Anda di halaman 1dari 18

Palu, Februari 2018

Toli-Toli
425 Km
Buol
587 Km LUAS WILAYAH 68.059,71 Km2

Parigi
Moutong
Palu
75 Km
Tojo Una-
Donggala Banggai
Una
35 Km Kepulauan
361 Km Banggai
725 Km
584 Km
Poso Morowali
209 Km Utara

Morowali
471 Km

2
KEJAKSAAN ADALAH LEMBAGA PEMERINTAHAN
YANG MELAKSANAKAN KEKUASAAN NEGARA :

Bidang Pidana Bidang Perdata dan Tata Bidang ketertiban dan


Melakukan penuntutan;
Usaha Negara ketentraman umum
Melaksanakan penetapan hakim dan
 kuasa khusus dapat bertindak di dalam Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
putusan pengadilan yang telah memperoleh
maupun di luar pengadilan untuk dan Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
kekuatan hukum tetap;
Melakukan atas nama negara atau pemerintah Pengamanan peredaran barang cetakan;
pengawasan terhadap
Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat
pelaksanaan putusan pidana bersyarat,
putusan pidana pengawasan, dan keputusan membahayakan masyarakat dan negara;
Pencegahan penyalahgunaan dan/atau
bersyarat;
Melaksanakan penyidikan terhadap tindak penodaan agama;
Penelitian dan pengembangan hukum
pidana tertentu berdasarkan undang-undang;
Melengkapi berkas perkara tertentu dan statistik kriminal.
untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan
yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan
dengan penyidik.

3
INSTRUMEN HUKUM YANG MENGATUR PERKARA
PERUSAKAN HUTAN/LINGKUNGAN HIDUP

UNDANG-UNDANG PERATURAN PELAKSANA


1. UU NO. 32 TAHUN 2009 Ttg. UU PPLH. 1. PP 45 TAHUN 2004 Ttg. PERLINDUNGAN HUTAN
2. UU NO. 18 TAHUN 2013 Ttg. UU P3H. 2. PP 03 TAHUN 2008 Ttg. TATA HUTAN
3. UU NO. 39 TAHUN 2014 Ttg. UU PERKEBUNAN . 3. INSTRUKSI PRESIDEN NO. 4/2005 TENTANG
4. UU NO. 04 TAHUN 2009 Ttg. MINERBA. PEMBERANTASAN PENEBANGAN KAYU ILEGAL
5. UU NO. 31 TAHUN 1991 Ttg. UU TIPIKOR. 4. PERATURAN MENTRI KEHUTANAN P.02/MENHUT-
6. UU NO. 08 TAHUN 2010 Ttg. UU TPPU. II/2005 Ttg. PETUNJUK PELELANGAN

4
I. UU NO. 32 TAHUN 2009 Ttg. UU PPLH
 TINDAK PIDANA LINGKUNGAN HIDUP
 TINDAK PIDANA PEMBAKARAN LAHAN

II. UU NO. 18 TAHUN 2013 Ttg. UU P3H


 TINDAK PIDANA PERUSAKAN HUTAN
 KOORDINASI ANTAR PENEGAK HUKUM

5
KOORDINASI PENANGANAN PERKARA
PERUSAKAN HUTAN

Penanganan perkara Kehutanan dan Lingkungan Hidup


diperlukan perdekatan MULTIDOOR yakni pendekatan
penegakan hukum atas rangkaian /gabungan tindak pidana
dari berbagai Undang-Undang terkait

6
POLA KOORDINASI PENANGANAN PERKARA
LAPORAN/PENGADUAN TEMUAN DENGAN PENDEKATAN MULTIDOOR

PENGKAJIAN

TERDAPAT
TIDAK ADA
INDIKASI
INDIKASI
MULTIDOOR

14 HARI KERJA

FORUM KOMUNIKASI  PPNS TERKAIT


 PENYIDIK POLRI
PERKARA MULTIDOOR  PENUNTUT UMUM
DAPAT DI  PPATK
TINDAKLANJUTI

ADA PERKARA TIDAK ADA PERKARA


PENYELIDIKAN MULTIDOOR MULTIDOOR
DAN PENYIDIKAN
SYARAT PENJATUHAN PIDANA
OLEH HAKIM

APABILA SEKURANG -KURANGNYA DUA ALAT BUKTI SAH


HAKIM MEMPEROLEH KEYAKINAN BAHWA SUATU TINDAK
PIDANA BENAR-BENAR TERJADI DAN TERDAKWA YG BERSALAH
MELAKUKANNYA
(PASAL 183 KUHAP)

8
ALAT BUKTI SAH
DALAM KUHAP
Pasal 184 (1) KUHAP :
1. KETERANGAN SAKSI
2. KETERANGAN AHLI
3. SURAT
4. PETUNJUK
5. KETERANGAN TERDAKWA
9
ALAT BUKTI TINDAK PIDANA LH
UU : 32 / 2009
 KETERANGAN SAKSI
 KETERANGAN AHLI
 SURAT
 PETUNJUK
 KETERANGAN TERDAKWA; DAN / ATAU
 ALAT BUKTI LAINNYA TERMASUK ALAT BUKTI YANG DIATUR DALAM PERATURAN
PERUNDANG – UNDANGAN;

