Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi perilaku

masyarakat dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara justru semakin

kompleks dan multi kompleks. Perilaku demikian apabila ditinjau dari segi hukum

tentunya ada perilaku yang dapat dikategorikan sesuai dengan norma hukum yang

berlaku di masyarakat dan ada beberapa perilaku yang tidak sesuai dengan kaidah

atau norma-norma masyarakat. Terhadap perilaku yang sesuai norma (hukum)

yang berlaku, tidak menjadi masalah.

Sedangkan terhadap perilaku yang tidak sesuai norma biasanya dapat

menimbulkan permasalahan di bidang hukum dan merugikan masyarakat atau

seseorang. Perilaku yang tidak sesuai norma atau dapat disebut sebagai

penyelewengan terhadap norma yang telah disepakati ternyata menyebabkan

terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia untuk

melangsungkan kehidupan kedepannya. Penyelewengan yang demikian, biasanya

oleh masyarakat dicap sebagai suatu pelanggaran dan bahkan sebagai suatu

kejahatan. Kejahatan dalam kehidupan manusia merupakan gejala sosial yang

akan selalu dihadapi oleh setiap manusia, masyarakat, dan bahkan negara.
Kenyataan telah membuktikan, bahwa kejahatan hanya dapat dicegah dan

dikurangi, tetapi sulit diberantas secara tuntas.

Polri sebagai apparat penegak hukum yang memiliki tugas sebagai pelindung,

pengayom dan pelayan masyarakat serta memelihara situasi keamanan dan

ketertiban masyarakat sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang – Undang

Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Tentunya

dengan berbagai tantangan tugas yang kompleks dan sangat bervariatif, Polri

dalam hal penegakan hukum dan pencegahan hukum benar – benar memiliki

peran dan tugas yang sangat berat, sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia

yang sangat mendukung dan memahami bagaimana cara mengatasi setiap

permasalahan – permasalahan yang terjadi melalui problem solving maupu win

win solution.

Pada Tahun 2024 Negara Indonesia akan melaksanakan hajat besar yaitu

pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) secara serentak di berbagai wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam pesta demokrasi yang akan

dilaksanakan tahun 2024, tentunya rakyat Indonesia akan memilih pemimpin

bangsa yang tertinggi yaitu mulai dari Pemilihan Presiden dan Anggota Legislatif

baik pusat dan daerah. Proses rangkaian pemilu Tahun 2024 sudah mulai

dilaksanakan sejak tanggal 14 Juni 2022 sampai dengan saat ini, tentunya

berbagai pihak yang berkompeten dalam bidangnya harus ambil peran dalam

mengawal dan mensukseskan pelaksanaan pesta demokrasi ini, hal ini sesuai

2
dengan yang diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun

2022.

Tugas anggota Polri dalam dalam pelaksanaan Pemilu Tahun 2024 adalah

mengawal, menjaga serta mensukseskan hajat dari Negara Indonesia, serta apabila

ditemukan praktik – praktik yang curang baik money politik maupun hal yang

lainnya, tentunya Polri Bersama stakeholder terkait harus menjadi penegak

hukum, sehingga Pemilu tahun 2024 benar – benar terlaksana sesuai dengan Asas

Pemilu yaitu langsung, umum, bebas dan rahasia. Selain itu Polri bersama pihak

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus

mengadakan edukasi kepada masyarakat calon – calon pemilih bagaimana

menjadi pemilih yang baik dan benar, serta mengadakan Focuss Group Discussion

(FGD) kepada calon – calon anggota legislatif supaya tidak melakukan praktik –

praktik yang melawan hukum atau tidak sesuai dengan yang diamanatkan dalam

Undang – Undang. Dalam praktiknya nanti apabila terdapat ditemukannya praktik

– praktik yang menyimpang dari kader legislatif peserta Pemilu, dalam hal ini

Polri beserta Bawaslu yang tergabung dalam tim Gakkumdu berkomitmen tegas

untuk menegakkan hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga efek

jera yang ditimbulkan tidak akan diikuti oleh peserta pemilu yang akan datang.

Berdasarkan dari uraian pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dan membahasnya lebih lanjut mengenai peran anggota

Polri khususnya Satreskrim Polres Lampung Utara dengan judul “Optimalisasi

Penegakan Hukum Yang Berkeadilan Guna Menghadapi Perkembangan

3
Kamtibmas Menjelang Pemilu Tahun 2024 oleh Satreskrim Polres Lampung

Utara”.

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penulisan

1. Permasalahan Penulisan

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan dalam hal ini sebagai berikut:

a. Apakah faktor penghambat Satreskrim Polres Lampung Utara dalam

melakukan Penegakan Hukum Yang Berkeadilan pada Pemilu Tahun

2024?

b. Bagaimanakah Proses Optimalisasi Satreskrim Polres Lampung Utara

dalam melakukan Penegakan Hukum Yang Berkeadilan pada Pemilu

Tahun 2024?

2. Ruang Lingkup Penulisan

Berdasarkan uraian pada permasalahan di atas, maka ruang lingkup dalam hal

ini meliputi:

a. faktor penghambat Satreskrim Polres Lampung Utara dalam melakukan

Penegakan Hukum Yang Berkeadilan pada Pemilu Tahun 2024.

b. Proses Optimalisasi Satreskrim Polres Lampung Utara dalam

melakukan Penegakan Hukum Yang Berkeadilan pada Pemilu Tahun

2024.

4
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai dalam hal ini adalah:

a. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis faktor penghambat

Satreskrim Polres Lampung Utara dalam melakukan Penegakan Hukum

Yang Berkeadilan pada Pemilu Tahun 2024.

b. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis bagaimana proses

Optimalisasi Satreskrim Polres Lampung Utara dalam melakukan

Penegakan Hukum Yang Berkeadilan pada Pemilu Tahun 2024.

2. Kegunaan Penulisan

Berdasarkan pada uraian permasalahan dan tujuan penelitian di atas, maka

dalam hal penulisan ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara teoritis

dan secara praktis, sebagai berikut:

5
a. Kegunaan Teoritis

1) Untuk pengembangan ilmu hukum, khususnya tentang praktik tindak

pidana yang membahas mengenai kecurangan dan penegakan hukum

dalam Pemilu.

2) Menambah wawasan ilmu pengetahuan hukum khususnya mengenai

penegakan hukum dalam pemilu.

b. Kegunaan praktis

Kegunaan praktis dalam penelitian ini adalah:

1) Bahan informasi dan masukan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.

2) Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Assessment Promosi

Jabatan Kasatreskrim Polres Lampung Utara.

D. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami isi Naskah Karya Perorangan ini, maka

penulisannya dibagi dalam IV (empat) Bab secara berurutan yang hubungannya

saling berkaitan serta dapat memberikan gambaran secara utuh hasil penelitian

secara rinci sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, permasalahan

dan ruang lingkup penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II Konsepsi Tindak Pidana Pemilu, Bab ini berisi tentang pengertian dan

jenis-jenis tindak pidana, pertanggungjawaban pidana, teori faktor penyebab

6
kejahatan, teori penegakan hukum pidana, serta pengertian dan dasar hukum

tindak pidana Pemilu.

Bab III Kondisi Faktual, Bab ini berisi tentang kondisi yang ada saat ini dalam

permasalahan pada penulisan naskah ini.

Bab IV Ideal, Bab ini membahas mengenai kondisi yang seharusnya tercipta

sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Bab V Pemecahan Masalah, Bab ini penulis membahas sebuah solusi dan

metode yang penulis kembangkan dalam hal pemecahan masalah.

Bab IV Penutup, Bab ini membahas mengenai masalah kesimpulan terhadap

jawaban permasalahan berdasarkan hasil penelitian serta saran-saran dari penulis

sebagai alternatif penyelesaian masalah yang ada untuk perbaikan di masa

mendatang.

Anda mungkin juga menyukai