Anda di halaman 1dari 22

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH

TOPIK 2
PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU TERHADAP PENEGAKAN HUKUM

JUDUL
OPTIMALISASI PERAN PENYIDIK POLRES BALIKPAPAN
PADA SENTRA GAKKUMDU
GUNA PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PEMILU
DALAM RANGKA TERPELIHARANYA KEAMANAN DALAM NEGERI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan lingkungan strategis telah berimplikasi terhadap berbagai
permasalahan yang semakin kompleks dan meluas, salah satunya dinamika
perkembangan politik dan demokrasi yang memiliki dampak terhadap gangguan
kamtibmas. Pengelolaan pemerintahan secara terbuka dan demokratis turut
mempengaruhi sistem politik demokrasi di Indonesia yang secara langsung
mempengaruhi pula terhadap tata cara Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan
dilaksanakan pada tahun 2019. Dalam rangka terpeliharanya keamanan dan
ketertiban masyarakat yang merupakan tanggung jawab Polri sekaligus sebagai
aparat penegak hukum, pelindung pengayom serta pelayan masyarakat
sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional
yang mengandung kemampuan membangun serta membina dan
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam mencegah dan
menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk
gangguan lainnya yang meresahkan masyarakat sehingga keamanan dalam
negeri dapat terpelihara dan terjaga.
Pemilu tahun 2019 dilaksanakan untuk memilih anggota Legislatif (DPR,
DPD dan DPRD) dan Eksekutif yaitu Presiden dan Wakil Presiden. Saat ini
jadwal atau tahapan Pemilu sudah berjalan, pada tanggal 4 s/d 10 Agustus
2018 adalah pendaftaran Paslon Presiden dan Wakil Presiden. Kemudian
tahapan selanjutnya adalah melaksanakan penetapan daftar calon tetap (DCT)

1
2

anggota DPR, DPD dan DPRD Provinsi serta DPRD Kota/Kabupaten serta
penetapan dan pengumuman Paslon Peserta Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden yang dilaksanakan pada tanggal 20 September 2018. Dan setelah itu
pada tanggal 23 September 2018 s/d 13 April 2019 dilaksanakan kampanye
calon anggota DPR, DPD dan DPRD Provinsi serta DPRD Kota/Kabupaten
serta Paslon Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Yang pada akhirnya
tanggal 17 April 2019 dilaksanakan kegiatan pemungutan dan penghitungan
suara.
Menyikapi hal tersebut, maka Polri dituntut untuk dapat melakukan
langkah-langkah yang tepat secara sistematis dan konseptual dengan
mengoptimalkan kemampuan penyidik Polres Balikpapan yang tergabung
dalam Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu). Gakkumdu merupakan
suatu sistem koordinasi dan kerjasama yang dilaksanakan oleh Bawaslu, Polri
dan Kejaksaan. Mengingat proses penyidikan tindak pidana Pemilu tidaklah
sama dengan tindak pidana yang lainnya, hal ini terlihat pada batasan waktu
yang sangat singkat bagi penyidik dalam melakukan proses penyidikan.
Sehingga hal ini sangat membutuhkan adanya kerjasama antara Bawaslu, Polri
dan Kejaksaan secara terpadu atau terintegrasi dalam memproses tindak
pidana Pemilu yang terjadi.

B. Pokok Permasalahan
Sebagaimana uraian latar belakang tersebut diatas, maka rumusan
pokok permasalahan pada penulisan saat ini adalah “Apakah peran penyidik
Polres Balikpapan pada Sentra Gakkumdu dapat menegakkan hukum
tindak pidana Pemilu sehingga keamanan dalam negeri terpelihara?”

C. Pokok-pokok Persoalan
Adapun yang menjadi pokok-pokok persoalan dalam penulisan NKP ini,
sebagaimana pokok permasalahan di atas adalah :
1. Bagaimana kompetensi personel Polres Balikpapan pada Sentra
Gakkumdu dalam penegakan hukum tindak pidana Pemilu ?
2. Bagaimana kerjasama Polres Balikpapan pada Sentra Gakkumdu dalam
penegakan hukum tindak pidana Pemilu ?
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisa Judul
1. Variabel Judul
a. Variabel 1 : Optimalisasi Peran Penyidik Polres Balikpapan Pada
Sentra Gakkumdu
b. Variabel 2 : Penegakan Hukum Tindak Pidana Pemilu
c. Variabel 3 : Terpeliharanya Kamdagri
2. Kata Kunci Variabel
a. Kata Kunci Variabel 1 : Sentra Gakkumdu
b. Kata Kunci Variabel 2 : Tindak Pidana Pemilu
c. Kata Kunci Variabel 3 : Kamdagri
3. Kriteria Kata Kunci
a. Kata kunci “Sentra Gakkumdu”
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang
Pemilu, dalam Pasal 486 disebutkan tentang Sentra Penegakan
Hukum Terpadu yaitu untuk menyamakan pemahaman dan pola
penanganan Tindak Pidana Pemilu, Bawaslu, Kepolisian Negara
Republik Indonesia dan Kejaksaan Agung Republik Indonesia
membentuk Gakkumdu. Gakkumdu melekat pada Bawaslu, Bawaslu
Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota. Gakkumdu terdiri atas
Penyidik yang berasal dari Kepolisian Negara Republik Indonesia
dan Penuntut yang berasal dari Kejaksaan Agung Republik
Indonesia untuk menjalankan tugas secara penuh waktu dalam
penanganan Tindak Pidana Pemilu. Kemudian Penyidik dan
Penuntut diperbantukan sementara dan tidak diberikan tugas lain
dari instansi asalnya selama menjalankan tugas di Gakkumdu.
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat 5 (lima) faktor yang
mempengaruhi dalam penegakan hukum yaitu :
1). Faktor hukumnya sendiri yaitu peraturan-peraturan yang
mengatur adanya penegakan hukum.
2). Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk
maupun yang menerapkan hukum.
3). Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.