10
UU NO 32 TAHUN 2009
LINGKUNGAN HIDUP
PENEGAKAN
HUKUM
UU NO 18 TAHUN 2013
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
PENGRUSAKAN HUTAN
KEJAKSAAN

ALAT BUKTI TINDAK PIDANA LH KRITERIA BAKU


KERUSAKAN
UU : 32 / 2009 EKOSISTEM

KETERANGAN SAKSI KRITERIA BAKU KERUSAKAN


PENUNTUTAN PERUBAHAN IKLIM
(PEMBUKTIAN) KETERANGAN AHLI
SURAT
SETIAP ORANG
PETUNJUK
KETERANGAN TERDAKWA; DAN / ATAU
ALAT BUKTI LAINNYA TERMASUK ALAT BUKTI YANG BADAN USAHA
DIATUR DALAM PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN;
ALAT BUKTI TINDAK PIDANA KEHUTANAN
UU : 18 / 2013
 KETERANGAN SAKSI
 KETERANGAN AHLI
 SURAT
 PETUNJUK
 KETERANGAN TERDAKWA; DAN / ATAU
 INFORMASI ELECTRONIK
 DOKUMEN ELECTRONIK; DAN/ATAU
 PETA
12
KEWENANGAN PENUNTUT UMUM
MELAKUKAN PENYIDIKAN
DI UU NO 18 / 2013

- Pasal 39 Huruf (b)

Dalam hal hasil penyidikan belum lengkap, penuntut umum


wajib melakukan penyidikan paling lama 20 (dua puluh) hari dan
dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari;

13
KETERANGAN AHLI
• KETERANGAN YANG DIBERIKAN SESEORANG YANG MEMILIKI
KEAHLIAN KHUSUS TENTANG HAL YANG DIPERLUKAN UNTUK
MEMBUAT TERANG SUATU PERBUATAN PIDANA GUNA
KEPENTINGAN PEMERIKSAAN (PASAL 1 BUTIR 28 KUHAP)
• KETERANGAN AHLI ADALAH APA YANG SEORANG AHLI
NYATAKAN DI SIDANG PENGADILAN
• KET. AHLI MERUPAKAN SALAH SATU ALAT BUKTI YANG
DOMINAN KONSTRIBUSINYA DALAM UPAYA PEMBUKTIAN

14
NORMA HUKUM PUTUSAN
MAHKAMAH KONSTITUSI
 PUTUSAN MK NOMOR : 130/PUU-XII/2015
 Penyidik wajib memberitahukan dan menyerahkan SPDP penyidikan
kepada penuntut umum, terlapor, dan korban/pelapor dalam waktu
paling lambat 7 hari setelah dikeluarkannya surat perintah penyidikan

 PUTUSAN MK NOMOR : 21/PUU-XIII/2014


 Pada pokoknya memaknai frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan
yang cukup” dan “bukti yang cukup” sebagai dua alat bukti sebagaimana
termuat dalam Pasal 184 KUHAP serta memperluas objek pra peradilan
menjadi penetapan tersangka, penggeledahan dan penyitaan.

15
MODUS OPERANDI PERKARA
PERUSAKAN HUTAN

I. PENEBANGAN POHON
1. Pembalakan berkedok konversi lahan.
Melakukan pembabatan hutan untuk membangun hutan tanaman industry, perkebunan dan
pembukaan wilayah transmigrasi atau pemukiman
[Awasi oknum pengusaha maupun aparat pemerintah mengambil kayu]

2. Penebangan oleh perusahaan di area konvensi.


 Relogging/Cuci Mangkok.
Melakukan penebangan pada blok yang masa RKT nya berlaku pada tahun sebelumnya dengan kata lain :
kegiatan penebangan berlangsung pada blok yang sebelumnya sudah dilakukan penebangan sehingga
pohon-pohon yang tersisa ditebang habis

I. Menebang diluar Blok.


Melakukan penebangan tidak pada blok tebang RKT saat ini dan bukan pada blok tebang tahun-tahun
sebelumnya

2. Menebang melebihi target (Total dan Jenis).


3. Menebang jalan logging.
4. Menebang sebelum waktunya.
5. Menebang untuk membuka lahan perkebunan.

16
MODUS OPERANDI PERKARA
PERUSAKAN HUTAN

II. Pengangkutan dan Peredaran Kayu


1. Dokumen tebang.
Pengangkutan kayu tanpa SKSHH

2. Dokumen Estafet/Terusan (Pencucian Dokumen).


Tahapan yang digunakan yaitu dengan cara mengangkut kayu menuju Log Pond untuk mendapat dokumen
baru sebelum diangkut menuju lokasi pengiriman kayu selanjutnya.

3. Mengganti tujuan, nama dan bendera kapal


4. Pencampuran kayu

III. Pengolahan Kayu


1. Tanpa izin operasi
2. Kapasitas dan produksi melebihi batas ijin
3. Menggunakan bahan baku kayu illegal

2. Transaksi Keuangan
• Menggunakan rekening fiktif
• Menggunakan rekening orang lain
• Menggukanan rekening perusahaan legal
• Mengalihkan dengan investasi
17
“Mencegah Lebih Baik dari pada Menindak”

Anda mungkin juga menyukai