Anda di halaman 1dari 64

HUKUM ACARA PIDANA

Dr. BUDI PARMONO, SH., M.Hum.


TAHAP PENYIDIKAN
SUMBER-SUMBER INFORMASI BAGI
PENYIDIK UNTUK BERTINDAK
1) Tertangkap Tangan
2) Pelaporan
3) Pengaduan
4) Pengetahuan sendiri penyelidik atau penyidik
melalui media cetak atau elektronik
TERTANGKAP TANGAN (ontdekking op
heterdaad) Pasal 19 KUHAP
1) Tertangkapnya seorang, pada waktu sedang
melakukan tindak pidana
2) Tertangkapnya seorang, dengan segera sesudah
beberapa saat tindak pidana itu dilakukan
3) Tertangkapnya seorang, sesaat kemudian diserukan oleh
khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya,
4) Tertangkapnya seorang, apabila sesaat kemudian padanya
ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan
untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan
bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau
membantu melakukan tindak pidana itu.
PELAPORAN

Pemberitahuan yang disampaikan oleh


seorang karena hak atau kewajiban
berdasarkan undang-undang kepada pejabat
yang berwenang tentang telah atau sedang
atau diduga akan terjadinya peristiwa
pidana. (Pasal 1 butir 24 KUHAP)
PENGADUAN

Pemberitahuan disertai permintaan oleh


pihak yang berkepentingan kepada pejabat
yang berwenang untuk menindak menurut
hukum seorang yang telah melakukan tindak
pidana aduan yang merugikannya. (Pasal 1
butir 25 KUHAP)
PERBEDAAN PELAPORAN DAN PENGADUAN
No. Pelaporan Pengaduan
1 Pemberitahuan Pemberitahuan +
Permintaan
2 Delik Biasa Delik Aduan (Hanya orang
yang berkepentingan
karena telah dirugikan)
3 Laporan tidak dapat Pengaduan dapat dicabut
dicabut
4 Tidak serta merta Langsung dapat dijadikan
sebagai dasar sebagai dasar
penangkapan penangkapan
PENYELIDIKAN
(Investigation/Vooronderzoek)
“Serangkaian tindakan penyelidik untuk
mencari dan menemukan suatu peristiwa
yang diduga sebagai tindak pidana guna
menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyidikan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini.” (Pasal 1 butir 5 KUHAP)
TUJUAN PENYELIDIK

 untuk mengetahui dan menentukan


peristiwa apa yang sesungguhnya telah
terjadi;
 bertugas membuat berita acara serta
laporan yang nantinya merupakan dasar
permulaan penyidikan.
PENYELIDIK

Pasal 4 KUHAP yang berwenang melakukan


fungsi penyelidikan adalah
“Setiap Pejabat polisi negara Republik
Indonesia”. dalam pasal ini ditegaskan hanya
polisi yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan penyelidikan dan pejabat di luar
kepolisian tidak diperkenankan oleh undang-
undang begitu pula jaksa.
KEWENANGAN PENYELIDIK

1. Kewenangan berdasarkan Kewajiban


(Hukum)
2. Kewenangan berdasarkan Perintah
Penyidik. (Lihat Pasal 5 KUHAP)
KEWENANGAN BERDASARKAN
KEWAJIBAN (HUKUM)
• Menerima laporan dan pengaduan dari
seseorang tentang adanya tindak pidana;
• Mencari keterangan dan barang bukti;
• Menyuruh berhenti seseorang yang
dicurigai dan menanyakan serta memeriksa
tanda pengenal diri;
• Mengadakan tindakan lain menurut hukum
yang bertanggungjawab.
• Syarat “Tindakan Lainnya” untuk Kepentingan
Penyelidikan dan Penyidikan.
 Tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
 Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan
dilakukannya tindakan jabatan;
 Tindakan itu harus patut dan masuk akal dan termasuk
dalam lingkungan jabatannya;
 Atas pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan
memaksa;
 Menghormati hak asasi manusia. (Lihat Penjelasan Pasal 5
ayat (1) KUHAP jo Pasal 16 ayat (2) UU Kepolisian)
KEWENANGAN BERDASARKAN
PERINTAH PENYIDIK.
Kewajiban dan wewenang penyelidik ini
muncul manakala ada perintah dari penyidik
1.penangkapan, larangan meninggalkan tempat,
2.penggeledahan dan penyitaan,
3.peneriksaan dan penyitaan surat,
4.mengambil sidik jari dan mempotret seseorang,
5.membawa dan menghadapkan seseorang kepada
penyidik, dan
6.membuat laporan hasil penyelidikan kepada penyidik.
PENYIDIKAN (Interrogation/Opsporing)