3
4

4). Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut


berlaku atau diterapkan.
5). Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa.
Terkait penjelasan Undang-Undang tersebut diatas, maka
variable yang akan digunakan untuk menjelaskan Peran Penyidik
Polres Balikpapan Pada Sentra Gakkumdu yaitu kompetensi
personel (pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diharapkan)
dan adanya kerjasama (komunikasi, koordinasi dan kolaborasi).
b. Kata kunci “Tindak Pidana Pemilu”
Mengingat Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu
menggunakan azaz lex spesialis atau pidana khusus, maka
penanganannya diatur secara khusus oleh undang-undang ini,
adapun objek dari pada Tindak Pidana Pemilu meliputi pelanggaran
kode etik penyelenggara Pemilu, pelanggaran administrasi Pemilu,
sengketa proses Pemilu, perselisihan hasil Pemilu dan Tindak
Pidana Pemilu.
c. Kata Kunci “Keamanan Dalam Negeri”.
Dalam pasal 1 ayat 6 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002
tentang Polri disebutkan, keamanan dalam negeri adalah suatu
keadaan yang ditandai dengan terjaminnya keamanan dan ketertiban
masyarakat, tertib dan tegaknya hukum serta terselenggaranya
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
B. Pokok Bahasan
1. Kondisi Faktual
a. Kondisi Faktual Kompetensi Personel Polres Balikpapan Pada
Sentra Gakkumdu Guna Penegakan Hukum Tindak Pidana
Pemilu.
Tabel 1
Data Tim Penyidik Tindak Pidana Pemilu Polres Balikpapan
DIK UMUM DIK POl
NO PANGKAT JUMLAH
S1 SMA DIK MIL DIKBANG
1 IPTU 1 1 2 AKPOL -
2 BRIGADIR 5 1 2 SEBA -
JUMLAH 6 2 4
Sumber : Sat Reskrim Polres Balikpapan
5

1). Pengetahuan (knowledge)


(a) Secara kuantitas pers reskrim sesuai dengan DSP
berjumlah 64 orang, sehingga menjadi aspek positif dalam
kegiatan penegakan hukum dan khususnya anggota yang
ditunjuk melakukan penyidikan Tindak Pidana Pemilu
sebanyak 6 personel.
(b) Personel yang sudah mengikuti Dikjur dasar maupun
pengembangan baru 16 orang dan sisanya berjumlah 48
orang belum pernah mengikuti Dikjur dasar maupun
pengembangan di bidang reserse.
(c) Masih ada personel yang belum memahami secara
komprehensif UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilu, Perkap
No. 8 tahun 2008 tentang tata cara penyidikan pelanggaran
pidana Pemilu Legislatif, SOP Gakkumdu, Peraturan dari
KPU maupun Bawaslu serta peraturan terkait lainnya.
2). Keterampilan (skill)
(a) Terbatasnya pemahaman penyidik terhadap kategori
Tindak Pidana Pemilu seperti pelanggaran Kode Etik
Penyelenggara Pemilu, pelanggaran Administrasi,
Sengketa proses Pemilu, Perselisihan Hasil Pemilu dan
Tindak Pidana Pemilu.
(b) Mekanisme laporan/pengaduan masyarakat terkait
penanganan pelanggaran Pemilu masih banyak belum
diketahui anggota, mengingat UU Pemilu menggunakan
azas lex spesialis/khusus maka laporan/pengaduan harus
melalui Bawaslu, tidak boleh langsung kepada Polri.
(c) Kurang dalam penerapan teknis dan taktis penanganan TP
Pemilu, mengingat waktu penyidikan perkaranya singkat
mulai dari laporan/temuan, kajian, sidik, pra penuntutan,
sidik tambahan dan sidang eksekusi (14 hari).
3). Perilaku (Attitude)
(a) Masih ada personel yang belum memiliki integritas dalam
melaksanakan tugasnya.
6

(b) Semangat, loyalitas dan dedikasi total terhadap pekerjaan


kurang, menunda penanganan perkara dan tingkat emosi
yang masih belum stabil.
(c) Motivasi personel dalam melaksanakan tugasnya kurang,
belum dapat memegang rahasia dan belum mampu untuk
mensiasati situasi demi keberhasilan tugas.
b. Kondisi Faktual Kerjasama Polres Balikpapan Pada Sentra
Gakkumdu Guna Penegakan Hukum Tindak Pidana Pemilu.
1) Komunikasi
(a) Penerapan kerjasama guna gakkum tindak pidana pemilu
kurang disertai dengan rencana yang aplikatif baik berupa
tujuan, sasaran dan pelibatan personel maupun pola kerja
yang akan diterapkan padahal pusat aktivitas gakkum
Pemilu berada pada Sentra Gakkumdu.
(b) Masih ada perbedaan persepsi mengenai penerapan pasal
tindak pidana Pemilu antara Bawaslu, Polri dan Kejaksaan.
2) Koordinasi
(a) Mekanisme kerjasama untuk menyamakan pemahaman
dan pola penanganan TP Pemilu antara Bawaslu, Polri dan
Kejaksaan belum dipahami secara baik oleh masing-masing
unsur penegak hukum terpadu.
(b) Proses yang dimulai dari laporan/temuan, kajian/verifikasi,
sidik, pra penuntutan, sidik tambahan dan sidang eksekusi
tindak pidana Pemilu yang dilakukan Bawaslu, Polri dan
Kejaksaan belum terkoordinir dengan baik, terkadang
pendampingan personel dari Bawaslu dan Kejaksaan dalam
penerimaan laporan terlambat.
3) Kolaborasi
(a) Belum adanya tim pengawas secara khusus untuk
mengawasi jalannya kerjasama antar unsur Gakkumdu.
(b) Kegiatan analisa dan evaluasi terhadap kegiatan
Gakkumdu jarang dilaksanakan, sehingga penanganan
perkara pidana Pemilu tidak efektif.
7

c. Implikasi
Belum optimalnya peran penyidik Polres Balikpapan pada
Sentra Gakkumdu guna penegakan hukum Tindak Pidana Pemilu
seperti terbatasnya sumber daya manusia yang meliputi kurangnya
pengetahuan, keterampilan dan perilaku serta kerja sama yang
kurang dalam berkomunikasi, berkoordinasi serta berkolaborasi
sehingga berimplikasi terhadap belum terpeliharanya kamdagri.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
a. Faktor Internal
1) Kekuatan
a) Kerawanan tahapan tindak pidana Pemilu sudah
terpetakan, berdasarkan hasil anev pilkada dan kirka intel.
b) Pakta integritas yang diikuti unsur pimpinan dan anggota
sebagai bentuk komitmen dalam tugas.
c) Adanya payung hukum berupa Undang-Undang maupun
peraturan lainnya terkait Pemilu.
d) Adanya pengawasan internal oleh Polres.
e) Sebagaian personel reskrim memiliki pengalaman dalam
penanganan tindak pidana Pemilu.
2) Kelemahan
a) Pemahaman pers tentang UU Pemilu, Perkap No. 8 tahun
2008, SOP Gakkumdu, Peraturan KPU dan Bawaslu serta
regulasi lainnya masih kurang.
b) Belum semua pers reskrim mengikuti Dikjur dasar/spes.
c) Kurang koordinasi dengan Sentra Gakkumdu dalam
penanganan tindak pidana Pemilu.
d) Giat Anev terkait tindak pidana Pemilu jarang dilakukan.
e) Motivasi kinerja kurang karena ada sebagaian pers reskrim
yang ingin keluar atau pindah dari fungsi reskrim.
b. Faktor Eksternal
1) Peluang
a) Tergabungnya Polres dalam Sentra Gakkumdu dalam
penanganan tindak pidana Pemilu.
b) Harapan masyarakat terhadap Polri besar untuk suksesnya
kegiatan Pemilu 2019.
8

c) Adanya dukungan dari pemerintah daerah terhadap Polres


terkait pelaksanaan pengamanan Pemilu 2019.
d) Dukungan dari media elektronik, media cetak dan sosial
media terhadap pelaksanaan pengamanan Pemilu 2019.
e) Dukungan dari TNI sebagai perkuatan cadangan
pengamanan Pemilu 2019.
2) Ancaman
a) Ego sektoral dari masing-masing lembaga pemerintahan.
b) MOU baru ada di pusat, untuk tingkat Polres dengan
Penyelenggara Pemilu di kota belum ada.
c) Kesadaran masyarakat terhadap hukum masih rendah.
d) Gratifikasi dari relawan atau oknum tertentu dalam gakkum
TP Pemilu karena dinamika politik Pemilu 2019 tinggi.
e) Berita hoax yang beredar di masyarakat
2. Kondisi Ideal
a. Kondisi Ideal Kompetensi Personel Polres Balikpapan Pada
Sentra Gakkumdu Guna Penegakan Hukum Tindak Pidana
Pemilu.
1). Pengetahuan (knowledge)
(a) Secara kuantitas anggota reskrim sudah sesuai DSP
berjumlah 64 orang, sehingga menjadi aspek positif dan
kekuatan dalam melaksanakan kegiatan penegakan hukum,
terutama personel yang ditunjuk untuk penyidikan Tindak
Pidana Pemilu beranggotakan 6 orang.
(b) Personel yang belum mengikuti Dikjur dasar maupun
pengembangan sebanyak 48 orang agar diprioritaskan
mengikuti kejuruan, diutamakan untuk pelatihan khusus
mengenai penyelidikan dan penyidikan dalam memperkuat
penanganan kasus terkait TP Pemilu.
(c) Harus ada sosialisasi agar personel memahami secara
komprehensif UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilu, Perkap
No. 8 tahun 2008 tentang tata cara sidik pelanggaran
pidana Pemilu Legislatif, SOP Gakkumdu, Peraturan dari
KPU maupun Bawaslu dan peraturan terkait lainnya.
9

2). Keterampilan (skill)


(a) Penyidik memahami dan menguasai kategori TP Pemilu
seperti pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu,
pelanggaran Administrasi, Sengketa proses Pemilu,
Perselisihan Hasil Pemilu dan Tindak Pidana Pemilu.
(b) Personel memahami mekanisme laporan/pengaduan
masyarakat terkait penanganan pelanggaran Pemilu,
mengingat UU Pemilu menggunakan azas lex
spesialis/khusus maka harus melalui Bawaslu, tidak boleh
langsung kepada Polri (Pasal 476 UU No. 7 Tahun 2017
tentang Pemilu).
(c) Personel memahami penerapan teknis dan taktis
penanganan TP Pemilu, mengingat waktu penyidikan
perkara terkait pelanggaran Pemilu adalah singkat (14 hari)
dan memanfaatkan forum Sentra Gakkumdu.
3). Perilaku (Attitude)
(a) Memiliki integritas dan personel yang tergabung dalam
Gakkumdu ada pengalaman tata cara penanganan TP
Pemilu.
(b) Semangat, loyalitas dan dedikasi total terhadap pekerjaan
yang tinggi dan tetap mempedomani aturan dalam
penyidikan perkara terkait pelanggaran TP Pemilu.
(c) Motivasi personel dalam melaksanakan tugasnya tinggi dan
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan akuntabel
serta mampu untuk mensiasati situasi demi keberhasilan
tugas.
b. Kondisi Ideal Kerjasama Polres Balikpapan Pada Sentra
Gakkumdu Guna Penegakan Hukum Tindak Pidana Pemilu.
1) Komunikasi
(a) Penerapan kerjasama gakkum tindak pidana pemilu disertai
dengan rencana yang aplikatif baik berupa tujuan, sasaran
dan pelibatan personel maupun pola kerja, mengingat pusat
10

aktivitas penegakan hukum TP Pemilu berada pada Sentra


Gakkumdu.
(b) Adanya persamaan persepsi mengenai penerapan pasal
tindak pidana Pemilu antara Bawaslu, Polri dan Kejaksaan.
2) Koordinasi
(a) Mekanisme kerjasama untuk menyamakan pemahaman
dan pola penanganan TP Pemilu antara Penyidik,
Kejaksaan dan Bawaslu dipahami secara baik oleh masing-
masing unsur penegak hukum terpadu.
(b) Proses yang dimulai dari laporan/temuan, kajian/verifikasi,
sidik, pra penuntutan, sidik tambahan dan sidang eksekusi
tindak pidana Pemilu yang dilakukan Bawaslu, Polri dan
Kejaksaan sudah terkoordinir dengan baik, penerimaan
laporan dilakukan secara bersama-sama berpedoman pada
aturan yang yang sudah disepakati.
3) Kolaborasi
(a) Harus dibentuk tim pengawas secara khusus untuk
mengawasi jalannya kerjasama antar unsur Gakkumdu.
(b) Dalam sebulan sekali dilaksanakan kegiatan analisa dan
evaluasi terhadap kegiatan Gakkumdu atau waktunya
tentative sesuai kebutuhan, sehingga penanganan TP
Pemilu dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
c. Kontribusi
Dengan optimalnya peran penyidik Polres Balikpapan pada
Sentra Gakkumdu guna penegakan hukum tindak pidana Pemilu
seperti terpenuhinya kuantitas sumber daya manusia dan kualitasnya
yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan perilaku serta
terjalinnya kerja sama dalam bentuk adanya komunikasi, koordinasi
berupa program kegiatan serta kolaborasi sehingga berkontribusi
terhadap terpeliharanya kamdagri.
3. Upaya Pemecahan Masalah
Upaya pemecahan masalah terkait optimalisasi peran penyidik
Polres Balikpapan pada Sentra Gakkumdu guna penegakan hukum
Tindak Pidana Pemilu dalam rangka terpeliharanya kamdagri
11

dirumuskan dengan melalui penetapan visi, misi, tujuan, sasaran,


strategi dan kebijakan serta action plan sebagai berikut :
a. Visi
Optimalnya peran penyidik Polres Balikpapan melalui Sentra
Gakkumdu guna penegakan hukum Tindak Pidana Pemilu dalam
rangka terpeliharanya kamdagri
b. Misi
1) Mewujudkan penyidik Polri yang profesional dan berintegritas
dalam menangani Tindak Pidana Pemilu .
2) Mewujudkan kerja sama yang efektif melalui Sentra Gakkumdu
guna penegakan hukum Tindak Pidana Pemilu agar tercipta
kemanfaatan, kepastian hukum dan keadilan.
c. Tujuan
1) Terwujudnya penyidik Polri yang profesional dan berintegritas
dalam menangani Tindak Pidana Pemilu.
2) Terwujudnya kerja sama yang efektif dan efisien melalui Sentra
Gakkumdu guna penegakan hukum Tindak Pidana Pemilu agar
tercipta kemanfaatan, kepastian hukum dan keadilan.
d. Sasaran
1) Sasaran Jangka Pendek
a) Kerjasama yang dituangkan dalam MOU
b) Antisipasi berita hoax
c) Peningkatan kemampuan personel
d) Penguatan motivasi personel
2) Sasaran Jangka Menengah
a) Hubungan kerjasama dengan Sentra Gakkumdu
b) Kerawanan Pemilu Terpetakan
c) Adanya payung hukum UU/Regulasi lainnya
3) Sasaran Jangka Panjang
a) Meningkatkan hubungan dengan Pemda
b) Meningkatkan pengawasan eksternal
c) Penyidik Gakkumdu memiliki pengalaman
e. Strategi
1) Strategi Jangka Pendek (0-3 Bulan)
a) Strategi kerjasama dengan unsur Gakkumdu kota
dalam bentuk MOU guna penanganan TP Pemilu.
12

b) Strategi pemberdayaan Subbag Humas Polres untuk


mengantisipasi berita hoax di masyarakat.
c) Strategi sosialisasi UU/regulasi lain terkait Pemilu
untuk meningkatkan kemampuan personel reskrim.
d) Strategi pemberdayaan Kabag Sumda dalam rangka
penguatan motivasi personel.
2) Strategi Jangka Menegah (0-6 Bulan)
a) Strategi kerjasama penanganan TP Pemilu yang
tergabung dalam wadah Gakkumdu.
b) Strategi pemberdayaan fungsi intelijen dalam
pembuatan kirka kerawanan Pemilu.
c) Strategi sosialisasi payung hukum UU/Regulasi
lainnya terkait Pemilu.
3) Strategi Jangka Panjang (0-12 Bulan)
a) Strategi kerjasama dengan Pemda guna mendukung
pengamanan Pemilu 2019.
b) Strategi kerjasama dengan Gakkumdu untuk
membentuk tim pengawas penanganan TP Pemilu.
c) Strategi pemberdayaan penyidik yang memiliki
pengalaman dalam tangani TP Pemilu.
e. Kebijakan
Mengoptimalkan peran penyidik Polres Balikpapan melalui
Sentra Gakkumdu dengan meningkatkan kemampuan penyidik
dan mewujudkan kerjasama secara terpadu guna penegakan
hukum Tindak Pidana Pemilu dalam rangka terpeliharanya
kamdagri.
f. Implementasi Strategi
1) Strategi Jangka Pendek (0-3 Bulan)
a) Strategi kerjasama dengan unsur Gakkumdu kota
dalam bentuk MOU guna penanganan TP Pemilu.
(1) Program : Kerjasama Gakkumdu
(2) Indikator : - Adanya persamaan persepsi
- Penanganan TP Pemilu tuntas
13

(3) Kegiatan : Kapolres berdayakan Wakapolres


dan Kasat Reskrim menyusun pointers/hal-hal
penting yang akan dituangkan dalam MOU.
b) Strategi pemberdayaan Subbag Humas Polres untuk
mengantisipasi berita hoax di masyarakat.
(1) Program : Bangun kesadaran masyarakat
(2) Indikator : Masyarakat tidak mudah terprovokasi
(3) Kegiatan : Kapolres berdayakan Subbag
Humas untuk tampilkan berita positif giat Polres
dan berikan pemahaman kepada masyarakat
tidak terpengaruh berita hoax tentang Pemilu.
c) Strategi sosialisasi UU/regulasi lain terkait Pemilu
untuk meningkatkan kemampuan personel reskrim.
(1) Program : Peningkatan kemampuan anggota
(2) Indikator : Personel mahir tangani TP Pemilu
(3) Kegiatan : Kapolres berdayakan Wakapolres
dan Kasat Reskrim untuk melakukan sosialisasi
aturan/regulasi terkait Pemilu agar anggota
reskrim menjadi profesional dalam gakkum.
d) Strategi pemberdayaan Kabag Sumda dalam rangka
penyesuaian penguatan motivasi personel.
(1) Program : Penguatan motivasi personel
(2) Indikator : Pelanggaran anggota menurun
(3) Kegiatan : Kapolres berdayakan Kbg Sumda
untuk menyusun program doktrin Polri (Tri
Brata, Catur Prasetya dan KKEP) minimal
seminggu sekali agar anggota mempunyai
motivasi yang kuat dalam melaksanakan tugas.
2) Strategi Jangka Menengah (0-6 Bulan)
a) Strategi kerjasama penanganan TP Pemilu yang
tergabung dalam wadah Gakkumdu.
(1) Program : Sinergitas Gakkumdu
(2) Indikator : Adanya kesamaan pola dan tindakan
(3) Kegiatan : Kapolres berdayakan Wakapolres
dan Kasat Reskrim agar merumuskan program
kegiatan secara terpadu penanganan perkara
TP Pemilu untuk dituangkan dalam kerjasama.
14

b) Strategi pemberdayaan fungsi intelijen dalam


pembuatan kirka kerawanan Pemilu.
(1) Program : Deteksi dini Pemilu
(2) Indikator : Kerawanan Pemilu dapat terpetakan
(3) Kegiatan : Kapolres berdayakan Kasat Intel
agar bekerjasama dengan Bhabinkamtibmas
supaya wilayah rawan Pemilu dapat
diantisipasi.
c) Strategi sosialisasi payung hukum UU/Regulasi
lainnya terkait Pemilu.
(1) Program : Sosialisasi UU .
(2) Indikator : Penanganan TP Pemilu selesai.
(3) Kegiatan : Kapolres berdayakan Kasat Reskrim
untuk sosilisasikan UU Pemilu, Peraturan KPU
dan Bawaslu serta forum Sentra Gakkumdu.
3) Strategi Jangka Panjang (0-12 Bulan)
a) Strategi kerjasama dengan Pemda guna mendukung
pengamanan Pemilu 2019.
(1) Program : Kerjasama dengan Pemda
(2) Indikator : Adanya pelibatan Linmas
(3) Kegiatan : Kapolres berdayakan Kabag Ops
untuk susun Renpam melibatkan linmas dalam
pengamanan Pemilu di TPS.
b) Strategi kerjasama dengan Gakkumdu untuk
membentuk tim pengawas penanganan TP Pemilu.
(1) Program : Penanganan TP Pemilu Terintegrasi
(2) Indikator : Kesamaan pemahaman dan pola
(3) Kegiatan : Kapolres berdayakan Kasat Reskrim
optimalkan penanganan TP Pemilu manfaatkan
forum Sentra Gakkumdu.
c) Strategi pemberdayaan penyidik yang memiliki
pengalaman dalam tangani TP Pemilu pidana.
(1) Program :Tuntaskan perkara Pemilu
(2) Indikator : Adanya kepastian hukum
(3) Kegiatan : Kapolres berdayakan Kasat
Reskrim untuk menunjuk anggota yang
pernah tangani TP Pemilu dengan catatan
pers miliki integritas dan profesional.
15
16

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Kompetensi personel Polres Balikpapan pada Sentra Gakkumdu dalam
penegakan hukum tindak pidana Pemilu belum optimal, hal ini dapat
terlihat dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang
masih lemah. Perlu dilakukan upaya yaitu sosialisasi UU No. 7 tahun
2017 tentang Pemilu, Perkap No. 8 tahun 2008 tentang tata cara sidik
pelanggaran pidana Pemilu Legislatif, SOP Gakkumdu, Peraturan dari
KPU maupun Bawaslu dan peraturan terkait lainnya guna meningkatkan
kemampuan, adanya kesamaan pemahaman dan pola penanganan TP
Pemilu serta memberangkatan personil yang belum mengikuti dikjur atau
mengikuti pelatihan penyelidikan dan penyidikan Tindak Pemilu.
2. Kerja sama Polres Balikpapan pada Sentra Gakkumdu dalam
penegakan hukum tindak pidana Pemilu belum optimal, hal ini dapat
terlihat dari lemahnya komunikasi, koordinasi dan kolaborasi. Perlu
dilakukan komunikasi, koordinasi untuk menyamakan pemahaman dan
pola penanganan Tindak Pidana Pemilu dan kolaborasi seperti
pembentukan tim pengawas terpadu secara khusus untuk mengawasi
jalannya kerjasama unsur Gakkumdu.

B. Rekomendasi
1. Merekomendasikan kepada Kapolda melalui Dirreskrimum dan Karo
SDM supaya personel yang tergabung dalam Sentra Gakkumdu
mengikuti pelatihan khusus mengenai penyelidikan dan penyidikan
Tindak Pidana Pemilu sesuai amanat Undang-Undang Pemilu.
2. Merekomendasikan kepada Kapolda melalui Dirreskrimum supaya
kesamaan pemahaman dan pola penanganan Tindak Pidana Pemilu
dituangkan dalam MOU dan diteruskan sampai tingkat kewilayahan
untuk ditindak lanjuti.

15
17
18

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Peraturan Kapolri No. 24 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Perkap No. 16 Tahun
2010 Tentang Tata Cara Pelayanan Informasi Publik Di Lingkungan Polri.

Peraturan Kapolri No. 23 Tahun 2010 tentang SOTK Tingkat Polres dan Polsek.

Bahan Ajar Manajemen humas Polri, Serdik Sespimmen Polri Dikreg ke-58 T.A. 2018
Bahan Ajar Sinergitas Polri dan Media, Serdik Sespimmen Polri Dikreg ke-58T.A.
2018.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nawawi, H. Hadari. (2005). Manajemen Strategik. [Online] Diakses dari
http://www.academia.edu/7448067/MAKALAH_MANAJEMEN_STRATEGI.
Rangkuti, Freddy. (2009). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.

http://kbbi.web.id/ A,%20a, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi


online/daring (dalam jaringan/online).
19

Matrik External Factor Analysis Summary (EFAS)


NO FAKTOR EKSTERNAL Weight Rating Score
Ancaman / Threats
1 Ego sektoral masing-masing lembaga pemerintahan 0,16 4 0,64
2 MOU baru di pusat, tingkat Polres dgn Penyelenggara Pemilu di
kotamadya belum ada 0,09 3 0,28
3 Kesadaran masyarakat terhadap hukum masih rendah 0,13 4 0,51
4 Gratifikasi dr relawan/oknum dlm gakkum TP Pemilu karena
dinamika politik Pemilu 2019 tinggi 0,06 1 0,07

5 Berita hoax yang beredar di masy 0,06 2 0,11

JUMLAH 0,50 1,61


Peluang / Opportunity
1 Polres bergabung dlm Sentra Gakkumdu penanganan TP Pemilu 0,09 6 0,53

2 Harapan masy terhadap Polri besar untuk suksesnya Pemilu 2019 0,12 7 0,66
Adanya dukungan dr Pemda thd Polres terkait pelaksanaan
3
pengamanan Pemilu 2019 0,12 7 0,85
Dukungan dari media elektronik, media cetak dan sosial media
4 0,09 6 0,40
terhadap pelaksanaan pengamanan Pemilu 2019.
5 Duk TNI sebagai perkuatan cadangan pengamanan Pemilu 2019 0,11 7 0,76
JUMLAH 0,50 3,20
TOTAL 1,00 4,81

Matrik Internal Factor Analysis Summary (IFAS)


NO FAKTOR INTERNAL Weight Rating Score
Kelemahan / Weaknesses
Pemahaman pers ttg UU Pemilu, Perkap No. 8 tahun 2008, SOP
1
Gakkumdu, KPU dan Bawaslu serta regulasi lainnya masih kurang 0,16 5 0,48

2 Belum semua pers reskrim mengikuti Dikjur dasar/spes 0,10 2 0,29


Kurang koordinasi dengan Sentra Gakkumdu dalam penanganan
3
tindak pidana Pemilu 0,10 3 0,36

4 Giat Anev terkait tindak pidana Pemilu jarang dilakukan 0,08 4 0,40
Motivasi kinerja kurang karena ada sebagaian pers reskrim yang
5
ingin keluar atau pindah dari fungsi reskrim 0,06 3 0,26
JUMLAH 0,50 1,79
Kekuatan / Strength
1 Kerawanan tahapan tindak pidana Pemilu sudah terpetakan,
berdasarkan hasil anev pilkada dan kirka intel. 0,09 6 0,55
2 Pakta integritas yang diikuti unsur pimpinan dan anggota sebagai
bentuk komitmen dalam tugas 0,10 6 0,63
3 Adanya payung hukum UU Pemilu/peraturan lainnya terkait Pemilu 0,09 8 0,73
4 Adanya pengawasan internal oleh Polres 0,10 7 0,74
5 Sebagaian pers reskrim memiliki pengalaman dlm penanganan
tindak pidana Pemilu 0,11 8 0,86
JUMLAH 0,50 3,51
20

TOTAL 1,00 5,30

Ratin JANGKA WAKTU


NO STRATEGIK KUNCI Weight Score
g KADEK KANGAH KAJANG
Adanya dukungan dr Pemda thd Polres
1. terkait pelaksanaan pengamanan Pemilu 0,12 7 0,85 0,85
2019
Polres bergabung dlm Sentra Gakkumdu 0,09 6 0,53 0,53
2.
penanganan TP Pemilu
3. 0,10 7 0,74 0,74
Adanya pengawasan internal oleh Polres
MOU baru di pusat, tingkat Polres dgn
4. Penyelenggara Pemilu di kotamadya belum 0,09 3 0,28 0,28
ada
5. 0,06 2 0,11 0,11
Berita hoax yang beredar di masy
Kerawanan tahapan tindak pidana Pemilu
6. sudah terpetakan, berdasarkan hasil anev 0,09 6 0,55 0,55
pilkada dan kirka intel
Adanya payung hukum UU Pemilu/peraturan 0,09 8 0,73 0,73
7.
lainnya terkait Pemilu
Sebagaian pers reskrim memiliki
8. pengalaman dlm penanganan tindak pidana 0,11 8 0,86 0,86
Pemilu
Belum semua pers reskrim mengikuti Dikjur 0,10 2 0,29 0,29
9.
dasar/spes
Motivasi kinerja kurang karena ada
10. sebagaian pers reskrim yang ingin keluar 0,06 3 0,21 0,21
atau pindah dari fungsi reskrim

