Anda di halaman 1dari 15

DAMPAK STATISTIK TERHADAP KEMAJUAN ILMU HUKUM

“ KRIMINAL BAGI APARAT ”

DISUSUN OLEH :

RASYID SIDDIK 2008010103

PROGRAM STUDI S1 HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARBARU
2024
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT.
Karena tanpa rahmat dan ridho-NYA, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
tema “Kriminal Bagi Aparat” dengan baik dan selesai sebelum tepat waktu. Hingga
makalah ini berhasil diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang selalu setia memberikan pendapatnya. Pendapat teman-teman
sangat membantu dalam mengerjakan tugas makalah ini. Dan isi makalah ini juga
diambil dari beberapa sumber lain agar dapat mendapat kepastian materi dari yang telah
ada. Penulis berterima kasih bagi pihak-pihak yang secara langsung atau tidak langsung
membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Penulis memaparkan tentang Dampak Statistik Terhadap Kemajuan Ilmu


Hukum. Penulis berharap agar makalah yang di tuliskan ini nantinya dapat berguna
bagi pembaca. Penulis juga berharap, makalah ini dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan bagi siapa saja yang memerlukannya. Dan apabila dalam pembuatan
makalah ini terdapat kesalahan yang belum penulis ketahui. Penulis menerima kritik
serta saran untuk makalah yang masih jauh dari sempurna ini, agar kedepannya penulis
dapat menyusun makalah yang lebih baik dari makalah ini.

Terimakasih.

Banjarbaru, Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II ........................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4
2.1. Statistik Ilmu Hukum ......................................................................................... 4
2.2. Statistika Hukum sebagai Ilmu........................................................................... 5
2.3. Jenis Statistika .................................................................................................... 6
2.4. Konsep Statistika ................................................................................................ 7
2.5. Kerangka Hukum Kegiatan Statistik di Indonesia ............................................. 8
BAB III ....................................................................................................................... 10
PENUTUP ................................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
3.2. Saran ................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di era kemajuan zaman seperti saat sekarang ini kita dituntut untuk hidup sesuai
dengan perkembangan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin canggih yang melahirkan alat-alat teknologi yang memudahkan setiap
kegiatan. Hal-hal tersebut membuat kebutuhan hidup setiap individu meningkat
khususnya dari segi ekonomi. Ini juga terjadi di Negara Indonesia dengan label negara
yang masih berkembang, Indonesia harus mampu mengikuti kemajuan-kemajuan ini
agar tidak tertinggal dari Negara lainnya.

Dengan keadaan ketidakmerataan taraf ekonomi yang ada di Indonesia ini


membuat masyarakat kalangan bawah kesulitan untuk memenuhi tuntutan hidup
sehingga menghalalkan berbagai cara untuk pemenuhannya seperti pencurian,
penipuan, dan pembunuhan. Dilain sisi perkembangan teknologi yang memudahkan
semua akses memungkinkan kita untuk membuka situs apa saja yang terkadang tidak
seharusnya diakses. Hal ini merusak pola pikir individu yang mengakibatkan kejahatan
seksualitas seperti pemerkosaan, pencabulan. Kejahatan perlu ditanggapi dan ditangani
dengan serius. Suatu studi di Inggris oleh Steven Box memperlihatkan bahwa kejahatan
dalam setiap saat cenderung meningkat, yang apabila dibiarkan menimbulkan
kerusakan permanen bagi masyarakat, karena kejahatan lebih banyak dilakukan oleh
orang-prang lebih muda, dan penganggur. Banyaknya perbuatan melanggar hukum
khususnya perbuatan yang melanggar hukum pidana tersebut diatas membuat pihak
berwenang harus bekerja keras untuk menegakkan hukum yang dilanggar tersebut
khusunya kepolisian.

Kepolisian adalah segala hal ikhwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga
polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Pasal 1 Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2002 tentang Kepolisian). Sesuai dengan tugas dan wewenang dalam bidang
kekuasaan eksekutif, tugas kepolisian dalam undang-undang kepolisian yaitu meliputi

1
kewajiban yang semata- mata ditujukan pada pemeliharaan ketertiban umum dan
keamanan. Ketertiban dan keamanan hanya dapat diganggu oleh perbuatan orang lain
dan kewajiban yang ditujukan kepada penyelenggara kebahagiaan, kesejahteraan, dan
kepentingan penduduk negara yang tidak semata-mata ditentukan dalam undang-
undang, akan tetapi dapat dan harus dilakukan apabila kepentingan umum memintanya.

