Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kendala dalam penanganan tindak pidana Pemilu serta
menemukan basis argumentasi yang ideal untuk digunakan sebagai perbaikan terhadap
penanganan tindak pidana Pemilu. Penanganan pelanggaran tindak pidana Pemilu saat ini
dipengaruhi oleh problematika subtansi dan struktur. Dari sisi substansi, terdapat beberapa pasal
yang mengatur Unsur-unsur yang sulit dibuktikan semisal pasal terkait politik uang, mahar politik,
dan kampanye luar jadwal, sedangkan dari sisi struktur, keberadaan sentra penegakan hukum
terpadu cenderung saling berbeda pandangan dalam proses penanganan pelanggaran tindak pidana
Pemilu, yang berdampak pada tidak dilanjutkanya penanganan pelanggaran tindak pidana Pemilu.
Di samping itu pula, dalam terjadi pergantian personil penyidik dan penuntut di saat proses
penanganan pelanggaran tengah berjalan. Penelitian ini merupakan penelitian normatif. Adapun
hasil penelitian memberikan gambaran yakni redesain terhadap penanganan pelanggaran tindak
pidana Pemilu dilakukan dengan dua pendekatan yakni pertama, Pasal 492, Pasal 494, Pasal 495
ayat (1) dan ayat (2), Pasal 513, Pasal 515, Pasal 518, Pasal 545. Kedua, redesain terhadap
penanganan tindak pidana Pemilu melalui dengan memberlakukan konsep ketentuan Pasal 486
ayat (2) dan ayat (4) secara tegas pada pola penanganan tindak pidana Pemilu oleh Sentra
Gakkumdu dengan menempatkan rentang kendali penghentian proses penyidikan dan penuntutan
melalui instrument hukum yang dikeluarkan oleh Bawaslu.
Kata kunci: Keadilan; Redesain; Tindak Pidana Pemilu
Abstract
This research aims to analyze the obstacles in handling election crimes and find the ideal
argumentation basis to be used as an improvement to the handling of election crimes. The current
handling of election criminal offenses is affected by problems of substance and structure. In terms
of substance, there are several articles that regulate elements that are difficult to prove, such as
articles related to money politics, political dowries, and unscheduled campaigns, while in terms of
structure, the existence of integrated law enforcement centers tends to differ with each other in the
process of handling election criminal offenses, which has an impact on the discontinuation of
handling election criminal offenses. In addition, there is a change in the personnel of investigators
and prosecutors when the process of handling violations is ongoing. This research is normative
research. The results of the research illustrate that the redesign of the handling of election
criminal offenses is carried out with two approaches, namely first, Article 492, Article 494, Article
495 paragraph (1) and paragraph (2), Article 513, Article 515, Article 518, Article 545. Second,
the redesign of the handling of electoral crimes through the enactment of the concept of the
provisions of Article 486 paragraph (2) and paragraph (4) expressly in the pattern of handling
electoral crimes by the Gakkumdu center by placing the span of control of the termination of the
investigation and prosecution process through legal instruments issued by Bawaslu.
Keywords: Election Crimes; Justice; Redesign
1 Harry Setya Nugraha, “Redesain Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Penyelesaian Sengketa
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Di Indonesia,” Jurnal Hukum Ius Quia
Iustum 22, no. 3 (2015): 420–41, https://doi.org/10.20885/iustum.vol22.iss3.art5.
2 Ari Widiastanto et al., “Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Politik Uang Pada Pemilu 2019,”
Kasus Keterlibatan Aparatur Sipil Negara Dalam Pemilihan Umum,” Jurnal USM Law Review 3, no. 2
(2020): 462–79.
5 Sukimin Sukimin, “Pemilihan Presiden Dan Wakil Residen Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum,” Jurnal USM Law Review 3, no. 1 (2020): 112,
https://doi.org/10.26623/julr.v3i1.2284.
6 Achmadudin Rajab, “Kewenangan Komisi Pemilihan Umum Dalam Mengaktifkan Kembali
Anggota Komisi Pemilihan Umum,” Jurnal USM Law Review 4, no. 1 (2021): 343,
https://doi.org/10.26623/julr.v4i1.2702.
7 Abhan et al., Laporan Kinerja 2019 Menegakkan Keadilan Pemilu: Memaksimalkan Pencegahan,
Administrasi Ditinjau Dari Perspektif Sistem Peradilan Indonesia,” Audito Comparative Law 2, no. 2 (2021):
74–85, https://doi.org/10.22219/aclj.v2i2.16207.
10 Khairul Fahmi, “Sistem Keadilan Pemilu Dalam Penanganan Pelanggaran Dan Sengketa Proses
Pemilu Serentak 2019 Di Sumatera Barat Electoral Justice System in Handling 2019 Concurrent Election
Violations and Disputes in West Sumatra,” Jurnal Konstitusi 17 (2020): 1–26.
11 Tri Mulyani, Sukimin Sukimin, and Kampanye Politik, “Pelibatan Anak Involving Children in
14 H.M. Dimyati Huda, Agus Edi Winarto, and Lestariningsih Lestariningsih, “Problematika
Penegakan Hukum Tindak Pidana Pemilu Pada Pemilu Tahun 2019 Di Kabupaten Kediri,” Briliant: Jurnal
Riset Dan Konseptual 7, no. 2 (2022): 434, https://doi.org/10.28926/briliant.v7i2.1012.
15 Mahmud Marzuki dan Peter Mahmud, “Penelitian Hukum,” Jurnal Penelitian Hukum, 2011.
16 Soekanto Soerjono and Mamudji Sri, “Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat,” in
Dalam Pembentukan Peraturan Daerah,” Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 15, no. 2 (2021): 257,
https://doi.org/10.30641/kebijakan.2021.v15.257-270.
18 Masykuruddin et Al Hafidz, Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pilkada Serentak Tahun 2020
20 Bayu Indra Permana et al., “Reposisi Pengaturan Netralitas Aparatur Sipil Negara Dalam
Pelanggaran Administrasi Yang Terstruktur, Sistematis, Dan Masif Dalam PILKADA,” Mimbar Hukum 33,
no. 2 (2021): 494–520.
23 Khairul Fahmi, “Sistem Penanganan Tindak Pidana Pemilu System for The Crime of Election,”
Dihentikan
Pembuatan
Rapat Pleno Pembahasan Kajian/
Pengawas Pemilu Kedua Laporan Hasil
Penyelidikan
Dihentikan
Dihentikan Prapenuntutan
24 Sistem Penanganan Tindak Pidana Pemilu Tahun 2024 (Dalam Perbawslu) “Alur Penanganan
Election Violations and Expansion of Substantive Justice’),” Jurnal Konstitusi 8, no. 2 (2010): 140.
26 Robert C. Bartlett and Susan D. Collins, Aristotle’s Nicomachean Ethics (Chicago: The University
of Chicago Press, 2011).
27 Ahmad Yani, “Urgensi Pengaturan Tindak Pidana Pemilu Elektronik Pada Pelaksanaan Pemilu 2024,”
Proklamasi 17 Agustus 1945 Dalam Sistem Ketatanegaraan RI (Jakarta: Konstitusi Press, 2006).
30 Hariman Satria, “Politik Hukum Tindak Pidana Politik Uang Dalam Pemilihan Umum Di
Indonesia,” Integritas : Jurnal Antikorupsi 5, no. 1 (2019): 1–14,
https://jurnal.kpk.go.id/index.php/integritas/article/view/342.
31 Konsep pengaturan Tindak Pidana Pemilu (Dalam UU Pemilu) “Saran Perubahan Ketentuan –
Pemilu Di Provinsi Aceh Yang Berkeadilan,” Jurnal Penelitian Hukum De Jure 20, no. 3 (2020): 289,
https://doi.org/10.30641/dejure.2020.v20.289-300.
DAFTAR PUSTAKA
Abhan, Afifudun M, Pettalolo Ratna Dewi, Fritz Edward Siregar, and Bagja
Rahmat. Laporan Kinerja 2019 Menegakkan Keadilan Pemilu:
Memaksimalkan Pencegahan, Menguatkan Pengawasan. Bawaslu RI, 2019.
Ardipandanto, Aryojati. “Permasalahan Penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun