REPUBLIK INDONESIA
No.1292, 2014 JAKSA AGUNG. Intelijen. Administrasi.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 2
www.peraturan.go.id
3 2014, No.1292
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Jaksa Agung ini, yang dimaksud dengan:
1. Administrasi Intelijen Kejaksaan adalah bagian dari Administrasi
Umum Kejaksaan yang meliputi keseluruhan proses kegiatan dan
operasi intelijen baik preventif dan represif serta penyuluhan dan
penerangan hukum, berupa pencatatan proses penanganan dalam
bentuk Surat, Register, dan Laporan, untuk selanjutnya disebut
Administrasi Intelijen.
2. Surat adalah segala bentuk dan macam surat menyurat yang
diperlukan dalam proses kegiatan dan operasi intelijen, penyuluhan
dan penerangan hukum serta tindakan lain dalam rangka
mendukung kebijakan penegakan hukum, termasuk dalam pengertian
ini adalah surat elektronik.
3. Register adalah wadah pencatatan berupa buku, kartu, kartu tik, peta,
grafik dan statistik yang memuat secara lengkap dan rinci mengenai
informasi proses kegiatan dan operasi intelijen, penyuluhan dan
penerangan hukum serta tindakan lain dalam rangka mendukung
kebijakan penegakan hukum.
4. Laporan adalah penyampaian informasi dan atau data secara berkala
maupun insidentil mengenai proses kegiatan dan operasi intelijen,
penyuluhan dan penerangan hukum serta tindakan lain dalam rangka
mendukung kebijakan penegakan hukum.
5. Intelijen Kejaksaan adalah satuan unit kerja di lingkungan Kejaksaan
Republik Indonesia yang melaksanakan kegiatan dan operasi intelijen
dari aspek penegakan hukum, serta kegiatan di bidang penyuluhan
dan penerangan hukum.
6. Kegiatan Intelijen yang selanjutnya disebut Giat, adalah usaha,
kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara rutin dan terus menerus
serta berdasarkan suatu tata cara kerja yang tetap dan kegiatan ini
bisa mempunyai aspek jangka pendek dan jangka panjang.
7. Operasi Intelijen yang selanjutnya disebut Opsin adalah usaha,
kegiatan dan tindakan yang dilakukan berdasarkan suatu rencana
untuk mencapai suatu tujuan yang terperinci secara khusus diluar
dari pada tujuan yang terus menerus dalam hubungan ruang dan
waktu yang ditetapkan dan yang dilakukan atas dasar perintah dari
pimpinan (user).
8. Produk Intelijen adalah naskah dinas yang dibuat dalam bentuk
tertulis yang merupakan kegiatan penyampaian, pelaporan dari hasil
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 4
www.peraturan.go.id
5 2014, No.1292
16. Analisa Tugas yang selanjutnya disebut Antug adalah analisa yang
dibuat oleh pelaksana operasi intelijen untuk memperinci dan
menganalisa bahan-bahan keterangan apa yang harus dicari dan
dikumpulkan, menentukan badan pengumpul yang selanjutnya
disebut Bapul dan sumber-sumbernya, cara melaksanakan
Penyelidikan, Pengamanan, Penggalangan, jangka waktu dan tempat
penyampaian laporan serta bagaimana cara mendapatkan dan
menggali bahan keterangan sebanyak mungkin dari sasaran atau
sumber.
17. Analisa Sasaran yang selanjutnya disebut Ansas adalah analisa yang
dibuat oleh pelaksana operasi intelijen untuk mempelajari secara
terperinci dan teliti tentang sasaran penyelidikan termasuk
lingkungan sasaran berada untuk mengetahui kemungkinan adanya
Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan yang selanjutnya
disingkat AGHT.
18. Telaahan Intelijen yang selanjutnya disebut Lahin adalah pembahasan
atau analisa staf intelijen mengenai suatu permasalahan yang perlu
dikaji, baik atas inisiatif staf maupun atas perintah atau petunjuk
pimpinan.
19. Pengarahan Singkat (briefing) adalah penjelasan singkat untuk
persiapan pelaksanaan kegiatan atau operasi intelijen berupa
gambaran tentang tugas, tujuan, kebutuhan, keadaan yang mungkin
terjadi dan metode yang akan digunakan.
20. Penilaian Pelaksanaan Kegiatan (debriefing) adalah pertanyaan serta
tanggapan atas pelaksanan kegiatan terkait hasil pelaksanaan operasi
intelijen .
21. Pra ekspose adalah penyampaian hasil pelaksanaan Surat Perintah
Tugas dalam bentuk paparan yang dituangkan dalam bentuk laporan
dan matriks.
22. Ekspose adalah penyampaian hasil pelaksanaan Surat Perintah
Operasi Intelijen dalam bentuk paparan yang dituangkan dalam
bentuk laporan dan matriks.
23. Pencegahan yang selanjutnya disebut Cegah, adalah larangan yang
bersifat sementara terhadap orang tertentu untuk keluar dari wilayah
Indonesia berdasarkan alasan tertentu.
24. Penangkalan yang selanjutnya disebut Tangkal, adalah larangan yang
bersifat sementara terhadap orang tertentu untuk masuk ke wilayah
Indonesia berdasarkan alasan tertentu.
29. Bank Data Intelijen Kejaksaan Republik Indonesia yang selanjutnya
disingkat BDI adalah himpunan atau kumpulan data dan informasi
yang meliputi Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 6
www.peraturan.go.id
7 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 8
a. Kejaksaan Agung;
b. Kejaksaan Tinggi;
c. Kejaksaan Negeri;
d. Cabang Kejaksaan Negeri;
e. Perwakilan Kejaksaan Republik Indonesia di luar negeri; dan
f. Tempat lain diluar institusi kejaksaan Republik Indonesia
berdasarkan penugasan dari pimpinan.
BAB IV
KODE SURAT, REGISTER DAN LAPORAN
Pasal 5
Ketentuan mengenai bentuk Kode Surat, Register, Laporan dan Petunjuk
Cara Pengisian tercantum dalam lampiran I, II dan III yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Jaksa Agung ini.
BAB V
PELAKSANAAN, PENGELOLAAN, PENDOKUMENTASIAN
DAN PENGAWASAN
Pasal 6
Administrasi Intelijen Kejaksaan dilaksanakan dan dikelola oleh :
a. Sekretariat Jaksa Agung Muda Intelijen;
b. Direktorat pada Jaksa Agung Muda Intelijen;
c. Pusat Penerangan Hukum;
d. Koordinator pada Jaksa Agung Muda Intelijen;
e. Asisten Intelijen pada Kejaksaan Tinggi;
f. Kepala Seksi Intelijen pada Kejaksaan Negeri; dan
g. Kepala Urusan Tata Usaha Teknis Cabang Kejaksaan Negeri.
Pasal 7
Pendokumentasian administrasi Intelijen Kejaksaan dilaksanakan oleh :
a. Direktorat III pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen;
b. Seksi III pada Kejaksaan Tinggi;
c. Seksi Intelijen pada Kejaksaan Negeri; dan
d. Urusan Tata Usaha Teknis pada Cabang Kejaksaan Negeri.
www.peraturan.go.id
9 2014, No.1292
Pasal 8
Pengawasan administrasi intelijen Kejaksaan dilaksanakan oleh :
a. Sekretaris Jaksa Agung Muda Intelijen;
b. para Direktur pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen;
c. Kepala Pusat Penerangan Hukum;
d. Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi;
e. Kepala Kejaksaan Negeri; dan
f. Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Pada saat Peraturan Jaksa Agung ini mulai berlaku, Keputusan Jaksa
Agung Republik Indonesia Nomor: KEP-552/A/JA/10/2002 tentang
Administrasi Intelijen Yustisial Kejaksaan dan aturan lain yang mengatur
tentang administrasi intelijen dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 10
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Jaksa Agung Republik
Indonesia ini akan diatur kemudian oleh Jaksa Agung Muda Intelijen.
Pasal 11
Peraturan Jaksa Agung ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Jaksa Agung ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Agustus 2014
JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA
BASRIEF ARIEF
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 12 September 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 10
LAMPIRAN. I
PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PER-024/A/JA/ /2014
TENTANG
ADMINISTRASI INTELIJEN KEJAKSAAN
REPUBLIK INDONESIA
www.peraturan.go.id
11 2014, No.1292
Pertimbangan : .............................................................................................................
.............................................................................................................
MEMERINTAHKAN :
2. dst. :
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 12
Untuk : 1. .....................................................................................................
2. .....................................................................................................
................................................................
TEMBUSAN :
1. Yth .......................
2. Yth .................dst
3. ARSIP.___________
www.peraturan.go.id
13 2014, No.1292
RAHASIA
IN.1
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES
PETUNJUK IN.1
SURAT PERINTAH TUGAS
1. Pengertian :
Surat Perintah Tugas yang selanjutnya disebut SP.TUG adalah surat yang
menjadi dasar untuk :
a. Melakukan kegiatan Intelijen;
b. Melengkapi pembuatan Telaahan Intelijen (L.IN.22).
Surat Perintah Tugas dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Dapat bersifat tertutup dan terbuka;
2) Tidak dapat dilakukan permintaan keterangan / Klarifikasi
menggunakan Berita Acara Permintaan Keterangan (IN.8).
3) Dapat dilakukan dengan menggunakan Catatan Wawancara (L.IN.24).
2. Kegunaan:
Untuk mendapatkan informasi/bahan keterangan/data yang dapat
dipergunakan sebagai bahan laporan guna mendukung pelaksanaan
kegiatan Intelijen Kejaksaan terkait permasalahan Ideologi, Politik,
Ekonomi, Sosbud dan Pertahanan Keamanan yang selanjutnya disebut
IPOLEKSOSBUDHANKAM;
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Masing-masing Direktorat
dan Puspenkum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Penandatangan :
Jaksa Agung Muda Intelijen, Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala
Kejaksaan Negeri, dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
Apabila pejabat penandatangan berhalangan maka yang menandatangani
surat perintah adalah pejabat lain yang mendapat delegasi wewenang.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 14
5. Waktu Pembuatan :
Segera setelah menerima perintah/instruksi dari Pimpinan (user)
Kejaksaan.
6. Distribusi :
Kepada pelaksana tugas dengan tembusan atasan yang mengeluarkan
surat perintah, Direktur III pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, Kasi
III pada Asisten Bidang Intelijen Kejaksaan Tinggi, Kasi Intelijen pada
Kejaksaan Negeri dan Kepala Urusan Tata Usaha Teknis pada Cabang
Kejaksaan Negeri.
Apabila Surat Perintah Tugas bersifat tertutup maka harus diperhatikan :
a. Penentuan secara selektif dan terbatas terhadap distribusi surat
perintah tugas;
b. Pencegahan terjadinya kebocoran Rencana Pelaksanaan Tugas Intelijen;
c. Penyimpanan dan penyampaian Surat Perintah Tugas.
7. Cara Pengisian :
a. Nomor :
Diisi dengan nomor urut sesuai Buku Perintah Tugas (R.IN.5)
b. Dasar :
Diisi dengan ketentuan-ketentuan yang menjadi dasar kewenangan
untuk bertindak, seperti Undang-Undang Kejaksaan Republik
Indonesia, Perpres tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kejaksaan, Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia, dan
Peraturan Perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan
permasalahan yang bersangkutan.
Urutan ketentuan peraturan perundang-undangan diisi sesuai
dengan hierarki peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur
dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
c. Pertimbangan :
Diisi dengan uraian alasan atau keperluan untuk melaksanakan
kegiatan Intelijen atau melengkapi pembuatan Telaahan Intelijen:
1) Terkait permasalahan IPOLEKSOSBUDHANKAM;
2) Menyangkut dukungan Intelijen terhadap bidang-bidang lain
(Pembinaan, Tindak Pidana Umum, Tindak Pidana Khusus,
Perdata dan Tata Usaha Negara, Pengawasan, dan Badan
Pendidikan dan Latihan);
3) Menyangkut dukungan Intelijen Kejaksaan RI sebagai bagian dari
Intelijen Negara.
www.peraturan.go.id
15 2014, No.1292
d. Kepada :
Petugas yang diperintahkan (Jaksa dan Tata Usaha).
e. Untuk :
Perlu diuraikan dengan jelas tugas yang harus dilaksanakan;
1) Pelaksanaan Tugas secara tertutup/terbuka;
2) Koordinasi dan kerjasama baik terhadap bidang-bidang lain di
lingkungan kejaksaan (Internal) maupun dengan pihak-pihak,
badan-badan lain baik di dalam maupun di luar negeri
(Eksternal);
3) Pelaporan kepada User baik sebelum dan sesudah pelaksanaan
Surat Perintah Tugas;
4) Jangka waktu pelaksanaan Surat Perintah Tugas;
Waktu pelaksanaan tugas selama 7 (tujuh) hari kerja sejak
tanggal dikeluarkan Surat Perintah Tugas, apabila masih
diperlukan perpanjangan, maka dapat diperpanjang 1 (satu) kali
untuk waktu 7 (tujuh) hari kerja dengan terlebih dahulu petugas
pelaksana membuat Nota Dinas kepada user / pimpinan secara
berjenjang dengan membuat alasan perlunya diperpanjang.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 16
Pertimbangan : XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
MEMERINTAHKAN :
2. dst.
Untuk : 1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
www.peraturan.go.id
17 2014, No.1292
3. dst.
TEMBUSAN :
1. Yth .......................
2. Yth .......................
3. ARSIP.____________
* Coret yang tidak perlu
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 18
RAHASIA
IN.2
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES
PETUNJUK IN.2
SURAT PERINTAH OPERASI INTELIJEN
1. Pengertian :
Surat Perintah Operasi Intelijen yang selanjutnya disebut SP.OPSIN adalah surat
perintah yang menjadi dasar untuk melaksanakan Operasi Intelijen baik
penyelidikan, pengamanan dan/atau penggalangan.
2. Kegunaan :
Untuk mengetahui arah / tujuan dalam melaksanakan Operasi Intelijen
Penyelidikan (Lid), Pengamanan (Pam) dan atau Penggalangan (Gal) agar lebih
efisien, cepat, terarah, dan terkendali untuk mendukung penegakan hukum
dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kejaksaan.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Masing-masing Direktorat dan
Puspenkum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Penandatangan:
Jaksa Agung Muda Intelijen / Kepala Kejaksaan Tinggi / Kepala Kejaksaan Negeri
/ Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
Apabila pejabat penandatangan berhalangan maka yang menandatangani surat
perintah adalah pejabat lain yang mendapat delegasi wewenang.
5. Waktu Pembuatan :
Segera setelah menerima perintah/instruksi dari User.
6. Distribusi :
Kepada pelaksana operasi intelijen dengan tembusan atasan yang mengeluarkan
surat perintah, Direktur III pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen,
Kapuspenkum, Kasi III pada Asisten Bidang Intelijen Kejaksaan Tinggi, Kasi
Intelijen pada Kejaksaan Negeri dan Kepala Urusan Tata Usaha Teknis pada
Cabang Kejaksaan Negeri.
Apabila Surat Perintah operasi intelijen bersifat tertutup maka harus
diperhatikan:
a. Penentuan secara selektif dan terbatas terhadap distribusi surat perintah
operasi intelijen;
www.peraturan.go.id
19 2014, No.1292
a. Nomor :
Diisi dengan nomor urut sesuai Buku Perintah Operasi Intelijen (R.IN.6)
b. Dasar :
c. Pertimbangan :
d. Kepada :
e. Untuk :
Perlu diuraikan dengan jelas tugas yang harus dilaksanakan;
1) Pelaksanaan operasi intelijen secara tertutup/terbuka;
2) Koordinasi dan kerjasama baik terhadap bidang-bidang lain di
lingkungan kejaksaan (Internal) maupun dengan pihak-pihak, badan-
badan lain baik di dalam maupun di luar negeri (Eksternal);
3) Pelaporan kepada User baik sebelum dan sesudah pelaksanaan Surat
Perintah operasi intelijen;
4) Jangka waktu pelaksanaan Surat Perintah operasi intelijen;
Waktu pelaksanaan operasi intelijen selama 30 (tiga puluh) hari kerja
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 20
www.peraturan.go.id
21 2014, No.1292
ANALISA SASARAN
1. SASARAN
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………. dst
4. OPOSISI
a. AKTIF
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………….. dst
b. PASIF
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………. dst
c. PENDUKUNG
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………….... dst
……….., ……………………………
____________________________________
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 22
RAHASIA
IN.3
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES
Petunjuk IN.3
ANALISA SASARAN
1. Pengertian :
Analisa Sasaran yang selanjutnya disebut Ansas adalah suatu pendekatan
Intelijen dalam kemampuannya menganalisa objek sasaran tentang apa yang
akan ditangani sehingga dapat tepat sasaran.
2. Kegunaan :
Sebagai acuan atau pedoman bagi pelaksana tugas atau pelaksana operasi
intelijen untuk mengetahui latar belakang, kondisi, situasi, kekuatan, kelemahan
dan kehendak sasaran serta oposisi yang menyertai.
3. Penyelenggara :
e. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Masing-masing Direktorat dan
Puspenkum;
f. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
g. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
h. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Penandatangan:
Kasubdit/Kabid, Kasi pada Asintel, Kasi Intel atau Kepala Cabang
Kejaksaan Negeri.
5. Waktu Pembuatan :
Bersamaan dengan diterbitkannya Surat Perintah Tugas dan Surat
Perintah Operasi Intelijen.
6. Distribusi :
Kepada pelaksana. Surat Perintah Tugas dan Surat Perintah Operasi
Intelijen.
7. Cara Pengisian :
www.peraturan.go.id
23 2014, No.1292
1. Sasaran :
Kekuatan :
Diisi dengan kelebihan-kelebihan dan potensi kekuatan yang dimiliki
oleh sasaran dan lingkungannya.
Kelemahan :
Diisi dengan kekurangan-kekurangan dan potensi kelemahan yang
dimiliki oleh sasaran dan lingkungannya.
Kehendak Sasaran :
Di isi dengan usaha-usaha dari sasaran untuk melakukan langkah-
langkah penyelamatan dan penggalangan dukungan.
IV. Oposisi:
Aktif
Di isi dengan resistensi aktif terhadap pelaksanaan tugas yang
diprediksikan akan muncul dari para pendukung sasaran dan
keluargganya.
Pasif
Di isi dengan resistensi pasif terhadap pelaksanaan tugas yang
diprediksikan akan muncul dari para pendukung sasaran dan
keluargganya.
Pendukung
Di isi dengan dukungan terhadap pelaksanaan tugas yang
diprediksikan dapat diperoleh dari pihak-pihak yang berseberangan
dengan sasaran.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 24
ANALISA TUGAS
(ANTUG)
1. IDENTIFIKASI TUGAS
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………… DST
2. URAIAN TUGAS
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………….. DST
3. PELAKSANA TUGAS
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………. DST
4. SARANA PENDUKUNG
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………….. DST
…………, …………………..
Kasubdit/Kabid, Kasi pada Asintel, Kasi
Intel atau Kepala Cabang Kejaksaan Negeri
_______________________
www.peraturan.go.id
25 2014, No.1292
RAHASIA
IN.4
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES
Petunjuk IN.4
ANALISA TUGAS
(ANTUG)
1. Pengertian :
Analisa Tugas yang selanjutnya disebut ANTUG adalah kegiatan atau tugas
apa yang seharusnya dilakukan dengan prinsip efisien, efektif dan
produktif atau adanya job diskripsi yang jelas sesuai dengan tanggung
jawabnya.
2. Kegunaan :
Sebagai acuan atau pedoman bagi pelaksana tugas atau pelaksana operasi
intelijen untuk mengetahui identifikasi, uraian, sarana pendukung,
komunikasi dan koordinasi serta pelaporan dan evaluasi dalam
pelaksanaan tugas.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Masing-masing Direktorat
dan Puspenkum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Penandatangan:
Kasubdit/Kabid, Kasi pada Asintel, Kasi Intel atau Kepala Cabang
Kejaksaan Negeri.
5. Waktu Pembuatan :
Bersamaan dengan diterbitkannya Surat Perintah Tugas dan Surat
Perintah Operasi Intelijen.
6. Distribusi :
Kepada pelaksana Surat Perintah Tugas dan Surat Perintah Operasi
Intelijen.
7. Cara Pengisian :
a. Identifikasi Tugas :
Diisi dengan identifikasi tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 26
b. Uraian Tugas :
Diisi dengan :
Waktu, tempat , sasaran (sumber keterangan dan sumber data) dan
Informasi yang diperlukan (keterangan dan dokumen).
c. Pelaksana Tugas:
Diisi dengan petugas yang tercantum dalam surat perintah.
d. Sarana Pendukung:
Diisi dengan sarana pendukung berupa sumber daya manusia
(human inteligence) atau teknologi intelijen (inteligence technology)
www.peraturan.go.id
27 2014, No.1292
TARGET OPERASI
-------------------------------------------------------------------------------------
NOMOR : TO -....../...../...../...../.....
TANGGAL : .........................................................
MASALAH POKOK : ......................................................
PELAKSANA : .........................................................
1 2 3 4 5
.................../.........../................/..................
DIREKTUR PADA JAM INTEL / KEPALA
KEJAKSAAN ……,
.....................................................
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 28
RAHASIA
IN.5
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES
Petunjuk IN.5
TARGET OPERASI
1. Pengertian :
Target Operasi yang selanjutnya disebut TO adalah petunjuk User/Pimpinan
atas pelaksanaan Surat Perintah Operasi Intelijen Kejaksaan dalam rangka
Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan.
2. Kegunaan :
1. Sebagai alat Briefing atau instruksi User/Pimpinan kepada petugas
Pelaksana Operasi Intelijen Kejaksaan sebagai upaya pencapaian
sasaran pengumpulan bahan keterangan /wawancara, data, bukti
terhadap adanya gejala / indikasi pelanggaran ketentuan perundang-
undangan yang berlaku dan kepentingan intelijen lainnya;
2. Sebagai acuan atau pedoman badan pengumpul untuk mengetahui
langkah-langkah apa yang harus dilakukan sesuai petunjuk User /
pimpinan dalam pelaksanaan Operasi Intelijen.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Jaksa Agung Muda Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Kepala Kejaksaan Tinggi;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kepala Kejaksaan Negeri;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
4. Penandatangan :
Para Direktur pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, Kepala Kejaksaan
Tinggi, Kepala Kejaksaan Negeri, dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
Catatan : Apabila pejabat penandatangan berhalangan maka yang
menandatangani Target Operasi adalah pejabat yang ditunjuk.
5. Waktu Pembuatan :
Dibuat setelah Surat Perintah Operasi Intelijen ditandatangani.
6. Cara Pengisian :
www.peraturan.go.id
29 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 30
RENCANA PENYELIDIKAN
NOMOR :
TENTANG : ...................................................................
...................................................................
1 2 3 4 5 6 7
................,......,..........,........
Mengetahui : Pelaksana,
.......................................,
....................................... .........................................
Pangkat/Nip .................... Pangkat / Nip .....................
www.peraturan.go.id
31 2014, No.1292
RAHASIA
IN.6
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES
PETUNJUK IN.6
RENCANA PENYELIDIKAN
1. Pengertian :
Rencana Penyelidikan yang selanjutnya disebut RENLID adalah daftar
persiapan untuk melaksanakan Penyelidikan (LID) di bidang Ideologi,
Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan
(IPOLEKSOSBUD & HANKAM), yang disusun secara cermat mengenai
segala sesuatu yang akan dilakukan oleh pelaksana Operasi Intelijen
Kejaksaan berdasarkan surat perintah yang telah ditetapkan.
2. Kegunaan :
Sebagai pedoman, pengarahan, pengawasan, dan pengendalian terhadap
operasi Intelijen yang dilaksanakan baik bagi pelaksana maupun
user/pimpinan di Kejaksaan.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Masing-masing Direktorat
dan Puspenkum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Bidang Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Penandatangan :
Dibuat dan ditanda tangani oleh Petugas pelaksana, selanjutnya diketahui
dan turut ditandatangani oleh pemberi perintah.
5. Waktu Pembuatan :
Paling lama 1(satu) hari setelah menerima Surat Perintah Operasi intelijen.
6. Distribusi :
User/Pimpinan dan pelaksana operasi.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 32
7. Cara Pengisian :
kolom 7 : Dapat diisi dengan catatan hal apa saja yang belum
termasuk dalam kolom kolom 1-6 , misalnya : tenggang
waktu selama 30 hari; cara yang digunakan untuk
mendapatkan informasi.
www.peraturan.go.id
33 2014, No.1292
RENCANA PENGAMANAN/
RENCANA PENGGALANGAN *)
NOMOR : .....................................
TENTANG : .....................................
1 2 3 4 5
..................,.....,.....,.....
Mengetahui :
......................................., Pelaksana,
......................................... .......................................
Pangkat / Nip .................... Pangkat / Nip ..................
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 34
RAHASIA
IN.7
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES
Petunjuk IN.7
RENCANA PENGAMANAN /
RENCANA PENGGALANGA *)
1. Pengertian :
Rencana Pengamanan yang selanjutnya disebut RENPAM / Rencana
Penggalangan yang selanjutnya disebut RENGAL adalah persiapan untuk
melaksanakan pengamanan / penggalangan yang disusun secara cermat
dan jelas mengenai segala sesuatu yang akan dilakukan oleh pelaksana
operasi / kegiatan pengamanan / penggalangan berdasarkan Surat
Perintah.
2. Kegunaan :
Sebagai pedoman, pengarahan, pengawasan dan pengendalian terhadap
operasi / kegiatan pengamanan / penggalangan yang akan dilaksanakan
baik bagi pelaksana maupun pimpinan di Kejaksaan.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh masing-masing Direktorat
dan Puspenkum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Bidang Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Penandatangan :
Dibuat dan ditanda tangani oleh petugas pelaksana, selanjutnya
diketahui dan turut ditandatangani oleh pemberi perintah.
5. Waktu Pembuatan :
Paling lama 1 (satu) hari setelah menerima Surat Perintah Operasi
Intelijen atau segera setelah menerima surat perintah tugas.
www.peraturan.go.id
35 2014, No.1292
6. Distribusi :
Pimpinan dan pelaksana operasi / yang terkait juga dengan Rencana
Penyelidikan IN.6.
7. Cara Pengisian :
kolom 4 : Diisi secara lengkap dan jelas mengenai apa saja yang
akan dilakukan untuk mengantisipasi indikasi/informasi
yang akan timbul dan cara yang digunakan.
kolom 5 : Dapat diisi dengan catatan hal apa saja yang belum
termasuk dalam kolom kolom 1-4 , misalnya : tenggang
waktu.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 36
...........,.....,.....,.....
Nomor : .....................................
Sifat : .....................................
Lampiran : ......................................
Perihal : Permintaan Keterangan Kepada Yth:
...................................
...................................
di –
.......................
JAMINTEL/KAJATI/KAJARI/KACABJARI
........................................
TEMBUSAN :
1. Yth ...............
2. Yth ...............
3. A R S I P.
---------------------
www.peraturan.go.id
37 2014, No.1292
RAHASIA
IN.8
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES
Petunjuk IN.8
SURAT DINAS UNTUK PERMINTAAN KETERANGAN
1. Pengertian :
Surat Dinas Untuk Permintaan Keterangan adalah surat untuk
mengundang dan meminta keterangan/penjelasan dan atau meminta
data/dokumen yang diperlukan dalam rangka Operasi Intelijen berkaitan
dengan Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Pertahanan
Keamanan yang selanjutnya disebut IPOLEKSOSBUDHANKAM.
2. Kegunaan :
Digunakan untuk memperjelas dalam Pengumpulan Bahan Keterangan
(PulBaket) dan Pengumpulan Data (PulData) sehubungan dengan adanya
Laporan / Informasi tentang suatu masalah Intelijen berkaitan dengan
Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan yang
selanjutnya disebut IPOLEKSOSBUDHANKAM.
3. Penyelenggara :
a. Di Kejaksaan Agung oleh Jaksa Agung Muda Intelijen ;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Bidang Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Penandatangan :
Jaksa Agung Muda Intelijen, Direktur, Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala
Kejaksaan Negeri, dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
5. Pembuatan :
Pembuatan harus didasarkan pada pertimbangan kepentingan yang sangat
selektif sesuai kebutuhan yang dibuat oleh pelaksana dalam operasi
intelijen.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 38
6. Distribusi :
Kepada yang bersangkutan dengan tembusan kepada atasan yang
dipanggil dan pihak terkait (bila diwajibkan) serta kepada atasan pembuat
/ penandatangan.
7. Cara Pengisian :
a. Hari tanggal dan jam : diisi dengan hari tanggal dan jam yang
ditentukan untuk permintaan keterangan;
b. Tempat : diisi dengan tempat permintaan keterangan yang sudah
ditentukan (ruangan khusus pemeriksaan) bukan ruang kerja;
c. Bertemu dengan : diisi secara jelas dan lengkap identitas pejabat yang
ditentukan dalam Surat Perintah Operasi;
d. Untuk : diisi dengan keperluan mengundang seseorang (misalnya untuk
memberikan keterangan, dimintai/membawa dokumen).
8. Penyampaian :
Dengan menggunakan fasilitas Kantor POST / diantar dengan
menggunakan buku ekspedisi tersendiri.
www.peraturan.go.id
39 2014, No.1292
No:............................................................
A. IDENTITAS PEMOHON
1. Nama Pemohon : .............................................................................
2. Jabatan : .............................................................................
3. Pangkat/Golongan : .............................................................................
4. Unit Kerja : .............................................................................
B. IDENTITAS TARGET
1. Nama Target Pemantauan : ................................................................
2. Alamat Kediaman : .............................................................................
3. Alamat Kantor : .............................................................................
4. No. Hanphone Target : .............................................................................
5. No. Hanphone Pihak Terkait : ......................................................
Nama
Nama
Pangkat,Golongan, dan NIP.
Pangkat,Golongan, dan NIP.
------------------------------------------
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 40
RAHASIA
IN.9
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES
Petunjuk IN.9
FORMULIR PERMOHONAN PEMANTAUAN
OLEH ADHYAKSA MONITORING CENTER (AMC)
1. Pengertian :
Formulir permohonan pemantauan oleh Adhyaksa Monitoring Center yang
selanjutnya disebut (AMC) merupakan Sarana bagi pejabat untuk
mengajukan permohonan dan mendapatkan persetujuan yang diperlukan
guna melakukan pemantauan terhadap tersangka/terdakwa/terpidana
dalam rangka proses penegakan hukum dan operasi intelijen lainnya.
2. Kegunaan :
Sebagai dasar penerbitan Surat Perintah Operasi Intelijen namun dalam
keadaan mendesak kegiatan pemantauan dapat dilakukan dengan
Formulir ini
3. Penyelenggara :
Direktorat III pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen;
4. Penandatangan:
Pejabat setingkat Eselon II selaku Pemohon.
5. Waktu Pembuatan :
Sesegera mungkin/pada kesempatan pertama.
6. Cara Pengisian :
a. Nomor :
Diisi dengan nomor formulir permohonan. (Nomor
pemohon/termohon*)
b. Identitas Pemohon :
Angka 1-4 diisi dengan Identitas lengkap dari Direktur dan Kepala
Kejaksaan Tinggi
c. Identitas Target :
www.peraturan.go.id
41 2014, No.1292
Diisi dengan uraian singkat dan jelas fakta perbuatan serta akibat
yang dilakukan oleh Target
e. Alasan:
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 42
Jakarta, …………………………
Yang menerangkan,
( Jabatan )
ttd
(nama)
Pangkat, NIP
Tembusan :
1. ……………..
2. ……………..
3. ……………..
www.peraturan.go.id
43 2014, No.1292
RAHASIA
IN.10
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES
PETUNJUK IN.10
SURAT KETERANGAN MEMBAWA PERALATAN INTELIJEN
1. Pengertian :
Surat Keterangan Membawa Peralatan Intelijen adalah surat yang
menjelaskan mengenai adanya kewenangan dan tanggung jawab petugas
untuk membawa peralatan intelijen.
2. Kegunaan :
1. Sebagai alat kontrol/untuk mengetahui jenis, jumlah peralatan intelijen
yang dibawa keluar kantor serta siapa yang bertanggung jawab;
2. Untuk memudahkan petugas yang membawa peralatan intelijen dari
pemeriksaan petugas bandara atau pelabuhan.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Sumber
Daya Teknologi Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi III;
4. Penandatangan:
Jaksa Agung Muda Intelijen, Direktur III, Kepala Kejaksaan Tinggi.
5. Waktu Pembuatan :
Sebelum peralatan intelijen dibawa keluar.
6. Cara Pengisian :
a. Nomor :
Diisi dengan nomor urut sesuai Buku Agenda Surat Keluar (Rahasia)
(R.IN.4)
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 44
1. Nama lengkap :
2. Nama lain :
3. Tempat / Tanggal lahir :
4. Kebangsaan / Kewarganegaraan :
5. Jenis kelamin :
6. Tempat tinggal :
a. Negara Asal :
b. Sementara (selama berada di Indonesia) :
7. No.Telepon/Telepon Selular :
8. Pekerjaan :
9. Agama :
10. Pendidikan :
11. Nomor Paspor/KITAS :
12. Tempat penerbitan & masa berlaku Paspor :
13. Alasan Tinggal di Indonesia :
14. Lama Tinggal di Indonesia :
15. Tgl dan No Rekomendasi dari ………..
(Kemenlu/Kemenkumham/Kedubes) :
16. Keterangan dan lain-lain :
Pas Foto
Ukuran
4x6
..................,..........,..........,..........
KASUBDIT PORA & CEKAL/
KASI II/KASI INTELIJEN,
………............................
Pangkat/Nip..........
www.peraturan.go.id
45 2014, No.1292
RAHASIA
IN.11
KEJAKSAAN .......... COPY KE : ............
DARI ...... COPIES
Petunjuk IN. 11
FORMULIR DATA ORANG ASING
1. Pengertian :
Formulir pendataan orang asing adalah formulir untuk mencatat data
orang asing yang memasuki wilayah hukum R.I.;
2. Kegunaan :
Sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan mengetahui
kegiatan/aktifitas orang asing selama berada di Indonesia dalam kaitannya
dengan penegakan hukum kecuali yang berkaitan dengan pariwisata/turis;
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Pengawasan
Orang Asing dan Cekal;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
4. Penandatangan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Kepala Sub Direktorat
Pengawasan Orang Asing dan Cekal;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Kepala Seksi II pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kepala Seksi Intelijen;
5. Waktu Pembuatan :
Segera setelah dilakukan pendataan orang asing.
6. Penyimpanan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Pengawasan
Orang Asing dan Cekal;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
7. Cara pengisian :
No. 1 – 10 : Cat : Nama lain diisi dengan alias/nama
panggilan/nama depan/nama belakang, untuk
tempat tinggal sementara dicantumkan nomor
kontak person.
No. 11 : Diisi dengan lengkap apakah menggunakan visa
on call atau bukan dan dicantumkan identitas
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 46
No.13 :
Diisi dengan secara jelas dan lengkap
keperluan/tujuan tinggal di Indonesia.
No.14 : Diisi dengan jangka waktu tinggal di Indonesia.
No.15 : Diisi dengan nomor dan tanggal serta
Instansi/Kementerian yang menerbitkan
rekomendasi.
No. 16 : Keterangan lain-lain : Diisi hal-hal yang mungkin
masih diperlukan misalnya kota-kota / tempat
tujuan orang asing tersebut.
Catatan :
- Pendataan ulang dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali;
- Dicatat dalam Buku data Pengawasan Orang Asing (R.IN.13).
www.peraturan.go.id
47 2014, No.1292
IN.12
KEJAKSAAN ...........................................
1. Nama :
2. Tempat / Tanggal lahir :
3. Kebangsaan / Kewarganegaraan :
4. Jenis kelamin :
5. Tempat tinggal / sementara :
6. Nomor Telepon/HP :
7. Pekerjaan :
8. Agama :
9. Pendidikan : a. Umum :
b. Khusus :
10. Tempat kegiatan pengobatan :
11. Jenis pengobatan : Tradisional
12. Cara pengobatan :
13. Macam-macam penyakit yang diobati :
14. Pengobatan untuk umum / terbatas :
15. Mengenakan biaya pengobatan / tidak :
16. Asal mula penemuan kegiatan pengobatan:
17. Jumlah rata-rata pasien tiap hari :
18. Wilayah/cabang Pengobatan :
19. Hasil Penelitian Kejaksaan :
20. Rekomendasi :
21. Tgl dan No Izin dari kantor
Departemen/Dinas Kesehatan setempat :
22. Keterangan dan lain-lain :
..................,..........,..........,..........
............................
Pangkat/Nip..........
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 48
Petunjuk IN.12
FORMULIR PENDATAAN PENGOBATAN TRADISIONAL
1. Pengertian :
Formulir pendataan pengobatan tradisional adalah formulir untuk
mencatat data para pelayan pengobatan yang mencakup antara lain
pengobatan tradisional, kebatinan dan atau supranatural yang digunakan
sebagai rekomendasi dan bukan merupakan ijin praktek.
2. Kegunaan :
a. Sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan mengetahui
perkembangan kegiatan pengobatan tradisional, kebatinan dan atau
supranatural dalam rangka mencegah penyalahgunaan atau penodaan
suatu agama;
b. Untuk mendapatkan Surat Terdaftar Pengobatan Tradisional (STPT) dari
kantor Departemen atau Dinas Kesehatan setempat.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Pengawasan
Media Massa, Barang Cetakan, Aliran Kepercayaan Masyarakat dan
Keagamaan;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data atau informasi atau
permintaan rekomendasi.
6. Cara pengisian :
Baris 1 : diisi dengan nama pelayan pengobatan tradisional/
kebatinan/supranatural
Baris 2 : Diisi dengan nomor dan tanggal, bulan, tahun
kelahiran pelayan pengobatan tradisional/
www.peraturan.go.id
49 2014, No.1292
kebatinan/supranatural
Baris 3 : Diisi dengan kebangsaan/kewarganegaraan pelayan
pengobatan tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 4 : Diisi dengan jenis kelamin pelayan pengobatan
tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 5 : Diisi dengan domisili hukum pelayan pengobatan
tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 6 : Diisi dengan nomor telepon/hp pelayan pengobatan
tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 7 : Diisi dengan pekerjaan pelayan pengobatan
tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 8 : Diisi dengan agama yang dianut oleh pelayan
pengobatan tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 9 : Diisi dengan pendidikan terakhir pelayan pengobatan
tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 10 : Diisi dengan domisili hukum kegiatan pengobatan
tradisional/ kebatinan/supranatural
Baris 11 : Diisi dengan salah satu jenis pengobatan (tradisional/
kebatinan/supranatural)
Baris 12 : Diisi secara jelas dan lengkap mengenai tata cara
pengobatan ( menggunakan media atau tidak)
Baris 13 : Diisi dengan secara jelas dan lengkap jenis penyakit
yang diobati
Baris 14 : Diisi dengan sasaran pengobatan (Umum/terbatas)
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 50
Catatan :
- Pendataan ulang dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali;
- Pelayanan pengobatan tradisional pendataannya dilakukan oleh Kejaksaan Negeri
sesuai dengan daerah hukumnya, apabila meliputi 2 (dua) atau lebih daerah
hukum Kejaksaan Negeri pendataan dilakukan Kejaksaan Tinggi;
- Apabila meliputi 2 (dua) atau lebih daerah hukum Kejaksaan Tinggi pendataan
dilakukan Kejaksaan Agung R.I.
- Dicatat dalam buku data pengobatan tradisional (R.IN.16).
www.peraturan.go.id
51 2014, No.1292
IN.13
KEJAKSAAN AGUNG / TINGGI XX / NEGERI XXX(pilih salah satu)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx (diisi nama Kota tempat Kantor Kejaksaan)
SURAT PERINTAH
Kapuspenkum / Asintel / Kajari /Kacabjari (pilih salah satu)
NOMOR : PRIN- /x/xx/bulan/tahun
MEMERINTAHKAN:
Kepada : Para pegawai yang Nama, Pangkat, NIP dan Jabatan seperti tersebut
dalam Lampiran Surat Perintah ini.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 52
Dikeluarkan di : xxxxxxxx
Pada tanggal : tanggal / bulan / tahun
Kapuspenkum / Asintel / Kajari / Kacabjari
(pilih salah satu)
Kepada : Selaku Penanggung Jawab PPH dan PPM
Yang bersangkutan
untuk dilaksanakan.
Nama/Pangkat/NIP
Tembusan :
1. Yth. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
2. Yth. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
3. Arsip.
------------------------------------------------------------------------- 39.
www.peraturan.go.id
53 2014, No.1292
Nama/Pangkat/NIP
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 54
PETUNJUK IN.13
SURAT PERINTAH PENUNJUKAN PETUGAS PENGELOLA PELAYANAN
HUKUM (PPH) DAN PENERIMA PENGADUAN MASYARAKAT ( PPM).
1. Pengertian :
Surat Perintah penunjukan Petugas Pengelola Pelayanan Hukum dan Penerimaan
Pengaduan Masyarakat yang selanjutnya disebut PPH dan PPM adalah surat
perintah yang dibuat setiap bulan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan
PPH&PPM yaitu menerima konsultasi hukum, surat laporan pengaduan, dan aksi
unjuk rasa.
2. Kegunaan :
Untuk mengetahui arah dan tujuan dalam melaksanakan kegiatan PPH dan PPM.
4. Waktu Pembuatan :
Setiap awal bulan.
5. Distribusi :
Kepada yang bersangkutan dengan tembusan kepada atasan yang mengeluarkan
surat perintah dan unit terkait.
6. Cara Pengisian :
a. Dasar :
Diisi dengan ketentuan yang menjadi dasar kewenangan untuk bertindak.
b. Pertimbangan :
Diisi dengan uraian alasan/keperluan untuk melaksanakan kegiatan
PPH&PPM.
c. Kepada :
Petugas yang diperintahkan.
d. Untuk :
Diuraikan dengan jelas tugas yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu 30
hari.
7. Tembusan :
Ditujukan kepada atasan atau disesuaikan dengan kebutuhan.
www.peraturan.go.id
55 2014, No.1292
ANLISA BERITA
HARI, ……… TANGGAL, ……………..
I. TOPIK UTAMA
……………………………………………………………...........……………………………..
…………………………………………………………………………………………………….
II. NARASUMBER :
1. Narasumber pemberitaan :
1.1. ………………………………………………………………………………………..
1.2. ………………………………………………………………………………......dst.
2. Narasumber yang banyak dikutip sebagai bahan pemberitaan :
……………………………………………………………………………………………..
V. LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI
1.
……………………………………………………………………………………………....
2.
…………………………………………………………………………………………..dst.
Jakarta, ………………………………….
Pejabat yang membuat laporan
…………………………………………….
Pangkat / Nip ………………………..
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 56
IN.14
KEJAKSAAN ..........
Petunjuk IN. 14
ANALISA BERITA
1. Pengertian :
Melakukan kajian suatu berita dengan cara menguraikan isi dari berita
tersebut secara detail untuk mengetahui kebenaran dari pada sumber
berita.
2. Kegunaan :
Untuk melakukan deteksi dini dalam upaya pencegahan yang dapat
merongrong kewibawaan pemerintah atau mengurangi kepercayaan
masyarakat terhadap institusi Kejaksaan RI.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Pusat Penerangan Hukum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Kepala Seksi Penerangan Hukum;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kasi Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setiap ada pemberitaan di medeia cetak yang menarik perhatian
masyarakat.
5. Cara Pengisian :
www.peraturan.go.id
57 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 58
TANDA TERIMA
PENYAMPAIAN INFORMASI PADA POS PELAYANAN HUKUM
DAN PENERIMAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPH & PPM)
III. Berupa :
1. Nomor : ……………………………………………………………
2. Tanggal Surat : ……………………………………………………………
3. Perihal : ……………………………………………………………
4. Lampiran :
1. ………………………………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………………………………
4. Dst.
..........,.....,......,......
Yang Menyampaikan : Yang Menerima,
...................................................... ................................................
Pangkat / Nip ...........................
www.peraturan.go.id
59 2014, No.1292
RAHASIA
IN.15
KEJAKSAAN ..........
PETUNJUK IN.15
TANDA TERIMA
PENYAMPAIAN INFORMASI PADA POS PELAYANAN HUKUM
DAN PENERIMAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPH & PPM)
1. Pengertian :
Tanda Terima Penyampaian Informasi pada Pos Pelayanan Hukum dan
Penerimaan Pengaduan Masyarakat yang selanjutnya disebut PPH dan PPM
adalah bukti penerimaan laporan/pengaduan yang diberikan kepada pelapor.
2. Kegunaan :
Sebagai tanda bukti penerimaan yang dibuat oleh petugas penerima informasi
pada Pos Pelayanan Hukum dan Penerimaan Pengaduan Masyarakat (PPH & PPM)
untuk masyarakat yang menyampaikan laporan/pengaduan.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Bidang Hubungan Antar Lembaga
pada Pusat Penerangan Hukum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi Penerangan Hukum pada Asisten Bidang
Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Penandatangan :
a. Di Kejaksaan Agung oleh Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga Non
Pemerintah pada Pusat Penerangan Hukum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi Seksi Penerangan Hukum pada Asisten Bidang
Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
5. Waktu Pembuatan :
Setelah menerima laporan/pengaduan dari masyarakat di Pos Pelayanan Hukum
Dan Penerimaan Pengaduan Masyarakat (PPH & PPM).
6. Distribusi :
a. Kepada masyarakat yang menyampaikan laporan/pengaduan.
b. Penanggungjawab PPH & PPM.
7. 1. Cara Pengisian untuk No. Romawi I :
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 60
www.peraturan.go.id
61 2014, No.1292
LAMPIRAN. II
PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PER-024/A/JA/ /2014
TENTANG
ADMINISTRASI INTELIJEN KEJAKSAAN
REPUBLIK INDONESIA
18. R.IN.18 : Buku Data Peta Politik, Sosial, Budaya Dan Sumber Daya
Organisasi
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 62
19. R.IN.19 : Buku Data Peta Pemilu DPD, DPR Dan DPRD
20. R.IN.20 : Buku Data Peta Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden
21. R.IN.21 : Buku Data Peta Pemilu Kepala Daerah Dan Wakil Kepala
Daerah.
36. R.IN.36 : Peta Politik, Sosial Budaya Dan Sumber Daya Organisasi
www.peraturan.go.id
63 2014, No.1292
41. R.IN.41 : Peta Hasil Pemilu Kepala Daerah Dan Wakil Kepala
Daerah
BASRIEF ARIEF
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 64
R.IN.1
KEJAKSAAN ..........
WAKTU
PENERIMAAN
NO SURAT MASUK ASAL PERIHAL DISPOSISI KET
SURAT
SURAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
..........,.....,.....,.....
Mengetahui :
........................................... Pelaksana,
...........................................
.........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................
www.peraturan.go.id
65 2014, No.1292
PETUNJUK R.IN.1
BUKU AGENDA SURAT MASUK BIASA / RAHASIA
1. Pengertian :
Buku Agenda Surat Masuk Biasa / Rahasia adalah buku untuk mencatat setiap
surat / dokumen sifat biasa / rahasia yang diterima unit kerja Intelijen.
2. Kegunaan :
Untuk mengetahui secara tepat dan teratur, maupun secara rinci hasil
pencatatan setiap surat/dokumen yang bersifat biasa / rahasia dan telah
dimasukkan ke dalam kolom-kolom buku agenda surat masuk.
3. Penyelenggara :
c. Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sekretariat JAM Bidang Intelijen ;
d. Direktur pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen ;
e. Pusat Penerangan Hukum oleh Bagian Tata Usaha;
f. Koordinator pada Jaksa Agung Muda Intelijen;
g. Subdit/Bidang/Bagian pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen dan Pusat
Penerangan Hukum;
h. Asisten Bidang Intelijen ;
i. Seksi Intelijen pada Kejaksaan Negeri;
j. Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Pelaksana :
Dilaksanakan oleh petugas agendaris / pencatat yang ditunjuk
5. Waktu Pembuatan :
Segera setelah surat / dokumen diterima.
6. Cara Pengisian :
Kolom 7 : Agar diisi perihal dari surat masuk. Apabila surat masuk
tidak mencantumkan perihal, maka diisi secara singkat
dan jelas materi surat masuk tersebut.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 66
7. Ditutup pada setiap akhir bulan, diisi kota, tgl, bln, thn.
Dibuat rekapitulasi jumlah surat masuk sifat biasa.
Ditandatangani oleh petugas pelaksana, dan diketahui oleh pejabat struktural
pada kolom 3.
www.peraturan.go.id
67 2014, No.1292
R.IN.2
KEJAKSAAN ..........
1 2 3 4 5 6
..........,.....,.....,.....
Mengetahui :
..........................................., Pelaksana,
........................................... .........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 68
PETUNJUK R.IN.2
BUKU AGENDA SURAT KELUAR
( BIASA / RAHASIA)
1. Pengertian :
Buku Agenda Surat Keluar adalah buku untuk mencatat setiap surat / dokumen
bersifat Biasa / Rahasia yang akan dikirim.
2. Kegunaan :
Untuk mengetahui secara tepat dan teratur, maupun secara rinci hasil
pencatatan yang telah dimasukkan ke dalam sarana / tempat yang telah
ditentukan dan untuk menyiapkan pengisian sejumlah kartu kendali.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sekretariat JAM Bidang
Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Sekretariat Cabang Kejaksaan Negeri.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah surat keluar diterima.
5. Cara Pengisian :
Kolom 2 : Diisi dengan tanggal dan nomor surat yang dikirim keluar.
Kolom 4 : Diisi lengkap sesuai dengan isi pokok surat yang akan
dikirim.
6. Agar setiap bulan Agenda Surat Keluar ditutup dan dibuatkan rekapitulasi
jumlah surat masuk berikut nomor urut surat dan berapa ke berapa oleh
Pelaksana dan ditandatangani oleh Atasan langsung dari Petugas Pelaksana
www.peraturan.go.id
69 2014, No.1292
Penomoran surat secara urut dari tanggal pertama bulan Januari sampai dengan
31 Desember dalam Tahun yang bersangkutan.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 70
R.IN.3
KEJAKSAAN ..........
1 2 3 4 5 6 7 8
..........,.....,.....,.....
Mengetahui :
..........................................., Pelaksana,
........................................... .........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................
www.peraturan.go.id
71 2014, No.1292
PETUNJUK R.IN.3
BUKU KERJA INTELIJEN
1. Pengertian :
Buku Kerja Intelijen yang selanjutnya disingkat BKI adalah buku sebagai wadah
untuk mencatat informasi harian sesuai dengan sub rubrik permasalahan
berkaitan dengan IPOLEKSOSBUDHANKAM seperti :
2. Kegunaan :
Diperlukan sebagai bahan untuk pembuatan Produk Intelijen.
3. Penyelenggara :
Dilaksanakan oleh petugas yang mempunyai tanggung jawab dalam penyampaian
dan pembuatan Produk Intelijen, yakni :
a. Di Jaksa Agung Muda Intelijen oleh setiap Kepala Sub Direktorat Jaksa Agung
Muda Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh setiap Kepala Seksi pada Asisten Intelijen Kejaksaan
Tinggi;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh setiap Kepala Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Cabang Kejaksaan Negeri.
4. Waktu pembuatan :
Dibuat segera setelah menerima / memperoleh suatu informasi.
5. Penyimpanan :
Disimpan dan dikelola oleh petugas yang ditunjuk sesuai angka 3 (tiga) tersebut
di atas.
6. Cara Pengisian :
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 72
a. Masing-masing dibuat dalam satu Buku Kerja Intelijen yang isinya terdiri
beberapa sub rubrik sesuai informasi yang diperoleh.
b. Rubrik diisi misalnya : Politik, Sosial Budaya Dan Sumber Daya
Organisasi.
- Cekal dan Orang Asing;
Sub Rubrik :
- Pengawasan Media Massa, Barang Cetakan,
diisi
Aliran Kepercayaan Masyarakat dan
Keagamaan;
- Politik dan Sosial Budaya;
- Sumber Daya Organisasi.
c. Pengisian Kolom :
Keterangan :
A = Seluruhnya dipercaya;
B = Dipercaya;
C = Cukup Dipercaya;
D = Kurang Dipercaya;
E = Tidak dipercaya;
2 = Diduga benar;
3 = Mungkin benar;
www.peraturan.go.id
73 2014, No.1292
4 = Diragukan kebenarannya;
5 = Mustahil;
Kolom 6 : Diisi dengan catatan dari hasil tindakan bilamana ada hal-
hal lain yang sejenis dengan informasi yang diperoleh, atau
informasi lain sehubungan dengan informasi tersebut.
b. Kartukan;
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 74
R.IN.4
KEJAKSAAN ..........
NO. NO DAN
TGL
TANDA TERIMA
SURAT
KEPADA PERIHAL LAMPIRAN
KETERANGAN
WAKTU NAMA
DAN
PARAF
1 2 3 4 5 6 7 8
..........,.....,.....,.....
Mengetahui :
..........................................., Pelaksana,
........................................... .........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................
www.peraturan.go.id
75 2014, No.1292
PETUNJUK R.IN.4
BUKU EKSPEDISI SURAT
( BIASA / RAHASIA )
1. Pengertian :
Buku Ekspedisi Surat Biasa / Rahasia adalah buku untuk mencatat surat /
dokumen yang bersifat Biasa / Rahasia yang dikirim ke unit kerja lain.
2. Kegunaan :
Sebagai bukti tanda terima.
3. Penyelenggara :
Dilaksanakan oleh petugas ekspedisi yang ditunjuk.
4. Waktu Pembuatan :
Sebelum surat / dokumen dikirim.
5. Distribusi dan penyimpanan :
Didistribusikan kepada alamat dan tembusan surat yang dituju secara jelas, serta
disimpan dan dikelola oleh petugas yang ditunjuk.
6. Cara Pengisian :
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 76
www.peraturan.go.id
77 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 78
www.peraturan.go.id
79 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 80
R.IN.7
KEJAKSAAN ..........
1 2 3 4 5 6 7
Rekapitulasi :
Jumlah Produk Laporan Intelijen yang dihasilkan : ………. Laporan
..........,.....,.....,.....
Mengetahui :
..........................................., Pelaksana,
........................................... .........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................
www.peraturan.go.id
81 2014, No.1292
PETUNJUK R.IN.7
BUKU AGENDA LAPORAN INTELIJEN
1. Pengertian :
Buku Agenda Laporan Intelijen adalah wadah untuk mencatat setiap produk
laporan Intelijen.
2. Kegunaan :
a. Untuk penomoran dan penanggalan setiap Produk Laporan Intelijen;
b. Untuk mengetahui secara tepat dan teratur, maupun secara rinci dari setiap
hasil produk laporan Intelijen yang dihasilkan.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh masing-masing
Subdirektorat/Bidang;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Bidang Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Pelaksana :
Dilaksanakan oleh petugas agendaris/pencatat yang ditunjuk.
5. Waktu Pembuatan :
Segera setelah produk laporan Intelijen diterima.
6. Cara Pengisian :
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 82
7. Agar setiap bulan Buku Agenda Laporan Intelijen ditutup dan dibuatkan
rekapitulasi jumlah produk laporan yang masuk berikut nomor urut laporan dan
berapa ke berapa oleh Pelaksana dan ditandatangani oleh atasan langsung dari
petugas pelaksana.
Penomoran surat secara urut dari tanggal pertama bulan Januari sampai dengan
31 Desember dalam Tahun yang bersangkutan.
www.peraturan.go.id
83 2014, No.1292
R.IN.8
KEJAKSAAN ..........
..........,..........
1 2 3 4 5 6 7
Rekapitulasi :
Jumlah Telaahan Intelijen yang masuk : ………. Telaahan
Jumlah Telaahan Intelijen yang ditindaklanjuti : ………. Telaahan
Jumlah Telaahan Intelijen yang tidak ditindaklanjuti : ………. Telaahan
..........,.....,.....,.....
Mengetahui :
..........................................., Pelaksana,
........................................... .........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 84
PETUNJUK R.IN.8
BUKU AGENDA TELAAHAN INTELIJEN
1. Pengertian :
Buku Agenda Telaahan Intelijen yang selanjutnya disebut LAHIN adalah wadah
untuk mencatat setiap Telaahan Intelijen yang dibuat.
2. Kegunaan :
Untuk mengetahui banyaknya Telaahan Intelijen yang sudah dibuat dan sebagai
alat kontrol bagi User.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh masing-masing Direktorat;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh masing-masing Seksi pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Bidang Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis .
4. Waktu Pengisian :
Segera setelah Telaahan Intelijen selesai dibuat.
5. Cara Pengisian :
6. Ditutup pada setiap akhir bulan : diisi kota, tgl, bln, thn.
Dibuat rekapitulasi jumlah Telaahan Intelijen.
Ditandatangani oleh petugas pelaksana, dan diketahui oleh atasan langsung.
www.peraturan.go.id
85 2014, No.1292
R.IN.9
KEJAKSAAN ..........
BUKU ARSIP
1 2 3 4 5 6 7 8
..........,.....,.....,.....
Mengetahui :
..........................................., Pelaksana,
........................................... .........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 86
PETUNJUK R.IN.9
BUKU ARSIP
1. Pengertian :
Buku Arsip adalah wadah untuk mencatat surat/dokumen Biasa maupun
Rahasia, yang telah selesai dikerjakan untuk disimpan secara manual maupun
elektronik.
2. Kegunaan :
Untuk memudahkan pencarian/penemuan kembali surat/dokumen, bilamana
sewaktu-waktu diperlukan.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Bagian Tata Usaha Sekretariat
Jaksa Agung Muda Intelijen, Sub Bagian Tata Usaha Direktorat, dan Bagian
Tata Usaha pada Puspenkum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi III;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah menerima surat/dokumen Biasa maupun Rahasia.
5. Cara Pengisian :
www.peraturan.go.id
87 2014, No.1292
elektronik.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 88
www.peraturan.go.id
89 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 90
www.peraturan.go.id
91 2014, No.1292
R.IN.11
KEJAKSAAN ..........
1 2 3 4
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 92
PETUNJUK R.IN.11
BUKU DATA PETA EKONOMI DAN KEUANGAN
1. Pengertian :
Buku Data Peta Ekonomi dan Keuangan adalah wadah pencatatan kegiatan-
kegiatan yang menonjol/menarik perhatian masyarakat/meresahkan masyarakat
dalam bidang Ekonomi dan Keuangan.
2. Kegunaan :
Untuk merekam, mengetahui dan mengawasi perkembangan kegiatan yang
menonjol/menarik perhatian masyarakat/meresahkan masyarakat berkaitan
dengan perekonomian dan keuangan negara;
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Direktorat I pada subdit Ekonomi
dan Keuangan;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi I;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data atau informasi mengenai kegiatan-
kegiatan yang menonjol/menarik perhatian masyarakat/meresahkan masyarakat
dalam bidang ekonomi dan keuangan.
5. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun;
d. Kolom 4 : Diisi dengan jelas hal-hal lain yang tidak termasuk di dalam kolom
1-3 antara lain : apabila diadakan kegiatan atau operasi intelijen.
www.peraturan.go.id
93 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 94
www.peraturan.go.id
95 2014, No.1292
R.IN.13
KEJAKSAAN ................................
.........,.....,.....,.....
Mengetahui :
........................................., Pelaksana,
........................................... .....................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ......................
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 96
PETUNJUK R.IN.13
BUKU DATA PENGAWASAN ORANG ASING
1. Pengertian :
Daftar rekapitulasi pendataan pengawasan orang asing adalah daftar yang
memuat data orang asing yang memasuki wilayah hukum R.I.;
2. Kegunaan :
Agar pimpinan senantiasa dapat mengetahui data, perkembangan,
pendataan pengawasan orang asing guna dapat menentukan langkah
kebijakan yang diperlukan.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Pengawasan
Orang Asing dan Cekal;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
4. Penandatangan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Pelaksana diketahui oleh
Kepala Sub Direktorat Pengawasan Orang Asing dan Cekal;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Pelaksana diketahui oleh Kepala Seksi II pada
Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Pelaksana diketahui oleh Kepala Seksi
Intelijen;
5. Waktu Pembuatan :
Setelah dilakukannya pendataan orang asing.
6. Penyimpanan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Pengawasan
Orang Asing dan Cekal;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
7. Cara Pengisian :
Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun;
Kolom 2 : Diisi secara jelas dan lengkap tentang identitas orang
asing yang didata disertai dengan nomor kontak
person dan nomor telepon yang bersangkutan;
Kolom 3 : Diisi nomor paspor/nomor KITAS;
www.peraturan.go.id
97 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 98
www.peraturan.go.id
99 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 100
www.peraturan.go.id
101 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 102
www.peraturan.go.id
103 2014, No.1292
PETUNJUK R.IN.16
BUKU DATA
PENGOBATAN TRADISIONAL
1. Pengertian :
Buku data pengobatan tradisional adalah daftar yang memuat jumlah
penyelenggara pengobatan tradisional yang ada di suatu daerah yang
keberadaannya perlu diketahui dan diawasi oleh Kejaksaan.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan senantiasa dapat mengetahui data, perkembangan,
penyelenggara pengobatan tradisional/kebatinan/Supranatural guna
dapat menentukan langkah kebijakan yang diperlukan.
3. Penyelenggara:
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Pengawasan
Media Massa, Barang Cetakan, Aliran Kepercayaan Masyarakat dan
Keagamaan;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan / menerima data atau informasi.
5. Cara Pengisian :
Kolom 1 : diisi dengan nomor secara berurutan selama satu tahun;
Kolom 2 : diisi dengan nama lengkap identitas pelayan pengobatan
tradisional;
Kolom 3 : diisi dengan asal/sumber ajaran;
Misalnya : pengilhaman/wahyu, kitab.
Kolom 4 : diisi dengan daerah/tempat/asal mula munculnya kegiatan
pengobatan dimaksud;
Kolom 5 : diisi dengan jelas dan lengkap tata cara/metode pengobatan
kebatinan/ tradisional yang dilakukan baik dengan
menggunakan ritual/ajaran keagamaan/kepercayaan;
Kolom 6 : diisi dengan cabang-cabang ataupun wilayah kerja
pengobatan dimaksud;
Kolom 7 : diisi dengan nomor dan tanggal register pendataan oleh
Kejaksaan;
Kolom 8 : diisi dengan nomor dan tanggal surat izin dari kantor
Departemen/Dinas Kesehatan setempat;
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 104
www.peraturan.go.id
105 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 106
PETUNJUK R.IN.17
BUKU DATA ORGANISASI KEMASYARAKATAN
1. Pengertian :
Buku Data Organisasi Kemasyarakatan adalah wadah untuk mencatat
data organisasi kemasyarakatan;
2. Kegunaan :
Agar pimpinan senantiasa dapat mengetahui data, perkembangan,
pendataan organisasi kemasyarakatan guna dapat menentukan langkah
kebijakan yang diperlukan.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Politik dan
Sosial Budaya;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
4. Penandatangan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Pelaksana diketahui oleh
Kepala Sub Direktorat Politik, Sosial dan Budaya;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Pelaksana diketahui oleh Kepala Seksi II pada
Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Pelaksana diketahui oleh Kepala Seksi
Intelijen;
5. Waktu Pembuatan :
Setelah dilakukannya pendataan organisasi kemasyarakatan.
6. Penyimpanan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Politik, Sosial
dan Budaya;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
7. Cara Pengisian :
Kolom 1 : Diisi dengan nomor secara berurutan selama satu
tahun
Kolom 2 : Diisi secara jelas dan lengkap tentang identitas
organisasi kemasyarakatan yang didata disertai
dengan nomor kontak organisasi kemasyarakatan
dan nomor telepon pimpinan dan pengurus;
Kolom 3 : Diisi secara jelas identitas dari pimpinan/pengurus
organisasi kemasyarakatan;
Kolom 4, 5, 6 : Diisi dengan nomor akte pendirian, nomor dan
tanggal pendaftaran pada instansi yang berwenang
mengeluarkan;
www.peraturan.go.id
107 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 108
R.IN.18
KEJAKSAAN*) ..........
BUKU DATA
PETA POLITIK, SOSIAL, BUDAYA DAN SUMBER DAYA ORGANISASI
www.peraturan.go.id
109 2014, No.1292
PETUNJUK R.IN.18
BUKU DATA
PETA POLITIK, SOSIAL, BUDAYA DAN SUMBER DAYA ORGANISASI
1. Pengertian :
Buku Data Peta Politik, Sosial, Budaya dan Sumber Daya Organisasi
adalah wadah pencatatan kegiatan-kegiatan yang menonjol/menarik
perhatian masyarakat/meresahkan masyarakat dalam bidang Politik,
Sosial Budaya dan Sumber Daya Organisasi .
2. Kegunaan :
Untuk merekam, mengetahui dan mengawasi perkembangan kegiatan
Politik, Sosial Budaya dan Sumber Daya Organisasi yang
menonjol/menarik perhatian masyarakat/meresahkan masyarakat;
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Direktorat II pada subdit
Polsosbud dan Subdit SDO;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data atau informasi mengenai
kegiatan-kegiatan yang menonjol/menarik perhatian
masyarakat/meresahkan masyarakat dalam bidang Politik, Sosial Budaya
Dan Sumber Daya Organisasi.
5. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun;
b. Kolom 2 : Diisi dengan tanda/simbol dari peristiwa/kejadian sesuai
Tanda Simbol/Peta Politik, Sosial Budaya Dan Sumber Daya
Organisasi;
c. Kolom 3 : Diisi dengan uraian singkat mengenai suatu
peristiwa/kejadian yang menonjol/menarik perhatian
masyarakat/ meresahkan masyarakat dalam bidang Politik,
Sosial Budaya Dan Sumber Daya Organisasi yang memenuhi
unsur SIABIDIBAM/5W+1H;
d. Kolom 4 : Diisi dengan jelas hal-hal lain yang tidak termasuk di dalam
kolom 1-3 antara lain : apabila diadakan kegiatan atau
operasi intelijen (pemantauan, penelitian,
pencarian/penangkapan buronan serta dukungan Intelijen
terhadap bidang Pembinaan dan Pengawasan).
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 110
R.IN.19
KEJAKSAAN*) ..........
www.peraturan.go.id
111 2014, No.1292
PETUNJUK R.IN.19
BUKU DATA PETA PEMILU DPD, DPR DAN DPRD
1. Pengertian :
Buku Data Peta Pemilu DPD, DPR dan DPRD adalah wadah pencatatan
kegiatan-kegiatan yang merekam data/peristiwa/kejadian yang ada secara
lengkap setiap tahapan/proses pemilu anggota DPD, DPR dan DPRD.
2. Kegunaan :
Untuk merekam, mengetahui dan mengawasi perkembangan
tahapan/proses pemilu anggota DPD, DPR dan DPRD;
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Direktorat II;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data/peristiwa/kejadian yang ada
secara lengkap setiap tahapan/proses pemilu anggota DPD, DPR dan
DPRD.
5. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun;
b. Kolom 2 : Diisi dengan tanda/simbol dari peserta pemilu anggota DPD,
DPR dan DPRD;
c. Kolom 3 : Diisi dengan uraian singkat mengenai setiap
tahapan/proses pemilu anggota DPD, DPR dan DPRD yang
memenuhi unsur SIABIDIBAM/ 5W+1H;
d. Kolom 4 : Diisi dengan jelas hal-hal lain yang tidak termasuk di dalam
kolom 1-3 misalnya : apabila diadakan kegiatan atau operasi
intelijen, agar dijelaskan proses penyelesaiannya, gugatan
hasil Pemilu.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 112
R.IN.20
KEJAKSAAN*) ..........
BUKU DATA
PETA PEMILIHAN UMUM
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
www.peraturan.go.id
113 2014, No.1292
PETUNJUK R.IN.20
BUKU DATA
PETA PEMILIHAN UMUM
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
1. Pengertian :
Buku Data Peta Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden adalah wadah
pencatatan kegiatan-kegiatan yang merekam data/peristiwa/kejadian yang
ada secara lengkap setiap tahapan/proses pemilu Presiden dan Wakil
Presiden.
2. Kegunaan :
Untuk merekam, mengetahui dan mengawasi perkembangan
tahapan/proses pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Direktorat II;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data/peristiwa/kejadian yang ada
secara lengkap setiap tahapan/proses pemilu Presiden dan Wakil
Presiden.
5. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun;
b. Kolom 2 : Diisi dengan tanda / symbol dari peserta pemilu Presiden
dan Wakil Presiden;
c. Kolom 3 : Diisi dengan uraian singkat mengenai setiap
tahapan / proses pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang
memenuhi unsur SIABIDIBAM/ 5W+1H;
d. Kolom 4 : Diisi dengan jelas hal-hal lain yang tidak termasuk di
dalam kolom 1-3 misalnya : apabila diadakan kegiatan
atau operasi intelijen, agar dijelaskan proses
penyelesaiannya, gugatan hasil Pemilu.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 114
R.IN.21
KEJAKSAAN*) ..........
BUKU DATA
PETA PEMILIHAN UMUM
KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
www.peraturan.go.id
115 2014, No.1292
PETUNJUK R.IN.21
BUKU DATA
PETA PEMILIHAN UMUM
KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
1. Pengertian :
Buku Data Peta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah
wadah pencatatan kegiatan-kegiatan yang merekam
data/peristiwa/kejadian yang ada secara lengkap setiap tahapan/proses
pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah .
2. Kegunaan :
Untuk merekam, mengetahui dan mengawasi perkembangan
tahapan/proses pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Direktorat II;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data/peristiwa/kejadian yang ada
secara lengkap setiap tahapan/proses pemilu Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah .
5. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun;
b. Kolom 2 : Diisi dengan tanda/simbol dari peserta pemilu Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah ;
c. Kolom 3 : Diisi dengan uraian singkat mengenai setiap
tahapan/proses pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah yang memenuhi unsur SIABIDIBAM/ 5W+1H;
d. Kolom 4 : Diisi dengan jelas hal-hal lain yang tidak termasuk di dalam
kolom 1-3 misalnya : apabila diadakan kegiatan atau operasi
intelijen, agar dijelaskan proses penyelesaiannya / gugatan
hasil Pemilu.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 116
www.peraturan.go.id
117 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 118
KEJAKSAAN ………….
R.IN.23
Kamar Sandi
…………,…….,………………….,……..
Mengetahui :
…………………………………
…., Pelaksana,
…………………………………
… ……………………………………..
Pangkat/Nip………… Pangkat/Nip………..
www.peraturan.go.id
119 2014, No.1292
PETUNJUK R.IN.23
BUKU AGENDA BERITA MASUK BIASA / RAHASIA
1. Pengertian :
Buku Agenda Berita Masuk Biasa / Rahasia adalah buku untuk mencatat
setiap berita / dokumen yang diterima Unit Teknis Persandian (UTP)
melalui Jaring Komunikasi Sandi yang bersifat biasa / rahasia untuk
selanjutnya dikirim ke unit kerja lain.
2. Kegunaan :
Untuk mengetahui secara tepat dan teratur, setiap berita / dokumen yang
diterima melalui Jaring Komunikasi Sandi Kejaksaan (JKSK) pada setiap
Unit Teknis Persandian yang sifatnya biasa / Rahasia untuk dimasukkan
ke dalam kolom-kolom buku agenda berita masuk.
3. Penyelenggara :
1. Direktur III pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub. Bagian
Direktorat Pengamanan Informasi;
2. Seksi III pada Asisten Intelijen bagian Unit Teknis Persandian (sandiman
di Kejati dan Kejari) ;
4. Pelaksana :
Dilaksanakan oleh petugas / agendaris sandi yang ditunjuk
5. Waktu Pembuatan:
Segera setelah berita / dokumen diterima
6. Penyimpanan :
Pertinggal (arsip) disimpan dan dikelola oleh petugas sandi yang ditunjuk
7. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun.
b. Kolom 2 : Diisi dengan tanggal segera setelah berita / dokumen
diterima petugas Agendaris
c. Kolom 3 : Diisi nomor dan tanggal yang tertera pada berita /
dokumen masuk Yang telah diterima
d. Kolom 4 : Diisi sesuai dengan asal berita masuk.
e. Kolom 5 : Diisi sesuai dengan alamat yang dituju berita masuk.
f. Kolom 6 : Agar diisi perihal dari berita / dokumen masuk Apabila
surat masuk tidak mencantumkan perihal, maka diisi
secara singkat dan jelas materi surat masuk tersebut.
g. Kolom 7 : Diisi tanggal / jam diterima berita masuk melalui Jaring
Komunikasi sandi
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 120
www.peraturan.go.id
121 2014, No.1292
R.IN.24
KEJAKSAAN*)
Kamar Sandi
Nom
Jumla
or & Nama
N Tang Kepad h Ke
Tgl Dari Perihal Tanggal Petug
o gal a Halam t
Berit / Jam as
an
a Dikirim
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
…………,…….,………………….,……..
Mengetahui :
……………………………….
, Pelaksana,
……………………………… ……………………………………..
Pangkat/Nip………… Pangkat/Nip………..
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 122
PETUNJUK R.IN. 24
BUKU AGENDA BERITA KELUAR
BIASA / RAHASIA
1. Pengertian :
Buku Agenda Berita Keluar Biasa / Rahasia adalah buku untuk mencatat
setiap berita / dokumen yang dikirim Unit Teknis Persandian (UTP) melalui
Jaring Komunikasi Sandi yang bersifat biasa untuk selanjutnya diterima
unit kerja lain.
2. Kegunaan :
Untuk mengetahui secara tepat dan teratur, setiap berita / dokumen yang
dikirim melalui Jaring Komunikasi Sandi Kejaksaan (JKSK) pada setiap
Unit Teknis Persandian yang sifatnya Biasa / Rahasia untuk dimasukkan
ke dalam kolom-kolom buku agenda berita keluar.
3. Penyelenggara :
Direktur III pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub. Bagian
Direktorat Pengamanan Informasi;
Seksi III pada Asisten Intelijen bagian Unit Teknis Persandian (sandiman di
Kejati dan Kejari) ;
4. Pelaksana :
Dilaksanakan oleh petugas / agendaris sandi yang ditunjuk
5. Waktu Pembuatan:
Segera sebelum berita / dokumen dikirim
6. Penyimpanan :
Pertinggal (arsip) disimpan dan dikelola oleh petugas sandi yang ditunjuk
7. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun.
b. Kolom 2 : Diisi dengan tanggal segera sebelum berita / dokumen
dikirim petugas Agendaris.
c. Kolom 3 : Diisi nomor dan tanggal yang tertera pada berita / dokumen
d. keluar yang akan dikirim
e. Kolom 4 : Diisi sesuai dengan asal berita keluar
f. Kolom 5 : Diisi sesuai dengan alamat yang dituju berita keluar
g. Kolom 6 : Diisi perihal dari berita / dokumen keluar, apabila surat
keluar tidak mencantumkan perihal, maka diisi secara
singkat dan jelas materi surat keluar tersebut.
h. Kolom 7 : Diisi tanggal / jam diterima berita keluar melalui Jaring
Komunikasi Sandi
www.peraturan.go.id
123 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 124
R.IN.25
KEJAKSAAN*)
Kamar Sandi
………………………,……,…
……………,……
Mengetahui:
……………………………………
Pelaksana,
……………………………
……………………………………
Pangkat / Nip…………
Pangkat / Nip………………
www.peraturan.go.id
125 2014, No.1292
PETUNJUK R.IN.25
BUKU EKSPEDISI BERITA
BIASA / RAHASIA
1. Pengertian :
Buku Ekspedisi Berita Biasa / Rahasia adalah buku untuk mencatat
berita / dokumen yang diterima melalui Jaring Komunikasi Sandi
Kejaksaan (JKSK) yang bersifat Biasa / Rahasia untuk selanjutnya dikirim
ke unit kerja lain.
2. Kegunaan :
Sebagai bukti tanda terima pengiriman berita / dokumen
3. Penyelenggara :
Dilaksanakan oleh petugas sandi yang ditunjuk
Dikirim oleh petugas pengirim berita sandi (caraka)
4. Waktu Pembuatan:
Segera sebelum berita /dokumen dikirim
6. Cara Pengisian :
Kolom 1 : Diisi nomor secara berurutan selama satu tahun
Kolom 2 : Diisi nomor berita / dokumen yang akan dikirim
Kolom 3 : Diisi sesuai dengan alamat yang dituju
Kolom 4 : Diisi dengan nama jelas, tanda tangan (paraf) penerima
surat saat didistribusikan
Kolom 5 : Diisi dengan Keterangan penting lainnya seperti
tanggalterima dan lainnya.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 126
R.IN.26
KEJAKSAAN .........................
www.peraturan.go.id
127 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 128
PETUNJUK R.IN.26
DATA PELAKSANAAN KEGIATAN PENERANGAN HUKUM DAN PENYULUHAN
HUKUM
1. Pengertian :
Data Hasil Pelaksanaan Kegiatan Penerangan Hukum Dan Penyuluhan
Hukum adalah daftar yang memuat data hasil pelaksanaan kegiatan
penerangan hukum dan penyuluhan hukum.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan senantiasa dapat mengetahui data dan perkembangan hasil
pelaksanaan kegiatan penerangan hukum dan penyuluhan hukum
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Intelijen oleh Puspenkum pada Bidang
Penerangan dan Penyuluhan Hukum ;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Kepala seksi Penerangan Hukum pada Asisten
Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kasi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Cabang Kejaksaan Negeri;
4. Waktu Pembuatan :
Setelah dilaksanakannya kegiatan penerangan hukum dan penyuluhan
hukum
5. Tempat Penyajian :
Papan data yang telah disiapkan oleh bidang Intelijen khususnya pada
bidang Penerangan Hukum
6. Cara Pengisian :
Triwulan 1 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 1
Triwulan 2 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 2
Triwulan 3 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 3
Triwulan 4 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 4
www.peraturan.go.id
129 2014, No.1292
KERJASAMA NAMA
SASARAN JUMLAH WAKTU DENGAN PETUGAS
TRIWULAN MATERI
KEGIATAN PESERTA PELAKSANAAN INSTANSI PENERANGAN
LAIN* HUKUM
1 2 3 4 5 6 7
II
III
IV
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 130
NAMA PETUGAS
SASARAN JUMLAH WAKTU
TRIWULAN MATERI PENYULUHAN
KEGIATAN PESERTA PELAKSANAAN
HUKUM
1 2 3 4 5 6
II
III
IV
www.peraturan.go.id
131 2014, No.1292
Kolom 5 : Diisi dengan judul materi yang disampaikan pada tiap Triwulan
Kolom 6 : Diisi apabila ada kerjasama dengan instansi lain pada tiap
Triwulan
Kolom 5 : Diisi dengan judul materi yang disampaikan pada tiap Triwulan
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 132
www.peraturan.go.id
133 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 134
www.peraturan.go.id
135 2014, No.1292
R.IN.28
KEJAKSAAN ……………
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 136
www.peraturan.go.id
137 2014, No.1292
PETUNJUK R.IN.28
DATA STATISTIK GRAFIK BATANG
KEGIATAN PENERANGAN HUKUM DAN PENYULUHAN HUKUM
1. Pengertian :
Data Grafik Batang Kegiatan Penerangan Hukum Dan Penyuluhan Hukum
adalah grafik yang memuat data hasil pelaksanaan kegiatan penerangan
hukum dan penyuluhan hukum
2. Kegunaan :
Untuk mengetahui secara grafik hasil pelaksanaan kegiatan penerangan
hukum dan penerangan hukum
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Intelijen oleh Puspenkum pada Bidang Penerangan
dan Penyuluhan Hukum ;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Kepala seksi Penerangan Hukum pada Asisten
Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kasi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Cabang Kejaksaan Negeri;
4. Waktu Pembuatan :
Setelah dilaksanakannya kegiatan penerangan hukum dan penyuluhan
hukum
5. Tempat Penyajian :
Papan data yang telah disiapkan oleh bidang Intelijen khususnya pada bidang
Penerangan Hukum
6. Cara Pengisian :
Triwulan 1 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 1
Triwulan 2 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 2
Triwulan 3 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 3
Triwulan 4 : diisi dengan data-data kegiatan triwulan 4
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 138
2.5
1.5
0.5
0
I II III IV
Triwulan I II III IV
Penerangan Hukum 1 2 2 1
Penyuluhan Hukum 2 1 3 2
Keterangan:
Warna Hijau : Jumlah peserta penerangan hukum = .........................
orang
Warna Merah: Jumlah peserta penyuluhan hukum = .........................
orang
www.peraturan.go.id
139 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 140
www.peraturan.go.id
141 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 142
R.IN.30
KEJAKSAAN*) ..........