Tingginya angka kriminalitas ini dapat kita lihat dari statistik kriminal. Statistik
adalah pengamatan massal dengan menggunakan angka- angka yang merupakan salah
satu faktor pendorong perkembangan ilmu pengetahuan sosial pada abad ke-17.
Quetelet seorang ahli ilmu pasti dan sosiologi dari Belgia pertama kali menerapkan
statistik dalam pengamatannya tentang kejahatan. Dalam pengamatannya Quetelet
melihat bahwa dalam kejahatan terdapat pola-pola yang setiap tahun selalu sama.
Statistik kriminal adalah hasil pencatatan aparat penegak hukum (khususnya polisi)
berdasarkan laporan korban dan masyarakat pada umumnya. Statistik kriminal
berbentuk angka-angka yang menunjukkan jumlah kriminalitas yang tercatat, baik
pada suatu waktu dan tempat tertentu. Aparat penegak hukum yang berperan penting
disini adalah Kepolisian. Dimana polisi merupakan aparat penegak hukum pertama
yang menyelidiki tentang terjadi atau tidaknya suatu kejahatan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai
pembahasan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :
A. Bagaimana Pelaksanaan Statistik Kriminal Bagi Aparat Penegak Hukum
Khususnya Kepolisian Di Polres Solok Selatan?
B. Apa Faktor Penghambat Bagi Kepolisian Dalam Mengelola Statistik Kriminal
Di Polres Solok Selatan?
C. Bagaimana Fungsi Statistik Kriminal Bagi Aparat Kepolisian Di Polres Solok
Selatan?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuan dari

2
penelitian ini ialah :
1) Untuk mengetahui Pelaksanaan Statistik Kriminal Bagi Aparat Penegak
Hukum Khususnya Kepolisian Di Polres Solok Selatan.
2) Untuk mengetahui Faktor Penghambat Bagi Kepolisian Dalam Mengelola
Statistik Kriminal Di Polres Solok Selatan.
3) Untuk mengetahui Fungsi Statistik Kriminal Bagi Aparat Kepolisian Di
Polres Solok Selatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Statistik Ilmu Hukum


Hukum, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti peraturan atau adat yang
secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah
Sebenarnya Hukum tidak diartikan seperti itu saja, oleh karena hukum terdiri dari
beberapa aspek dan komponen atau unsur “Apabila kita di Indonesia berbicara tentang
Hukum, maka fikiran kita akan langsung menuju kepada undang-undang, perundang-
undangan atau peraturan tertulis lainnya. Padahal sebenarnya, Hukum mempunyai
begitu banyak aspek dan terdiri dari jauh lebih banyak komponen atau unsur yang lain,
seperti misalnya filsafat hukum, sumber hukum, kaedah hukum, yurisprudensi, hukum
kebiasaan, penegakn hukum, pelayan hukum, profesi hukum, lembaga hukum, pranata
hukum, prosedur dan mekanisme hukum, hukum acara, pendidikan hukum, perilaku
hukum masyarakat maupun pejabat hukum, atau perilaku profesi hukum, kesadaran
hukum, dan sebagainya. Semua itulah yang membangun sistem hukum, yaitu hubungan
dan kaitan pengaruh mempengaruhi satu sama lain antara berbagai komponen atau
unsur yang disebut di atas tadi.

Pengertian hukum sebagaimana tertera di atas, tentu saja sangat berbeda dengan
pengertian undang-undang maupun peraturan perundang-undangan. Dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, yang dimaksud dengan Undang-undang adalah Peraturan
Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
persetujuan bersama Presiden. Sedangkan yang dimaksud dengan Peraturan
Perundang-undangan adalah : ”peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara
atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum”. Dengan demikian undang-
undang hanyalah sebagian saja dari hukum

4
pabila pengertian statistika dan pengertian hukum digabungkan menjadi satu
pengertian menjadi statistika hukum, maka yang dimaksud dengan Statistika
Hukum adalah ilmu yang berkenaan dengan data hukum yang berupa angka.

2.2. Statistika Hukum sebagai Ilmu


Menurut Jujun S. Suriasumantri, filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi
(filsafat pengetahuan) yang secaara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan
ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan
ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas,
maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-
ilmu sosial. Pembagian ini lebih merupakan pembatasan masing-masing bidang yang
ditelaah, yakni ilmu-ilmu alam atau ilmu-ilmu sosial, dan tidak mencirikan cabang
filsafat yang bersifat otonom. Ilmu memang berbeda dari pengetahuan-pengetahuan
secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan yang prinsipiil anta ilmu-ilmu alam dan
ilmu-ilmu sosial, di mana keduanya mempunyai ciri-ciri keilmuan yang sama. Filsafat
ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu seperti:

1. Obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek
tersebut? bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap
manusia (seperti berfikir, merasa dan mengindera) yang membuahkan
pengetahuan?
2. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang
berupa ilmu? Bagaimana prosedurya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan
agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenarn
itu sendir? Apakah kiterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita
dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
3. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana
kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral?
Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan

5
moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional?

Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok pertanyaan yang pertama


disebut landasan ontologis; kelompok yang kedua adalah epistemologis; dan kelompok
ketiga adalah aksiologis. Meminjam konsep Jujun S. Suriasumantri tersebut, maka
statistika hukum juga dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan dan karena itu memenuhi
syarat untuk dijadikan mata kuliah yang berdiri sendiri.

2.3. Jenis Statistika


Berdasarkan fase atau tujuan analisisnya, Statistika dapat dibedakan dalam dua
bidang masalah pokok, yakni:

1. statistika deskriptif (descriptive statistics) yaitu bidang ilmu pengetahuan


statistika yang mempelajari tata cara penyusunan dan penyajian data yang
dikumpulkan dalam suatu penelitian.
2. statistika induktif (inductive statistics) (atau statistik inferensial, statistika
matematik) yaitu bidang ilmu pengetahuan statistika yang mempelajari tata cara
penarikan kesimpulan-kesimpulan mengenai keseluruhan populasi,
berdasarkan data yang ada dalam suatu bagian dari populasi tersebut.

Bedasarkanorientasi pembahasannya, statistika dapat dibedakan atas statistika


matematika dan statistika terapan. Statistika matematika (mathematical
statistics) adalh statistika teoritik lebih berorientasi kepada pemahaman model dan
penurunan konsep dan rumus-rumus dalam analisis regresi matematis-teoretis,
misalnya model dan penurunan rumus-rumus dalam analisis regresi, statistik uji-t,
kemiringan, ketajaman, ekspektasi, galat, estimasi, dan lain-lain. Sedangkan statistika
terapan (applied statistics) lebih berorientasi kepada pemahaman konsep dan teknik-
teknik serta penggunaan atau terapannya dalam berbagai bidang, misalnya statistika
sosial.

6
Berdasarkan jumlah variabel terikat (independent variable), statistika dapat
dibedakan atas statistika univariat dan statistika multivariat. Teknik analisis statistik
yang melibatkan hanya satu variabel terikat atau satu variabel tolok
ukur (criterion) termasuk ke dalam statistika univariat, sedangkan teknik analisis
statistik yang melibatkan lebih dari satu variabel terikat atau variabel tolok
ukur (criterion) termasuk dalam statistika multivariat.

2.4. Konsep Statistika


1. Data
Data adalah informasi yang berupa angka tentang karakteristik (ciri-ciri
khusus) suatu populasi. Data, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti
1. keterangan yang benar dan nyata; 2. keterangan atau bahan nyata yang dapat
dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Dengan demikian data
statistik adalah bahan atau keterangan yang benar dan nyata yang dinyatakan
dalam angka-angka dan kebenarannya harus dapat dipercaya atau dapat
diandalkan.
2. Populasi
Populasi adalah keseluruhan unit yang menjadi objek kegiatan statistik baik
yang berupa instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, benda maupun
objek lainnya Populasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti 1.
seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu daerah; 2. jumlah orang atau
pribadi yang mempunyai ciri-ciri yang sama; 3. jumlah penghuni, baik
manusia maupun mahlukhidup lainnya pada suatu satuan ruang tertentu; 4.
sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengabilan sample;
suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian. Dengan demikian populasi merupakan kumpulan seluruh
subjek/observasi dalam penelitian. A population consist of all subjects (human
or otherwise) that are being studied.

7
3. Sampel
Sampel adalah sebagian unit populasi yang menjadi objek penelitian untuk
memperkirakan karakteristik suatupopulasi Sampel, menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, berarti 1. sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat
suatu kelompok yang lebih besar; 2. bagian kecil yang mewakili kelompok
atau keseluruhan yang lebih besar; percontoh. Dengan demikian sampel
merupakan bagian dari populasi.(A sample is a subgroup of population)
4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

2.5. Kerangka Hukum Kegiatan Statistik di Indonesia


Penyelenggaraan pemerintahan sangat memerlukan dukungan statistik. Terlebih
lagi dengan situasi perkembangan global dan persaingan yang semakin tinggi,
dukungan statistik untuk mengetahui kondisi riil untuk menyusun sebuah keputusan
sangat diperlukan. Statistik juga dapat membantu mengetahui keberhasilan program
yang dijalankan oleh pemerintah. Klaim keberhasilan program akan semakin valid
ketika didukung dengan data statistik karena tersaji data yang diperoleh secara ilmiah.
Negara-negara di dunia mengukur pencapaian pembangunannya bersandar pada sata
statistik yang dihasilkan lembaga statistik resmi negara itu.
Lembaga statistik resmi negara (National Statistical Office) merupakan lembaga
penyelenggaran kegiatan statistik yang dibentuk oleh pemerintah. Hasil atau data
statistik yang dihasilkan oleh lembaga ini merupakan data statistik resmi (official
statistic). Definisi dari official statistic menurut OECD yang dikutip dalam buku karya
Jousari Hasbullah adalah statistic disseminated by the national statistical office or other
public bodies under national statistical system.
Di Indonesia sistem statistik nasional diatur dalam Undang-Undang Nomor 16
Tahun 1997 tentang Statistik (Undang-Undang Statistik). Undang-undang ini
menggantikan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik yang dianggap

8
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Selain itu, Undang-undang
Statistik ini juga mencabut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus.
Pengaturan statistik dalam Undang-Undang Statistik kemudian diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Kegiatan
Statistik,
Salah satu pertimbangan dalam Undang-Undang Statistik menyebutkan bahwa
statistik memiliki kedudukan penting bagi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi penyelenggaraan berbagai kegiatan di segenap aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam pembangunan nasional. Undang-
undang ini menempatkan relasi yang sangat erat antara statistik dengan pembangunan
nasional. Undang-Undang Statistik mengatur tujuan kegiatan statistik untuk
menyediakan data statistik yang lengkap, akurat dan mutakhir dalam rangka
mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang andal efektif dan efisien guna mendukung
pembangunan nasional.
Undang-Undang Statistik mengatur tiga jenis statistik apabila dilihat dari segi
tujuan pemanfaatannya, yaitu: statistik dasar, statistik sektoral dan statistik khusus.18
Statistik dasar dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Statistik sektoral diselenggarakan
oleh instansi pemerintah secara mandiri atau bekerjasama dengan Badan Pusat
Statistik. Sedangkan, statistik khusus dilakukan oleh masyarakat (lembaga, organisasi,
perorangan, maupun unsur masyarakat lainnya).

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
statistik penegakan hukum diakui sebagai upaya untuk mendorong pengelolaan
data statistik penegakan hukum. Walaupun pengetahuan stakeholder terhadap buku
tersebut masih terbatas, bahkan beberapa stakeholder belum mengetahui keberadaan
buku tersebut. Sebagai langkah awal untuk kembali mendorong pemanfaatan data
statistik penerbitan buku ini perlu langkah-langkah lanjutan dan tidak berhenti setelah
hukum terbit. Namun, disadari bahwa langkah tersebut terkendala dengan jangka
waktu program yang pendek.

Keberadaan data yang disajikan dalam buku statistik penegakan hukum dirasakan
penting untuk mendukung kegiatan atau pekerjaan beberapa stakeholder yang terlibat
dalam penelitian ini sebagai narasumber. Penyajian buku tersebut perlu dilengkapi
dengan analisis sehingga memudahkan penggunaan buku tersebut.

Kebutuhan data statistik oleh lembaga penegak hukum telah disadari dengan
adanya unit/bagian khusus yang menangani data statistik di dalam struktur organisasi
masing-masing. Akan tetapi, pemanfaatan data tersebut masih terbatas terutama dalam
dukungan untuk pengambilan kebijakan. Keterbatasan tersebut didorong oleh
minimnya sistem pendukung bagi optimalisasi pengelolaan data statistik di masing-
masing lembaga. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperkuat sistem
pendukung bagi pelaksanaan kegiatan pengelolaan data statistik ini mulai dari
penyusunan sampai dengan pemanfaatan..

3.2. Saran
untuk memperbaiki kualitas publikasi data statistik penegakan hukum seperti
statistik penegakan hukum perlu dilakukan upaya:
1. Melengkapi penyajian data statistik dengan analisis atas data yang disajikan
tersebut

10
2. Melengkapi jenis-jenis data yang disajikan dalam buku statistik penegakan
hukum
3. Melengkapi cakupan data dari seluruh lembaga penegak hukum yang ada
4. Memperbaiki format tampilan buku agar lebih mudah dibaca seperti ukuran
buku, tampilan tabel, ukuran font, dan lain-lain
5. Diseminasi buku perlu ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan untuk
mendorong penggunaan buku dan pelaksanaan kegiatan serupa oleh masing-
masing lembaga penegak hukum

11
DAFTAR PUSTAKA

https://ratri2009.blogspot.com/2011/02/statistik-hukum.html

http://scholar.unand.ac.id/24103/2/BAB%20I.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/45390-ID-laporan-studi-pemanfaatan-
dan-kebutuhan-data-statistik-penegakan-hukum-sebagai-u.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai