Anda di halaman 1dari 13

Nama : Rahadeva Khuznul Khotimah

Nimn : 010001900500
Matkul : Metode Penelitian dan Penulisan Karya Ilmu Hukum
Nama Dosen : Maya Indrasti Notoprayitno, S.H., M.Si., Ph.D.
Dr. Dhany Rahmawan, S.H., M.H

PENGANTAR PENELITIAN HUKUM

BAB I
PENDAHULUAN
A. Apakah Penelitian?
Dalam mencari kebeneran, manusia dapat melakukan usaha ilmiah ataupun tidak
ilmiah. Manusia juga dapat mencari kebenaran dengan cara kebetulan tanpa diperhitungkan.
Kegiatan ini dapat disebut kegiatan ilmiah karena keadaannya tidak pasti dan hasilnya tidak
dapat diperhitungkan. Selain itu, manusia juga berusaha menemukan kebenaran melalui
percobaan dan kesalahan. Dikarenakan tidak ada pengetahuan yang pasti hasilnya, maka
percobaan dilakukan terus menerus untuk memperbaiki kesalahan sebelumnya. Mencari
kebenaran bisa didapatkan dari pendapat atau penemuan seseorang dengan bidang ilmu
pengetahuan tertentu. Usaha mencari kebenaran secara ilmiah adalah suatu metode yang
bertujuan mempelajari gejala dengan menganalisa dan pemeriksaan terhadap fakta yang ada.
Suatu penelitian dimulai saat adanya pemecahan masalah secara sistematis dan konsisten.
Penelitian merupakan suatu sarana pengembangan ilmu pengetahuan (teoritis dan praktis).
B. Penelitian dan Ilmu Pengetahuan
Syarat dari ilmu pengetahuan menurut Manheim, yaitu accurate, systematic, analysis,
determinate, dan data. Menurut Gouldner tujuan ilmu pengetahuan yaitu untuk membuat
skripsi, menjelaskan, dan mengusahakan prediksi.
C. Fungsi Metodologi Dalam Penelitian
Pada umumnya, metode dirumuskan sebagai suatu tipe pemikiran yang dipergunakan
dalam penelitian dan penilaian, suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan, dan cara
tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur. Contoh dari metode antara lain case method,
comperative method, deductive method, genealogical method, householder method, inductive
method, propographic method.
D. Data yang diteliti dan Tipe-tipenya
Dalam penelitian ilmu sosial dan sosiologi data yang penting dapat diklasifikasikan
kedalam beberapa tipe data dengan sub-klasifikasinya. Tipe-tipe data dan sub-klasifikasinya
yaitu Perilaku manusia dan ciri-cirinya, Hasil dari perilaku manusia dan ciri-cirinya, dan Data
simulasi yang mencakup semua hasil dari proses simulasi
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian “research purpose” yaitu untuk mendapatkan pengetahuan
mendalam guna merumuskan masalah, memperoleh pengetahuan guna merumuskan hipotesa,
untuk menggambarkan secara lengkap karakteristik (suatu keadaan, perilaku pribadi, perilaku
kelompok), mendapatkan keterangan tentang frekuensi peristiwa, memperoleh data mengenai
hubungan antar gejala yang berlandas hipotesa, menguji hipotesa yang berisikan sebab-
akibat.
F. Macam-macam Penelitian
Menurut sifatnya, dikenal dengan penelitian eksploratoris, deskriptif, dan eksplanatoris.
Jika dilihat dari bentuknya, dapat dikenal dengan penelitian diagnostik, preskriptif, dan
evaluatif. Apabila dikaitkan dengan tujuan, maka penelitian bertujuan untuk menemukan
fakta (fact-finding), menemukan masalah (problem-finding), identifikasi masalah (problem-
identification), dan mengatasi masalah (problem-solution).
G. Jenis Data Dari Sudut Sumbernya
Adanya perbedaan data dalam penelitian yaitu data primer (data dasar) yang bersumber
dari perilaku masyarakat atau penelitian dan data sekunder (secondary data) yang mencakup
dokumen resmi, buku, hasil laporan, dan buku harian. Jenis data lainnya adalah berupa data
internal (tersedia di tempat yang diteliti) dan data eksternal (disusun oleh orang lain).
H. Langkah Dalam Penelitian
Tahap penelitian menurut Mercado adalah perumusan judul penelitian, penyusunan
pengantar permasalahan, perumusan masalah, penegasan maksud dan tujuan, penyusunan
kerangka teoritis yang bersifat tentatif, penyusunan kerangka konsepsionil dan definisi
operasional, perumusan hipotesa, pemilihan/penetapan metodologi, penyajian hasil
penelitian, analisa data yang telah dihimpun, penyusunan suatu ikhtisar hasil penelitian,
perumusan kesimpulan, menyusun saran untuk penelitian selanjutnya.
I. Tipe Perencanaan Penelitian
Berbagai tipe umum dalam perencanaan penelitian adalah survey design, case study
design, dan experimental design.
J. Usul Penelitian ( Research Proposal )
Isi dari usul penelitian adalah tujuan penelitian, ulasan singkat tentang masalah yang
diteliti, kegunaan teoritis dan praktis, serta beberapa petunjuk mengenal metodologi. Format
dari penelitian dapat berupa pendahuluan, tujuan penelitian, ulasan bahan bacaan, kerangka
teoritis, hipotesa, metodologi, kegunaan secara teoritis dan praktis, dan biaya yang
diperlukan.
K. Penyusunan Perencanaan Penelitian ( Research Design )
Langkah dari kegiatan penelitian adalah berupa perumusan masalah, penyusunan
kerangka teoritis, perumusan hipotesa, tipe perencanaan penelitian atau rencana pemeriksaan,
dan tata cara menentukan ruang lingkup bahan Pustaka atau responden, metode pengumpulan
data, dan pedoman kerja.
L. Alat Pengumpulan Data
Dikenal tiga jenis alat pengumpulan data yaitu studi dokumen, observasi, dan wawancara.
Ketiga alat penelitian ini dapat digunakan masing-masing atau bersamaan.
M. Tata Cara Penerapan Sampling
Proses menarik sample dapat dibagi menjadi Probability sample design dan Non-
probability sample design. Setiap orang atau unit dalam populasi mendapatkan kesempatan
yang sama untuk menjadi sample.
N. Pengolahan, Analisa, dan Konstruksi Data
Dalam perkembangan ilmu social dan penelitian, biasa menggunakan pendekatan
kuantitatif (pengukuran objek penelitian dalam unsur tertentu) dan kualitatif (menghasilkan
data deskriptif).
O. Mengapa Diadakan Penelitian di Bidang Ilmu Sosial?
Penelitian dilakukan diberbagai bidang yaitu bagi Ilmu Pengetahuan, Pendidikan
(pengajaran), dan Pembangunan.
P. Masalah – Masalah Etika Dalam Penelitian
Dalam penelitian terdapat masalah sponsor yaitu dana yang diberikan sehingga dilakukan
pembatasan atau dibuat kontrak.
Q. Struktur dan Organisasi Penelitian
Format struktur penelitian adalah Penasehat, penanggung jawab, staf ahli, supervisor,
leader, spot-checker, editor, dan petugas lapangan.

BAB II
PENELITIAN HUKUM, SUATU TINJAUAN UMUM
A. Apakah Itu Penelitian Hukum?
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,
sistematika, dan pemikiran tertentu dengan tujuan mempelajari gejala umum tertentu.
B. Penelitian dan Ilmu-Ilmu Hukum
Dengan luasnya ruang lingkup dari disiplin hukum, maka penelitian merupakan suatu sarana
untuk mengembangkan ilmu hukum khususnya dan disiplin hukum pada umumnya. Hal ini
juga tidak dapat dipisahkan.
C. Fungsi Metodologi Dalam Penelitian
Untuk mengetahui penerapan metodologi yang tepat perlu dikenal karakteristik dari suatu
disiplin seperti merinci ilmu secara konkrit, merinci sebab-khusus, melakukan logical
ordering, dan Teknik disiplin untuk mengetahui kebenaran.
D. Data yang diteliti dan tipe-tipenya
Data mencakup perilaku manusia, hasil dari perilaku manusia, dan data simulasi. Seluruh
data ini merupakan data penting dalam penelitian hukum.
E. Tujuan Penelitian Hukum
Bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan gejala hukum, memeperoleh pengetahuan gejala
hukum, menggambarkan aspek hukum, mendapatkan keterangan peristiwa hukum,
memperoleh data gejela hukum, menguji hipotesa.
F. Macam-macam Penelitian Hukum
Dapat dilihat dari berbagai sudut yaitu sifatnya (eksplotatoris, deskriptif, eksplanatoris),
bentuknya (diagnostik, prespektif, eveluatif), tujuannya (fact-finding, problem-identification,
problem-solution), penerapannya (murni, focus masalah, terapan), segi hukum (hukum
normatif, hukum sosiologis).
G. Jenis Data dari sudut sumbernya dan kekuatan mengikatnya
Dibagi menjadi bahan hukum primer yang bersifat mengikat (norma, peraturan dasar,
peraturan perundangan, bahan hukum yang tidak dikodifikasi, yurisprudensi, traktat, kitab
undang-undang), hukum sekunder (rancangan undang-undang), dan hukum tertier (kamus,
ensiklopedia dan, indeks kumulatif)
H. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian hukum
Langkahnya yaitu perumusan judul penelitian, perumusan pengantar masalah, perumusan
masalah, penegasan maksud dan tujuan, penyusunan kerangka teoritis, penyusunan kerangka
konsepsionil, perumusan hipotesa, pemilihan metodologi, penyajian hasil penelitian, Analisa
data, penyusunan ikhtisar penelitian, perumusan kesimpulan, dan penyusunan saran.
I. Tipe Penelitian Hukum
Adanya tiga tipe penelitian hukum yaitu survey design, case-study design, dan experimental
design.
J. Usul Penelitian Hukum
Biasanya berisikan tujuan penelitian, ulasan singkat bahan bacaan, kegunaan penelitian yang
dilakukan, dan petunjuk mengenai pemilihan atau penetapan metodologi.
K. Penyusunan Perencanaan Penelitian Hukum
Merupakan suatu pedoman untuk mengumpulkan data, mengolahnya, menganalisa, dan
mengkonstruksikannya. Langkah nya adalah perumusan masalah, penyusunan kerangka
teoritis, perumusan hipotesa, tipe perencanaaan penelitian, tata cara menentukan ruang
lingkup bahan responden, metode pengumpulan data, dan pedoman kerja.
L. Alat-alat Pengumpulan Data
Tiga alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah studi dokumen, pengamatan, dan
wawancara. Dapat digunakan masing-masing atau bersamaan untuk mendapatkan hasil
maksimal.
M. Tata Cara Penerapan Sampling Di Dalam penelitian hukum
Penelitian hukum adalah penelitian yang sosiologis atau empiris yang terutama bertujuan
untuk menelaah perilaku hukum warga masyarakat. Bagi penelitian hukum normative yang
mempergunakan data sekunder sebagai sumbernya, tata cara sampling tidak perlu dilakukan.
Karena data sekunder mempunyai kualitas tersendiri.
N. Pengolahan, Analisa, dan konstruksi data
Pada dasarnya pengolahan, Analisa, dan konstruksi data dapat dilakukan secara kualitatif atau
kuantitatif. Maka penyajian hasil penelitian sifatnya adalah deskriptif.
O. Kegunaan penelitian di Bidang Hukum
Adanya alasan psikologis-politis untuk melepaskan diri dari ikatan masa lampau yang berbau
colonial dan untuk menciptakan identitas bangsa yang merdeka.
P. Pola pengarahan penelitian hukum
Tujuan dari penelitian hukum adalah untuk menunjang pembinaan serta pengembaharuan
hukum dengan mengusahakan penemuan kenyataan. Kenyataan tersebutdapat dijadikan dasar
yang tepat dalam pengembangan ilmu hukum.
Q. Pernanan hukum dalam masyarakat berkembang
Sebagai pengantar, system hukum dalam masyarakat, peranan hukum, hukum dan
masyarakat berkembang, dan penutup.

BAB III
PERUMUSAN JUDUL PENELITIAN
A. Pengantar
Yang pertama kali dipikirkan adalah masalah yang akan diteliti. Ketika hendak merumuskan
suatu judl penelitian yang secara relative dapat memenuhi syarat maka sebaiknya judul dapat
menggambarkan secara sederhana masalah yang diteliti atau sebagai refleksi masalah yang
diteliti.
B. Perumusan judul dan tujuan penelitian
Tujuan nya adalah untuk mendapatkan pengetahuan suatu gejala, menggambarkan secara
lengkap karakteristik, mendapatkan keterangan tentang frekuensi peristiwa, memperoleh data
mengenai hubungan antar gejala, dan menguji hipotesa. Menurut sifatnya, tujuan penelitian
adalah penelitian eksploratoris, deskriptif, dan eksplanatoris.

BAB IV
PENYUSUNAN LATAR BELAKANG MASALAH DALAM PENELITIAN
A. Pengantar
Fungsi dari latar belakang adalah memperoleh gambaran yang lengkap tentang latar belakang
dan permasalahan yang akan diteliti. Konsep latar belakang yang baik mencakup pokok-
pokok situasi atau keadaan masalah yang akan diteliti timbul, alasan atau sebab mengapa
peneliti menelaah masalah yang dipilih, hal yang diketahui atau belum mengenai masalah,
pentingnya penelitian tersebut (teoritis atau praktis), dan penelitian yang akan dilakukan
dapat mengisi kekosongan yang ada.
B. Situasi di mana masalah yang akan diteliti timbul
Ada berbagai cara untuk menggambarkan situasi dimana masalah itu timbul dan tergantung
pada apa yang dianggap penting oleh peneliti atau sponsor penelitian. Dalam menguraikan
suatu situasi, perlu digambarkan secara lengkap dan jelas aspek yang menyangkut keadaan
umum atau khusus.
C. Alasan atau sebab suatu penelitian dilakukan
Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan suatu dasar yang kokoh untuk dijadikan alas
an kuat dalam melakukan penelitian. Pada masyarakat yang sedang berkembang yang pada
dewasa ini sedang mengalami pembangunan perlu ditetapkan skala prioritas penelitian di
bidang hukum. Alasan yang dapat digunakan perlu mencakup segi teoritis atau praktisnya.
D. Hal yang telah diketahui tentang masalah yang akan diteliti
Untuk tidak terjadinya pengulangan penelitian terhadap masalah yang sama, maka dilakukan
pengumpulan data tentang masalah tersebut sebelum dilakukannya penelitian.
E. Pentingnya penelitian yang akan dilakukan
Suatu penelitian di bidang hukum biasanya bertujuan untuk mengembangkan ilmu hukum,
sedangkan penelitian terapan bertujuan untuk memecahkan masalah hukum dalam
masyarakat.
F. Penelitian yang akan dilakukan dapat mengisi kekosongan yang ada
Hal ini dapat memperkuat apa yang telah diuraikan dalam ulasan tentang pentingnya dan
kegunaan penelitian. Harus dinyatakan dengan tegas untuk meyakinkan pihak sponsor
penelitian. Dapat memberikan gambaran penelitian hukum yang sudah ada dan yang harus
diteliti lagi.

BAB V
MERUMUSKAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN
A. Pengantar
Suatu masalah merupakan suatu proses yang mengalami halangan di dalam mencapai suatu
tujuan. Halangan tersebut hendak diatasi dan menjadi tujuan suatu penelitian. Perumusan
masalah merupakan salah satu bagian penting dalam penelitian hukum
B. Memilih masalah yang akan ditteliti
Seorang peneliti dapat menentukan berbagai sumber seperti pengalaman pribadi, bahan
kepustakaan, diskusi dengan ahli, politik hukum pemerintah.
C. Kriteria memilih masalah
Ketika hendak memilih masalah, maka peneliti harus bertanya pada diri sendiri. Suatu
kegiatan penelitian hukum harus berguna bagi peneliti, pengembangan hukum, dan
masyarakat.
D. Beberpaa masalah pokok dalam penelitian hukum
Masalah dari penelitian hukum menurut A.M. Bos adalah apakah yang terjadi di bidang sutau
system hukum, apakah yang menjadi bidang dari suatu system hukum, seberapa jauh
konsistensi system hukum, dan sejauh mana system hukum tadi lengkap.
E. Merumuskan tujuan penelitian
Perumusal dilakukan secara deklaratif dan merupakan pernyataan tentang apa yang akan
dicapai dari suatu penelitian.
BAB VI
PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIS DALAM PENELITIAN
A. Pengantar
Kegunaan tersebut mencakup hal seperti teori tersebut berguna untuk mengkhususkan fakta
yang hendak diselidiki, teori yang sangat berguna dalam mengembangkan system klasifikasi
fakta, teori biasanya merupakan suatu ikhtisar dari hal yang telah diketahui, teori memberikan
kemungkinan pada prediksi fakta mendatang, teori memberikan petunjuk kekurangan dan
pengetahuan peneliti.
B. Apakah teori menurut ilmu social?
Dapat disebut teori adalah hal yang dapat memperbaiki taraf hidup dan pergaulan hidup
manusia. Suatu teori didalam ilmu social bertujuan menyajikan pola yang terjadi dalam
kehidupan social manusia. Untuk menyuun kerangka teoritis maka perlu diterapkan metode
induktif atau deduktif. Metode induktif merupakan cara yang bertitik tolak pada hal yang
khusus. Suatu hipotesa dapat dirumuskan atas dasar fakta yang belum diuji. Hipotesa
merupakan suatu jawaban sementara terhadap masalah.
C. Kerangka teoritis dalam penelitian hukum
Bagi penelitian hukum normative diperlukan kerangka teoritis lain yang khas ilmu hukum.
Agar masalah menjadi jelas maka akan disajikan beberapa pokok teori Hans Kelsen yang
dapat menjadi kerangka acuan penelitian hukum normatif yaitu teori “The Pure theory of
law”. Suatu kerangka teoritis dalam penelitian hukum juga dapat disusun dengan metode
klasifikasi yang dimulai dari memilih ruang lingkup yang akan diteliti

BAB VII
PENYUSUNAN LATAR BELAKANG MASALAH DALAM PENELITIAN
A. Pengantar
Fungsi dari latar belakang adalah memperoleh gambaran yang lengkap tentang latar belakang
dan permasalahan yang akan diteliti. Konsep latar belakang yang baik mencakup pokok-
pokok situasi atau keadaan masalah yang akan diteliti timbul, alasan atau sebab mengapa
peneliti menelaah masalah yang dipilih, hal yang diketahui atau belum mengenai masalah,
pentingnya penelitian tersebut (teoritis atau praktis), dan penelitian yang akan dilakukan
dapat mengisi kekosongan yang ada.
B. Situasi di mana masalah yang akan diteliti timbul
Ada berbagai cara untuk menggambarkan situasi dimana masalah itu timbul dan tergantung
pada apa yang dianggap penting oleh peneliti atau sponsor penelitian. Dalam menguraikan
suatu situasi, perlu digambarkan secara lengkap dan jelas aspek yang menyangkut keadaan
umum atau khusus.
C. Alasan atau sebab suatu penelitian dilakukan
Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan suatu dasar yang kokoh untuk dijadikan alas
an kuat dalam melakukan penelitian. Pada masyarakat yang sedang berkembang yang pada
dewasa ini sedang mengalami pembangunan perlu ditetapkan skala prioritas penelitian di
bidang hukum. Alasan yang dapat digunakan perlu mencakup segi teoritis atau praktisnya.
D. Hal yang telah diketahui tentang masalah yang akan diteliti
Untuk tidak terjadinya pengulangan penelitian terhadap masalah yang sama, maka dilakukan
pengumpulan data tentang masalah tersebut sebelum dilakukannya penelitian.
E. Pentingnya penelitian yang akan dilakukan
Suatu penelitian di bidang hukum biasanya bertujuan untuk mengembangkan ilmu hukum,
sedangkan penelitian terapan bertujuan untuk memecahkan masalah hukum dalam
masyarakat.
F. Penelitian yang akan dilakukan dapat mengisi kekosongan yang ada
Hal ini dapat memperkuat apa yang telah diuraikan dalam ulasan tentang pentingnya dan
kegunaan penelitian. Harus dinyatakan dengan tegas untuk meyakinkan pihak sponsor
penelitian. Dapat memberikan gambaran penelitian hukum yang sudah ada dan yang harus
diteliti lagi.

BAB VIII
PERUMUSAN HIPOTESA

A. Pengantar
Dalam Bab 1 telah dijelaskan, bahwa hipotesa harus ada apabila tinjauan penelitian adalah
untuk menguji apakah ada hubungan sebab akibat antara gejala-gejala tertentu. Kecuali itu,
maka hipotesa juga mungkin ada, apabila tujuan penelitian adalah memperoleh data
mengenai hubungan antara suatu gekala dengan gejala lain. Dalam hal terakhir ini, hipotesa
tidak mutlak harus ada. Dengan demikian, maka keliru apabila dikatakan bahwa adanya
hipotesa merupakan kriterium apakah suatu penelitian bersifat ilmiah atau tidak (atau kurang
ilmiah). Namun perlu pula di tekankan, bahwa hipotesa adalah sangat penting didalam
penelitian. Sebagaimana dinyatakan oleh Cohen dan Nager (M.R Cohen & E. Nagel : 1934.

Pengertian Hipotesa menurut Para Ahli :


- Menurut Mely G. Tan Hipotesa adalah rumusan yang menyatakan harapan adanya
hubungan tertentu antara dua fakta atau lebih merupakan suatu hipotesa.
- Menurut Kartini Kartono Hipotesa itu berarti, stelling, patokan, pendirian, dalil
yang dianggap benar untuk sementara dan perlu dibuktikan kebenarannya.
B. Fungsi Hipotesa
1) Memberikan pedoman dan pengarahan pada penelitian dan pemecahan masalah ;
2) Membatasi data informasi yang relevan dan pertinent perlu saja, dengan
mengelimnir data lain yang tidak berkaitan dengan inti permasalahan ;
3) Menyadarkan kita akan keterbatasan indera manusia dan alat-alat pengukur hasil
ciptaan akal manusia dalam menanggapi suatu masalah yang rumit ;
4) Mengurangi kesalahan dan kesesatan dalam usaha pengumpulan data.

C. Tipe – Tipe utama Hipotesa


Menurut Black dan Champion dibedakan antara tiga tipe utama Hipotesa, yaitu :
1) Hipotesa Penelitian atau Hipotesa Kerja (Research Hypotheses ; Working
Hypotheses) ;
2) Hipotesa Nol (Nul Hypotheses) ;
3) Dan Hipotesa Statistik (Statistical Hypotheses).

D. Sumber – Sumber Hipotesa


Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa sumber utama dari hipotesa adalah pikiran
dari peneliti mengenai gejala-gejala yang ingat ditelitinya. Pikiran-pikiran tersebut
akan timbul setelah mengadakan tukar pikiran atau diskusi dengan teman-teman
sejawat atau dengan para ahli. Terkadang suatu hipotesa timbul, setelah seseorang
secara tekun mengamati suatu gejala tertentu ; selain itu, maka hipotesa dapat pula
diambil atas dasar teori-teori yang ada.

E. Perumusan Hipotesa
Kebaikan atau keburukan suatu hipotesa dalam perumusannya, senantiasa tergantung
pada beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah sampai sejauh manakah hipotesa
itu sesuai dengan tujuan yang akan dilakukan. Lain faktor adalah apalah hipotesa
tersebut sesuai dengan terori dari mana hipotesa tersebut berasala atau didasarkan.
Salah satu kemungkinan untuk menilai hipotesa tersebut adalah sampai sejauh
manakah hipotesa tersebut akan dapat memberikan informasi mengenai penelitian
yang akan dilakukan (James A Black & Dean J. Champion ; 1976). Sebagai contoh,
dapat disajikan perihal kemungkinan-kemungkinan yang daoat terjadi antara variable
X dengan variable Y, sebagai berikut :
1. Ada hubungan antara variable X dengan variable Y ,
2. Variable Y tergantung pada Variabel X
3. Apabila variable X meningkat, maka variable Y menurun (atau sebaliknya).

F. Pengujian Hipotesa
Terdapat beberapa kriteria untuk menguji hipotesa, adalah antara lain :
1. Suatu situasi social yang nyata diperlukan, untuk menguji hipotesa dalam kadar
yang cukup. Apabila, umpanya hendak diuji suatu hipotesa mengenai taraf
kepatuhan hukum, maka haruslah dipilih suatu situasi social dimana terjadi proses
tersebut didalam kenyataannya, misalnya didalam proses lalu lintas. Kiranya
tidaklah terlalu mudah untuk melakukan pengujian semacam itu ; mungkin ada
halangan dari pengemudi kendaraan bermotor, atau mungkin petugas tidak mau
mengerti mengenai kegunaan pengujian yang akan dilakukan dan lain sebaginya.
2. Peneliti harus yakin, bahwa hipotesanya dapat diuji secara empiritis. Hal ini
terutama berarti, bahwa pemeriksaannya harus dilakukan terhadap gejala-gejala
empiris yang dapat diamati pancaindra manusia. Kecuali daripada itu, maka
pengujian tersebut juga memerlukan pengukuran-pengukura tertentu, sehingga ada
masalah mengenai variable-variabel yang dapat diukur atau tidak dapat diukur.

G. Penerapannya dalam penelitian hukum (suatu contoh)


Penerapan penggunaan hipotesa didalam penelitian hukum, biasanya dilakukan pada
penelitian hukum sosiologis atau empiris yang bersifat ekspalanatoris. Suatu contoh
penelitian demikian, antara lain dilakukan oleh Richard D. Schwartz terhadap sistim
pengendalian social yang diterapkan dua macam masyarakat setempat
(“communites”) di Israel, yakni “kvutza” dan “moshav”. Pusat perhatiannya tertuju
pada hubungan antara pengadilan hukum dengan sistim-sistim pengendalian lainnya,
yang disebutnya sebagai pengendaliannya imformil. Titik sentral pembedaan, terletak
pada sistim sanksi.

BAB IX
METOLOGI PENGUMPULAN DATA

A. Metodologi pengumpulan data senantiasa tergantung pada data yang dikehendaki,


yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Alat-alat pengumpulan data, Maka dikenal tiga alat pengumpulan data,
senantiasa tergantung pada ruang lingkup dan tujuan penelitian hukum yang
akan dilakukan, dalam hal ini khususnya mengenai tipe data yang akan diteliti.
Walaupun demikian, tipe data apapun yang dikehendaki, studi dokumen atau
bahan pustaka akan selalu dipergunakan terlebih dahulu.
a Studi dokumen atau bahan pustaka
b Pengamatan atau observasi
Didalam melakukan kegiatan ilmiah seperti penelitian, pengamatan atau observasi
merupakan salah satu sarana pengumpulan data yang tertua, apabila dilihat dari sudut
sejarahnya. Maka pengamatan ilmiah terikat pada syarat-syarat, sebagai berikut :
- Pengamatan didasarkan pada suatu kerangka penelitian ilmiah,
- Harus dilakukan secara sistematis, metodologi dan konsisten,
- Pencatatan data harus dilakukan secara sistematis, metodologis dan konsisten,
- Dapat diuji kebenarannya.

Dengan demikian dapatlah dikatakan, bahwa ruang lingkup serta ciri-ciri pokok
pengamatan secara ilmiah, adalah sebagai berikut :
- Pengamatan mencakup segenap konteks sosial, dimana perilaku yang diamati
terjadi,
- Pengamatan mengidentifikasikan semua peristiwa peristiwa penting yang
mempengaruhi hubungan antara orang-orang yang sedang diamati oleh peneliti,
- Pengamatan mengidentifikasikan apa yang benar-benar merupakan kenyataan,
- Pengamatan mengidentifikasikan keteraturan-keteraturan dengan cara
mengadakan perbandingan dengan situasi-situasi sosial lainnya.

Tujuan pengamatan
Bahwa tujuan utama dari penggunaan pengamatan sebagai sarana pengumpulan data
penelitian :
1) Untuk mendapatkan data tentang perilaku manusia, sebagaimana adanya atau
sebagaimana terjadi dengan sesungguhnya,
2) Untuk mendapatkan data perihal perilaku nyata didalam prosesnya,
3) Untuk mendapatkan suatu gambaran sejenak dan komprehensif mengenai
perilaku manusia,
4) Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai perilaku manusia
dan kelompoknya,
5) Untuk mengadakan eksplorasi atau penjalajahan,
6) Untuk memberikan kemungkinan-kemungkinan baru, dalam mengadakan
penelitian, yang mungkin tidak diketemukan didalam bahan pustaka,
7) Untuk mendapatkan dasar bagi perumusan masalah, yang tidak diketemukan
dalam teori, dan sekaligus memberikan ruang lingkup tertentu bagi perumusan
masalah-penelitian.
B. Wawancara atau interview
Dengan mempergunakan wawancara sebagai suatu alat pengumpul data, peneliti
diharapkan akan dapat mengungkapkan berbagai aspek dari masyarakat-masyarakat
tersebut, maupun individu-individu yang menjadi warganya. Beberapa keuntungan
penggunaan wawancara didalam penelitian antara lain :
- Wawancara memungkinkan peneliti, untuk memperoleh dan mengumpulkan data
dalam jangka waktu yang lebih cepat, dibandingkan dengan penggunaan alat-alat
pengumpulan data lainnya.
- Wawancara memberi jaminan kepada peneliti, bahwa pertanyaan yang diajukan
kepada responden dikehendaki oleh peneliti.
- Penggunaan wawancara dapat berlaku lebih luwes.
- Peneliti lebih banyak dapat menerapkan pengawasan dan pengendalian terhadap
situasi yang dihadapi.
- Data yang diberikan oleh responden secara langsung dapat diperiksa
kebenarannya.

BAB X
PENGOLAHAN, ANALISA DAN KONSTRUKSI DATA

A. Pengantar
Didalam sejarah perkembangannya, maka ilmu-ilmu social pada umumnya
terpengaruh oleh dua perspektif teoritis yang pokok, perspektif-perspektif mana
dikenal dengan nama positivism dan aliran termonologi. Perbedaan-perbedaan pokok
yang terpenting antara keduanya, adalah antara lain, sebagai berikut :
1. Pada positivism makan yang terpenting adalah meneliti fakta atau sebab-sebab
terjadinya gejala-gejala social tertentu
2. Pada fenomenologi yang terpenting adalah memahami perilaku manusia daru
sudut pandangan orang itu sendiri
3. Para positivis berusaha untuk mengumpulkan data melalui daftar pertanyaan yang
berstruktur dan alat-alat pengumpulan data lainnya, yang menghasilkan data
kwantitatif serta memungkinkan untuk buat kolerasi antara gejala-gejala, dengen
mempergunakan statistic
4. Seorang fenomoloog akan berusaha untuk mengumpulkan data dengan terutama
mempergunakan pengamatan terlibat, pedoman pertanyaan, dan mungkin dengan
menganalisa dokumen-dokumen pribadi.

B. Pengelohan, Analisa dan konstruksi data penelitian hukum normatif


1. Menarik azas-azas hukum
Apabila peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk menarik azas-azas
hukum, maka hal itu dapat saja dilakukannya terhadap hukum positif tersebut
sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan yang memberikan suatu
penelitian yang bersifat etis. Secara logis, maka pertama-tama azas-azas hukum
tersebut harus ada pada pengambilan keputusan secara konkrit, akan tetapi
didalam pertanyaannya hal itu juga dapat ditelusuri pada hukum positif tertulis.

Menurut Paul Scholten, maka salah satu fungsi yang utama dari ilmu-ilmu hukum
adalah mengadakan penelusuran terhadap azas-azas hukum yang terdapat didalam
hukum positif. Dalam hal ini Scholten cenderung untuk menghubungkannya
dengan fungsi hakim du dakam menerapkan hukum, khususnya didalam
melakukan interprestasi atau penafsiran terhadap peraturan perundang-undang.
2. Menelaah sistematika peraturan perundang-undangan
Yang pertama-tama harus dilakukan ialah mengumpulkan peraturan perundang-
undang dari bidang-bidang tertentu, yang menjadi pusat perhatian dari peneliti.
Klasifikasi dapat dibuat atas dasar kronologi. Bagian-bagian yang diatur oleh
peraturan tersebut, dan seterusnya. Kemudian diadakan suatu Analisa, dengan
mempergunakan pengertian-pengertian dasar dari sistim hukum, yang lazimnya
mencakup :
a Subyek hukum
b Hak dan kewajiban
c Peristiwa hukum
d Hubungan hukum
e Obyek hukum
Analisa hanya dilakukan terhdap pasal-pasal yang isinya merupakan kaidah
(hukum). Setelah dilakukan Analisa, maka kontruksi dilaksanakan dengan cara
memasukkan pasal-pasal tertentu, ke dalam kategori-kategori atas dasr pengertian-
pengertian dari sistim hukum tersebut.
3. Penelitian terhadap taraf sinkhronisasi dari peraturan perundang-undangan
Penelitian semacam ini dapat dilakukan atas dasar paling sedikit dua titik tolak,
yakni taraf sinkhhornisasi secara vertical dan secara horizontal. Apabila titik tolak
vertical yang diambil, maka yang diteliti adalah taraf sinkhronisasi peraturan
perundang-undangan menurut hierarkinya. Apabila penelitian dilakukan terhadap
horizontal, maka yang diteliti adalah sampai sejauh mana suatu peraturan
perundang-undangan yang mengatur pelbagai bidang yang mempunyai hubungan
fungsionil adalah konsisten.
4. Perbandingan Hukum
Apabila telah ditelaah Black’s Law Dictionary, maka di dalam kamus tersebut
dinyatakan, bahwa perbandingan hukum adalah “the study of the principles of
legak science by the comparison of various systems of law”. Lando menyatakan,
bahwa perbandingan hukum adalah “the national” legal systems and their
comparison, yang kemudian ditambahkannya dengan kalimat “an analysis and a
comparison of the laws”.
5. Sejarah Hukum
Seorang peneliti yang mempergunakan metode sejarah di dalam tinjauannya
terhadap hukum, mempunyai kewajiban utama untuk menelaah hubungan antara
hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya, dari sudut sejarah (Soerjono
Soekanto : 1979). Dari hubungan-hubungan tersebut, seorang peneliti harus dapat
menjelaskan perkembangan dari bidang-bidang hukum yang ditelitinya.
Pandangan yang luas bagi penelitim oleh karena hukum senantiasa dipengaruhi
dan mempengaruhi aspek-aspek kehidupan lainnya. Hukum masa kini, merupakan
hasil perkembangan dari salah satu aspek kehidupan manusia pada masa lampau,
dan hukum masa kini merupakan dasar bagi hukum pada masa-masa mendatang.
Apabila dibandingkan dengan penafsiran menurut sejarah (penafsiran historical),
maka sejarah hukum mungkin suatu ilmu atau suatu metode, sedangkan
penafsiran menurut sejarah merupakan suatu metode penafsiran terhadap kaedah
hukum tertentu. Tujuan penggunaan metode penafsiran menurut sejarah adalah
untuk dapat menerapkan suatu kaedah hukum pada suatu kasus dengan seadil-
adilnya. Pada sejarah hukum, maka kaedah hukum itu sendiri tidak terlalu penting,
oleh karena merupakan hasil perkembangan dari aspek-aspek lain dari kehidupan.
C. Pengolahan, Analisa dan konstruksi data penelitian hukum sosiologis atau empiris.
1. Pencatatan hasil pengumpulan data secara kwantitatif
Mengumpulkan data lapangan yang telah selesai, peneliti harus meneliti Kembali
informasi yang diterimanya itu. Jika peneliti memperkerjakan beberapa orang
pengumpul data di lapangan (mungkin pewawancara atau pengamat), maka
peneliti harus memeriksa Kembali mengenai kelengkapan jawaban yang diterima,
kejelasannya, maupun keseragaman data yang diterima oleh peneliti.
2. Analisa dan konstruksi data secara kwantitatif
Mencari nilai rata-rata, nilai tengah maupun nilai terbesar dari sautu kelompok,
sudah merupakan kegiatan unutk menganalisa data, yang kemudian dapat
dilanjutkan dengan konstruksinya baik secara kwantitatif maupun secara
kwalitatif.

Anda mungkin juga menyukai