Anda di halaman 1dari 16

DAMPAK STATISTIK TERHADAP KEMAJUAN ILMU HUKUM

“ SISTEM HUKUM DI INDONESIA ”

DISUSUN OLEH :

HARTATI RAMA 2008010125

PROGRAM STUDI S1 HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARBARU
2024
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT.
Karena tanpa rahmat dan ridho-NYA, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
tema “Sistem Hukum di Indonesia” dengan baik dan selesai sebelum tepat waktu.
Hingga makalah ini berhasil diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman yang selalu setia memberikan pendapatnya. Pendapat teman-
teman sangat membantu dalam mengerjakan tugas makalah ini. Dan isi makalah ini
juga diambil dari beberapa sumber lain agar dapat mendapat kepastian materi dari yang
telah ada. Penulis berterima kasih bagi pihak-pihak yang secara langsung atau tidak
langsung membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis memaparkan tentang Dampak Statistik Terhadap Kemajuan Ilmu


Hukum. Penulis berharap agar makalah yang di tuliskan ini nantinya dapat berguna
bagi pembaca. Penulis juga berharap, makalah ini dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan bagi siapa saja yang memerlukannya. Dan apabila dalam pembuatan
makalah ini terdapat kesalahan yang belum penulis ketahui. Penulis menerima kritik
serta saran untuk makalah yang masih jauh dari sempurna ini, agar kedepannya penulis
dapat menyusun makalah yang lebih baik dari makalah ini.

Terimakasih.

Banjarbaru, Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 3
BAB II ........................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4
2.1. Pengertian Sistem Hukum .................................................................................. 4
2.2. Sistem Pendukung bagi Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Statistik ............... 5
2.3. Pemanfaatan Data Statistik Penegakan Hukum 2007-2008 ............................... 6
2.4. Konsep Statistika ................................................................................................ 7
2.5. Akses terhadap Data Statistik dan Keterbukaan Informasi ................................ 9
BAB III ....................................................................................................................... 11
PENUTUP ................................................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 11
3.2. Saran ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia yang
sangat banyak hukum di Indonesia harus ditegakkan dengan sebaik mungkin. Hukum
di Indonesia adalah sarana utama untuk melindungi dan memberikan jaminan rasa
aman pada penduduk warga negara Indonesia itu sendiri, dimana setiap warga negara
Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama di hadapan hukum.

Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam upaya


menciptakan kehidupan bangsa Indonesia yang aman, damai dan sejahtera. Tanpa
adanya penegakan hukum maka tidak akan terwujud ketertiban dan kesejahteraan bagi
kehidupan setiap warga negara Indonesia. Proses penegakan hukum harus
dilaksanakan secara tegas dan konsisten, karena ketidakpastian hukum dan
kemerosotan wibawa hukum akan melahirkan krisis hukum yang dampaknya dapat
berakibat pada terganggunya stabilitas politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan,
keamanan bangsa dan negara.

Penegakan hukum dalam upaya mewujudkan ketertiban sangat erat kaitannya


dengan lembaga-lembaga negara yang mempunyai wewenang dan memegang peranan
penting dalam sistem peradilan hukum di negara Indonesia. Lembaga Kepolisian
Negara Republik Indonesia adalah salah satu lembaga yang mempunyai wewenang dan
memegang peranan penting dalam upaya penegakan hukum dan ketertiban di dalam
sistem peradilan Negara Indonesia. Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Fungsi Kepolisian adalah
salah satu fungsi pemerintah negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat. Aparat Kepolisian mempunyai tugas dan wewenang dimana menurut
Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia, tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah memelihara

1
keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Aparat Kepolisian
harus peka terhadap kehidupan masyarakat Indonesia yang saat ini semakin
berkembang dan kompleks dalam upaya pencegahan tindak pelanggaran hukum dan
penegakan hukum itu sendiri dalam upaya mewujud keamanan dan ketertiban dalam
kehidupan masyarakat Indonesia.

Seiring dengan perkembangan pertumbuhan penduduk di Indonesia maka tingkat


mobilitas masyarakat Indonesia semakin tinggi pula, itu ditandai dengan semakin
banyaknya kendaraan bermotor sebagai alat transportasi di Indonesia. Kendaraan
bermotor sebagai salah satu alat transportasi sangatlah membantu dan mendukung
mobilitas masyarakat Indonesia, dengan semakin lancarnya mobilitas masyarakat
Indonesia maka tingkat produktifitas masyarakat Indonesia semakin meningkat , hal
ini jelas mendukung pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Indonesia saat ini merupakan negara berkembang dengan keadaan ekonomi
masyarakatnya yang berada pada tingkatan menengah, oleh karena itu kepemilikan
kendaraan bermotor di Indonesia didominasi oleh kendaraan bermotor roda dua atau
sering disebut sebagai sepeda motor, walaupun kepemilikan kendaraan roda empat atau
mobil jumlahnya juga cukup banyak di Indonesia.

