Anda di halaman 1dari 17

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA

KERTAS KARYA PERORANGAN


(TASKAP)
JUDUL:
OPTIMALISASI MANAJEMEN OPERASI KEPOLISIAN
GUNA MEMANTAPKAN PENGAMANAN PEMILU DI
WILAYAH HUKUM POLRES TARAKAN
DALAM RANGKA MEMELIHARA KAMTIBMAS

OLEH:

NAMA : NGATNO KARYANTO


NO SERDIK : 202307003066
POKJAR : III (TIGA)

PESERTA DIDIK SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA POLRI


ANGKATAN KE – 70 T.A. 2023

0
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA

JUDUL
OPTIMALISASI MANAJEMEN OPERASI KEPOLISIAN
GUNA MEMANTAPKAN PENGAMANAN PEMILU DI WILAYAH HUKUM
POLRES TARAKAN
DALAM RANGKA MEMELIHARA KAMTIBMAS
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan situasi kamtibmas yang semakin kompleks dan
beragam, menuntut kesiapan Polri dalam menghadapinya.
Terwujudnya stabilitas Kamtibmas adalah harapan masyarakat serta
merupakan tugas dan tanggung jawab Polri sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Polri). Harapan tersebut harus mampu
diwujudkan oleh Polri sebagai aparatur negara yang bertugas
memelihara Kamtibmas, melindungi, mengayomi dan melayani
masyarakat. Kedudukan, peran dan tanggung jawab Polri ini pun telah
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 30 ayat 4,
bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara
yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan
hukum, untuk mewujudkan situasi keamanan dalam negeri yang
kondusif.
Situasi dalam negeri saat ini menghadapi penyelenggaraan pesta
demokrasi pada tahun 2024 setelah lima kali melaksanakan pemilu
secara langsung berturut-turut sejak tahun 1999. Tantangan dalam
menghadapi Pemilu ini cukup berat seiring dengan perkembangan
globalisasi yang terjadi. Begitupula di wilayah hukum Polres Tarakan
yang juga merupakan wilayah Kota Tarakan Provinsi Kalimantan
Utara. Kota Tarakan merupakan salah satu wilayah di Provinsi Kaltara

1
2

yang memiliki potensi kerawanan cukup tinggi jelang Pemilu 2024.


Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyebutkan bahwa kota
berpenduduk 200 ribu orang lebih tersebut rawan disusupi kelompok
pemecah bela bangsa. Mengingat Kota Tarakan memiliki jumlah
penduduk dan Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbesar di Kalimantan
Utara (Kaltara). Secara geografis penduduknya terbanyak bahkan,
DPT-nya terbesar. Berdasarkan data Capil penduduknya sekitar
254.000 orang. Sementara DPT sekitar 146.000 orang. Dengan
memiliki populasi terbanyak, lanjut membuat Kota Tarakan menjadi
tujuan elit politik baik di tingkat Pilpres, Pileg maupun Pilkada.
Menurut Bawaslu dua hal yang perlu diwaspadai masyarakat
menjelang pemilu 2024. Yakni, maraknya hoaks dan politik identitas
atau SARA. Dua hal inilah yang dapat memecah bela bangsa.
Kerawanan disebabkan berbagai hal, mulai dari netralitas ASN, materi
kampanye, dan lain sebagainya. (https://genzpedia.com/bawaslu).
Oleh sebab itu, Polres Tarakan menjadi ujung tombak terdepan
untuk melaksanakan kegiatan operasional kepolisian dalam
pengamanan Pemilu.
Dalam hal ini Polres Tarakan bertanggung jawab dalam
melaksanakan manajemen operasi kepolisian. Dalam pemeliharaan
kamtibmas pada pelaksanaan Pemilu, Polri melaksanakan Operasi
Kepolisian Terpusat dengan sandi operasi “Mantap Brata”.
Berdasarkan Perkap No. 8 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas
Perkap No. 1 Tahun 2019 Tentang Sistem, Manajemen Dan Standar
Keberhasilan Operasional Kepolisian Negara Republik Indonesia,
(lampiran, hlm 32), Operasi Kepolisian Terpusat merupakan
operasional kepolisian yang manajemen operasionalnya
diselenggarakan oleh Mabes Polri. Operasi Kepolisian Terpusat
meliputi: Mabes Polri secara mandiri; Mabes Polri mengikutsertakan
personel kewilayahan (Satwil) sebagai anggota Satgas; dan Mabes
Polri dan Satwil, dimana manajemen operasinya dilaksanakan oleh
masing-masing dengan bentuk dan waktu operasi ditetapkan oleh
Mabes Polri. Namun berdasarkan pengalaman Pemilu sebelumnya
3

pada pelaksanaannya belum sesuai harapan, dimana penerapan


manajemen operasi kepolisian dirasakan belum optimal, sehingga
berimplikasi pada hasil pelaksanaan yang tidak efektif dan target
operasi yang belum sesuai harapan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka
permasalahan yang yang akan diangkat dalam penulisan Kertas
Karya Perorangan (TASKAP) ini adalah Bagaimana manajemen
operasi kepolisian agar dapat memantapkan pengamanan Pemilu di
wilayah hukum Polres Tarakan sehingga kamtibmas terpelihara ?.

C. Pokok Pokok Persoalan


Merujuk pada permasalahan maka yang menjadi pokok-pokok
persoalan dalam penulisan ini diantaranya:
1. Bagaimana kekuatan SDM Polres Tarakan dalam melaksanakan
operasi kepolisian guna memantapkan pengamanan Pemilu?
2. Bagaimana anggaran Polres Tarakan dalam melaksanakan
operasi kepolisian guna memantapkan pengamanan Pemilu?
3. Bagaimana sarana prasarana Polres Tarakan dalam
melaksanakan operasi kepolisian guna memantapkan
pengamanan Pemilu?
4. Bagaimana metode Polres Tarakan yang dalam melaksanakan
operasi kepolisian guna memantapkan pengamanan Pemilu?

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan Kertas Karya Perorangan (TASKAP) ini
dibatasi pada upaya manajemen operasi kepolisian guna
memantapkan pengamanan pemilu di wilayah hukum Polres Tarakan
dalam rangka memelihara kamtibmas. Berdasarkan analisa data dan
waktu penelitian pada periode 2020-2023 dengan mengambil posisi
subjek penulis sebagai Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops).

E. Maksud, Tujuan dan Manfaat


4

a. Maksud
Maksud penulisan Kertas Karya Perorangan (TASKAP) ini,
adalah untuk memenuhi persyaratan kurikulum, Peserta Sekolah
Pimpinan Pertama (Sespimma) Polri, Angkatan ke-70 Tahun
2023. Selain itu bertujuan memberikan sumbang saran kepada
pimpinan tentang peningkatan manajemen operasi kepolisian.
b. Tujuan
Adapun tujuan Penyusunan Kertas Karya Perorangan
(TASKAP) ini adalah sebagai salah satu bahan masukan
ataupun koreksi kearah perbaikan pada Polres Tarakan pada
umumnya dan Bag Ops, pada khususnya, sehingga dapat
mengoptimalkan manajemen operasi Kepolisian.
c. Manfaat Penelitian
Penulisan Kertas Karya Perorangan (TASKAP) ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan
Ilmu Kepolisian, Manajemen, SDM Polri, dan lain-lain.
Penulisan Taskap ini dapat memberikan masukan terhadap
Polres Tarakan dan lnstansi lainnya yang terkait dalam
peningkatan manajemen operasi kepolisian guna memantapkan
pengamanan pemilu di wilayah hukum Polres Tarakan dalam
rangka memelihara kamtibmas.

F. Metode dan pendekatan penulisan


a. Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan Kertas Karya
Perorangan (TASKAP) ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu
menggambarkan kondisi obyektif atau fakta-fakta yang ada di
lapangan kemudian dianalisis secara cermat guna dicari
alternatif pemecahan yang dianggap terbaik dan layak untuk
diterapkan dan pendekatan peraturan perundang-undangan
(statute approach).
b. Pendekatan
5

Dalam penulisan ini, Pendekatan yang digunakan dalam


penulisan Kertas Karya Perorangan (TASKAP) ini adalah
dengan menggunakan pendekatan yuridis, pendekatan
manajemen, ilmu Kepolisian dalam pelaksanaan tugas
Kepolisian.

G. Tata Urut (Sistematika)


a. BAB I : PENDAHULUAN
b. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
c. BAB III : KONDISI FAKTUAL
d. BAB IV : PEMECAHAN MASALAH
e. BAB V : PENUTUP

H. Pengertian-Pengertian
Untuk memberikan pemahaman terkait dengan penulisan Kertas
Karya Akhir Perorangan (TASKAP) ini, maka penulis mengantar
pembaca untuk secara bersama-sama menyamakan persepsi dalam
mendefinisikan, antara lain:
a. Optimalisasi
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Optimalisasi
berasal dari kata dasar “optimal”, berarti yang terbaik,
“mengoptimalkan” berarti menjadikan paling baik”. (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 2009).
b. Manajemen Operasi Kepolisian
Berdasarkan pasal 1 angka 2 Perkap No. 9 Tahun 2011
Tentang Manajemen operasi Kepolisian adalah suatu proses
penyusunan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian dalam rangka melaksanakan operasi kepolisian
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.
c. Pemilu (Pemilihan Umum)
Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 2017 Tentang
Pemilihan Umum, Pasal 1 angka 1, Pemilihan Umum adalah sarana
6

kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,


anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan
untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
d. Kamtibmas
Kamtibmas adalah suatu kondisi dinamis masyarakat
sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses
pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan
nasional yang ditandai dengan terjaminnya keamanan,
ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman,
yang mengandung kemampuan membina serta
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam
menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk
pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang
dapat meresahkan masyarakat. (Undang-undang Nomor 2
Tahun 2002 Tentang Polri).
BAB II
TINUAUAN PUSTAKA

A. Umum
Tinjauan Pustaka adalah kumpulan semua pustaka yang
digunakan sebagai pustaka sumber rujukan untuk melakukan
pembahasan. Tinjauan pustaka ini berfungsi untuk menunjukkan
akuntabilitas pertanggungjawaban dari mana informasi didapat. Pada
Taskap ini penulis menggunakan kajian teori yang berkaitan dengan
judul yang diangkat. Oleh karena itu untuk menyesuaikan dan
menunjukan adanya keterkaitan maka teori-teori yang akan
digunakan adalah:
1. Grand Theory: Teori Manajemen
2. Middle Theory: Teori SDM, Teori Anggaran, Teori Sarana dan
Teori Metode.
3. Applied theory: Teori Kompetensi, Konsep Penyusunan
Anggaran, Konsep Manajemen Sarana Prasarana, Teori Fungsi
Manajemen, Teori Analisis SWOT dan Teori Analytical Hierarchy
Process (AHP)

B. Kajian Teori
1. Grand theory
Teori Manajemen
Manajemen dipandang sebagai upaya-upaya yang
dilakukan orang untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi
melalui proses optimasi sumber daya manusia, material dan
keuangan. (Abd. Rohman, 2017). Menurut Harrington Emerson
dalam Herujito (2001: 6), manajemen tersusun atas elemen-
elemen pokok tersebut yang menjadi satu kesatuan dan saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya antara lain: Man
(Manusia). Manusia merupakan unsur manajemen dalam
mencapai tujuan organisasi, Money (Anggaran). Anggaran
adalah unsur penting dalam melakukan kegiatan, Material. Untuk

16
17

mencapai hasil yang baik, menggunakan prasarana dalam


mencapai tujuan, Machines. Mesin digunakan untuk memberi
kemudahan, Methods. Metode merupakan unsur penting
organisasi dalam pencapaian tujuan.
2. Middle Theory
a. Teori Sumber Daya Manusia (SDM)
Menurut Nawawi (2001) dalam Sofyan Tsauri (2013),
sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja
dilingkungan suatu organisasi (disebut juga personil,
tenaga kerja, pekerja atau karyawan). potensi manusiawi
sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan
eksistensinya, selanjutnya sumber daya manusia adalah
potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai
modal (non material/non finansial) didalam organisasi
bisnis, yang dapat mewujudkan menjadi potensi nyata
secara fisik dan non-fisik dalam mewujud-kan eksistensi
organisasi”.
b. Teori Anggaran
Anggaran sebagai alat manajemen untuk keperluan
perencanaan dan pengawasan mengalami perkembangan
dari waktu ke waktu. Perkembangan ini diukur dari segi
manfaat yang ingin diperoleh dari penggunaan system itu
di dalam pelaksanaannya. Semakin banyak dan rumit
manfaat yang dituju, semakin banyak persyaratan yang
dituntut di dalam persiapan dan penyusunannya dan
demikian pula sebaliknya (Edi Yanto dkk, 2022: 4).
c. Teori Sarana dan Prasarana
Menurut Moenir dalam Fernando Takalamingan dkk
(2022: 8): “sarana adalah segala jenis peralatan,
perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai
alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan,
dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang
berhubungan dengan organisasi kerja. Dari pengertian

17
18

sarana yang di katakan Moenir tersebut jelas memberi


petunjuk sarana merupakan seperangkat alat yang
digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut.
Sementara prasarana adalah peralatan pembantu atau
juga peralatan utama, dan kedua alat tersebut berfungsi
untuk mewujudkan suatu tujuan yang ingin di capai.
d. Teori Metode
Menurut Sanjaya (2010:147) metode adalah cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
disusun tercapai secara optimal. Teori ini digunakan
sebagai middle theory membahas persoalan metode yang
diuraikan di bab III.

3. Applied Theory
a. Teori Kompetensi
Hutapea dan Thoha dalam Sofyan Tsauri (2013: 352-
352), mengungkapkan bahwa terdapat tiga komponen
utama pembentukan kompetensi yaitu pengetahuan yang
dimiliki seseorang, kemampuan, dan prilaku individu.
1) Pengetahuan (knowledge) adalah informasi yang
dimiliki seseorang karyawan untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan bidang
yang digelutinya (tertentu).
2) Keterampilan (Skill) merupakan suatu upaya untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan perusahaan kepada seorang karyawan
dengan baik dan maksimal.
3) Sikap (attitude) merupakan pola tingkah laku seorang
karyawan/pegawai di dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan
perusahaan.

18
19

b. Konsep Penyusunan Anggaran


Tahapan penyusunan anggaran yang dilakukan sebuah
organisasi sektor publik menurut Nordiawan dalam
Kuncoro Adhi dkk (2019) yang meliputi empat langkah
antara lain:
1) Penetapan Visi, Misi dan Strategi.Visi dan Misi
merupakan sebuah pandangan jauh kedepan yang
akan dituju oleh sebuah organisasi beserta cara
dalam mewujudkannnya.
2) Pembuatan Tujuan. Tujuan merupakan sebuah titik
yang akan dituju oleh sebuah organisasi dalam
satuan waktu tertentu atau biasa dikenal dengan
tujuan operasional.
3) Penetapan Aktivitas Tahapan selanjutnya adalah
menetapkan aktivitas yang akan ditempuh sesuai
dengan tujuan dan strategi yang telah ditentukan
4) Evaluasi dan Pengambilan Keputusan Langkah
selanjutnya setelah pengajuan anggaran disiapkan
adalah proses evaluasi dan pengambilan keputusan
c. Konsep Manajemen Sarana Prasarana
Bafadal (2010:2), menjelaskan bahwa manajemen
sarana prasarana merupakan proses pendayagunaan
semua perlengkapan secara efektif dan efisien meliputi
perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan,
pemeliharaan, inventaris dan penghapusan. Konsep ini
digunakan sebagai middle theory dalam membahas aspek
persoalan dukungan sarana prasarana”
d. Teori Fungsi Manajemen
Untuk mengatakan bahwa manajemen dijalankan
secara baik dalam pencapaian tujuan yang telah
ditentukan, maka harus dilihat dari fungsi-fungsinya yang
berjalan secara baik. Apabila fungsi-fungsi manajemen
dijalankan dengan baik, maka tentunya manajemen

19
20

dalamupaya pencapaian tujuan dilakukan dengan baik.


Sebaliknya, apabila fungsifungsi manajemen yang ada
tidak dijalankan sebagaimana mestinya, maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen yang ada juga tidak baik.
(Abd. Rohman, 2017). Pandangan George R. Terry dalam
Abd. Rohman, (2017). mengenai fungsi-fungsi manajemen
lazim menggunakan akronim POAC, yaitu: planning
(perencanaan), organizing (pengorganisiran), actuating
(pengaktualisasian) dan controlling (pengendalian)
1) Perencanaan (planning) berarti menentukan
sebelumnya apa yang harus dilakukan dan
bagaimana cara melakukannya.” “Perencanaan
meliputi tindakan: memilih dan menghubungkan fakta-
fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-
asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal
memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas
yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai
hasil-hasil yang diinginkan”.
2) Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara
untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan
mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam
pekerjaan yang sudah direncanakan”.
3) Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakan
organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian
kerja masing-masing serta menggerakan seluruh
sumber daya yang ada dalam organisasi agar
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan
sesuai rencana dan bisa memcapai tujuan”.
4) Pengendalian atau Pengawaan (controlling) yaitu
untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini
sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta
mengawasi penggunaan sumber daya dalam

20
21

organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan


efisien tanpa ada yang keluar dari rencana”..
e. Teori Analisis SWOT
Menurut Setyo Riyanto (2018: 20), “Analisis SWOT
merupakan teknis analisis situasi guna mengetahui aspek-
aspek apa saja yang secara signifikan berpengaruh
terhadap daya saing perusahaan”. Analisis SWOT terdiri
dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)
serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats).
f. Teori Analytical Hierarchy Process (AHP)
Menurut Riyanto, Setyo (2018), “matriks faktor strategi
yang dikenal dengan analisis EFAS (External Factors
Analysis Summary) dan IFAS (Internal Factors Analysis
Summary) serta SFAS (Strategic Factors Analysis
Summary) ialah: “model analisis yang dipergunakan untuk
melihat faktor-faktor strategis eksternal berupa peluang dan
kendala serta faktor-faktor strategis internal berupa
kekuatan dan kelemahan yang mempengaruhi sumber
daya internal organisasi Polri.

C. Pengumpulan, Analisis Data dan Metode Penelitian


Pengumpulan data dalam penulisan ini dilaksanakan dengan
teknik observasi dan studi dokumentasi berdasarkan data yang
diperoleh serta kajian empiris berdasarkan pengalaman penulis
selama bertugas serta pengamatan penulis dilapangan melalui
analisa Organization Health Audit (OHA) dan Environmental Scanning
(ES). Sementara secara umum penulisan Taskap menggunakan
metode penelitian kualitatif. Jenis data kualitatif berupa deskripsi kata-
kata, perilaku dan dokumen. Sumber data kualitatif berasal dari
perkataan, perbuatan, dan dokumen-dokumen. Teknik pengumpulan
data kualitatif dapat berbentuk observasi, wawancara dan
pemeriksaan dokumen.
a. Observasi

21
22

Observasi dilakukan melalui pengalaman empiris penulis


b. Wawancara
Wawancara dilakukan melalui telepon seluler (HP), untuk
mengetahui kebenaran suatu data.
c. Pemeriksaan dokumen
Pemeriksaan dokumen dilaksanakan dari data yang diperoleh
dari Polres Tarakan.

B. Pengumpulan, analisis data dan metode penelitian.

INTERNAL EKSTERNAL (PESTEL)

1. Kemampuan SDM 1. Politic


- Berpengalaman - Dukungan Anggaran
- Kurangnya jumlah SDM Pemerintah Pusat
- Pelanggaran disiplin - Partai Politik
2. Anggaran 2. Economy
- Kurangnya dukungan - Adanya refocusing
anggaran pengamanan - Kondisi ekonomi
- Kurangnya perencanaan
masyarakat
anggaran
3. Social,
3. Sarpras
- Polarisasi pendukung
- Kurangnya dukungan sarpras
- Kurangnya pemeliharaan - Hoaks di Media Sosial
sarpras 4. Environmental
4. Metode - Dukungan Pemda dan TNI
- Adanya Kirsus Intelijen - Wilayah perbatasan
- Adanya SOP Operasi Mantap 5. Legal
Brata - Undang-undang No 2 Tahun
- Pelatihan Pra Ops 2002 Tentang Polri
- Pembagian tugas - Undang-undang Pemilu
- Patroli Siber No.7 Tahun 2017 Tentang
- Patroli dialogis Pemilu
- Adanya tugas rangkap - Perkap No. 8 Tahun 2021
- Adanya Pengendali Ops Tentang Perubahan Atas
Perkap No. 1 Tahun 2019
Tentang Sistem,
Manajemen Dan Standar
Keberhasilan Operasional
Kepolisian Negara Republik
Indonesia

22
23

C. Kerangka Berpikir
Manajemen Operasi Kepolisian Guna Memantapkan
Pengamanan Pemilu Di Wilayah Hukum Polres Tarakan
Dalam Rangka Memelihara Kamtibmas

INPUT ANALYSIS PROCESS ANALYSIS

Rujukan Teori METODE, DESKRIPTIF ANALYSIS


Teori Manajemen Digunakan untuk mengukur pengaruh manajemen Operasi
Kepolisian yang dipandang sebagai variabel dependent terhadap
Memantapkan Pengamanan Pemilu Di Wilayah Hukum Polres
Tarakan yang dipandang sebagai variabel independent. Dengan
pandangan ini dilakukan pengukuran pengaruh dan hipotesis

HIPOTESIS OUTPUT ANALYSIS


JUDUL PENELITIAN
Memantapkan HIPOTESA:
ASUMSI Manajemen Pengamanan  Jika Manajemen
Operasi Pemilu Di Operasi Kepolisian
Kepolisian Wilayah Hukum tidak optmal maka,
Polres Tarakan pengamanan Pemilu
di wilayah hukum
Polres Tarakan
menurun.
 Jika Manajemen
Operasi Kepolisian
optmal, maka
pengamanan Pemilu
di wilayah hukum
FENOMENA Polres Tarakan
Manajemen HIPOTESA: meningkat
 Jika Manajemen Operasi
Operasi Kepolisian tidak optmal
Kepolisian kamtibmas menurun. OUTCOME ANALYSIS
Kurang Optimal  Jika Manajemen Operasi
Kepolisian optmal maka
kamtibmas meningkat

D. Penelitian atas penulisan karya tulis terdahulu

23
24

24
19

Anda mungkin juga menyukai