Anda di halaman 1dari 269

BERITA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA
No.1292, 2014 JAKSA AGUNG. Intelijen. Administrasi.

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR PER- 024/A/JA/08/2014
TENTANG
ADMINISTRASI INTELIJEN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk mendukung pelaksanaan tugas dan


wewenang Kejaksaan Republik Indonesia dalam
bidang Intelijen diperlukan peraturan tentang
administrasi umum yang meliputi seluruh proses
kegiatan dan operasi intelijen yang sesuai dengan
perkembangan organisasi dan peraturan perundang-
undangan;
b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan akan peraturan
penyelenggaraan administrasi Intelijen Kejaksaan
Republik Indonesia perlu dibuat peraturan yang dapat
dilaksanakan dengan cara dan metode yang pasti,
baku, mudah dipahami, aman, berkesinambungan
dan akuntabel;
c. bahwa Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia
Nomor: KEP-552/A/JA/10/2002 tentang Administrasi
Intelijen Yustisial Kejaksaan sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan peraturan perundang-
undangan sehingga perlu diganti;

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 2

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu
membentuk Peraturan Jaksa Agung tentang
Administrasi Intelijen Kejaksaan Republik Indonesia;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Kejaksaan Republik Indonesia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401);
2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5071);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang
Intelijen Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5249);
4. Peraturan Presiden Nomor 38 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik
Indonesia;
5. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Pedoman Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Pengukuran Kinerja dan
Perencanaan Stratejik;
6. Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER-
037/A/JA/09/2011 tentang Standar Operasional
Prosedur Intelijen Kejaksaan Republik Indonesia;
7. Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER-
046/A/JA/12/2011 tentang Standar Oprasional
Prosedur Terintegrasi Dalam Penanganan Perkara di
Lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia;
8. Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER-
009/A/JA/01/2011 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER-
006/A/JA/3/2014 tentang perubahan atas PER-
009/A/JA/01/2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN JAKSA AGUNG TENTANG ADMINISTRASI
INTELIJEN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA.

www.peraturan.go.id
3 2014, No.1292

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Jaksa Agung ini, yang dimaksud dengan:
1. Administrasi Intelijen Kejaksaan adalah bagian dari Administrasi
Umum Kejaksaan yang meliputi keseluruhan proses kegiatan dan
operasi intelijen baik preventif dan represif serta penyuluhan dan
penerangan hukum, berupa pencatatan proses penanganan dalam
bentuk Surat, Register, dan Laporan, untuk selanjutnya disebut
Administrasi Intelijen.
2. Surat adalah segala bentuk dan macam surat menyurat yang
diperlukan dalam proses kegiatan dan operasi intelijen, penyuluhan
dan penerangan hukum serta tindakan lain dalam rangka
mendukung kebijakan penegakan hukum, termasuk dalam pengertian
ini adalah surat elektronik.
3. Register adalah wadah pencatatan berupa buku, kartu, kartu tik, peta,
grafik dan statistik yang memuat secara lengkap dan rinci mengenai
informasi proses kegiatan dan operasi intelijen, penyuluhan dan
penerangan hukum serta tindakan lain dalam rangka mendukung
kebijakan penegakan hukum.
4. Laporan adalah penyampaian informasi dan atau data secara berkala
maupun insidentil mengenai proses kegiatan dan operasi intelijen,
penyuluhan dan penerangan hukum serta tindakan lain dalam rangka
mendukung kebijakan penegakan hukum.
5. Intelijen Kejaksaan adalah satuan unit kerja di lingkungan Kejaksaan
Republik Indonesia yang melaksanakan kegiatan dan operasi intelijen
dari aspek penegakan hukum, serta kegiatan di bidang penyuluhan
dan penerangan hukum.
6. Kegiatan Intelijen yang selanjutnya disebut Giat, adalah usaha,
kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara rutin dan terus menerus
serta berdasarkan suatu tata cara kerja yang tetap dan kegiatan ini
bisa mempunyai aspek jangka pendek dan jangka panjang.
7. Operasi Intelijen yang selanjutnya disebut Opsin adalah usaha,
kegiatan dan tindakan yang dilakukan berdasarkan suatu rencana
untuk mencapai suatu tujuan yang terperinci secara khusus diluar
dari pada tujuan yang terus menerus dalam hubungan ruang dan
waktu yang ditetapkan dan yang dilakukan atas dasar perintah dari
pimpinan (user).
8. Produk Intelijen adalah naskah dinas yang dibuat dalam bentuk
tertulis yang merupakan kegiatan penyampaian, pelaporan dari hasil

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 4

pengolahan informasi serta hasil kegiatan pelaksanaan tugas operasi


intelijen yang dilakukan aparat intelijen Kejaksaan.
9. Penyelidikan Intelijen yang selanjutnya disebut Lid, adalah
serangkaian upaya, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan yang dilakukan
secara terencana dan terarah untuk mencari, menemukan,
mengumpulkan, dan mengolah informasi menjadi intelijen, serta
menyajikannya sebagai bahan masukan untuk perumusan kebijakan
dan pengambilan keputusan.
10. Rencana Penyelidikan Intelijen yang selanjutnya disebut Renlid,
adalah persiapan untuk melaksanakan penyelidikan, yang disusun
secara cermat berdasarkan analisa tugas dan analisa sasaran yang
dibuat oleh pelaksana operasi intelijen berdasarkan surat perintah.
11. Pengamanan Intelijen yang selanjutnya disebut Pam, adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terencana dan terarah
untuk mencegah dan / atau melawan upaya, pekerjaan, kegiatan
intelijen, dari pihak-pihak yang akan mempengaruhi, menghambat
dan mengacaukan penegakan hukum yang dilakukan oleh
Kejaksaan serta hal-hal lain yang secara potensial mengandung
Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan yang selanjutnya
disingkat AGHT terhadap kepentingan strategis pembangunan dan
keamanan nasional.
12. Rencana Pengamanan Intelijen yang selanjutnya disebut Renpam,
adalah persiapan untuk melaksanakan pengamanan yang disusun
secara cermat berdasarkan analisa tugas dan analisa sasaran yang
dibuat oleh pelaksana operasi intelijen berdasarkan surat perintah.
13. Penggalangan Intelijen yang selanjutnya disebut Gal, adalah
serangkaian upaya, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan yang dilakukan
secara terencana dan terarah untuk mendukung keberhasilan
penegakan hukum yang dilakukan oleh Kejaksaan serta hal-hal lain
yang secara potensial mengandung ancaman, gangguan, hambatan
dan tantangan yang selanjutnya disingkat AGHT terhadap
kepentingan strategis pembangunan dan keamanan nasional.
14. Rencana Penggalangan Intelijen yang selanjutnya disebut Rengal,
adalah persiapan untuk melaksanakan penggalangan yang disusun
secara cermat berdasarkan analisa tugas dan analisa sasaran yang
dibuat oleh pelaksana operasi intelijen berdasarkan surat perintah.
15. Target Operasi yang selanjutnya disingkat TO adalah petunjuk
pelaksanaan surat perintah operasi intelijen yang berisi uraian
masalah, data operasi dan intruksi dan/atau permintaan dari
pimpinan (user).

www.peraturan.go.id
5 2014, No.1292

16. Analisa Tugas yang selanjutnya disebut Antug adalah analisa yang
dibuat oleh pelaksana operasi intelijen untuk memperinci dan
menganalisa bahan-bahan keterangan apa yang harus dicari dan
dikumpulkan, menentukan badan pengumpul yang selanjutnya
disebut Bapul dan sumber-sumbernya, cara melaksanakan
Penyelidikan, Pengamanan, Penggalangan, jangka waktu dan tempat
penyampaian laporan serta bagaimana cara mendapatkan dan
menggali bahan keterangan sebanyak mungkin dari sasaran atau
sumber.
17. Analisa Sasaran yang selanjutnya disebut Ansas adalah analisa yang
dibuat oleh pelaksana operasi intelijen untuk mempelajari secara
terperinci dan teliti tentang sasaran penyelidikan termasuk
lingkungan sasaran berada untuk mengetahui kemungkinan adanya
Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan yang selanjutnya
disingkat AGHT.
18. Telaahan Intelijen yang selanjutnya disebut Lahin adalah pembahasan
atau analisa staf intelijen mengenai suatu permasalahan yang perlu
dikaji, baik atas inisiatif staf maupun atas perintah atau petunjuk
pimpinan.
19. Pengarahan Singkat (briefing) adalah penjelasan singkat untuk
persiapan pelaksanaan kegiatan atau operasi intelijen berupa
gambaran tentang tugas, tujuan, kebutuhan, keadaan yang mungkin
terjadi dan metode yang akan digunakan.
20. Penilaian Pelaksanaan Kegiatan (debriefing) adalah pertanyaan serta
tanggapan atas pelaksanan kegiatan terkait hasil pelaksanaan operasi
intelijen .
21. Pra ekspose adalah penyampaian hasil pelaksanaan Surat Perintah
Tugas dalam bentuk paparan yang dituangkan dalam bentuk laporan
dan matriks.
22. Ekspose adalah penyampaian hasil pelaksanaan Surat Perintah
Operasi Intelijen dalam bentuk paparan yang dituangkan dalam
bentuk laporan dan matriks.
23. Pencegahan yang selanjutnya disebut Cegah, adalah larangan yang
bersifat sementara terhadap orang tertentu untuk keluar dari wilayah
Indonesia berdasarkan alasan tertentu.
24. Penangkalan yang selanjutnya disebut Tangkal, adalah larangan yang
bersifat sementara terhadap orang tertentu untuk masuk ke wilayah
Indonesia berdasarkan alasan tertentu.
29. Bank Data Intelijen Kejaksaan Republik Indonesia yang selanjutnya
disingkat BDI adalah himpunan atau kumpulan data dan informasi
yang meliputi Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 6

dan Keamanan yang selanjutnya disebut IPOLEKSOSBUDHANKAM


yang disimpan di dalam komputer secara sistematik.
30. Laporan Informasi Harian yang selanjutnya disebut Lapinhar adalah
laporan hasil kegiatan pengumpulan data atau informasi dari satuan
organisasi Intelijen mengenai situasi atau masalah yang berkaitan
dengan aspek hukum yang diketahui pada hari itu.
31. Laporan informasi khusus yang selanjutnya disebut Lapinsus adalah
laporan isendentil, belum diolah yang materinya bersifat khusus
menyangkut Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan yang
selanjutnya disingkat AGHT mengenai masalah yang berkaitan aspek
penegakan hukum yang perlu segera disampaikan kepada pimpinan
untuk mendapat tanggapan dan penanganan.
32. Laporan Intelijen Khusus yang selanjutnya disebut Lapsus adalah
laporan yang sudah diolah secara lengkap untuk menyajikan masalah
dan/atau situasi yang masih atau sedang aktual atau masalah akan
datang yang masih akan dihadapi perkembangan materinya
menyangkut masalah supremasi dan penegakan hukum serta
pembinaan tertib hukum.
33. Berita Acara Permintaan Keterangan adalah wadah pencatatan
keterangan baik dengan teknik wawancara maupun interogasi
terhadap seseorang dalam rangka kegiatan atau operasi intelijen
berkaitan dengan Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan yang
selanjutnya disebut Lid, Pam dan Gal.
34. Barang Cetakan yang selanjutnya disebut Barcet adalah tulisan atau
gambar yang merupakan hasil pemikiran atau pendapat seseorang
atau kelompok yang dicetak dalam bentuk buku, brosur, buletin,
surat kabar harian, majalah, penerbitan berkala, pamflet, poster,
surat atau dalam bentuk lain dengan maksud untuk disebarkan atau
yang dipertunjukkan kepada khalayak ramai.
35. Media Massa yang selanjutnya disebut Medmas adalah alat yang
digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada publik
dengan menggunakan alat komunikasi seperti surat kabar elektronik
dan cetak, majalah, film, radio, TV dan jejaring sosial.
36. Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas adalah
organisasi yang didirikan dan dibentuk masyarakat secara
sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan,
kepentingan, kegiatan dan tujuan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila.
35. Pengobatan Tradisional/Kebatinan/Supranatural adalah pengobatan
dan atau perawatan dengan cara, obat dan pengobatnya yang

www.peraturan.go.id
7 2014, No.1292

mengacu kepada pengalaman, keterampilan turun temurun, dan atau


pendidikan / pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat.
36. Aliran Kepercayaan adalah keyakinan atau kepercayaan atau paham
atau ajaran yang bersifat dogmatis diluar agama tentang adanya
Tuhan pencipta alam yang harus disembah yang bersumber dari adat
dan tradisi yang hidup dan terpelihara dalam masyarakat.
37. Pimpinan (User) adalah pengguna Intelijen Kejaksaan seperti Jaksa
Agung RI, Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala Kejaksaan Negeri, dan
Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
38. Otentikasi adalah pengesahan oleh Kasubdit Produksi Intelijen pada
Direktorat III, Kepala Seksi III, Kepala Seksi Intelijen dan Kepala
Urusan Tata Usaha Teknis atas surat atau dokumen yang digandakan.
39. Rahasia Intelijen adalah informasi, benda, personil dan/atau upaya,
pekerjaan, kegiatan intelijen yang dilindungi kerahasiaannya agar
tidak dapat diakses, tidak dapat diketahui, dan tidak dapat dimiliki
oleh pihak yang tidak berhak.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Penyelenggaraan Administrasi Intelijen Kejaksaan berasaskan kesatuan
sistem administrasi yang mudah dipahami, aman, berkesinambungan dan
akuntabel.
Pasal 3
Penyelenggaraan Administrasi Intelijen Kejaksaan bertujuan untuk :
a. terciptanya kesatuan dan keseragaman penyelenggaraan Administrasi
Intelijen Kejaksaan Republik Indonesia;
b. aparat intelijen Kejaksaan Republik Indonesia dapat memahami dan
mampu melaksanakan Administrasi Intelijen secara tertib, aman,
berkesinambungan, akuntabel dan terjaga kerahasiaannya; dan
b. meningkatkan produk intelijen melalui sistem administrasi intelijen
yang berkualitas, cepat, tepat dan akurat.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4
Administrasi Intelijen Kejaksaan R.I. ini berlaku untuk semua Kegiatan
dan Operasi Intelijen serta tugas-tugas lain di bidang Intelijen pada :

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 8

a. Kejaksaan Agung;
b. Kejaksaan Tinggi;
c. Kejaksaan Negeri;
d. Cabang Kejaksaan Negeri;
e. Perwakilan Kejaksaan Republik Indonesia di luar negeri; dan
f. Tempat lain diluar institusi kejaksaan Republik Indonesia
berdasarkan penugasan dari pimpinan.
BAB IV
KODE SURAT, REGISTER DAN LAPORAN
Pasal 5
Ketentuan mengenai bentuk Kode Surat, Register, Laporan dan Petunjuk
Cara Pengisian tercantum dalam lampiran I, II dan III yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Jaksa Agung ini.
BAB V
PELAKSANAAN, PENGELOLAAN, PENDOKUMENTASIAN
DAN PENGAWASAN
Pasal 6
Administrasi Intelijen Kejaksaan dilaksanakan dan dikelola oleh :
a. Sekretariat Jaksa Agung Muda Intelijen;
b. Direktorat pada Jaksa Agung Muda Intelijen;
c. Pusat Penerangan Hukum;
d. Koordinator pada Jaksa Agung Muda Intelijen;
e. Asisten Intelijen pada Kejaksaan Tinggi;
f. Kepala Seksi Intelijen pada Kejaksaan Negeri; dan
g. Kepala Urusan Tata Usaha Teknis Cabang Kejaksaan Negeri.
Pasal 7
Pendokumentasian administrasi Intelijen Kejaksaan dilaksanakan oleh :
a. Direktorat III pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen;
b. Seksi III pada Kejaksaan Tinggi;
c. Seksi Intelijen pada Kejaksaan Negeri; dan
d. Urusan Tata Usaha Teknis pada Cabang Kejaksaan Negeri.

www.peraturan.go.id
9 2014, No.1292

Pasal 8
Pengawasan administrasi intelijen Kejaksaan dilaksanakan oleh :
a. Sekretaris Jaksa Agung Muda Intelijen;
b. para Direktur pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen;
c. Kepala Pusat Penerangan Hukum;
d. Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi;
e. Kepala Kejaksaan Negeri; dan
f. Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Pada saat Peraturan Jaksa Agung ini mulai berlaku, Keputusan Jaksa
Agung Republik Indonesia Nomor: KEP-552/A/JA/10/2002 tentang
Administrasi Intelijen Yustisial Kejaksaan dan aturan lain yang mengatur
tentang administrasi intelijen dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 10
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Jaksa Agung Republik
Indonesia ini akan diatur kemudian oleh Jaksa Agung Muda Intelijen.
Pasal 11
Peraturan Jaksa Agung ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Jaksa Agung ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Agustus 2014
JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BASRIEF ARIEF

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 12 September 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 10

LAMPIRAN. I
PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PER-024/A/JA/ /2014
TENTANG
ADMINISTRASI INTELIJEN KEJAKSAAN
REPUBLIK INDONESIA

BENTUK KODE SURAT DAN PETUNJUK CARA PENGISIAN

1. IN.1 : Surat Perintah Tugas

2. IN.2 : Surat Perintah Operasi Intelijen

3. IN.3 : Analisa Sasaran

4. IN.4 Analisa Tugas

5. IN.5 : Target Operasi

6. IN.6 : Rencana Penyelidikan

7. IN.7 : Rencana Pengamanan Dan Rencana Penggalangan

8. IN.8 : Surat Dinas Permintaan Keterangan

9. IN.9 : Formulir Permohonan Pemantauan Oleh Adhyaksa


Monitoring Center

10. IN.10 : Surat Keterangan Membawa Peralatan Intelijen

11. IN.11 : Formulir Data Orang Asing

12. IN.12 : Formulir Pendataan Pengobatan Tradisional, Kebatinan


Dan Supranatural

13. IN.13 : Surat Perintah Penunjukan Petugas Pengelola Pelayanan


Hukum dan Penerimaan Pengaduan Masyarakat

14. IN.14 : Analisa Berita

15. IN.15 : Tanda Terima Penyampaian Informasi Pada Pos Pelayanan


Hukum dan Penerimaan Pengaduan Masyarakat

www.peraturan.go.id
11 2014, No.1292

SURAT PERINTAH TUGAS


--------------------------------------------------
NOMOR : SP.TUG - ...../...../...../...../.....
JAKSA AGUNG MUDA INTELIJEN / KEPALA KEJAKSAAN ........../KEPALA
CABANG…...…

Dasar : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan


Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4401);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor---- ,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor -------);

3. XXX --- (DIISI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN


SESUAI KEGIATAN DAN OPERASI INTELIJEN YANG
DILAKSANAKAN)

4. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;

5. Peraturan Jaksa Agung Nomor : PER-009/A/JA/01/2011 Tahun


2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Jaksa Agung
Nomor : PER-006/A/JA/3/2014 Tahun 2014 Tentang perubahan
atas PER-009/A/JA/01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kejaksaan Republik Indonesia;

6. Peraturan Jaksa Agung Nomor : PER- …../A/JA/…../2014 Tahun


2014 tentang Administrasi Intelijen Kejaksaan Republik
Indonesia;
XXX --- (DIISI DENGAN NOMOR DAN TANGGAL LAHIN).
7.

Pertimbangan : .............................................................................................................

.............................................................................................................

MEMERINTAHKAN :

Kepada : 1. Nama : .............................................................................


.............................................................................
Pangkat :
.............................................................................
NIP/NRP :

Jabatan : Sesuai dengan Jabatan Struktural/ Fungsional


merangkap Ketua/Anggota.

2. dst. :

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 12

Untuk : 1. .....................................................................................................

2. .....................................................................................................

3. Melaksanakan Surat Perintah Tugas ini dalam waktu 7 (tujuh)


hari kerja sejak tanggal dikeluarkan.

4. Melaporkan hasil pelaksanaannya dalam tenggang waktu 3 (tiga)


hari kerja setelah surat perintah tugas selesai dilaksanakan.

KEPADA Yang Bersangkutan Dikeluarkan di : .........................


Untuk dilaksanakan Pada tanggal : ......./......../......

JAKSA AGUNG MUDA INTELIJEN/KEPALA


KEJAKSAAN……/KEPALA CABANG
...............,

................................................................

TEMBUSAN :
1. Yth .......................
2. Yth .................dst
3. ARSIP.___________

www.peraturan.go.id
13 2014, No.1292

RAHASIA
IN.1
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES

PETUNJUK IN.1
SURAT PERINTAH TUGAS

1. Pengertian :
Surat Perintah Tugas yang selanjutnya disebut SP.TUG adalah surat yang
menjadi dasar untuk :
a. Melakukan kegiatan Intelijen;
b. Melengkapi pembuatan Telaahan Intelijen (L.IN.22).
Surat Perintah Tugas dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Dapat bersifat tertutup dan terbuka;
2) Tidak dapat dilakukan permintaan keterangan / Klarifikasi
menggunakan Berita Acara Permintaan Keterangan (IN.8).
3) Dapat dilakukan dengan menggunakan Catatan Wawancara (L.IN.24).
2. Kegunaan:
Untuk mendapatkan informasi/bahan keterangan/data yang dapat
dipergunakan sebagai bahan laporan guna mendukung pelaksanaan
kegiatan Intelijen Kejaksaan terkait permasalahan Ideologi, Politik,
Ekonomi, Sosbud dan Pertahanan Keamanan yang selanjutnya disebut
IPOLEKSOSBUDHANKAM;
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Masing-masing Direktorat
dan Puspenkum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Penandatangan :
Jaksa Agung Muda Intelijen, Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala
Kejaksaan Negeri, dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
Apabila pejabat penandatangan berhalangan maka yang menandatangani
surat perintah adalah pejabat lain yang mendapat delegasi wewenang.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 14

5. Waktu Pembuatan :
Segera setelah menerima perintah/instruksi dari Pimpinan (user)
Kejaksaan.
6. Distribusi :
Kepada pelaksana tugas dengan tembusan atasan yang mengeluarkan
surat perintah, Direktur III pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, Kasi
III pada Asisten Bidang Intelijen Kejaksaan Tinggi, Kasi Intelijen pada
Kejaksaan Negeri dan Kepala Urusan Tata Usaha Teknis pada Cabang
Kejaksaan Negeri.
Apabila Surat Perintah Tugas bersifat tertutup maka harus diperhatikan :
a. Penentuan secara selektif dan terbatas terhadap distribusi surat
perintah tugas;
b. Pencegahan terjadinya kebocoran Rencana Pelaksanaan Tugas Intelijen;
c. Penyimpanan dan penyampaian Surat Perintah Tugas.
7. Cara Pengisian :
a. Nomor :
Diisi dengan nomor urut sesuai Buku Perintah Tugas (R.IN.5)
b. Dasar :
Diisi dengan ketentuan-ketentuan yang menjadi dasar kewenangan
untuk bertindak, seperti Undang-Undang Kejaksaan Republik
Indonesia, Perpres tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kejaksaan, Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia, dan
Peraturan Perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan
permasalahan yang bersangkutan.
Urutan ketentuan peraturan perundang-undangan diisi sesuai
dengan hierarki peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur
dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
c. Pertimbangan :
Diisi dengan uraian alasan atau keperluan untuk melaksanakan
kegiatan Intelijen atau melengkapi pembuatan Telaahan Intelijen:
1) Terkait permasalahan IPOLEKSOSBUDHANKAM;
2) Menyangkut dukungan Intelijen terhadap bidang-bidang lain
(Pembinaan, Tindak Pidana Umum, Tindak Pidana Khusus,
Perdata dan Tata Usaha Negara, Pengawasan, dan Badan
Pendidikan dan Latihan);
3) Menyangkut dukungan Intelijen Kejaksaan RI sebagai bagian dari
Intelijen Negara.

www.peraturan.go.id
15 2014, No.1292

d. Kepada :
Petugas yang diperintahkan (Jaksa dan Tata Usaha).
e. Untuk :
Perlu diuraikan dengan jelas tugas yang harus dilaksanakan;
1) Pelaksanaan Tugas secara tertutup/terbuka;
2) Koordinasi dan kerjasama baik terhadap bidang-bidang lain di
lingkungan kejaksaan (Internal) maupun dengan pihak-pihak,
badan-badan lain baik di dalam maupun di luar negeri
(Eksternal);
3) Pelaporan kepada User baik sebelum dan sesudah pelaksanaan
Surat Perintah Tugas;
4) Jangka waktu pelaksanaan Surat Perintah Tugas;
Waktu pelaksanaan tugas selama 7 (tujuh) hari kerja sejak
tanggal dikeluarkan Surat Perintah Tugas, apabila masih
diperlukan perpanjangan, maka dapat diperpanjang 1 (satu) kali
untuk waktu 7 (tujuh) hari kerja dengan terlebih dahulu petugas
pelaksana membuat Nota Dinas kepada user / pimpinan secara
berjenjang dengan membuat alasan perlunya diperpanjang.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 16

SURAT PERINTAH OPERASI INTELIJEN


(LID, PAM, GAL)*
------------------------------------------------------------
NOMOR : PRINOPS - ...../...../...../...../.....
JAKSA AGUNG MUDA INTELIJEN / KEPALA KEJAKSAAN....../KEPALA CABANG…..,

Dasar : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan


Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4401);
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen
2. Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5249);
XXX --- (DIISI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN SESUAI KEGIATAN DAN OPERASI INTELIJEN
YANG DILAKSANAKAN)
3.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2010
tanggal 15 Juni 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kejaksaan Republik Indonesia;

4. Peraturan Jaksa Agung RI Nomor : PER-009/A/JA/01/2011


tanggal 24 Januari 2011 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : PER-
006/A/JA/3/2014 tanggal 20 Maret 2014 Tentang perubahan
atas PER-009/A/JA/01/2011 tentang Organisasi dan Tata
5. Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;

6. Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : PER-


…../A/JA/08/2014 tanggal ….. Agustus 2014 Tentang
Administrasi Intelijen Kejaksaan Republik Indonesia;
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
7. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Pertimbangan : XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

MEMERINTAHKAN :

Kepada : 1. Nama : XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX


Pangkat : XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
NIP/NRP : XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Jabatan : Sesuai dengan Jabatan Struktural/Fungsional
merangkap Ketua/Anggota.

2. dst.

Untuk : 1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

www.peraturan.go.id
17 2014, No.1292

3. dst.

4. Melaksanakan surat perintah Operasi Intelijen ini dalam


waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal dikeluarkan

5. Melaporkan hasil pelaksanaannya dalam tenggang waktu 7


(tujuh) hari kerja setelah surat perintah Operasi Intelijen
selesai dilaksanakan.

KEPADA Yang Bersangkutan Dikeluarkan di : ............................


Untuk dilaksanakan Pada tanggal : ......./......../..........
JAKSA AGUNG MUDA INTELIJEN/KEPALA
KEJAKSAAN……./KEPALA CABANG ..........

TEMBUSAN :
1. Yth .......................
2. Yth .......................
3. ARSIP.____________
* Coret yang tidak perlu

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 18

RAHASIA
IN.2
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES

PETUNJUK IN.2
SURAT PERINTAH OPERASI INTELIJEN

1. Pengertian :
Surat Perintah Operasi Intelijen yang selanjutnya disebut SP.OPSIN adalah surat
perintah yang menjadi dasar untuk melaksanakan Operasi Intelijen baik
penyelidikan, pengamanan dan/atau penggalangan.
2. Kegunaan :
Untuk mengetahui arah / tujuan dalam melaksanakan Operasi Intelijen
Penyelidikan (Lid), Pengamanan (Pam) dan atau Penggalangan (Gal) agar lebih
efisien, cepat, terarah, dan terkendali untuk mendukung penegakan hukum
dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kejaksaan.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Masing-masing Direktorat dan
Puspenkum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Penandatangan:
Jaksa Agung Muda Intelijen / Kepala Kejaksaan Tinggi / Kepala Kejaksaan Negeri
/ Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
Apabila pejabat penandatangan berhalangan maka yang menandatangani surat
perintah adalah pejabat lain yang mendapat delegasi wewenang.
5. Waktu Pembuatan :
Segera setelah menerima perintah/instruksi dari User.
6. Distribusi :
Kepada pelaksana operasi intelijen dengan tembusan atasan yang mengeluarkan
surat perintah, Direktur III pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen,
Kapuspenkum, Kasi III pada Asisten Bidang Intelijen Kejaksaan Tinggi, Kasi
Intelijen pada Kejaksaan Negeri dan Kepala Urusan Tata Usaha Teknis pada
Cabang Kejaksaan Negeri.
Apabila Surat Perintah operasi intelijen bersifat tertutup maka harus
diperhatikan:
a. Penentuan secara selektif dan terbatas terhadap distribusi surat perintah
operasi intelijen;

www.peraturan.go.id
19 2014, No.1292

b. Pencegahan terjadinya kebocoran Rencana Pelaksanaan operasi intelijen;


c. Penyimpanan dan penyampaian Surat Perintah operasi intelijen.
Catatan : Untuk di lingkungan internal, penerimaan surat perintah menggunakan
buku ekspedisi surat rahasia.
7. Cara Pengisian :

a. Nomor :
Diisi dengan nomor urut sesuai Buku Perintah Operasi Intelijen (R.IN.6)

b. Dasar :

Diisi dengan ketentuan-ketentuan yang menjadi dasar kewenangan untuk


bertindak, seperti UU Kejaksaan Republik Indonesia, Perpres tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan, Peraturan Jaksa Agung
Republik Indonesia, dan Peraturan Perundang-undangan lainnya yang
berkaitan dengan permasalahan yang bersangkutan.
Urutan ketentuan peraturan perundang-undangan diisi sesuai dengan
hierarki peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.

c. Pertimbangan :

Diisi dengan uraian alasan atau keperluan untuk melaksanakan Operasi


Intelijen Penyelidikan/Pengamanan/Penggalangan :
1) Terkait permasalahan IPOLEKSOSBUD & HANKAM;
2) Menyangkut dukungan Intelijen terhadap bidang-bidang lain seperti
pada bidang Pembinaan, Tindak Pidana Umum, Tindak Pidana Khusus,
Perdata dan Tata Usaha Negara, Pengawasan, dan Badan Pendidikan
dan Pelatihan;
3) Menyangkut dukungan Intelijen Kejaksaan sebagai bagian dari Intelijen
Negara.

d. Kepada :

Petugas yang diperintahkan (Jaksa dan Tata Usaha)

e. Untuk :
Perlu diuraikan dengan jelas tugas yang harus dilaksanakan;
1) Pelaksanaan operasi intelijen secara tertutup/terbuka;
2) Koordinasi dan kerjasama baik terhadap bidang-bidang lain di
lingkungan kejaksaan (Internal) maupun dengan pihak-pihak, badan-
badan lain baik di dalam maupun di luar negeri (Eksternal);
3) Pelaporan kepada User baik sebelum dan sesudah pelaksanaan Surat
Perintah operasi intelijen;
4) Jangka waktu pelaksanaan Surat Perintah operasi intelijen;
Waktu pelaksanaan operasi intelijen selama 30 (tiga puluh) hari kerja

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 20

sejak tanggal dikeluarkan Surat Perintah operasi intelijen, apabila


masih diperlukan perpanjangan, maka dapat diperpanjang 1 (satu) kali
untuk waktu 30 (tiga puluh) hari kerja dengan terlebih dahulu petugas
pelaksana membuat Nota Dinas kepada user / pimpinan secara
berjenjang dengan membuat alasan perlunya diperpanjang.

www.peraturan.go.id
21 2014, No.1292

ANALISA SASARAN

1. SASARAN
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………. dst

2. KONDISI DAN SITUASI SASARAN


………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………. dst

3. KEKUATAN, KELEMAHAN DAN KEHENDAK SASARAN


a. KEKUATAN
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….. dst
b. KELEMAHAN
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………….... dst
c. KEHENDAK SASARAN
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………..….. dst

4. OPOSISI
a. AKTIF
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………….. dst
b. PASIF
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………. dst
c. PENDUKUNG
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………….... dst

……….., ……………………………

Kasubdit/Kabid, Kasi pada Asintel, Kasi Intel


atau Kepala Cabang Kejaksaan Negeri

____________________________________

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 22

RAHASIA
IN.3
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES

Petunjuk IN.3
ANALISA SASARAN

1. Pengertian :
Analisa Sasaran yang selanjutnya disebut Ansas adalah suatu pendekatan
Intelijen dalam kemampuannya menganalisa objek sasaran tentang apa yang
akan ditangani sehingga dapat tepat sasaran.