..........,.....,.....,.....
Mengetahui :
..........................................., Pelaksana,
........................................... .........................................
Pangkat / Nip ...................... Pangkat / Nip ....................
www.peraturan.go.id
143 2014, No.1292
PETUNJUK R.IN.30
LEMBAR KLIPING PERS
1. Pengertian :
Lembar Kliping Pers adalah wadah untuk mencatat judul-judul peristiwa /
masalah yang dimuat dalam suatu penerbitan Pers yang mempunyai nilai
intelijen yang bersumber dari :
a. Media Cetak;
b. Media Elektronik;
c. Media Online.
2. Kegunaan :
Untuk memudahkan penemuan data / informasi yang terungkap dari
suatu peristiwa / masalah yang bersumber dari suatu penerbitan pers.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Masing-masing Sub
Direktorat;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Masing-masing Seksi pada Asisten Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kepala Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan data/informasi yang bersumber dari suatu
penerbitan pers.
5. Distribusi dan Penyimpanan :
Disimpan serta dikelola oleh petugas yang ditunjuk dan photo copynya
dapat didistribusikan kepada pejabat yang memerlukan.
6. Cara Pengisian :
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 144
www.peraturan.go.id
145 2014, No.1292
R.IN.31
KEJAKSAAN .....................
KARTU INDEX A
Nomor : B
Nama : C
Jenis Kelamin : D
Tempat / Tgl. Lahir : UPAL E
Bangsa / Suku :
NAR F
Kewarganegaraan:
SEL G
Agama / Kepercayaan :
TPE H
Pekerjaan :
Alamat : HAM I
TPK J
KRI K
IM L
MAKA M
R
PERS N
SARA O
HAKI P
LH Q
R
S
Keterangan : T
………………………………………………………………………………………………….
U
…………………………………………………………………………………………………
V
………………………………………………………………………………………………….
W
X
Y
Z
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 146
PETUNJUK R.IN.31
KARTU INDEX
1. Pengertian :
Kartu Index adalah daftar yang tersusun menurut abjad yang memberikan
informasi mengenai data atau peristiwa yang disimpan.
2. Kegunaan :
Sebagai petunjuk untuk menemukan tempat penyimpanan data /
peristiwa yang disimpan.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Produksi
Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi III;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Pada waktu penyimpanan kartu / dokumen.
6. Cara Pengisian :
a. Kolom nomor :
Diisi nomor urut Kartu Index dan kode pejabat yang menyimpan, bulan,
dan tahun penyimpanan.
Contoh : Nomor : 12 / (kode pejabat) / 04 / 2012.
c. Kolom keterangan :
www.peraturan.go.id
147 2014, No.1292
d. Kolom peristiwa/kasus :
Dalam kartu Index tersebut terdapat singkatan suatu peristiwa/kasus
(contoh UPAL : Uang Palsu). Cara pengisiannya adalah dengan
memberikan tanda silang (X) pada kolom yang terdapat pada Kartu
Index tersebut sesuai dengan peristiwa / kasus yang terjadi.
f. Warna kartu:
Kartu index berwarna hijau.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 148
KARTUTIK BIODATA
Nomor : ........................................
1. IDENTITAS
a. Nama Lengkap : ............................................................
b. Tempat/Tgl. Lahir/Umur :
............................................................
c. Jenis Kelamin : ............................................................
d. Bangsa/Suku : ............................................................
e. Kewarganegaraan : ............................................................
f. Alamat/Tempat Tinggal : ………...................................................
g. Nomor Telepon/HP :
………………………………………………….
h. Nomor Passport : ………………………………………………….
i. Agama/Kepercayaan : ............................................................
j. Pendidikan : ............................................................
k. Pekerjaan : ............................................................
l. Alamat Kantor : …………………………………….……………
m. Status Perkawinan : KAWIN/TIDAK .....................................
n. Legitimasi Perkawinan : ............................................................
o. Tempat dan Tgl. Perkawinan : ..................................................
2. BIOGRAFI INTELIJEN :
a. Riwayat Hidup singkat
1. Pekerjaan : ..................................................
2. Pendidikan : ..................................................
3. Kepartaian : ..................................................
4. Ormas lainnya : ..................................................
b. Keluarga
1. Nama Isteri/Suami : ..................................................
2. Nama anak-anak : ..................................................
3. Nama Saudara kandung :
..................................................
4. Nama Ayah Kandung : ..................................................
Alamat : ..................................................
Nama Ibu Kandung : .............................................
www.peraturan.go.id
149 2014, No.1292
Alamat : ..................................................
5. Nama Ayah Mertua : .............................................
Alamat : ..................................................
Nama Ibu Mertua : ...................................................
Alamat : ...................................................
c. Referensi/Kenalan
(nama dan alamat) : 1. ..................................................
: 2. ...................................................
: 3. ...................................................
d. Hobbi/kegemaran : .............................................................
e. Kedudukan di masyarakat :
.............................................................
f. Lain-lain : ............................................................
OTENTIKASI :
(Stempel dan paraf)
3. PAS PHOTO
4x6
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 150
Petunjuk R.IN.32
KARTUTIK BIODATA
1. Pengertian :
Kartutik Biodata adalah kartu untuk menyimpan data/informasi seseorang
yang berisi catatan tentang identitas dan riwayat hidup seseorang yang
mempunyai nilai intelijen, penting, menonjol, potensial, baik dalam bidang
politik, ekonomi, keuangan, sosial budaya dan hukum.
2. Kegunaan :
Untuk memudahkan bilamana di kemudian hari informasi/data tersebut
diperlukan untuk mengadakan penelitian dan penilaian terhadap
seseorang dalam rangka kegiatan intelijen.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Produksi
Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi III;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data atau informasi.
6. Cara pengisian :
a. Kolom nomor di bawah judul kartutik, diisi dengan nomor urut
Kartutik, kode pejabat yang membuat, bulan, dan tahun pembuatan
kartutik. Contoh : No. 01/(Kode Pejabat)/08/2014;
b. Kolom identitas : Cukup jelas;
c. Kolom Biografi Intelijen : Cukup jelas;
www.peraturan.go.id
151 2014, No.1292
7. Biodata orang yang mempunyai nilai intelijen antara lain dapat diperoleh
dengan pendekatan secara persuasif dari :
a. Departemen / Instansi / Lembaga terkait;
b. Pihak Kepolisian dan BIN;
c. Dll.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 152
R.IN.33
KEJAKSAAN ....................
I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : ...................................................
2. Nama samaran/panggilan : ...................................................
3. Tempat/Tgl lahir/Umur : ...................................................
4. Jenis Kelamin : ...................................................
5. Bangsa/Suku : ...................................................
6. Kewarganegaraan : ...................................................
7. Alamat/Tempat Tinggal : ...................................................
8. Nomor Telepon/HP : ………………………………………….
9. Nomor Passport : …………………………………………
10. Agama/Kepercayaan : ...................................................
11. Pekerjaan : ...................................................
12. Alamat Kantor : ……………………………………….…
13. Status Perkawinan : ...................................................
14. Kepartaian : ...................................................
15. Pendidikan : ...................................................
www.peraturan.go.id
153 2014, No.1292
OTENTIKASI :
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 154
Petunjuk RI.IN.33
KARTUTIK TERSANGKA / TERDAKWA / TERPIDANA
1. Pengertian :
Kartutik Tersangka / Terdakwa / Terpidana adalah kartu untuk
menyimpan data mengenai seseorang yang terlibat dalam suatu kasus
kejahatan / pelanggaran yang dinilai penting / menonjol, baik yang telah
diputus oleh Pengadilan maupun yang belum.
2. Kegunaan :
Untuk memudahkan memberikan dukungan terhadap operasi Intelijen
bilamana diperlukan, baik dalam rangka tugas penuntutan, tugas
pelaksanaan putusan Hakim maupun kegiatan intelijen.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Produksi
Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi III;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kaur Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data atau informasi.
6. Cara pengisian :
Sesuai dengan kolom-kolom, cukup jelas.
Keterangan :
SP3 : Surat Perintah Penghentian Penyidikan.
SKPP : Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan.
www.peraturan.go.id
155 2014, No.1292
R.IN.34
KEJAKSAAN .....................................
KARTUTIK ORGANISASI
---------------------------------------
Nomor : ...../...../...../...../.....
I. IDENTITAS :
1. Nama Organisasi : ..........................................................
2. Akte Pendirian :
..........................................................
3. Kedudukan / status :
………………………………………………..
4. Berdiri sejak : ..........................................................
5. Domisili hukum/alamat : ..........................................................
6. Nomor Telepon :
……………………………………………….
7. Website/E-mail :
……………………………………………….
8. Pengurus :
- Nama : ..........................................................
- Kedudukan : ..........................................................
- Periode tahun : ..........................................................
- Alamat : ..........................................................
- Nomor Telepon /HP :
……………………………………….……….
9. Ruang lingkup kegiatan organisasi :
a. Ke dalam : ..........................................................
b. Ke luar : ..........................................................
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 156
Petunjuk R.IN.34
KARTUTIK ORGANISASI
1. Pengertian :
Kartutik Organisasi adalah kartu mencatat data/identitas tentang kegiatan
dari suatu organisasi/ pengurus yang bergerak di bidang politik, ekonomi
dan keuangan, sosial budaya (termasuk aliran kepercayaan masyarakat
dan keagamaan) yang mempunyai nilai intelijen.
2. Kegunaan :
Untuk memudahkan memberikan informasi/data dalam suatu kegiatan
atau operasi intelijen.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen:
- untuk bidang Politik, Sosial Budaya oleh Sub Direktorat Politik dan
Sosial Budaya;
- untuk bidang Media Massa, Barang Cetakan, Aliran Kepercayaan
Masyarakat dan Keagaaman oleh Sub Direktorat Pengawasan Media
Massa, Barang Cetakan, Aliran Kepercayaan Masyarakat dan
Keagaaman;
- untuk bidang Keuangan dan Kekayaan Negara oleh Sub Direktorat
Keuangan dan Kekayaan Negara;
- untuk bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah oleh Sub
Direktorat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi III;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data atau informasi.
www.peraturan.go.id
157 2014, No.1292
a. Pada bagian nomor di bawah judul kartutik, diisi dengan nomor urut
Kartutik, kode pejabat yang membuat / bulan / tahun pembuatan
kartutik. Contoh : No. 01/(Kode Pejabat)/04/2012.
b. Kolom identitas :
Baris 1 : diisi dengan nama organisasi sesuai akte/bukti
pendirian
Baris 2 : Diisi dengan nomor dan tanggal, bulan, tahun
akte/bukti pendirian serta pejabat yang
menandatangani.
Baris 3 : Diisi mengenai kedudukan / status hukum
organisasi, yakni sebagai Badan Hukum atau
bukan.
Baris 4 : Diisi dengan tanggal, bulan, tahun.
Baris 5 : Diisi dengan domisili hukum sesuai akte/bukti
pendiriannya dan alamat organisasinya.
Baris 6 : Diisi dengan nomor Telepon Organisasi
Baris 7 : Diisi dengan alamat Website/E-mail Organisasi
Baris 8 : Diisi dengan susunan pengurus dan Identitasnya
secara lengkap.
Baris 9 : a) Ke dalam : Diisi kegiatan intern organisasi.
b) Ke luar : Diisi kegiatan extern organisasi.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 158
R.IN.35
KEJAKSAAN .......................................
I. IDENTITAS :
1. Nama barang cetakan : ..................................................,
2. Penerbit : ...................................................
3. Pengarang/penanggung jawab : ...................................................
4. Waktu peredaran : ...................................................
5. Daerah peredaran : ...................................................
6. Pencetak : ...................................................
7. Nama Pimpinan Redaksi : ...................................................
8. Alamat penerbit : ................ (Telp/Website/E-mail)
9. Alamat percetakan : ................ (Telp/Website/E-mail)
10. Jumlah Oplah : ...................................................
OTENTIKASI:
(Stempel dan Paraf)
www.peraturan.go.id
159 2014, No.1292
Petunjuk R.IN.35
KARTUTIK BARANG CETAKAN
1. Pengertian :
Kartutik Barang Cetakan adalah kartu untuk merekam data/informasi
mengenai penerbitan suatu barang cetakan yang berisi tentang identitas,
substansi dan masalah yang dalam penerbitannya membentuk opini
masyarakat yang diduga dapat mengganggu keamanan dan ketertiban
umum.
2. Kegunaan :
Untuk memudahkan penemuan data/informasi yang diperlukan berkaitan
dengan penerbitan barang cetakan tersebut.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Sub Direktorat Pengawasan
Media Massa, Barang Cetakan, Aliran Kepercayaan Masyarakat dan
Keagamaan;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi II;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah mendapatkan/menerima data atau informasi.
6. Cara pengisian :
a. Kolom nomor di bawah judul kartutik barang cetakan, diisi dengan
nomor urut kartutik barang cetakan, kode pejabat yang membuat,
bulan, dan tahun pembuatan kartutik. Contoh : No. 01/(Kode
Pejabat)/04/2012.
b. Kolom identitas : Diisi dengan gambaran rinci (Profil) mengenai
barang cetakan.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 160
c. Biografi Intelijen
Baris 1 : Diisi dengan adanya dugaan terjadinya
pelanggaran yang dapat mengganggu keamanan
dan ketertiban umum.
Baris 2 : Diisi dengan latar belakang/motivasi penerbitan
yang bersangkutan sehubungan dengan
kasus/peristiwa yang terjadi.
a. Kejaksaan : membuat telaahan, mengadakan
Baris 3 :
clearing house, meminta penetapan Pengadilan
atau menyerahkan kepada Penyidik
b. Kepolisian : melakukan penyidikan atas
laporan dari Kejaksaan
c. Pengadilan : mengeluarkan penetapan atas
permintaan Kejaksaan atau memutuskan
perkara yang diajukan ke Pengadilan
Baris 4 : Diisi bilamana ada keterangan tambahan yang
dianggap perlu yang berkaitan dengan penerbitan
tersebut.
Misalnya : telah diterbitkan Surat Perintah
Tugas/Operasi Intelijen (dicantumkan nomor dan
tanggal).
www.peraturan.go.id
161 2014, No.1292
R.IN.36
Kejaksaan .........................
PETA
POLITIK, SOSIAL BUDAYA DAN SUMBER DAYA ORGANISASI
Keterangan :
(Diisi tanda / symbol peta data beserta legendanya) peta ini dilengkapi dan
ditempatkan berdampingan dengan statistic, grafik , penkum dan luhkum.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 162
R.IN.36
Kejaksaan ...................................
TANDA / SIMBOL PETA
POLITIK, SOSIAL BUDAYA DAN SUMBER DAYA ORGANISASI
2. PERAMPOKAN/PEMBUNUHAN
3. CERAMAH / DAKWAH
NEGATIF
4. SELEBARAN / POSTER
GELAP
SELEBARAN/POSTER
GELAP
www.peraturan.go.id
163 2014, No.1292
KASUS SARA
TEROR / PEMBAKARAN /
SABOTASE / PENGEBOMAN
KASUS PELANGGARAN
BATAS WILAYAH
DPO
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 164
PERKOSAAN
www.peraturan.go.id
165 2014, No.1292
NARKOBA
KASUS PERJUDIAN
KASUS KDRT
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 166
R.IN.37
Kejaksaan ...................................
PETA
PENYELAMATAN KEUANGAN NEGARA DAN PENANGGULANGAN TINDAK
PIDANA
Keterangan :
(Diisi tanda / symbol peta data beserta legendanya) peta ini dilengkapi dan
ditempatkan berdampingan dengan statistic, grafik , penkum dan luhkum.
www.peraturan.go.id
167 2014, No.1292
R.IN.37
TANDA / SIMBOL PETA
PENYELAMATAN KEUANGAN NEGARA DAN PENANGGULANGAN TINDAK
PIDANA
1. KASUS PENANAMAN
MODAL ASING
PMA
2. KASUS PENANAMAN
MODAL DALAM
NEGERI
PMD
N
3. KASUS PENIMBUNAN /
MANIPULASI
PRODUKSI
4. KASUS TINDAK
PIDANA PERBANKAN
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 168
6. KASUS PERTANAHAN
7. KASUS LINGKUNGAN
HIDUP
8. KASUS TINDAK
PIDANA EKONOMI
133.
9. KASUS TINDAK
PIDANA KORUPSI
www.peraturan.go.id
169 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 170
R.IN.38
Kejaksaan .............................
www.peraturan.go.id
171 2014, No.1292
R.IN.38
2. (Biru)
Penyuluhan Untuk Desa /
Kegiatan
Kelurahan yang
Hukum.
belum disuluh.
3. (Kuning)
Untuk Desa /
Kegiatan Penyuluhan Kelurahan yang akan
Hukum. disuluh.
4. (Merah)
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 172
R.IN.39
Kejaksaan .......................
Keterangan :
(Diisi tanda / symbol peta data beserta legendanya) peta ini dilengkapi dan
ditempatkan berdampingan dengan statistic, grafik , penkum dan luhkum.
www.peraturan.go.id
173 2014, No.1292
R.IN.39
JUMLAH
NO SIMBOL / SUARA YANG PERSENTASE KETERANGAN
NAMA CALON DIDAPAT
1 2 3 4 5
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 174
R.IN.40
Kejaksaan .......................
Keterangan :
(Diisi tanda / symbol peta data beserta legendanya) peta ini dilengkapi dan ditempatkan
berdampingan dengan statistic, grafik , penkum dan luhkum.
www.peraturan.go.id
175 2014, No.1292
R.IN.40
PETA HASIL PEMILIHAN UMUM
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
Catatan :
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 176
R.IN.41
Kejaksaan .......................
PETA HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
Keterangan :
(Diisi tanda / symbol peta data beserta legendanya) peta ini dilengkapi dan ditempatkan berdampingan
dengan statistic, grafik , penkum dan luhkum.
www.peraturan.go.id
177 2014, No.1292
R.IN.41
PETA HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
1 2 3 4 5 6
Catatan :
Pada kolom keterangan diisi nama daerah pemilihan untuk Kejagung menyebutkan Propinsi, dan
Kejati menyebutkan Kota / Kabupaten, untuk Kejari menyebutkan Kota / Kabupatennya.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 178
R.IN.42
Kejaksaan ......................
GRAFIK / STATISTIK
STATISTIK ……………………………. 2014/2015 s/d 2018/2019
www.peraturan.go.id
179 2014, No.1292
Petunjuk R.IN.42
GRAFIK / STATISTIK
1. Pengertian :
- Grafik adalah pencatatan data dalam bentuk garis;
- Statisik adalah pencatatan data berupa angka yang dikumpulkan di
tabulasi dan digolong-golongkan.
2. Kegunaan :
Untuk mengetahui perkembangan dan perbandingan suatu masalah dari
satu jangka waktu ke jangka waktu yang lain.
3. Penyelenggara :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen :
- Oleh Subdit Produksi Intelijen;
- Oleh Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum pada
Puspenkum;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Seksi III pada Asisten Bidang Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah data diterima.
6. Cara Pengisian :
Garis tersebut pada grafik dan statistik harus berdasarkan data / angka
yang dapat dipertanggungjawabkan.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 180
R.IN.42
Kejaksaan ......................
KETERANGAN :
: PENYELIDIKAN (LID).
: PENYIDIKAN (DIK).
: DILIMPAHKAN.
www.peraturan.go.id
181 2014, No.1292
R.IN.42
Kejaksaan ......................
KETERANGAN :
: PENYELIDIKAN (LID).
: PENYIDIKAN (DIK).
: DILIMPAHKAN
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 182
R.IN.42
Kejaksaan ......................
www.peraturan.go.id
183 2014, No.1292
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
..........,..........,..........,..........
Pejabat Yang Membuat Laporan,
..............................
Pangkat / Nip..........
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 184
PETUNJUK L.IN.1
LAPORAN INFORMASI HARIAN
1. Pengertian :
Laporan Informasi Harian (LAPINHAR) adalah laporan hasil kegiatan
pengumpulan data atau informasi dari satuan organisasi intelijen mengenai
situasi/masalah yang berkaitan dengan aspek hukum yang diketahui pada
hari itu.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan senantiasa dapat mengetahui secara dini setiap perkembangan
yang terjadi mengenai suatu masalah atau adanya suatu peristiwa yang
beraspek hukum, guna dapat ditentukan langkah-langkah yang cepat dan
tepat.
3. Pembuat:
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen antara lain:
1) Para Kepala Sub Direktorat di lingkungan Jaksa Agung Muda Intelijen;
2) Ketua Tim Satgas Intelijen;
3) Para Kepala Sub Bidang pada Pusat Penerangan Hukum;
4) Penanggung Jawab Posko Bandara/Pelabuhan/Kantor Pos.
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh para Kepala Seksi pada Asisten Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kepala Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Urusan Tata Usaha Teknis.
4. Waktu Pembuatan :
Segera (Paling Lama 1 hari dalam Hari yang sama) setelah informasi dan data
yang berkaitan dengan suatu peristiwa diterima atau ditemukan.
5. Cara Penyampaian
Dengan menggunakan sarana yang paling cepat, dapat didahului dengan
menggunakan JKSK (Jaringan Komunikasi Sandi Kejaksaan) atau faximili
atau telepon atau E-Mail (Surat Elektronik) atau dengan menggunakan SMS
dengan nomor yang telah ditentukan.
6. Distribusi :
Disampaikan oleh pembuat ke atasan langsung dan selanjutnya atasan
langsung dapat meneruskannya kepada pimpinan yang lebih tinggi, secara
berjenjang dan selektif.
www.peraturan.go.id
185 2014, No.1292
7. Cara Pengisian :
a. Sampul / kulit laporan :
- COPY KE... DARI ... COPIES : Diisi dengan angka dari jumlah laporan
yang dibuat.
- Copy terakhir adalah untuk arsip yang disimpan sebagai berikut :
1) Di Kejaksaan Agung disimpan pada masing-masing unit pembuat dan
di Sub Direktorat Produksi Intelijen;
2) Di Kejaksaan Tinggi disimpan di Seksi III;
3) Di Kejaksaan Negeri disimpan di Seksi Intelijen;
4) Di Cabang Kejaksaan Negeri disimpan di urusan tata usaha teknis.
b. - Judul laporan : LAPORAN INFORMASI HARIAN.
- Nomor laporan : Diisi dengan kualifikasi , nomor, kode
pejabat/wilayah, kode masalah, bulan, dan tahun laporan
dibuat.
c. Materi laporan :
I. INFORMASI YANG DIPEROLEH
Merupakan uraian informasi dan data yang berkaitan dengan suatu
masalah atau peristiwa yang terjadi, yang mengandung unsur Siapa,
Apa, Bilamana, Bagaimana, Mengapa (SIABIDIBAM).
II. SUMBER INFORMASI
Merupakan uraian asal informasi yang diperoleh, didalam pengisian
dapat diisi kata RAHASIA apabila sumber informasi perlu dirahasiakan,
kecuali pimpinan menentukan lain.
III. TREND PERKEMBANGAN / PERKIRAAN
Merupakan pembahasan atas informasi dan data yang diperoleh dengan
menghubungkan antara data yang satu dengan yang lain, ditinjau dari
aspek hukum yang berlaku maupun dari aspek kebijakan pemerintah.
Dalam pembahasan sejauh mungkin diuraikan perkiraan atau
kemungkinan yang dapat terjadi (antisipasi) sehubungan dengan
permasalahanyang dilaporkan.
IV. PENDAPAT / SARAN
Merupakan pendapat / saran yang perlu disampaikan kepada pimpinan
sehubungan dengan hasil perkiraan atas permasalahan yang terjadi
untuk memudahkan pimpinan dalam mengambil keputusan atau
menetapkan kebijakan.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 186
www.peraturan.go.id
187 2014, No.1292
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
IV. SARAN/TINDAK
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. dst.
..........,..........,..........,..........
..............................
Pangkat / Nip..........
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 188
PETUNJUK L.IN.2
LAPORAN INFORMASI KHUSUS
1. Pengertian :
Laporan Informasi Khusus (LAPINSUS) adalah laporan insidentil, belum diolah
yang materinya bersifat khusus merupakan AGHT, mengenai masalah yang
berkaitan dengan aspek penegakan hukum yang perlu segera disampaikan
kepada pimpinan untuk mendapat tanggapan dan penanganan.
Laporan Informasi Khusus (LAPINSUS) dapat menjadi dasar Pelaksanaan
dukungan Intelijen yang diberikan kepada bidang lain.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan dapat mengetahui sesuatu/perkembangan permasalahan
sehingga dapat memberikan tanggapan dan petunjuk untuk mengambil
langkah penanganan secara cepat dan tepat.
3. Pembuat:
Jaksa Agung Muda Intelijen, Direktur, Koordinator pada JAM Intel, Kepala
Pusat Penerangan Hukum, Kepala Kejaksaan Tinggi, Pejabat Kejaksaan yang
dikaryakan, Perwakilan Kejaksaan di Luar Negeri, Kepala Kejaksaan Negeri,
Kepala Cabang Kejaksaan Negeri, Ketua Satgas Intelijen,.
4. Waktu Pembuatan :
Segera (Paling Lama 1 Hari) setelah informasi diperoleh.
5. Cara Penyampaian :
Dengan menggunakan sarana yang paling cepat, dapat didahului dengan
menggunakan JKSK (Jaringan Komunikasi Sandi Kejaksaan) atau faximili
atau telepon atau E-Mail (Surat Elektronik) atau dengan menggunakan
SMS dengan nomor yang telah ditentukan.
6. Distribusi :
Disampaikan oleh pembuat ke atasan langsung dan selanjutnya atasan
langsung dapat meneruskannya kepada pimpinan yang lebih tinggi, secara
berjenjang dan selektif.
7. Cara Pengisian :
a. Sampul / kulit laporan :
- COPY KE... DARI ... COPIES : Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah
laporan yang dibuat.
- Copy terakhir adalah untuk arsip yang disimpan sebagai berikut :
1) Di Kejaksaan Agung disimpan pada masing-masing unit pembuat dan
di Sub Direktorat Produksi Intelijen;
2) Di Kejaksaan Tinggi disimpan di Seksi III;
3) Di Kejaksaan Negeri disimpan di Seksi Intelijen;
www.peraturan.go.id
189 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 190
PERIHAL
:XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
I. PENDAHULUAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
III. TELAAHAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
IV. KESIMPULAN
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. dst.
V. PENDAPAT
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. dst.
VI. SARAN/TINDAK
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. dst.
..........,..........,..........,..........
Pejabat Yang Membuat Laporan,
OTENTIKASI :
..............................
Pangkat / Nip..........
www.peraturan.go.id
191 2014, No.1292
PETUNJUK L.IN.3
LAPORAN INTELIJEN KHUSUS
1. Pengertian :
Laporan Intelijen Khusus (LAPSUS) adalah laporan intelijen yang bersifat
insidentil dan sudah diolah mengenai masalah tertentu berkaitan dengan
aspek penegakan hukum yang menurut sifatnya perlu disampaikan kepada
pimpinan, baik atas perintah/petunjuk dari pimpinan maupun atas inisiatif
sendiri.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan mengetahui permasalahan dan perkembangan situasi sehingga
dapat memberikan petunjuk / pengarahan dan mengambil langkah-langkah
penanganan maupun kebijakan selanjutnya.
3. Pembuat:
Jaksa Agung Muda Intelijen, Direktur, Koordinator pada JAM Intel, Kepala
Pusat Penerangan Hukum, Kepala Kejaksaan Tinggi, Pejabat Kejaksaan yang
dikaryakan, Perwakilan Kejaksaan di Luar Negeri, Kepala Kejaksaan Negeri,
Kepala Cabang Kejaksaan Negeri, Ketua Satgas Intelijen.
4. Waktu Pembuatan :
Paling Lama 3 Hari setelah informasi / data selesai diolah baik atas
permintaan pimpinan, maupun atas inisiatif sendiri.
5. Cara Penyampaian
Dengan menggunakan sarana yang paling cepat, dapat didahului dengan
menggunakan JKSK (Jaringan Komunikasi Sandi Kejaksaan) atau faximili
atau telepon atau E-Mail (Surat Elektronik) atau dengan menggunakan SMS
dengan nomor yang telah ditentukan.
6. Distribusi :
a. Jaksa Agung Muda Intelijen kepada Jaksa Agung dan Wakil Jaksa Agung;
b. Direktur Koordinator pada JAM Intel, Kepala Pusat Penerangan Hukum dan
Ketua Satgas Intelijen kepada Jaksa Agung Muda Intelijen tembusan
kepada Jaksa Agung dan Wakil Jaksa Agung;
c. Kepala Kejaksaan Tinggi kepada Jaksa Agung, tembusan Wakil Jaksa
Agung dan Jaksa Agung Muda Intelijen;
d. Kepala Kejaksaan Negeri kepada Kepala Kejaksaan Tinggi, tembusan
Asisten Intelijen;
e. Kepala Cabang Kejaksaan Negeri kepada Kepala Kejaksaan Negeri.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 192
7. Cara Pengisian :
a. Sampul / kulit laporan :
- COPY KE... DARI ... COPIES : Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah
laporan yang dibuat.
- Copy terakhir adalah untuk arsip yang disimpan sebagai berikut :
1) Di Kejaksaan Agung disimpan pada masing-masing unit pembuat dan
di Sub Direktorat Produksi Intelijen;
2) Di Kejaksaan Tinggi disimpan di Seksi III;
3) Di Kejaksaan Negeri disimpan di Seksi Intelijen;
4) Di Cabang Kejaksaan Negeri disimpan di Urusan Tata Usaha Teknis.
III.TELAAHAN
Merupakan pembahasan / analisa data dan fakta dikaitkan dengan
aspek hukum dan pembinaan tertib hukum serta trend
perkembangannya.
IV.KESIMPULAN
Merupakan kesimpulan singkat dari pembahasan / analisa dalam
telaahan.
www.peraturan.go.id
193 2014, No.1292
V. PENDAPAT
Merupakan uraian strategi rencana-rencana yang akan dilaksanakan
dalam menindaklanjuti apa yang telah disimpulkan.
VI. SARAN TINDAK
Langkah dan tindakan yang disarankan kepada pimpinan untuk
penanganan dan penyelesaian lebih lanjut.
8. Bagian Akhir Laporan :
- Kota, tanggal, bulan, dan tahun penyajian laporan;
- Tanda tangan, nama pejabat yang berwenang membuat, dan yang
mempertanggung jawabkan laporan;
- Stempel dinas dan otentikasi.
9. Pada bagian atas maupun bawah pada tiap lembar laporan diberi tanda
tertulis “RAHASIA”.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 194
I. PENDAHULUAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
IV. ANALISA
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
V. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
..........,..........,..........,..........
Pelaksana Tugas,
1. ..............................
Pangkat / Nip..........
2. ..............................
Pangkat / Nip..........
3. Dst.
Dikeluarkan di : ..................
Pada tgl : ......,.....,.....
JAM INTEL/KAJATI/KAJARI/KACABJARI,
..............................
Pangkat / Nip.........
www.peraturan.go.id
195 2014, No.1292
PETUNJUK L.IN.4
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN TUGAS
1. Pengertian :
Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas yang selanjutnya disebut Laphastug
adalah uraian singkat dan jelas mengenai hasil pelaksanaan kegiatan/
operasi Intelijen.
2. Kegunaan :
Agar User mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan / operasi Intelijen untuk
memberikan petunjuk guna menentukan tindakan selanjutnya.
3. Pembuat:
Dibuat dan ditandatangani oleh petugas pelaksana yang mendapat Surat
Perintah Tugas.
4. Waktu Pembuatan :
Sesuai jangka waktu surat perintah tugas.
5. Distribusi :
Disampaikan oleh pelaksana tugas kepada User.
6. Cara Pengisian :
a. Sampul / kulit laporan :
- COPY KE... DARI ... COPIES :
Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah laporan yang dibuat.
- Copy untuk arsip disimpan sebagai berikut :
1) Di Kejaksaan Agung oleh Sub Direktorat atau Bidang pada
Puspenkum yang membuat dan di Sub Direktorat Produksi
Intelijen;
2) Di Kejaksaan Tinggi disimpan di Seksi III;
3) Di Kejaksaan Negeri disimpan di Seksi Intelijen;
4) Di Cabang Kejaksaan Negeri disimpan di Urusan Tata Usaha
Teknis.
b. - Judul laporan :
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN TUGAS.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 196
- Nomor laporan :
Diisi dengan kualifikasi , nomor, kode pejabat/wilayah, kode
masalah, bulan, dan tahun laporan dibuat. Nomor laporan
pelaksanaan tugas di ambil dari buku agenda.
- Perihal :
Dirumuskan secara singkat mengenai pokok permasalahan yang akan
diinformasikan.
www.peraturan.go.id
197 2014, No.1292
9. Pada setiap lembar laporan dituliskan kata “RAHASIA” di bagian atas dan
bawah.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 198
I. DASAR
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
II. TUGAS
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
IV. TELAAHAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
V. KESIMPULAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
VI. SARAN/TINDAK
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
..........,..........,..........,..........
Pelaksana Operasi,
4. ..............................
Pangkat / Nip..........
5. ..............................
Pangkat / Nip..........
6. Dst.
Dikeluarkan di : .......................
Pada tgl : ......,.....,..........
JAM INTEL/KAJATI/KAJARI/KACABJARI,
.........................
Pangkat / Nip.........
www.peraturan.go.id
199 2014, No.1292
PETUNJUK L.IN.5
LAPORAN HASIL OPERASI INTELIJEN
1. Pengertian :
Laporan Hasil Operasi Intelijen yang selanjutnya disebut Laphasopsin adalah
laporan hasil pelaksanaan tugas dalam pertanggung jawaban pelaksanaan
Operasi Intelijen terkait permasalahan dibidang Ideologi, Politik, Ekonomi,
Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan yang selanjutnya disingkat
IPOLEKSOSBUDHANKAM.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan mengetahui hasil pelaksanaan dan perkembangan Perintah
Operasi Intelijen untuk memberikan petunjuk dan guna melaksanakan
tindakan selanjutnya.
3. Pembuat :
Dibuat dan ditandatangani oleh petugas pelaksana yang mendapat Surat
Perintah Operasi Intelijen.
4. Waktu Pembuatan :
Paling Lama 7 Hari setelah Operasi Intelijen selesai dilaksanakan atau
selambat-lambatnya sebagaimana waktu yang ditetapkan dalam Surat
Perintah.
5. Distribusi :
Disampaikan kepada pimpinan Kejaksaan yang memerintahkan operasi oleh
pelaksana operasi melalui penanggungjawab operasi, di Kejaksaan Agung
melalui Direktur/Ketua Tim Satgas Intelijen/Kapuspenkum, di Kejaksaan
Tinggi melalui Asisten Intelijen, di Kejaksaan Negeri melalui Kasi Intelijen dan
di Cabang Kejaksaan Negeri melalui Kacabjari.
6. Cara Pengisian :
a. Sampul / kulit laporan :
- COPY KE... DARI ... COPIES : Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah
laporan yang dibuat.
- Copy terakhir adalah untuk arsip yang disimpan sebagai berikut :
1) Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen disimpan pada masing-masing
unit pembuat dan di Sub Direktorat Produksi Intelijen;
2) Di Kejaksaan Tinggi disimpan di Seksi III;
3) Di Kejaksaan Negeri disimpan di Seksi Intelijen;
4) Di Cabang Kejaksaan Negeri disimpan di Urusan Tata Usaha Teknis.
b. - Judul laporan : LAPORAN OPERASI INTELIJEN;
- Nomor laporan : Diisi dengan kualifikasi , nomor, kode
pejabat/wilayah, kode masalah, bulan, dan tahun
laporan dibuat;
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 200
www.peraturan.go.id
201 2014, No.1292
f. Dll.
Dalam hal Operasi Intelijen dihentikan, pimpinan dapat memberitahukan
kepada terlapor/pelapor dengan surat keterangan bilamana dikehendaki oleh
terlapor.
9. Pada setiap lembar laporan dituliskan kata “RAHASIA” di bagian atas dan
bawah.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 202
LAPORAN ATENSI
----------------------------------------------------------------------
NOMOR : R – LAPAT - ........../........../.........../........../..........
PERIHAL :
................................................................................................................
----------------------------------------------------------------------------------------
----
III. SARAN/TINDAK
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXX
3. Dst.
..........,..........,..........,..........
Pejabat Yang Membuat Laporan,
OTENTIKASI :
..............................
Pangkat / Nip..........
www.peraturan.go.id
203 2014, No.1292
PETUNJUK L.IN.6
LAPORAN ATENSI
1. Pengertian :
Laporan Atensi yang selanjutnya disebut Lapat adalah laporan dari bawah ke
atas, yang berisi jawaban atas pertanyaan pimpinan yang harus segera
dijawab tentang masalah – masalah terkait dengan Ideologi, Politik, Ekonomi,
Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan yang selanjutnya disingkat
IPOLEKSOSBUDHANKAM.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan dapat dengan segera mengetahui adanya suatu masalah /
peristiwa yang memungkinkan terdapat Ancaman, Gangguan, Hambatan dan
Tantangan yang selanjutnya disingkat AGHT.
3. Pembuat :
Oleh unit organisasi yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi.
4. Waktu Pembuatan :
Paling Lama 2 hari setelah permintaan diterima .
5. Distribusi :
a. Dari Kepala Kejaksaan Tinggi / Direktur / Kapuspenkum kepada Jaksa
Agung Muda, Wakil Jaksa Agung, Jaksa Agung R.I.;
b. Dari Kasubdit kepada Direktur, dari Kabid kepada Kapuspenkum;
d. Dari Kajari / Asintel kepada Kepala Kejaksaan Tinggi;
e. Dari Kacabjari kepada Kajari.
6. Sistematika :
I. INFORMASI DAN DATA
II. TREND PERKEMBANGAN
III. SARAN TINDAK
7. Cara Pengisian :
a. Sampul / kulit laporan :
- COPY KE.. : Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah
laporan yang dibuat.
- DARI... COPIES : Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah
laporan yang dibuat.
Copy terakhir adalah untuk arsip yang disimpan oleh
pejabat yang membuat laporan atensi.
b. - Judul laporan : LAPORAN ATENSI.
- Nomor laporan : Diisi kualifikasi , nomor, kode pejabat/wilayah, kode
masalah, bulan, dan tahun laporan dibuat.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 204
www.peraturan.go.id
205 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 206
www.peraturan.go.id
207 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 208
www.peraturan.go.id
209 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 210
www.peraturan.go.id
211 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 212
www.peraturan.go.id
213 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 214
www.peraturan.go.id
215 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 216
www.peraturan.go.id
217 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 218
www.peraturan.go.id
219 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 220
www.peraturan.go.id
221 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 222
www.peraturan.go.id
223 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 224
www.peraturan.go.id
225 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 226
www.peraturan.go.id
227 2014, No.1292
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 228
www.peraturan.go.id
229 2014, No.1292
-------- Pada hari ini 1)................ tanggal 2).......... bulan 3)............ tahun 4) ................
Jam 5) ............ bertempat di 6).............................., berdasarkan Surat Perintah Jaksa
Agung Muda Intelijen Nomor : 7) ...................................... tanggal 8)..............................., kami
Tim Kontra Penginderaan Kejaksaan Agung R.I. telah mengadakan kegiatan
Pengindaraan (sterilisasi) / Pemantauan melalui Adhyaksa Monitoring Center
(AMC), dengan hasil sebagai berikut:
1. 9)xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
3. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
yang dapat diindikasikan adanya :
1. 10)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
--------- Dalam rangka pencegahan kerawanan terhadap penyadapan, selanjutnya
Tim memberikan saran sebagai berikut : -------------------------------------------------
-------------------------------------------------
1. 11)xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
3. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 230
--------- Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya mengingat sumpah
jabatan untuk digunakan sebagaimana mestinya. --------------------------------------
---------------------------------------------
(.13).........................) (.12)...............................)
Pangkat/NIP ..............
Pangkat/NIP....................
Mengetahui :
Pejabat .14).......................
(..............................)
Pangkat/ NIP .....................
www.peraturan.go.id
231 2014, No.1292
PETUNJUK L.IN. 17
BERITA ACARA PELAKSANAAN
PEMANTAUAN OLEH ADHYAKSA MONITORING CENTER (AMC)
1. Pengertian :
Kegiatan kontra-penginderaan (sterilisasi) / Pemantauan oleh Adhyaksa
Monitoring Center (AMC) adalah upaya-upaya untuk menghilangkan atau
meminimalisasi adanya penginderaan yang dilakukan pihak lain.
2. Kegunaan :
Sebagai masukan bagi pimpinan guna menentukan langkah-langkah
antisipasi.
3. Penyelenggara :
Sub Direktorat Pengamanan Informasi pada Jaksa Agung Muda Bidang
Intelijen;
4. Penandatangan:
Ketua Tim Kontra Penginderaan Kejaksaan Agung R.I.
5. Waktu Pembuatan :
Segera setelah melakukan kontra penginderaan.
6. Cara Pengisian :
Angka 1), 2), 3), 4) dan 5) diisi sesuai dengan waktu pelaksanaan kontra
-
penginderaan
- Angka 6) diisi lokasi kegiatan kontra penginderaan dilaksanakan.
- Angka 7) dan 8) diisi secara lengkap dengan nomor dan tanggal
Surat Perintah Jaksa Agung Muda Intelijen.
- Angka 9) diisi dengan hasil kontra penginderaan.
- Angka 10) diisi dengan indikasi / kirka yang akan terjadi.
- Angka 11) diisi dengan saran atau masukan Tim Kontra
Penginderaan.
- Angka 12) diisi dengan nama, pangkat dan NIP Ketua Tim Kontra
Penginderaan
- Angka 13) diisi dengan nama, pangkat dan NIP Pejabat tempat
dilakukannya kontra penginderaan.
- Angka 14) diisi dengan nama, pangkat dan NIP Atasan Langsung
Pejabat tempat dilakukannya kontra penginderaan.
Catatan :
Dalam penggunaan formulir ini simbol angka-angka tidak perlu dicantumkan.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 232
NOTA DINAS
Kepada Yth :
Dari :
Nomor : R- / / /bulan/tahun.
Lampiran :
Bersama ini dengan hormat disampaikan laporan kegiatan aksi unjuk rasa yang
diterima Pos Pelayanan Hukum dan Penerimaan Pengaduan Masyarakat (PPH&PPM)
Kejaksaan Agung RI / Tinggi xxxxxx / Negeri xxxxxx/ Cabang Kejaksaan Negeri xxxxxx
(pilih salah satu) dari xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx (diisi dengan nama pihak yang
melakukan aksi unjuk rasa), sebagai berikut :
www.peraturan.go.id
233 2014, No.1292
6. Informasi Tambahan
6.1. ……………………………………………………………………………………………………..
6.2. ……………………………………………………………………………………………………..
7. Saran Pendapat
7.1. ………………………………………………………………………………………………………
7.2. ………………………………………………………………………………………………………
Nama/Pangkat/NIP
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 234
PETUNJUK L.IN.18
LAPORAN AKSI UNJUK RASA
1. Pengertian :
Laporan aksi unjuk rasa adalah surat yang dibuat untuk melaporkan kegiatan aksi
unjuk rasa dan aspirasi yang disampaikan dalam aksi unjuk rasa tersebut.
2. Kegunaan :
Untuk mengetahui berapa jumlah pengunjuk rasa, aspirasi yang disampaikan dan
saran pendapat dari pembuat laporan.
3. Pembuat Dan Penandatangan :
a. Pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum,
b. Pada Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Intelijen,
c. Pada Kejaksaan Negeri oleh Kasi Intelijen,
d. Pada Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kepala Cabang Kejaksan Negeri.
4. Waktu Pembuatan :
Setelah berlangsungnya penerimaan pengunjuk rasa
5. Distribusi :
Kepada atasan langsung secara berjenjang selanjutnya kepada satuan kerja yang
terkait .
7. Cara Pengisian :
a. Waktu dan Tempat :
Cukup Jelas.
b. Jumlah Pengunjuk Rasa :
Cukup Jelas.
c. Aspirasi Unjuk Rasa :
Cukup Jelas.
d. Jawaban Penerima Unjuk Rasa :
Cukup Jelas.
e. Informasi Tambahan :
Informasi tambahan dapat berupa informasi yang didapatkan dari hasil koordinasi
dengan Satuan Kerja terkait. Dapat juga informasi mengenai laporan
pengaduan/aspirasi terdahulu terdahulu yang telah dilaporkan kepada pimpinan
beserta tindak lanjutnya. Selain itu dapat juga berupa informasi yang didapat dari
Media Massa dan lainnya. Pengisian informasi tambahan jika data tersedia.
www.peraturan.go.id
235 2014, No.1292
f. Saran Pendapat :
Untuk memberikan saran serta masukan kepada pimpinan atas aspirasi yang
disampaikan.
g. Tembusan :
Ditujukan kepada atasan / satuan kerja yang terkait dengan aspirasi dalam aksi
unjuk rasa.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 236
NOTA DINAS
Kepada Yth :
Dari :
Tanggal : Bulan Tahun.
Nomor : R- / / /bulan/tahun.
Sifat : Rahasia / Segera (pilih salah satu).
Lampiran :
Perihal : Laporan Pengaduan dari ………………………….(diisi dengan nama pihak
yang menyampaikan laporan pengaduan).
Bersama ini dengan hormat kami sampaikan laporan pengaduan yang diterima
Pos Pelayanan Hukum dan Penerimaan Pengaduan Masyarakat (PPH & PPM) Kejaksaan
Agung RI / Tinggi ……… / Negeri ……/ Cabang Kejaksaan Negeri ……….. (pilih salah
satu) pada tanggal …………ditujukan kepada………………., sebagai berikut :
1. Sumber Informasi :
1.1. Laporan Pengaduan dari ……………… beralamat di………………., yang
disampaikan secara langsung oleh…………………………...., No HP : …………
1.2. Nomor surat : ……………….tanggal……………… perihal :…………..……………
2. Isi Laporan Pengaduan :
2.1. ………………………………………………………………………………………………………
2.2. ………………………………………………………………………………………………… dst
3. Saran Pendapat
3.1. ……………………………………………………………………………………………………..
3.2. …………………………………………………………………………………………………. dst
Nama/Pangkat/NIP
www.peraturan.go.id
237 2014, No.1292
PETUNJUK L.IN.19
LAPORAN PENGADUAN MASYARAKAT
1. Pengertian :
Laporan pengaduan adalah surat yang melaporkan aspirasi dari masyarakat
yang disampaikan lewat surat, baik yang datang langsung, melalui kurir
ataupun melalui jasa pengiriman pos.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan mengetahui aspirasi atau laporan pengaduan dari masyarakat.
4. Waktu Pembuatan :
Setelah diterimanya surat laporan pengaduan dimaksud.
5. Distribusi :
Kepada atasan secara berjenjang. Kemudian kepada satuan kerja yang terkait
dengan laporan / aspirasi pelapor / pengadu dengan tembusan kepada
atasan.
6. Cara Pengisian :
a. Sumber Informasi :
Berisi identitas pelapor serta keterangan surat (nomor, tanggal dan
perihal).
b. Isi Laporan Pengaduan :
Poin-poin penting yang menjadi inti laporan.
c. Saran Pendapat :
Untuk memberikan saran serta masukan kepada pimpinan atas aspirasi /
laporan pengaduan yang disampaikan.
d. Tembusan :
Ditujukan kepada atasan / satuan kerja yang terkait dengan laporan
pengaduan tersebut.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 238
NOTA DINAS
Kepada Yth :
Dari :
Tanggal : Bulan Tahun.
Nomor : B- / / /bulan/tahun.
Sifat : Biasa.
Lampiran :
Perihal : Laporan Penerimaan Audiensi dengan …………………………..(diisi
dengan nama pihak yang melakukan audiensi).
1. Pelaksanaan Audiensi :
-
- …………………………………………………………………………………… dst
- ……………………………………………………………………….
1.5. Diterima Oleh :
3. Kesimpulan :
3.1. ………………………………………………………………………………………………………
www.peraturan.go.id
239 2014, No.1292
3.2. ………………………………………………………………………………………………………
3.3. ……………………………………………………………………………………… dst
4. Saran Pendapat
3.1. ………………………………………………………………………………………………………
3.2. ………………………………………………………………………………………………………
3.3. ……………………………………………………………………………………… dst
Nama/Pangkat/NIP
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 240
PETUNJUK L.IN.20
LAPORAN PENERIMAAN AUDIENSI
1. Pengertian :
Laporan penerimaan audiensi adalah surat yang dibuat untuk melaporkan hasil
audiensi dengan berbagai elemen masyarakat yang hendak menyampaikan
aspirasinya. Audiensi biasanya sebelumnya sudah terjadwal.
2. Kegunaan :
Agar pimpinan mengetahui aspirasi atau laporan pengaduan dari masyarakat.
4. Waktu Pembuatan :
Setelah selesainya kegiatan audiensi dimaksud.
5. Distribusi :
Kepada atasan secara berjenjang.
6. Cara Pengisian :
a. Pelaksanaan Audiensi :
Cukup Jelas.
b. Hal-Hal yang disampaikan dalam audiensi :
Poin-Poin dalam audiensi tersebut.
c. Kesimpulan :
Berisikan jawaban penerima audiensi dan hasil dari audiensi.
d. Saran Pendapat :
Untuk memberikan saran serta masukan kepada pimpinan terkait hasil audiensi.
e. Tembusan :
Ditujukan kepada atasan / satuan kerja yang terkait dengan hasil audiensi
tersebut.
www.peraturan.go.id
241 2014, No.1292
NOTA DINAS
Kepada : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Yth
Dari : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Tanggal : Bulan Tahun
Nomor : R- /x/x/bulan/tahun
Sifat : Rahasia
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Laporan Bulanan Pos Pelayanan Hukum dan Penerimaan Pengaduan
Masyarakat (PPH & PPM) Kejaksaan Agung RI / Tinggi xxxxxx / Negeri
xxxxxx/ Cabang Kejaksaan Negeri xxxxxx (pilih salah satu).
Bersama ini kami laporkan Kegiatan Pos Pelayanan Hukum dan Penerimaan
Pengaduan Masyarakat (PPH & PPM) Kejaksaan Agung RI / Tinggi xxxxxx / Negeri
xxxxxx/ Cabang Kejaksaan Negeri xxxxxx (pilih salah satu) Bulan xxxx 20xx dengan
rincian :
1. (jumlah) surat laporan pengaduan ;
2. (jumlah) audiensi/tatap muka ;
3. (jumlah) aksi unjuk rasa ;
(sebagaimana terlampir).
Nama…………..
Pangkat/NIP
Tembusan (tanpa lampiran) :
1. Yth. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
2. Yth. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
3. Arsip.
---------------------------------------------------------------------------
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 242
PETUNJUK L.IN.21
LAPORAN BULANAN POS PELAYANAN HUKUM DAN PENERIMAAN PENGADUAN
MASYARAKAT (PPH & PPM)
1. Pengertian :
Laporan bulanan PPH&PPM dibuat setiap bulan untuk melaporkan jumlah surat
laporan pengaduan, aksi unjuk rasa, dan audiensi/tatap muka serta tindak
lanjutnya.
2. Kegunaan :
Untuk mengetahui jumlah surat laporan pengaduan, aksi unjuk rasa, audiensi/tatap
muka dan laporan pengaduan yang diterima oleh PPH&PPM tindak lanjutnya.
4. Waktu Pembuatan :
Setiap akhir bulan.
5. Distribusi :
Kepada atasan secara berjenjang.
6. Cara Pengisian :
a. Kolom 1 Nomor
Cukup Jelas.
b. Kolom 2 Tanggal Pelaporan dan Perihal :
Menjelaskan tanggal pelapor melaporkan laporannya serta perihal laporan
dimaksud.
c. Kolom 3 Isi Laporan :
Menjelasakan pokok laporan pengaduan.
d. Kolom 4 Nota Dinas laporan kepada atasan :
Menjelaskan Nomor dan Tanggal Nota Dinas kepada atasan.
e. Kolom 5 Tindak Lanjut dan Keterangan :
Menjelaskan tindak lanjut dari penanganan laporan pengaduan dimaksud.
f. Tembusan :
Ditujukan kepada atasan atau disesuaikan dengan kebutuhan.
www.peraturan.go.id
243 2014, No.1292
1 2 3 4 5
1. Xxxxxx
x xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxx
2. xxxxxx
dst
1 2 3 4 5
1. xxxxxxxx
x xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxx
2. xxxxxxxx
dst
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 244
IDENTITAS
ALAMAT
NO DAN NO. KEPENTINGAN TANDA TANGAN
HARI/TGL NAMA
YANG BISA
DIHUBUNGI
1 2 3 4 5 6
JANUARI 20…..
JUMLAH
MASYARAKAT ……..Orang/Kelompok
YANG DATANG
1.
2.
FEBRUARI 20….
JUMLAH
……..
MASYARAKAT
Orang/Kelompok
YANG DATANG
1.
2.
MARET 20….
JUMLAH
……..
MASYARAKAT
Orang/Kelompok
YANG DATANG
1.
2.
REKAP
TOTAL
TRIWULAN I ……..
MASYARAKAT
(JAN, FEB, Orang/Kelompok
YANG DATANG
MAR) 20…
Dst….
Mengetahui
Penanggung Jawab PPH & PPM
Nama
Pangkat NIP
www.peraturan.go.id
245 2014, No.1292
KLASIFIKASI I
1. 2 3 4 5
JANUARI 20..
JUMLAH
……..
MASYARAKAT
Orang/Kelompok
YANG DATANG
1.
2.
FEBRUARI 20..
JUMLAH
……..
MASYARAKAT
Orang/Kelompok
YANG DATANG
1.
2.
MARET 20..
JUMLAH
……..
MASYARAKAT
Orang/Kelompok
YANG DATANG
1.
2. Dst….
JUMLAH
……..
PERMASALAHA
Permasalahan
N HUKUM
Hukum
FINAL
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 246
JUMLAH ……..
TUNGGAKAN Permasalahan
PPH&PPM Hukum
Alasan
1. xxxxxxx
Tunggakan
2. xxxxxxx
Mengetahui
Penanggung Jawab PPH & PPM
Nama
Pangkat NIP
www.peraturan.go.id
247 2014, No.1292
KLASIFIKASI II
INFORMASI
KEBIJAKAN KASUS/PERKARA TINDAK
NO HARI/TGL IDENTITAS KINERJA YANG DITANGANI KET
LANJUT
KEJAKSAAN KEJAKSAAN RI
RI
1 2 3 4 5 6 7
JANUARI 20..
JUMLAH ……..
MASYARAKAT Orang
YANG
DATANG /Kelompok
1.
2.
FEBRUARI 20..
Jumlah Tunggakan PPH&PPM : ……….. Alasan :
permasalahan
JUMLAH ……..
MASYARAKAT
Orang
YANG
/Kelompok
DATANG
1.
2.
MARET 20..
Jumlah Tunggakan PPH&PPM : ……….. Alasan :
permasalahan
1.
2. Dst…..
REKAP TRIWULAN I TOTAL ……..
MASYARAKAT
Orang
YANG
DATANG /Kelompok
JUMLAH
PERMASALAHA ………………
N HUKUM Informasi
FINAL
JUMLAH
………………
TUNGGAKAN
Informasi
PPH & PPM
ALASAN 1. ……………
TUNGGAKAN ….
2. ……………
…
Mengetahui
Penanggung Jawab PPH & PPM
Nama
Pangkat NIP
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 248
KLASIFIKASI III
1.
2.
FEBRUARI 20..
Jumlah Tunggakan PPH&PPM : ……….. Lapdu Alasan :
JUMLAH
MASYARAKAT ……..
YANG Orang/Kelompok
DATANG
1.
2.
MARET 20..
Jumlah Tunggakan PPH&PPM : ……….. Lapdu Alasan :
JUMLAH
MASYARAKAT ……..
YANG Orang/Kelompok
DATANG
1.
2. Dst….
REKAP TRIWULAN I TOTAL
MASYARAKAT ……..
YANG Orang/Kelompok
DATANG
JUMLAH
PERMASALAHAN …….. Lapdu
HUKUM FINAL
JUMLAH TUNGGAKAN
…….. Lapdu
PPH&PPM
Alasan Tunggakan 1. xxxxxxx
2. xxxxxxx
Mengetahui
Penanggung Jawab PPH & PPM
Nama
Pangkat NIP
www.peraturan.go.id
249 2014, No.1292
KLASIFIKASI IV
1.
2.
FEBRUARI 20..
Jumlah Tunggakan PPH&PPM : ……….. Lapdu Alasan :
JUMLAH
MASYARAKA …….. Orang
T YANG /Kelompok
DATANG
1.
2.
MARET 20..
Jumlah Tunggakan PPH&PPM : ……….. Lapdu Alasan :
JUMLAH
MASYARAKA …….. Orang
T YANG /Kelompok
DATANG
1.
2. Dst….
REKAP TRIWULAN I TOTAL
MASYARAKA …….. Orang/
T YANG Kelompok
DATANG
JUMLAH
PERMASALAHAN …….. Lapdu
HUKUM FINAL
JUMLAH TUNGGAKAN
…….. Lapdu
PPH&PPM
Alasan Tunggakan 1. xxxxxxx
2. xxxxxxx
Mengetahui
Penanggung Jawab PPH & PPM
Nama
Pangkat NIP
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 250
FORMULIR LPP
LAPORAN PELAKSANAAN POS PELAYANAN HUKUM DAN PENERIMAAN
PENGADUAN MASYARAKAT
KEJAKSAAN TINGGI ………………………………………………….
NO MASUK FINAL TUNGGAKAN MASUK FINAL TUNGGAKAN MASUK FINAL TUNGGAKAN MASUK FINAL TUNGGAKAN
TINGGI /
NEGERI /
CABANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. Kejaksaan
Tinggi
2. Kejaksaan
Negeri
………..
Dst…
2. PELAKSANAAN
2.1. URAIAN
2.1.1. Partisipasi/Respon Masyarakat
2.1.2. Analisa (didasarkan pada sikap dan harapan masyarakat terhadap tindak
lanjut permasalahannya serta permasalahan yang paling banyak masuk)
2.2. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI (termasuk alasan terjadinya tunggakan jika bila
ada)
2.3. SARAN TINDAK
Mengetahui
Penanggung Jawab PPH & PPM
Nama
Pangkat NIP
www.peraturan.go.id
251 2014, No.1292
TELAAHAN INTELIJEN
----------------------------------------------------------------------
NOMOR : R – LAHIN - ........../........../.........../........../..........
I. POKOK PERMASALAHAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
III. TELAAHAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXxx
IV. KESIMPULAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
V. SARAN TINDAK
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
..........,..........,..........,..........
Pejabat Pembuat Telaahan Intelijen,
OTENTIKASI :
..............................
Pangkat / Nip..........
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 252
PETUNJUK L.IN.22
TELAAHAN INTELIJEN
1. Pengertian :
Telaahan Intelijen (LAHIN) adalah pembahasan atau analisa staf Intelijen mengenai
suatu permasalahan yang perlu dikaji, baik atas inisiatif staf, maupun atas perintah /
petunjuk pimpinan.
2. Kegunaan :
Sebagai bahan masukan bagi pimpinan mengenai suatu permasalahan agar dalam
mengambil suatu keputusan / kebijaksanaan dapat dengan cepat dan tepat.
3. Pembuat dan Penandatangan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen oleh Jaksa Agung Muda Intelijen, para
Direktur, Kepala Pusat Penerangan Hukum, Koordinator, para Kepala Sub
Direktorat, Kepala Bidang pada Pusat Penerangan Hukum, Ketua Satgas, Jaksa
Fungsional pada Jaksa Agung Muda Intelijen;
b. Di Kejaksaan Tinggi oleh Asisten Intelijen, Koordinator, Kasi, Satgas/Jaksa
Fungsional pada Asisten Intelijen;
c. Di Kejaksaan Negeri oleh Kepala Seksi, Jaksa Fungsional pada Seksi Intelijen;
d. Di Cabang Kejaksaan Negeri oleh Kacabjari atau Jaksa Fungsional.
4. Waktu Pembuatan :
a. Paling Lama 2 Hari setelah mendapat informasi dan atau atas perintah / petunjuk
dari pimpinan;
b. Apabila dipandang perlu atas inisiatif staf, dapat sewaktu-waktu atau paling lama
2 hari disampaikan kepada pimpinan demi keberhasilan pelaksanaan tugas
penegakan hukum.
5. Distribusi :
a. Dari Jaksa Agung Muda Intelijen kepada Jaksa Agung dan Wakil Jaksa Agung;
b. Dari Direktur dan Kepala Pusat, Koordinator dan Ketua Satgas kepada Jaksa
Agung Muda Intelijen;
c. Dari Kepala Sub Direktorat, Jaksa Fungsional bidang Intelijen kepada Direktur
masing-masing;
d. Dari Asisten Intelijen kepada Kepala Kejaksaan Tinggi, dari Koordinator, para Kasi,
Jaksa Fungsional bidang Intelijen kepada Asisten Intelijen;
e. Dari Kepala Seksi Intelijen, Kepala Cabang Kejaksaan Negeri atau Jaksa
Fungsional pada Seksi Intelijen kepada Kepala Kejaksaan Negeri;
f. Telaahan Intelijen yang dibuat atas inisiatif staf, maka pimpinan yang menerima
Telaahan dimaksud secara selektif dapat meneruskan kepada Pimpinan Jenjang
yang lebih tinggi;
g. Penyampaian Telaahan Intelijen menggunakan surat pengantar / nota dinas.
6. Cara Pengisian :
a. Sampul / kulit Telaahan :
www.peraturan.go.id
253 2014, No.1292
- COPY KE... : Diisi dengan angka ke berapa dari jumlah Telaahan yang
dibuat.
- DARI... COPIES : Diisi dengan angka dari jumlah Telaahan yang dibuat.
- Copy terakhir dari jumlah Telaahan yang dibuat adalah untuk arsip yang
penyimpanannya pada para para Pejabat Pembuat Telaahan Intelijen.
b. - Judul laporan : TELAAHAN INTELIJEN.
- Nomor laporan : Diisi dengan kualifikasi, nomor, kode pejabat / wilayah, kode
masalah, bulan, dan tahun Telaahan dibuat.
c. Materi Telaahan Intelijen :
I. POKOK PERMASALAHAN
Diisi dengan singkat tentang pokok permasalahan.
II. URAIAN PERMASALAHAN
Merupakan uraian dari informasi atau data permasalahan dengan memuat
unsur SIABIDIBAM (Siapa, Apa, Bilamana, Di mana, Bagaimana dan Mengapa).
III.TELAAHAN
Merupakan pembahasan / analisa informasi dan data yang dihubungkan satu
dengan yang lain, serta dikaitkan dengan perundang-undangan yang berlaku,
kebijaksanaan pemerintah, dan dapat pula dibahas dari aspek politis,
sosiologis, maupun teori hukum yang berlaku, sehingga pada akhir telaahan
dapat disimpulkan dengan tepat dan jelas penanganan dan pemecahan
masalahnya.
IV.KESIMPULAN
Merupakan hasil telaahan atau hasil analisa yang diuraikan secara singkat dan
jelas.
V. SARAN TINDAK
Merupakan saran-saran atau pendapat yang disertai dengan alternatif
pemecahan masalah untuk ditindaklanjuti.
d. Bagian Akhir Telaahan:
- Kota, tanggal, bulan, dan tahun penyajian Telaahan;
- Nama dan tanda tangan pejabat yang membuat Telaahan;
7. Pada bagian atas maupun di bawah setiap lembar Telaahan diberi tanda tertulis
“RAHASIA” sesuai klasifikasi laporan.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 254
I. PENDAHULUAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
III. ANALISA
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
IV. KESIMPULAN
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. dst.
V. PENDAPAT
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
VI. PENUTUP
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
..........,..........,..........,..........
Pejabat Yang Membuat Laporan,
OTENTIKASI :
..............................
Pangkat / Nip..........
www.peraturan.go.id
255 2014, No.1292
PETUNJUK L.IN.23
PERKIRAAN KEADAAN INTELIJEN (KIRKA)
1. Pengertian :
Perkiraan Keadaan Intelijen (KIRKA Intelijen) adalah data intelijen lengkap yang
sudah diolah, berisi perkiraan, ramalan atau kemungkinan perkembangan situasi
IPOLEKSOSBUD, ditinjau dari aspek perundang-undangan yang berlaku maupun
dari aspek kebijakan pemerintah.
2. Kegunaan :
Sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan dan
kebijakan.
3. Pembuat dan Penandatangan :
a. Secara berkala dibuat oleh Direktur III dan ditandatangani oleh Jaksa Agung Muda
Intelijen.
b. Secara insidentil / sehubungan dengan suatu kasus / peristiwa yang menonjol
dibuat oleh :
1) Direktur III, dan Koordinator pada JAM Intelijen, ditandatangani oleh Jaksa
Agung Muda Intelijen;
2) Kepala Sub Direktorat pada Jaksa Agung Muda Intelijen, ditandatangani oleh
Direktur yang bersangkutan;
3) Kepala Bidang pada Pusat Penerangan Hukum, ditandatangani oleh Kepala
Pusat yang bersangkutan;
4) Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi, ditandatangani oleh Kepala Kejaksaan Tinggi;
5) Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri, ditandatangani oleh Kepala Kejaksaan
Negeri.
4. Waktu Pembuatan :
a. Secara berkala dibuat pada setiap akhir tahun paling lama 14 hari;
b. Apabila terdapat suatu indikator yang diperkirakan akan terjadi suatu peristiwa /
keadaan yang penting / menonjol Kirka dibuat secara insidentil disesuaikan
dengan situasi dan kondisi paling lama 14 hari .
5. Distribusi :
a. Dari Jaksa Agung Muda Intelijen kepada Jaksa Agung R.I. tembusan kepada Wakil
Jaksa Agung R.I., para Jaksa Agung Muda, Staf Ahli, para Direktur / Koordinator
pada JAM Intelijen, Kapuspenkum, dan Kepala Perwakilan / Atase Kejaksaan pada
Perwakilan Indonesia di Luar Negeri;
b. Dari Direktur dan Kepala Pusat Penerangan Hukum kepada Jaksa Agung Muda
Intelijen dengan tembusan kepada Jaksa Agung R.I. dan Wakil Jaksa Agung R.I.;
c. Dari Kepala Kejaksaan Tinggi kepada Jaksa Agung R.I. dengan tembusan Wakil
Jaksa Agung R.I. dan Jaksa Agung Muda Intelijen;
d. Dari Kepala Kejaksaan Negeri kepada Kepala Kejaksaan Tinggi dengan tembusan
Asisten Intelijen.
6. Cara Pengisian :
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 256
V. PENDAPAT
Strategi / kemungkinan yang dipilih oleh pembuat Kirka dengan
argumentasinya untuk mengantisipasi atau merespon uraian dalam kesimpulan
(bisa tunggal / alternatif).
VI. PENUTUP
Berisikan uraian singkat berupa saran / harapan untuk dimaklumi dan
mendapat perhatian pimpinan.
7. Bagian Akhir Laporan :
- Tempat, tanggal, bulan, dan tahun penyajian Kirka;
- Nama dan tanda tangan pejabat pendatangan Kirka;
- Stempel dinas dan otentikasi.
8. Pada setiap lembar tertulis “RAHASIA” di bagian atas dan bawah.
www.peraturan.go.id
257 2014, No.1292
CATATAN WAWANCARA
......,......,......,......
Petugas Wawancara,
.......................................
Pangkat / Nip ...................
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 258
PETUNJUK L.IN.24
CATATAN WAWANCARA
1. Pengertian :
Catatan Wawancara adalah suatu wadah pencatatan hasil wawancara yang
dibuat oleh petugas pelaksana kegiatan /operasi intelijen dalam rangka
pengumpulan keterangan / informasi.
2. Kegunaan :
Sebagai wadah pencatatan keterangan atau informasi yang diperoleh dari
seseorang dalam kegiatan/operasi intelijen secara tertutup / terbuka..
3. Waktu Pembuatan :
Pada saat atau segera sesudah dilakukan wawancara.
4. Pembuat dan Penandatangan :
Petugas pelaksana operasi intelijen yang melakukan wawancara.
5. Cara Pengisian :
5.1. Dasar :
Diisi nomor dan tanggal Surat Perintah Operasi Intelijen yang dijadikan
dasar pelaksanaan tugas dan Rencana Penyelidikan.
5.2. Tempat dan waktu pelaksanaan wawancara :
Cukup jelas.
5.3. Identitas yang diwawancarai :
Sedapat mungkin dilengkapi, bilamana perlu termasuk ciri-ciri fisik ybs.
5.4. Keterangan yang diperoleh dari hasil wawancara :
- Diisi menurut keperluan sesuai dengan Rencana Penyelidikan;
- Wawancara dilakukan dengan memperhatikan SIABIDIBAM.
6. Pada setiap lembar laporan dituliskan kata “RAHASIA” di bagian atas dan
bawah.
www.peraturan.go.id
259 2014, No.1292
1. Apakah pada hari ini saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta
bersediakah saudara memberikan keterangan?-----------------------------------------1.
2. Apakah Saudara mengetahui apa sebabnya dimintai keterangan pada hari ini?---2
3. Dan seterusnya sesuai kebutuhan ......................................................................3.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 260
(..) Apakah masih ada keterangan lain yang akan Saudara berikan tentang masalah
tersebut di atas?--------------------------------------------------------------------------------
(..) ........................................................................................................
(..) Apakah semua keterangan yang Saudara berikan tersebut di atas benar dan
diberikan tanpa tekanan / ancaman dari Jaksa Penyelidik atau dari pihak lain?--
(..)..........
------------Setelah Berita Acara ini dibaca kembali oleh yang memberikan keterangan, ia
tetap pada keterangannya seperti tersebut di atas dan membenarkan dengan
membubuhkan tanda tangannya.------
( )
......,......,......,......
Jaksa penyelidik
.......................................
Pangkat / Nip ...................
www.peraturan.go.id
261 2014, No.1292
PETUNJUK L.IN.25
BERITA ACARA PERMINTAAN KETERANGAN
1. Pengertian :
Berita Acara Permintaan Keterangan adalah suatu wadah pencatatan semua
keterangan yang didapatkan oleh Jaksa Penyelidik baik dengan teknik wawancara
maupun interogasi terhadap seseorang dalam rangka kegiatan penyelidikan
berkaitan dengan bidang IPOLEKSOSBUDKUM & HANKAM.
2. Kegunaan :
Sebagai bukti telah dilakukannya permintaan keterangan secara sah yang
selanjutnya dijadikan dasar untuk menentukan tindakan selanjutnya berkaitan
dengan Penyelidikan .
4. Waktu Pembuatan :
Segera , dalam hari yang sama setelah selesai keterangan diberikan.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 262
..........,..........,..........,..........
www.peraturan.go.id
263 2014, No.1292
PETUNJUK L.IN.26
MATRIK HASIL OPERASI INTELIJEN
1. Pengertian :
Matrik Hasil Operasi Intelijen adalah formulir yang berisi pokok-pokok hasil kegiatan
pelaksanaan OPSIN.
2. Kegunaan :
Memberikan kejelasan tentang hasil-hasil penyelidikan untuk memperoleh
tanggapan / masukan dan pendapat dalam pemaparan.
3. Pembuat dan Penandatangan :
Penerima Surat Perintah Penyelidikan.
4. Cara Pengisian :
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 264
NOTULEN EKSPOSE
--------------------------------------------------------------------------
I. PENDAHULUAN
1. Maksud dan tujuan :
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
2. Materi :
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
3. Kesimpulan sementara eksposan :
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
II. PELAKSANAAN EKSPOSE
1. Waktu dan tempat dilaksanakan ekspose;
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
2. Pimpinan ekspose;
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
3. Peserta ekspose;
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
4. Eksposan;
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
5. Jalannya ekspose :
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
III. KESIMPULAN EKSPOSE
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXX
..........,..........,..........,..........
Notulen,
..............................
Pangkat / Nip..........
MENGETAHUI :
PIMPINAN EKSPOSE,
..............................
Pangkat / Nip.........
www.peraturan.go.id
265 2014, No.1292
PETUNJUK L.IN.27
NOTULEN EKSPOSE
1. Pengertian :
Notulen Ekspose merupakan catatan hasil ekspose atas pelaksanaan Surat
Perintah Operasi Intelijen.
2. Kegunaan :
Bahan bagi User untuk menentukan tindak lanjut dari hasil pelaksanaan operasi
intelijen.
3. Pembuat:
Dibuat oleh notulis dan diketahui oleh pimpinan ekspose.
4. Waktu Pembuatan :
Segera setelah pelaksanaan ekspose.
5. Cara Pengisian :
I. PENDAHULUAN :
1. Maksud dan tujuan :
Diisi dengan uraian singkat maksud dan tujuan dilaksanakannya ekspose
misalnya untuk memperoleh saran, masukan, pendapat dari peserta
ekspose apakah hasil pelaksanaan Surat Perintah Operasi Intelijen sudah
lengkap dan dapat ditindaklanjuti atau belum;
2. Materi diisi dengan nomor dan tanggal Surat Perintah Operasi Intelijen
dan uraian singkat kasus posisi;
3. Kesimpulan sementara eksposan diisi dengan uraian pendapat sementara
dari tim.
II. PELAKSANAAN EKSPOSE :
1. Waktu dan tempat dilaksanakan ekspose diisi secara jelas jam, hari,
tanggal, bulan dan tahun serta tempat dilaksanakannya ekspose;
2. Pimpinan ekspose diisi secara jelas nama, jabatan dan pangkat pimpinan
ekspose;
3. Peserta ekspose diisi secara jelas nama-nama peserta ekspose dengan
dilampiri daftar hadir;
4. Eksposan diisi secara jelas nama, jabatan dan pangkat yang melakukan
ekspose;
5. Jalannya ekspose diisi secara jelas dan lengkap tentang saran, masukan,
pendapat, dan pertanyaan dari setiap peserta ekspos serta
jawaban/penjelasan eksposan.
III. KESIMPULAN EKSPOSE
Diisi secara jelas dan lengkap tentang sikap akhir dari peserta ekspose yang
disampaikan pimpinan ekspose.
1. Bagian Akhir Notulen :
Notulen dibuat dan ditandatangani oleh notulis serta diketahui oleh
pimpinan ekspose.
2. Pada setiap lembar Notulen dituliskan kata “RAHASIA” di bagian atas dan
bawah.
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 266
TROOP - INFO
----------------------------------------------------------
NOMOR : R – TI- ........../........../.........../..........
I. DATA PERMASALAHAN
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
4. dst.
II. KESIMPULAN
1. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
4. dst.
III. PETUNJUK
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
..........,..........,..........,..........
JAM INTEL / KAJATI,
OTENTIKASI :
..............................
www.peraturan.go.id
267 2014, No.1292
PETUNJUK L.IN.28
TROOP – INFO
1. Pengertian :
Troop informasi (troop-info) adalah informasi mengenai suatu permasalahan yang
sudah diolah dan terarah yang sifatnya menonjol , berbobot dan strategis.
2. Kegunaan:
Sebagai bahan masukan untuk dipedomani dan melengkapi informasi bagi
bawahan untuk menunjang pelaksanaan tugas tugas intelijen dalam mendukung
penegakan hukum dan pembinaan tertib hukum .
3. Pembuat dan penanda tangan :
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen dibuat oleh Direktur III dan ditanda
tangai oleh Jaksa Agung Muda Intelijen;
b. Di Kejaksaan TInggi dibuat oleh Asisten Intelijen dan ditanda tangani oleh
Kepala Kejaksaan Tinggi.
4. Waktu pembuatan :
Sewaktu waktu sesuai dengan kebutuhan yang dianggap perlu untuk
disampaikan kepada esselon bawahan.
5. Distribusi :
a. Dari Jaksa Agung Muda Intelijen kepada Direktur, Kepala Pusat Penerangan
Hukum , Kepala Kejaksaan Tinggi dengan tembusan kepada Jaksa Agung,
Wakil Jaksa Agung dan para Jaksa Agung Muda;
b. Dari Kepala Kejaksaan Tinggi kepada para Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala
Cabang Kejaksaan Negeri dalam daerah hukumnya, dengan tembusan kepada
Jaksa Agung Muda Intelijen dan para Asisten Kejaksaan Tinggi setempat.
6. Cara pemgisian:
a. Sampul / kulit
- COPY KE : diisi dengan angka ke berapa dari jumlah Troop-Info
yang dibuat
- DARI COPIES : diisi dengan angka dari jumlah Troop info yang dibuat
- Copy terakhir adalah untuk arsip yang disimpan ;
a. Di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen pada Direktorat III
b. Di Kejaksaan Tinggi pada Kasi III
b. Judul : TROOP – INFO.
Nomor : diisi dengan kualifikasi nomorkode pejabat/wilayah,
kode masalah , bulan dan tahun pembuatan
Perihal : diisi sesuai dengan pokok masalah
www.peraturan.go.id
2014, No.1292 268
c. Materi
I. DATA PERMASALAHAN :
Uraian secara singkat danpadat tentang masalah / peristiwa / kasus,
sesuai topic dengan memperhatikan SIADIBIBAM;
II. KESIMPULAN :
Memuat kesimpulan yang ditarik dari data permasalahan serta uraian
perkiraan / trend perkembangannya
III. PETUNJUK: :
Diisi dengan arahan yang berkaitan dengan permasalahanyang
bersangkutan, baik yang bersifat umum maupun khusus/teknis.
7. Bagian akhir :
- Tempat, tanggal, bulan dan tahun penyajian;
- Nama dan tanda tangan pejabat yang berwenang menanda tangani ;
- Stempel dinas dan otentikasi.
Pada bagian atas maupun bawah tiap lembar Troof info diberi tanda tertulis ‘RAHASIA’
sesuai klasifikasi
BASRIEF ARIEF
www.peraturan.go.id
269 2014, No.1292
226.
www.peraturan.go.id