oleh karena itulah verifikasi tidak hanya dilakukan pada partai politik
baru akan tetapi juga partai politik yang pernah ikut pada pemilu
1
2
untuk membentuk partai politik dipermudah, hal ini bisa dilihat dengan
berat. Hal itu bisa dilihat dari UndangUndang Nomor 3 Tahun 1999
yang sama seperti Pasal 27 Ayat (1) dan Pasal 28D Pasal (3) UUD
partai politik peserta pemilu dilakukan dengan cara yang sama, tanpa
4
oleh Bawaslu dan PTUN. Proses verifikasi partai politik dapat dilihat
pada tabel diatas. Pada kolom verifikasi partai pasca putusan Bawaslu
administrasi pemilu yaitu PBB, PKPI, PIKA, PBI, Partai Idaman, PPPI,
10 partai peserta pemilu yang lolos ambang batas pada tahun 2014
10% dari jumlah anggota yang diserahkan oleh partai politik. Sebagai
6
diambil 10% atau jika partai politik menyerahkan jumlah anggota lebih
dari 100 (seratus) maka besaran sampel yang diambil 5%. Disamping
6/2018.
faktual karena dalam PKPU tidak diatur lebih lanjut. Kedua, tidak
DPRD Kab/Kota. Hal ini sudah diatur pada Pasal 17 PKPU 8/2012
domisili kantor dari Camat atau Lurah. Tidak ada klausul, kantor tetap
pemilu nanti kanto-rkantor partai politik banyak yang tutup dan tidak
disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM, partai politik baru diatas
berumur kurang dari lima tahun. Hal ini dimaksudkan untuk menguji
Hal yang menarik pada proses verifikasi partai politik selama dua
sengketa Bawaslu dan PTUN. Pada pemilu 2014, PKPI dan PBB tidak
meloloskan PBB dan PKPI. Pada kasus PBB, partai ini dianggap tidak
9
menjadi peserta pemilu tahun 2014 tidak ikut pemilu 2019. Namun
hanya kepada partai politik yang baru saja. Sehingga KPU sebagai
menyatakan Pasal 178 Ayat (2) UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilu,
dan HAM sebagaimana yang diatur UU 7/2017 Pasal 173 ayat (2a)
hal yang tidak kalah penting, partai politik harus memiliki keanggotaan
kabupaten/kota.
pemilu 2019 yang tidak bisa diselesaikan pada 16 Oktober 2017. Hal
verifikasi partai politik pada hari terakhir. Oleh karena itu KPU
merupakan kondisi yang dilematis bagi KPU. Di satu sisi, KPU harus
selesai pada tanggal 16 Oktober 2017 pukul 00.00 WIB. Salah satu
ini aturan yang dilanggar adalah PKPU 7 ahun 2017 tentang tahapan
pada Pasal 173 ayat (3) yang mengatur bahwa, partai politik yang
telah lulus verifikasi partai politik untuk pemilu 2014 tidak diverifikasi
ulang dan ditetapkan menjadi peserta pemilu 2019, hal ini tentunya
sepanjang frasa “ditetapkan” dalam Pasal 173 ayat (1) dan seluruh
ketentuan pada Pasal 173 ayat (3) adalah tidak memiliki kekuatan
dipadatkan
tata kelola pemilu yang langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil. Salah
eksternal.
16
temuan data-data yang diinput dalam sipol tidak sesuai jumlah dan
Mahkamah Agung.
faktor teknis tetapi juga disebabkan oleh factor kelembagaan. Hal ini
anggota yang dinput di Sipol tidak sesuai dengan KTA dan KTP ketika
diakses oleh publik melalui portal informasi pemilu. Yang mana ini
sejumlah 1.000 nama atau 1/1.000 anggota partai politik dari jumlah
partai mereka. Bisa dilihat kelakuan elit parpol tingkat nasional yang
pula bahwa sehabis pemilu selesai, banyak kantor partai partai yang
rakyat setelah pemilu dan membuat partai politik menjauh dari rakyat.
pemilu selesai. Untuk itu perlu verifikasi ulang kantor semua partai
partai. Ada hubungan yang dapat dilihat yaitu, kekuatan politik dan
legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden dalam satu aturan
standar internasional.
tanggapan.
akhir dari proses tersebut yang tidak baik bagi demokrasi. Akibatnya
Negara. Dengan kata lain, setiap gugatan yang diajukan harus terlebih
atau Badan Hukum Perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha
dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi
umum pemerintahan yang baik; 4) Bersifat final dalam arti lebih luas;
tata usaha TNI; dan 7) Keputusan KPU baik di Pusat maupun Daerah
hakim bebas dalam memeriksa dan memutus perkara (yang dalam hal
perkara.
bahwa yang diuji dalam peradilan tata usaha negara adalah adanya
kata lain, kriteria tersebut harus dijadikan acuan oleh hakim untuk
29
yang harus dimuat dalam materi muatan yang khusus, tidak dapat
(1) dan ayat (2) jo. Pasal 470 ayat (1) dan ayat (2) huruf a jo. Pasal
administrasi.
09 Maret 2018;
Tergugat.
yang timbul dalam bidang tata usaha negara pemilihan umum antara
partai politik calon Peserta Pemilu atau calon anggota DPR, DPD,
Presiden dan Wakil Presiden yang tidak lolos verifikasi dengan KPU,
Untuk obyek yang ketiga ini meliputi Surat Keputusan dan/atau Berita
Acara.
1
S.F. Marbun. Peradilan Administrasi dan Upaya Administratif di Indonesia. Cetakan Kedua.
Yogyakarta: UII Press, (2003). h. 51.
32
bertugas:
pelanggaran Pemilu;
pemilu.
2
Ridwan. Urgensi Upaya Adminsitratif di Indonesia. Yogyakarta: FH UII Press, (2019). hlm. 19
33
Pemilu;
diterima oleh para pihak, para pihak dapat mengajukan upaya hukum
meliputi sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara Pemilu
Usaha Negara, yaitu secara detail diatur pada Pasal 2 ayat 1 dan 2
PTUN menyatakan:
dinyatakan lengkap.
persidangan.
dimaksud pada ayat (2) bersifat final dan mengikat serta tidak
35
peninjauan kembali.
dalam sengketa proses Pemilu bersifat final dan mengikat serta tidak
tidak ditindaklanjuti oleh KPU, lihat perkara putusan KPU yang tidak