Matrik SFAS
21

MATRIK TOWS
KEKUATAN KELEMAHAN
(STRENGTHS) (WEAKNESSES)
1. Kerawanan tahapan Pemilu 1. Belum paham peraturan terkait
IFAS terpetakan UU Pemilu dan perat terkait
2. Pakta integritas 2. Blm semua pers ikut dikjur
3. Adanya Pilun UU/Regulasi 3. Kurang koordinasi dengan Sentra
EFAS Pemilu Gakkumdu
4. Adanya pengawasan internal 4. Anev TP Pemilu jarang dilaks
5. Sebagaian pers reskrim 5. Motivasi kinerja kurang pers ingin
punya pengalaman tangani keluar dr fungsi reskrim
TP Pemilu
PELUANG STRATEGI STRATEGI
(OPPORTUNITIES) AGRESIF (S:O) TURN AROUND (W:O)
1. Polres tergabung dlm Sentra Gakkumdu
2. Harapan masy besar thd Polri sukses Pemilu
3. Ada dukungan dr Pemda
4. Duk dr media elektronik, cetak & medsos
5. Dukungan TNI sbg perkuatan cadangan Pam
Pemilu 2019
ANCAMAN STRATEGI STRATEGI
(THREATS) DIVERSIFIKASI (S:T) DEFENSIF (W:T)
1. Ego sektoral
2. MOU Gakkukmdu baru tingkat pusat, Polres
dgn penyelenggara kota blm ada 1. STR. KERJASAMA
3. Kesadaran masy thd hukum masih rendah 2. STR. PEMBERDAYAAN
4. Suap atau gratifikasi dr oknum/relawan dlm 3. STR. SOSIALISASI
gakkum TP Pemilu
5. Berita hoax yang beredar di masy
KEKUATAN (S)
1. Kerawanan tahapan Pemilu terpetakan
2. Pakta integritas
3. Adanya Pilun UU/Regulasi Pemilu
4. Adanya pengawasan internal di Polres
5. Sebagaian pers reskrim punya pengalaman tangani TP Pemilu
ANCAMAN (T) STRATEGY ST

1. Ego sektoral 1. S1 – T1 Kerawanan terpetakan – Ego Sektoral = KERJASAMA


2. MOU Gakkukmdu baru tingkat pusat, 2. S1 – T2 Kerawanan terpetakan – Blm ada MOU = KERJASAMA
Polres dgn penyelenggara kota blm ada 3. S1 – T3 Kerawanan terpetakan – Sdr hkm rendah= SOSIALISASI
3. Kesadaran masy thd hukum masih rendah 4. S1 – T4 Kerawanan terpetakan – Suap = KERJASAMA
4. Suap atau gratifikasi dr oknum/relawan dlm 5. S1 – T5 Kerawanan terpetakan – Berita hoax = KERJASAMA
gakkum TP Pemilu
5. Berita hoax yang beredar di masy 6. S2 – T1 Pakta integritas – Ego Sektoral = KERJASAMA
7. S2 – T2 Pakta integritas – Blm ada MOU= KERJASAMA
8. S2 – T3 Pakta integritas–Sdr hkm rndah=PEMBERDAYAAN
9. S2 – T4 Pakta integritas – Suap = SOSIALISASI
10. S2 – T5 Pakta integritas – Berita hoax r= PEMBERDAYAAN

11. S3 – T1 UU Pemilu/Regulasi lain– Ego Sektoral= KERJASAMA


12. S3 – T2 UU Pemilu/Regulasi lain – Blm ada MOU = KERJASAMA
13. S3 – T3 UU Pemilu/Regulasi – Sdr hkm rendah = KERJASAMA
14. S3 – T4 UU Pemilu/Regulasi lain – Suap = SOSIALISASI
15. S3 – T5 UU Pemilu/Regulasi – Berita hoax = PEMBERDAYAAN

16. S4 – T1 Was internal – Ego Sektoral= KERJASAMA


17. S4 – T2 Was internal – Blm ada MOU = KERJASAMA
18. S4 – T3 Was internal – Sdr hkm rendah = SOSIALISASI
19. S4 – T4 Was internal – Suap = PEMBERDAYAAN
20. S4 – T5 Was internal – Berita hoax r= PEMBERDAYAAN

21. S5 – T1 Pengalaman kss – Ego Sektoral = PEMBERDAYAAN


22. S5 – T2 Pengalaman kss – Blm ada MOU = PEMBERDAYAAN
23. S5 – T3 Pengalaman kss –Sdr hkm rendah =PEMBERDAYAAN
22

24. S5 – T4 Pengalaman kss – Suap = KERJASAMA


25. S5 – T5 Pengalaman kss – Suap = SOSIALISASI

Anda mungkin juga menyukai