Dengan keadaan ketidakmerataan taraf ekonomi yang ada di Indonesia ini


membuat masyarakat kalangan bawah kesulitan untuk memenuhi tuntutan hidup
sehingga menghalalkan berbagai cara untuk pemenuhannya seperti pencurian,
penipuan, dan pembunuhan. Dilain sisi perkembangan teknologi yang memudahkan
semua akses memungkinkan kita untuk membuka situs apa saja yang terkadang tidak
seharusnya diakses. Hal ini merusak pola pikir individu yang mengakibatkan kejahatan
seksualitas seperti pemerkosaan, pencabulan. Kejahatan perlu ditanggapi dan ditangani
dengan serius. Suatu studi di Inggris oleh Steven Box memperlihatkan bahwa kejahatan
dalam setiap saat cenderung meningkat, yang apabila dibiarkan menimbulkan
kerusakan permanen bagi masyarakat, karena kejahatan lebih banyak dilakukan oleh
orang-prang lebih muda, dan penganggur. Banyaknya perbuatan melanggar hukum

2
khususnya perbuatan yang melanggar hukum pidana tersebut diatas membuat pihak
berwenang harus bekerja keras untuk menegakkan hukum yang dilanggar tersebut
khusunya kepolisian.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai
pembahasan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :
A. Bagaimana Pelaksanaan Statistik Sistem Hukum di Indonesia?
B. Apa Faktor Penghambat Bagi Sistem Hukum di Indonesia?
C. Bagaimana Fungsi Statistik Sistem Hukum di Indonesia?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuan dari
penelitian ini ialah :
1) Untuk mengetahui Pelaksanaan Statistik Sistem Hukum di Indonesia.
2) Untuk mengetahui Faktor Penghambat Bagi Sistem Hukum di Indonesia.
3) Untuk mengetahui Fungsi Statistik Sistem Hukum di Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Hukum


Menurut Bellefroid, Pengertian Sistem Hukum ialah rangkaian kesatuan
peraturan-peraturan hukum yang disusun secara tertib menurut asas-asasnya Scolten
mengatakan, Pengertian Sistem Hukum adalah kesatuan di dalam sistem hukum tidak
ada peraturan hukum yang bertentangan dengan peraturan-peraturan hukum lain dari
sistem itu.

Pengertian Sistem Hukum Menurut pendapat Subekti merupakan suatu susunan


atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan dimana terdiri dari bagian-bagian yang
berkaitan satu sama lain, tersusunan menurut suatu rencana atau pola, hasil dari suatu
pemikiran tersebut untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian para ahli di atas
penulis menyimpulkan, sistem hokum adalah suatu kumpulan unsur-unsur yang saling
berinteraksi yang merupakan satu kesatuan dan bekerjasama kearah tujuan tertentu.

Sistem hokum Indonesia merupakan perpaduan beberapa sistesm hokum


agama,adat dan hokum negara eropa terutama Belanda sebagai Bangsa yang pernah
menjajah Indonesia 3,5 abad lamanya. Maka tidak heran apabila peradaban mereka
yang di wariskan termasuk sistem hukum Setelah mengetahui pengertian sistem
hukum, lalu bagaimana tanggapan masyarakat Indonesia terhadap sistem hukum
Indonesia?.. Kebanyakan menanggapi dengan kurang baik. Mengapa bisa begitu?
Alasan yang disampaikan pun beragam. Mereka menganggap sistemnya sendiri sudah
baik, namun pelaksanaannya tidak sesuai yang diharapkan. Peraturannya sebenarnya
sudah ada, namun tidak ditegakkan.

Hukum, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti peraturan atau adat yang
secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah
Sebenarnya Hukum tidak diartikan seperti itu saja, oleh karena hukum terdiri dari
beberapa aspek dan komponen atau unsur “Apabila kita di Indonesia berbicara tentang

4
Hukum, maka fikiran kita akan langsung menuju kepada undang-undang, perundang-
undangan atau peraturan tertulis lainnya. Padahal sebenarnya, Hukum mempunyai
begitu banyak aspek dan terdiri dari jauh lebih banyak komponen atau unsur yang lain,
seperti misalnya filsafat hukum, sumber hukum, kaedah hukum, yurisprudensi, hukum
kebiasaan, penegakn hukum, pelayan hukum, profesi hukum, lembaga hukum, pranata
hukum, prosedur dan mekanisme hukum, hukum acara, pendidikan hukum, perilaku
hukum masyarakat maupun pejabat hukum, atau perilaku profesi hukum, kesadaran
hukum, dan sebagainya. Semua itulah yang membangun sistem hukum, yaitu hubungan
dan kaitan pengaruh mempengaruhi satu sama lain antara berbagai komponen atau
unsur yang disebut di atas tadi.

Pengertian hukum sebagaimana tertera di atas, tentu saja sangat berbeda dengan
pengertian undang-undang maupun peraturan perundang-undangan. Dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, yang dimaksud dengan Undang-undang adalah Peraturan
Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
persetujuan bersama Presiden. Sedangkan yang dimaksud dengan Peraturan
Perundang-undangan adalah : ”peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara
atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum”. Dengan demikian undang-
undang hanyalah sebagian saja dari hukum.

pabila pengertian statistika dan pengertian hukum digabungkan menjadi satu


pengertian menjadi statistika hukum, maka yang dimaksud dengan Statistika
Hukum adalah ilmu yang berkenaan dengan data hukum yang berupa angka.

2.2. Sistem Pendukung bagi Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Statistik


Proses penguatan pengelolaan dan pemanfaatan data statistik penegakan hukum
harus diiringi dengan penyediaan supporting system yang memadai bagi pelaksanaan
kegiatan tersebut. Salah satu unsur yang penting dalam pengelolaan data statistik
adalah tersedianya suber daya manusia yang memiliki kapasitas bagi penyusunan data
statisik dan penyajian datanya sehingga memudahkan pimpinan lembaga dalam

5
menggunakan data tersebut untuk mengambil kebijakan atau keputusan. Publikasi data
statistik dalam bentuk laporan tahunan seperti Laporan Tahunan Mahkamah Agung
dan KPK, serta publikasi melalui website menunjukkan beberapa lembaga sudah
memiliki sistem pendukung berupa SDM yang cukup memadai dalam melakukan
kegiatan statistik di lembaga masing-masing. Hal ini juga diperkuat dengan adanya
unit-unit kerja tertentu di dalam institusi penegakan hukum yang mempunyai fungsi di
bidang pengelolaan data dan statistik. Upaya lanjutan yang perlu dilakukan setelah
pengumpulan atau penyusunan data adalah dorongan penguatan kapasitas untuk
menggunakan data tersebut agar dapat bermanfaat secara optimal bagi masing-masing
lembaga. Pada aspek ini dibutuhkan data tersaji yang sudah siap digunakan untuk
mengambil kebijakan. Unit kerja atau SDM di bidang statistik dengan didukung oleh
SDM lainnya seperti pejabat fungsional peneliti di lembaga masing-masing dapat
bekerjasama untuk mengelola data tersebut. Penyajian data lengkap dengan analisisnya
ini juga menjadi salah satu masukan narasumber sebagai perbaikan tampilan buku
statistik penegakan hukum. Narasumber tersebut mengusulkan agar data statistik yang
disajikan juga dilengkapi dengan analisis. Hal ini dapat mempermudah pembaca atau
pengguna dalam membaca data yang ditampilkan.

Pengelolaan data statistik sejak pengumpulan sampai dengan pemanfaatannya


membutuhkan dukungan fungsional statistik dan peneliti di masing-masing lembaga.
Hal ini perlu menjadi perhatian masing-masing institusi untuk menyediakan atau
mengoptimalkan tenaga fungsional yang sudah ada yang berhubungan dengan kegiatan
pengelolaan data statistik ini.

2.3. Pemanfaatan Data Statistik Penegakan Hukum 2007-2008


Peran data sangat penting, karena informasi merupakan hasil dari analisis atau
perbandingan terhadap data yang diperoleh. Hal itu erat kaitan dengan penyusunan
kebijakan yang tepat. Dalam menyusun kebijakan diperlukan pelbagai informasi yang
akurat dan berhubungan dengan problematika yang muncul. Peran data juga penting
dalam mengejawantahkan reformasi di lembaga penegak hukum. Lembaga penegak
hukum dalam melakukan reformasi harus mengambil berbagai kebijakan. Kebijakan

6
itu antara lain restrukturisasi organisasi, rekrutmen personil, penempatan pegawai,
pembenahan terkait sistem administrasi, dan perbaikan lain yang perlu dilakukan.
Untuk melahirkan kebijakan itu tentu membutuhkan suatu dasar atau landasan. Data
dan informasilah yang menjadi landasan atau dasar dalam mengambil kebijakan. Oleh
karena itu, akan menjadi permasalahan jika data dan informasi yang memadai belum
tersedia secara komprehensif. statistika deskriptif (descriptive statistics) yaitu bidang
ilmu pengetahuan statistika yang mempelajari tata cara penyusunan dan penyajian data
yang dikumpulkan dalam suatu penelitian.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi lembaga penegak hukum dapat menggunakan
data dan informasi terutama data statistik untuk dimanfaatkan sebagai bagian proses
pengambilan kebijakan. Merujuk kepada temuan di dalam wawancara mendalam serta
buku Statistik Penegakan Hukum Tahun 2007 dan 2008 dapat diketahui kemungkinan-
kemungkinan yang dapat dimanfaatkan dari data statistik. Data-data itu antara lain
berkaitan dengan data perkara dan data sumber daya manusia. Selain itu, data-data itu
tentunya juga dapat dimanfaatkan oleh lembaga lain serta masyarakat.

Setelah mengetahui kemungkinan pemanfaatan data dan informasi yang dapat


diperoleh. Tahap selanjutnya adalah dimana data dan informasi itu dapat diperoleh?
Apakah MA, Kejaksaan, Kepolisian, KPK dan lembaga lainnya mempunyai data atau
informasi itu? Selain itu juga tetap harus diperhatikan kualitas dari data yang mungkin
ada. Untuk mengetahui ketersediaan data dan informasi itu salah satunya dapat dengan
melihat publikasi yang dirilis lembaga penegak hukum. Saat ini ternyata pada
praktiknya belum semua lembaga penegak hukum merilis publikasi yang didalam
terdapat data dan informasi (termasuk data statistik). Salah satu bentuk publikasi yang
ada adalah laporan tahunan. Saat ini lembaga yang sudah merilis laporan tahunan
secara rutin antara lain MA, Kejaksaan, KPK, dan MK.

2.4. Konsep Statistika


1. Data

7
Data adalah informasi yang berupa angka tentang karakteristik (ciri-ciri
khusus) suatu populasi. Data, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti
1. keterangan yang benar dan nyata; 2. keterangan atau bahan nyata yang dapat
dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Dengan demikian data
statistik adalah bahan atau keterangan yang benar dan nyata yang dinyatakan
dalam angka-angka dan kebenarannya harus dapat dipercaya atau dapat
diandalkan.
2. Populasi
Populasi adalah keseluruhan unit yang menjadi objek kegiatan statistik baik
yang berupa instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, benda maupun
objek lainnya Populasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti 1.
seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu daerah; 2. jumlah orang atau
pribadi yang mempunyai ciri-ciri yang sama; 3. jumlah penghuni, baik
manusia maupun mahlukhidup lainnya pada suatu satuan ruang tertentu; 4.
sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengabilan sample;
suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian. Dengan demikian populasi merupakan kumpulan seluruh
subjek/observasi dalam penelitian. A population consist of all subjects (human
or otherwise) that are being studied.
3. Sampel
Sampel adalah sebagian unit populasi yang menjadi objek penelitian untuk
memperkirakan karakteristik suatupopulasi Sampel, menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, berarti 1. sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat
suatu kelompok yang lebih besar; 2. bagian kecil yang mewakili kelompok
atau keseluruhan yang lebih besar; percontoh. Dengan demikian sampel
merupakan bagian dari populasi.(A sample is a subgroup of population)
4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

8
2.5. Akses terhadap Data Statistik dan Keterbukaan Informasi
Undang-undang No. 16 Tahun 1997 juga mengatur mengenai pemanfataan data
statistik tersebut. Pasal 6 mengatur dua hal yaitu statistik dasar dan sektoral terbuka
pemanfaatannya untuk umum kecuali ada batasan atau ketentuan lain dalam peraturan
perundang-undangan. Sedangkan untuk statistik khusus diatur bahwa setiap orang
memiliki kesempatan yangs ama untuk mengetahui dan memanfaatkan statistik khusus
dengan tetap memperhatikan seseorang atau lembaga yang dilindungi oleh undang-
undang. Prinsip pemanfaatan data statistik adalah terbuka. Akan tetapi penerapan
prinsip ini perlu memperhatikan ketentuan peraturan perundangundangan lain dan
kedudukan seseorang atau lembaga yang dilindungi oleh undang-undang Dalam kaitan
dengan penyediaan atau akses pemanfaatan data ini, Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik mengatur bahwa setiap orang memiliki
hak untuk memperoleh informasi publik. Informasi publik dalam undang-undang
tersebut didefiniskan sebagai informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim,
dan/atau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan
penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publik
lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan
dengan kepentingan publik.

Sedangkan yang dimaksud Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif,


yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah, atau
organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja
daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.

Prinsip keterbukaan dalam pemanfaatan data statistik yang terdapat dalam UU No.
16 Tahun 1997 dikuatkan dengan UU No. 14 Tahun 2008 yang menjamin hak
masyarakat atas informasi dari badan publik. Akan tetapi tidak semua informasi yang
dimiliki oleh badan publik tersebut dapat diberikan kepada masyarakat atau publik.

9
Badan publik berdasarkan undang-undang diberikan hak untuk menolak untuk
memberikan informasi yang dikecualikan atau tidak dapat diberikan oleh badan publik
kepada pemohon informasi.

Selanjutnya, terkait dengan penegakan hukum secara khusus UU No. 14 Tahun


2008 mengatur jenis informasi yang dikecualikan yaitu informasi publik yang apabila
dibuka akan menghambat proses penegakan hukum.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sejumlah ahli, di antaranya Peter Mahmud Marzuki, mengambil sikap tegas bahwa
sesuai dengan karakter khas ilmu hukum, hanya ada satu jenis penelitian hukum.
Penelitian hukum dalam arti ini adalah penelitian hukum yang lazim dikenal sebagai
penelitian hukum normatif.
Sejumlah ahli lain, terutama yang mendalami sosiologi hukum maupun antropologi
hukum, misalnya Soerjono Soekanto, Satjipto Rahardjo, Soetandyo Wignjosubroto, I
Nyoman Nurdjaja, mengambil sikap menerima socio-legal research sebagai bagian
penelitian hukum. Dengan demikian menurut mereka menerima dua jenis penelitian
hukum, yaitu (1) penelitian hukum normatif, dan (2) penelitian hukum empirik atau
socio-legal research.
Masalah adalah kesenjangan antara hukum dengan pelaksanaan hukum, atau
kesenjangan antara das sollen dan das sein atau kesenjangan antara ”sesuatu yang
seharusnya” dengan ”sesuatu yang terjadi”. Hal ini tepat untuk penelitian huku empirik,
sebab pada ujungnya harus memverifikasi secara empirik, yaitu sesuatu yang terjadi.
Isu hukum tepat untuk penelitian hukum normatif, sebab isu hukum mempersoalkan
hubungan antar proposisi yang ada di dalam hukum.
3.2. Saran
untuk memperbaiki kualitas publikasi data statistik penegakan hukum seperti
statistik penegakan hukum perlu dilakukan upaya:
1. Melengkapi penyajian data statistik dengan analisis atas data yang disajikan
tersebut
2. Melengkapi jenis-jenis data yang disajikan dalam statistik penegakan hukum
3. Melengkapi cakupan data dari seluruh lembaga penegak hukum yang ada
4. Memperbaiki format tampilan buku agar lebih mudah dibaca seperti ukuran
buku, tampilan tabel, ukuran font, dan lain-lain

11
5. Diseminasi buku perlu ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan untuk
mendorong penggunaan buku dan pelaksanaan kegiatan serupa oleh masing-
masing lembaga penegak hukum

12
DAFTAR PUSTAKA

https://ratri2009.blogspot.com/2011/02/statistik-hukum.html

http://scholar.unand.ac.id/24103/2/BAB%20I.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/45390-ID-laporan-studi-pemanfaatan-
dan-kebutuhan-data-statistik-penegakan-hukum-sebagai-u.pdf

http://www.abdulrachmadbudiono.lecture.ub.ac.id/files/2015/09/ILMU-HUKUM-
DAN-PENELITIAN-HUKUM-makalah-nov-08.pdf

https://www.unja.ac.id/tanggapan-terhadap-sistem-hukum-di-indonesia/

https://e-journal.uajy.ac.id/469/2/1HK09819.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai