Anda di halaman 1dari 55

PENGENALAN KUHP

& MODUS OPERANDI


DIT BINMAS POLDA JABAR
TUJUAN PELAJARAN

MEMBERIKAN
PENGETAHUAN TERBATAS
TENTANG HUKUM KEPADA
PARA SISWA
PERASAAN
HUKUM
SESEORANG

AGAMA

MATERIIL
SUMBER HUKUM
DI INDONESIA
KEBIASAAN

POLITIK HUKUM
DAN
PEMERINTAH
SUMBER
HUKUM UNDANG
UNDANG

KEBIASAAN

KEPUTUSAN
KEPUTUSAN
FORMIL HUKUM

TRAKTAT

PENDAPAT
SARJANA
HUKUM
PERUNDANG UNDANGAN NEGARA RI
SEBELUM DEKRIT PRESIDEN SETELAH DEKRIT PRESIDEN
5 JULI 1959 5 JULI 1959
• UNDANG UNDANG • UUD 45
DASAR • KETETAPAN MPR
• UNDANG UNDANG (UU) • UU DAN PP PENGGANTI
• UNDANG UNDANG UU
DARURAT • PERATURAN PEMERINTAH
• PP TINGKAT PUSAT (PP)
• PP TINGKAT DAERAH • KEPRES
• PERATURAN PERATURAN
PELAKSANAANNYA
TAP MPR NO III / MPR / 2000

PASAL PASAL
1 SUMBER HUKUM
2 TATA URUTAN
PERUNDANGAN RI
ADALAH SUMBER 1. UUD 45
YANG DIJADIKAN 2. TAP MPR
BAHAN 3. UU
PENYUSUNAN UU
4. PP PENGGANTI
UU
TERDIRI ATAS 5. PP
SUMBER HUKUM 6. PUTUSAN
TERTULIS DAN PRESIDEN
TIDAK TERTULIS 7. PERATURAN
DAERAH
HUKUM YANG PERLU DIKETAHUI
HUKUM TATA NEGARA HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARANYA
SEKUMPULAN PERATURAN HUKUM YG 1.HUKUM YG BERISI ATURAN-ATURAN
MENGATUR ORGANISASI DARI HUKUM YG MENGATUR TINGKAH LAKU
NEGARA, HUBUNGAN ANTAR ALAT SETIAP ORANG THDP ORANG LAIN YG
PERLENGKAPAN NEGARA, DALAM BERKENAAN DGN HAK DAN
GARIS VERTIKAL DAN HORIZONTAL KEWAJIBAN
SERTA KEDUDUKANNYA DAN HAK 2.BGMN PROSES BERACARA DLM
ASASINYA SIDANG

HUKUM PIDANA DAN HUKUM BEBERAPA PERUNDANG-


ACARANYA
1. HUKUM YG MENGATUR TTG
UNDANGAN TERTENTU
PELANGGARAN DAN KEJAHATAN SEPERTI LALULINTAS,
THDP KEPENTINGAN UMUM NARKOTIKA, DLL
2. BAGAIMANA TATA CARANYA MULAI
PROSES PENYIDIKAN S/D EKSEKUSI
PENGADILAN
SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA SESUDAH
AMANDEMEN UUD 1945
1. INDONESIA ADALAH NEGARA YG BERDASARKAN HUKUM
2. SISTEM KONSTITUSIONAL
3. KEKUASAAN NEGARA YG TERTINGGI DITANGAN RAKYAT
4. PRESIDEN ADALAH PENYELENGGARA NEGARA YG
TERTINGGI DI BAWAH MAJELIS
5. PRESIDEN TDK BERTANGGYNGJAWAB KPD DPR
6. KEMENTRIAN NEGARA ADALAH PEMBANTU PRESIDEN,
MENTRI NEGARA TDK BERTANGGUNGJAWAB KPD DPR
7. KEKUASAAN KEPALA NEGARA TIDAK TAK TERBATAS
HUKUM PIDANA
1. HUKUM YG MENGATUR TTG
PELANGGARAN DAN KEJAHATAN
THD KEPENTINGAN UMUM
2. TUJUAN HUKUM
a. UNTUK MENAKUT NAKUTI (FUNGSI
PREFENTIF / PENCEGAHAN)
b. UNTUK MENDIDIK ORANG YG TELAH
MELAKUKAN PIDANA AGAR MENJADI
BAIK DAN DAPAT DITERIMA KEMBALI
DI MASYARAKAT (FUNGSI REPRESIF /
KEKERASAN)
DELIK ATAU TINDAK PIDANA
• PERBUATAN MANUSIA YANG BERTENTANGAN
DENGAN HUKUM, PERBUATAN YANG
DILAKUKAN OLEH SESORANG YANG DAPAT
DIPERTANGGUNGJAWABKAN DAN DAPAT
DISALAHKAN KEPADA SI PEMBUATNYA
• PENGERTIAN INI DAPAT DIPERINCI SEBAGAI
BERIKUT:
1. HARUS ADA PERBUATAN , YAITU PERBUATAN
MANUSIA
2.PERBUATAN MANUSIA ITU HARUS
BERTENTANGAN DENGAN HUKUM
3.PERBUATAN ITU HARUS DILARANG OLEH
UNDANG-UNDANG DAN DIANCAM DENGAN
HUKUMAN
PERBEDAAN KEJAHATAN DAN PELANGGARAN

• KEJAHATAN • PELANGGARAN
• PERBUATAN2 YANG MENURUT
SIFATNYA DIPANDANG SEBAGAI
• PERBUATAN YANG JUSTRU
SUATU KETIDAK ADILAN, DAN KARENA PERBUATAN ITU
KERANA ITU PERBUAATAN DILARANG DAN DIANCAM
TERSEBUT PATUT DIHUKUM,
ANDAIKATA BELUM DILARANG
DENGAN HUKUMAN OLEH
ATAU DIANCAM DENGAN TEGAS UNDANG2 BARU LAH
OLEH UNDANG2 NAMUN PERBUATANNYA ITU
PERBUATAN ITU DIRASAKAN
DIANGGAP PERBUATAN
MENGANDUNG ONRECHT
(PERBUATAN MELAWAN HUKUM) MELANGGAR HUKUM
OLEH KARENANYA PATUT DIHUKUM • HUKUMANNYA LEBIH
• HUKUMAN NYA LEBIH BERAT
RINGAN
UNSUR TINDAK PIDANA
DILIHAT DARI SIFATNYA
• UNSUR OBYEKTIF • UNSUR SUBYEKTIF
1. PERBUATAN MANUSIA 1. PERBUATAN SENGAJA
2. SUATU AKIBAT ATAU TIDAK SENGAJA
3. KEADAAN 2. KEADAAN JIWA
SESEORANG YANG
HARUS DAPAT
DIPERTANGGUNG
JAWABKAN TERHADAP
PERBUATANNYA
HUKUM PIDANA DIBEDAKAN MENJADI 2 MACAM :
1. HUKUM PIDANA OBJEKTIF:
a. MATERIIL
b. FORMIL
2. HUKUM PIDANA SUBJECTIF:
HAK NEGARA UNTUK MENGHUKUM SESEORANG
BERDASARKAN HUKUM OBJECTIF
PERISTIWA PIDANA ADALAH SUATU
KEJADIAN YG MENGANDUNG UNSUR UNSUR
PERBUATAN YG DILARANG OLEH UNDANG
UNDANG SEHINGGA SIAPA YG MELANGGAR
DAPAT DIKENAI SANKSI
HUKUM PIDANA DIATUR DALAM KUHP
JENIS HUKUMAN
1. HUKUMAN POKOK
a. HUKUMAN PENJARA
b. HUKUMAN KURUNGAN
c. HUKUMAN DENDA
2. HUKUMAN TAMBAHAN
a. PENCABUTAN HAK HAK
TERTENTU
b. PERAMPASAN ATAU
PENYITAAN BARANG –
BARANG TERTENTU
c. PENGUMUMAN PUTUSAN
HAKIM
PERBEDAAN ANTARA HUKUM ACARA PERDATA
DAN HUKUM ACARA PIDANA
HUKUM ACARA PERDATA HUKUM ACARA PIDANA

MENGATUR CARA CARA MENGADILI PERKARA MENGATUR CARA-CARA MENGADILI


PERDATA DIMUKA PENGADILAN PERDATA OLEH PERKARA PIDANA DIMUKA PENGADILAN
HAKIM PERDATA. YG MENUNTUT TERGUGAT PIDANA OLEH HAKIM PIDANA. JAKSA
ADALAH PIHAK YG DIRUGIKAN. PENGGUGAT MENJADI PENUNTUT THDP TERDAKWA.
BERHADAPAN DGN TERGUGAT (TDK ADA JAKSA SBG PENUNTUT UMUM MEWAKILI
JASKSA). INISIATIF DATANG DARI PIHAK YG NEGARA THDP TERDAKWA. INISIATIF DATANG
DIRUGUKAN. SUMPAH TERMASUK ALAT BUKTI. DARI PENUNTUT UMUM. ADA 5 ALAT BUKTI,
PERKARA DPT DITARIK KEMBALI OLEH PIHAK TDK TERMASUK SUMPAH. PERKARA TDK DPT
PIHAK YG BERSANGKUTAN SEBELUM ADA
DITARIK KEMBALI KECUALI DELIK ADUAN.
PUTUSAN HAKIM. HAKIM BERSIFAT PASIF.
KEPUTUSAN HAKIM CUKUP MENDASRKAN
HAKIM BERSIFAT AKTIF. PUTUSAN HAKIM
PADA KEBENARAN FORMIL. TERGUGAT YG MENCARI KEBENARAN MATERIIL DAN
DIKALAHKAN DIHUKUM SESUAI DGN PETITUM MENURUT KEYAKINAN SERTA PERASAAN ADIL
GUGATAN BAIK SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA. HAKIM. TERDAKWA YG TERBUKTI BERSALAH
BANDING DARI PN KE PT DISEBUT APPEL. DIHUKUM MATI / PENUJARA / KURUNGAN
DAN DENDA. BANDING DARI PN KE PT
DISEBUT REVISI.
KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)

KUHP adalah peraturan perundang-undangan yang mengatur


mengenai perbuatan materiil di Indonesia. KUHP yang
sekarang diberlakukan adalah KUHP yang bersumber dari
hukum colonial Belanda. Setelah kemerdekaan, KUHP tetap
diberlakukan disertai penyelarasan kondisi berupa pencabutan
pasal-pasal yang tidak lagi relevan. Hal ini berdasarkan pada
Ketentuan Peralihan Pasal II UUD 1945 yang menyatakan bahwa:
"Segala badan negara dan peraturan yang masih ada langsung
diberlakukan selama belum diadakan yang baru menurut Undang-
Undang Dasar ini." Ketentuan tersebutlah yang kemudian menjadi
dasar hukum pemberlakuan semua peraturan perundang-undangan
pada masa kolonial pada masa kemerdekaan.
PASAL PASAL KUHP
PENCURIAN
Pasal 362
Barang siapa mengambil barang
sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain,
dengan maksud untuk dimiliki
secara melawan hukum,
diancam karena pencurian,
dengan pidana penjara paling
lama lima tahun atau pidana
denda paling banyak sembilan
ratus rupiah.
PENGGELAPAN
Pasal 372
Barang siapa dengan sengaja
dan melawan hukum memiliki
barang sesuatu yang seluruhnya
atau sebagian adalah kepunyaan
orang lain, tetapi yang ada
dalam kekuasaannya bukan
karena kejahatan diancam
karena penggelapan, dengan
pidana penjara paling lama
empat tahun atau pidana denda
paling banyak sembilan ratus
rupiah.
PENIPUAN
Pasal 378
Barang siapa dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum,
dengan memakai nama palsu atau
martabat palsu, dengan tipu muslihat,
ataupun rangkaian kebohongan,
menggerakkan orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu
kepadanya, atau supaya memberi
hutang rnaupun menghapuskan
piutang diancam karena penipuan
dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.
PEMERASAN
Pasal 368
(1) Barang siapa dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, memaksa seorang
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
untuk memberikan barang sesuatu, yang
seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan
orang itu atau orang lain, atau supaya membuat
hutang maupun menghapuskan piutang,
diancam karena pemerasan dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan.
PENADAHAN
Pasal 480
Diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun atau pidana
denda paling banyak sembilan ratus
rupiah:
1. barang siapa membeli, menyewa,
menukar, menerima gadai, menerima
hadiah, atau untuk menarik
keuntungan, menjual, menyewakan,
menukarkan, menggadaikan,
mengangkut, meyimpan atau
menyembunyikan sesuatu benda,
yang diketahui atau sepatutnya.
harus diduga bahwa diperoleh dari
kejahatan penadahan; 2. barang siapa
menarik keuntungan dari hasil
sesuatu benda, yang diketahuinya
atau sepatutnya harus diduga bahwa
diperoleh dari kejahatan.
PENGEROYOKAN DAN PENGRUSAKAN
Pasal 170
(1) Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga
bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
(2) Yang bersalah diancam:
1. dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika ia dengan
sengaja menghancurkan barang atau jika kekerasan yang digunakan
mengakibatkan luka-luka; 2. dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun, jika kekerasan mengakibatkan luka berat; 3. dengan
pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika kekerasan
mengakibatkan maut
PENYALAH GUNAAN JABATAN
Pasal 415
Seorang pejabat atau orang lain yang
ditugaskan menjalankan suatu
jabatan umum terus- menerus atau
untuk sementara waktu, yang
dengan sengaja menggelapkan uang
atau surat berharga yang disimpan
karena jabaimnya, atau membiarkan
uang atau surat berharga ihu diambil
atau digelapkan oleh orang lain, atau
menolong sebagai pembantu dalam
melakukan perbuatan tersebut,
diancam dengan pidana penjsra
paling 1ama tujuh tahun.
PENGANIAYAAN
Pasal 351
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling
lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah,
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang
bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama
lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak
kesehatan.
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak
dipidana.
PEMBUNUHAN
Pasal 338
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa
orang lain, diancam karena pembunuhan dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
PERBUATAN ASUSILA
Pasal 281
Diancam dengan pidana penjara paling
lama dua tahun delapan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah:
1.barang siapa dengan sengaja dan
terbuka melanggar kesusilaan;
2. barang siapa dengan sengaja dan di
depan orang lain yang ada di situ
bertentangan dengan kehendaknya,
melanggar kesusilaan
LAPORAN PALSU
Pasal 220
Barang siapa memberitahukan atau mengadukan
bahwa telah dilakukan suatu perbuatan pidana,
padahal mengetahui bahwa itu tidak dilakukan,
diancam dengan pidana penjara paling lama satu
tahun empat bulan.
PEMALSUAN MATA UANG
Pasal 244
Barang siapa meniru atau memalsu mata uang atau
kertas yang dikeluarkan oleh Negara atau Bank,
dengan maksud untuk mengedarkan atau menyuruh
mengedarkan mata uang atau uang kertas itu
sebagai asli dan tidak dipalsu, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
KONSEKUENSI PELANGGARAN BERLALULINTAS
UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
TINDAKPIDANA
MELAWAN KEKUASAAN UMUM
• PASAL 212 KUHP
• BARANG SIAPA DENGAN KEKUASAAN ATAU ANCAMAN
KEKERASAN MELAWAN KEPADA SEORANG PEGAWAI
NEGERI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN YANG SAH, ATAU
MELAWAN KEPADA ORANG YANG WAKTU MEMBANTU
PEGAWAI NEGERI ITU KARENA KEWAJIBANNYA MENURUT
UNDANG2 ATAU KARENA PERMINTAAN PEGAWAI NEGERI
ITU, DIHUKUM KARENA PERLAWANAN, DENGAN
HUKUMAN PENJARA SELAMA2NYA 1 TAHUN DAN DENDA
SEBANYAK2NYA RP.4500
• KUHP 89,92,146s,213s,335s,459,525)
KETENTUAN PIDANA PENGGUNAAN
NARKOTIKA (UU NO 35 TAHUN 2009)

Pasal 111 Ayat (1) : Setiap orang yang


tanpa hak atau melawan hukum menanam,
memelihara, memiliki, menyimpan, Menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk
tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua
belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar
rupiah).
Pasal 112 (Ayat 2) :
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan
hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan I bukan
tanaman, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama
12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00
(delapan miliar rupiah).
Pasal 113 (1) : Setiap orang yang
tanpa hak atau melawan hukum
memproduksi, mengimpor, mengekspor,
atau menyalurkan Narkotika Golongan I,
dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15
(lima belas) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) dan paling banyak Rp
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Pasal 114 (1) : Setiap orang yang tanpa
hak atau melawan hukum menawarkan
untuk dijual, menjual, membeli, menerima,
menjadi perantara dalam jual beli,menukar,
atau menyerahkan Narkotika Golongan I,
dipidana dengan pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah).
Pasal 116 Ayat (1) : Setiap orang yang tanpa
hak atau melawan hukum menggunakan
Narkotika Golongan I terhadap orang lain atau
memberikan Narkotika Golongan I untuk diguna-
kan orang lain, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15
(lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan
paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah).
MODUS OPERANDI
• Modus operandi adalah cara
operasi orang perorang atau
kelompok penjahat dalam
menjalankan rencana
kejahatannya.
MODUS OPERANDI KEJAHATAN PENCURIAN
KENDARAAN BERMOTOR roda dua/empat
Suatu kenyataan bahwa di dalam kehidupan
terdapat usaha yang dilakukan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidup.

Pada upaya memperoleh kebutuhan tersebut


seseorang memiliki kebebasan dalam
mencapai kebutuhan yaitu dengan cara yang
baik maupun dengan cara melakukan tindak
criminal seperti penipuan, pencurian,
penggelapan, dan perjudian.
Seseorang dapat dinyatakan melakukan tindak
pidana pencurian apabila orang tersebut
terbukti telah memenuhi semua unsur dari
tindak pidana pencurian yang terdapat di
dalam rumusan pasal 362 KUHP.
Bunyi pasal tersebut ialah “barangsiapa
mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya
atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan
maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,
diancam karena pencurian, dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau pidana
denda paling banyak sembilan ratus rupiah”.
Di Indonesia bentuk kejahatan pencurian
memiliki bermacam -macam jenis yang cukup
meresahkan masyarakat karena pencurian
terjadi ditempat manapun baik di kota-kota
kecil maupun kota -kota besar.

Salah satu pencurian yang begitu marak


adalah pencurian terhadap kendaraan
bermotor roda dua/empat. Pencurian tersebut
dilakukan oleh sekelompok pelaku yang
memiliki keahlian dan tergolong sebagai
pelaku yang handal dalam melaksanakan aksi
kejahatan tersebut.
Pelaku pencurian tersebut memiliki pengalaman
dan modus operandi yang bermacam-macam.

Modus operandi merupakan cara yang


digunakan oleh seseorang pelaku tindak
kejahatan untuk memperoleh sesuatu yang
diinginkan.

Pelaksanaan trik-trik dan cara tersebut sering


dilaksanakan dengan bersekutu atau dilakukan
oleh lebih dari satu orang agar mempermudah
proses kejahatan serta membantu peranan pelaku
agar tidak dicurigai oleh lingkungan.
MEMAHAMI APA ITU MODUS OPERANDI KEJAHATAN &
PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR

Untuk seorang Aparat Penegak Hukum, memahami apa


itu modus operandi kejahatan dan pencurian kendaraan
bermotor bertujuan agar lebih meningkatkan upaya-
upaya penanggulangan kejahatan dan pencurian
kendaraan bermotor baik secara preventive maupun
secara repressive sehingga dapat mengurangi angka yang
begitu tinggi dan dapat memberikan efek jera kepada
pelaku pencurian tersebut
LOKASI – LOKASI RAWAN TERJADI KEJAHATAN &
PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR

1. Daerah kampus dan daerah sekitar kampus;


2. Daerah perumahan;
3. Halaman perkantoran;
4. Halaman pertokoan
(mall, minimarket, dan sebagainya).
Beberapa Modus-modus Operandi Kejahatan
yang Digunakan Oleh Para Pelaku

1. Alat-alat
alat adalah sesuatu yang dapat ditangkap oleh
panca indera manusia atau sesuatu yang
berwujud
a. Gunting Khusus Besi
Alat ini digunakan pelaku apabila keadaan
motor berada di dalam halaman rumah yang
memiliki pagar dan diamankan dengan
gembok atau gembok yang memang
dipasang pada motor agar lebih aman.
b. Menggunakan Kunci T
Kunci T adalah alat yang paling sering digunakan
pelaku pencurian kendaraan bermotor roda
dua/empat karena lebih mudah dalam
penggunaan dan mempercepat proses pada saat
pelaku melaksanakan aksi kejahatan pencurian
kendaraan bermotor roda dua/empat.

Pelaku-pelaku curanmor mendapatkan kunci T


bukan dari sebuah toko penjual kunci tetapi
membuat sendiri kunci T yang terbuat dari kunci L
dan kemudian dipipihkan serta dibentuk menjadi
kunci T dengan bagian-bagiannya agar dapat
masuk sesuai pada lubang kunci kontak
motor.
c. Menggunakan Karcis Palsu
Karcis palsu biasanya berupa selembar kertas kecil
yang berisi seperti nama-nama instansi, nama toko,
atau nama tempat lainnya. Di dalam karcis juga
tertulis plat nomor motor dan tarif harga parker motor.

d. Menggunakan Kunci Kontak Palsu


Alat ini tidak akan merusak lubang kunci kontak suatu
kendaraan bermotor roda dua/empat, sebab kunci
kontak palsu dibuat sesuai dengan ukuran kunci
kontak asli dari motor-motor target pelaku kejahatan
curanmor khususnya para pelaku yang melaksanakan
aksinya dengan menggunakan alat ini.
e. Menggunakan Bahan Kimia
Bahan kimia digunakan untuk merusak lubang
kunci.

f. Menggunakan Busi Bekas


Material yang tertanam diujung busi ini mampu
memecahkan kaca kendaraan roda empat
dengan sangat cepat dan efektif, biasanya pelaku
melempar kaca kendaraan dengan busi lalu
setelah retak, kaca kendaraan di dorong agar
pecah secara keseluruhan. Modus operandi ini
digunakan biasanya untuk mengambil barang
berharga di dalam kendaraan roda empat.
2. Cara-Cara Modus Operandi Kejahatan &
Pencurian Kendaraan Bermotor
a. Memotong Atau Merusak Gembok
b. Merusak Lubang Kunci Kontak
c. Memesan Atau Membuat Karcis Palsu
d. Menggandakan Kunci
e. Memecahkan kaca kendaraan
f. Mengaku menjadi pembeli dan
melakukan test drive
g. Pelaku mengaku petugas intel
ILLUSTRASI KEJAHATAN DAN PENCURIAN
KENDARAAN BERMOTOR

ILLUSTRASI MODUS OPERANDI ILLUSTRASI MODUS OPERANDI


PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR KEJAHATAN DAN PENCURIAN DENGAN
MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA MEMECAHKAN KACA MOBIL
3. Proses Pencurian Kendaraan Bermotor Proses
Pencurian kendaraan bermotor roda dua/empat
dilakukan dengan alat –alat dan cara –cara yang
yang termasuk dalam modus operandi.

4. Cara Penjualan Hasil Pencurian Kendaraan


Bermotor roda dua/empat
Pelaku pencurian kendaraan bermotor roda
dua/empat akan selalu menghilangkan barang-
barang bukti atas barang yang mereka curi.
Hal tersebut dihilangkan oleh pelaku agar jejak
pencurian kendaraan bermotor roda dua/empat
yang dilakukan tidak diketahui oleh pihak
kepolisian. Cara-cara pelaku menghilangkan
barang-barang bukti, yaitu :
a. Membuang barang bukti;
b. Menjual barang-barang bukti;
c. Membakar barang bukti.

Dari ke tiga cara pelaku untuk menghilangkan barang


bukti diatas, menghilangkan dengan cara menjual
harus diketahui dengan jelas bagaimana kendaraan
bermotor roda dua/empat hasil pencurian tersebut
dijual oleh para pelaku.
Kendaraan bermotor roda dua/empat akan dijual
kepada :
a. Bedak-bedak di pasar Loak;
b. Para Penadah;
c. Pembeli (masyarakat umum dan bukan penadah).
MODUS OPERANDI KEJAHATAN PENCURIAN
PADA GEDUNG/BANGUNAN KOSONG
MODUS OPERANDI KEJAHATAN & PENCURIAN
PADA GEDUNG/BANGUNAN KOSONG

Biasanya kejahatan dan pencurian yang terjadi


disebuah rumah / bangunan dikarenakan rumah
/ bangunan dalam keadaan kosong atau tidak
berpenghuni.
Kejahatan ini biasanya menggunakan alat seperti
linggis dan sejenisnya untuk mencongkel pagar
dan pintu rumah/bangunan
TINDAKAN PENCEGAHAN MODUS OPERANDI KEJAHATAN
& PENCURIAN PADA GEDUNG/BANGUNAN KOSONG

1. Lakukan pengawasan secara rutin dan


terorganisir untuk meminimalisir Tindakan
kejahatan.
2. berkoordinasi dengan pemilik rumah atau
bangunan terkait penjagaan dan
pengawasan.
3. Jadikan prioritas pengawasan dan control
terhadap rumah atau bangunan kosong.

Anda mungkin juga menyukai