Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk monodualistik mempunyai kehidupan menyendiri namun juga
sebagai makhluk sosial artinya manusia berada di tengah masyarakat. Menurut
Aristoteles (Yunani, 384-322 SM), manusia adalah Zoon Politicon artinya sebagai
makhluk yang ingin bergaul dari hubungan pergaulan itu timbul hubungan satu sama
lain yang didasari oleh kepentingan masing-masing sehingga tidak menutup
kemungkinan timbulnya pelanggaran dan kejahatan. Peran hukum sangat penting
dalam mengatur kepentingan tersebut agar masing-masing dari kepentingan tersebut
terlindungi sehingga tercapai hidup tertib, adil, aman, dan Makmur. Sehingga hukum
acara pidana mengatur ketika terjadinya suatu tindak pidana maka harus ada
mekanisme penyelesaian dengan dimulai penegakan hukum pada tahap kepolisian.
Penyerahan
Laporan
Penyelidikan Penyidikan berkas
Polisi
kepada JPU
A. LAPORAN POLISI
1.1. Perbedaan Definisi dari Laporan dan Pengaduan
(Peraturan Kepolisian Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pengawasan dan
Pengendalian Penanganan Perkara Pidana di Lingkungan POLRI)
a. Laporan: pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau
kewajiban berdasarkan Undang-Undang bahwa akan, sedang, atau telah terjadi
peristiwa pidana.
b. Pengaduan: pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan
kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum terhadap
seseorang yang telah melakukan Tindak Pidana aduan yang merugikannya.
Laporan Pengaduan
Pemberitahuan Pemberitahuan +Permintaan
Delik Biasa Delik Aduan (Hanya orang yang
berkepentingan)
Laporan tidak dapat dicabut Pengaduan dapat dicabut
Tidak sertamerta sebagai Langsung dapat dijadikan sebagai dasar
dasar penangkapan penangkapan
1
b. Laporan Polisi ada 3 model yakni Model A, B, C
1. Model A dibuat oleh anggota Polri yang mengetahui adanya tindak pidana
2. Model B dibuat oleh petugas di SPK berdasarkan laporan atau pengaduan
yang disampaikan oleh seseorang.
3. Model C dibuat oleh penyidik yang pada saat melakukan penyidikan perkara
telah menemukan tindak pidana atau tersangka yang belum termasuk dalam
laporan polisi yang sedang diproses.
c. Laporan/pengaduan bisa secara lisan atau tertulis
Setiap laporan dan/atau pengaduan disampaikan secara lisan atau tertulis
karena hak atau kewajiban dan wajib diterima
Apabila kejadian tindak pidana (locus delicti) yang dilaporan berada di luar
wilayah hukum, maka laporan diteruskan ke kesatuan yang berwenang.
d. Pelapor/pengadu akan menerima Surat Terima Laporan (STTL)
Wajib memberikan STTL kepada pelapor/ Pengadu sebagai tanda bukti telah
dibuatnya laporan polisi
e. Laporan polisi tersebut disalurkan
Laporan polisi yang dibuat wajib diserahkan dan diterima oleh pejabat reserse
yang berwenang untuk mendestribusikan laporan polisi, yang mana selanjutnya
disalurkan kepada penyidik yang ditunjuk untuk melaksanakan penyidikan
perkara
Khusus laporan polisi untuk perkara luar biasa (extra ordinary), maka disalurkan
kepada penyidik professional dari satuan yang bersangkut seperti tindak pidana
luar biasa seperti narkoba ke satuan reserse narkoba, terorisme ke satuan
khusus anti-terror.
f. Penyatuan penanganan perkara
Hal ini terjadi jika suatu perkara tindak pidana yang menyangkut objek yang
sama atau pelaku yang sama, namun dilaporkan oleh beberapa pelapor pada
kesatuan atau dibeberapa kesatuan berbeda.
Terhadap perkara yang merupakan sengketa antara pihak yang melapor kepada
kantor polisi yang berbeda, penangan dilaksanakan oleh kesatuan yang lebih
tinggi
B. PENYELIDIKAN
2.1 Pengertian dan Tujuan Penyelidikan
Berdasarkan pasal 1 ayat 5 KUHAP, Penyelidikan adalah mencari dan menemukan
suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana serta menentukan dapat atau
tidaknya dilakukan penyidikan.
2
2.2 Siapa Yang Melakukan Penyelidikan
Penyelidikan dilakukan oleh penyelidik (Vide Pasal 1 ayat 4), penyelidik adalah
pejabat POLRI yang diberi wewenang oleh Undang-Undang ini untuk melakukan
penyelidikan
3
- Laporan, pemberitahuan oleh seseorang karena hak atau kewajibannya
kepada pejabat berwenang tentang telah, sedang, atau diduga akan terjadi
tindak pidana.
- Pengaduan, pemberitahuan yang disertai pemintaan untuk menindak menurut
hukum seseorang yang merugikannya.
- Pengetahuan sendiri penyelidik atau penyidik
4
2.9 Hasil dari Penyelidikan
a. Apabila hasil dari penyelidikan bukan sebuah peristiwa pidana maka tetap
dibuatkan hasil laporan penyelidikan.
b. Begitu juga apabila hasil dari penyelidikan menghasilkan peristiwa pidana maka
tahap selanjutnya adalah Penyidikan dengan dimulainya Surat Perintah
Penyidikan (Sprindik) dan Penunjukan pelaksanaan tugas penyidikan.
C. PENYIDIKAN
3.1 Definisi Penyidikan
Penyidikan adalah Tindakan penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tentang Tindak Pidana yang terjadi & guna
menemukan tersangkanya. (Vide Pasal 1 ayat (2) KUHAP)
Polisi JPU
Contoh PPNS:
a. Penyidik Tindak Pidana pengurusakan hutan dalam Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Pengrusakan Hutan.
b. Penyidik Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor Narkotika
dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
5
Penyidik pembantu (Vide Pasal 1 ayat 3 jo Pasal 10), penyidik pembantu adalah
pejabat POLRI yang karena diberi wewenang tertentu dapat melakukan tugas
penyidikan yang diatur dalam Undang-Undang ini
Penyidik dengan syarat kepangkatan lebih rendah dari penyidik baisa, namun
memiliki spesialisasi di bidang reserse kriminal (Vide Peraturan Pemerintah Nomor
58 Tahun 2010)
a. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan terhadap saksi-saksi, tersangka, dan ahli apabila
diperlukan
b. Melakukan upaya paksa
Dilakukan upaya paksa karena sifatnya yang memaksa dan membatasi
kemerdekaan seseorang baik terhadap kebebasannya, propertinya, maupun
privasinya.
1. Pemanggilan
Surat panggilan bertujuan sebagai salah satu upaya mencari bukti-bukti untuk
membuat terang suatu tindak pidana.
Apabila tersangka yang telah dipanggil 3 kali dan dinyatakan tidak jelas
keberadaannya makan dapat dicatat di dalam Daftar Pencarian Orang (DPO)
dan dibuatkan Surat Pencarian Orang.
6
- Memperlihatkan Surat Tugas Penangkapan
- Surat Perintah Penangkapan (Identias, Alasan,Uraian Singkat Tindak
Pidana)
- Tembusan Surat Perintah Penangkapan kepada keluarga
7
2. Penuntut 20 KPN: 40 KPN: 30+30 110
Umum
3. Hakim PN 30 KPN: 60 KPT: 30+30 150
4. Hakim PT 30 KPT: 60 Hak.MA: 150
30+30
5. Hakim Agung 50 KMA: 60 KMA: 30+30 170
Total 150 +250 +300 = 700
Kekecualian dari jangka penahanan pada Pasal 24, 25, 26, 27, dan 28
KUHAP, guna kepentingan pemeriksaan, penahanan terhadap tersangka/
terdakwa dapat diperpanjang dengan alasan yang patut dan tidak dapat
dihindarkan karena:
- Tersangka atau terdakwa menderita gangguan fisik atau mental yang
berat berdasarkan surat keterangan dari dokter;
- Perkara yang sedang diperiksan diancam dengan pidana penjara 9
(Sembilan) tahun atau lebih (Vide Pasal 29 ayat 1 KUHAP). Perpanjangan
paling lama 30 hari apabila masih diperlukan maka dapat diperpanjang
untuk 30 hari lagi
8
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggeledahan:
- Surat izin KPN setempat
- Surat tugas dan surat perintah penggeledahan
- 2 orang saksi apabila pemilik rumah menyetujui, apabila tidak disetujui
maka ditambah dengan Ketua RT dan RW)
- Membuat berita acara penggeledahan dalam jangka 2 hari dan
disampaikan kepada pemilik/ penghuni rumah.
Dalam hal keadaan sangat perlu dan mendesak, penyidik dapat melakukan
penggeledahan dengan menggunakan surat perintah penggeledahan tanpa
surat izin ketua pengadilan dimana setelah dilaksanakan penggeledahan wajib
untuk membuat berita acara penggeledahan dan memberitahukan kepada
Ketua Pengadilan Negeri setempat untuk memperoleh persetujuan
penggeledahan.
9
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni:
- Surat izin KPN setempat (Vide Pasal 47 ayat 1)
- Dikembalikan dengan cap “telah dibuka oleh penyidik) (Vide Pasal 48 ayat
2)
- Meminta kepada pihak terkait untuk menyerahkan surat dimaksud dan
diberi tanda terima (Vide Pasal 47 ayat 2)
c. Menetapkan Tersangka
Berdasarkan bukti permulaan yang cukup (Vide Pasal 1 ayat 14 KUHAP)
1. Sekurang-kurangnya 2 alat bukti
2. Penyidik harus terlebih dahulu memeriksa calon tersangka
3. Pengujian keabsahan penetapan tersangka dengan praperadilan.
Dipanggil untuk datang sebagai saksi (dipanggil penyidik pasal 216 KUHAP)
dan/atau hadir di pengadilan (Vide Pasal 224 KUHAP) adalah kewajiban, bila
ditolak dikenakan pidana
10
f. Melakukan gelar perkara untuk tindakan-tindakan tertentu
Gelar perkara terbagi atas gelar perkara biasa dan khusus (Vide Perkara Nomor
14 Tahun 2012)
Gelar perkara dilakukan pada tahap awal proses penyidikan, pertengahan dan
akhir proses penyidikan.
1. Gelar perkara biasa
2. Gelar perkara khusus
Bertujuan untuk Merespon laporan/ pengaduan atau complain dari pihak yang
berpekara setelah ada perintah dari atasan penyidik, membuka kembali
penyidikan yang telah dihentikan, menentukan tindakan kepolisian secara
khusus, atau dibuka kembali penyidikan berdasarkan putusan praperadilan
h. Menghentikan penyidikan
Ada beberapa alasan dilakukan penghentian penyidikan, yakni:
1. Bukan merupakan tindak pidana
2. Tidak terdapat cukup bukti
3. Dihentikan demi hukum (Vide Pasal 109 ayat 2 KUHAP)
11
2. Penuntut Umum mempelajari hasil penyidikan & menelitinya apakah sudah
lengkap atau tidak
3. Meneliti adalah tindakan PU dalam mempersiapkan penuntutan, telah
memenuhi syarat pembuktian dan telah sesuai objek dan orang dalam
berkas perkara
4. Dalam waktu 14 hari penuntut umum tidak mengembalikan berkas perkara
kepada penyidik (Vide Pasal 110 ayat 4 KUHAP)
Penyelidikan & penyidikan dihentikan bila :
1. menurut pendapat penyidik tidak terdapat cukup alat bukti, atau
2. peristiwa tersebut bukan merupakan peristiwa pidana, atau
3. penyidikan dihentikan demi hukum.
4. Dengan diterbitkan nya Surat Penetapan Penghentian Penyidikan (SP3) dan
memberitahukan kepada jaksa, tersangka dan keluarganya.
Terima kasih.
12