TOPIK : II
MANAJEMEN LOGISTIK TERHADAP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN POLRI
JUDUL
OPTIMALISASI PENYUSUNAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SARPRAS IT
DI POLRES TABALONG
GUNA MENDUKUNG PELAYANAN TMC
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA KAMSELTIBCAR LANTAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Polisi lalu litas merupakan garda terdepan dalam penata laksanaan lalu
lintas di jalan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, tugas dan peran Polri adalah
memelihara kamtibmas, menegakkan hukum serta memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam
melaksanakan tugas pokok tersebut, Polri bertugas antara lain
menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban,
dan kelancaran lalu lintas di jalan. Untuk mewujudkan keamanan,
keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas (kamseltibcar lantas) harus
didukung dengan perilaku manusia sebagai pengguna jalan yang tentu
sudah memiliki kompetensi dan tingkat disiplin yang memadai.
Sejalan dengan hal tersebut diatas, untuk mewujudkan kamseltibcar
lantas telah ditegaskan pula secara rinci tugas Polri dibidang LLAJ yang
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 yaitu:
penyelenggaraan kegiatan Edukasi, Enginering, Enforcement, Registrasi
Identifikasi serta Managemen Operasional Lalu Lintas, yang merupakan core
bisnis Polisi lalu lintas. Berdasarkan amanat tersebut, maka Polres Tabalong
mendukung komitmen pimpinan menuju pelayanan prima dengan
membangun suatu pelayanan Sistem Management Informasi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan terintegerasi yang dinamakan pelayanan TMC (traffic
management centre). Adapun fungsi dan peran pelayanan TMC tersebut
1
2
adalah : (1) memantau dan memonitor kondisi lalu lintas melalui cctv, (2)
mewujudkan dan memelihara Kamseltibcar Lantas, (3) meningkatkan
kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan (4)
Membangun budaya tertib lalu lintas, (5) meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat di bidang lalu lintas, (6) pusat data lalu lintas dan
kriminalitas; dan (7) pusat penerima dan pemberi informasi dari dan kepada
masyarakat.
Menyikapi hal tersebut diatas, guna mendukung pelayanan TMC yang
maksimal, maka perlu didukung dengan penyusunan perencanaan
kebutuhan sarpras IT yang memadai baik dalam bentuk alat komunikasi, alat
utama, alat pemantau, alat transportasi maupun alat pendukung lainnya.
Dalam prosesnya, penyusunan perencanaan sarana prasarana tersebut
dilaksanakan dengan mengacu pada sistem dan manajemen sarpras yang
berlaku dilingkungan Polri dengan mengedepankan prinsip tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu, tepat mutu / kualitas serta tepat harga sehingga
distribusi sarana prasarana tersebut memiliki nilai-nilai unggul (value
advantage) serta mampu meningkatkan produktifitas kegiatan penyidikan
(productivity value). Namun pada faktanya pelaksanaan tugas Polri
dilapangan khususnya Polres Tabalong, pendayagunaan sarana prasarana
tersebut seringkali kurang mendapatkan perhatian yang semestinya,
sehingga berdampak pada kurang optimalnya penyusunan perencanaan
kebutuhan sarpras IT.
B. Pokok Permasalahan
Permasalahan yang relevan dengan judul penulisan adalah :
“Bagaimana penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras IT di Polres
Tabalong agar dapat mendukung pelayanan TMC sehingga
kamseltibcar lantas dapat terwujud ?”.
C. Pokok-pokok Persoalan
Sesuai pokok permasalahan, maka sebagai pokok – pokok persoalan
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses dalam penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras
IT di Polres Tabalong guna mendukung pelayanan TMC ?
3
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan pada naskah ini, dibatasi pada upaya
penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras IT oleh Subag Sarpras melalui
proses dan pelaksanaan guna mendukung pelayanan TMC khususnya di
Polres Tabalong dalam rangka terwujudnya kamseltibcar lantas T.A. 2018.
H. Pengertian - Pengertian
1. Optimalisasi, Menurut Winardi (1996:363) adalah ukuran yang
menyebabkan tercapainya tujuan. Secara umum optimalisasi adalah
pencarian nilai terbaik dari yang tersedia dari beberapa fungsi yang
diberikan pada suatu konteks.
2. Perencanaan, adalah suatu proses menentukan hal-hal yang ingin
dicapai (tujuan) di masa depan serta menentukan berbagai tahapan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Sarana Dan Prasarana, Menurut KBBI Sarana adalah segala sesuatu
yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.
4. IT, merupakan suatu studi perancangan, implementasi,
pengembangan, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis
komputer, terutama pada aplikasi hardware (perangkat keras) dan
software (perangkat lunak komputer)
5. Traffic Management Centre (TMC) merupakan pusat dari
Management lalu lintas di Polda Metro Jaya yang mempunyai fungsi
sebagai K 31 (Komando, Komunikasi, Koordinasi, dan Informasi).
Komando merupakan perintah dan pengendalian bagi petugas-petugas
yang ada di lapangan/lokasi-likasi yang rawan terjadinya masalah-
masalah lalu lintas.
6. Kamseltibcar Lantas, adalah situasi dan kondisi penggunaan lalu
lintas merasa baik dengan atau tanpa kendaraan; merasa aman karena
terbebas dari rasa ketakutan, tidak adanya ancaman hambatan
maupun gangguan kapan saja dan dimana saja.
5
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN
5
6
BAB III
KONDISI FAKTUAL PENYUSUNAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SARPRAS
IT DI POLRES TABALONG
7
8
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa jumlah tingkat kecelakaan lalu lintas
yang terjadi tidak stabil. Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas
diakibatkan karena Polres Tabalong kekurangan sarana prasarana yang memadai,
secara kuantitas kebutuhan sarpras anggota Polres Tabalong belum sesuai
dengan yang diharapkan, yang mana pada tahun 2018 seharusnya jumlah
kebutuhan cctv sebanyak 126 untuk ditempatkan di beberapa wilayah rawan
kecelakaan lalu lintas namun jumlah cctv yang ada hanya 66. Kemudian jumlah
LED yang dibutuhkan adalah sebanyak 50, namun LED yang tersedia hanya 25,
lalu PLANAR yang dibutuhkan sebanyak 65 yang ada 30, kemudian Polres
Tabalong membutuhkan VMS sebanyak 25 namun yang ada hanya 15 dan analog
kamera yang dibutuhkan adalah sebanyak 60, namun faktanya hanya ada 45 serta
Polres Tabalong membutuhkan HT sebanyak 120 akan tetapi jumlah HT yang ada
hanya 80 saja. Melihat kondisi di atas akan mempengaruhi terhadap penyusunan
perencanaan kebutuhan sarpras IT yang tidak sesuai dengan harapan, hal ini
dapat dilihat ditinjau dari aspek proses dan pelaksanaan sebagai berikut :
BAB IV
A. Faktor Internal
1. Kekuatan
a. Adanya komitmen pimpinan menuju pelayanan prima dalam
pengelolaan sarpras IT
b. Adanya visi misi Kapolri yang di jabarkan dalam program
promoter.
c. Diberlakukannya sistem akuntabilitas dan transparansi (SAKIP)
dilingkungan Polri dalam kegiatan operasional maupun pembinaan
termasuk dalam penyusunan perencanaan sarana prasarana IT
d. Adanya system pengadaan Bottom Up dalam penyusunan
perencanaan kebutuhan sarpras IT guna mendukung pelayanan
TMC
e. Adanya peran Subag Sarpras sebagai jembatan dalam memenuhi
segala kebutuhan sarpras IT
2. Kelemahan
a. Masih terbatasnya kompetensi personel Subag Sarpras dalam
melakukan penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras IT
b. Belum adanya dukungan anggaran khusus dalam pelaksanaan
pelayanan TMC
c. Polres Tabalong belum memiliki pedoman tetap berupa SOP yang
memuat secara detail tentang mekanisme penyusunan
perencanaan kebutuhan sarpras IT
d. Kurang dilaksanakannya pemberian proposal dan rencana kerja
guna mendapatkan bantuan dari pihak ketiga dan instansi samping
dalam penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras IT guna
mendukung pelayanan TMC.
e. Terbatasnya dukungan sarana prasarana dinas sehingga kurang
mendukung penyelenggaraan penyusunan perencanaan
kebutuhan sarpras IT.
11
12
B. Faktor Eksternal
1. Peluang
a. Adanya dukungan pemerintah dalam bentuk pemberian bantuan
dukungan logistic maupun anggaran.
b. Harapan masyarakat terhadap Polri agar dapat mewujudkan
kamseltibcar lantas
c. Adanya dukungan Stakeholder dalam penyusunan perencanaan
kebutuhan sarpras terkait penyelenggaraan TMC
d. Banyaknya lembaga pengawasan eksternal, seperti LSM,
Indonesian Police Watch, Ombudsman, Kompolnas
e. Perkembangan Iptek dapat dimanfaatkan secara optimal guna
menyusun perencanaan kebutuhan sarpras IT dalam rangka
mendukung pelayanan TMC
2. Ancaman
a. Adanya intervensi pihak luar sehingga seringkali mempengaruhi
kebijakan yang dapat menghambat kemajuan Polres dalam
penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras IT.
b. Kondisi geografis wilayah Polres Tabalong yang memiliki jarak
jauh tidak sebanding dengan pengembangan dukungan logistik.
c. Belum adanya regulasi yang secara khusus dapat dijadikan
sebagai pedoman pertanggung jawaban penyusunan
perencanaan kebutuhan sarpras IT terkait pelayanan TMC.
d. Masih adanya lebelling masyarakat terhadap citra Polri serta
adanya kelompok tertentu yang menciptakan opini negatif melalui
media massa terhadap kinerja polisi lalu lintas sehingga
masyarakat bersikap pesimis terhadap pelayanan TMC.
e. Adanya pengaruh perkembangan media social yang memberikan
citra negative terhadap Polri dalam pelayanan TMC.
13
BAB V
KONDISI IDEAL PENYUSUNAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SARPRAS IT
DI POLRES TABALONG
15
14
BAB VI
UPAYA PEMECAHAN PENYUSUNAN PERENCANAAN KEBUTUHAN
SARPRAS IT DI POLRES TABALONG
Tabel 6.2
Internal Factors Analysis Summary
Faktor-Faktor Kunci Internal Bobot Peringkat Skor
No.
Kekuatan (Wegihted) (Rating) (Score)
1. Adanya komitmen pimpinan menuju pelayanan prima dalam
pengelolaan sarpras IT 0,118 7 0,83
2. Adanya visi misi Kapolri 0,103 8 0,82
3. Diberlakukannya sistem akuntabilitas dan transparansi (SAKIP)
dilingkungan Polri 0,089 6 0,53
4. Adanya system pengadaan Bottom Up dalam penyusunan
perencanaan kebutuhan sarpras IT 0,094 8 0,75
5. Adanya peran Subag Sarpras sebagai jembatan dalam memenuhi
segala kebutuhan sarpras IT 0,096 7 0,67
0,500 3,608
Kelemahan
16
17
Tabel 6.3
Posisi Organisasi
5.304
A. Visi
Terwujudnya penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras IT di Polres
Tabalong dalam mendukung pelayanan TMC.
B. Misi
1. Mewujudkan proses dalam penyusunan perencanaan kebutuhan
sarpras IT di Polres Tabalong guna mendukung pelayanan TMC.
2. Mengefektifkan pelaksanaan dalam penyusunan perencanaan
kebutuhan sarpras IT di Polres Tabalong guna mendukung pelayanan
TMC.
C. Tujuan
1. Terwujudnya proses dalam penyusunan perencanaan kebutuhan
sarpras IT di Polres Tabalong guna mendukung pelayanan TMC.
18
D. Sasaran
1. Jangka pendek (0-3 bulan)
a. Mengatasi labeling masyarakat terhadap citra Polri
b. Meningkatkan kemampuan personel
c. Merealisasikan pedoman SOP
d. Mengefektifkan perkembangan media sosial
e. Mengefektifkan pelaksanaan pemberian proposal
2. Jangka menengah (0-6 bulan)
a. Mengefektifkan dukungan pemerintah
3. Jangka Panjang (0-12 bulan)
a. Merealisasikan komitmen pimpinan
b. Mengefektifkan dukungan stake holder
c. Merealisasikan visi misi Kapolri dalam program promoter
d. Meningkatkan perkembangan Iptek
Tabel 6.4
Strategic Factors Analysis Summary
STRATEGI
NO SFAS BOBOT RATING SCORE
KADEK KAMEN KAJANG
1 pemantapan dukungan masyarakat 0,0484 2 0,0969
penerapan sistem Bottom Up dalam
2 0,1235 7 0,8644
penyusunan perencanaan kebutuhan
3 Peningkatan kompetensi personel 0,0763 2 0,1526
4 menyusun SOP 0,0666 4 0,2663
memanfaatkan perkembangan media
5 0,0655 4 0,2622
sosial
6 meningkatkan dukungan pemerintah 0,1119 6 0,6712
meningkatkan pelibatan dukungan stake
7 0,1330 7 0,9312
holder
8 melaksanakan program promoter d 0,1390 8 1,1120
menyusun proposal dan rencana kerja
9 agar mendapat bantuan dari instansi 0,1019 4 0,4074
samping
memanfaatkan perkembangan Iptek
10 dalam penyusunan perencanaan 0,1339 6 0,8036
kebutuhan sarpras IT d
E. Strategi
Berdasarkan hasil perhitungan EFAS, IFAS, dan SFAS yang kemudian
diformulasikan kedalam matriks TOWS, maka strategi yang diangkat dalam
naskah ini adalah sebagai berikut:
19
Tabel 6.4
Matrik Tows
INTERNAL FACTOR STRENGHT (S) WEAKNESSES (W)
ANALISYS (IFAS)
1. Komitmen pimpinan 1. Terbatasnya kompetensi pers
2. promoter 2. Blm adanya dukgar khusus
3. SAKIP 3. Blm memiliki SOP
EKSTERNAL FACTOR
4. Bottom Up 4. proposal
ANALISYS (EFAS)
5. Peran Subag Sarpras 5. terbatasnya duk sarpras dinas
OPPORTUNITY (O) STRATEGY SO STRATEGY WO
1. dukungan pemerintah
2. harapan masyarakat
3. dukungan stake holder ( KUAT – KUAT ) ( LEMAH – KUAT )
4. lembaga pengawasan eksternal
5. perkembangan Iptek
THREATS (T) STRATEGY ST STRATEGY WT
1. intervensi
2. kondisi geografis
3. regulasi ( KUAT – LEMAH ) ( LEMAH – LEMAH )
4. labeling masy
5. media sosial
STRENGHT (S)
1. Komitmen pimpinan
2. promoter
3. SAKIP
4. Bottom Up
5. Peran Subag Sarpras
THREATS (T) STRATEGY ST
1. Intervensi 1. S1 - T1 (komitmen – intervensi) = pemantapan
2. kondisi geografis 2. S1 - T2 (komitmen – kondisi geografis) = pembinaan
3. regulasi 3. S1 - T3 (komitmen – regulasi)= pemberdayaan
4. labeling masy 4. S1 - T4 (komitmen – labeling masy) = internalisasi
5. media sosial 5. S1 - T5 (komitmen – medsos) = sinkronisasi
F. Kebijakan
Mengoptimalkan penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras IT di
Polres Tabalong melalui proses dan pelaksanaan guna mendukung
pelayanan TMC sehingga kamseltibcar lantas dapat terwujud
G. Action Plan
1. Strategi Jangka pendek (0-3 bulan)
a. pemantapan dukungan masyarakat dalam penyusunan
perencanaan kebutuhan sarpras :
1) Program
- Pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat
21
2) kegiatan
- Kapolres melalui Kasi Humas untuk bekerjasama
denagan media massa agar memberitakan hal yang
baik terkait perencanaan kebutuhan sarana prasana
sehingga tidak timbul persepsi negatif dari masyarakat
3) Indicator
- Terwujudnya kepercayaan masyarakat
b. Pemantapan kompetensi personel melalui serangkaian
pembinaan, pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan
secara indikatif dan berkelanjutan.
1) Program
- Pemenuhan personel sesuai dengan DSP serta
meningkatkan pemahaman personel mengenai
manajemen logistik
2) Kegiatan
- Kapolres menugaskan Kabag Sumda untuk melakukan
pembenahan dan penyempurnaan terhadap pendidikan
dan pelatihan mulai dari pendidikan dan pembentukan,
pendidikan pengembangan, dan pendidikan kejuruan.
3) Indikator
- Terpenuhinya DSP serta meningkatnya pengetahuan
dan kemampuan personel dalam pelaksanaan tugas
c. Internalisasi pembuatan SOP yang dijadikan pedoman tugas
dalam penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras IT dalam
mendukung pelayanan TMC
1) Program
- Pembenahan system dan metode.
2) Kegiatan
- Kapolres menugaskan Kasubag Sarpras untuk
menyusun SOP yang memuat tentang rincian tugas
dan mekanisme penyusunan perencanaan kebutuhan
sarpras IT di Polres Tabalong
22
3) Indicator
- Terwujudnya sistem dan metode secara komprehensi
dan integratif
d. Pemberdayaan perkembangan media sosial dalam penyusunan
perencanaan kebutuhan sarpras IT
1) Program
- Mensosialisasikan program-program dalam manajemen
logistik
2) Kegiatan
- Kapolres menugaskan Kasubag Sarpras untuk
membangun jaringan internet guna mensosialisasikan
program-program manajemen logistic Polri.
3) Indikator
- Terwujudnya Polres Tabalong yang modern
e. Internalisasi penyusunan proposal dan rencana kerja agar
mendapat bantuan dari instansi samping terkait kebutuhan
sarpras IT dalam mendukung pelayanan TMC
1) Program
- Melakukan pembenahan fasilitas Polres Tabalong
2) Kegiatan
- Kapolres menugaskan Kasubag Sarpras untuk
menyiapkan ruang khusus serta mengembangan
sistem dan jaringan internet dan komputer dilingkungan
Polres Tabalong.
3) Indikator
- Tersedianya fasilitas yang memadai dalam
pelaksanaan tugas
f. Kapolres pimpin rapat anev terhadap pelaksanaan action plan
yang telah dilakukan pada jangka pendek
1) Program
- Peningkatan dukungan anggaran
2) Kegiatan
- Menugaskan Subbag Sarpras untuk melakukan
koordinasi dengan Pemda guna mendapatkan
dukungan peralatan teknis dan anggaran dalam
penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras IT
3) Indicator
- terdukungnya kebutuhan dalam pelaksanaan tugas
b. Kapolres pimpin rapat anev terhadap pelaksanaan action plan
yang telah dilakukan pada jangka menengah
3. Strategi Jangka Panjang (0-12 bulan)
a. Pemberdayaan penerapan sistem Bottom Up dalam penyusunan
perencanaan kebutuhan sarpras IT dalam mewujudkan komitmen
pimpinan
1) Program
- Menyusun perencanaan kebutuhan secara efektif
2) Kegiatan
- Kapolres menugaskan Kasubag Sarpras untuk untuk
menyusun daftar susunan perlengkapan dalam
mendukung pelaksanaan TMC sehingga dapat
diakomodasi dari mata anggaran DIPA
3) Indicator
- Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan
komprehensif
b. Pemberdayaan pelibatan dukungan stake holder pada
penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras IT
1) Program
- Peningkatan kerjasama dengan instansi terkait
2) Kegiatan
- Kapolres menugaskan kasubbag Sarpras untuk
melaksanakan pertemuan rutin dengan ULP Pemkab
24
BAB VII
PENUTUP
A. Simpulan
1. Proses dalam penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras IT di Polres
Tabalong guna mendukung pelayanan TMC dirasa masih belum sesuai
dengan harapan, seperti masih terbatasnya kemampuan personel
Subag Sarpras dalam menyusun perencanaan kebutuhan sarpras IT,
maka dari itu untuk diperlukan upaya dengan cara, Kapolres
menugaskan Kabag Sumda untuk melakukan pembenahan dan
penyempurnaan terhadap pendidikan dan pelatihan mulai dari
pendidikan dan pembentukan, pendidikan pengembangan, dan
pendidikan kejuruan.
2. Pelaksanaan dalam penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras IT di
Polres Tabalong guna mendukung pelayanan TMC dirasa masih belum
optimal, seperti penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras IT
seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan program kerja sehingga
kurang dapat diberdaya gunakan dalam mendukung pelayanan TMC.
Oleh karena itu diperlukan upaya melalui, Kapolres menugaskan
Kasubag Sarpras untuk menyusun SOP yang memuat tentang rincian
tugas dan mekanisme penyusunan perencanaan kebutuhan sarpras IT
di Polres Tabalong dalam mendukung pelayanan TMC
B. Rekomendasi
1. Merekomendasikan kepada Kapolda up Karo SDM untuk
melaksanakan pelatihan pengadaan barang/jasa di Polda yang diikuti
oleh Polres jajaran dan dilakukan ujian sertifikasi dengan demikian
diharapkan semua Polres memilki anggota yang sudah lulus sertifikasi
sehingga ULP tidak lagi dilakukan oleh Personel Polda.
2. Merekomendasikan kepada Kapolda up. Karo Sarpras untuk menyusun
SOP tentang penyusunan perencanaan kebutuhan sarana prasarana
operasional Polri yang dapat dijadikan sebagai pedoman Subbag
Sarpras.
25