“Serangkaian tindakan penyidik dalam hal


dan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tentang tindak pidana yang
terjadi dan guna menemukan tersangkanya.”
(vide Pasal 1 angka 2 KUHAP)
YANG DIMAKSUD “BUKTI” BERKAITAN
DENGAN ?
• Tindak pidana apa yang telah dilakukan
• Kapan dan dimana tindak pidana tersebut
dilakukan
• Dengan apa dan bagaimana tindak pidana
tersebut dilakukan
• Mengapa (motif) tindak pidana tersebut
dilakukan dan siapa pembuat.
TUGAS DAN KEWENANGAN PENYIDIK (Pasal 7 KUHAP)

1. Menerima Laporan Atau Pengaduan Dari Seorang Tentang Adanya Tindak


Pidana;
2. Melakukan Tindakan Pertama Pada Saat Di Tempat Kejadian;
3. Menyuruh Berhenti Seorang Tersangka Dan Memeriksa Tanda Pengenal
Diri Tersangka;
4. Melakukan Penangkapan, Penahanan, Penggeledahan Dan Penyitaan;
5. Melakukan Pemeriksaan Dan Penyitaan Surat;
6. Mengambil Sidik Jari Dan Memotret Seorang;
7. Memanggil Orang Untuk Didengar Dan Diperiksa Sebagai Tersangka Atau
Saksi;
8. Mendatangkan Orang Ahli Yang Diperlukan Dalam Hubungannya Dengan
Pemeriksaan Perkara;
9. Mengadakan Penghentian Penyidikan;
10. Mengadakan Tindakan Lain Menurut Hukum Yang Bertanggung Jawab.
TUGAS DAN KEWENANGAN PENYIDIK LAINNYA

Lihat Pasal 13 dan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 2


Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia
PENYIDIK

“Pejabat polisi negara Republik Indonesia


atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu
yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang untuk melakukan penyidikan.”
(Pasal 1 angka 1 KUHAP)
PENYIDIK (PP 58/2010)
• Pejabat polisi negara Republik Indonesia (berpangkat
paling rendah Inspektur Dua/Ipda dan berpendidikan
paling rendah Sarjana strata satu atau yang setara);
• Dalam hal pada suatu satuan kerja tidak ada Inspektur
Dua Polisi yang berpendidikan paling rendah sarjana
strata satu atau yang setara, dapat ditunjuk Inspektur
Dua Polisi lain sebagai penyidik;
• Dalam hal pada suatu satuan kerja tidak ada Inspektur
Dua Polisi, Kepala Sektor Kepolisian yang berpangkat
Bintara di bawah Inspektur Dua Polisi karena
jabatannya adalah penyidik. (Aiptu dan Aipda)
PENYIDIK PNS (PP 43/2012)
• PPNS adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan ditunjuk
selaku Penyidik dan mempunyai wewenang untuk
melakukan penyidikan tindak pidana dalam lingkup
undang-undang yang menjadi dasar hukumnya
masing-masing.
• PNS dengan masa kerja paling singkat 2 (dua) tahun;
berpangkat paling rendah Penata Muda/golongan III/a;
dan berpendidikan paling rendah sarjana hukum atau
sarjana lain yang setara. (PP 58/2010)
PENYIDIK PEMBANTU
• Pejabat kepolisian negara Republik Indonesia yang karena diberi
wewenang tertentu dapat melakukan tugas penyidikan yang
diatur dalam undang-undang ini.
a. berpangkat paling rendah Brigadir Dua Polisi;
b. mengikuti dan lulus pendidikan pengembangan spesialisasi
fungsi reserse kriminal;
c. bertugas dibidang fungsi penyidikan paling singkat 2 (dua)
tahun;
d. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter; dan memiliki kemampuan dan integritas
moral yang tinggi.
•PPNS berpangkat Pengatur Muda/Golongan II/A)  PP 27/1983
ALAT-ALAT PAKSA (DWANGSMIDDELEN)
PENYIDIK

1) Penangkapan
2) Penahanan
3) Penggeledahan
4) Penyitaan
5) Pemeriksaan Surat
PENANGKAPAN

“Suatu tindakan penyidik berupa pengekangan


sementara waktu kebebasan tersangka atau
terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna
kepentingan penyidikan atau penuntutan
dan/atau peradilan dalam hal serta menurut cara
yang diatur dalam undang-undang ini.” (Pasal 1
angka 20 KUHAP)
TUJUAN PENANGKAPAN

1.Untuk kepentingan penyelidikan, penyelidik atas


perintah penyidik berwenang melakukan
penangkapan;

2.Untuk kepentingan penyidikan, penyidik dan


penyidik pembantu berwenang melakukan
penangkapan.
SYARAT FORMAL PENANGKAPAN

 Bukti Permulaan Yang Cukup (Psl 17 KUHAP)


 Surat Tugas (Penangkapan)
 Surat Perintah Penangkapan e.g.: identitas
tersangka, alasan penangkapan, uraian singkat
perkara kejahatan yg disangkakan, tempat
dimana ia akan diperiksa.
 Lamanya penangkapan 1 (satu) hari (Psl 19 ayat
(1) KUHAP) → 1 x 24 jam.
BUKTI PERMULAAN YANG CUKUP UNTUK
PENANGKAPAN
Bukti permulaan untuk menduga adanya tindak pidana sesuai
dengan bunyi Pasal 1 butir 14

Ditujukan kepada mereka yang betul-betul melakukan tindak


pidana.

PERKAP No. 14/2012, Psl 1 angka 21

Bukti Permulaan adalah alat bukti berupa Laporan Polisi dan 1


(satu) alat bukti yang sah, yang digunakan untuk menduga
bahwa seseorang telah melakukan tindak pidana sebagai dasar
untuk dapat dilakukan penangkapan.(TIDAK BERLAKU) (
PENAHANAN

“Penempatan tersangka atau terdakwa di tempat


tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum atau
hakim dengan penetapannya, dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam undang-undang
ini.” (Pasal 1 angka 21 KUHAP)
PENAHANAN

 Dilakukan dalam setiap tingkatan Pemeriksaan


dan untuk kepentingan Penyidikan, Penuntutan
dan Pemeriksaan Pengadilan (Psl 20 KUHAP)
 Dilaksanakan oleh Pejabat yang berwenang (Psl
20 KUHAP)
 Harus memenuhi bukti yang cukup (Psl 21 ayat
(1) KUHAP)
 Status hukum Terlapor/Teradu/Pelaku adalah
TERSANGKA
BUKTI YANG CUKUP UNTUK PENAHANAN

 Alat bukti berupa Laporan Polisi dan 2 (dua) alat


bukti yang sah, yang digunakan untuk menduga
bahwa seseorang telah melakukan tindak pidana
sebagai dasar untuk dapat dilakukan
penahanan (Perkap No. 14/2012). (TIDAK
BERLAKU)
 KUHAP tidak mengatur lebih lanjut ttg “bukti
yang cukup”, namun selalu disandarkan kepada
Pasal 183 KUHAP.
TUJUAN PENAHANAN

 Untuk kepentingan penyidikan, penyidik atau


penyidik pembantu atas perintah penyidik;
 Untuk kepentingan penuntutan, penuntut
umum berwenang melakukan penahanan atau
penahanan lanjutan;
 Untuk kepentingan pemeriksaan hakim di
sidang pengadilan dengan penetapannya
berwenang melakukan penahanan.
SYARAT FORMIL PENAHANAN

 Syarat Obyektif
1. Tindak pidana itu diancam dengan pidana penjara
lima tahun atau lebih; atau
2. Tindak pidana yang dikecualikanPsl 21 ayat (4)
huruf b KUHAP
 Syarat Subyektif  Psl 21 ayat (1) KUHAP
Adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran
1. Tersangka atau terdakwa akan melarikan diri;
2. Tersangka atau terdakwa akan merusak atau
menghilangkan barang bukti; dan
3. Tersangka atau terdakwa mengulangi tindak pidana.
SYARAT FORMIL PENAHANAN LAINNYA

 Surat Perintah Penahanan atau Penetapan Hakim, yang


berisikan e.g: identitas tersangka atau terdakwa, alasan
penahanan, uraian singkat perkara kejahatan yang
dipersangkakan atau didakwakan, dan tempat
penahanan;
 Tembusan surat perintah penahanan harus diserahkan
kepada keluarganya;
JANGKA WAKTU PENAHANAN

 Tingkat Penyidikan (Psl 24 KUHAP)


Penahanan oleh Penyidik : 20 hari
Perpanjangan Penahanan : 40 hari
Perpanjangan oleh JPU

 Tingkat Penuntutan (Psl 25 KUHAP)


Penahanan oleh JPU: 20 hari
Perpanjangan Penahanan : 30 hari
Perpanjangan oleh KPN
JANGKA WAKTU PENAHANAN

 Tingkat Pemeriksaan Sidang PN (Psl 26 KUHAP)


Penahanan oleh Hakim PN : 30 hari
Perpanjangan Penahanan : 60 hari
Perpanjangan oleh KPN

 Tingkat Pemeriksaan Sidang PT (Psl 27 KUHAP)


Penahanan oleh Hakim PT : 30 hari
Perpanjangan Penahanan : 60 hari
Perpanjangan oleh KPT
JANGKA WAKTU PENAHANAN

 Tingkat Pemeriksaan Sidang MA (Psl 28 KUHAP)


Penahanan oleh Hakim MA : 50 hari
Perpanjangan Penahanan : 60 hari
Perpanjangan oleh KMA
PENGECUALIAN PERPANJANGAN PENAHANAN

PASAL 24
Menderita
gangguan
fisik atau
PASAL 25
mental yang
berat 30 + 30
DIKECUALIKAN =
PASAL 29 PASAL 26 JIKA 60 HARI

Diancam
PASAL 27 pidana 9
tahun lebih

PASAL 28
PENANGGUHAN PENAHANAN

• Pasal 31 ayat (1) KUHAP :


Atas permintaan tersangka atau terdakwa, penyidik
atau penuntut umum atau hakim, sesuai dengan
kewenangan masing-masing, dapat mengadakan
penangguhan penahanan dengan atau tanpa jaminan
uang atau jaminan orang, berdasarkan syarat yang
ditentukan.
PENANGGUHAN PENAHANAN

Penjelasan Pasal 31 ayat (1) Pasal 358 HIR :


KUHAP: 1. Tempat Tinggal / Alamat
1. Wajib Lapor yang Tetap
2. Tidak Keluar Rumah 2. Tidak Akan Melarikan
3. Tidak Keluar Kota Diri; jika ada perintah
pencabutan
3. Tidak Mengulangi Tindak
Pidana
4. Ada Jaminan Uang atau
Jaminan Orang
PENANGGUHAN PENAHANAN DENGAN JAMINAN
UANG
• Pasal 35 PP No. 27 Tahun 1983:
Uang jaminan penangguhan penahanan yang
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai
dengan tingkat pemeriksaan, disimpan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri. Apabila tersangka
atau terdakwa melarikan diri dan setelah lewat waktu
tiga bulan tidak diketemukan, uang jaminan tersebut
menjadi milik negara dan disetorkan ke kas negara.
PENANGGUHAN PENAHANAN DENGAN JAMINAN
ORANG
• Pasal 36 PP No. 27 Tahun 1983:
Dalam hal jaminan itu adalah orang, dan tersangka atau
terdakwa melarikan diri maka setelah lewat waktu 3 (tiga)
bulan tidak diketemukan, penjamin diwajibkan
membayar uang yang jumlahnya telah ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkat
pemeriksaan, uang yang dimaksud harus disetor ke Kas
Negara melalui panitera pengadilan negeri, dan Apabila
penjamin tidak dapat membayar sejumlah uang yang
dimaksud maka jurusita akan menyita barang miliknya
untuk dijual lelang dan hasilnya disetor ke Kas Negara
melalui panitera pengadilan negeri.
SIFAT JAMINAN

Ketentuan mengenai jaminan bersifat fakultatif


dan bukan imperative, berdasarkan frase:

“dengan atau tanpa”


BENTUK FORMIL PENANGGUHAN PENAHANAN

• Dalam bentuk perjanjian


• Ditegaskan secara tertulis jumlah jaminan uang
• Penyebutan istilah jaminan berdasarkan Psl 35 PP
27/1983 adalah Uang Jaminan
• Penyebutan istilah jaminan berdasarkan Psl 36 PP
27/1983 adalah Uang Tanggungan
Dasar Hukum: Surat Keputusan Menteri Kehakiman
No. M.14.PW.07.03/1983 tentang Addendum
Pedoman Pelaksanaan KUHAP
TATA CARA PENANGGUHAN PENAHANAN

• Adaya permintaan;
• Haruslah berbentuk tertulis;
• Pejabat atau instansi yang menahan
menetapkan besarnya uang jaminan secara
jelas disebutkan dalam surat perjanjian
Dasar Hukum: Lampiran Keputusan Menteri
Kehakiman No. M.14-PW.07.03/1983 angka 8
huruf a
TATA CARA PENANGGUHAN PENAHANAN

• Adaya permintaan;
• Haruslah berbentuk tertulis;
• Pejabat atau instansi yang menahan
menetapkan besarnya uang jaminan secara
jelas disebutkan dalam surat perjanjian
Dasar Hukum: Lampiran Keputusan Menteri
Kehakiman No. M.14-PW.07.03/1983 angka 8
huruf a
PEMBANTARAN PENAHANAN
(Penundaan Penahanan Sementara)
• Pasal 19 ayat (8) PP No. 27 Tahun 1983:
Dalam hal tertentu, tahanan dapat diberi izin
meninggalkan RUTAN untuk sementara dan
untuk keperluan ini harus ada izin dari pejabat
yang bertanggung jawab secara juridis atas
tahanan itu.
MAKNA “dalam hal tertentu”

• Apabila tahanan menderita sakit yang memerlukan


perawatan dan/atau pemeriksaan dokter di luar
RUTAN, maka selain harus memenuhi ketentuan ayat
ini, harus pula disertai keterangan dokter RUTAN yang
ditunjuk oleh Menteri.

• Pulang ke rumah keluarganya, karena keluarga sakit


keras, kematian anak, istri, orang tua dan sebagainya
yang menurut pertimbangan pejabat yang
bertanggung jawab secara juridis dapat disetujui.
PENGGELEDAHAN

RUMAH/TEMPAT BADAN/ORANG
“Tindakan penyidik untuk “Tindakan penyidik untuk
memasuki rumah tempat mengadakan pemeriksaan
tinggal dan tempat tertutup badan dan/atau pakaian
lainnya untuk melakukan tersangka untuk mencari benda
tindakan pemeriksaan yang diduga keras ada pada
dan/atau penyitaan dan/atau badannya atau dibawanya serta,
penangkapan dalam hal dan untuk disita.”
menurut cara yang diatur
dalam undang-undang ini.”
(Pasal 1 angka 17 KUHAP)
TUJUAN PENGGELEDAHAN

Setiap penggeledahan memiliki 3 (tiga) tujuan yuridis, yaitu:


1. pemeriksaan ;
2. Penyitaan; dan
3. Penangkapan.
Penggeledahan yang dilakukan, baik Rumah/Tempat ataupun
Orang/Badan, bertujuan untuk melakukan pemeriksaan. Dimana
pemeriksaan tersebut guna mencari barang bukti yang terkait baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan tindak pidana
yang sedang diperiksa.
Seperti halnya Penggeledahan, Penyitaan pun mewajibkan adanya
Surat Izin dari KPN setempat. Namun, ketentuan tersebut dibatasi
dengan frase “dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak”,
sehingga Penyidik dapat melakukan Penggeledahan dan Penyitaan
tanpa izin dari Ketua Pengadilan.
PENGGELEDAHAN RUMAH/TEMPAT
1. Yang berhak melakukannya adalah penyelidik atas perintah penyidik dan
penyidik sendiri ;
2. Surat perintah tugas dan kartu identitas petugas;
3. Penggeledahan rumah/alat angkutan serta tempat-tempat tertutup lainnya
hanya dapat dilakukan setelah mendapat izin dari Ketua Pengadilan Negeri
setempat ;
4. Memberitahukan penghuni tentang kepentingan dan sasaran penggeledahan;
5. Saat melakukan penggeledahan rumah, penggeledahan tersebut harus
disaksikan oleh dua orang saksi, jika tersangka atau penghuni menyetujui
tindakan penggeledahan tersebut. Namun, jika pihak tersangka atau penghuni
menolak atau tidak hadir, tindakan penggeledahan tersebut harus disaksikan
oleh kepala desa atau ketua lingkungan dengan dua orang saksi ;
6. Tidak menimbulkan kerugian atau gangguan terhadap pihak yang digeledah
atau pihak lain;
PENGGELEDAHAN RUMAH/TEMPAT
7. Dalam hal petugas mendapatkan benda atau orang yan dicari, tindakan
untuk mengamankan barang bukti wajib disaksikan oleh pihak yang
digeledah atau saksi dari ketua lingkungan;
8. Membuat BAP penggeledahan
9. Dilarang menyita barang-barang yang tidak berhubungan dengan tindak
pidana yang bersangkutan
10.Menyita barang-barang yang tidak terkait dengan tindak pidana maka wajib
segera melaporkan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat guna
memperoleh persetujuannya
Namun sangat disayangkan, bahwa ketentuan ini direduksi dengan adanya ketentuan
bahwa dalam keadaan mendesak, maka izin Ketua Pengadilan Negeri dapat diabaikan.
Keadaan mendesak tersebut diartikan bahwa bilamana di tempat patut dikhawatirkan
segera melarikan diri atau mengulangi tindak pidana atau benda yang dapat disita
dikhawatirkan segera dimusnahkan atau dipindahkan sedangkan surat izin dari
ketua pengadilan negeri tidak mungkin diperoleh dengan cara yang layak dan dalam
waktu yang singkat.
PENGGELEDAHAN YANG BERSIFAT KHUSUS

• Penggeledahan Rumah diluar wilayah hukum


Penyidik
Dalam hal penyidik harus melakukan penggeledahan
rumah di luar daerah hukumnya, maka penggeledahan
tersebut harus diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri
dan didampingi oleh penyidik dari daerah hukum di
mana penggeledahan itu dilakukan.
PENGGELEDAHAN BADAN/ORANG

Dalam hal Penggeledahan Badan/Orang, maka hal-hal yang perlu


diketahui adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan surat perintah tugas dan identitas petugas;
2. Memberitahukan kepentingan tindakan penggeledahan secara jelas dan
sopan;
3. Meminta maaf dan meminta kesediaan orang yang digeledah atas
terganggunya hak privasi karena harus dilakukannya pemeriksaan;
4. Memperhatikan dan menghargai hak-hak orang yang digeledah;
PENGGELEDAHAN BADAN/ORANG

4. Memperhatikan dan menghargai hak-hak orang yang digeledah;


5. Melaksanakan penggeledahan terhadap perempuan oleh petugas
perempuan ;
6. Jika perlu dilakukan pemeriksaan penggeledahan rongga badan dapat
diminta bantuan pejabat kesehatan/paramedik ;
7. Pengeledahan pakaian, harus dilakukan diruang tertutup atau minimal
tidak dilakukan di depan umum ;
8. Seorang wanita yang akan digeledah, khususnya pada bagian rongga
badan dapat menolak untuk digeledah/diperiksa jika
penyidik/penyidik pembantunya bukanlah seorang wanita.
PENYITAAN

“Serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil


alih dan/atau menyimpan di bawah
penguasaannya benda bergerak atau tidak
bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk
kepentingan pembuktian dalam penyidikan,
penuntutan dan peradilan.” (Pasal 1 angka 16
KUHAP)
BENDA-BENDA YANG DISITA

1. Benda atau tagihan Tersangka/Terdakwa yang seluruh atau


sebagian diduga diperoleh dari tindakan pidana atau sebagai
hasil dari tindak pidana;
2. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk
melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya;
3. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi
penyidikan tindak pidana;
4. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan
tindak pidana;
5. Benda yang berada dalam sitaan karena perkara perdata atau
karena pailit;
6. Benda yang berada di dalam penguasaan orang lain, dengan
disertai Surat Tanda Penerimaan;
KONDISI BENDA YANG DISITA
2) Bila disimpan maka biaya
penyimpanannya lebih
1) Mudah rusak tinggi daripada harga
benda tersebut

1. Apabila perkara masih ada di tangan penyidik atau penuntut umum,


benda tersebut dapat dijual lelang atau dapat diamankan oleh penyidik
atau penuntut umum, dengan disaksikan oleh tersangka atau
kuasanya;
2. Apabila perkara sudah ada di tangan pengadilan, maka benda tersebut
dapat diamankan atau dijual lelang oleh penuntut umum atas izin
hakim yang menyidangkan perkaranya dan disaksikan oleh terdakwa
atau kuasanya.
3. Izin dari Pengadilan dan persetujuan Tersangka/Terdakwa
PEMERIKSAAN SURAT
Persyaratan agar dapat memeriksa barang-barang tersebut, antara lain
sebagai berikut:
1. Izin khusus yang diberikan dari ketua pengadilan negeri ;
2. Penyidik wajib memberikan surat tanda penerimaan bila kepala
kantor pos dan telekomunikasi, kepala jawatan atau perusahaan
komunikasi atau pengangkutan lain sudah menyerahkan kepada
penyidik ;
3. Apabila sesudah diperiksa ternyata surat itu tidak ada
hubungannya dengan perkara tersebut, surat itu ditutup rapi dan
segera diserahkan kembali kepada kantor pos dan telekomunikasi,
jawatan atau perusahaan komunikasi atau pengangkutan lain
setelah dibubuhi cap yang berbunyi "telah dibuka oleh penyidik"
dengan dibubuhi tanggal, tanda tangan beserta identitas penyidik;
PEMERIKSAAN SURAT
4. Penyidik dan para pejabat pada semua tingkat pemeriksaan
dalam proses peradilan wajib merahasiakan dengan sungguh-
sungguh atas kekuatan sumpah jabatan isi surat yang
dikembalikan itu;
5. Turunan berita acara tersebut oleh penyidik dikirimkan kepada
kepala kantor pos dan telekomunikasi, kepala jawatan atau
perusahaan komunikasi atau pengangkutan yang bersangkutan.
BANTUAN HUKUM
Lihat di muka
BERITA ACARA PEMERIKSAAN
1) Berita acara dibuat untuk setiap tindakan tentang :
a) pemeriksaan tersangka;
b) penangkapan;
c) penahanan;
d) penggeledahan;
e) pemasukan rumah;
f) penyitaan benda;
g) pemeriksaan surat;
h) pemeriksaan saksi;
i) pemeriksaan di tempat kejadian;
j) pelaksanaan penetapan dan putusan pengadilan;
k) pelaksanaan tindakan lain sesuai dengan ketentuan dalam
undang-undang ini.
BERITA ACARA PEMERIKSAAN
2) Berita acara dibuat oleh pejabat yang bersangkutan dalam
melakukan tindakan tersebut pada (1) dan dibuat atas
kekuatan sumpah jabatan.
3) Berita acara tersebut selain ditandatangani oleh pejabat
tersebut pada (2) ditandatangani pula oleh semua pihak yang
terlibat dalam tindakan tersebut pada (1).
PENYERAHAN BERKAS PERKARA KE PENUNTUT
UMUM

LIHAT PRA-PENUNTUTAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai