Anda di halaman 1dari 24

PUSAT PENERANGAN HUKUM

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA

www.kejaksaan.go.id
PUSAT PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA

FUNGSI BIDANG PERDATA & TUN


PADA KEJAKSAAN R.I.
BAGI LEMBAGA NEGARA,
INSTANSI PEMERINTAH, BUMN DAN BUMD
PENERANGAN HUKUM

PUSAT PENERANGAN HUKUM


KEJAKSAAN AGUNG RI
TUGAS & WEWENANG KEJAKSAAN
(Psl. 30 UU No. 16/2004)

DI BIDANG PIDANA DI BIDANG


PERDATA DAN TUN DI BIDANG KETERTIBAN
& KETENTRAMAN UMUM

PENYIDIK PENUNTUTAN
Sebagai Jaksa Sebagai Jaksa Sebagai
Penyidik Penuntut Jaksa Pengacara Negara
Umum
DASAR HUKUM
TUGAS DAN WEWENANG KEJAKSAAN DI BIDANG
PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA
1. Undang Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan R.I.
- Pasal 30 ayat (2) : Di bidang Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan
dengan kuasa khusus dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk
dan atas nama negara atau Pemerintah.
- Pasal 34 (2) : Kejaksaan dapat memberikan pertimbangan dalam bidang hukum
kepada pemerintah lainnya.
2. Perpres RI Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan RI.
- Pasal 24 (1) : Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara mempunyai tugas
dan wewenang melaksanakan tugas dan kewenangan Kejaksaan di bidang perdata
dan tata usaha negara.
- Pasal 24 (2) : lingkup bidang perdata dan tata usaha negara sebagaimana ayat 1
meliputi penegakan hukum, bantuan hukum, pertimbangan hukum, dan tindakan
hukum lain kepada negara atau pemerintah meliputi lembaga/ badan negara,
lembaga/instansi pemerintah pusat dan daerah, badan usaha milik negara/daerah
dibidang perdata dan tata usaha negara untuk menyelamatkan, memulihkan
kekayaan/keuangan negara, menegakkan kewibawaan pemerintah dan negara serta
memebrikan pelayanan hukum kepada masyarakat.
2. Peraturan Presiden RI Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indoneia

Pasal 24 :Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha


Negara mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan
tugas dan kewenangan Kejaksaan di bidang perdata dan
tata usaha negara
1)Lingkup bidang Perdata dan Tata Usaha Negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
penegakan hukum, bantuan hukum, pertimbangan
hukum, dan tindakan hukum lain kepada negara atau
pemerintah, meliputi lembaga/badan negara,
lembaga/instansi pemerintah pusat dan daerah, Badan
Usaha Milik Negara/Daerah di bidang perdata dan tata
usaha negara untuk menyelamatkan, memulihkan
kekayaan negara, menegakkan kewibawaan pemerintah
dan negara serta memberikan pelayanan hukum kepada
masyarakat.
RUANG LINGKUP
TUGAS DAN
KEWENANGAN
DATUN

FUNGSI :
1. MENJAMIN TEGAKNYA
1. PENEGAKAN HUKUM HUKUM/KEPASTIAN HUKUM
2. BANTUAN HUKUM 2. MENYELAMATKAN /
3. PERTIMBANGAN HUKUM MEMULIHKAN / KEKAYAAN /
4. PELAYANAN HUKUM KEUANGAN NEGARA
5. TINDAKAN HUKUM LAIN 3. MENEGAKKAN KEWIBAWAAN
PEMERINTAH DAN NEGARA
4. MELINDUNGI HAK-HAK
KEPERDATAAN MASYARAKAT
3. PERJA
009/A/JA/01/2011 tgl
24 Januari 2011
tentang Organisasi
dan Tata Kerja
Kejaksaan.
PERJA NOMOR 040/A/JA/12/2010 tanggal 13 Desember
2010 Jo PERJA 018/A/JA/07/2014 tentang Standard
Operating Procedure (SOP) Datun.
PENEGAKAN HUKUM

Penegakan hukum ialah tugas Jaksa Pengacara Negara


untuk mengajukan gugatan atau permohonan kepada
pengadilan di bidang perdata sebagaimana ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan dalam rangka memelihara
ketertiban umum, kepastian hukum dan melindungi
kepentingan negara dan pemerintah serta hak-hak
keperdataan masyarakat.
CONTOH
PENEGAKAN HUKUM
1. Mengajukan gugatan pembatalan perkawinan ( Pasal 26 ayat (1) UU
Nomor 1 Tahun 1974)

2. Mengajukan permohonan pembubaran PT dengan alasan PT melanggar


kepentingan umum atau PT melakukan perbuatan yang melanggar
peraturan perundang undangan. (Pasal 146 ayat (1) huruf a UU Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas).

3. Mengajukan permohonan pailit dengan alasan kepentingan umum.


(Pasal 2 ayat (2) UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundan Kewajiban Pembayaran Utang)

4. Pembatalan Paten (UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten pasal 91 ayat
(4))
KEWENANGAN JPN BERDASARKAN UU NO. 31 TAHUN 1999 Jo
UU NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI

PASAL 32: Dalam hal penyidik menemukan dan berpendapat


bahwa satu atau lebih unsur tindak pidana korupsi tidak
terdapat cukup bukti, sedangkan secara nyata telah ada
kerugian keuangan negara, maka penyidik segera menyerahkan
berkas perkara hasil penyidikan tersebut kepada Jaksa
Pengacara Negara untuk dilakukan gugatan perdata atau
diserahkan kepada instansi yang dirugikan untuk mengajukan
gugatan.
PASAL 33: Dalam hal tersangka meninggal dunia pada saat
dilakukan penyidikan, sedangkan secara nyata telah ada
kerugian keuangan negara, maka penyidik segera menyerahkan
berkas perkara hasil penyidikan tersebut kepada Jaksa
Pengacara Negara atau diserahkan kepada instansi yang
dirugikan untuk dilakukan gugatan perdata terhadap ahli
warisnya
PASAL 34: Dalam hal terdakwa meninggal dunia pada saat
dilakukan pemeriksaan di sidang pengadilan, sedangkan secara
nyata telah ada kerugian keuangan negara, maka penuntut
umum segera menyerahkan salinan berkas berita acara sidang
tersebut kepada Jaksa Pengacara Negara atau diserahkan
kepada instansi yang dirugikan untuk dilakukan gugatan perdata
terhadap ahli warisnya.

PASAL 38 C (UU Nomor 20 Tahun 2001) : Apabila setelah


putusan pengadilan telah memeperoleh kekuatan hukum tetap,
diketahui masih terdapat harta benda milik terpidana yang
disuga atau patut diduga juga berasal dari tindak pidana korupsi
yang belumn dikenakan perampasan untuk negara sebagaimana
dimaksud dalam pasal 38 B ayat (2), maka negara dapat
melakukan gugatan perdata terhadap terpidana dan atau ahli
warisnya
BANTUAN HUKUM

Bantuan Hukum adalah tugas Jaksa Pengacara Negara dalam


bidang Perdata dan Tata Usaha Negara untuk melakukan
pemberian jasa hukum kepada Instansi Pemerintah atau Lembaga
Negara atau BUMN atau Pejabat Tata Usaha Negara untuk
bertindak sebagai Kuasa Pihak dalam perkara Perdata dan Tata
Usaha Negara berdasarkan Surat Kuasa Khusus
PERTIMBANGAN HUKUM
TINDAKAN HUKUM LAIN
PELAYANAN HUKUM

Pelayanan Hukum adalah tugas Jaksa


Pengacara Negara untuk memberikan
penjelasan tentang masalah hukum perdata
dan tata usaha negara kepada anggota
masyarakat yang meminta.
TAHAPAN PENANGANAN PERKARA
PERDATA

NON LITIGASI LITIGASI

G AL
GA

NEGOSIASI, MEDIASI PERDATA


(PENGGUGAT/
TERGUGAT)
SUKS
ES PERSIAPAN
PERSIDANGAN
PERDAMAIAN/ BANDING
MUFAKAT/ KASASI
KESEPAKATAN PK
TAHAPAN PENANGANAN PERKARA
TATA USAHA NEGARA

LITIGASI

TUN
(TERGUGAT)

DISMISSAL PROSES
PERSIDANGAN
BANDING
KASASI
PK
Peranan JPN dalam
Perkara Pengujian
Undang-Undang di
Mahkamah Konstitusi
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DATUN YANG DAPAT
DIBERIKAN KEPADA LEMBAGA NEGARA
INSTANSI PEMERINTAH BUMN/BUMD :

1. BANTUAN HUKUM
2. PERTIMBANGAN HUKUM
3. TINDAKAN HUKUM LAIN

SELAMA TAHUN 2014 (SAMPAI PADA BULAN AGUSTUS 2014) DATUN TELAH
BERTINDAK SEBAGAI JAKSA PENGACARA NEGARA DENGAN MENANGANI/
MENYELESAIKAN PERKARA SEJUMLAH 2.213 PERKARA DENGAN JUMLAH
PENYELAMATAN DAN PEMULIHAN KEUANGAN NEGARA SEJUMLAH Rp.
7.55.719.736.364, 36. DAN US DOLLAR 56.252,03
ETIKA JPN DALAM BERACARA
• JPN bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa dan
terbatas pada kewenangan yang dikuasakan.
• JPN dalam beracara tunduk pada hukum acara yang
berlaku.
• Kedudukan JPN setara dengan Prinsipal/Pengacara
pihak lawan.
• JPN menjunjung tinggi profesionalitas.
• JPN melaporkan setiap perkembangan perkara kepada
klien.
Keuntungan Menggunakan Jasa JPN
• JPN bertindak mewakili Pemberi Kuasa berdasarkan
Peraturan Perundang-Undangan.
• JPN bertindak profesional, dan siap berkompetisi
dengan Pengacara swasta.
• JPN tidak mengenal lawyer fee.
• JPN tidak dapat menolak SKK walaupun JPN telah
mengetahui dalam kasus posisi kecil kemungkinan
untuk menang.
• JPN tidak menimbulkan conflict of interest (tidak
bermata dua). JPN tidak mewakili perorangan.
• Bahwa tupoksi bidang DATUN dapat mencegah
timbulnya permasalahan hukum, termasuk terjadinya
tindak pidana korupsi .

Anda mungkin juga menyukai