TOPIK 2
PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU TERHADAP PENEGAKAN HUKUM
JUDUL
OPTIMALISASI PERAN PENYIDIK POLRES BALIKPAPAN
PADA SENTRA GAKKUMDU
GUNA PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PEMILU
DALAM RANGKA TERPELIHARANYA KEAMANAN DALAM NEGERI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan lingkungan strategis telah berimplikasi terhadap berbagai
permasalahan yang semakin kompleks dan meluas, salah satunya dinamika
perkembangan politik dan demokrasi yang memiliki dampak terhadap gangguan
kamtibmas. Pengelolaan pemerintahan secara terbuka dan demokratis turut
mempengaruhi sistem politik demokrasi di Indonesia yang secara langsung
mempengaruhi pula terhadap tata cara Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan
dilaksanakan pada tahun 2019. Dalam rangka terpeliharanya keamanan dan
ketertiban masyarakat yang merupakan tanggung jawab Polri sekaligus sebagai
aparat penegak hukum, pelindung pengayom serta pelayan masyarakat
sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional
yang mengandung kemampuan membangun serta membina dan
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam mencegah dan
menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk
gangguan lainnya yang meresahkan masyarakat sehingga keamanan dalam
negeri dapat terpelihara dan terjaga.
Pemilu tahun 2019 dilaksanakan untuk memilih anggota Legislatif (DPR,
DPD dan DPRD) dan Eksekutif yaitu Presiden dan Wakil Presiden. Saat ini
jadwal atau tahapan Pemilu sudah berjalan, pada tanggal 4 s/d 10 Agustus
2018 adalah pendaftaran Paslon Presiden dan Wakil Presiden. Kemudian
tahapan selanjutnya adalah melaksanakan penetapan daftar calon tetap (DCT)
1
2
anggota DPR, DPD dan DPRD Provinsi serta DPRD Kota/Kabupaten serta
penetapan dan pengumuman Paslon Peserta Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden yang dilaksanakan pada tanggal 20 September 2018. Dan setelah itu
pada tanggal 23 September 2018 s/d 13 April 2019 dilaksanakan kampanye
calon anggota DPR, DPD dan DPRD Provinsi serta DPRD Kota/Kabupaten
serta Paslon Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Yang pada akhirnya
tanggal 17 April 2019 dilaksanakan kegiatan pemungutan dan penghitungan
suara.
Menyikapi hal tersebut, maka Polri dituntut untuk dapat melakukan
langkah-langkah yang tepat secara sistematis dan konseptual dengan
mengoptimalkan kemampuan penyidik Polres Balikpapan yang tergabung
dalam Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu). Gakkumdu merupakan
suatu sistem koordinasi dan kerjasama yang dilaksanakan oleh Bawaslu, Polri
dan Kejaksaan. Mengingat proses penyidikan tindak pidana Pemilu tidaklah
sama dengan tindak pidana yang lainnya, hal ini terlihat pada batasan waktu
yang sangat singkat bagi penyidik dalam melakukan proses penyidikan.
Sehingga hal ini sangat membutuhkan adanya kerjasama antara Bawaslu, Polri
dan Kejaksaan secara terpadu atau terintegrasi dalam memproses tindak
pidana Pemilu yang terjadi.
B. Pokok Permasalahan
Sebagaimana uraian latar belakang tersebut diatas, maka rumusan
pokok permasalahan pada penulisan saat ini adalah “Apakah peran penyidik
Polres Balikpapan pada Sentra Gakkumdu dapat menegakkan hukum
tindak pidana Pemilu sehingga keamanan dalam negeri terpelihara?”
C. Pokok-pokok Persoalan
Adapun yang menjadi pokok-pokok persoalan dalam penulisan NKP ini,
sebagaimana pokok permasalahan di atas adalah :
1. Bagaimana kompetensi personel Polres Balikpapan pada Sentra
Gakkumdu dalam penegakan hukum tindak pidana Pemilu ?
2. Bagaimana kerjasama Polres Balikpapan pada Sentra Gakkumdu dalam
penegakan hukum tindak pidana Pemilu ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisa Judul
1. Variabel Judul
a. Variabel 1 : Optimalisasi Peran Penyidik Polres Balikpapan Pada
Sentra Gakkumdu
b. Variabel 2 : Penegakan Hukum Tindak Pidana Pemilu
c. Variabel 3 : Terpeliharanya Kamdagri
2. Kata Kunci Variabel
a. Kata Kunci Variabel 1 : Sentra Gakkumdu
b. Kata Kunci Variabel 2 : Tindak Pidana Pemilu
c. Kata Kunci Variabel 3 : Kamdagri
3. Kriteria Kata Kunci
a. Kata kunci “Sentra Gakkumdu”
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang
Pemilu, dalam Pasal 486 disebutkan tentang Sentra Penegakan
Hukum Terpadu yaitu untuk menyamakan pemahaman dan pola
penanganan Tindak Pidana Pemilu, Bawaslu, Kepolisian Negara
Republik Indonesia dan Kejaksaan Agung Republik Indonesia
membentuk Gakkumdu. Gakkumdu melekat pada Bawaslu, Bawaslu
Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota. Gakkumdu terdiri atas
Penyidik yang berasal dari Kepolisian Negara Republik Indonesia
dan Penuntut yang berasal dari Kejaksaan Agung Republik
Indonesia untuk menjalankan tugas secara penuh waktu dalam
penanganan Tindak Pidana Pemilu. Kemudian Penyidik dan
Penuntut diperbantukan sementara dan tidak diberikan tugas lain
dari instansi asalnya selama menjalankan tugas di Gakkumdu.
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat 5 (lima) faktor yang
mempengaruhi dalam penegakan hukum yaitu :
1). Faktor hukumnya sendiri yaitu peraturan-peraturan yang
mengatur adanya penegakan hukum.
2). Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk
maupun yang menerapkan hukum.
3). Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
3
4
c. Implikasi
Belum optimalnya peran penyidik Polres Balikpapan pada
Sentra Gakkumdu guna penegakan hukum Tindak Pidana Pemilu
seperti terbatasnya sumber daya manusia yang meliputi kurangnya
pengetahuan, keterampilan dan perilaku serta kerja sama yang
kurang dalam berkomunikasi, berkoordinasi serta berkolaborasi
sehingga berimplikasi terhadap belum terpeliharanya kamdagri.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
a. Faktor Internal
1) Kekuatan
a) Kerawanan tahapan tindak pidana Pemilu sudah
terpetakan, berdasarkan hasil anev pilkada dan kirka intel.
b) Pakta integritas yang diikuti unsur pimpinan dan anggota
sebagai bentuk komitmen dalam tugas.
c) Adanya payung hukum berupa Undang-Undang maupun
peraturan lainnya terkait Pemilu.
d) Adanya pengawasan internal oleh Polres.
e) Sebagaian personel reskrim memiliki pengalaman dalam
penanganan tindak pidana Pemilu.
2) Kelemahan
a) Pemahaman pers tentang UU Pemilu, Perkap No. 8 tahun
2008, SOP Gakkumdu, Peraturan KPU dan Bawaslu serta
regulasi lainnya masih kurang.
b) Belum semua pers reskrim mengikuti Dikjur dasar/spes.
c) Kurang koordinasi dengan Sentra Gakkumdu dalam
penanganan tindak pidana Pemilu.
d) Giat Anev terkait tindak pidana Pemilu jarang dilakukan.
e) Motivasi kinerja kurang karena ada sebagaian pers reskrim
yang ingin keluar atau pindah dari fungsi reskrim.
b. Faktor Eksternal
1) Peluang
a) Tergabungnya Polres dalam Sentra Gakkumdu dalam
penanganan tindak pidana Pemilu.
b) Harapan masyarakat terhadap Polri besar untuk suksesnya
kegiatan Pemilu 2019.
8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Kompetensi personel Polres Balikpapan pada Sentra Gakkumdu dalam
penegakan hukum tindak pidana Pemilu belum optimal, hal ini dapat
terlihat dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang
masih lemah. Perlu dilakukan upaya yaitu sosialisasi UU No. 7 tahun
2017 tentang Pemilu, Perkap No. 8 tahun 2008 tentang tata cara sidik
pelanggaran pidana Pemilu Legislatif, SOP Gakkumdu, Peraturan dari
KPU maupun Bawaslu dan peraturan terkait lainnya guna meningkatkan
kemampuan, adanya kesamaan pemahaman dan pola penanganan TP
Pemilu serta memberangkatan personil yang belum mengikuti dikjur atau
mengikuti pelatihan penyelidikan dan penyidikan Tindak Pemilu.
2. Kerja sama Polres Balikpapan pada Sentra Gakkumdu dalam
penegakan hukum tindak pidana Pemilu belum optimal, hal ini dapat
terlihat dari lemahnya komunikasi, koordinasi dan kolaborasi. Perlu
dilakukan komunikasi, koordinasi untuk menyamakan pemahaman dan
pola penanganan Tindak Pidana Pemilu dan kolaborasi seperti
pembentukan tim pengawas terpadu secara khusus untuk mengawasi
jalannya kerjasama unsur Gakkumdu.
B. Rekomendasi
1. Merekomendasikan kepada Kapolda melalui Dirreskrimum dan Karo
SDM supaya personel yang tergabung dalam Sentra Gakkumdu
mengikuti pelatihan khusus mengenai penyelidikan dan penyidikan
Tindak Pidana Pemilu sesuai amanat Undang-Undang Pemilu.
2. Merekomendasikan kepada Kapolda melalui Dirreskrimum supaya
kesamaan pemahaman dan pola penanganan Tindak Pidana Pemilu
dituangkan dalam MOU dan diteruskan sampai tingkat kewilayahan
untuk ditindak lanjuti.
15
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Kapolri No. 24 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Perkap No. 16 Tahun
2010 Tentang Tata Cara Pelayanan Informasi Publik Di Lingkungan Polri.
Peraturan Kapolri No. 23 Tahun 2010 tentang SOTK Tingkat Polres dan Polsek.
Bahan Ajar Manajemen humas Polri, Serdik Sespimmen Polri Dikreg ke-58 T.A. 2018
Bahan Ajar Sinergitas Polri dan Media, Serdik Sespimmen Polri Dikreg ke-58T.A.
2018.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nawawi, H. Hadari. (2005). Manajemen Strategik. [Online] Diakses dari
http://www.academia.edu/7448067/MAKALAH_MANAJEMEN_STRATEGI.
Rangkuti, Freddy. (2009). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.
2 Harapan masy terhadap Polri besar untuk suksesnya Pemilu 2019 0,12 7 0,66
Adanya dukungan dr Pemda thd Polres terkait pelaksanaan
3
pengamanan Pemilu 2019 0,12 7 0,85
Dukungan dari media elektronik, media cetak dan sosial media
4 0,09 6 0,40
terhadap pelaksanaan pengamanan Pemilu 2019.
5 Duk TNI sebagai perkuatan cadangan pengamanan Pemilu 2019 0,11 7 0,76
JUMLAH 0,50 3,20
TOTAL 1,00 4,81
4 Giat Anev terkait tindak pidana Pemilu jarang dilakukan 0,08 4 0,40
Motivasi kinerja kurang karena ada sebagaian pers reskrim yang
5
ingin keluar atau pindah dari fungsi reskrim 0,06 3 0,26
JUMLAH 0,50 1,79
Kekuatan / Strength
1 Kerawanan tahapan tindak pidana Pemilu sudah terpetakan,
berdasarkan hasil anev pilkada dan kirka intel. 0,09 6 0,55
2 Pakta integritas yang diikuti unsur pimpinan dan anggota sebagai
bentuk komitmen dalam tugas 0,10 6 0,63
3 Adanya payung hukum UU Pemilu/peraturan lainnya terkait Pemilu 0,09 8 0,73
4 Adanya pengawasan internal oleh Polres 0,10 7 0,74
5 Sebagaian pers reskrim memiliki pengalaman dlm penanganan
tindak pidana Pemilu 0,11 8 0,86
JUMLAH 0,50 3,51
20
Matrik SFAS
21
MATRIK TOWS
KEKUATAN KELEMAHAN
(STRENGTHS) (WEAKNESSES)
1. Kerawanan tahapan Pemilu 1. Belum paham peraturan terkait
IFAS terpetakan UU Pemilu dan perat terkait
2. Pakta integritas 2. Blm semua pers ikut dikjur
3. Adanya Pilun UU/Regulasi 3. Kurang koordinasi dengan Sentra
EFAS Pemilu Gakkumdu
4. Adanya pengawasan internal 4. Anev TP Pemilu jarang dilaks
5. Sebagaian pers reskrim 5. Motivasi kinerja kurang pers ingin
punya pengalaman tangani keluar dr fungsi reskrim
TP Pemilu
PELUANG STRATEGI STRATEGI
(OPPORTUNITIES) AGRESIF (S:O) TURN AROUND (W:O)
1. Polres tergabung dlm Sentra Gakkumdu
2. Harapan masy besar thd Polri sukses Pemilu
3. Ada dukungan dr Pemda
4. Duk dr media elektronik, cetak & medsos
5. Dukungan TNI sbg perkuatan cadangan Pam
Pemilu 2019
ANCAMAN STRATEGI STRATEGI
(THREATS) DIVERSIFIKASI (S:T) DEFENSIF (W:T)
1. Ego sektoral
2. MOU Gakkukmdu baru tingkat pusat, Polres
dgn penyelenggara kota blm ada 1. STR. KERJASAMA
3. Kesadaran masy thd hukum masih rendah 2. STR. PEMBERDAYAAN
4. Suap atau gratifikasi dr oknum/relawan dlm 3. STR. SOSIALISASI
gakkum TP Pemilu
5. Berita hoax yang beredar di masy
KEKUATAN (S)
1. Kerawanan tahapan Pemilu terpetakan
2. Pakta integritas
3. Adanya Pilun UU/Regulasi Pemilu
4. Adanya pengawasan internal di Polres
5. Sebagaian pers reskrim punya pengalaman tangani TP Pemilu
ANCAMAN (T) STRATEGY ST