Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN POLISI = sebagai tahap sebuah perkara bisa ada dalam kepolisian

Suatau Perkara itu bisa ada di kepolisian karena berbagai cara/ berada di tangan polisi 3 syarat :

1) adanya laporan

Artinya ada pihak yg dirugikan atas tindakan seseorang. Ada unsur kesalahan dll. Adanya kerugiaan

Misalnya : bapak kehilangan motor, melapor ke kepolisian dimana terjadinya tempat perkara.

2) adanya laporan pengaduan masyarakat (laporan tipe A) = suatu laporan yang dilakukan oleh
masyarakat, kemudian dikumpulkan oleh polisi maka terbentuklah laporan tipe A

Misalnya : ada tindak pidana pemalsuan VCD bajakan. Banyak di pinggri jalan dan toko. Dampak
hukum lainnya bahwa Indonesia sudah meratifikasi konvensi BAN sehingga Indonesia wajib
mengamankan produk” hak kekakyaan intelektual seseorang yang beredar di Indonesia seperti VCD
karena itu hak cipta.

Masyarakat lapor kepada polisi, dan polisi membuat laporan tipe A. disitu pelaporan dari polisi tapi
ditulis juga laporan yangmasyarakat

3 akibat sesuatu tindkaan yang tertangkap tangan / tertangkap basah saat melakukan tindak pidana

Tidak ada laporan, keadaan dimana orang tertangkap basah ketika seseornag sedang melakukan
tindak pidana, lalu di ketahui dan ditangkap tangan.

Apakah tindak pidananya sudah sempurna atau belum? Sehingga harus di pelajari terkait
PEMBAGIAN UNSUR SUATU PASAL. Juga sangat berguna saat kita melakukan perjanjian hukum
perdata.

Ketika kita melihat suatu tindak pidana kita melihat kepada unsur TINDAK PIDANA dan unsur PASAL.
Jika keduanya sudah tepat maka itu ada tindak pidana. Jika salah satu unsur tidak terpenuhi maka
dinyatakan LEPAS/BEBAS.

INSTANSI KEPOLISIAN

Jika ada suatu laporan masuknya ke SPKT (Sentral Pelayanan Kemasyarakatan Terpadu) dari SPKT
masuk ke Bagian Pengolahan data (yg mempelajari atau menentukan penyelidik atau penyidiknya itu
siapa) karena didalam sebuah kepolisian ada namanya RESERSE UMUM dan RESERSE KHUSUS.

RESERSE UMUM = tindak pidana umum. tiap” instansi itu berbeda Polda namanya ITIKAD
DIREKTORAT RESERSE UMUM dikepalai oleh seorang Direktorat. Didalamnya terdapat bagian” :
DARMAR (kendaraan bermotor, JAKARTAS (Kejahatan dengan tindak pidana kekerasan), RENATA
(Remaja, anak dan wanita), ARDABAKTA (Harta Benda bangunan dan tanah), PPA (perlindungan
perempuan dan anak), KABNEG (Keamanan Negara).

RESERSE KHUSUS
Didalamnya terdapat SIBER CRIME (kejahatan IT), SUBDAHLING ( Sumber daya dan lingkungan),
Kejahatan Perbankan, Tindak Pidana tertentu. Hampir sama dengan BARESKRIM, teta[I lebih detail
lagi dan beda kelasnya.

POLRES : adanya unit-unit

Dari bagian pengolahan ini yang menentukan akan dirujuk kemana suatu laporan yang masuk. Itu
memakan waktu sekitar 2 minggu. Tetapi bisa dilakukan permintaan khusus tetapi tidak terlalu
penting.

Ketika perkara masuk lewat laporan maka biasanya akan di panggil dahulu / di BAP (Berita Acara
Konfirmasi) : (TAHAP LIDIK/PENYELIDIKAN)

1 si pelapor (apabila laporan belum jelas )

2 saksi (didokumen laporan sudah jelas)

Dilakukan pemanggilan oleh polisi. Disini penyelidik ingin mengetahu konstruksi perkaranya seperti
apa. Bila semua saksi” dan pelapor dimintai keterangan dan belum ditemukannya konstruksi perkara
yang untuh maka di panggillah TERLAPOR.

Dalam SPKT terdapat gelar kecil sejak adanya perkara penetapan tersangka dapat dilakukan uji
materi / praperadilan. maka sekarang kepolisian lebih detail lagi dalam menerima laporan. Ketika
kita masuk laporan sudah di lakukan gelar kecil. Disini dipanggil bagian RESERSE dan bagian Hukum,
apakah perkara tersebut bisa dijadikan suatu laporan yang diterima.

KEMUDIAN KEMBALI KE BAP :

Setelah pelapor dan terlapor dimintai konfirmasi itu akan kembali dilakukan gelar perkara, untuk
melihat apakah tindak pidana tersebut ada. Gelar perkara dilakuakn oleh WASIDIK (Pengawas
penyidik) mengundang penyidik, kemudian dilakukan gelar perkara. Dilakukan diskusi dalam gelar
perkara, adanya PROGMA, BIDKUM, WASIDIK.

Jika ada gelar perkara tersebut dinamakan RESUME GELAR PERKARA. Resumenya macam”

1 bisa dikatakan bahwa perkara ini kurang tindal pidananya, sehingga akan dipanggil pelapor dan
dilakukan pemberhentian (SP3 = SURAT PEMBERITAHUAN PEMBERHENTIAN PENYELIDIKAN)

2 untuk ditinjaklanjuti dan masuk ketingkat penyidikan

Lalu kepala RESERSE UMUM menerbitkan SPRINDIK (

TATA CARA YANG DILAKUKAN KEPOLISIAN BERDASARKAN KUHAP (DIATAS)

Tatanan KPK adanya undang” khusus, sehingga ada beberapa point yang berbeda dengan KUHAP

Ketika SPRINDIK itu diterbitkan maka perlu dilakukan BAP pendalaman atau panggilan lebih detail

Misla : dipanggil sebagai saksi dalam tindak pidana penipuan penggelapan dan/atau tindak pidana
pencucian uang yang dilakukan oleh (nama terlapor) dalam jual beli tanah di lokasi ini.
Tindak pidana pencucian uang itu harus ada pasal utamanya. TPPU itu pasal ikutan tidak bisa berdiri
sendiri.

Sehingga :

1 panggilan sudah jelas

2 dasarnya sudah jelas (laporan polisi nomor sekian)

3 adanya hasil gelar tertanggal sekian

4 surat perintah penyidikan (SEPERINDIK)

5 ada siapa yg dipanggil sebagai apa , misal : Mario sebagai saksi….

BAP nya itu ulangan dari BAP konfirmasi awal, sehingga hanya di copy paste tetapi adanya tambahan
yang lebih detail dari gelar perkara kedua. Jika dalam BAP itu semua orang harus dalam keadaan
bebas dalam setiap pemeriksaan. Apalagi karena kita sudah menandatangani Konvensi anti
kekerasan terhadap mereka yang diperiksa dihadapan petugas kepolisian. Konvensi ini berlaku untuk
penyidik untuk melakukan penyidikan dengan tahanan/tersangka.

Terperiksa itu bisa saksi, tersangka, dimintai konfirmasi. Tetapi kalo sudah ada seperendik pasti ada
tersangkanya.

SPDP ( Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan) ketika mulainya penyidikan. Ketika di


terbitkannya SEPERINDIK maka SPDP harus ikut dikirimkan ke kejaksaan.

Bahwa polisi itu hanya menyiapkan materi pemeriksaan, supervisinya dari kejaksaan. Dalam
kehidupan sehari – hari jaksa suka kesal kepada polisi karena banyak perkara yang tidak sampai ke
kejaksaan dan sudah damai di kepolisian.

Mulai Tahun 2018 ada SURAT RESTORATIF JUSTICE untuk meredam perkara. Dengan dipertemukan
pelaku dan korban, apabila pelaku mengakui dan bisa mengganti maka tidak perlu di proses. Jadi
adanya kesempatan antara pelaku dan korban dipertemukan untuk berdamai.

Didalam penyidikan dengan adanya restorative justis polisi memeberikan kesempatan kepada para
pihak untuk berdamai. Kalau dahulu sebelum 2018 polisi dilarang mendamaikan para pihak karena
polisi bukan mediator maka laporan masuk langsung memasukan ke SPDP. Maka dalam setiap kasus-
kasus polisi langsung gerak cepat pada para pihak, apalagi kalo ada yang di tahan.

Jika ia diam diruang pemeriksaan dan bukan di masukan ke rutan maka statusnya tidak ditahan.
Sambil menunggu mencari – cari bukti untuk mementahkan tuduhan tersebut. Karena dalam KUHAP
1x24 jam merupakan hak polisi. Si terlapor diberikan kesempatan untuk memberikan bukti terkait
laporan. Tetapi setelah 2018 maka polisi noleh mendamaikan.

Polisi mengirimkan SPDP maka perkara sudah berjalan, dan tidak bisa damai. Damai bisa dilakukan
tetapi melibatkan kejaksaa. Jadi restorative Justis dapat dilakukan pada saat ketika penyidikan di
polisi dan perkara sudah sampai di penuntutan. Kalo di kejaksaan namanya hak deponir perkara,
biasanya perkara” berkiatan dengan ketertiban masyarakat. Tujuannya untuk mengendalikan jumlah
perkara.
Perkara pidana berkiatan dengan hak asasi manusia.

PENAHAN DARI TUGAS! SYARAT”, UNSUR, MASA PENAHANAN, DLL

Fakta persidangan itu ada ketika saksi – saksi sudah diperiksa, terdakwa sudah diperiksa, ahli dll.
Sedangkan surat dakwaan itu merupakan fakta BAP.

PROSES PENYIDIKAN

Jaksa sudah memberikan SPDP disitulah secara berkala penyidik setelah menyelesaikan 1 periode
pemeriksaan, penyidik mengirimkan berkasnya ke kejaksaan selaku supervise dalam penangannan
perkara. Jaksa bisa menentuka hal lain.

Anda mungkin juga menyukai