Anda di halaman 1dari 8

TUGAS METODE PENELITIAN PENULISAN HUKUM UNTUK MERESUM BUKU

METODE PENELITIAN PENULISAN HUKUM

NAMA : NADIA AYUNI

NIM : B1A015052

KELAS : A (Reg A)

BUKU : PENGANTAR METODE PENELITIAN HUKUM

KARANGAN AMIRUDDIN,S.H.,M.HUM. DAN

H.ZAINAL ASIKIN,S.H.,S.U.

PENGANTAR METODE PENELITIAN HUKUM

BAB I

PENDAHULUAN

1. Hasrat Ingin Tahu Manusia


Manusia dianugrahi oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat ingin tahu.Sifat
ingin tahu manusia telah dapat dirasakan sejak manusia masih kanak-kanak.Hasrat
ingin tahu manusia terpenuhi manakala ia memperoleh pengetahuan mengenai hal
yang dipertanyakannya (permasalahan).Dan pengetahuan yang diinginkannya
adalah pengetahuan yang benar atau kebenaran.Untuk memperoleh pengetahuan
tadi,manusia dapat melakukan baik melalui pendekatan non-ilmiah maupun
pendekatan ilmiah. Disamping itu,untuk memperoleh pengetahuan yang benar
(ilmiah) harus digunakan penalaran,yaitu penalaran deduksi dan induksi.Penalaran
deduksi berpangkal dari suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui
atau diyakini dan berakhir pada suatu pngetahuan baru yang bersifat khusus.Pada
penalaran Induksi berpangkal dari proposisi-proposisi khusus sebagi hasil
pengamatan empiris dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat umum.Kedua penalaran tersebut untuk mencari pengetahuan ilmiah
tidak berdiri terpisah,tetapi keduanya saling mengisi.

2. Hukum dan Metode Logika


Ada beberapa pendapat yang memperdebatkan mengenai peranan logika
dalam menyelesaikan pertentangan-pertentangan mengenai hukum.pendapat
pertama mengatakan bahwa hukum merupakan pengetahuan logika yang setinggi-
tingginya.pendapat kedua mengatakan bahwa logika memainkan peranan
sekunder dan rendah didalam administrasi hukum.pendapat ketiga mengatakan
bahwa logika adalah pengetahuan mengenai dalil-dalil yang dipergunakan dalam
berfikir. Silogisme merupakan sarana konseptual utama yang dipergunakan dalam
logika formal untuk menjelaskan hubungan antara premis dengan
kesimpulan.Dalam metode logika hukum ini ada logika induksi dalam hukum dan
logika deduksi dalam hukum.

3. Apakah Penelitian?
Penelitian (research) berarti pencarian kembali.Pencarian yang dimaksud
dalam buku ini adalah pencarian terhadap pengetahuan yang benar (ilmiah),karena
hasil dari pencarian ini akan dipakai untuk menjawab pertanyaan tertentu.Dengan
demikian setiap penelitian berangkat dari ketidaktahuan dan berakhir pada
keraguan dan berakhir pada suatu hipotesis.Dengan perkembangan pemikiran
filsafat,perbincangan tentang kebenaran sudah dimulai sejak Plato,kemudian
diteruskan Aristoteles,dan sampai kini paling tidak ada tujuh teori kebenaran yang
telah terlembaga yaitu:
 Kebenaran Korespondensi
 Kebenaran Kohoren
 Kebenaran Pragmatis
 Kebenaran Sintaksis/Gramatikal
 Kebenaran Semantis
 Kebenaran Non-Deskripsi
 Kebenaran Logis yang berlebihn.

4. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang,oleh karena itu
jenis penelitian dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Dari sudut sifatnya:
 Penelitian yang sifatnya eksploratif (penjajakan atau penjelajahan)
 Penelitian yang bersifat deskriptif
 Penelitian yang bersifat eksplanatif

b. Dari sudut bentuknya:


 Penelitian Diagnostik
 Penelitian Perspektif
 Penelitian Evaluatif

c. Dari sudut tujuannya:


 Penelitian fact finding
 Penelitian problem identification
 Penelitian problem solution

d. Dari sudut penerapannya:


 Penelitian dasar/murni atau penelitian untuk pengembangan ilmu
 Penelitian yang berfokuskan masalah
 Penelitian terapan

e. Jenis Data
Didalam penelitan,lazimnya jenis data dibedakan antara:
1. Data sekunder
2. Data primer

BAB II
LANGKAH-LANGKAH DALAM PENELITIAN

Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi dan perumusan masalah


 Sikap kritis dan masalah
 Identifikasai masalah
 Batasan permasalahan penelitian

2. Kajian Kepustakaan
 Kajian Teoritis
 Kajian konsepsional
3. Perumusan Hipotesis
 Pengertian Hipotesis
 Hipotesis dalam penelitian hukum
 Kegunaan Hipotesis
 Perumusan Hipotesis
 Jenis-Jenis dan ciri-ciri Hipotesis
 Sumber Hipotesis
 Pengujian Hipotesis
4. Penetapan Alat Pengumpul Data
 Syarat-syarat alat pengumpulan data
 Jenis-jenis alat pengumpulan data
5. Pengolahan dan Analisis Data
6. Penyusunan Laporan.

BAB III

TEKNIK SAMPLING

7. Populasi
Masalah sampling dalam penelitian,berawal dari kehendak peneliti untuk mereduksi
objek penelitiannya,artinya peneliti tidak bermaksud meneliti semua objek,semua
gejala,semua kegiatan atau peristiwa,melainkan hanya sebagian objek saja dari
objek,gejala atau peristiwa tersebut.

8. Sampel

Pengambilan sampel dalam suatu penelitian ilmiah merupakan suatu hal yang
penting,karena kesimpulan penelitian pada hakikatnya adalah generalisasi dari sampel
menuju populasi.

9. Teknik Sampling

Teknik sampling atau pengambilan sampel dari populasi dapat dibedakan menjadi dua
yaitu Probabalitas atau random dan Nonprobabilitas atau Nonrandom

BAB IV
PENELITIAN HUKUM

10. Penelitian Hukum Normatif


1.1. Karakteristik
Penelitian hukum Normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal.Oleh
karena itu sumber datanya hanyalah data Sekunder yang terdiri dari bahan hukum
primer,bahan hukum sekunder,atau data tersier.
1.2.Jenis-jenis Penelitian Hukum Normatif
Jenis-jenis penelitian hukun normatif dari perspektif tujuannya penelitian
hukum normatif dibagi 7 jenis yaitu:
A. Penelitian Inventarisasi Hukum Positif
B. Penelitian Asas-asas Hukum
C. Penelitian Hukum Klinis
D. Penelitian Hukum yang Mengkaji Sistematika Peraturan Perundang-undangan
E. Penelitian yang Ingin Menelaah Sinkronisasi Suatu Peraturan Perundang-
undangan
F. Penelitian Perbandingan Hukum
G. Penelitian Sejarah Hukum

2. Penelitian Hukum yang Sosiologis


2.1.Karakteristikk
Pada penelitian hukum yang sosiologis,hukum dikonsepkan sebagai pranata
sosial yang secara riil dikaitkan dengan variabel-variabel sosial yang lain.Kegunaan
penelitian hukum sosiologis adalah untuk mengetahui bagiaman hukum itu
dilaksanakan termasuk proses penegakan hukum karena penelitian jenis ini dapat
mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang ada dibalik pelaksanaan dan
penegakkan hukum.Disamping itu,hasil penelitian ini dapt digunakan sebagai bahan
dalam penyusunan suatu peraturan perundang-undangan.

2.2.Jenis-jenis penelitian hukum sosiologis


A. Penelitian Berlakunya Hukum
B. Penelitian Identifikasi Hukum Tidak Tertulis

BAB V
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A. Penelitian Hukum Normatif


Pengolahan dan Analisis data pada dasarnya tergantung pada jenis
datanya,bagi penelitian hukum normatif yang hanya mengenal data sekunder
saja,maka dalam mengolah dang mneganalisis bahan hukum tersebut tidak bisa lepas
dari berbagai penafsiran yang dikenal dalam ilmu hukum.
B. Penelitian Hukum Sosiologis

Penelitian hukum sosiologis memandang hukum sebagai fenomena sosial


berbeda dengan penelitian hukum normatif yang memandang hukum sebagai norma-
norma positif dalam peraturan perundang-undangan hukum nasional dengan
pendekatan struktural dan umumnya terkuantifikasi. Pengolahan dan analisis
penelitian hukum sosiologis tunduk pada cara analisis data ilmu-ilmu sosial untuk
menganalisis data tergantung pada sifat data yang dikumpulkan oleh peneliti.Jika sifat
data yang dikumpulkan sedikit,bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus
sehingga tidak dapat disusun dalam suatu struktur klasifikasi analisis yang dipakai
adalah kualitatif.

Lain halnya jika data yang dikumpulkan ini berjumlah besar,mudah


dikualifikasi kedalam kategori-kategori,maka analisis yang dipakai adalah kuantitatif.
Dibandingkan analisis kualitatif,analisis kuantitatif memang jauh lebih jauh mampu
memperlihatkan hasil-hasil yang cermat(tidak berarti mengecilkan arti pentingnya
analisis kualitatif).Namun,hendaknya diingat bahwa kecermatan ini tidaklah berarti
bahwa pada analisis kuantitatif akan menjamin hasil yang diperoleh selalu benar.
Karena,semuanya tegantung pada input datanya.Jika input datanya palsu maka sudah
dipastikan hasil yang diperoleh akan cacat pula.

Analisis kuantitatif juga dapat disebut analisis statistik.prosesnya dapat dibagi


dalam tiga tahap yaitu pertama pengolahan data kedua pengorganisasian data dan
ketiga yaitu tahap penemuan hasil.