2. Kegunaan :
Sebagai acuan atau pedoman bagi pelaksana tugas atau pelaksana operasi
intelijen untuk mengetahui latar belakang, kondisi, situasi, kekuatan, kelemahan
dan kehendak sasaran serta oposisi yang menyertai.

3. Penyelenggara :
e. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Masing-masing Direktorat dan
Puspenkum;
f. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
g. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
h. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Penandatangan:
Kasubdit/Kabid, Kasi pada Asintel, Kasi Intel atau Kepala Cabang
Kejaksaan Negeri.

5. Waktu Pembuatan :
Bersamaan dengan diterbitkannya Surat Perintah Tugas dan Surat
Perintah Operasi Intelijen.

6. Distribusi :
Kepada pelaksana. Surat Perintah Tugas dan Surat Perintah Operasi
Intelijen.

7. Cara Pengisian :

www.peraturan.go.id
23 2014, No.1292

1. Sasaran :

Diisi dengan hasil rangkaian tujuan dari analisis sasaran yang


mengarah pada suatu keadaan tertentu yang diinginkan.
Contoh : puldata dan pulbaket terkait dengan permasalahan dibidang
IPOLEKSOSBUDHANKAM.

II. Kondisi Dan Situasi Sasaran :

Diisi dengan permasalahan hukum terkait pelaksanaan kegiatan


dibidang IPOLEKSOSBUDHANKAM yang bertentangan dengan
peraturan Perundang-undangan

III. Kekuatan, Kelemahan Dan Kehendak Sasaran:

Kekuatan :
Diisi dengan kelebihan-kelebihan dan potensi kekuatan yang dimiliki
oleh sasaran dan lingkungannya.
Kelemahan :
Diisi dengan kekurangan-kekurangan dan potensi kelemahan yang
dimiliki oleh sasaran dan lingkungannya.
Kehendak Sasaran :
Di isi dengan usaha-usaha dari sasaran untuk melakukan langkah-
langkah penyelamatan dan penggalangan dukungan.

IV. Oposisi:

Aktif
Di isi dengan resistensi aktif terhadap pelaksanaan tugas yang
diprediksikan akan muncul dari para pendukung sasaran dan
keluargganya.
Pasif
Di isi dengan resistensi pasif terhadap pelaksanaan tugas yang
diprediksikan akan muncul dari para pendukung sasaran dan
keluargganya.
Pendukung
Di isi dengan dukungan terhadap pelaksanaan tugas yang
diprediksikan dapat diperoleh dari pihak-pihak yang berseberangan
dengan sasaran.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 24

ANALISA TUGAS
(ANTUG)

1. IDENTIFIKASI TUGAS
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………… DST

2. URAIAN TUGAS
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………….. DST

3. PELAKSANA TUGAS
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………. DST

4. SARANA PENDUKUNG
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………….. DST

5. KOMUNIKASI DAN KOORDINASI


……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………. DST

6. PELAPORAN DAN EVALUASI


……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………… DST

…………, …………………..
Kasubdit/Kabid, Kasi pada Asintel, Kasi
Intel atau Kepala Cabang Kejaksaan Negeri

_______________________

www.peraturan.go.id
25 2014, No.1292

RAHASIA
IN.4
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES

Petunjuk IN.4
ANALISA TUGAS
(ANTUG)

1. Pengertian :
Analisa Tugas yang selanjutnya disebut ANTUG adalah kegiatan atau tugas
apa yang seharusnya dilakukan dengan prinsip efisien, efektif dan
produktif atau adanya job diskripsi yang jelas sesuai dengan tanggung
jawabnya.
2. Kegunaan :
Sebagai acuan atau pedoman bagi pelaksana tugas atau pelaksana operasi
intelijen untuk mengetahui identifikasi, uraian, sarana pendukung,
komunikasi dan koordinasi serta pelaporan dan evaluasi dalam
pelaksanaan tugas.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Masing-masing Direktorat
dan Puspenkum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Penandatangan:
Kasubdit/Kabid, Kasi pada Asintel, Kasi Intel atau Kepala Cabang
Kejaksaan Negeri.
5. Waktu Pembuatan :
Bersamaan dengan diterbitkannya Surat Perintah Tugas dan Surat
Perintah Operasi Intelijen.
6. Distribusi :
Kepada pelaksana Surat Perintah Tugas dan Surat Perintah Operasi
Intelijen.
7. Cara Pengisian :

a. Identifikasi Tugas :
Diisi dengan identifikasi tugas-tugas yang harus dilaksanakan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 26

Contoh : puldata dan pulbaket terkait dengan permasalahan dibidang


IPOLEKSOSBUDHANKAM.

b. Uraian Tugas :
Diisi dengan :
Waktu, tempat , sasaran (sumber keterangan dan sumber data) dan
Informasi yang diperlukan (keterangan dan dokumen).

c. Pelaksana Tugas:
Diisi dengan petugas yang tercantum dalam surat perintah.

d. Sarana Pendukung:
Diisi dengan sarana pendukung berupa sumber daya manusia
(human inteligence) atau teknologi intelijen (inteligence technology)

e. Komunikasi Dan Koordinasi


Diisi dengan pihak terkait yang diperlukan untuk komunikasi dan
koordinasi.

f. Pelaporan Dan EvaluasI


Dibuat oleh petugas yang tercantum dalam surat perintah setelah
selesai menjalankan tugas/operasi intelijen.

www.peraturan.go.id
27 2014, No.1292

TARGET OPERASI
-------------------------------------------------------------------------------------
NOMOR : TO -....../...../...../...../.....
TANGGAL : .........................................................
MASALAH POKOK : ......................................................
PELAKSANA : .........................................................

NO. UNSUR-UNSUR DATA AWAL INSTRUKSI / KETERANGAN


UTAMA
OPERASI PERMINTAAN
KETERANGAN (UUK)
&
KETERANGAN
INFORMASI LAIN
(KIL)

1 2 3 4 5

.................../.........../................/..................
DIREKTUR PADA JAM INTEL / KEPALA
KEJAKSAAN ……,

.....................................................

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 28

RAHASIA
IN.5
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES

Petunjuk IN.5
TARGET OPERASI

1. Pengertian :
Target Operasi yang selanjutnya disebut TO adalah petunjuk User/Pimpinan
atas pelaksanaan Surat Perintah Operasi Intelijen Kejaksaan dalam rangka
Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan.
2. Kegunaan :
1. Sebagai alat Briefing atau instruksi User/Pimpinan kepada petugas
Pelaksana Operasi Intelijen Kejaksaan sebagai upaya pencapaian
sasaran pengumpulan bahan keterangan /wawancara, data, bukti
terhadap adanya gejala / indikasi pelanggaran ketentuan perundang-
undangan yang berlaku dan kepentingan intelijen lainnya;
2. Sebagai acuan atau pedoman badan pengumpul untuk mengetahui
langkah-langkah apa yang harus dilakukan sesuai petunjuk User /
pimpinan dalam pelaksanaan Operasi Intelijen.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Jaksa Agung Muda Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Kepala Kejaksaan Tinggi;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kepala Kejaksaan Negeri;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
4. Penandatangan :
Para Direktur pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, Kepala Kejaksaan
Tinggi, Kepala Kejaksaan Negeri, dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
Catatan : Apabila pejabat penandatangan berhalangan maka yang
menandatangani Target Operasi adalah pejabat yang ditunjuk.
5. Waktu Pembuatan :
Dibuat setelah Surat Perintah Operasi Intelijen ditandatangani.
6. Cara Pengisian :

a. Kolom 1 : Diisi dengan nomor sesuai urutan dalam Agenda


TO dan RENLID/PAM/GAL.

www.peraturan.go.id
29 2014, No.1292

b. Kolom 2 : Unsur-unsur Utama Keterangan (UUK)


merupakan :
1) Penjabaran dari kebutuhan Intelijen aktual
dari pengguna Intelijen / Pimpinan Kesatuan
/ Pimpinan suatu badan;
2) Berwujud persoalan-persoalan yang dihadapi
pimpinan dalam rangka melaksanakan tugas
pokoknya yang harus dijawab atau
dipecahkan oleh anggota Intelijen yang
ditunjuk (Bapul);
3) Merupakan titik tolak bagi usaha-usaha dan
kegiatan-kegiatan pencarian dan
pengumpulan-pengumpulan bahan
keterangan (Baket) di lapangan.
Keterangan Informasi Lain (KIL) merupakan
informasi mengenai data / baket / informasi
tentang sasaran yang harus dicari, digali dan
dikumpulkan yang diperlukan untuk membantu
dalam penafsiran terhadap usaha mencari,
menggali dan mengumpulkan data / baket
/informasi lainnya.

c. Kolom 3 : Data awal operasi, diisi dengan data / baket /


informasi yang sudah dimiliki.

d. Kolom 4 : Instruksi/ Permintaan diisi dengan uraian


sasaran-sasaran Lid, Pam, Gal dari Operasi
Intelijen dalam upaya mencari, menggali, dan
mengumpulkan data / baket / informasi.

e. Kolom 5 : Keterangan, diisi tentang hal-hal lain yang


dianggap perlu oleh User/ pimpinan seperti sifat
dan batas waktu laporan hasil pelaksanaan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 30

RENCANA PENYELIDIKAN

NOMOR :
TENTANG : ...................................................................
...................................................................

POKOK INDIKASI INFO BADAN SUMBER WAKTU CATATAN


MASALAH PENGUMPUL INFORMASI
YANG DAN
DIPERLUKAN TEMPAT

1 2 3 4 5 6 7

................,......,..........,........

Mengetahui : Pelaksana,
.......................................,

....................................... .........................................
Pangkat/Nip .................... Pangkat / Nip .....................

www.peraturan.go.id
31 2014, No.1292

RAHASIA
IN.6
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES

PETUNJUK IN.6
RENCANA PENYELIDIKAN

1. Pengertian :
Rencana Penyelidikan yang selanjutnya disebut RENLID adalah daftar
persiapan untuk melaksanakan Penyelidikan (LID) di bidang Ideologi,
Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan
(IPOLEKSOSBUD & HANKAM), yang disusun secara cermat mengenai
segala sesuatu yang akan dilakukan oleh pelaksana Operasi Intelijen
Kejaksaan berdasarkan surat perintah yang telah ditetapkan.

2. Kegunaan :
Sebagai pedoman, pengarahan, pengawasan, dan pengendalian terhadap
operasi Intelijen yang dilaksanakan baik bagi pelaksana maupun
user/pimpinan di Kejaksaan.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Masing-masing Direktorat
dan Puspenkum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Bidang Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Penandatangan :
Dibuat dan ditanda tangani oleh Petugas pelaksana, selanjutnya diketahui
dan turut ditandatangani oleh pemberi perintah.

5. Waktu Pembuatan :
Paling lama 1(satu) hari setelah menerima Surat Perintah Operasi intelijen.

6. Distribusi :
User/Pimpinan dan pelaksana operasi.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 32

7. Cara Pengisian :

kolom 1 : Diisi secara singkat pokok masalah yang akan diselidiki.

kolom 2 : diisi dengan indikasi tindak pidana / kejahatan /


pelanggaran sesuai data-data yang ada sudah diketahui
/ didapatkan.

kolom 3 : Diisi dengan informasi yang dibutuhkan untuk


menguatkan adanya indikasi tindak pidana / kejahatan /
pelanggaran.

kolom 4 : Badan Pengumpul terdiri dari Badan Pengumpul organik


yang mengumpulkan informasi atas dasar perintah, dan
Badan Pengumpul non organik yang mengumpulkan /
menyampaikan informasi atas dasar permintaan.

kolom 5 : Diisi dengan siapa (nama/jabatan), benda apa yang


diperlukan Buku , surat, akta, dokumen, foto dll

kolom 6 : Diisi dengan hari, tanggal dan tempat pelaksanaan

kolom 7 : Dapat diisi dengan catatan hal apa saja yang belum
termasuk dalam kolom kolom 1-6 , misalnya : tenggang
waktu selama 30 hari; cara yang digunakan untuk
mendapatkan informasi.

www.peraturan.go.id
33 2014, No.1292

RENCANA PENGAMANAN/
RENCANA PENGGALANGAN *)
NOMOR : .....................................
TENTANG : .....................................

NO. SASARAN INDIKASI/INFORMASI KEGIATAN KETERANGAN


PENGAMANAN / SASARAN YANG
PENGGALANGAN *) PENGAMANAN / DILAKUKAN
PENGALANGAN *)

1 2 3 4 5

..................,.....,.....,.....

Mengetahui :
......................................., Pelaksana,

......................................... .......................................
Pangkat / Nip .................... Pangkat / Nip ..................

*) Digunakan sesuai kebutuhan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 34

RAHASIA
IN.7
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES

Petunjuk IN.7

RENCANA PENGAMANAN /
RENCANA PENGGALANGA *)

1. Pengertian :
Rencana Pengamanan yang selanjutnya disebut RENPAM / Rencana
Penggalangan yang selanjutnya disebut RENGAL adalah persiapan untuk
melaksanakan pengamanan / penggalangan yang disusun secara cermat
dan jelas mengenai segala sesuatu yang akan dilakukan oleh pelaksana
operasi / kegiatan pengamanan / penggalangan berdasarkan Surat
Perintah.

2. Kegunaan :
Sebagai pedoman, pengarahan, pengawasan dan pengendalian terhadap
operasi / kegiatan pengamanan / penggalangan yang akan dilaksanakan
baik bagi pelaksana maupun pimpinan di Kejaksaan.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh masing-masing Direktorat
dan Puspenkum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Bidang Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Penandatangan :
Dibuat dan ditanda tangani oleh petugas pelaksana, selanjutnya
diketahui dan turut ditandatangani oleh pemberi perintah.

5. Waktu Pembuatan :
Paling lama 1 (satu) hari setelah menerima Surat Perintah Operasi
Intelijen atau segera setelah menerima surat perintah tugas.

www.peraturan.go.id
35 2014, No.1292

6. Distribusi :
Pimpinan dan pelaksana operasi / yang terkait juga dengan Rencana
Penyelidikan IN.6.
7. Cara Pengisian :

kolom 1 : Cukup jelas.

kolom 2 : Sasaran pengamanan diisi secara lengkap dan jelas


mengenai objek pengamanan/penggalangan baik dalam
bentuk dokumen maupun personil dan lain-lain sesuai
dengan kebutuhan pimpinan.

kolom 3 : Diisi secara lengkap dan jelas mengenai kemungkinan-


kemungkinan yang akan timbul dari sasaran
pengamanan/penggalangan.

kolom 4 : Diisi secara lengkap dan jelas mengenai apa saja yang
akan dilakukan untuk mengantisipasi indikasi/informasi
yang akan timbul dan cara yang digunakan.

kolom 5 : Dapat diisi dengan catatan hal apa saja yang belum
termasuk dalam kolom kolom 1-4 , misalnya : tenggang
waktu.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 36

...........,.....,.....,.....
Nomor : .....................................
Sifat : .....................................
Lampiran : ......................................
Perihal : Permintaan Keterangan Kepada Yth:
...................................
...................................
di –
.......................

Dengan ini diharapkan kehadiran Saudara pada :


Hari : ............................................
Tanggal : ............................................
Pukul : ............................................
Tempat : ............................................
Bertemu dengan : ............................................
............................................
Untuk : ............................................
............................................

Atas kehadiran Saudara diucapkan terima kasih.

Catatan : Dengan membawa dokumen-dokumen yang terkait.

JAMINTEL/KAJATI/KAJARI/KACABJARI

........................................

TEMBUSAN :
1. Yth ...............
2. Yth ...............
3. A R S I P.
---------------------

www.peraturan.go.id
37 2014, No.1292

RAHASIA
IN.8
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES

Petunjuk IN.8
SURAT DINAS UNTUK PERMINTAAN KETERANGAN

1. Pengertian :
Surat Dinas Untuk Permintaan Keterangan adalah surat untuk
mengundang dan meminta keterangan/penjelasan dan atau meminta
data/dokumen yang diperlukan dalam rangka Operasi Intelijen berkaitan
dengan Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Pertahanan
Keamanan yang selanjutnya disebut IPOLEKSOSBUDHANKAM.

2. Kegunaan :
Digunakan untuk memperjelas dalam Pengumpulan Bahan Keterangan
(PulBaket) dan Pengumpulan Data (PulData) sehubungan dengan adanya
Laporan / Informasi tentang suatu masalah Intelijen berkaitan dengan
Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan yang
selanjutnya disebut IPOLEKSOSBUDHANKAM.

3. Penyelenggara :
a. Di Kejaksaan Agung oleh Jaksa Agung Muda Intelijen ;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Bidang Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Penandatangan :
Jaksa Agung Muda Intelijen, Direktur, Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala
Kejaksaan Negeri, dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.

5. Pembuatan :
Pembuatan harus didasarkan pada pertimbangan kepentingan yang sangat
selektif sesuai kebutuhan yang dibuat oleh pelaksana dalam operasi
intelijen.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 38

6. Distribusi :
Kepada yang bersangkutan dengan tembusan kepada atasan yang
dipanggil dan pihak terkait (bila diwajibkan) serta kepada atasan pembuat
/ penandatangan.

7. Cara Pengisian :
a. Hari tanggal dan jam : diisi dengan hari tanggal dan jam yang
ditentukan untuk permintaan keterangan;
b. Tempat : diisi dengan tempat permintaan keterangan yang sudah
ditentukan (ruangan khusus pemeriksaan) bukan ruang kerja;
c. Bertemu dengan : diisi secara jelas dan lengkap identitas pejabat yang
ditentukan dalam Surat Perintah Operasi;
d. Untuk : diisi dengan keperluan mengundang seseorang (misalnya untuk
memberikan keterangan, dimintai/membawa dokumen).

8. Penyampaian :
Dengan menggunakan fasilitas Kantor POST / diantar dengan
menggunakan buku ekspedisi tersendiri.

www.peraturan.go.id
39 2014, No.1292

FORMULIR PERMOHONAN PEMANTAUAN


OLEH ADHYAKSA MONITORING CENTER (AMC)

No:............................................................

A. IDENTITAS PEMOHON
1. Nama Pemohon : .............................................................................
2. Jabatan : .............................................................................
3. Pangkat/Golongan : .............................................................................
4. Unit Kerja : .............................................................................

B. IDENTITAS TARGET
1. Nama Target Pemantauan : ................................................................
2. Alamat Kediaman : .............................................................................
3. Alamat Kantor : .............................................................................
4. No. Hanphone Target : .............................................................................
5. No. Hanphone Pihak Terkait : ......................................................

C. KASUS POSISI SINGKAT :


XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

D. ALASAN PERMOHONAN PEMANTAUAN :


XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Mengetahui, Tempat, Tanggal Pengajuan
Permohonan
Atasan Langsung Pemohon,
Pemohon,

Nama
Nama
Pangkat,Golongan, dan NIP.
Pangkat,Golongan, dan NIP.

E. DISPOSISI/PERSETUJUAN JAKSA AGUNG MUDA INTELIJEN :


XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Jakarta, Tanggal, Bulan, Tahun,

JAKSA AGUNG MUDA INTELIJEN,

------------------------------------------

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 40

RAHASIA
IN.9
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES

Petunjuk IN.9
FORMULIR PERMOHONAN PEMANTAUAN
OLEH ADHYAKSA MONITORING CENTER (AMC)

1. Pengertian :
Formulir permohonan pemantauan oleh Adhyaksa Monitoring Center yang
selanjutnya disebut (AMC) merupakan Sarana bagi pejabat untuk
mengajukan permohonan dan mendapatkan persetujuan yang diperlukan
guna melakukan pemantauan terhadap tersangka/terdakwa/terpidana
dalam rangka proses penegakan hukum dan operasi intelijen lainnya.
2. Kegunaan :
Sebagai dasar penerbitan Surat Perintah Operasi Intelijen namun dalam
keadaan mendesak kegiatan pemantauan dapat dilakukan dengan
Formulir ini
3. Penyelenggara :
Direktorat III pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen;
4. Penandatangan:
Pejabat setingkat Eselon II selaku Pemohon.
5. Waktu Pembuatan :
Sesegera mungkin/pada kesempatan pertama.
6. Cara Pengisian :
a. Nomor :
Diisi dengan nomor formulir permohonan. (Nomor
pemohon/termohon*)

b. Identitas Pemohon :

Angka 1-4 diisi dengan Identitas lengkap dari Direktur dan Kepala
Kejaksaan Tinggi

c. Identitas Target :

Diisi dengan secara jelas dan lengkap nama target pemantauan,


alamat kediaman, alamat kantor, nomor handphone target dan
nomor handphone pihak terkait seperti istri/suami, anak, orang tua,
pengacara

www.peraturan.go.id
41 2014, No.1292

d. Kasus Posisi Singkat :

Diisi dengan uraian singkat dan jelas fakta perbuatan serta akibat
yang dilakukan oleh Target

e. Alasan:

Diisi dengan alasan perlu dilakukannya pemantauan


Misalnya : Target (Tersangka/Terdakwa/Terpidana) telah lebih dari 3
(tiga) kali dipanggil secara patut namun tidak hadir.

Catatan: Agar dilampirkan data-data pendukung sesuai dengan status dan


tahapan perkara terhadap tersangka/terdakwa/terpidana.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 42

SURAT KETERANGAN MEMBAWA PERALATAN INTELIJEN


NOMOR : R-………………………………………………………….

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : ……………………………………………………..
Pangkat/Golongan : ……………………………………………………..
NIP/NRP : ………………………………………………………
Jabatan : ………………………………………………………
Menerangkan bahwa :
Nama :
…………………………………………………………
Pangkat/Golongan :
…………………………………………………………
NIP/NRP :
…………………………………………………………
Jabatan : ………………………………………………………

Membawa peralatan Intelijen milik Instansi Kejaksaan R.I. tujuan ke


………………………………………………….. dalam keadaan tertutup dan tersegel
tertanda Kejaksaan Agung R.I.
1. ………………………………………………… sejumlah …………………… Unit
2. ………………………………………………… sejumlah …………………... Unit

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, …………………………
Yang menerangkan,
( Jabatan )

ttd

(nama)
Pangkat, NIP

Tembusan :
1. ……………..
2. ……………..
3. ……………..

www.peraturan.go.id
43 2014, No.1292

RAHASIA
IN.10
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES

PETUNJUK IN.10
SURAT KETERANGAN MEMBAWA PERALATAN INTELIJEN
1. Pengertian :
Surat Keterangan Membawa Peralatan Intelijen adalah surat yang
menjelaskan mengenai adanya kewenangan dan tanggung jawab petugas
untuk membawa peralatan intelijen.
2. Kegunaan :
1. Sebagai alat kontrol/untuk mengetahui jenis, jumlah peralatan intelijen
yang dibawa keluar kantor serta siapa yang bertanggung jawab;
2. Untuk memudahkan petugas yang membawa peralatan intelijen dari
pemeriksaan petugas bandara atau pelabuhan.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Sumber
Daya Teknologi Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi III;
4. Penandatangan:
Jaksa Agung Muda Intelijen, Direktur III, Kepala Kejaksaan Tinggi.
5. Waktu Pembuatan :
Sebelum peralatan intelijen dibawa keluar.
6. Cara Pengisian :
a. Nomor :
Diisi dengan nomor urut sesuai Buku Agenda Surat Keluar (Rahasia)
(R.IN.4)

b. Yang bertandatangan di bawah ini:

Diisi dengan Identitas pejabat yang menerbitkan Surat Keterangan


Membawa Peralatan Intelijen (Jaksa Agung Muda Intelijen/Direktur
III/Kepala Kejaksaan Tinggi) selanjutnya pada bagian “menerangkan
bahwa” diisi dengan identitas petugas yang Membawa Peralatan
Intelijen.

c. Tujuan ke : diisi dengan nama tempat/kota yang akan dituju, berikut


jenis barang dan jumlahnya

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 44

FORMULIR DATA ORANG ASING


-------------------------------------------------------------------
NOMOR : B- ...../...../...../...../.....

1. Nama lengkap :
2. Nama lain :
3. Tempat / Tanggal lahir :
4. Kebangsaan / Kewarganegaraan :
5. Jenis kelamin :
6. Tempat tinggal :
a. Negara Asal :
b. Sementara (selama berada di Indonesia) :
7. No.Telepon/Telepon Selular :
8. Pekerjaan :
9. Agama :
10. Pendidikan :
11. Nomor Paspor/KITAS :
12. Tempat penerbitan & masa berlaku Paspor :
13. Alasan Tinggal di Indonesia :
14. Lama Tinggal di Indonesia :
15. Tgl dan No Rekomendasi dari ………..
(Kemenlu/Kemenkumham/Kedubes) :
16. Keterangan dan lain-lain :

Pas Foto
Ukuran
4x6

..................,..........,..........,..........
KASUBDIT PORA & CEKAL/
KASI II/KASI INTELIJEN,

………............................
Pangkat/Nip..........

www.peraturan.go.id
45 2014, No.1292

RAHASIA
IN.11
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES

Petunjuk IN. 11
FORMULIR DATA ORANG ASING

1. Pengertian :
Formulir pendataan orang asing adalah formulir untuk mencatat data
orang asing yang memasuki wilayah hukum R.I.;
2. Kegunaan :
Sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan mengetahui
kegiatan/aktifitas orang asing selama berada di Indonesia dalam kaitannya
dengan penegakan hukum kecuali yang berkaitan dengan pariwisata/turis;
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Pengawasan
Orang Asing dan Cekal;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
4. Penandatangan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Kepala Sub Direktorat
Pengawasan Orang Asing dan Cekal;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Kepala Seksi II pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kepala Seksi Intelijen;
5. Waktu Pembuatan :
Segera setelah dilakukan pendataan orang asing.
6. Penyimpanan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Pengawasan
Orang Asing dan Cekal;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
7. Cara pengisian :
No. 1 – 10 : Cat : Nama lain diisi dengan alias/nama
panggilan/nama depan/nama belakang, untuk
tempat tinggal sementara dicantumkan nomor
kontak person.
No. 11 : Diisi dengan lengkap apakah menggunakan visa
on call atau bukan dan dicantumkan identitas

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 46

dan nomor kontak person pemberi rekomendasi.


Misalnya : nama perusahaan yang mendatangkan
orang asing .
Diisi dengan negara penerbit dan jangka waktu
No.12 :
berlakunya paspor.

No.13 :
Diisi dengan secara jelas dan lengkap
keperluan/tujuan tinggal di Indonesia.
No.14 : Diisi dengan jangka waktu tinggal di Indonesia.
No.15 : Diisi dengan nomor dan tanggal serta
Instansi/Kementerian yang menerbitkan
rekomendasi.
No. 16 : Keterangan lain-lain : Diisi hal-hal yang mungkin
masih diperlukan misalnya kota-kota / tempat
tujuan orang asing tersebut.

Catatan :
- Pendataan ulang dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali;
- Dicatat dalam Buku data Pengawasan Orang Asing (R.IN.13).

www.peraturan.go.id
47 2014, No.1292

IN.12
KEJAKSAAN ...........................................

FORMULIR PENDATAAN PENGOBATAN TRADISIONAL


-------------------------------------------------------------------
NOMOR : B- ...../...../...../...../.....

1. Nama :
2. Tempat / Tanggal lahir :
3. Kebangsaan / Kewarganegaraan :
4. Jenis kelamin :
5. Tempat tinggal / sementara :
6. Nomor Telepon/HP :
7. Pekerjaan :
8. Agama :
9. Pendidikan : a. Umum :
b. Khusus :
10. Tempat kegiatan pengobatan :
11. Jenis pengobatan : Tradisional
12. Cara pengobatan :
13. Macam-macam penyakit yang diobati :
14. Pengobatan untuk umum / terbatas :
15. Mengenakan biaya pengobatan / tidak :
16. Asal mula penemuan kegiatan pengobatan:
17. Jumlah rata-rata pasien tiap hari :
18. Wilayah/cabang Pengobatan :
19. Hasil Penelitian Kejaksaan :
20. Rekomendasi :
21. Tgl dan No Izin dari kantor
Departemen/Dinas Kesehatan setempat :
22. Keterangan dan lain-lain :

..................,..........,..........,..........

............................
Pangkat/Nip..........

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 48

Petunjuk IN.12
FORMULIR PENDATAAN PENGOBATAN TRADISIONAL
1. Pengertian :
Formulir pendataan pengobatan tradisional adalah formulir untuk
mencatat data para pelayan pengobatan yang mencakup antara lain
pengobatan tradisional, kebatinan dan atau supranatural yang digunakan
sebagai rekomendasi dan bukan merupakan ijin praktek.

2. Kegunaan :
a. Sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan mengetahui
perkembangan kegiatan pengobatan tradisional, kebatinan dan atau
supranatural dalam rangka mencegah penyalahgunaan atau penodaan
suatu agama;
b. Untuk mendapatkan Surat Terdaftar Pengobatan Tradisional (STPT) dari
kantor Departemen atau Dinas Kesehatan setempat.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Pengawasan
Media Massa, Barang Cetakan, Aliran Kepercayaan Masyarakat dan
Keagamaan;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data atau informasi atau
permintaan rekomendasi.

5. Penyimpanan dan Pendistribusian :


Disimpan serta dikelola (baik secara manual maupun elektronik) oleh
petugas yang ditunjuk dan atas perintah pimpinan dapat didistribusikan
kepada pejabat yang memerlukan dengan memberikan salinan/photo
copynya.

6. Cara pengisian :
Baris 1 : diisi dengan nama pelayan pengobatan tradisional/
kebatinan/supranatural
Baris 2 : Diisi dengan nomor dan tanggal, bulan, tahun
kelahiran pelayan pengobatan tradisional/

www.peraturan.go.id
49 2014, No.1292

kebatinan/supranatural
Baris 3 : Diisi dengan kebangsaan/kewarganegaraan pelayan
pengobatan tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 4 : Diisi dengan jenis kelamin pelayan pengobatan
tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 5 : Diisi dengan domisili hukum pelayan pengobatan
tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 6 : Diisi dengan nomor telepon/hp pelayan pengobatan
tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 7 : Diisi dengan pekerjaan pelayan pengobatan
tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 8 : Diisi dengan agama yang dianut oleh pelayan
pengobatan tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 9 : Diisi dengan pendidikan terakhir pelayan pengobatan
tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 10 : Diisi dengan domisili hukum kegiatan pengobatan
tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 11 : Diisi dengan salah satu jenis pengobatan (tradisional/
kebatinan/supranatural)
Baris 12 : Diisi secara jelas dan lengkap mengenai tata cara
pengobatan ( menggunakan media atau tidak)
Baris 13 : Diisi dengan secara jelas dan lengkap jenis penyakit
yang diobati
Baris 14 : Diisi dengan sasaran pengobatan (Umum/terbatas)

Baris 15 : Diisi dengan apakah pengobatan dilakukan secara


gratis atau dipungut biaya
Baris 16 : Diisi dengan sumber mendapatkan kemampuan
pengobatan
Baris 17 : Diisi dengan banyaknya pasien yang dilayani perhari
Baris 18 : Diisi dengan daerah/tempat pengobatan tradisional/
kebatinan/supranatural
Baris 19 : Diisi dengan kesimpulan dari hasil penelitian terhadap
kegiatan yang bersangkutan, baik melalui data yang
ada maupun informasi yang ada di atau diluar
Kejaksaan
Baris 20 : Diisi dengan data-data yang ada di Kejaksaan apakah
yang bersangkutan tidak tersangkut perkara pidana
dan tidak dalam pemanfaatan kegiatan organisasi

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 50

terlarang/partai terlarang/aliran sesat.


Baris 21 : Diisi dengan nomor dan tanggal Izin dari
Departemen/Dinas Kesehatan
Baris 22 : Diisi hal-hal lain yang tidak termasuk di dalam kolom
1-21

Catatan :
- Pendataan ulang dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali;
- Pelayanan pengobatan tradisional pendataannya dilakukan oleh Kejaksaan Negeri
sesuai dengan daerah hukumnya, apabila meliputi 2 (dua) atau lebih daerah
hukum Kejaksaan Negeri pendataan dilakukan Kejaksaan Tinggi;
- Apabila meliputi 2 (dua) atau lebih daerah hukum Kejaksaan Tinggi pendataan
dilakukan Kejaksaan Agung R.I.
- Dicatat dalam buku data pengobatan tradisional (R.IN.16).

www.peraturan.go.id
51 2014, No.1292

IN.13
KEJAKSAAN AGUNG / TINGGI XX / NEGERI XXX(pilih salah satu)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx (diisi nama Kota tempat Kantor Kejaksaan)

SURAT PERINTAH
Kapuspenkum / Asintel / Kajari /Kacabjari (pilih salah satu)
NOMOR : PRIN- /x/xx/bulan/tahun

Kapuspenkum / Asintel / Kajari (pilih salah satu)

Dasar : 1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan


Menyampaikan Pendapat di Muka Umum ;
2. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan R.I. ;
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
;
4. Peraturan Presiden R.I. Nomor 38 Tahun 2010 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia ;
5. Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-032/A/JA/08/2010
tentang Pelayanan Informasi Publik di Kejaksaan R.I. ;
6. Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-009/A/JA/01/2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan R.I. ;
7. Instruksi Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : INS-
004/A/JA/08/2012 tentang Pelaksanaan Peningkatan Tugas
Penerangan dan Penyuluhan Hukum Program Pembinaan
Masyarakat Taat Hukum ;
8. Surat Edaran Jaksa Agung RI Nomor : SE-006/A/J.A/05/2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pos Pelayanan Hukum dan
Penerimaan Pengaduan Masyarakat.

Pertimbangan : a. Bahwa dalam rangka Pengelolaan Pos Pelayanan Hukum dan


Penerimaan Pengaduan Masyarakat (PPH dan PPM) Kejaksaan
Agung RI / Tinggi xxxxxx / Negeri xxxxxx/ Cabang Kejaksaan
Negeri xxxxxx (pilih salah satu) perlu dibentuk Petugas Pengelola
Pos PPH dan PPM ;
b. Bahwa untuk melaksanakan rangka Pengelolaan PPH dan PPM
Kejaksaan xxxx tersebut sebagai perwujudannya perlu
dikeluarkan Surat Perintah Kapuspenkum / Asintel / Kajari /
Kacabjari (pilih salah satu).

MEMERINTAHKAN:

Kepada : Para pegawai yang Nama, Pangkat, NIP dan Jabatan seperti tersebut
dalam Lampiran Surat Perintah ini.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 52

Untuk : 1. Melaksanakan tugas-tugas sebagai Petugas Pengelola PPH dan


PPM di Kejaksaan Agung R.I. :
a. Pelayanan hukum baik berupa pertanyaan masalah hukum
maupun konsultasi hukum dari masyarakat.
b. Penerimaan Pengaduan/laporan dari masyarakat.
c. Penerimaan aspirasi masyarakat yang disampaikan melalui
aksi unjuk rasa.
2. Melapor kepada Kapuspenkum / Asintel / Kajari / Kacabjari
(pilih salah satu) sebelum dan sesudah melaksanakan Surat
Perintah ini.
3. Melaksanakan perintah ini dengan sebaik-baiknya dan penuh
tanggung jawab.
4. Dst…

Dikeluarkan di : xxxxxxxx
Pada tanggal : tanggal / bulan / tahun
Kapuspenkum / Asintel / Kajari / Kacabjari
(pilih salah satu)
Kepada : Selaku Penanggung Jawab PPH dan PPM
Yang bersangkutan
untuk dilaksanakan.
Nama/Pangkat/NIP
Tembusan :
1. Yth. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
2. Yth. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
3. Arsip.
------------------------------------------------------------------------- 39.

www.peraturan.go.id
53 2014, No.1292

Lampiran : SURAT PERINTAH Kapuspenkum / Asintel / Kajari / Kacabjari (pilih


salah satu)
NOMOR : PRIN- /x/xx/bulan/tahun
TANGGAL : bulan tahun

NO. HARI TANGGAL NAMA/NIP JABATAN


1 2 3 4 5
1 xxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxx
xxxxx xxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxx

Kapuspenkum / Asintel / Kajari / Kacabjari


(pilih salah satu)
Selaku Penanggung Jawab PPH dan PPM

Nama/Pangkat/NIP

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 54

PETUNJUK IN.13
SURAT PERINTAH PENUNJUKAN PETUGAS PENGELOLA PELAYANAN
HUKUM (PPH) DAN PENERIMA PENGADUAN MASYARAKAT ( PPM).

1. Pengertian :
Surat Perintah penunjukan Petugas Pengelola Pelayanan Hukum dan Penerimaan
Pengaduan Masyarakat yang selanjutnya disebut PPH dan PPM adalah surat
perintah yang dibuat setiap bulan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan
PPH&PPM yaitu menerima konsultasi hukum, surat laporan pengaduan, dan aksi
unjuk rasa.

2. Kegunaan :
Untuk mengetahui arah dan tujuan dalam melaksanakan kegiatan PPH dan PPM.

3. Pembuat dan Penandatangan :


Kepala Pusat Penerangan Hukum, Asisten Intelijen, Kepala Kejaksaan Negeri, dan
Kepala Kejaksaan Negeri.

4. Waktu Pembuatan :
Setiap awal bulan.

5. Distribusi :
Kepada yang bersangkutan dengan tembusan kepada atasan yang mengeluarkan
surat perintah dan unit terkait.

6. Cara Pengisian :
a. Dasar :
Diisi dengan ketentuan yang menjadi dasar kewenangan untuk bertindak.
b. Pertimbangan :
Diisi dengan uraian alasan/keperluan untuk melaksanakan kegiatan
PPH&PPM.
c. Kepada :
Petugas yang diperintahkan.
d. Untuk :
Diuraikan dengan jelas tugas yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu 30
hari.

7. Tembusan :
Ditujukan kepada atasan atau disesuaikan dengan kebutuhan.

www.peraturan.go.id
55 2014, No.1292

ANLISA BERITA
HARI, ……… TANGGAL, ……………..

JUDUL BERITA (HEADLINE)


……………………………………………………………………………………..

I. TOPIK UTAMA
……………………………………………………………...........……………………………..
…………………………………………………………………………………………………….

II. NARASUMBER :
1. Narasumber pemberitaan :
1.1. ………………………………………………………………………………………..
1.2. ………………………………………………………………………………......dst.
2. Narasumber yang banyak dikutip sebagai bahan pemberitaan :
……………………………………………………………………………………………..

III. INTI PEMBERITAAN


1. ……………………………………………………………………………………………….
2. ………………………………………………………………………………………….. dst.

IV. NILAI PEMBERITAAN


……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………

V. LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI
1.
……………………………………………………………………………………………....
2.
…………………………………………………………………………………………..dst.

Jakarta, ………………………………….
Pejabat yang membuat laporan

…………………………………………….
Pangkat / Nip ………………………..

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 56

IN.14
KEJAKSAAN ..........
Petunjuk IN. 14
ANALISA BERITA

1. Pengertian :
Melakukan kajian suatu berita dengan cara menguraikan isi dari berita
tersebut secara detail untuk mengetahui kebenaran dari pada sumber
berita.
2. Kegunaan :
Untuk melakukan deteksi dini dalam upaya pencegahan yang dapat
merongrong kewibawaan pemerintah atau mengurangi kepercayaan
masyarakat terhadap institusi Kejaksaan RI.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Pusat Penerangan Hukum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Kepala Seksi Penerangan Hukum;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kasi Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setiap ada pemberitaan di medeia cetak yang menarik perhatian
masyarakat.
5. Cara Pengisian :

a. Judul (Hedline) : Diisi dengan berita yang banyak dimuat oleh


surat kabar.

b. Topik Utama : Diisi dengan apa yang menjadi perbincangan


masyarakat tentang judul.

c. Nara sumber : Diisi dengan sebagai berikut :


1. Nara Sumber Pemberitaan :
Nama surat kabarnya dank ode pemuatan
berita.
2. Nara sumber yang banyak dikutip sebagai
bahan pemberitaan :
Nama surat kabarnya.

d. Inti : Apa saja yang menarik diberitakan oleh surat


pemberitaan kabar dalam perkembangan masyarakat dewasa
ini.

www.peraturan.go.id
57 2014, No.1292

e. Nilai : Apakah pemberitaan yang di analisa


pemberitaan mengandung nilai kebenaran atau tidak sesuai
Langkah- dengan fakta.
f. langkah Memberikan pendapat terhadap analisa berita
: bahwa berita yang dimuat di surat kabar yang
antisipasi
dijadikan judul berita berdampak terhadap
institusi Kejaksaan bagi dari segi positif dan
negative.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 58

TANDA TERIMA
PENYAMPAIAN INFORMASI PADA POS PELAYANAN HUKUM
DAN PENERIMAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPH & PPM)

I. Telah terima dari :


1. Nama : ........................................................................
2. Nama LSM/Ormas/Lembaga : ……………………………………………………………
3. Jabatan dalam LSM/Ormas/
Lembaga : ………………………………………………….………..
4. Tempat & Tgl. Lahir : ......................................................................
5. Jenis Kelamin : ……………………………………………………………
6. Kewarganegaraan : ......................................................................
7. Tempat Tinggal di : ......................................................................
a. Indonesia : ......................................................................
b. Luar Negeri : ......................................................................
8. Pekerjaan : ......................................................................
9. Pendidikan : ......................................................................
10. Nomor Paspor/KTP/SIM : ......................................................................
11. Nomor Telepon/HP : Kantor/Rumah: ………………………………………
HP : ……………………………………………………..
12. E-mail : ………………………………………………………...

II. Diterima pada :


1. Hari/Tanggal/Bulan/Tahun : ……………………………………………………………
2. Pukul : ……………………………………………………………

III. Berupa :
1. Nomor : ……………………………………………………………
2. Tanggal Surat : ……………………………………………………………
3. Perihal : ……………………………………………………………
4. Lampiran :
1. ………………………………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………………………………
4. Dst.
..........,.....,......,......
Yang Menyampaikan : Yang Menerima,

...................................................... ................................................
Pangkat / Nip ...........................

www.peraturan.go.id
59 2014, No.1292

RAHASIA
IN.15
KEJAKSAAN ..........

PETUNJUK IN.15
TANDA TERIMA
PENYAMPAIAN INFORMASI PADA POS PELAYANAN HUKUM
DAN PENERIMAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPH & PPM)
1. Pengertian :
Tanda Terima Penyampaian Informasi pada Pos Pelayanan Hukum dan
Penerimaan Pengaduan Masyarakat yang selanjutnya disebut PPH dan PPM
adalah bukti penerimaan laporan/pengaduan yang diberikan kepada pelapor.
2. Kegunaan :
Sebagai tanda bukti penerimaan yang dibuat oleh petugas penerima informasi
pada Pos Pelayanan Hukum dan Penerimaan Pengaduan Masyarakat (PPH & PPM)
untuk masyarakat yang menyampaikan laporan/pengaduan.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Bidang Hubungan Antar Lembaga
pada Pusat Penerangan Hukum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi Penerangan Hukum pada Asisten Bidang
Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Penandatangan :
a. Di Kejaksaan Agung oleh Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga Non
Pemerintah pada Pusat Penerangan Hukum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi Seksi Penerangan Hukum pada Asisten Bidang
Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
5. Waktu Pembuatan :
Setelah menerima laporan/pengaduan dari masyarakat di Pos Pelayanan Hukum
Dan Penerimaan Pengaduan Masyarakat (PPH & PPM).
6. Distribusi :
a. Kepada masyarakat yang menyampaikan laporan/pengaduan.
b. Penanggungjawab PPH & PPM.
7. 1. Cara Pengisian untuk No. Romawi I :

Baris 1 : Diisi dengan nama pelapor

Baris 2 : Diisi dengan nama LSM/Ormas/Lembaga

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 60

Baris 3 : Diisi dengan Jabatan dalam LSM/Ormas/Lembaga

Baris 4 : Diisi dengan tanggal, bulan, tahun kelahiran pelapor

Baris 5 : Diisi dengan jenis kelamin pelapor

Baris 6 : Diisi dengan kewarganegaraan pelapor

Baris 7 : Diisi dengan domisili/tempat tinggal sesuai KTP


pelapor

Baris 8 : Diisi dengan pekerjaan pelapor

Baris 9 : Diisi dengan pendidikan pelapor

Baris 10 : Diisi dengan nomor identitas sesuai Paspor/KTP/SIM


pelapor

Baris 11 : Diisi dengan nomor telepon rumah/kantor atau HP


pelapor

Baris 12 : Diisi dengan alamat email pelapor (bila ada)

2. Cara Pengisian untuk No Romawi II :

Baris 1 : Diisi dengan hari/tanggal/bulan/tahun penerimaan


pengaduan

Baris 2 : Diisi dengan pukul (waktu) penerimaan pengaduan

3. Cara Pengisian untuk No Romawi III :


Di isi sesuai laporan informasi yang akan disampaikan oleh pelapor secara
singkat dengan melampirkan beberapa data bukti pendukung atas laporan
dimaksud.

www.peraturan.go.id
61 2014, No.1292

LAMPIRAN. II
PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PER-024/A/JA/ /2014
TENTANG
ADMINISTRASI INTELIJEN KEJAKSAAN
REPUBLIK INDONESIA

BENTUK KODE REGISTER DAN PETUNJUK CARA PENGISIAN

1. R.IN.1 : Buku Agenda Surat Masuk (Biasa / Rahasia)

2. R.IN.2 : Buku Agenda Surat Keluar (Biasa / Rahasia)

3. R.IN.3 : Buku Kerja Intelijen

4. R.IN.4 : Buku Ekspedisi Surat (Biasa / Rahasia)

5. R.IN.5 : Buku Perintah Tugas

6. R.IN.6 : Buku Perintah Operasi intelijen

7. R.IN.7 : Buku Agenda Laporan Intelijen

8. R.IN.8 : Buku Agenda Telaahan Intelijen

9. R.IN.9 : Buku Arsip

10. R.IN.10 : Buku Data Pelacakan Aset

11. R.IN.11 : Buku Data Peta Ekonomi Dan Keuangan

12. R.IN.12 : Buku Data Pencegahan Dan Penangkalan

13. R.IN.13 : Buku Data Pengawasan Orang Asing

14. R.IN.14 : Buku Data Organisasi Aliran Kepercayaan Masyarakat

15. R.IN.15 : Buku Data Organisasi Aliran Keagamaan

16. R.IN.16 : Buku Data Pengobatan Tradisional

17. R.IN.17 : Buku Data Organisasi Kemasyarakatan

18. R.IN.18 : Buku Data Peta Politik, Sosial, Budaya Dan Sumber Daya
Organisasi

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 62

19. R.IN.19 : Buku Data Peta Pemilu DPD, DPR Dan DPRD

20. R.IN.20 : Buku Data Peta Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden

21. R.IN.21 : Buku Data Peta Pemilu Kepala Daerah Dan Wakil Kepala
Daerah.

22. R.IN.22 : Buku Data Pemantauan Oleh Adhyaksa Monitoring Center

23. R.IN.23 : Buku Agenda Berita Masuk (Biasa / Rahasia)

24. R.IN.24 : Buku Agenda Berita Keluar (Biasa / Rahasia)

25. R.IN.25 : Buku Ekspedisi Berita (Biasa / Rahasia)

26. R.IN.26 : Data Pelaksanaan Kegiatan Penerangan Hukum Dan


Penyuluhan Hukum

27. R.IN.27 : Data Foto Dokumentasi Kegiatan Penerangan Hukum Dan


Penyuluhan Hukum

28. R.IN.28 : Data Statistik Grafik Batang Kegiatan Penerangan Hukum


Dan Penyuluhan Hukum

29. R.IN.29 : Buku Tamu Pos Pelayanan Hukum Dan Penerimaan


Pengaduan Masyarakat

30. R.IN.30 Lembar Kliping Pers

31. R.IN.31 : Kartu Index

32. R.IN.32 : Kartutik Biodata

33. R.IN.33 : Kartutik Tersangka / Terdakwa / Terpidana

34. R.IN.34 : Kartutik Organisasi

35. R.IN.35 : Kartutik Barang Cetakan

36. R.IN.36 : Peta Politik, Sosial Budaya Dan Sumber Daya Organisasi

37. R.IN.37 : Peta Penyelamatan Keuangan Negara Dan


Penanggulangan Tindak Pidana

38. R.IN.38 : Peta Penerangan Hukum Dan Penyuluhan Hukum

www.peraturan.go.id
63 2014, No.1292

39. R.IN.39 : Peta Hasil Pemilu DPD, DPRD Dan DPRD

40. R.IN.40 : Peta Hasil Pemilu Presiden DanWakil Presiden

41. R.IN.41 : Peta Hasil Pemilu Kepala Daerah Dan Wakil Kepala
Daerah

42. R.IN.42 : Grafik / Statistik

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

BASRIEF ARIEF

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 64

R.IN.1
KEJAKSAAN ..........

BUKU AGENDA SURAT MASUK


( BIASA /RAHASIA )
..........,..........

WAKTU
PENERIMAAN
NO SURAT MASUK ASAL PERIHAL DISPOSISI KET
SURAT
SURAT

TGL JAM NOMOR TGL TGL ISI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

..........,.....,.....,.....

Mengetahui :

........................................... Pelaksana,

...........................................
.........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................

*) Kejaksaan ditulis hanya di sampul depan.

www.peraturan.go.id
65 2014, No.1292

PETUNJUK R.IN.1
BUKU AGENDA SURAT MASUK BIASA / RAHASIA

1. Pengertian :
Buku Agenda Surat Masuk Biasa / Rahasia adalah buku untuk mencatat setiap
surat / dokumen sifat biasa / rahasia yang diterima unit kerja Intelijen.

2. Kegunaan :
Untuk mengetahui secara tepat dan teratur, maupun secara rinci hasil
pencatatan setiap surat/dokumen yang bersifat biasa / rahasia dan telah
dimasukkan ke dalam kolom-kolom buku agenda surat masuk.

3. Penyelenggara :
c. Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sekretariat JAM Bidang Intelijen ;
d. Direktur pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen ;
e. Pusat Penerangan Hukum oleh Bagian Tata Usaha;
f. Koordinator pada Jaksa Agung Muda Intelijen;
g. Subdit/Bidang/Bagian pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen dan Pusat
Penerangan Hukum;
h. Asisten Bidang Intelijen ;
i. Seksi Intelijen pada Kejaksaan Negeri;
j. Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Pelaksana :
Dilaksanakan oleh petugas agendaris / pencatat yang ditunjuk

5. Waktu Pembuatan :
Segera setelah surat / dokumen diterima.

6. Cara Pengisian :

Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun.

Kolom 2, 3 : Diisi dengan tanggal dan jam segera setelah dokumen


diterima petugas agendaris.

Kolom 4, 5 : Diisi nomor dan tanggal dari surat/dokumen masuk yang


telah diterima.

Kolom 6 : Diisi sesuai dengan asal surat masuk.

Kolom 7 : Agar diisi perihal dari surat masuk. Apabila surat masuk
tidak mencantumkan perihal, maka diisi secara singkat
dan jelas materi surat masuk tersebut.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 66

Kolom 8,9 : Diisi dengan tanggal dan isi disposisi/petunjuk/perintah


dari pejabat yang berkompeten mengenai tindak Lanjut
dari Surat masuk tersebut.

Kolom 10 : Apabila ada lampiran, maka dicantumkan jumlah ataupun


bentuk lampiran dari surat masuk. Dapat pula diisi
dengan hal-hal lain terkait dengan penerimaan surat
masuk.

7. Ditutup pada setiap akhir bulan, diisi kota, tgl, bln, thn.
Dibuat rekapitulasi jumlah surat masuk sifat biasa.
Ditandatangani oleh petugas pelaksana, dan diketahui oleh pejabat struktural
pada kolom 3.

www.peraturan.go.id
67 2014, No.1292

R.IN.2
KEJAKSAAN ..........

BUKU AGENDA SURAT KELUAR


BIASA / RAHASIA
..........,..........

NO. TGL DAN NO KEPADA PERIHAL LAMPIRAN KETERANGAN


SURAT

1 2 3 4 5 6

..........,.....,.....,.....

Mengetahui :

..........................................., Pelaksana,

........................................... .........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................

*) Kejaksaan ditulis hanya di sampul depan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 68

PETUNJUK R.IN.2
BUKU AGENDA SURAT KELUAR
( BIASA / RAHASIA)

1. Pengertian :
Buku Agenda Surat Keluar adalah buku untuk mencatat setiap surat / dokumen
bersifat Biasa / Rahasia yang akan dikirim.

2. Kegunaan :
Untuk mengetahui secara tepat dan teratur, maupun secara rinci hasil
pencatatan yang telah dimasukkan ke dalam sarana / tempat yang telah
ditentukan dan untuk menyiapkan pengisian sejumlah kartu kendali.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sekretariat JAM Bidang
Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Sekretariat Cabang Kejaksaan Negeri.

4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah surat keluar diterima.

5. Cara Pengisian :

Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun.

Kolom 2 : Diisi dengan tanggal dan nomor surat yang dikirim keluar.

Kolom 3 : Diisi sesuai dengan alamat surat.

Kolom 4 : Diisi lengkap sesuai dengan isi pokok surat yang akan
dikirim.

Kolom 5 : Diisi dengan jumlah lampiran yang menyertai surat.

Kolom 6 : Diisi penjelasan singkat atau hal-hal lain yang dianggap


penting untuk memudahkan monitoring tindak lanjut
surat dimaksud

6. Agar setiap bulan Agenda Surat Keluar ditutup dan dibuatkan rekapitulasi
jumlah surat masuk berikut nomor urut surat dan berapa ke berapa oleh
Pelaksana dan ditandatangani oleh Atasan langsung dari Petugas Pelaksana

www.peraturan.go.id
69 2014, No.1292

Penomoran surat secara urut dari tanggal pertama bulan Januari sampai dengan
31 Desember dalam Tahun yang bersangkutan.

7. Untuk penomoran Naskah Dinas berupa pengumuman, surat perintah, nota


dinas, surat keputusan, surat keterangan, laporan, Target Operasi, siaran pers,
dll dibuatkan buku Agenda Naskah dinas penomoran surat secara tersendiri
sesuai dengan jenis-jenis naskah dinas yang akan dikeluarkan;

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 70

R.IN.3
KEJAKSAAN ..........

BUKU KERJA INTELIJEN


-----------------------------------------------------------------------
RUBRIK : ........................ SUB RUBRIK : .......................

NO WAKTU SUMBER/ NILAI URAIAN CATATAN DISPOSISI/ KET.


DATA/
DITERIMA BAPUL PERISTIWA/ TINDAKAN
INFORMASI
MASALAH

1 2 3 4 5 6 7 8

..........,.....,.....,.....

Mengetahui :
..........................................., Pelaksana,

........................................... .........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................

*) Kejaksaan ditulis hanya di sampul depan.

www.peraturan.go.id
71 2014, No.1292

PETUNJUK R.IN.3
BUKU KERJA INTELIJEN
1. Pengertian :
Buku Kerja Intelijen yang selanjutnya disingkat BKI adalah buku sebagai wadah
untuk mencatat informasi harian sesuai dengan sub rubrik permasalahan
berkaitan dengan IPOLEKSOSBUDHANKAM seperti :

2. Kegunaan :
Diperlukan sebagai bahan untuk pembuatan Produk Intelijen.
3. Penyelenggara :
Dilaksanakan oleh petugas yang mempunyai tanggung jawab dalam penyampaian
dan pembuatan Produk Intelijen, yakni :
a. Di Jaksa Agung Muda Intelijen oleh setiap Kepala Sub Direktorat Jaksa Agung
Muda Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh setiap Kepala Seksi pada Asisten Intelijen Kejaksaan
Tinggi;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh setiap Kepala Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
4. Waktu pembuatan :
Dibuat segera setelah menerima / memperoleh suatu informasi.
5. Penyimpanan :
Disimpan dan dikelola oleh petugas yang ditunjuk sesuai angka 3 (tiga) tersebut
di atas.
6. Cara Pengisian :

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 72

a. Masing-masing dibuat dalam satu Buku Kerja Intelijen yang isinya terdiri
beberapa sub rubrik sesuai informasi yang diperoleh.
b. Rubrik diisi misalnya : Politik, Sosial Budaya Dan Sumber Daya
Organisasi.
- Cekal dan Orang Asing;
Sub Rubrik :
- Pengawasan Media Massa, Barang Cetakan,
diisi
Aliran Kepercayaan Masyarakat dan
Keagamaan;
- Politik dan Sosial Budaya;
- Sumber Daya Organisasi.
c. Pengisian Kolom :

Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun.

Kolom 2 : Diisi dengan waktu penerimaan informasi secara lengkap,


meliputi hari, waktu, tanggal, bulan, dan tahun.

Kolom 3 : Diisi dengan :


a. Sumber Informasi;
b. Badan Pengumpul.

Kolom 4 : Diisi dengan “Nilai” dari masing-masing data / informasi


yaitu:

1. Nilai kepercayaan terhadap “sumber” informasi


diberikan / ditulis dengan huruf dari “A” s/d “F”.

Keterangan :

A = Seluruhnya dipercaya;

B = Dipercaya;

C = Cukup Dipercaya;

D = Kurang Dipercaya;

E = Tidak dipercaya;

F = Tidak dapat dinilai.

2. Nilai kepercayaan terhadap “isi informasi” diberikan /


ditulis dengan angka dari 1 s/d 6.

1 = Dibenarkan sumber lain;

2 = Diduga benar;

3 = Mungkin benar;

www.peraturan.go.id
73 2014, No.1292

4 = Diragukan kebenarannya;

5 = Mustahil;

6 = Tidak dapat dinilai kebenarannya.

Kolom 5 : Diisi dengan uraian peristiwa secara ringkas, yaitu


mengandung unsur-unsur “SIABIDIBAM” (5W + 1 H) yaitu:
Siapa, Apa, Bilamana, Dimana, Bagaimana dan Mengapa.

Kolom 6 : Diisi dengan catatan dari hasil tindakan bilamana ada hal-
hal lain yang sejenis dengan informasi yang diperoleh, atau
informasi lain sehubungan dengan informasi tersebut.

Contoh : Telah dicek dari data ternyata benar ada


hubungannya dengan nomor ..........

Kolom 7 : Diisi berdasarkan disposisi Kepala Sub Direktorat / Asisten


/ Kepala Seksi / Kepala Cabang Kejaksaan Negeri untuk
menentukan bahwa informasi itu perlu dilaporkan kepada
Direktur / Kajati / Kajari untuk tindak lanjutnya.

Kolom 8 : Diisi dengan tindak lanjut sesuai dengan disposisi Direktur /


Kajati / Kajari.

Contoh : a. Jadikan produk intelijen;

b. Kartukan;

c. Gunakan sebagai bahan koordinasi;

d. Laksanakan Lid untuk melengkapi


informasi ini, dan sebagainya.

Buku Kerja Intelijen ditutup setiap akhir bulan ditandatangani petugas


pelaksana, dan diketahui oleh atasan langsung.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 74

R.IN.4
KEJAKSAAN ..........

BUKU EKSPEDISI SURAT


( BIASA / RAHASIA )

NO. NO DAN
TGL
TANDA TERIMA
SURAT
KEPADA PERIHAL LAMPIRAN
KETERANGAN

WAKTU NAMA
DAN
PARAF

1 2 3 4 5 6 7 8

..........,.....,.....,.....

Mengetahui :

..........................................., Pelaksana,

........................................... .........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................

*) Kejaksaan ditulis hanya di sampul depan.

www.peraturan.go.id
75 2014, No.1292

PETUNJUK R.IN.4
BUKU EKSPEDISI SURAT
( BIASA / RAHASIA )

1. Pengertian :
Buku Ekspedisi Surat Biasa / Rahasia adalah buku untuk mencatat surat /
dokumen yang bersifat Biasa / Rahasia yang dikirim ke unit kerja lain.
2. Kegunaan :
Sebagai bukti tanda terima.
3. Penyelenggara :
Dilaksanakan oleh petugas ekspedisi yang ditunjuk.
4. Waktu Pembuatan :
Sebelum surat / dokumen dikirim.
5. Distribusi dan penyimpanan :
Didistribusikan kepada alamat dan tembusan surat yang dituju secara jelas, serta
disimpan dan dikelola oleh petugas yang ditunjuk.
6. Cara Pengisian :

Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun;

Kolom 2 : Diisi dengan nomor dan tanggal surat/dokumen yang


akan di distribusikan;

Kolom 3 : Diisi sesuai alamat yang dituju;

Kolom 4 : Diisi perihal dari surat/dokumen yang akan


didistribusikan. Apabila surat/dokumen tersebut tidak
mencantumkan perihal, maka diisi secara singkat dan
jelas materi surat tersebut;

Kolom 5 : Diisi dengan jumlah lampiran yang menyertai


surat/dokumen yang akan didistribusikan;

Kolom 6 : Diisi dengan tanggal dan jam segera setelah


surat/dokumen tersebut diterima oleh penerima;

Kolom 7 : Diisi dengan jelas nama penerima surat/dokumen beserta


paraf.
Diisi sesuai dengan sifat surat (Biasa / Rahasia)
Kolom 8 :

7. Ditutup pada setiap bulan, kota, tgl, bln, thn.


Penomoran tetap dilanjutkan.
Ditandatangani oleh petugas pelaksana, dan diketahui oleh atasan langsung.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 76

www.peraturan.go.id
77 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 78

www.peraturan.go.id
79 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 80

R.IN.7
KEJAKSAAN ..........

BUKU AGENDA LAPORAN INTELIJEN


..........,..........

NO. NOMOR TANGGAL PERIHAL LAMPIRAN KODE KETERANGAN


LAPORAN
LAPORAN LAPORAN
INTELIJEN
INTELIJEN INTELIJEN

1 2 3 4 5 6 7

Rekapitulasi :
Jumlah Produk Laporan Intelijen yang dihasilkan : ………. Laporan

..........,.....,.....,.....

Mengetahui :

..........................................., Pelaksana,

........................................... .........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................

*) Kejaksaan ditulis hanya di sampul depan.

www.peraturan.go.id
81 2014, No.1292

PETUNJUK R.IN.7
BUKU AGENDA LAPORAN INTELIJEN

1. Pengertian :
Buku Agenda Laporan Intelijen adalah wadah untuk mencatat setiap produk
laporan Intelijen.

2. Kegunaan :
a. Untuk penomoran dan penanggalan setiap Produk Laporan Intelijen;
b. Untuk mengetahui secara tepat dan teratur, maupun secara rinci dari setiap
hasil produk laporan Intelijen yang dihasilkan.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh masing-masing
Subdirektorat/Bidang;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Bidang Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Pelaksana :
Dilaksanakan oleh petugas agendaris/pencatat yang ditunjuk.

5. Waktu Pembuatan :
Segera setelah produk laporan Intelijen diterima.

6. Cara Pengisian :

Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun;

Kolom 2 : Diisi dengan nomor produk laporan Intelijen;

Kolom 3 : Diisi dengan tanggal produk laporan Intelijen;

Kolom 4 : Diisi lengkap sesuai dengan isi pokok produk laporan


Intelijen;

Kolom 5 : Diisi dengan jumlah lampiran yang menyertai produk


laporan Intelijen;

Kolom 6 : Diisi sesuai dengan kode produk laporan Intelijen.

Kolom 7 : Diisi nomor dan tanggal Sprinopsin/Sprintug

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 82

7. Agar setiap bulan Buku Agenda Laporan Intelijen ditutup dan dibuatkan
rekapitulasi jumlah produk laporan yang masuk berikut nomor urut laporan dan
berapa ke berapa oleh Pelaksana dan ditandatangani oleh atasan langsung dari
petugas pelaksana.
Penomoran surat secara urut dari tanggal pertama bulan Januari sampai dengan
31 Desember dalam Tahun yang bersangkutan.

www.peraturan.go.id
83 2014, No.1292

R.IN.8
KEJAKSAAN ..........

BUKU AGENDA TELAAHAN INTELIJEN

..........,..........

NO. TGL DAN NO. PEMBUAT PERIHAL LAMPIRAN TINDAK KET


LANJUT
TELAAHAN
INTELIJEN

1 2 3 4 5 6 7

Rekapitulasi :
Jumlah Telaahan Intelijen yang masuk : ………. Telaahan
Jumlah Telaahan Intelijen yang ditindaklanjuti : ………. Telaahan
Jumlah Telaahan Intelijen yang tidak ditindaklanjuti : ………. Telaahan
..........,.....,.....,.....

Mengetahui :

..........................................., Pelaksana,

........................................... .........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................

*) Kejaksaan ditulis hanya di sampul depan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 84

PETUNJUK R.IN.8
BUKU AGENDA TELAAHAN INTELIJEN

1. Pengertian :
Buku Agenda Telaahan Intelijen yang selanjutnya disebut LAHIN adalah wadah
untuk mencatat setiap Telaahan Intelijen yang dibuat.

2. Kegunaan :
Untuk mengetahui banyaknya Telaahan Intelijen yang sudah dibuat dan sebagai
alat kontrol bagi User.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh masing-masing Direktorat;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh masing-masing Seksi pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Bidang Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis .

4. Waktu Pengisian :
Segera setelah Telaahan Intelijen selesai dibuat.

5. Cara Pengisian :

Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun.

Kolom 2 : Diisi dengan tanggal dan nomor Telaahan Intelijen.

Kolom 3 : Diisi dengan nama Jabatan yang membuat Telaahan


Intelijen.

Kolom 4 : Diisi lengkap sesuai dengan pokok Telaahan Intelijen.

Kolom 5 : Diisi dengan jumlah lampiran yang menyertai Telaahan


Intelijen.

Kolom 6 : Diisi dengan Tindak Lanjut dari Telaahan Intelijen.

Kolom 7 : Diisi penjelasan singkat atau hal-hal lain yang dianggap


penting untuk memudahkan monitoring tindak lanjut
Telaahan Intelijen dimaksud.

6. Ditutup pada setiap akhir bulan : diisi kota, tgl, bln, thn.
Dibuat rekapitulasi jumlah Telaahan Intelijen.
Ditandatangani oleh petugas pelaksana, dan diketahui oleh atasan langsung.

www.peraturan.go.id
85 2014, No.1292

R.IN.9
KEJAKSAAN ..........

BUKU ARSIP

NO WAKTU DITERIMA TGL & PERIHAL LAMPIRAN KODE KET


TERIMA DARI NO.
PENYIMPANAN
SURAT

1 2 3 4 5 6 7 8

..........,.....,.....,.....

Mengetahui :

..........................................., Pelaksana,

........................................... .........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................

*) Kejaksaan ditulis hanya di sampul depan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 86

PETUNJUK R.IN.9
BUKU ARSIP

1. Pengertian :
Buku Arsip adalah wadah untuk mencatat surat/dokumen Biasa maupun
Rahasia, yang telah selesai dikerjakan untuk disimpan secara manual maupun
elektronik.

2. Kegunaan :
Untuk memudahkan pencarian/penemuan kembali surat/dokumen, bilamana
sewaktu-waktu diperlukan.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Bagian Tata Usaha Sekretariat
Jaksa Agung Muda Intelijen, Sub Bagian Tata Usaha Direktorat, dan Bagian
Tata Usaha pada Puspenkum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi III;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah menerima surat/dokumen Biasa maupun Rahasia.

5. Cara Pengisian :

a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun

b. Kolom 2 : Diisi dengan tanggal dan jam saat


surat/dokumen Biasa maupun Rahasia diterima

c. Kolom 3 : Diisi dengan nama/unit kerja yang menyerahkan


surat/dokumen Biasa maupun Rahasia

d. Kolom 4 : Diisi dengan tanggal dan nomor surat /dokumen


Biasa maupun Rahasia yang diterima

e. Kolom 5 : Diisi dengan isi pokok surat/dokumen Biasa


maupun Rahasia yang diterima

f. Kolom 6 : Diisi dengan jenis/bentuk dan jumlah lampiran

g. Kolom 7 : Diisi dengan nomor kode penyimpanan yang


disesuaikan dengan klasifikasi surat dan kode /
indeks pada kartu kendali atau folder/file

www.peraturan.go.id
87 2014, No.1292

elektronik.

h. Kolom 8 : Diisi hal-hal lain yang tidak termasuk di dalam


kolom 1-8
Misalnya : media penyimpanan

Buku Arsip ditutup setiap bulan ditandatangani dan dibuatkan rekapitulasi


jumlah surat rahasia dan biasa petugas pelaksana, dan diketahui oleh atasan
langsung.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 88

www.peraturan.go.id
89 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 90

www.peraturan.go.id
91 2014, No.1292

R.IN.11
KEJAKSAAN ..........

BUKU DATA PETA EKONOMI DAN KEUANGAN

NO. TANDA / SIABIDIBAM / KETERANGAN


SIMBOL
5W+1H

1 2 3 4

 Pada tiap peta dilengkapi buku


data untuk merekam
data/peristiwa/kejadian yang ada
secara lengkap tentang
perkembangan situasi
Penyelamatan Keuangan Negara
Dan Penanggulangan Tindak
Pidana.

 Apabila diadakan kegiatan atau


operasi intelijen, agar dijelaskan
proses penyelesaiannya.

*) Kejaksaan ditulis hanya di sampul depan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 92

PETUNJUK R.IN.11
BUKU DATA PETA EKONOMI DAN KEUANGAN

1. Pengertian :
Buku Data Peta Ekonomi dan Keuangan adalah wadah pencatatan kegiatan-
kegiatan yang menonjol/menarik perhatian masyarakat/meresahkan masyarakat
dalam bidang Ekonomi dan Keuangan.

2. Kegunaan :
Untuk merekam, mengetahui dan mengawasi perkembangan kegiatan yang
menonjol/menarik perhatian masyarakat/meresahkan masyarakat berkaitan
dengan perekonomian dan keuangan negara;

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Direktorat I pada subdit Ekonomi
dan Keuangan;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi I;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data atau informasi mengenai kegiatan-
kegiatan yang menonjol/menarik perhatian masyarakat/meresahkan masyarakat
dalam bidang ekonomi dan keuangan.

5. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun;

b. Kolom 2 : Diisi dengan tanda/simbol dari peristiwa/kejadian sesuai Tanda


Simbol/Peta Penyelamatan Keuangan Negara Dan Penanggulangan
Tindak Pidana;

c. Kolom 3 : Diisi dengan uraian singkat mengenai suatu peristiwa/kejadian


yang menonjol/menarik perhatian masyarakat/ meresahkan
masyarakat Penyelamatan Keuangan Negara Dan Penanggulangan
Tindak Pidana yang memenuhi unsur SIABIDIBAM/5W+1H;

d. Kolom 4 : Diisi dengan jelas hal-hal lain yang tidak termasuk di dalam kolom
1-3 antara lain : apabila diadakan kegiatan atau operasi intelijen.

www.peraturan.go.id
93 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 94

www.peraturan.go.id
95 2014, No.1292

R.IN.13
KEJAKSAAN ................................

BUKU DATA PENGAWASAN ORANG ASING

NO. IDENTITAS NOMOR ALASAN TGL DAN NO TGL KET


LENGKAP PASPOR/ TINGGAL REKOMENDASI PENDATAAN
NOMOR DI DARI (KEMENLU/
KITAS INDONESIA KEMENKUMHAM/
KEDUBES)
1 2 3 4 5 6 7

.........,.....,.....,.....

Mengetahui :
........................................., Pelaksana,

........................................... .....................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ......................

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 96

PETUNJUK R.IN.13
BUKU DATA PENGAWASAN ORANG ASING

1. Pengertian :
Daftar rekapitulasi pendataan pengawasan orang asing adalah daftar yang
memuat data orang asing yang memasuki wilayah hukum R.I.;

2. Kegunaan :
Agar pimpinan senantiasa dapat mengetahui data, perkembangan,
pendataan pengawasan orang asing guna dapat menentukan langkah
kebijakan yang diperlukan.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Pengawasan
Orang Asing dan Cekal;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;

4. Penandatangan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Pelaksana diketahui oleh
Kepala Sub Direktorat Pengawasan Orang Asing dan Cekal;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Pelaksana diketahui oleh Kepala Seksi II pada
Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Pelaksana diketahui oleh Kepala Seksi
Intelijen;

5. Waktu Pembuatan :
Setelah dilakukannya pendataan orang asing.

6. Penyimpanan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Pengawasan
Orang Asing dan Cekal;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;

7. Cara Pengisian :
Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun;
Kolom 2 : Diisi secara jelas dan lengkap tentang identitas orang
asing yang didata disertai dengan nomor kontak
person dan nomor telepon yang bersangkutan;
Kolom 3 : Diisi nomor paspor/nomor KITAS;

www.peraturan.go.id
97 2014, No.1292

Kolom 4 : Diisi uraian singkat alasan tinggal di Indonesia (tidak


termasuk kunjungan wisata);
Kolom 5 : Diisi dengan nomor dan tanggal serta
Instansi/Kementerian yang menerbitkan
rekomendasi.
Kolom 6 : Diisi secara lengkap sesuai dengan tanggal
pendataan ;
Kolom 7 : Diisi hal-hal lain yang menyangkut tentang
Pendataan Pengawasan Orang Asing, Contohnya :
hal-hal yang mungkin masih diperlukan misalnya
kota-kota / tempat tujuan orang asing tersebut.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 98

www.peraturan.go.id
99 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 100

www.peraturan.go.id
101 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 102

www.peraturan.go.id
103 2014, No.1292

PETUNJUK R.IN.16
BUKU DATA
PENGOBATAN TRADISIONAL

1. Pengertian :
Buku data pengobatan tradisional adalah daftar yang memuat jumlah
penyelenggara pengobatan tradisional yang ada di suatu daerah yang
keberadaannya perlu diketahui dan diawasi oleh Kejaksaan.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan senantiasa dapat mengetahui data, perkembangan,
penyelenggara pengobatan tradisional/kebatinan/Supranatural guna
dapat menentukan langkah kebijakan yang diperlukan.
3. Penyelenggara:
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Pengawasan
Media Massa, Barang Cetakan, Aliran Kepercayaan Masyarakat dan
Keagamaan;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan / menerima data atau informasi.
5. Cara Pengisian :
Kolom 1 : diisi dengan nomor secara berurutan selama satu tahun;
Kolom 2 : diisi dengan nama lengkap identitas pelayan pengobatan
tradisional;
Kolom 3 : diisi dengan asal/sumber ajaran;
Misalnya : pengilhaman/wahyu, kitab.
Kolom 4 : diisi dengan daerah/tempat/asal mula munculnya kegiatan
pengobatan dimaksud;
Kolom 5 : diisi dengan jelas dan lengkap tata cara/metode pengobatan
kebatinan/ tradisional yang dilakukan baik dengan
menggunakan ritual/ajaran keagamaan/kepercayaan;
Kolom 6 : diisi dengan cabang-cabang ataupun wilayah kerja
pengobatan dimaksud;
Kolom 7 : diisi dengan nomor dan tanggal register pendataan oleh
Kejaksaan;
Kolom 8 : diisi dengan nomor dan tanggal surat izin dari kantor
Departemen/Dinas Kesehatan setempat;

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 104

Kolom 9 : diisi dengan jangka waktu/masa berlaku izin yang diterbitkan


oleh Departemen/Dinas Kesehatan setempat;
Kolom 10 : diisi dengan hal-hal lain yang dianggap perlu.

www.peraturan.go.id
105 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 106

PETUNJUK R.IN.17
BUKU DATA ORGANISASI KEMASYARAKATAN

1. Pengertian :
Buku Data Organisasi Kemasyarakatan adalah wadah untuk mencatat
data organisasi kemasyarakatan;
2. Kegunaan :
Agar pimpinan senantiasa dapat mengetahui data, perkembangan,
pendataan organisasi kemasyarakatan guna dapat menentukan langkah
kebijakan yang diperlukan.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Politik dan
Sosial Budaya;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
4. Penandatangan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Pelaksana diketahui oleh
Kepala Sub Direktorat Politik, Sosial dan Budaya;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Pelaksana diketahui oleh Kepala Seksi II pada
Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Pelaksana diketahui oleh Kepala Seksi
Intelijen;
5. Waktu Pembuatan :
Setelah dilakukannya pendataan organisasi kemasyarakatan.
6. Penyimpanan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Politik, Sosial
dan Budaya;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
7. Cara Pengisian :
Kolom 1 : Diisi dengan nomor secara berurutan selama satu
tahun
Kolom 2 : Diisi secara jelas dan lengkap tentang identitas
organisasi kemasyarakatan yang didata disertai
dengan nomor kontak organisasi kemasyarakatan
dan nomor telepon pimpinan dan pengurus;
Kolom 3 : Diisi secara jelas identitas dari pimpinan/pengurus
organisasi kemasyarakatan;
Kolom 4, 5, 6 : Diisi dengan nomor akte pendirian, nomor dan
tanggal pendaftaran pada instansi yang berwenang
mengeluarkan;

www.peraturan.go.id
107 2014, No.1292

Kolom 7 : Diisi dengan alamat lengkap keberadaan Organisasi


Kemasyarakatan;
Kolom 8 : Diisi secara jelas mengenai jenis dan ruang lingkup
organisasi kemasyarakatan, misalnya : organisasi
yang bergerak di bidang
politik,kepemudaan,sosial,kesukuan,keagamaan dan
lain-lain serta organisasi kemasyarakatan dalam
wilayah nasional/provinsi dst;
Kolom 9 : Diisi hal-hal lain yang menyangkut tentang
Pendataan organisasi kemasyarakatan, Contohnya :
hal-hal yang mungkin masih diperlukan misalnya
jumlah anggota organisasi kemasyarakatan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 108

R.IN.18
KEJAKSAAN*) ..........

BUKU DATA
PETA POLITIK, SOSIAL, BUDAYA DAN SUMBER DAYA ORGANISASI

NO. TANDA / SIABIDIBAM / KETERANGAN


SIMBOL 5W+1H
1 2 3 4

 Pada tiap peta dilengkapi buku


data untuk merekam
data/peristiwa/kejadian yang
ada secara lengkap tentang
perkembangan situasi terkait
Politik, Sosial, Budaya dan
Sumber Daya Organisasi ;
 Apabila diadakan kegiatan atau
operasi intelijen, agar dijelaskan
proses penyelesaiannya.

*) Kejaksaan ditulis hanya di sampul depan.

www.peraturan.go.id
109 2014, No.1292

PETUNJUK R.IN.18
BUKU DATA
PETA POLITIK, SOSIAL, BUDAYA DAN SUMBER DAYA ORGANISASI

1. Pengertian :
Buku Data Peta Politik, Sosial, Budaya dan Sumber Daya Organisasi
adalah wadah pencatatan kegiatan-kegiatan yang menonjol/menarik
perhatian masyarakat/meresahkan masyarakat dalam bidang Politik,
Sosial Budaya dan Sumber Daya Organisasi .

2. Kegunaan :
Untuk merekam, mengetahui dan mengawasi perkembangan kegiatan
Politik, Sosial Budaya dan Sumber Daya Organisasi yang
menonjol/menarik perhatian masyarakat/meresahkan masyarakat;

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Direktorat II pada subdit
Polsosbud dan Subdit SDO;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data atau informasi mengenai
kegiatan-kegiatan yang menonjol/menarik perhatian
masyarakat/meresahkan masyarakat dalam bidang Politik, Sosial Budaya
Dan Sumber Daya Organisasi.

5. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun;
b. Kolom 2 : Diisi dengan tanda/simbol dari peristiwa/kejadian sesuai
Tanda Simbol/Peta Politik, Sosial Budaya Dan Sumber Daya
Organisasi;
c. Kolom 3 : Diisi dengan uraian singkat mengenai suatu
peristiwa/kejadian yang menonjol/menarik perhatian
masyarakat/ meresahkan masyarakat dalam bidang Politik,
Sosial Budaya Dan Sumber Daya Organisasi yang memenuhi
unsur SIABIDIBAM/5W+1H;
d. Kolom 4 : Diisi dengan jelas hal-hal lain yang tidak termasuk di dalam
kolom 1-3 antara lain : apabila diadakan kegiatan atau
operasi intelijen (pemantauan, penelitian,
pencarian/penangkapan buronan serta dukungan Intelijen
terhadap bidang Pembinaan dan Pengawasan).

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 110

R.IN.19
KEJAKSAAN*) ..........

BUKU DATA PETA PEMILU DPD, DPR DAN DPRD

NO. TANDA / SIABIDIBAM / KETERANGAN


SIMBOL
5W+1H
1 2 3 4

 Pada tiap peta dilengkapi buku


data untuk merekam
data/peristiwa/kejadian yang
ada secara lengkap setiap
tahapan/proses pemilu DPD,
DPR dan DPRD;
 Apabila diadakan kegiatan
atau operasi intelijen, agar
dijelaskan proses
penyelesaiannya.

*) Kejaksaan ditulis hanya di sampul depan.

www.peraturan.go.id
111 2014, No.1292

PETUNJUK R.IN.19
BUKU DATA PETA PEMILU DPD, DPR DAN DPRD

1. Pengertian :
Buku Data Peta Pemilu DPD, DPR dan DPRD adalah wadah pencatatan
kegiatan-kegiatan yang merekam data/peristiwa/kejadian yang ada secara
lengkap setiap tahapan/proses pemilu anggota DPD, DPR dan DPRD.

2. Kegunaan :
Untuk merekam, mengetahui dan mengawasi perkembangan
tahapan/proses pemilu anggota DPD, DPR dan DPRD;

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Direktorat II;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data/peristiwa/kejadian yang ada
secara lengkap setiap tahapan/proses pemilu anggota DPD, DPR dan
DPRD.

5. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun;
b. Kolom 2 : Diisi dengan tanda/simbol dari peserta pemilu anggota DPD,
DPR dan DPRD;
c. Kolom 3 : Diisi dengan uraian singkat mengenai setiap
tahapan/proses pemilu anggota DPD, DPR dan DPRD yang
memenuhi unsur SIABIDIBAM/ 5W+1H;
d. Kolom 4 : Diisi dengan jelas hal-hal lain yang tidak termasuk di dalam
kolom 1-3 misalnya : apabila diadakan kegiatan atau operasi
intelijen, agar dijelaskan proses penyelesaiannya, gugatan
hasil Pemilu.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 112

R.IN.20
KEJAKSAAN*) ..........
BUKU DATA
PETA PEMILIHAN UMUM
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

NO. TANDA / SIABIDIBAM / KETERANGAN


SIMBOL 5W+1H
1 2 3 4

 Pada tiap peta dilengkapi buku


data untuk merekam
data/peristiwa/kejadian yang
ada secara lengkap setiap
tahapan/proses pemilu Presiden
dan Wakil Presiden;
 Apabila diadakan kegiatan atau
operasi intelijen, agar dijelaskan
proses penyelesaiannya.

*) Kejaksaan ditulis hanya di sampul depan.

www.peraturan.go.id
113 2014, No.1292

PETUNJUK R.IN.20
BUKU DATA
PETA PEMILIHAN UMUM
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

1. Pengertian :
Buku Data Peta Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden adalah wadah
pencatatan kegiatan-kegiatan yang merekam data/peristiwa/kejadian yang
ada secara lengkap setiap tahapan/proses pemilu Presiden dan Wakil
Presiden.

2. Kegunaan :
Untuk merekam, mengetahui dan mengawasi perkembangan
tahapan/proses pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Direktorat II;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data/peristiwa/kejadian yang ada
secara lengkap setiap tahapan/proses pemilu Presiden dan Wakil
Presiden.

5. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun;
b. Kolom 2 : Diisi dengan tanda / symbol dari peserta pemilu Presiden
dan Wakil Presiden;
c. Kolom 3 : Diisi dengan uraian singkat mengenai setiap
tahapan / proses pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang
memenuhi unsur SIABIDIBAM/ 5W+1H;
d. Kolom 4 : Diisi dengan jelas hal-hal lain yang tidak termasuk di
dalam kolom 1-3 misalnya : apabila diadakan kegiatan
atau operasi intelijen, agar dijelaskan proses
penyelesaiannya, gugatan hasil Pemilu.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 114

R.IN.21
KEJAKSAAN*) ..........

BUKU DATA
PETA PEMILIHAN UMUM
KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

NO. TANDA / SIABIDIBAM / KETERANGAN


SIMBOL 5W+1H
1 2 3 4

 Pada tiap peta dilengkapi buku


data untuk merekam
data/peristiwa/kejadian yang
ada secara lengkap setiap
tahapan/proses pemilu Kepala
Daerah dan Wakil Kepala
Daerah;
 Apabila diadakan kegiatan atau
operasi intelijen, agar dijelaskan
proses penyelesaiannya.

*) Kejaksaan ditulis hanya di sampul depan.

www.peraturan.go.id
115 2014, No.1292

PETUNJUK R.IN.21
BUKU DATA
PETA PEMILIHAN UMUM
KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1. Pengertian :
Buku Data Peta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah
wadah pencatatan kegiatan-kegiatan yang merekam
data/peristiwa/kejadian yang ada secara lengkap setiap tahapan/proses
pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah .

2. Kegunaan :
Untuk merekam, mengetahui dan mengawasi perkembangan
tahapan/proses pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Direktorat II;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data/peristiwa/kejadian yang ada
secara lengkap setiap tahapan/proses pemilu Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah .

5. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun;
b. Kolom 2 : Diisi dengan tanda/simbol dari peserta pemilu Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah ;
c. Kolom 3 : Diisi dengan uraian singkat mengenai setiap
tahapan/proses pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah yang memenuhi unsur SIABIDIBAM/ 5W+1H;
d. Kolom 4 : Diisi dengan jelas hal-hal lain yang tidak termasuk di dalam
kolom 1-3 misalnya : apabila diadakan kegiatan atau operasi
intelijen, agar dijelaskan proses penyelesaiannya / gugatan
hasil Pemilu.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 116

www.peraturan.go.id
117 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 118

KEJAKSAAN ………….
R.IN.23
Kamar Sandi

BUKU AGENDA BERITA MASUK


BIASA / RAHASIA

NO & TGL / JUMLA


NAMA
N TANGG TGL DA KEPA PERIH JAM H
PETUG KET
O AL BERIT RI DA AL DITERI HALAM
AS
A MA AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

…………,…….,………………….,……..

Mengetahui :

…………………………………
…., Pelaksana,

…………………………………
… ……………………………………..
Pangkat/Nip………… Pangkat/Nip………..

www.peraturan.go.id
119 2014, No.1292

PETUNJUK R.IN.23
BUKU AGENDA BERITA MASUK BIASA / RAHASIA

1. Pengertian :
Buku Agenda Berita Masuk Biasa / Rahasia adalah buku untuk mencatat
setiap berita / dokumen yang diterima Unit Teknis Persandian (UTP)
melalui Jaring Komunikasi Sandi yang bersifat biasa / rahasia untuk
selanjutnya dikirim ke unit kerja lain.

2. Kegunaan :
Untuk mengetahui secara tepat dan teratur, setiap berita / dokumen yang
diterima melalui Jaring Komunikasi Sandi Kejaksaan (JKSK) pada setiap
Unit Teknis Persandian yang sifatnya biasa / Rahasia untuk dimasukkan
ke dalam kolom-kolom buku agenda berita masuk.

3. Penyelenggara :
1. Direktur III pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub. Bagian
Direktorat Pengamanan Informasi;
2. Seksi III pada Asisten Intelijen bagian Unit Teknis Persandian (sandiman
di Kejati dan Kejari) ;

4. Pelaksana :
Dilaksanakan oleh petugas / agendaris sandi yang ditunjuk

5. Waktu Pembuatan:
Segera setelah berita / dokumen diterima

6. Penyimpanan :
Pertinggal (arsip) disimpan dan dikelola oleh petugas sandi yang ditunjuk

7. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun.
b. Kolom 2 : Diisi dengan tanggal segera setelah berita / dokumen
diterima petugas Agendaris
c. Kolom 3 : Diisi nomor dan tanggal yang tertera pada berita /
dokumen masuk Yang telah diterima
d. Kolom 4 : Diisi sesuai dengan asal berita masuk.
e. Kolom 5 : Diisi sesuai dengan alamat yang dituju berita masuk.
f. Kolom 6 : Agar diisi perihal dari berita / dokumen masuk Apabila
surat masuk tidak mencantumkan perihal, maka diisi
secara singkat dan jelas materi surat masuk tersebut.
g. Kolom 7 : Diisi tanggal / jam diterima berita masuk melalui Jaring
Komunikasi sandi

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 120

h. Kolom 8 : Diisi semua lembaran halaman (termasuk pengantar


berita) yang terkait dengan berita /dokumen masuk
tersebut.
i. Kolom 9 : Diisi dengan nama jelas, tanda tangan (paraf) penerima
berita
j. Kolom 10 : Diisi apabila ada hal-hal lain terkait dengan
penerimaan berita masuk.

8. Ditutup pada setiap bulan,


tgl, bln, thn.
Dibuat rekapitulasi jumlah berita masuk biasa dan penomoran tetap
dilanjutkan.
Ditandatangani oleh petugas pelaksana, dan diketahui oleh atasan
langsung.

www.peraturan.go.id
121 2014, No.1292

R.IN.24

KEJAKSAAN*)
Kamar Sandi

BUKU AGENDA BERITA KELUAR


BIASA / RAHASIA

Nom
Jumla
or & Nama
N Tang Kepad h Ke
Tgl Dari Perihal Tanggal Petug
o gal a Halam t
Berit / Jam as
an
a Dikirim
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

…………,…….,………………….,……..

Mengetahui :

……………………………….
, Pelaksana,

……………………………… ……………………………………..
Pangkat/Nip………… Pangkat/Nip………..

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 122

PETUNJUK R.IN. 24
BUKU AGENDA BERITA KELUAR
BIASA / RAHASIA

1. Pengertian :
Buku Agenda Berita Keluar Biasa / Rahasia adalah buku untuk mencatat
setiap berita / dokumen yang dikirim Unit Teknis Persandian (UTP) melalui
Jaring Komunikasi Sandi yang bersifat biasa untuk selanjutnya diterima
unit kerja lain.

2. Kegunaan :
Untuk mengetahui secara tepat dan teratur, setiap berita / dokumen yang
dikirim melalui Jaring Komunikasi Sandi Kejaksaan (JKSK) pada setiap
Unit Teknis Persandian yang sifatnya Biasa / Rahasia untuk dimasukkan
ke dalam kolom-kolom buku agenda berita keluar.

3. Penyelenggara :
Direktur III pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub. Bagian
Direktorat Pengamanan Informasi;
Seksi III pada Asisten Intelijen bagian Unit Teknis Persandian (sandiman di
Kejati dan Kejari) ;

4. Pelaksana :
Dilaksanakan oleh petugas / agendaris sandi yang ditunjuk

5. Waktu Pembuatan:
Segera sebelum berita / dokumen dikirim

6. Penyimpanan :
Pertinggal (arsip) disimpan dan dikelola oleh petugas sandi yang ditunjuk

7. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun.
b. Kolom 2 : Diisi dengan tanggal segera sebelum berita / dokumen
dikirim petugas Agendaris.
c. Kolom 3 : Diisi nomor dan tanggal yang tertera pada berita / dokumen
d. keluar yang akan dikirim
e. Kolom 4 : Diisi sesuai dengan asal berita keluar
f. Kolom 5 : Diisi sesuai dengan alamat yang dituju berita keluar
g. Kolom 6 : Diisi perihal dari berita / dokumen keluar, apabila surat
keluar tidak mencantumkan perihal, maka diisi secara
singkat dan jelas materi surat keluar tersebut.
h. Kolom 7 : Diisi tanggal / jam diterima berita keluar melalui Jaring
Komunikasi Sandi

www.peraturan.go.id
123 2014, No.1292

i. Kolom 8 : Diisi semua lembaran halaman (termasuk pengantar berita)


yang terkait dengan berita /dokumen keluar tersebut
j. Kolom 9 : Diisi dengan nama jelas, tanda tangan (paraf) penerima
berita
k. Kolom 10 : Diisi apabila ada hal-hal lain terkait dengan penerimaan
berita keluar.
8. Ditutup pada setiap bulan, tgl, bln, thn.
Dibuat rekapitulasi jumlah berita masuk keluar dan penomoran tetap
dilanjutkan.
Ditandatangani oleh petugas pelaksana dan diketahui oleh atasan
langsung.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 124

R.IN.25
KEJAKSAAN*)
Kamar Sandi

BUKU EKSPEDISI BERITA


BIASA / RAHASIA

NAMA & TTD


NO NO. BERITA KEPADA KET
PENERIMA
1 2 3 4 5

………………………,……,…
……………,……
Mengetahui:
……………………………………
Pelaksana,
……………………………
……………………………………
Pangkat / Nip…………
Pangkat / Nip………………

*) Kejaksaaan ditulis hanya disampul depan

www.peraturan.go.id
125 2014, No.1292

PETUNJUK R.IN.25
BUKU EKSPEDISI BERITA
BIASA / RAHASIA

1. Pengertian :
Buku Ekspedisi Berita Biasa / Rahasia adalah buku untuk mencatat
berita / dokumen yang diterima melalui Jaring Komunikasi Sandi
Kejaksaan (JKSK) yang bersifat Biasa / Rahasia untuk selanjutnya dikirim
ke unit kerja lain.

2. Kegunaan :
Sebagai bukti tanda terima pengiriman berita / dokumen

3. Penyelenggara :
Dilaksanakan oleh petugas sandi yang ditunjuk
Dikirim oleh petugas pengirim berita sandi (caraka)

4. Waktu Pembuatan:
Segera sebelum berita /dokumen dikirim

5. Distribusi dan penyimpanan :


Didistribusikan kepada alamat dan tembusan surat yang dituju secara
jelas, serta disimpan dan dikelola oleh petugas sandi yang ditunjuk

6. Cara Pengisian :
Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun
Kolom 2 : Diisi nomor berita / dokumen yang akan dikirim
Kolom 3 : Diisi sesuai dengan alamat yang dituju
Kolom 4 : Diisi dengan nama jelas, tanda tangan (paraf) penerima
surat saat didistribusikan
Kolom 5 : Diisi dengan Keterangan penting lainnya seperti
tanggalterima dan lainnya.

7. Ditutup pada setiap bulan, tgl, bln, thn.


Penomoran tetap dilanjutkan.
Ditandatangani oleh petugas pelaksana,dan diketahui oleh atasan
langsung.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 126

R.IN.26
KEJAKSAAN .........................

DATA PELAKSANAAN KEGIATAN PENERANGAN HUKUM DAN PENYULUHAN


HUKUM

www.peraturan.go.id
127 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 128

PETUNJUK R.IN.26
DATA PELAKSANAAN KEGIATAN PENERANGAN HUKUM DAN PENYULUHAN
HUKUM

1. Pengertian :
Data Hasil Pelaksanaan Kegiatan Penerangan Hukum Dan Penyuluhan
Hukum adalah daftar yang memuat data hasil pelaksanaan kegiatan
penerangan hukum dan penyuluhan hukum.

2. Kegunaan :
Agar pimpinan senantiasa dapat mengetahui data dan perkembangan hasil
pelaksanaan kegiatan penerangan hukum dan penyuluhan hukum

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Intelijen oleh Puspenkum pada Bidang
Penerangan dan Penyuluhan Hukum ;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Kepala seksi Penerangan Hukum pada Asisten
Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kasi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Cabang Kejaksaan Negeri;

4. Waktu Pembuatan :
Setelah dilaksanakannya kegiatan penerangan hukum dan penyuluhan
hukum

5. Tempat Penyajian :
Papan data yang telah disiapkan oleh bidang Intelijen khususnya pada
bidang Penerangan Hukum

6. Cara Pengisian :
Triwulan 1 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 1
Triwulan 2 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 2
Triwulan 3 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 3
Triwulan 4 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 4

www.peraturan.go.id
129 2014, No.1292

Contoh Papan Visualisasi Data Hasil Pelaksanaan Kegiatan Penerangan Hukum

KERJASAMA NAMA
SASARAN JUMLAH WAKTU DENGAN PETUGAS
TRIWULAN MATERI
KEGIATAN PESERTA PELAKSANAAN INSTANSI PENERANGAN
LAIN* HUKUM

1 2 3 4 5 6 7

II

III

IV

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 130

Contoh : Papan Visualisasi Data Hasil Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Hukum

NAMA PETUGAS
SASARAN JUMLAH WAKTU
TRIWULAN MATERI PENYULUHAN
KEGIATAN PESERTA PELAKSANAAN
HUKUM

1 2 3 4 5 6

II

III

IV

www.peraturan.go.id
131 2014, No.1292

Cara Pengisian Untuk Papan Visualisasi Data I


1. Data Hasil Pelaksanaan Kegiatan Penerangan Hukum Tiap Triwulan

Kolom 1 : Triwulan ( I, II, III, IV)

Kolom 2 : Diisi dengan sasaran/audience pelaksanaan kegiatan pada tiap


triwulan

Kolom 3 : Diisi dengan jumlah peserta kegiatan pada tiap Triwulan

Kolom 4 : Diisi dengan tanggal pelaksanaan kegiatan pada tiap Triwulan

Kolom 5 : Diisi dengan judul materi yang disampaikan pada tiap Triwulan

Kolom 6 : Diisi apabila ada kerjasama dengan instansi lain pada tiap
Triwulan

Kolom 7 : Diisi dengan nama petugas pelaksana kegiatan penerangan


hukum pada tiap Triwulan

2. Data Hasil Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Hukum Tiap Triwulan

Kolom 1 : Triwulan (I, II, III, IV)

Kolom 2 : Diisi dengan sasaran/ audience pelaksanaan kegiatan pada tiap


Triwulan

Kolom 3 : Diisi dengan jumlah peserta kegiatan pada tiap Triwulan

Kolom 4 : Diisi dengan tanggal pelaksanaan kegiatan pada tiap Triwulan

Kolom 5 : Diisi dengan judul materi yang disampaikan pada tiap Triwulan

Kolom 6 : Diisi dengan nama petugas pelaksana kegiatan penerangan


hukum pada tiap Triwulan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 132

www.peraturan.go.id
133 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 134

www.peraturan.go.id
135 2014, No.1292

R.IN.28
KEJAKSAAN ……………

DATA STATISTIK GRAFIK BATANG


KEGIATAN PENERANGAN HUKUM DAN PENYULUHAN HUKUM

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 136

www.peraturan.go.id
137 2014, No.1292

PETUNJUK R.IN.28
DATA STATISTIK GRAFIK BATANG
KEGIATAN PENERANGAN HUKUM DAN PENYULUHAN HUKUM

1. Pengertian :
Data Grafik Batang Kegiatan Penerangan Hukum Dan Penyuluhan Hukum
adalah grafik yang memuat data hasil pelaksanaan kegiatan penerangan
hukum dan penyuluhan hukum

2. Kegunaan :
Untuk mengetahui secara grafik hasil pelaksanaan kegiatan penerangan
hukum dan penerangan hukum

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Intelijen oleh Puspenkum pada Bidang Penerangan
dan Penyuluhan Hukum ;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Kepala seksi Penerangan Hukum pada Asisten
Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kasi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Cabang Kejaksaan Negeri;

4. Waktu Pembuatan :
Setelah dilaksanakannya kegiatan penerangan hukum dan penyuluhan
hukum

5. Tempat Penyajian :
Papan data yang telah disiapkan oleh bidang Intelijen khususnya pada bidang
Penerangan Hukum

6. Cara Pengisian :
Triwulan 1 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 1
Triwulan 2 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 2
Triwulan 3 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 3
Triwulan 4 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 4

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 138

Contoh Data Statistik Grafik Batang Pelaksanaan Kegiatan Penerangan Dan


Penyuluhan Hukum Per-Triwulan Tahun Berjalan

2.5

1.5

0.5

0
I II III IV

Triwulan I II III IV
Penerangan Hukum 1 2 2 1
Penyuluhan Hukum 2 1 3 2

*Grafik di atas merupakan contoh kegiatan Penerangan Hukum dan Penyuluhan


Hukum Triwulan I/II/II/IV

Keterangan:
Warna Hijau : Jumlah peserta penerangan hukum = .........................
orang
Warna Merah: Jumlah peserta penyuluhan hukum = .........................
orang

www.peraturan.go.id
139 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 140

www.peraturan.go.id
141 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 142

R.IN.30
KEJAKSAAN*) ..........

LEMBAR KLIPING PERS

NO. SUMBER JUDUL URAIAN BENTUK DAN KETERANGAN


PENERBITAN SINGKAT KODE
PERISTIWA PENYIMPANAN
1 2 3 4 5 6

..........,.....,.....,.....
Mengetahui :
..........................................., Pelaksana,

........................................... .........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................

*) Kejaksaan ditulis hanya di sampul depan.

www.peraturan.go.id
143 2014, No.1292

PETUNJUK R.IN.30
LEMBAR KLIPING PERS
1. Pengertian :
Lembar Kliping Pers adalah wadah untuk mencatat judul-judul peristiwa /
masalah yang dimuat dalam suatu penerbitan Pers yang mempunyai nilai
intelijen yang bersumber dari :
a. Media Cetak;
b. Media Elektronik;
c. Media Online.
2. Kegunaan :
Untuk memudahkan penemuan data / informasi yang terungkap dari
suatu peristiwa / masalah yang bersumber dari suatu penerbitan pers.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Masing-masing Sub
Direktorat;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Masing-masing Seksi pada Asisten Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kepala Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan data/informasi yang bersumber dari suatu
penerbitan pers.
5. Distribusi dan Penyimpanan :
Disimpan serta dikelola oleh petugas yang ditunjuk dan photo copynya
dapat didistribusikan kepada pejabat yang memerlukan.
6. Cara Pengisian :

Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu


tahun

Kolom 2 : Diisi dengan Menyebutkan sumber/nama


darimana mendapatkan berita untuk kliping
pers

Kolom 3 : Diisi judul/topik atau kepala berita

Kolom 4 : Diisi dengan uraian singkat isi berita yang


mengandung unsur SIADIDIBAM atau 5 W 1
H

Kolom 5 : kalau bentuk dapat disimpan dalam bentuk


kliping atau bentuk CD atau Hard Disk atau
bentuk media penyimpanan lainnya.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 144

Sedangkan kode penyimpanan diisi sesuai


dengan klarifikasi dan kode/index pada kartu
kendali.

Kolom 6 : Disimpan dalam formulir/register kartu


kendali penyimpanan lembar kliping pers.

lembar kliping pers ditutup setiap akhir tahun ditandatangani petugas


pelaksana, dan diketahui oleh atasan langsung.

www.peraturan.go.id
145 2014, No.1292

R.IN.31

KEJAKSAAN .....................

KARTU INDEX A

Nomor : B
Nama : C
Jenis Kelamin : D
Tempat / Tgl. Lahir : UPAL E
Bangsa / Suku :
NAR F
Kewarganegaraan:
SEL G
Agama / Kepercayaan :
TPE H
Pekerjaan :
Alamat : HAM I
TPK J
KRI K
IM L
MAKA M
R
PERS N
SARA O
HAKI P
LH Q
R
S
Keterangan : T
………………………………………………………………………………………………….
U
…………………………………………………………………………………………………
V
………………………………………………………………………………………………….
W
X
Y
Z

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 146

PETUNJUK R.IN.31
KARTU INDEX

1. Pengertian :
Kartu Index adalah daftar yang tersusun menurut abjad yang memberikan
informasi mengenai data atau peristiwa yang disimpan.

2. Kegunaan :
Sebagai petunjuk untuk menemukan tempat penyimpanan data /
peristiwa yang disimpan.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Produksi
Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi III;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Waktu Pembuatan :
Pada waktu penyimpanan kartu / dokumen.

5. Penyimpanan dan Pendistribusian :


Disimpan serta dikelola (baik secara manual maupun elektronik) oleh
petugas khusus yang ditunjuk dan atas perintah pimpinan kartu serta
dokumen dapat didistribusikan kepada pejabat yang memerlukan dengan
cara memberikan salinannya.

6. Cara Pengisian :
a. Kolom nomor :
Diisi nomor urut Kartu Index dan kode pejabat yang menyimpan, bulan,
dan tahun penyimpanan.
Contoh : Nomor : 12 / (kode pejabat) / 04 / 2012.

b. Kolom Identitas, diisi nama, jenis kelamin dan seterusnya.

c. Kolom keterangan :

www.peraturan.go.id
147 2014, No.1292

Diisi mengenai status / peranan seseorang yang disebutkan dalam


suatu peristiwa yang bersangkutan dan keterangan-keterangan lain
yang dianggapperlu.

d. Kolom peristiwa/kasus :
Dalam kartu Index tersebut terdapat singkatan suatu peristiwa/kasus
(contoh UPAL : Uang Palsu). Cara pengisiannya adalah dengan
memberikan tanda silang (X) pada kolom yang terdapat pada Kartu
Index tersebut sesuai dengan peristiwa / kasus yang terjadi.

e. Kolom urutan abjad / huruf :


Pada kartu Index terdapat huruf A s/d Z.
Huruf pertama dari nama orang yang akan dikartukan tersebut adalah
yang digunakan dalam kartu Index, sedangkan huruf yang lain baik di
atas maupun di bawahnya dihilangkan / dipotong.

f. Warna kartu:
Kartu index berwarna hijau.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 148

KARTUTIK BIODATA
Nomor : ........................................
1. IDENTITAS
a. Nama Lengkap : ............................................................
b. Tempat/Tgl. Lahir/Umur :
............................................................
c. Jenis Kelamin : ............................................................
d. Bangsa/Suku : ............................................................
e. Kewarganegaraan : ............................................................
f. Alamat/Tempat Tinggal : ………...................................................
g. Nomor Telepon/HP :
………………………………………………….
h. Nomor Passport : ………………………………………………….
i. Agama/Kepercayaan : ............................................................
j. Pendidikan : ............................................................
k. Pekerjaan : ............................................................
l. Alamat Kantor : …………………………………….……………
m. Status Perkawinan : KAWIN/TIDAK .....................................
n. Legitimasi Perkawinan : ............................................................
o. Tempat dan Tgl. Perkawinan : ..................................................

2. BIOGRAFI INTELIJEN :
a. Riwayat Hidup singkat
1. Pekerjaan : ..................................................
2. Pendidikan : ..................................................
3. Kepartaian : ..................................................
4. Ormas lainnya : ..................................................
b. Keluarga
1. Nama Isteri/Suami : ..................................................
2. Nama anak-anak : ..................................................
3. Nama Saudara kandung :
..................................................
4. Nama Ayah Kandung : ..................................................
Alamat : ..................................................
Nama Ibu Kandung : .............................................

www.peraturan.go.id
149 2014, No.1292

Alamat : ..................................................
5. Nama Ayah Mertua : .............................................
Alamat : ..................................................
Nama Ibu Mertua : ...................................................
Alamat : ...................................................
c. Referensi/Kenalan
(nama dan alamat) : 1. ..................................................
: 2. ...................................................
: 3. ...................................................
d. Hobbi/kegemaran : .............................................................
e. Kedudukan di masyarakat :
.............................................................
f. Lain-lain : ............................................................
OTENTIKASI :
(Stempel dan paraf)

3. PAS PHOTO

4x6

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 150

Petunjuk R.IN.32
KARTUTIK BIODATA

1. Pengertian :
Kartutik Biodata adalah kartu untuk menyimpan data/informasi seseorang
yang berisi catatan tentang identitas dan riwayat hidup seseorang yang
mempunyai nilai intelijen, penting, menonjol, potensial, baik dalam bidang
politik, ekonomi, keuangan, sosial budaya dan hukum.

2. Kegunaan :
Untuk memudahkan bilamana di kemudian hari informasi/data tersebut
diperlukan untuk mengadakan penelitian dan penilaian terhadap
seseorang dalam rangka kegiatan intelijen.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Produksi
Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi III;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data atau informasi.

5. Penyimpanan dan Pendistribusian :


Disimpan serta dikelola (baik secara manual maupun elektronik) oleh
petugas yang ditunjuk dan atas perintah pimpinan dapat didistribusikan
kepada pejabat yang memerlukan dengan cara memberikan salinan /
photo copynya.

6. Cara pengisian :
a. Kolom nomor di bawah judul kartutik, diisi dengan nomor urut
Kartutik, kode pejabat yang membuat, bulan, dan tahun pembuatan
kartutik. Contoh : No. 01/(Kode Pejabat)/08/2014;
b. Kolom identitas : Cukup jelas;
c. Kolom Biografi Intelijen : Cukup jelas;

www.peraturan.go.id
151 2014, No.1292

d. Photo yang tertera pada kartutik sebaiknya dilengkapi dengan sidik


jari.

7. Biodata orang yang mempunyai nilai intelijen antara lain dapat diperoleh
dengan pendekatan secara persuasif dari :
a. Departemen / Instansi / Lembaga terkait;
b. Pihak Kepolisian dan BIN;
c. Dll.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 152

R.IN.33
KEJAKSAAN ....................

KARTUTIK TERSANGKA / TERDAKWA / TERPIDANA


Nomor : R - ...../...../...../...../.....

I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : ...................................................
2. Nama samaran/panggilan : ...................................................
3. Tempat/Tgl lahir/Umur : ...................................................
4. Jenis Kelamin : ...................................................
5. Bangsa/Suku : ...................................................
6. Kewarganegaraan : ...................................................
7. Alamat/Tempat Tinggal : ...................................................
8. Nomor Telepon/HP : ………………………………………….
9. Nomor Passport : …………………………………………
10. Agama/Kepercayaan : ...................................................
11. Pekerjaan : ...................................................
12. Alamat Kantor : ……………………………………….…
13. Status Perkawinan : ...................................................
14. Kepartaian : ...................................................
15. Pendidikan : ...................................................

II. RIWAYAT PERKARA :


1. Kejahatan/pelanggaran yang dilakukan :
a. Kasus posisi secara singkat/ : ............................................
pasal yang dilanggar ............................................
b. Latar belakang & akibat-
akibat peristiwa/kerugian : .............................................
c. SP3 / SKPP : No .................... tgl ..............
d. Putusan pengadilan : PN .......................................
PT.................................
MA ......................................

www.peraturan.go.id
153 2014, No.1292

2. Nama orang tua / alamat : ...................................................


3. Nama kawan yang dikenal : ...................................................
4. Lain-lain : ...................................................

OTENTIKASI :

(Stempel dan paraf)


TANDA PHOTO
SIDIK JARI
TANGAN

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 154

Petunjuk RI.IN.33
KARTUTIK TERSANGKA / TERDAKWA / TERPIDANA

1. Pengertian :
Kartutik Tersangka / Terdakwa / Terpidana adalah kartu untuk
menyimpan data mengenai seseorang yang terlibat dalam suatu kasus
kejahatan / pelanggaran yang dinilai penting / menonjol, baik yang telah
diputus oleh Pengadilan maupun yang belum.

2. Kegunaan :
Untuk memudahkan memberikan dukungan terhadap operasi Intelijen
bilamana diperlukan, baik dalam rangka tugas penuntutan, tugas
pelaksanaan putusan Hakim maupun kegiatan intelijen.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Produksi
Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi III;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kaur Tata Usaha Teknis.

4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data atau informasi.

5. Penyimpanan dan Pendistribusian :


Disimpan serta dikelola (baik secara manual maupun elektronik) oleh
petugas yang ditunjuk dan atas perintah pimpinan dapat didistribusikan
kepada pejabat yang memerlukan dengan cara memberikan salinan /
photo copynya.

6. Cara pengisian :
Sesuai dengan kolom-kolom, cukup jelas.

Keterangan :
SP3 : Surat Perintah Penghentian Penyidikan.
SKPP : Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan.

www.peraturan.go.id
155 2014, No.1292

R.IN.34
KEJAKSAAN .....................................

KARTUTIK ORGANISASI
---------------------------------------
Nomor : ...../...../...../...../.....

I. IDENTITAS :
1. Nama Organisasi : ..........................................................
2. Akte Pendirian :
..........................................................
3. Kedudukan / status :
………………………………………………..
4. Berdiri sejak : ..........................................................
5. Domisili hukum/alamat : ..........................................................
6. Nomor Telepon :
……………………………………………….
7. Website/E-mail :
……………………………………………….
8. Pengurus :
- Nama : ..........................................................
- Kedudukan : ..........................................................
- Periode tahun : ..........................................................
- Alamat : ..........................................................
- Nomor Telepon /HP :
……………………………………….……….
9. Ruang lingkup kegiatan organisasi :
a. Ke dalam : ..........................................................
b. Ke luar : ..........................................................

II. KEGIATAN ORGANISASI / PENGURUS ORGANISASI YANG BERKAITAN


DENGAN PELANGGARAN HUKUM :
….................................................................................................................
....................................................................................................................
................................................................

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 156

Petunjuk R.IN.34
KARTUTIK ORGANISASI
1. Pengertian :
Kartutik Organisasi adalah kartu mencatat data/identitas tentang kegiatan
dari suatu organisasi/ pengurus yang bergerak di bidang politik, ekonomi
dan keuangan, sosial budaya (termasuk aliran kepercayaan masyarakat
dan keagamaan) yang mempunyai nilai intelijen.

2. Kegunaan :
Untuk memudahkan memberikan informasi/data dalam suatu kegiatan
atau operasi intelijen.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen:
- untuk bidang Politik, Sosial Budaya oleh Sub Direktorat Politik dan
Sosial Budaya;
- untuk bidang Media Massa, Barang Cetakan, Aliran Kepercayaan
Masyarakat dan Keagaaman oleh Sub Direktorat Pengawasan Media
Massa, Barang Cetakan, Aliran Kepercayaan Masyarakat dan
Keagaaman;
- untuk bidang Keuangan dan Kekayaan Negara oleh Sub Direktorat
Keuangan dan Kekayaan Negara;
- untuk bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah oleh Sub
Direktorat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi III;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data atau informasi.

5. Penyimpanan dan Pendistribusian :


Disimpan serta dikelola (baik secara manual maupun elektronik) oleh
petugas yang ditunjuk dan atas perintah pimpinan dapat didistribusikan
kepada pejabat yang memerlukan dengan memberikan salinan / photo
copynya.
6. Cara pengisian :

www.peraturan.go.id
157 2014, No.1292

a. Pada bagian nomor di bawah judul kartutik, diisi dengan nomor urut
Kartutik, kode pejabat yang membuat / bulan / tahun pembuatan
kartutik. Contoh : No. 01/(Kode Pejabat)/04/2012.
b. Kolom identitas :
Baris 1 : diisi dengan nama organisasi sesuai akte/bukti
pendirian
Baris 2 : Diisi dengan nomor dan tanggal, bulan, tahun
akte/bukti pendirian serta pejabat yang
menandatangani.
Baris 3 : Diisi mengenai kedudukan / status hukum
organisasi, yakni sebagai Badan Hukum atau
bukan.
Baris 4 : Diisi dengan tanggal, bulan, tahun.
Baris 5 : Diisi dengan domisili hukum sesuai akte/bukti
pendiriannya dan alamat organisasinya.
Baris 6 : Diisi dengan nomor Telepon Organisasi
Baris 7 : Diisi dengan alamat Website/E-mail Organisasi
Baris 8 : Diisi dengan susunan pengurus dan Identitasnya
secara lengkap.
Baris 9 : a) Ke dalam : Diisi kegiatan intern organisasi.
b) Ke luar : Diisi kegiatan extern organisasi.

7. KEGIATAN ORGANISASI / PENGURUS ORGANISASI YANG BERKAITAN


DENGAN PELANGGARAN HUKUM : Diisi dengan pelanggaran hukum yang
dilakukan / diduga dilakukan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 158

R.IN.35
KEJAKSAAN .......................................

KARTUTIK BARANG CETAKAN


--------------------------------------
Nomor : ...../...../...../...../.....

I. IDENTITAS :
1. Nama barang cetakan : ..................................................,
2. Penerbit : ...................................................
3. Pengarang/penanggung jawab : ...................................................
4. Waktu peredaran : ...................................................
5. Daerah peredaran : ...................................................
6. Pencetak : ...................................................
7. Nama Pimpinan Redaksi : ...................................................
8. Alamat penerbit : ................ (Telp/Website/E-mail)
9. Alamat percetakan : ................ (Telp/Website/E-mail)
10. Jumlah Oplah : ...................................................

II. BIOGRAFI INTELIJEN :


1. Kasus/masalah yang terjadi : ...................................................
2. Latar belakang dan akibatnya : ...................................................
3. Tindakan yang dilakukan oleh : ...................................................
a. Kejaksaan : ...................................................
b. Kepolisian : ...................................................
c. Pengadilan : ...................................................
4. Keterangan lain-lain : ...................................................

OTENTIKASI:
(Stempel dan Paraf)

www.peraturan.go.id
159 2014, No.1292

Petunjuk R.IN.35
KARTUTIK BARANG CETAKAN

1. Pengertian :
Kartutik Barang Cetakan adalah kartu untuk merekam data/informasi
mengenai penerbitan suatu barang cetakan yang berisi tentang identitas,
substansi dan masalah yang dalam penerbitannya membentuk opini
masyarakat yang diduga dapat mengganggu keamanan dan ketertiban
umum.

2. Kegunaan :
Untuk memudahkan penemuan data/informasi yang diperlukan berkaitan
dengan penerbitan barang cetakan tersebut.

3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Pengawasan
Media Massa, Barang Cetakan, Aliran Kepercayaan Masyarakat dan
Keagamaan;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data atau informasi.

5. Penyimpanan dan Pendistribusian :


Disimpan serta dikelola (baik secara manual maupun elektronik) oleh
petugas yang ditunjuk dan atas perintah pimpinan dapat didistribusikan
kepada pejabat yang memerlukan dengan cara memberikan salinan/photo
copynya.

6. Cara pengisian :
a. Kolom nomor di bawah judul kartutik barang cetakan, diisi dengan
nomor urut kartutik barang cetakan, kode pejabat yang membuat,
bulan, dan tahun pembuatan kartutik. Contoh : No. 01/(Kode
Pejabat)/04/2012.
b. Kolom identitas : Diisi dengan gambaran rinci (Profil) mengenai
barang cetakan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 160

c. Biografi Intelijen
Baris 1 : Diisi dengan adanya dugaan terjadinya
pelanggaran yang dapat mengganggu keamanan
dan ketertiban umum.
Baris 2 : Diisi dengan latar belakang/motivasi penerbitan
yang bersangkutan sehubungan dengan
kasus/peristiwa yang terjadi.
a. Kejaksaan : membuat telaahan, mengadakan
Baris 3 :
clearing house, meminta penetapan Pengadilan
atau menyerahkan kepada Penyidik
b. Kepolisian : melakukan penyidikan atas
laporan dari Kejaksaan
c. Pengadilan : mengeluarkan penetapan atas
permintaan Kejaksaan atau memutuskan
perkara yang diajukan ke Pengadilan
Baris 4 : Diisi bilamana ada keterangan tambahan yang
dianggap perlu yang berkaitan dengan penerbitan
tersebut.
Misalnya : telah diterbitkan Surat Perintah
Tugas/Operasi Intelijen (dicantumkan nomor dan
tanggal).

www.peraturan.go.id
161 2014, No.1292

R.IN.36
Kejaksaan .........................

PETA
POLITIK, SOSIAL BUDAYA DAN SUMBER DAYA ORGANISASI

Keterangan :
(Diisi tanda / symbol peta data beserta legendanya) peta ini dilengkapi dan
ditempatkan berdampingan dengan statistic, grafik , penkum dan luhkum.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 162

R.IN.36

Kejaksaan ...................................
TANDA / SIMBOL PETA
POLITIK, SOSIAL BUDAYA DAN SUMBER DAYA ORGANISASI

NO TANDA/SIMBOL LEGENDA KET


1 2 3 4

1. TINDAK PIDANA KEAMANAN


NEGARA

2. PERAMPOKAN/PEMBUNUHAN

3. CERAMAH / DAKWAH
NEGATIF

4. SELEBARAN / POSTER
GELAP

SELEBARAN/POSTER
GELAP

5. AKSI MASSA / UNJUK RASA

www.peraturan.go.id
163 2014, No.1292

6. RAPAT GELAP / RAWAN


PROVOKATOR

KASUS SARA

TEROR / PEMBAKARAN /
SABOTASE / PENGEBOMAN

KASUS PELANGGARAN
BATAS WILAYAH

KEDATANGAN KASUS KEIMIGRASIAN

DPO

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 164

CEGAH TANGKAL (CEKAL)

KASUS MEDIA ELEKTRONIK


/ CYBER

KASUS MEDIA MASSA CETAK

KASUS MENGENAI ALIRAN


AGAMA / PENYALAHGUNAAN
/ PENODAAN AGAMA

KASUS MENGENAI ALIRAN


KEPERCAYAAN

PERKOSAAN

KASUS PELANGGARAN HAM

www.peraturan.go.id
165 2014, No.1292

KASUS GENERASI MUDA

DATA PERANAN WANITA

NARKOBA

KASUS PERJUDIAN

KASUS SENJATA API /


BAHAN PELEDAK / BOM

KASUS KDRT

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 166

R.IN.37

Kejaksaan ...................................

PETA
PENYELAMATAN KEUANGAN NEGARA DAN PENANGGULANGAN TINDAK
PIDANA

Keterangan :
(Diisi tanda / symbol peta data beserta legendanya) peta ini dilengkapi dan
ditempatkan berdampingan dengan statistic, grafik , penkum dan luhkum.

www.peraturan.go.id
167 2014, No.1292

R.IN.37
TANDA / SIMBOL PETA
PENYELAMATAN KEUANGAN NEGARA DAN PENANGGULANGAN TINDAK
PIDANA

NO TANDA/SIMBOL LEGENDA KET


1 2 3 4

1. KASUS PENANAMAN
MODAL ASING

PMA

2. KASUS PENANAMAN
MODAL DALAM
NEGERI

PMD
N

3. KASUS PENIMBUNAN /
MANIPULASI
PRODUKSI

4. KASUS TINDAK
PIDANA PERBANKAN

5. KASUS SUMBER DAYA


ALAM

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 168

6. KASUS PERTANAHAN

7. KASUS LINGKUNGAN
HIDUP

8. KASUS TINDAK
PIDANA EKONOMI

133.
9. KASUS TINDAK
PIDANA KORUPSI

10. DAERAH RAWAN


PENYELUNDUPAN

11. KASUS SUMBER DAYA


TRAFICKING
MANUSIA

12. KASUS BURSA EFEK /


KOMODITI

www.peraturan.go.id
169 2014, No.1292

13. KASUS HAK


INTELEKTUAL

14. KASUS PENCUCIAN


UANG

15. KASUS PERSAINGAN


CURANG

16. KASUS PENCURIAN


KAYU

17. TINDAK PIDANA


PEMILUKADA

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 170

R.IN.38
Kejaksaan .............................

PETA PENYULUHAN DAN PENERANGAN HUKUM

www.peraturan.go.id
171 2014, No.1292

R.IN.38

TANDA / SIMBOL PETA PENYULUHAN DAN


PENERANGAN HUKUM

NO. TANDA / SIMBOL LEGENDA KETERANGAN


1 2 3 4

1. (Hijau) Kegiatan Penyuluhan Untuk Desa /


Hukum. Kelurahan yang
sudah disuluh.

2. (Biru)
Penyuluhan Untuk Desa /
Kegiatan
Kelurahan yang
Hukum.
belum disuluh.

3. (Kuning)
Untuk Desa /
Kegiatan Penyuluhan Kelurahan yang akan
Hukum. disuluh.

4. (Merah)

Daerah yang telah


Kegiatan Penerangan dilaksanakan
Hukum. penerangan hukum.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 172

R.IN.39
Kejaksaan .......................

PETA HASIL PEMILU DPD / DPR /DPRD

Keterangan :
(Diisi tanda / symbol peta data beserta legendanya) peta ini dilengkapi dan
ditempatkan berdampingan dengan statistic, grafik , penkum dan luhkum.

www.peraturan.go.id
173 2014, No.1292

R.IN.39

DATA SIMBOL PETA HASIL PEMILU DPD / DPR / DPRD

JUMLAH
NO SIMBOL / SUARA YANG PERSENTASE KETERANGAN
NAMA CALON DIDAPAT
1 2 3 4 5

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 174

R.IN.40
Kejaksaan .......................

PETA HASIL PEMILIHAN UMUM


PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Keterangan :
(Diisi tanda / symbol peta data beserta legendanya) peta ini dilengkapi dan ditempatkan
berdampingan dengan statistic, grafik , penkum dan luhkum.

www.peraturan.go.id
175 2014, No.1292

R.IN.40
PETA HASIL PEMILIHAN UMUM
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

NO NAMA DUKUNGAN JUMLAH PROSENTASE KETERANGAN


CALON DAERAH SUARA
PRESIDEN PEMILIHAN YANG
DAN WK. DIDAPAT
PRESIDEN
1 2 3 4 5 6

Catatan :

Pada kolom keterangan diisi nama daerah pemilihan untuk Kejagung


menyebutkan Provinsi, dan Kejati menyebutkan Kota / Kabupaten, untuk Kejari
menyebutkan Kota / Kabupatennya.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 176

R.IN.41
Kejaksaan .......................

PETA HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Keterangan :
(Diisi tanda / symbol peta data beserta legendanya) peta ini dilengkapi dan ditempatkan berdampingan
dengan statistic, grafik , penkum dan luhkum.

www.peraturan.go.id
177 2014, No.1292

R.IN.41
PETA HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

NO NAMA CALON DUKUNGAN JUMLAH PERSENTASE KETERANGAN


KEPALA DAERAH SUARA
DAERAH DAN PEMILIHAN YANG
WAKIL KEPALA DIDAPAT
DAERAH

1 2 3 4 5 6

Catatan :

Pada kolom keterangan diisi nama daerah pemilihan untuk Kejagung menyebutkan Propinsi, dan
Kejati menyebutkan Kota / Kabupaten, untuk Kejari menyebutkan Kota / Kabupatennya.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 178

R.IN.42
Kejaksaan ......................

GRAFIK / STATISTIK
STATISTIK ……………………………. 2014/2015 s/d 2018/2019

2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018 2018/2019

GRAFIK ………………………… 2014

JANUARI PEBRUARI MARET APRIL

www.peraturan.go.id
179 2014, No.1292

Petunjuk R.IN.42
GRAFIK / STATISTIK

1. Pengertian :
- Grafik adalah pencatatan data dalam bentuk garis;
- Statisik adalah pencatatan data berupa angka yang dikumpulkan di
tabulasi dan digolong-golongkan.

2. Kegunaan :
Untuk mengetahui perkembangan dan perbandingan suatu masalah dari
satu jangka waktu ke jangka waktu yang lain.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen :
- Oleh Subdit Produksi Intelijen;
- Oleh Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum pada
Puspenkum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi III pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.

4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah data diterima.

5. Penyimpanan dan Distribusi :


Disimpan serta dikelola oleh petugas yang bertanggungjawab untuk itu
dan dapat didistribusikan kepada pejabat yang memerlukan dengan
memberikan salinan / photo copynya.

6. Cara Pengisian :
Garis tersebut pada grafik dan statistik harus berdasarkan data / angka
yang dapat dipertanggungjawabkan.

7. Jenis Statistik / Grafik :


a. Kasus Korupsi;
b. Kasus Narkoba;
c. Kasus perkara yang menarik perhatian masyarakat;
d. Penyuluhan dan Penerangan Hukum.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 180

R.IN.42

Kejaksaan ......................

CONTOH : GRAFIK PERKARA


PERKARA ……………………………. THN 2014 s/d 2019

2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018 2018/2019

KETERANGAN :
: PENYELIDIKAN (LID).
: PENYIDIKAN (DIK).
: DILIMPAHKAN.

www.peraturan.go.id
181 2014, No.1292

R.IN.42

Kejaksaan ......................

CONTOH : STATISTIK PERKARA


PERKARA ……………………………. THN 2014 s/d 2019

2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018 2018/2019

KETERANGAN :
: PENYELIDIKAN (LID).
: PENYIDIKAN (DIK).
: DILIMPAHKAN

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 182

R.IN.42

Kejaksaan ......................

CONTOH : STATISTIK KEGIATAN PENYULUHAN


DAN PENERANGAN HUKUM

DESA / DAERAH YANG TELAH DISULUH THN 20 ……. / 20 ……

www.peraturan.go.id
183 2014, No.1292

LAPORAN INFORMASI HARIAN


----------------------------------------------------------------------
NOMOR : R – LIH - ........../........../.........../........../..........

I. INFORMASI YANG DIPEROLEH


1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. dst.

II. SUMBER INFORMASI

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXX

III. TREND PERKEMBANGAN / PERKIRAAN

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

IV. PENDAPAT / SARAN


1.XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXX
2.XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXX
3. dst.

..........,..........,..........,..........
Pejabat Yang Membuat Laporan,

..............................
Pangkat / Nip..........

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 184

PETUNJUK L.IN.1
LAPORAN INFORMASI HARIAN

1. Pengertian :
Laporan Informasi Harian (LAPINHAR) adalah laporan hasil kegiatan
pengumpulan data atau informasi dari satuan organisasi intelijen mengenai
situasi/masalah yang berkaitan dengan aspek hukum yang diketahui pada
hari itu.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan senantiasa dapat mengetahui secara dini setiap perkembangan
yang terjadi mengenai suatu masalah atau adanya suatu peristiwa yang
beraspek hukum, guna dapat ditentukan langkah-langkah yang cepat dan
tepat.
3. Pembuat:
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen antara lain:
1) Para Kepala Sub Direktorat di lingkungan Jaksa Agung Muda Intelijen;
2) Ketua Tim Satgas Intelijen;
3) Para Kepala Sub Bidang pada Pusat Penerangan Hukum;
4) Penanggung Jawab Posko Bandara/Pelabuhan/Kantor Pos.
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh para Kepala Seksi pada Asisten Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kepala Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera (Paling Lama 1 hari dalam Hari yang sama) setelah informasi dan data
yang berkaitan dengan suatu peristiwa diterima atau ditemukan.
5. Cara Penyampaian
Dengan menggunakan sarana yang paling cepat, dapat didahului dengan
menggunakan JKSK (Jaringan Komunikasi Sandi Kejaksaan) atau faximili
atau telepon atau E-Mail (Surat Elektronik) atau dengan menggunakan SMS
dengan nomor yang telah ditentukan.
6. Distribusi :
Disampaikan oleh pembuat ke atasan langsung dan selanjutnya atasan
langsung dapat meneruskannya kepada pimpinan yang lebih tinggi, secara
berjenjang dan selektif.

www.peraturan.go.id
185 2014, No.1292

7. Cara Pengisian :
a. Sampul / kulit laporan :
- COPY KE... DARI ... COPIES : Diisi dengan angka dari jumlah laporan
yang dibuat.
- Copy terakhir adalah untuk arsip yang disimpan sebagai berikut :
1) Di Kejaksaan Agung disimpan pada masing-masing unit pembuat dan
di Sub Direktorat Produksi Intelijen;
2) Di Kejaksaan Tinggi disimpan di Seksi III;
3) Di Kejaksaan Negeri disimpan di Seksi Intelijen;
4) Di Cabang Kejaksaan Negeri disimpan di urusan tata usaha teknis.
b. - Judul laporan : LAPORAN INFORMASI HARIAN.
- Nomor laporan : Diisi dengan kualifikasi , nomor, kode
pejabat/wilayah, kode masalah, bulan, dan tahun laporan
dibuat.
c. Materi laporan :
I. INFORMASI YANG DIPEROLEH
Merupakan uraian informasi dan data yang berkaitan dengan suatu
masalah atau peristiwa yang terjadi, yang mengandung unsur Siapa,
Apa, Bilamana, Bagaimana, Mengapa (SIABIDIBAM).
II. SUMBER INFORMASI
Merupakan uraian asal informasi yang diperoleh, didalam pengisian
dapat diisi kata RAHASIA apabila sumber informasi perlu dirahasiakan,
kecuali pimpinan menentukan lain.
III. TREND PERKEMBANGAN / PERKIRAAN
Merupakan pembahasan atas informasi dan data yang diperoleh dengan
menghubungkan antara data yang satu dengan yang lain, ditinjau dari
aspek hukum yang berlaku maupun dari aspek kebijakan pemerintah.
Dalam pembahasan sejauh mungkin diuraikan perkiraan atau
kemungkinan yang dapat terjadi (antisipasi) sehubungan dengan
permasalahanyang dilaporkan.
IV. PENDAPAT / SARAN
Merupakan pendapat / saran yang perlu disampaikan kepada pimpinan
sehubungan dengan hasil perkiraan atas permasalahan yang terjadi
untuk memudahkan pimpinan dalam mengambil keputusan atau
menetapkan kebijakan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 186

7. Bagian Akhir Laporan :


- Kota, tanggal, bulan, dan tahun penyajian laporan;
- Nama dan tandatangan pejabat yang mempertanggungjawabkan laporan;
- Stempel dinas dan otentikasi.
8. Pada setiap lembar laporan agar diberi tanda tertulis RAHASIA pada bagian
atas dan bawah sesuai dengan klasifikasi laporan.

www.peraturan.go.id
187 2014, No.1292

LAPORAN INFORMASI KHUSUS


----------------------------------------------------------------------
NOMOR : R – LIK - ........../........../.........../........../..........

I. INFORMASI YANG DIPEROLEH


1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. dst.

II. SUMBER INFORMASI


XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXX

III. TREND PERKEMBANGAN/PERKIRAAN


XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

IV. SARAN/TINDAK
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. dst.

..........,..........,..........,..........

Pejabat Yang Membuat Laporan,


OTENTIKASI :

..............................
Pangkat / Nip..........

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 188

PETUNJUK L.IN.2
LAPORAN INFORMASI KHUSUS

1. Pengertian :
Laporan Informasi Khusus (LAPINSUS) adalah laporan insidentil, belum diolah
yang materinya bersifat khusus merupakan AGHT, mengenai masalah yang
berkaitan dengan aspek penegakan hukum yang perlu segera disampaikan
kepada pimpinan untuk mendapat tanggapan dan penanganan.
Laporan Informasi Khusus (LAPINSUS) dapat menjadi dasar Pelaksanaan
dukungan Intelijen yang diberikan kepada bidang lain.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan dapat mengetahui sesuatu/perkembangan permasalahan
sehingga dapat memberikan tanggapan dan petunjuk untuk mengambil
langkah penanganan secara cepat dan tepat.
3. Pembuat:
Jaksa Agung Muda Intelijen, Direktur, Koordinator pada JAM Intel, Kepala
Pusat Penerangan Hukum, Kepala Kejaksaan Tinggi, Pejabat Kejaksaan yang
dikaryakan, Perwakilan Kejaksaan di Luar Negeri, Kepala Kejaksaan Negeri,
Kepala Cabang Kejaksaan Negeri, Ketua Satgas Intelijen,.
4. Waktu Pembuatan :
Segera (Paling Lama 1 Hari) setelah informasi diperoleh.
5. Cara Penyampaian :
Dengan menggunakan sarana yang paling cepat, dapat didahului dengan
menggunakan JKSK (Jaringan Komunikasi Sandi Kejaksaan) atau faximili
atau telepon atau E-Mail (Surat Elektronik) atau dengan menggunakan
SMS dengan nomor yang telah ditentukan.
6. Distribusi :
Disampaikan oleh pembuat ke atasan langsung dan selanjutnya atasan
langsung dapat meneruskannya kepada pimpinan yang lebih tinggi, secara
berjenjang dan selektif.
7. Cara Pengisian :
a. Sampul / kulit laporan :
- COPY KE... DARI ... COPIES : Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah
laporan yang dibuat.
- Copy terakhir adalah untuk arsip yang disimpan sebagai berikut :
1) Di Kejaksaan Agung disimpan pada masing-masing unit pembuat dan
di Sub Direktorat Produksi Intelijen;
2) Di Kejaksaan Tinggi disimpan di Seksi III;
3) Di Kejaksaan Negeri disimpan di Seksi Intelijen;

www.peraturan.go.id
189 2014, No.1292

4) Di Cabang Kejaksaan Negeri disimpan di urusan Tata Usaha Teknis.


b. - Judul laporan : LAPORAN INFORMASI KHUSUS.
- Nomor laporan : Diisi dengan kualifikasi , nomor, kode pejabat/wilayah,
kode masalah, bulan, dan tahun laporan dibuat.
- Perihal : Dirumuskan secara singkat mengenai pokok permasalahan
yang akan diinformasikan.
c. Materi laporan :
I. INFORMASI YANG DIPEROLEH
Merupakan uraian informasi yang diperoleh / yang terjadi, yang
mengandung unsur Siapa, Apa, Bilamana, Bagaimana dan Mengapa
(SIABIDIBAM).

II. SUMBER INFORMASI


Merupakan uraian asal informasi yang diperoleh, didalam pengisian
dapat diisi kata RAHASIA apabila sumber informasi perlu dirahasiakan,
kecuali pimpinan menentukan lain.

III. TREND PERKEMBANGAN / PERKIRAAN


Merupakan pembahasan atas informasi dan data yang diperoleh dengan
menghubungkan antara data yang satu dengan yang lain, ditinjau dari
aspek hukum yang berlaku maupun dari aspek kebijakan pemerintah.
Dalam pembahasan sejauh mungkin diuraikan perkiraan atau
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi (antisipasi) sehubungan
dengan adanya pelanggaran hukum atau AGHT dalam penegakan
hukum.

IV. SARAN TINDAK


Merupakan saran-saran / pendapat yang perlu disampaikan kepada
pimpinan sehubungan dengan hasil perkiraan atas permasalahan yang
terjadi disertai dengan alternatif penyelesaian untuk memudahkan
pimpinan dalam mengambil keputusan atau menetapkan kebijakan.
8. Bagian Akhir Laporan :
- Kota, tanggal, bulan, dan tahun penyajian laporan;
- Nama dan tandatangan pejabat yang mempertanggungjawabkan laporan;
- Stempel dinas dan otentikasi.
9. Pada setiap lembar laporan agar diberi tanda tertulis “RAHASIA” pada bagian
atas dan bawah.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 190

LAPORAN INTELIJEN KHUSUS


----------------------------------------------------------------------
NOMOR : R – LK - ........../........../.........../........../..........

PERIHAL
:XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

I. PENDAHULUAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

II. DATA DAN FAKTA


1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. Dst.

III. TELAAHAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

IV. KESIMPULAN
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. dst.

V. PENDAPAT
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. dst.

VI. SARAN/TINDAK
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. dst.

..........,..........,..........,..........
Pejabat Yang Membuat Laporan,
OTENTIKASI :

..............................
Pangkat / Nip..........

www.peraturan.go.id
191 2014, No.1292

PETUNJUK L.IN.3
LAPORAN INTELIJEN KHUSUS

1. Pengertian :
Laporan Intelijen Khusus (LAPSUS) adalah laporan intelijen yang bersifat
insidentil dan sudah diolah mengenai masalah tertentu berkaitan dengan
aspek penegakan hukum yang menurut sifatnya perlu disampaikan kepada
pimpinan, baik atas perintah/petunjuk dari pimpinan maupun atas inisiatif
sendiri.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan mengetahui permasalahan dan perkembangan situasi sehingga
dapat memberikan petunjuk / pengarahan dan mengambil langkah-langkah
penanganan maupun kebijakan selanjutnya.
3. Pembuat:
Jaksa Agung Muda Intelijen, Direktur, Koordinator pada JAM Intel, Kepala
Pusat Penerangan Hukum, Kepala Kejaksaan Tinggi, Pejabat Kejaksaan yang
dikaryakan, Perwakilan Kejaksaan di Luar Negeri, Kepala Kejaksaan Negeri,
Kepala Cabang Kejaksaan Negeri, Ketua Satgas Intelijen.
4. Waktu Pembuatan :
Paling Lama 3 Hari setelah informasi / data selesai diolah baik atas
permintaan pimpinan, maupun atas inisiatif sendiri.
5. Cara Penyampaian
Dengan menggunakan sarana yang paling cepat, dapat didahului dengan
menggunakan JKSK (Jaringan Komunikasi Sandi Kejaksaan) atau faximili
atau telepon atau E-Mail (Surat Elektronik) atau dengan menggunakan SMS
dengan nomor yang telah ditentukan.
6. Distribusi :
a. Jaksa Agung Muda Intelijen kepada Jaksa Agung dan Wakil Jaksa Agung;
b. Direktur Koordinator pada JAM Intel, Kepala Pusat Penerangan Hukum dan
Ketua Satgas Intelijen kepada Jaksa Agung Muda Intelijen tembusan
kepada Jaksa Agung dan Wakil Jaksa Agung;
c. Kepala Kejaksaan Tinggi kepada Jaksa Agung, tembusan Wakil Jaksa
Agung dan Jaksa Agung Muda Intelijen;
d. Kepala Kejaksaan Negeri kepada Kepala Kejaksaan Tinggi, tembusan
Asisten Intelijen;
e. Kepala Cabang Kejaksaan Negeri kepada Kepala Kejaksaan Negeri.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 192

7. Cara Pengisian :
a. Sampul / kulit laporan :
- COPY KE... DARI ... COPIES : Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah
laporan yang dibuat.
- Copy terakhir adalah untuk arsip yang disimpan sebagai berikut :
1) Di Kejaksaan Agung disimpan pada masing-masing unit pembuat dan
di Sub Direktorat Produksi Intelijen;
2) Di Kejaksaan Tinggi disimpan di Seksi III;
3) Di Kejaksaan Negeri disimpan di Seksi Intelijen;
4) Di Cabang Kejaksaan Negeri disimpan di Urusan Tata Usaha Teknis.

b. - Judul laporan : LAPORAN INTELIJEN KHUSUS.


- Nomor laporan : Diisi dengan kualifikasi , nomor, kode pejabat/wilayah,
kode masalah, bulan, dan tahun laporan dibuat.
- Perihal : Dirumuskan secara singkat mengenai pokok
permasalahan yang akan dilaporkan.
c. Materi laporan :
I. PENDAHULUAN
Mengantarkan permasalah yang dilaporkan.
II. DATA DAN FAKTA
Merupakan uraian dari kompilasi fakta dan data yang telah diperoleh
sehubungan dengan masalah yang dilaporkan.

III.TELAAHAN
Merupakan pembahasan / analisa data dan fakta dikaitkan dengan
aspek hukum dan pembinaan tertib hukum serta trend
perkembangannya.

IV.KESIMPULAN
Merupakan kesimpulan singkat dari pembahasan / analisa dalam
telaahan.

www.peraturan.go.id
193 2014, No.1292

V. PENDAPAT
Merupakan uraian strategi rencana-rencana yang akan dilaksanakan
dalam menindaklanjuti apa yang telah disimpulkan.
VI. SARAN TINDAK
Langkah dan tindakan yang disarankan kepada pimpinan untuk
penanganan dan penyelesaian lebih lanjut.
8. Bagian Akhir Laporan :
- Kota, tanggal, bulan, dan tahun penyajian laporan;
- Tanda tangan, nama pejabat yang berwenang membuat, dan yang
mempertanggung jawabkan laporan;
- Stempel dinas dan otentikasi.
9. Pada bagian atas maupun bawah pada tiap lembar laporan diberi tanda
tertulis “RAHASIA”.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 194

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN TUGAS


--------------------------------------------------------------------------
NOMOR : R – LAPHASTUG- ........../........../.........../........../..........

I. PENDAHULUAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

II. PELAKSANAAN KEGIATAN


XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

III. KENDALA / HAMBATAN


XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

IV. ANALISA
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

V. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran

..........,..........,..........,..........
Pelaksana Tugas,

1. ..............................
Pangkat / Nip..........
2. ..............................
Pangkat / Nip..........
3. Dst.

PETUNJUK JAM INTEL/KAJATI/KAJARI/KACABJARI :


Atas LAPHASTUG No. R-...../...../...../..... Tgl... bln...thn... :
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Dikeluarkan di : ..................
Pada tgl : ......,.....,.....
JAM INTEL/KAJATI/KAJARI/KACABJARI,

..............................
Pangkat / Nip.........

www.peraturan.go.id
195 2014, No.1292

PETUNJUK L.IN.4
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN TUGAS
1. Pengertian :
Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas yang selanjutnya disebut Laphastug
adalah uraian singkat dan jelas mengenai hasil pelaksanaan kegiatan/
operasi Intelijen.

2. Kegunaan :
Agar User mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan / operasi Intelijen untuk
memberikan petunjuk guna menentukan tindakan selanjutnya.

3. Pembuat:
Dibuat dan ditandatangani oleh petugas pelaksana yang mendapat Surat
Perintah Tugas.

4. Waktu Pembuatan :
Sesuai jangka waktu surat perintah tugas.

5. Distribusi :
Disampaikan oleh pelaksana tugas kepada User.

6. Cara Pengisian :
a. Sampul / kulit laporan :
- COPY KE... DARI ... COPIES :
Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah laporan yang dibuat.
- Copy untuk arsip disimpan sebagai berikut :
1) Di Kejaksaan Agung oleh Sub Direktorat atau Bidang pada
Puspenkum yang membuat dan di Sub Direktorat Produksi
Intelijen;
2) Di Kejaksaan Tinggi disimpan di Seksi III;
3) Di Kejaksaan Negeri disimpan di Seksi Intelijen;
4) Di Cabang Kejaksaan Negeri disimpan di Urusan Tata Usaha
Teknis.
b. - Judul laporan :
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN TUGAS.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 196

- Nomor laporan :
Diisi dengan kualifikasi , nomor, kode pejabat/wilayah, kode
masalah, bulan, dan tahun laporan dibuat. Nomor laporan
pelaksanaan tugas di ambil dari buku agenda.
- Perihal :
Dirumuskan secara singkat mengenai pokok permasalahan yang akan
diinformasikan.

c. Sistematika dan Materi laporan :


I. PENDAHULUAN
Diisi berupa uraian :
1) Umum :
Merupakan pengantar atau uraian singkat mengenai
materi/masalah yang menjadi alasan pelaksanaan tugas intelijen
sesuai dengan pertimbangan dalam surat perintah tugas;
2) Dasar :
Diisi dengan dasar pelaksanaan surat perintah tugas.
II. PELAKSANAAN KEGIATAN
Merupakan uraian dari kompilasi informasi/baket/data/fakta yang
telah diperoleh sehubungan dengan hasil pelaksanaan tugas;
III. KENDALA / HAMBATAN
Diuraikan secara lengkap dan jelas tentang kendala-kendala internal
maupun eksternal sebagai penghalang atau yang dapat berwujud
ketidakseimbangan dalam pelaksanaan surat perintah tugas.
IV. ANALISA
Analisis terhadap informasi/baket/data/fakta yang diperoleh dari
hasil pelaksanaan tugas yang diuraikan secara singkat melalui
pendekatan analisis Strenght, Weakness, Opportunity, Threat
(SWOT) maupun Analisa Kausalitas.
V. PENUTUP
Terdiri dari :
a. Kesimpulan :
Merupakan uraian secara singkat dan jelas dari hasil
pelaksanaan tugas;
b. Saran :
Merupakan saran-saran/pendapat yang perlu disampaikan
kepada User sehubungan dengan hasil pelaksanaan tugas atas
kendala/hambatan yang terjadi disertai dengan alternatif

www.peraturan.go.id
197 2014, No.1292

penyelesaian untuk memudahkan User dalam mengambil


keputusan untuk menetapkan kebijakan.

7. Bagian Akhir Laporan :


- Tempat, tanggal, bulan, dan tahun penyajian laporan;
- Nama dan tanda tangan para petugas pelaksana yang mempertanggung
jawabkan laporan.

8. Petunjuk JAM INTEL / KAJATI / KAJARI / KACABJARI :


Berisi petunjuk User atas LAPTUG yang disampaikan.

9. Pada setiap lembar laporan dituliskan kata “RAHASIA” di bagian atas dan
bawah.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 198

LAPORAN HASIL OPERASI INTELIJEN


----------------------------------------------------------------------
NOMOR : R – LAPHASOPSIN - ........../........../.........../........../..........

I. DASAR
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

II. TUGAS
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

III. HASIL-HASIL YANG DIPEROLEH


XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

IV. TELAAHAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

V. KESIMPULAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

VI. SARAN/TINDAK
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

..........,..........,..........,..........
Pelaksana Operasi,

4. ..............................
Pangkat / Nip..........
5. ..............................
Pangkat / Nip..........
6. Dst.

PENDAPAT JAM INTEL/KAJATI/KAJARI/KACABJARI :


Atas LAPHASOPSIN No. R-...../...../...../..... Tgl... bln...thn... :
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Dikeluarkan di : .......................
Pada tgl : ......,.....,..........
JAM INTEL/KAJATI/KAJARI/KACABJARI,

.........................
Pangkat / Nip.........

www.peraturan.go.id
199 2014, No.1292

PETUNJUK L.IN.5
LAPORAN HASIL OPERASI INTELIJEN

1. Pengertian :
Laporan Hasil Operasi Intelijen yang selanjutnya disebut Laphasopsin adalah
laporan hasil pelaksanaan tugas dalam pertanggung jawaban pelaksanaan
Operasi Intelijen terkait permasalahan dibidang Ideologi, Politik, Ekonomi,
Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan yang selanjutnya disingkat
IPOLEKSOSBUDHANKAM.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan mengetahui hasil pelaksanaan dan perkembangan Perintah
Operasi Intelijen untuk memberikan petunjuk dan guna melaksanakan
tindakan selanjutnya.
3. Pembuat :
Dibuat dan ditandatangani oleh petugas pelaksana yang mendapat Surat
Perintah Operasi Intelijen.
4. Waktu Pembuatan :
Paling Lama 7 Hari setelah Operasi Intelijen selesai dilaksanakan atau
selambat-lambatnya sebagaimana waktu yang ditetapkan dalam Surat
Perintah.
5. Distribusi :
Disampaikan kepada pimpinan Kejaksaan yang memerintahkan operasi oleh
pelaksana operasi melalui penanggungjawab operasi, di Kejaksaan Agung
melalui Direktur/Ketua Tim Satgas Intelijen/Kapuspenkum, di Kejaksaan
Tinggi melalui Asisten Intelijen, di Kejaksaan Negeri melalui Kasi Intelijen dan
di Cabang Kejaksaan Negeri melalui Kacabjari.
6. Cara Pengisian :
a. Sampul / kulit laporan :
- COPY KE... DARI ... COPIES : Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah
laporan yang dibuat.
- Copy terakhir adalah untuk arsip yang disimpan sebagai berikut :
1) Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen disimpan pada masing-masing
unit pembuat dan di Sub Direktorat Produksi Intelijen;
2) Di Kejaksaan Tinggi disimpan di Seksi III;
3) Di Kejaksaan Negeri disimpan di Seksi Intelijen;
4) Di Cabang Kejaksaan Negeri disimpan di Urusan Tata Usaha Teknis.
b. - Judul laporan : LAPORAN OPERASI INTELIJEN;
- Nomor laporan : Diisi dengan kualifikasi , nomor, kode
pejabat/wilayah, kode masalah, bulan, dan tahun
laporan dibuat;

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 200

- Perihal : Dirumuskan secara singkat mengenai pokok permasalahan


yang akan diinformasikan.
c. Sistematika dan Materi laporan :
I. DASAR
Diisi dengan dasar dilaksanakannya operasi intelijen, disesuaikan
dengan Tupoksi masing-masing Direktorat.
II. TUGAS
Diisi dengan uraian tugas sesuai Perintah Operasi.
III. HASIL-HASIL YANG DIPEROLEH
a. Diisi dengan hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan Operasi
Intelijen;
b. Uraian hasil operasi intelijen disusun secara lengkap, sistematis dan
jelas mengenai informasi, data bukti-bukti. Dan lain-lain sesuai
tujuan dan sasaran operasi.
IV. TELAAHAN
Data dan informasi maupun bukti-bukti yang diperoleh, dianalisa,
dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
V. KESIMPULAN
Merupakan hasil telaahan / analisa yang diuraikan secara singkat dan
jelas.
VI. SARAN TINDAK
Diisi dengan saran kepada pimpinan tentang alternatif tindakan
selanjutnya.
7. Bagian Akhir Laporan :
- Tempat, tanggal, bulan, dan tahun penyajian laporan;
- Nama dan tanda tangan petugas pelaksana yang mempertanggung
jawabkan laporan.
8. Pendapat JAM INTEL / KAJATI / KAJARI / KACABJARI :
Diisi dengan pendapat pimpinan atas LAPHASOPSIN yang disampaikan berupa
beberapa alternatif tindak lanjut dari Laporan Hasil Operasi Intelijen.
Misalnya :
a. Melanjutkan operasi Intelijen guna pendalaman lebih lanjut;
b. Meningkatkan penanganan dengan meneruskan Laporan ke Bidang Pidsus
berdaarkan adanya indikasi yang kuat terkait adanya pelanggaran Korupsi;
c. Melimpahkan ke Bidang lain;
d. Melimpahkan ke instansi yang berwenang lainnya;
e. Menghentikan operasi intelijen;

www.peraturan.go.id
201 2014, No.1292

f. Dll.
Dalam hal Operasi Intelijen dihentikan, pimpinan dapat memberitahukan
kepada terlapor/pelapor dengan surat keterangan bilamana dikehendaki oleh
terlapor.
9. Pada setiap lembar laporan dituliskan kata “RAHASIA” di bagian atas dan
bawah.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 202

LAPORAN ATENSI
----------------------------------------------------------------------
NOMOR : R – LAPAT - ........../........../.........../........../..........

PERIHAL :
................................................................................................................
----------------------------------------------------------------------------------------
----

I. INFORMASI DAN DATA


3. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
4. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
5. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

II. TREND PERKEMBANGAN


XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

III. SARAN/TINDAK
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXX
3. Dst.

..........,..........,..........,..........
Pejabat Yang Membuat Laporan,

OTENTIKASI :

..............................
Pangkat / Nip..........

www.peraturan.go.id
203 2014, No.1292

PETUNJUK L.IN.6
LAPORAN ATENSI
1. Pengertian :
Laporan Atensi yang selanjutnya disebut Lapat adalah laporan dari bawah ke
atas, yang berisi jawaban atas pertanyaan pimpinan yang harus segera
dijawab tentang masalah – masalah terkait dengan Ideologi, Politik, Ekonomi,
Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan yang selanjutnya disingkat
IPOLEKSOSBUDHANKAM.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan dapat dengan segera mengetahui adanya suatu masalah /
peristiwa yang memungkinkan terdapat Ancaman, Gangguan, Hambatan dan
Tantangan yang selanjutnya disingkat AGHT.
3. Pembuat :
Oleh unit organisasi yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi.
4. Waktu Pembuatan :
Paling Lama 2 hari setelah permintaan diterima .
5. Distribusi :
a. Dari Kepala Kejaksaan Tinggi / Direktur / Kapuspenkum kepada Jaksa
Agung Muda, Wakil Jaksa Agung, Jaksa Agung R.I.;
b. Dari Kasubdit kepada Direktur, dari Kabid kepada Kapuspenkum;
d. Dari Kajari / Asintel kepada Kepala Kejaksaan Tinggi;
e. Dari Kacabjari kepada Kajari.
6. Sistematika :
I. INFORMASI DAN DATA
II. TREND PERKEMBANGAN
III. SARAN TINDAK
7. Cara Pengisian :
a. Sampul / kulit laporan :
- COPY KE.. : Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah
laporan yang dibuat.
- DARI... COPIES : Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah
laporan yang dibuat.
Copy terakhir adalah untuk arsip yang disimpan oleh
pejabat yang membuat laporan atensi.
b. - Judul laporan : LAPORAN ATENSI.
- Nomor laporan : Diisi kualifikasi , nomor, kode pejabat/wilayah, kode
masalah, bulan, dan tahun laporan dibuat.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 204

- Perihal : Diisi dengan peristiwa / permasalahan yang


ditanyakan
c. Materi laporan :
I. INFORMASI DAN DATA
Berisi informasi dan data tentang hal, masalah, dan peristiwa yang
dipertanyakan / diminta, disertai sumber informasi dan data dimaksud.
II. TREND PERKEMBANGAN
Berisi uraian / analisa yang merupakan pendapat atau perkiraan yang
mungkin terjadi, berdasarkan fakta-fakta dan informasi dikaitkan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
III.SARAN TINDAK
Langkah dan tindakan yang disarankan untuk penanganan dan
penyelesaian lebih lanjut.
d. Bagian Akhir Laporan :
- Tempat, tanggal, bulan, dan tahun laporan dibuat;
- Nama dan tanda tangan petugas pelaksana yang mempertanggung
jawabkan laporan;
- Stempel dinas dan otentikasi.
8. Pengiriman Laporan Atensi (LAPAT) dilaksanakan dengan memakai faximile
(disusul dengan pengiriman asli laporannya) atau dengan sarana tercepat
lainnya.
9. Pada bagian atas maupun bawah tiap lembar laporan diberi tanda tertulis
“RAHASIA” sesuai klasifikasi laporan.

www.peraturan.go.id
205 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 206

www.peraturan.go.id
207 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 208

www.peraturan.go.id
209 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 210

www.peraturan.go.id
211 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 212

www.peraturan.go.id
213 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 214

www.peraturan.go.id
215 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 216

www.peraturan.go.id
217 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 218

www.peraturan.go.id
219 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 220

www.peraturan.go.id
221 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 222

www.peraturan.go.id
223 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 224

www.peraturan.go.id
225 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 226

www.peraturan.go.id
227 2014, No.1292

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 228

www.peraturan.go.id
229 2014, No.1292

KEJAKSAAN AGUNG R.I. L.IN. 17

BERITA ACARA PELAKSANAAN


PEMANTAUAN OLEH ADHYAKSA MONITORING CENTER (AMC)

-------- Pada hari ini 1)................ tanggal 2).......... bulan 3)............ tahun 4) ................
Jam 5) ............ bertempat di 6).............................., berdasarkan Surat Perintah Jaksa
Agung Muda Intelijen Nomor : 7) ...................................... tanggal 8)..............................., kami
Tim Kontra Penginderaan Kejaksaan Agung R.I. telah mengadakan kegiatan
Pengindaraan (sterilisasi) / Pemantauan melalui Adhyaksa Monitoring Center
(AMC), dengan hasil sebagai berikut:
1. 9)xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
3. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
yang dapat diindikasikan adanya :
1. 10)

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
--------- Dalam rangka pencegahan kerawanan terhadap penyadapan, selanjutnya
Tim memberikan saran sebagai berikut : -------------------------------------------------
-------------------------------------------------
1. 11)xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
3. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 230

--------- Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya mengingat sumpah
jabatan untuk digunakan sebagaimana mestinya. --------------------------------------
---------------------------------------------

Pejabat setempat ................. Kasubdit Pengamanan Informasi


Selaku Ketua Tim

(.13).........................) (.12)...............................)
Pangkat/NIP ..............
Pangkat/NIP....................
Mengetahui :

Pejabat .14).......................
(..............................)
Pangkat/ NIP .....................

www.peraturan.go.id
231 2014, No.1292

PETUNJUK L.IN. 17
BERITA ACARA PELAKSANAAN
PEMANTAUAN OLEH ADHYAKSA MONITORING CENTER (AMC)

1. Pengertian :
Kegiatan kontra-penginderaan (sterilisasi) / Pemantauan oleh Adhyaksa
Monitoring Center (AMC) adalah upaya-upaya untuk menghilangkan atau
meminimalisasi adanya penginderaan yang dilakukan pihak lain.
2. Kegunaan :
Sebagai masukan bagi pimpinan guna menentukan langkah-langkah
antisipasi.
3. Penyelenggara :
Sub Direktorat Pengamanan Informasi pada Jaksa Agung Muda Bidang
Intelijen;
4. Penandatangan:
Ketua Tim Kontra Penginderaan Kejaksaan Agung R.I.
5. Waktu Pembuatan :
Segera setelah melakukan kontra penginderaan.
6. Cara Pengisian :
Angka 1), 2), 3), 4) dan 5) diisi sesuai dengan waktu pelaksanaan kontra
-
penginderaan
- Angka 6) diisi lokasi kegiatan kontra penginderaan dilaksanakan.
- Angka 7) dan 8) diisi secara lengkap dengan nomor dan tanggal
Surat Perintah Jaksa Agung Muda Intelijen.
- Angka 9) diisi dengan hasil kontra penginderaan.
- Angka 10) diisi dengan indikasi / kirka yang akan terjadi.
- Angka 11) diisi dengan saran atau masukan Tim Kontra
Penginderaan.
- Angka 12) diisi dengan nama, pangkat dan NIP Ketua Tim Kontra
Penginderaan
- Angka 13) diisi dengan nama, pangkat dan NIP Pejabat tempat
dilakukannya kontra penginderaan.
- Angka 14) diisi dengan nama, pangkat dan NIP Atasan Langsung
Pejabat tempat dilakukannya kontra penginderaan.
Catatan :
Dalam penggunaan formulir ini simbol angka-angka tidak perlu dicantumkan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 232

KEJAKSAAN AGUNG / TINGGI … / NEGERI ……..(pilih salah satu)


…………………………….(diisi nama Kota tempat Kantor Kejaksaan)

NOTA DINAS

Kepada Yth :

Dari :

Tanggal : Bulan Tahun.

Nomor : R- / / /bulan/tahun.

Sifat : Rahasia / Segera (pilih salah satu).

Lampiran :

Perihal : Laporan Aksi Unjuk Rasa dari ………………………………(diisi dengan


nama pihak yang melakukan aksi unjuk rasa).

Bersama ini dengan hormat disampaikan laporan kegiatan aksi unjuk rasa yang
diterima Pos Pelayanan Hukum dan Penerimaan Pengaduan Masyarakat (PPH&PPM)
Kejaksaan Agung RI / Tinggi xxxxxx / Negeri xxxxxx/ Cabang Kejaksaan Negeri xxxxxx
(pilih salah satu) dari xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx (diisi dengan nama pihak yang
melakukan aksi unjuk rasa), sebagai berikut :

1. Waktu dan Tempat


1.1. Hari dan Tanggal :
……………………………………………………………………
1.2. Pukul : ……………………………………………………………………
1.3. Tempat unjuk rasa :
…………………………………………………………………....

2. Jumlah Pengunjuk Rasa


2.1. Jumlah yang datang : …………………………………………………………………….
2.2. Jumlah yang diterima: …………………………………………………………………….

3. Penerima Pengunjuk Rasa


3.1. ……………………………………………………………………………………………………..
3.2. ……………………………………………………………………………………………………..

4. Aspirasi Unjuk Rasa


4.1. ……………………………………………………………………………………………………..
4.2. ……………………………………………………………………………………………………..

5. Jawaban Penerima Unjuk Rasa


5.1. ……………………………………………………………………………………………………..
5.2. ……………………………………………………………………………………………………..

www.peraturan.go.id
233 2014, No.1292

6. Informasi Tambahan
6.1. ……………………………………………………………………………………………………..
6.2. ……………………………………………………………………………………………………..

7. Saran Pendapat
7.1. ………………………………………………………………………………………………………
7.2. ………………………………………………………………………………………………………

Demikian untuk menjadi maklum dan mohon petunjuk.

Pejabat Pembuat Laporan Unjuk Rasa

Nama/Pangkat/NIP

Tembusan (tanpa lampiran) :


1. Yth. ……………………………………………
2. Yth. …………………………………………...
3. Arsip.
-------------------------------------------------------------

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 234

PETUNJUK L.IN.18
LAPORAN AKSI UNJUK RASA

1. Pengertian :
Laporan aksi unjuk rasa adalah surat yang dibuat untuk melaporkan kegiatan aksi
unjuk rasa dan aspirasi yang disampaikan dalam aksi unjuk rasa tersebut.
2. Kegunaan :
Untuk mengetahui berapa jumlah pengunjuk rasa, aspirasi yang disampaikan dan
saran pendapat dari pembuat laporan.
3. Pembuat Dan Penandatangan :
a. Pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum,
b. Pada Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Intelijen,
c. Pada Kejaksaan Negeri oleh Kasi Intelijen,
d. Pada Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Cabang Kejaksan Negeri.

4. Waktu Pembuatan :
Setelah berlangsungnya penerimaan pengunjuk rasa
5. Distribusi :
Kepada atasan langsung secara berjenjang selanjutnya kepada satuan kerja yang
terkait .
7. Cara Pengisian :
a. Waktu dan Tempat :
Cukup Jelas.
b. Jumlah Pengunjuk Rasa :
Cukup Jelas.
c. Aspirasi Unjuk Rasa :
Cukup Jelas.
d. Jawaban Penerima Unjuk Rasa :
Cukup Jelas.
e. Informasi Tambahan :
Informasi tambahan dapat berupa informasi yang didapatkan dari hasil koordinasi
dengan Satuan Kerja terkait. Dapat juga informasi mengenai laporan
pengaduan/aspirasi terdahulu terdahulu yang telah dilaporkan kepada pimpinan
beserta tindak lanjutnya. Selain itu dapat juga berupa informasi yang didapat dari
Media Massa dan lainnya. Pengisian informasi tambahan jika data tersedia.

www.peraturan.go.id
235 2014, No.1292

f. Saran Pendapat :
Untuk memberikan saran serta masukan kepada pimpinan atas aspirasi yang
disampaikan.
g. Tembusan :
Ditujukan kepada atasan / satuan kerja yang terkait dengan aspirasi dalam aksi
unjuk rasa.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 236

KEJAKSAAN AGUNG / TINGGI ….. / NEGERI ……(pilih salah satu)


…………………………..(diisi nama Kota tempat Kantor Kejaksaan)

NOTA DINAS
Kepada Yth :
Dari :
Tanggal : Bulan Tahun.
Nomor : R- / / /bulan/tahun.
Sifat : Rahasia / Segera (pilih salah satu).
Lampiran :
Perihal : Laporan Pengaduan dari ………………………….(diisi dengan nama pihak
yang menyampaikan laporan pengaduan).

Bersama ini dengan hormat kami sampaikan laporan pengaduan yang diterima
Pos Pelayanan Hukum dan Penerimaan Pengaduan Masyarakat (PPH & PPM) Kejaksaan
Agung RI / Tinggi ……… / Negeri ……/ Cabang Kejaksaan Negeri ……….. (pilih salah
satu) pada tanggal …………ditujukan kepada………………., sebagai berikut :
1. Sumber Informasi :
1.1. Laporan Pengaduan dari ……………… beralamat di………………., yang
disampaikan secara langsung oleh…………………………...., No HP : …………
1.2. Nomor surat : ……………….tanggal……………… perihal :…………..……………
2. Isi Laporan Pengaduan :
2.1. ………………………………………………………………………………………………………
2.2. ………………………………………………………………………………………………… dst
3. Saran Pendapat
3.1. ……………………………………………………………………………………………………..
3.2. …………………………………………………………………………………………………. dst

Demikian untuk menjadi maklum dan mohon petunjuk.

Pejabat Pembuat Laporan Pengaduan

Nama/Pangkat/NIP

Tembusan (tanpa lampiran) :


1. Yth. …………………………………………………..
2. Yth. …………………………………………………..
3. Arsip.
----------------------------------------------------------------

www.peraturan.go.id
237 2014, No.1292

PETUNJUK L.IN.19
LAPORAN PENGADUAN MASYARAKAT

1. Pengertian :
Laporan pengaduan adalah surat yang melaporkan aspirasi dari masyarakat
yang disampaikan lewat surat, baik yang datang langsung, melalui kurir
ataupun melalui jasa pengiriman pos.

2. Kegunaan :
Agar pimpinan mengetahui aspirasi atau laporan pengaduan dari masyarakat.

3. Pembuat dan Penandatangan :


Jaksa Agung Muda Intelijen, Kepala Pusat Penerangan Hukum, Kepala
Kejaksaan Tinggi, Asisten Intelijen, Kepala Kejaksaan Negeri, Kasi Intelijen,
dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.

4. Waktu Pembuatan :
Setelah diterimanya surat laporan pengaduan dimaksud.

5. Distribusi :
Kepada atasan secara berjenjang. Kemudian kepada satuan kerja yang terkait
dengan laporan / aspirasi pelapor / pengadu dengan tembusan kepada
atasan.

6. Cara Pengisian :
a. Sumber Informasi :
Berisi identitas pelapor serta keterangan surat (nomor, tanggal dan
perihal).
b. Isi Laporan Pengaduan :
Poin-poin penting yang menjadi inti laporan.
c. Saran Pendapat :
Untuk memberikan saran serta masukan kepada pimpinan atas aspirasi /
laporan pengaduan yang disampaikan.
d. Tembusan :
Ditujukan kepada atasan / satuan kerja yang terkait dengan laporan
pengaduan tersebut.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 238

KEJAKSAAN AGUNG / TINGGI …./ NEGERI …..(pilih salah satu)


………………………………….(diisi nama Kota tempat Kantor Kejaksaan)

NOTA DINAS

Kepada Yth :
Dari :
Tanggal : Bulan Tahun.
Nomor : B- / / /bulan/tahun.
Sifat : Biasa.
Lampiran :
Perihal : Laporan Penerimaan Audiensi dengan …………………………..(diisi
dengan nama pihak yang melakukan audiensi).

Bersama ini dengan hormat disampaikan kegiatan penerimaan audiensi dari


……………………………(diisi dengan nama pihak yang melakukan audiensi), sebagai
berikut :

1. Pelaksanaan Audiensi :

1.1. Hari/Tanggal : …………………………………………………………………………….

1.2. Pukul : …………………………………………………………………………….

1.3. Tempat : …………………………………………………………………………….

1.4. Jumlah yang diterima ………………………….. orang, antara lain :

-
- …………………………………………………………………………………… dst

- ……………………………………………………………………….
1.5. Diterima Oleh :

2. Hal-hal yang disampaikan dalam Audiensi :


2.1. ………………………………………………………………………………………………………
2.2. ………………………………………………………………………………………………………
2.3. ………………………………………………………………………………………. dst

3. Kesimpulan :
3.1. ………………………………………………………………………………………………………

www.peraturan.go.id
239 2014, No.1292

3.2. ………………………………………………………………………………………………………
3.3. ……………………………………………………………………………………… dst

4. Saran Pendapat
3.1. ………………………………………………………………………………………………………
3.2. ………………………………………………………………………………………………………
3.3. ……………………………………………………………………………………… dst

Demikian untuk menjadi maklum dan mohon petunjuk.

Pejabat Pembuat Laporan


Penerimaan Audiens

Nama/Pangkat/NIP

Tembusan (tanpa lampiran) :


1. Yth. ……………………………………..
2. Yth. ……………………………………..
3. Arsip.
------------------------------------------------------

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 240

PETUNJUK L.IN.20
LAPORAN PENERIMAAN AUDIENSI

1. Pengertian :
Laporan penerimaan audiensi adalah surat yang dibuat untuk melaporkan hasil
audiensi dengan berbagai elemen masyarakat yang hendak menyampaikan
aspirasinya. Audiensi biasanya sebelumnya sudah terjadwal.

2. Kegunaan :
Agar pimpinan mengetahui aspirasi atau laporan pengaduan dari masyarakat.

3. Pembuat dan Penandatangan :


Jaksa Agung Muda Intelijen, Kepala Pusat Penerangan Hukum, Kepala Kejaksaan
Tinggi, Asisten Intelijen, Kepala Kejaksaan Negeri, Kasi Intelijen, dan Kepala Cabang
Kejaksaan Negeri.

4. Waktu Pembuatan :
Setelah selesainya kegiatan audiensi dimaksud.

5. Distribusi :
Kepada atasan secara berjenjang.

6. Cara Pengisian :
a. Pelaksanaan Audiensi :
Cukup Jelas.
b. Hal-Hal yang disampaikan dalam audiensi :
Poin-Poin dalam audiensi tersebut.
c. Kesimpulan :
Berisikan jawaban penerima audiensi dan hasil dari audiensi.
d. Saran Pendapat :
Untuk memberikan saran serta masukan kepada pimpinan terkait hasil audiensi.
e. Tembusan :
Ditujukan kepada atasan / satuan kerja yang terkait dengan hasil audiensi
tersebut.

www.peraturan.go.id
241 2014, No.1292

KEJAKSAAN AGUNG / TINGGI XX / NEGERI


XXX(pilih salah satu)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx (diisi nama Kota tempat Kantor Kejaksaan)

NOTA DINAS

Kepada : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Yth
Dari : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Tanggal : Bulan Tahun
Nomor : R- /x/x/bulan/tahun
Sifat : Rahasia
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Laporan Bulanan Pos Pelayanan Hukum dan Penerimaan Pengaduan
Masyarakat (PPH & PPM) Kejaksaan Agung RI / Tinggi xxxxxx / Negeri
xxxxxx/ Cabang Kejaksaan Negeri xxxxxx (pilih salah satu).

Bersama ini kami laporkan Kegiatan Pos Pelayanan Hukum dan Penerimaan
Pengaduan Masyarakat (PPH & PPM) Kejaksaan Agung RI / Tinggi xxxxxx / Negeri
xxxxxx/ Cabang Kejaksaan Negeri xxxxxx (pilih salah satu) Bulan xxxx 20xx dengan
rincian :
1. (jumlah) surat laporan pengaduan ;
2. (jumlah) audiensi/tatap muka ;
3. (jumlah) aksi unjuk rasa ;
(sebagaimana terlampir).

Demikian untuk menjadi maklum dan mohon kiranya diberikan informasi/tindak


lanjut penanganan.

Pejabat Pembuat Laporan Bulanan PPH&PPM

Nama…………..
Pangkat/NIP
Tembusan (tanpa lampiran) :
1. Yth. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
2. Yth. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
3. Arsip.
---------------------------------------------------------------------------

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 242

PETUNJUK L.IN.21
LAPORAN BULANAN POS PELAYANAN HUKUM DAN PENERIMAAN PENGADUAN
MASYARAKAT (PPH & PPM)

1. Pengertian :
Laporan bulanan PPH&PPM dibuat setiap bulan untuk melaporkan jumlah surat
laporan pengaduan, aksi unjuk rasa, dan audiensi/tatap muka serta tindak
lanjutnya.

2. Kegunaan :
Untuk mengetahui jumlah surat laporan pengaduan, aksi unjuk rasa, audiensi/tatap
muka dan laporan pengaduan yang diterima oleh PPH&PPM tindak lanjutnya.

3. Pembuat dan Penandatangan :


Jaksa Agung Muda Intelijen, Kepala Pusat Penerangan Hukum, Kepala Kejaksaan
Tinggi, Asisten Intelijen, Kepala Kejaksaan Negeri, Kasi Intelijen, dan Kepala Cabang
Kejaksaan Negeri.

4. Waktu Pembuatan :
Setiap akhir bulan.

5. Distribusi :
Kepada atasan secara berjenjang.

6. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 Nomor
Cukup Jelas.
b. Kolom 2 Tanggal Pelaporan dan Perihal :
Menjelaskan tanggal pelapor melaporkan laporannya serta perihal laporan
dimaksud.
c. Kolom 3 Isi Laporan :
Menjelasakan pokok laporan pengaduan.
d. Kolom 4 Nota Dinas laporan kepada atasan :
Menjelaskan Nomor dan Tanggal Nota Dinas kepada atasan.
e. Kolom 5 Tindak Lanjut dan Keterangan :
Menjelaskan tindak lanjut dari penanganan laporan pengaduan dimaksud.
f. Tembusan :
Ditujukan kepada atasan atau disesuaikan dengan kebutuhan.

www.peraturan.go.id
243 2014, No.1292

Lampiran Surat Nomor : R- /x/x/bulan/tahun


Perihal : Laporan Bulanan Kegiatan Pos Pelayanan Hukum dan Penerimaan
Pengaduan Masyarakat dan Kegiatan Penerimaan Aksi Unjuk Rasa Bulan
xxx 20xx

PENYAMPAIAN ASPIRASI MELALUI SURAT LAPORAN PENGADUAN dan


AUDIENSI/TATAP MUKA
NO. NOTA DINAS
KAPUSPENKUM
NO TANGGAL PELAPORAN DAN ISI TINDAK
LAPORAN KE LANJUT/
PERIHAL
JAM INTEL KETERANGAN

1 2 3 4 5
1. Xxxxxx
x xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxx
2. xxxxxx
dst

PENYAMPAIAN ASPIRASI MELALUI AKSI UNJUK RASA


NO. NOTA DINAS
KAPUSPENKUM
NO TANGGAL PELAPORAN DAN ISI LAPORAN TINDAK
KE LANJUT/
PERIHAL
JAMINTEL KETERANGAN

1 2 3 4 5
1. xxxxxxxx
x xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxx
2. xxxxxxxx
dst

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 244

Sesuai dengan SE-006/A/JA/05/2010

FORMULIR REGISTER BUKU TAMU

IDENTITAS
ALAMAT
NO DAN NO. KEPENTINGAN TANDA TANGAN
HARI/TGL NAMA
YANG BISA
DIHUBUNGI
1 2 3 4 5 6
JANUARI 20…..
JUMLAH
MASYARAKAT ……..Orang/Kelompok
YANG DATANG
1.
2.

FEBRUARI 20….
JUMLAH
……..
MASYARAKAT
Orang/Kelompok
YANG DATANG
1.
2.

MARET 20….
JUMLAH
……..
MASYARAKAT
Orang/Kelompok
YANG DATANG
1.
2.

REKAP
TOTAL
TRIWULAN I ……..
MASYARAKAT
(JAN, FEB, Orang/Kelompok
YANG DATANG
MAR) 20…
Dst….

Mengetahui
Penanggung Jawab PPH & PPM

Nama
Pangkat NIP

www.peraturan.go.id
245 2014, No.1292

FORMULIR REGISTER BUKU JURNAL

KLASIFIKASI I

NO HARI/TGL IDENTITAS KONSULTASI TINDAK KETERANGAN


LANJUT
/PERTANYAAN
HUKUM

1. 2 3 4 5

JANUARI 20..

JUMLAH
……..
MASYARAKAT
Orang/Kelompok
YANG DATANG

1.

2.

FEBRUARI 20..

Jumlah Tunggakan PPH&PPM : ……….. permasalahan Alasan :

JUMLAH
……..
MASYARAKAT
Orang/Kelompok
YANG DATANG

1.

2.

MARET 20..

Jumlah Tunggakan PPH&PPM : ……….. permasalahan Alasan :

JUMLAH
……..
MASYARAKAT
Orang/Kelompok
YANG DATANG

1.

2. Dst….

REKAP TRIWULAN I TOTAL


……..
MASYARAKAT
Orang/Kelompok
YANG DATANG

JUMLAH
……..
PERMASALAHA
Permasalahan
N HUKUM
Hukum
FINAL

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 246

JUMLAH ……..
TUNGGAKAN Permasalahan
PPH&PPM Hukum

Alasan
1. xxxxxxx
Tunggakan

2. xxxxxxx

Mengetahui
Penanggung Jawab PPH & PPM

Nama
Pangkat NIP

www.peraturan.go.id
247 2014, No.1292

KLASIFIKASI II

INFORMASI
KEBIJAKAN KASUS/PERKARA TINDAK
NO HARI/TGL IDENTITAS KINERJA YANG DITANGANI KET
LANJUT
KEJAKSAAN KEJAKSAAN RI
RI
1 2 3 4 5 6 7
JANUARI 20..
JUMLAH ……..
MASYARAKAT Orang
YANG
DATANG /Kelompok

1.
2.
FEBRUARI 20..
Jumlah Tunggakan PPH&PPM : ……….. Alasan :
permasalahan
JUMLAH ……..
MASYARAKAT
Orang
YANG
/Kelompok
DATANG
1.
2.
MARET 20..
Jumlah Tunggakan PPH&PPM : ……….. Alasan :
permasalahan
1.
2. Dst…..
REKAP TRIWULAN I TOTAL ……..
MASYARAKAT
Orang
YANG
DATANG /Kelompok

JUMLAH
PERMASALAHA ………………
N HUKUM Informasi
FINAL
JUMLAH
………………
TUNGGAKAN
Informasi
PPH & PPM
ALASAN 1. ……………
TUNGGAKAN ….
2. ……………

Mengetahui
Penanggung Jawab PPH & PPM

Nama
Pangkat NIP

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 248

KLASIFIKASI III

NO HARI/TGL IDENTITAS LAPORAN/PENGADUAN TINDAK KETERANGAN


LANJUT
1. 2 3 4 5
JANUARI 20..
JUMLAH
MASYARAKAT ……..
YANG Orang/Kelompok
DATANG

1.
2.
FEBRUARI 20..
Jumlah Tunggakan PPH&PPM : ……….. Lapdu Alasan :
JUMLAH
MASYARAKAT ……..
YANG Orang/Kelompok
DATANG
1.
2.
MARET 20..
Jumlah Tunggakan PPH&PPM : ……….. Lapdu Alasan :
JUMLAH
MASYARAKAT ……..
YANG Orang/Kelompok
DATANG
1.
2. Dst….
REKAP TRIWULAN I TOTAL
MASYARAKAT ……..
YANG Orang/Kelompok
DATANG
JUMLAH
PERMASALAHAN …….. Lapdu
HUKUM FINAL
JUMLAH TUNGGAKAN
…….. Lapdu
PPH&PPM
Alasan Tunggakan 1. xxxxxxx
2. xxxxxxx

Mengetahui
Penanggung Jawab PPH & PPM

Nama
Pangkat NIP

www.peraturan.go.id
249 2014, No.1292

KLASIFIKASI IV

NO HARI/TGL IDENTITAS LAPORAN/PENGADUAN TINDAK KETERANGAN


LANJUT
1. 2 3 4 5
JANUARI 20..
JUMLAH
MASYARAKA …….. Orang
T YANG /Kelompok
DATANG

1.
2.

FEBRUARI 20..
Jumlah Tunggakan PPH&PPM : ……….. Lapdu Alasan :
JUMLAH
MASYARAKA …….. Orang
T YANG /Kelompok
DATANG
1.
2.
MARET 20..
Jumlah Tunggakan PPH&PPM : ……….. Lapdu Alasan :
JUMLAH
MASYARAKA …….. Orang
T YANG /Kelompok
DATANG
1.
2. Dst….
REKAP TRIWULAN I TOTAL
MASYARAKA …….. Orang/
T YANG Kelompok
DATANG
JUMLAH
PERMASALAHAN …….. Lapdu
HUKUM FINAL
JUMLAH TUNGGAKAN
…….. Lapdu
PPH&PPM
Alasan Tunggakan 1. xxxxxxx
2. xxxxxxx

Mengetahui
Penanggung Jawab PPH & PPM

Nama
Pangkat NIP

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 250

FORMULIR LPP
LAPORAN PELAKSANAAN POS PELAYANAN HUKUM DAN PENERIMAAN
PENGADUAN MASYARAKAT
KEJAKSAAN TINGGI ………………………………………………….

1. DATA TRIWULAN ……………….. / TAHUN ……………………

KEJAKSAA KLASIFIKASI I KLASIFIKASI II KLASIFIKASI III KLASIFIKASI IV


N

NO MASUK FINAL TUNGGAKAN MASUK FINAL TUNGGAKAN MASUK FINAL TUNGGAKAN MASUK FINAL TUNGGAKAN
TINGGI /
NEGERI /
CABANG

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1. Kejaksaan
Tinggi

2. Kejaksaan
Negeri
………..

Dst…

Data yang dimasukkan dalam tabel berupa jumlah angka

2. PELAKSANAAN
2.1. URAIAN
2.1.1. Partisipasi/Respon Masyarakat
2.1.2. Analisa (didasarkan pada sikap dan harapan masyarakat terhadap tindak
lanjut permasalahannya serta permasalahan yang paling banyak masuk)
2.2. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI (termasuk alasan terjadinya tunggakan jika bila
ada)
2.3. SARAN TINDAK

Mengetahui
Penanggung Jawab PPH & PPM

Nama
Pangkat NIP

Catatan : Kejaksaan Tinggi membuat laporan berdasarkan hasil pengendalian kegiatan


PPH&PPM atas Kejaksaan Negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri yang ada di
wilayah hukumnya.

www.peraturan.go.id
251 2014, No.1292

TELAAHAN INTELIJEN
----------------------------------------------------------------------
NOMOR : R – LAHIN - ........../........../.........../........../..........

I. POKOK PERMASALAHAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

II. URAIAN PERMASALAHAN


XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

III. TELAAHAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXxx

IV. KESIMPULAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

V. SARAN TINDAK
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

..........,..........,..........,..........
Pejabat Pembuat Telaahan Intelijen,
OTENTIKASI :

..............................
Pangkat / Nip..........

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 252

PETUNJUK L.IN.22
TELAAHAN INTELIJEN

1. Pengertian :
Telaahan Intelijen (LAHIN) adalah pembahasan atau analisa staf Intelijen mengenai
suatu permasalahan yang perlu dikaji, baik atas inisiatif staf, maupun atas perintah /
petunjuk pimpinan.
2. Kegunaan :
Sebagai bahan masukan bagi pimpinan mengenai suatu permasalahan agar dalam
mengambil suatu keputusan / kebijaksanaan dapat dengan cepat dan tepat.
3. Pembuat dan Penandatangan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Jaksa Agung Muda Intelijen, para
Direktur, Kepala Pusat Penerangan Hukum, Koordinator, para Kepala Sub
Direktorat, Kepala Bidang pada Pusat Penerangan Hukum, Ketua Satgas, Jaksa
Fungsional pada Jaksa Agung Muda Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Intelijen, Koordinator, Kasi, Satgas/Jaksa
Fungsional pada Asisten Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kepala Seksi, Jaksa Fungsional pada Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kacabjari atau Jaksa Fungsional.
4. Waktu Pembuatan :
a. Paling Lama 2 Hari setelah mendapat informasi dan atau atas perintah / petunjuk
dari pimpinan;
b. Apabila dipandang perlu atas inisiatif staf, dapat sewaktu-waktu atau paling lama
2 hari disampaikan kepada pimpinan demi keberhasilan pelaksanaan tugas
penegakan hukum.
5. Distribusi :
a. Dari Jaksa Agung Muda Intelijen kepada Jaksa Agung dan Wakil Jaksa Agung;
b. Dari Direktur dan Kepala Pusat, Koordinator dan Ketua Satgas kepada Jaksa
Agung Muda Intelijen;
c. Dari Kepala Sub Direktorat, Jaksa Fungsional bidang Intelijen kepada Direktur
masing-masing;
d. Dari Asisten Intelijen kepada Kepala Kejaksaan Tinggi, dari Koordinator, para Kasi,
Jaksa Fungsional bidang Intelijen kepada Asisten Intelijen;
e. Dari Kepala Seksi Intelijen, Kepala Cabang Kejaksaan Negeri atau Jaksa
Fungsional pada Seksi Intelijen kepada Kepala Kejaksaan Negeri;
f. Telaahan Intelijen yang dibuat atas inisiatif staf, maka pimpinan yang menerima
Telaahan dimaksud secara selektif dapat meneruskan kepada Pimpinan Jenjang
yang lebih tinggi;
g. Penyampaian Telaahan Intelijen menggunakan surat pengantar / nota dinas.
6. Cara Pengisian :
a. Sampul / kulit Telaahan :

www.peraturan.go.id
253 2014, No.1292

- COPY KE... : Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah Telaahan yang
dibuat.
- DARI... COPIES : Diisi dengan angka dari jumlah Telaahan yang dibuat.
- Copy terakhir dari jumlah Telaahan yang dibuat adalah untuk arsip yang
penyimpanannya pada para para Pejabat Pembuat Telaahan Intelijen.
b. - Judul laporan : TELAAHAN INTELIJEN.
- Nomor laporan : Diisi dengan kualifikasi, nomor, kode pejabat / wilayah, kode
masalah, bulan, dan tahun Telaahan dibuat.
c. Materi Telaahan Intelijen :
I. POKOK PERMASALAHAN
Diisi dengan singkat tentang pokok permasalahan.
II. URAIAN PERMASALAHAN
Merupakan uraian dari informasi atau data permasalahan dengan memuat
unsur SIABIDIBAM (Siapa, Apa, Bilamana, Di mana, Bagaimana dan Mengapa).

III.TELAAHAN
Merupakan pembahasan / analisa informasi dan data yang dihubungkan satu
dengan yang lain, serta dikaitkan dengan perundang-undangan yang berlaku,
kebijaksanaan pemerintah, dan dapat pula dibahas dari aspek politis,
sosiologis, maupun teori hukum yang berlaku, sehingga pada akhir telaahan
dapat disimpulkan dengan tepat dan jelas penanganan dan pemecahan
masalahnya.
IV.KESIMPULAN
Merupakan hasil telaahan atau hasil analisa yang diuraikan secara singkat dan
jelas.

V. SARAN TINDAK
Merupakan saran-saran atau pendapat yang disertai dengan alternatif
pemecahan masalah untuk ditindaklanjuti.
d. Bagian Akhir Telaahan:
- Kota, tanggal, bulan, dan tahun penyajian Telaahan;
- Nama dan tanda tangan pejabat yang membuat Telaahan;
7. Pada bagian atas maupun di bawah setiap lembar Telaahan diberi tanda tertulis
“RAHASIA” sesuai klasifikasi laporan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 254

PERKIRAAN KEADAAN INTELIJEN


----------------------------------------------------------------------
NOMOR : R – KIRKA - ........../........../.........../........../..........

I. PENDAHULUAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

II. DATA DAN FAKTA


XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

III. ANALISA
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

IV. KESIMPULAN
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. dst.

V. PENDAPAT
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

VI. PENUTUP
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

..........,..........,..........,..........
Pejabat Yang Membuat Laporan,
OTENTIKASI :

..............................
Pangkat / Nip..........

www.peraturan.go.id
255 2014, No.1292

PETUNJUK L.IN.23
PERKIRAAN KEADAAN INTELIJEN (KIRKA)

1. Pengertian :
Perkiraan Keadaan Intelijen (KIRKA Intelijen) adalah data intelijen lengkap yang
sudah diolah, berisi perkiraan, ramalan atau kemungkinan perkembangan situasi
IPOLEKSOSBUD, ditinjau dari aspek perundang-undangan yang berlaku maupun
dari aspek kebijakan pemerintah.
2. Kegunaan :
Sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan dan
kebijakan.
3. Pembuat dan Penandatangan :
a. Secara berkala dibuat oleh Direktur III dan ditandatangani oleh Jaksa Agung Muda
Intelijen.
b. Secara insidentil / sehubungan dengan suatu kasus / peristiwa yang menonjol
dibuat oleh :
1) Direktur III, dan Koordinator pada JAM Intelijen, ditandatangani oleh Jaksa
Agung Muda Intelijen;
2) Kepala Sub Direktorat pada Jaksa Agung Muda Intelijen, ditandatangani oleh
Direktur yang bersangkutan;
3) Kepala Bidang pada Pusat Penerangan Hukum, ditandatangani oleh Kepala
Pusat yang bersangkutan;
4) Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi, ditandatangani oleh Kepala Kejaksaan Tinggi;
5) Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri, ditandatangani oleh Kepala Kejaksaan
Negeri.
4. Waktu Pembuatan :
a. Secara berkala dibuat pada setiap akhir tahun paling lama 14 hari;
b. Apabila terdapat suatu indikator yang diperkirakan akan terjadi suatu peristiwa /
keadaan yang penting / menonjol Kirka dibuat secara insidentil disesuaikan
dengan situasi dan kondisi paling lama 14 hari .
5. Distribusi :
a. Dari Jaksa Agung Muda Intelijen kepada Jaksa Agung R.I. tembusan kepada Wakil
Jaksa Agung R.I., para Jaksa Agung Muda, Staf Ahli, para Direktur / Koordinator
pada JAM Intelijen, Kapuspenkum, dan Kepala Perwakilan / Atase Kejaksaan pada
Perwakilan Indonesia di Luar Negeri;
b. Dari Direktur dan Kepala Pusat Penerangan Hukum kepada Jaksa Agung Muda
Intelijen dengan tembusan kepada Jaksa Agung R.I. dan Wakil Jaksa Agung R.I.;
c. Dari Kepala Kejaksaan Tinggi kepada Jaksa Agung R.I. dengan tembusan Wakil
Jaksa Agung R.I. dan Jaksa Agung Muda Intelijen;
d. Dari Kepala Kejaksaan Negeri kepada Kepala Kejaksaan Tinggi dengan tembusan
Asisten Intelijen.
6. Cara Pengisian :

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 256

a. Sampul / kulit laporan :


- COPY KE... : Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah Kirka yang dibuat.
- DARI... COPIES : Diisi dengan banyaknya jumlah Kirka yang dibuat.
- Judul : PERKIRAAN KEADAAN INTELIJEN.
- Nomor : Diisi dengan kualifikasi, nomor, kode pejabat / wilayah, kode
masalah, bulan dan tahun pembuatan.
b. Materi :
I. PENDAHULUAN
Merupakan pengantar mengenai materi / masalah yang akan dibahas /
disajikan.
II. DATA DAN FAKTA
Merupakan uraian fakta-fakta sehubungan dengan peristiwa / kasus yang akan
dibahas.
III. ANALISA
Merupakan pembahasan / analisa mengenai data dan fakta yang ada
dihubungkan antara fakt yang satu dengan yang lain sehingga mendapatkan
gambaran akan kemungkinan-kemungkinan peristiwa / keadaan yang akan
terjadi, terkait pokok bahasan dan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
IV. KESIMPULAN
Kecenderungan dan kemungkinan perkembangan yang akan terjadi dari
peristiwa / masalah yang dibahas dihubungkan dengan peraturan perundang-
undangan terkait.

V. PENDAPAT
Strategi / kemungkinan yang dipilih oleh pembuat Kirka dengan
argumentasinya untuk mengantisipasi atau merespon uraian dalam kesimpulan
(bisa tunggal / alternatif).

VI. PENUTUP
Berisikan uraian singkat berupa saran / harapan untuk dimaklumi dan
mendapat perhatian pimpinan.
7. Bagian Akhir Laporan :
- Tempat, tanggal, bulan, dan tahun penyajian Kirka;
- Nama dan tanda tangan pejabat pendatangan Kirka;
- Stempel dinas dan otentikasi.
8. Pada setiap lembar tertulis “RAHASIA” di bagian atas dan bawah.

www.peraturan.go.id
257 2014, No.1292

CATATAN WAWANCARA

1. Dasar : a. Surat Perintah Operasi Intelijen*) ----------------------------


b. Rencana Penyelidikan ....................................,…………..

2. Tempat dan waktu pelaksanaan wawancara : ............................................


3. Identitas yang diwawancarai :
- Nama : ....................................................................
- Jenis Kelamin : ....................................................................
- Alamat : ....................................................................
- Pekerjaan : ....................................................................
- Dll : ....................................................................

4. Keterangan yang diperoleh dari hasil wawancara :


- ..........................................................................................................
- ..........................................................................................................
- ..........................................................................................................

Demikian catatan wawancara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat


dipergunakan seperlunya.

......,......,......,......
Petugas Wawancara,

.......................................
Pangkat / Nip ...................

* Dapat berupa surat perintah tugas / disposisi / perintah lisan pimpinan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 258

PETUNJUK L.IN.24
CATATAN WAWANCARA

1. Pengertian :
Catatan Wawancara adalah suatu wadah pencatatan hasil wawancara yang
dibuat oleh petugas pelaksana kegiatan /operasi intelijen dalam rangka
pengumpulan keterangan / informasi.
2. Kegunaan :
Sebagai wadah pencatatan keterangan atau informasi yang diperoleh dari
seseorang dalam kegiatan/operasi intelijen secara tertutup / terbuka..
3. Waktu Pembuatan :
Pada saat atau segera sesudah dilakukan wawancara.
4. Pembuat dan Penandatangan :
Petugas pelaksana operasi intelijen yang melakukan wawancara.
5. Cara Pengisian :
5.1. Dasar :
Diisi nomor dan tanggal Surat Perintah Operasi Intelijen yang dijadikan
dasar pelaksanaan tugas dan Rencana Penyelidikan.
5.2. Tempat dan waktu pelaksanaan wawancara :
Cukup jelas.
5.3. Identitas yang diwawancarai :
Sedapat mungkin dilengkapi, bilamana perlu termasuk ciri-ciri fisik ybs.
5.4. Keterangan yang diperoleh dari hasil wawancara :
- Diisi menurut keperluan sesuai dengan Rencana Penyelidikan;
- Wawancara dilakukan dengan memperhatikan SIABIDIBAM.
6. Pada setiap lembar laporan dituliskan kata “RAHASIA” di bagian atas dan
bawah.

www.peraturan.go.id
259 2014, No.1292

BERITA ACARA PERMINTAAN KETERANGAN

---------Pada hari ini............. tanggal...............tahun..............., bertempat di


....................................... saya/kami Jaksa Penyelidik :----------------------------------------
1. Nama : ................................................................
Pangkat/Nip : ................................................................
Jabatan : Jaksa Penyelidik.........................................
2. Nama : ................................................................
Pangkat/Nip : ................................................................
Jabatan : Jaksa Penyelidik........................................
3. dst.

Berdasarkan Surat Perintah............................Nomor : .........., Tanggal .................,


Bulan.............., Tahun ................., telah meminta keterangan terhadap seseorang yang
mengaku : ---------------------------------
Nama lengkap :
Tempat lahir :
Umur / Tgl lahir :
Kebangsaan :
Tempat Tinggal :
Agama :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Nomor telepon/HP :
Nomor KTP/SIM/Paspor:
-------- Ia dimintai keterangan sehubungan dengan adanya
........................................................................................................................................
-------- Atas pertanyaan saya / kami, ia memberikan jawaban / keterangannya sebagai
berikut : -------------------------------------------------------------------------------------------------
PERTANYAAN : JAWABAN :

1. Apakah pada hari ini saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta
bersediakah saudara memberikan keterangan?-----------------------------------------1.

2. Apakah Saudara mengetahui apa sebabnya dimintai keterangan pada hari ini?---2
3. Dan seterusnya sesuai kebutuhan ......................................................................3.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 260

(..) Apakah masih ada keterangan lain yang akan Saudara berikan tentang masalah
tersebut di atas?--------------------------------------------------------------------------------
(..) ........................................................................................................
(..) Apakah semua keterangan yang Saudara berikan tersebut di atas benar dan
diberikan tanpa tekanan / ancaman dari Jaksa Penyelidik atau dari pihak lain?--
(..)..........
------------Setelah Berita Acara ini dibaca kembali oleh yang memberikan keterangan, ia
tetap pada keterangannya seperti tersebut di atas dan membenarkan dengan
membubuhkan tanda tangannya.------

Yang Memberikan Keterangan,

( )

-----------Demikianlah Berita Acara Permintaan Keterangan ini dibuat dengan


sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditanda tangani
pada waktu dan tempat sebagaimana terebut di atas.-------------------------------------------

......,......,......,......
Jaksa penyelidik

.......................................
Pangkat / Nip ...................

www.peraturan.go.id
261 2014, No.1292

PETUNJUK L.IN.25
BERITA ACARA PERMINTAAN KETERANGAN

1. Pengertian :
Berita Acara Permintaan Keterangan adalah suatu wadah pencatatan semua
keterangan yang didapatkan oleh Jaksa Penyelidik baik dengan teknik wawancara
maupun interogasi terhadap seseorang dalam rangka kegiatan penyelidikan
berkaitan dengan bidang IPOLEKSOSBUDKUM & HANKAM.

2. Kegunaan :
Sebagai bukti telah dilakukannya permintaan keterangan secara sah yang
selanjutnya dijadikan dasar untuk menentukan tindakan selanjutnya berkaitan
dengan Penyelidikan .

3. Pembuat dan Penandatangan :


Jaksa Penyelidik yang meminta keterangan dan orang yang memberikan keterangan.

4. Waktu Pembuatan :
Segera , dalam hari yang sama setelah selesai keterangan diberikan.

5. Cara pelaksanaan / pengisian :


- Pada bagian hari, tanggal, tahun dan tempat diisi sesuai dengan waktu dan
tempat permintaan keterangan dilaksanakan;
- Pada bagian Jaksa Penyelidik , diisi dengan nama lengkap dan pangkat
penyelidik;
- Pada bagian Surat Perintah , diisi dengan nomor dan tanggal surat perintah yang
menjadi dasar dilakukannya permintaan keterangan;
- Pada bagian identitas seseorang yang dimintai keterangan , diisi dengan data
selengkapnya mengenai seseorang dimaksud terutama alamat /tempat tinggal,
nomor telepon/Handphone, dan nomor kartu identitas;
- Pada bagian pertanyaan dan jawaban , diisi dengan pertanyaan yang terus
dikembangkan atas jawaban yang diberikan dikaitkan dengan surat/dokumen
yang ada sehingga pada akhirnya membuat terang unsur 5 W 1 H;
- Pada masing-masing halaman agar diparaf oleh orang yang memberikan
keterangan setelah diberi kesempatan untuk membaca kembali hasil permintaan
keterangan;
- Pada bagian tanda tangan yang memberikan keterangan , diisi dengan nama
lengkap selanjutnya ditandatangani oleh orang yang memberikan keterangan;
- Pada bagian Jaksa Penyelidik , diisi dengan nama lengkap dan pangkat
selanjutnya ditandatangani oleh Jaksa Penyelidik sesuai dengan surat perintah.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 262

MATRIK HASIL OPERASI INTELIJEN


KASUS .................................
Dasar : SP.OPSIN No : Prinops- ........../........../.........../..........

NO. POKOK INDIKASI DATA / INFO ANALISA KESIMPULAN


MASALAH HASIL / SARAN
PENYELIDIKAN
1 2 3 4 5 6

..........,..........,..........,..........

TIM JAKSA PENYELIDIK :


1. XXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXX

www.peraturan.go.id
263 2014, No.1292

PETUNJUK L.IN.26
MATRIK HASIL OPERASI INTELIJEN

1. Pengertian :
Matrik Hasil Operasi Intelijen adalah formulir yang berisi pokok-pokok hasil kegiatan
pelaksanaan OPSIN.
2. Kegunaan :
Memberikan kejelasan tentang hasil-hasil penyelidikan untuk memperoleh
tanggapan / masukan dan pendapat dalam pemaparan.
3. Pembuat dan Penandatangan :
Penerima Surat Perintah Penyelidikan.
4. Cara Pengisian :

Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun


Kolom 2 : Pokok Masalah diisi sesuai dengan Renlid.
Kolom 3 : Indikasi diisi sesuai dengan Renlid.
Kolom 4 : Diisi dengan data / informasi yang diperoleh dari hasil
kegiatan OPSIN.
Kolom 5 : Diisi dengan pembahasan indikasi tentang data informasi
yang diperoleh, dihubungkan dengan ketentuan
Perundang-undangan yang dilanggar.
Kolom 6 : Diisi secara jelas dan lengkap dengan hasil kesimpulan
dari operasi intelijen serta saran.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 264

NOTULEN EKSPOSE
--------------------------------------------------------------------------

I. PENDAHULUAN
1. Maksud dan tujuan :
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
2. Materi :
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
3. Kesimpulan sementara eksposan :
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
II. PELAKSANAAN EKSPOSE
1. Waktu dan tempat dilaksanakan ekspose;
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
2. Pimpinan ekspose;
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
3. Peserta ekspose;
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
4. Eksposan;
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
5. Jalannya ekspose :
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
III. KESIMPULAN EKSPOSE
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX

..........,..........,..........,..........
Notulen,

..............................
Pangkat / Nip..........

MENGETAHUI :

PIMPINAN EKSPOSE,

..............................
Pangkat / Nip.........

www.peraturan.go.id
265 2014, No.1292

PETUNJUK L.IN.27
NOTULEN EKSPOSE

1. Pengertian :
Notulen Ekspose merupakan catatan hasil ekspose atas pelaksanaan Surat
Perintah Operasi Intelijen.
2. Kegunaan :
Bahan bagi User untuk menentukan tindak lanjut dari hasil pelaksanaan operasi
intelijen.
3. Pembuat:
Dibuat oleh notulis dan diketahui oleh pimpinan ekspose.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah pelaksanaan ekspose.
5. Cara Pengisian :
I. PENDAHULUAN :
1. Maksud dan tujuan :
Diisi dengan uraian singkat maksud dan tujuan dilaksanakannya ekspose
misalnya untuk memperoleh saran, masukan, pendapat dari peserta
ekspose apakah hasil pelaksanaan Surat Perintah Operasi Intelijen sudah
lengkap dan dapat ditindaklanjuti atau belum;
2. Materi diisi dengan nomor dan tanggal Surat Perintah Operasi Intelijen
dan uraian singkat kasus posisi;
3. Kesimpulan sementara eksposan diisi dengan uraian pendapat sementara
dari tim.
II. PELAKSANAAN EKSPOSE :
1. Waktu dan tempat dilaksanakan ekspose diisi secara jelas jam, hari,
tanggal, bulan dan tahun serta tempat dilaksanakannya ekspose;
2. Pimpinan ekspose diisi secara jelas nama, jabatan dan pangkat pimpinan
ekspose;
3. Peserta ekspose diisi secara jelas nama-nama peserta ekspose dengan
dilampiri daftar hadir;
4. Eksposan diisi secara jelas nama, jabatan dan pangkat yang melakukan
ekspose;
5. Jalannya ekspose diisi secara jelas dan lengkap tentang saran, masukan,
pendapat, dan pertanyaan dari setiap peserta ekspos serta
jawaban/penjelasan eksposan.
III. KESIMPULAN EKSPOSE
Diisi secara jelas dan lengkap tentang sikap akhir dari peserta ekspose yang
disampaikan pimpinan ekspose.
1. Bagian Akhir Notulen :
Notulen dibuat dan ditandatangani oleh notulis serta diketahui oleh
pimpinan ekspose.
2. Pada setiap lembar Notulen dituliskan kata “RAHASIA” di bagian atas dan
bawah.

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 266

TROOP - INFO
----------------------------------------------------------
NOMOR : R – TI- ........../........../.........../..........

I. DATA PERMASALAHAN
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
4. dst.

II. KESIMPULAN
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
4. dst.

III. PETUNJUK
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

..........,..........,..........,..........
JAM INTEL / KAJATI,
OTENTIKASI :

..............................

www.peraturan.go.id
267 2014, No.1292

PETUNJUK L.IN.28
TROOP – INFO

1. Pengertian :
Troop informasi (troop-info) adalah informasi mengenai suatu permasalahan yang
sudah diolah dan terarah yang sifatnya menonjol , berbobot dan strategis.
2. Kegunaan:
Sebagai bahan masukan untuk dipedomani dan melengkapi informasi bagi
bawahan untuk menunjang pelaksanaan tugas tugas intelijen dalam mendukung
penegakan hukum dan pembinaan tertib hukum .
3. Pembuat dan penanda tangan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen dibuat oleh Direktur III dan ditanda
tangai oleh Jaksa Agung Muda Intelijen;
b. Di Kejaksaan TInggi dibuat oleh Asisten Intelijen dan ditanda tangani oleh
Kepala Kejaksaan Tinggi.
4. Waktu pembuatan :
Sewaktu waktu sesuai dengan kebutuhan yang dianggap perlu untuk
disampaikan kepada esselon bawahan.
5. Distribusi :
a. Dari Jaksa Agung Muda Intelijen kepada Direktur, Kepala Pusat Penerangan
Hukum , Kepala Kejaksaan Tinggi dengan tembusan kepada Jaksa Agung,
Wakil Jaksa Agung dan para Jaksa Agung Muda;
b. Dari Kepala Kejaksaan Tinggi kepada para Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala
Cabang Kejaksaan Negeri dalam daerah hukumnya, dengan tembusan kepada
Jaksa Agung Muda Intelijen dan para Asisten Kejaksaan Tinggi setempat.
6. Cara pemgisian:
a. Sampul / kulit
- COPY KE : diisi dengan angka ke berapa dari jumlah Troop-Info
yang dibuat
- DARI COPIES : diisi dengan angka dari jumlah Troop info yang dibuat
- Copy terakhir adalah untuk arsip yang disimpan ;
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen pada Direktorat III
b. Di Kejaksaan Tinggi pada Kasi III
b. Judul : TROOP – INFO.
Nomor : diisi dengan kualifikasi nomorkode pejabat/wilayah,
kode masalah , bulan dan tahun pembuatan
Perihal : diisi sesuai dengan pokok masalah

www.peraturan.go.id
2014, No.1292 268

c. Materi
I. DATA PERMASALAHAN :
Uraian secara singkat danpadat tentang masalah / peristiwa / kasus,
sesuai topic dengan memperhatikan SIADIBIBAM;
II. KESIMPULAN :
Memuat kesimpulan yang ditarik dari data permasalahan serta uraian
perkiraan / trend perkembangannya
III. PETUNJUK: :
Diisi dengan arahan yang berkaitan dengan permasalahanyang
bersangkutan, baik yang bersifat umum maupun khusus/teknis.
7. Bagian akhir :
- Tempat, tanggal, bulan dan tahun penyajian;
- Nama dan tanda tangan pejabat yang berwenang menanda tangani ;
- Stempel dinas dan otentikasi.

Pada bagian atas maupun bawah tiap lembar Troof info diberi tanda tertulis ‘RAHASIA’
sesuai klasifikasi

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

BASRIEF ARIEF

www.peraturan.go.id
269 2014, No.1292

226.

www.peraturan.go.id

Anda mungkin juga menyukai