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan hukum
yang ada, permasalahan dalam penelitian biasanya merujuk kepada pernyataan yang
menunjukkan adanya antara jarak harapan dan kenyataan, antara rencana dengan
pelaksanaan, antara das solen (yang seharusnya) dengan das sein (yang senyatanya),
8
Manion L dan Cohen L, Research Methodss in Education, Croom Holm:London, 1980
9
Wallen N.E dan Fraenkel J.R, How to Design and Evaluate Research in Education, Graw Hill Inc:New York, 1993
tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku, tindakan yang tidak dengan
rasa keadilan, kebijakan yang tidak sesuai dengan harapan, janji yang tidak ditepati, dan
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan rencana.10
Penelitian hukum secara kuantitatif dapat bekerja secara efektif apabila
permasalahan hukum di dalam kehidupan masyarakat dapat terpecahkan melalui
penelitian ini, misalnya dengan menggunakan data-data penyebab terjadi peristiwa
hukum (tindak pidana, pelanggaran hukum) terhadap masyarakat sehingga dapat
dimusyawarahkan atau diatasi dengan adanya data kuantitatif yang dilakukan oleh para
peneliti.

C. Penelitian Kualitatif

Seperti halnya penelitian ilmiah pada umumnya, penelitian hukum itu pada
hakikatnya juga merupakan suatu aktivitas ilmiah yang dimaksudkan untuk menemukan
kembali pengetahuan yang benar. Hanya saja pengetahuan yang benar itu berkenaan
dengan hukum, yaitu pengetahuan yang diorientasikan untuk menjelaskan secara benar
satu atau beberapa gejala hukum yang dihadapi masyarakat hukum.
Dikatakan kegiatan ilmiah karena dilakukan berdasarkan metode, sistematika, dan
pemikiran tertentu. Hal tersebut tercermin dari pendapat Soerjono Soekanto, “penelitian
hukum ialah suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan
pemikiran tertentu, yang mempunyai tujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala
hukum tertentu”.11
Penelitian hukum itu sendiri pada dasarnya menyangkut dua hal, yaitu:
1. Kegiatan itu sendiri yang harus teratur dan dalam prosedur tertentu;
2. Hasil atau produk yang diharapkan dari kegiatan itu, yaitu sebuah kebenaran
keilmuan hukum.
Jadi dalam penelitian hukum mensyaratkan hubungan yang jelas antara prosedur
(metode) penelitian dengan hasil penelitian. Kebenaran hukum yang hendak ditemukan
dalam suatu penelitian harus dilakukan menurut prosedur yang objektif. Sementara hasil
yang diperoleh dari penelitian paling tidak memberikan kontribusi bagi pemecahan

10
Ronny Hanitijo, Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia: Jakarta, 1998, hlm. 36-39
11
SoerjonoSoekanto, PengantarPenelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 2007), 43.
masalah hukum yang ada dan dalam kerangka yang lebih luas diorientasikan bagi
pengembangan keilmuan hukum.
Sehingga gambaran penelitian hukum di atas dapat dibantu juga dengan bentuk
penelitian kualitatif, yang mana penelitian kualitatif meneliti pada kondisi objek alamiah.
Pada penelitian kualitatif pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive
dan snowball, teknik pengumpulan dengan penggabungan, analisis data bersifat induktif
atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.12
Perbedaannya dengan penelitian kuantitatif adalah penelitian ini berangkat dari
data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah
teori. Penelitian kualitatif juga merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dllsecara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menemukan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak
dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif. Perbedaannya
dengan penelitian kuantitatif adalah penelitian ini berangkat dari data, memanfaatkan
teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah teori.
Pada penelitiankualitatif, semakin mendalam, teliti, dan tergali suatu data yang
didapatkan, maka bisa diartikan pula bahwa semakin baik kualitas penelitian tersebut.
Maka dari segi besarnya responden atau objek penelitian, metode penelitian kualitatif
memiliki objek yang lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, sebab lebih
mengedepankan kedalaman data, bukan kuantitas data.
Data kualitatif mencakup antara lain:
a. Deskripsi yang mendetail terhadap peristiwa yang terjadi;
b. Pendapat dari para ahli yang menguasai di bidangnya;
c. Bukti berupa dokumen;
d. Deskripsi yang mendetail tentang sikap dan tingkah laku seseorang.

12
Ismail Nurdin dan Sri Hartati, MetodologiPenelitian Sosial (Surabaya: Media SahabatCendekia, 2019), 75.
Ada lima tahap yang perlu dilewati apabila ingin melakukan penelitian hukum
dengan melakukan penelitian jenis kualitatif, yaitu:
1) Mengangkat permasalahan;
2) Memunculkan pertanyaan penelitian;
3) Mengumpulkan data yang relevan;
4) Melakukan analisis;
5) Menjawab pertayaan penelitian.13
Dalam penelitian kualitatif ini, dapat dilakukan penelitian berupa studi kasus,
dengan melakukan proses penyelidikan atau pemeriksaan secara mendalam, terperinci,
dan mendetail pada suatu peristiwa tertentu atau khusus yang terjadi.

13
Nurdin dan Hartati, 79.
Daftar Pustaka

Cohen L dan Manion L, Research Methodss in Education, Croom Holm:London, 1980


Ismail Nurdin dan Sri Hartati, Metodologi Penelitian Sosial Surabaya: Media Sahabat
Cendekia, 2019
Issac. S dan Michael W. B, Handbook of Research and Evaluation, Edits Publishers:San
Diego California, 1980
Irianto Sulistiyowati, Memperkenalkan Studi Sosiolegal Dan Implikasi Metodologisnya,
(Diterbitkan dalam Irianto, Sulistyowati & Shidarta (eds) 2011, Metode Penelitian
Hukum: Konstelasi dan Refleksi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia)
Kerlinger N. F, Foundation of Behavioral Research, Rinehart and Winston Inc:New York
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,
Prenadamedia Group:Jakarta, 2014
N.E Wallen dan Fraenkel J.R, How to Design and Evaluate Research in Education, Graw
Hill Inc:New York, 1993
Ronny Hanitijo, Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia: Jakarta, 1998
Sukiati, Penelitian Hukum Islam Dengan Menggunakan Metode Penelitian Sosial, Jurnal
Al Ahwal As Syakhsiyah Vol. II No. 1 Januari-Desember 2014
Sugiyono, Metode Penelitian Administratif, Alfabeta:Bandung, 2003
Soerjono Soekanto, PengantarPenelitian Hukum Jakarta: UI Press, 2007

Anda mungkin juga menyukai