BAB VI
PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

A. Format Laporan Penelitian


Pada dasarnya,tujuan pokok hasil laporan hasil penelitian adalah digunakan
untuk laporan guna mempertanggungjawabkan kegiatan penelitian yang telah
dilakukan dan menyebarluaskan hasil penelitian kepada pihak lain.Oleh sebab
itu,laporan hasil penelitian perlu disusun secara jelas dan lengkap serta mengikuti
rambu-rambu yang berlaku,agar mudah diterima oleh pembaca atau penggunanya.
Pengungkapan prosedur,proses,dan sistematika,serta subtansi hasil penelitian
secara lengkap merupakan segi-segi yang penting dari suatu hasil penelitian.
Sesungguhnya,cara penyusunan laporan penelitian tidak berbeda dengan penyusunan
karya ilmiah,karena penulisan laporan hasil penelitian pada hakikatnya juga
merupakan bentuk karya ilmiah.Oleh karena itu dibutuhkan ketelitian,kecermatan,dan
kejellian dalam penyusunan kerangka,pengolahan data dan fakta,penggunaan teknik
penulisan dan bahasa yang tepat.
Pada garis besarnya,setiap laporan penelitian atau karya ilmiah terdiri dari tiga
bagian,yaitu:
1. Pendahuluan
2. Isi atau batang tubuh
3. Kesimpulan

B. Kutipan

Pengutipan pernyataan ilmiah dari seseorang pada dasarnya dibagi dalam:

1. Kutipan langsung,kutipan yang dituliskan sesuai dengan susuna kalimat aslinya tanpa
mengalami perubahan sedikitpun.
2. Kutipan tidak langsung,yaitu kutipan yang disusun klaimatnya telah diubah sesuai
dengan susunan kalimat peneliti atau penulis sendiri,namun subtansinya tidak
berubah;hal ini memang yang diharapkan.

BAB VII
PEMANFAATAN ILMU SOSIAL DALAM PENELITIAN HUKUM

A. Pendahuluan
Pemanfaatan sosiologi sebagai salah satu ilmu penunjang untuk mengkaji ilmu
hukum ternyata makin marak dan berkembang.sosiologi diperlukan pada lembaga-
lembaga pendidikan hukum tidak saja sebagai ilmu pengantar,melainkan berproses
secara selektif ke arah difokuskannya bagian-bagian dari sosiologi yang lebih
mempunyai hubungan langsung dengan pemahaman hukum sebagai gejala sosial.

B. Ilmu Hukum Sosiologis


1. Rescou pound
Fungsi hukum menurut pound adalah sebagai sarana rekayasa sosial dan
sebagai pengendali sosial.

2. Eugen Ehrlich
Menurut Ehrlich hukum positif hanya akan efektif jika selaras dengan hukum
yang hidup disamping itu hkum yang hidup adlah hukum yang mendominasi
kehidupan itu sendiri,walaupun tidak tercantum dalam proposisi yuridis.
3. Sosioligi Hukum
Menurut Emile Durkheim ia melihat hukum sebagai fakta sosial, fakta sosial
adalah cara-cara bertindak, berfikir dan merasa berada diluar individu,dan yang
memiliki daya paksa atas dirinya, yang merupakan endapan dari cara-cara berfikir
dan bertindak di masa lampau.Dosamping itu juga. Durkheim,membahas masalah
hukum dan solidaritas sosial. Dalam studinya, hukum dijadikan alat untuk
menetapkan bentuk solidaritas sosial, karena solidaritas menurut Durkheim tidak
dapat segera diamati secara eksak,maka diperlukan peraturan hukum.

4. Beberapa Teori Sosiologi Dalam Penelitian Hukum


Dari perspektif metodologi,umumnya dikenal ada dua tipe teori yaitu teori
subtantif dan reflektif.Teori subtantif yang berhubungan dengan proses-proses
sosial,tidak pernah sama sekali berbicara mengenai bagaimana cara mempelajari
hukum,akan tetapi sebagai gantinya teori ini banyak menekankan kepada masalah
bagaimana untuk menerangkan fungsi dan fenomena-fenomenahukum.
Teori-teori Reflektif terutama berfungsi untuk menjelaskan bagaimana cara untuk
mempelajari dan memahami fenomena-fenomena hukum,walaupun teori-teori
tersebut mungkin tidak akan dapat menjelaskan bagaimana mekanisme dan
operasi dan proses-proses serta mengenai fungsi dari institusi-institusi hukum.
Dalam hubungan penelitian hukum kedua teori tersebut saling
melengkapi.Artinya,bahwa teori subtantif memerlukan data-data yang
dikumpulkan dari hasil penelitian hukum yang didasarkan pada teori-teori reflektif.
Walaupun demikian,didalam sosioligi hukum mungkin akan lebih
menguntungkan untuk tidak hanya menggunakan konsep-konsep dan interelasi
hipotesis yang terdapat didalam kedua tipe teori tersebut,akan tetapi mengambil
keuntungan dari prinsip dan konsep ini untuk menjelaskan hukum atau sistem
hukum merupakan suatu hal yang sangat penting baik secara teoritis maupun
secara praktis.

Anda mungkin juga menyukai