Disusun oleh :
UMAYA UMASANGADJI
02271711132
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi kontribusi baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Saya mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan karya kami. Semoga
karya ilmiah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua
tentang Investigasi Tindak Pidana Korupsi dan Pengadaan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................7
2.1 INVESTIGASI TINDAK PIDANA KORUPSI ..............................................7
2.1.1 Defenisi Infestigasi................................................................................7
2.2 Infestigasi Pengadaan .......................................................................................7
2.3 Sistem Pengadaan Indnesia Tidak Brfungsi.......................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................17
3.1 Kesimplan........................................................................................................17
3.2 Saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tindak pidana korupsi merupakan salah satu bagian dari hukum pidana khusus di
samping mempunyai spesifikasi tertentu yang berbeda dengan hukum pidana khusus, seperti
adanya penyimpangan hukum acara serta apabila ditinjau dari materi yang diatur maka
tindak pidana korupsi secara langsung maupun tidak langsung dimaksudkan menekan
seminimal mungkin terjadinya kebocoran dan penyimpangan terhadap keuangan dan
perekonomian negara. Dengan diantisipasi sedini dan seminimal mungkin penyimpangan
tersebut, diharapkan roda perekonomian dan pembangunan dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya sehingga lambat laun akan membawa daampak adanya peningkatan pembangunan
dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Di berbagai belahan dunia, korupsi selalu mendapatkan perhatian yang lebih
dibandingkan dengan tindak pidana lainnya. Fenomena ini dapat dimaklumi mengingat
dampak negatif yang ditimbulkan oleh tindak pidana ini. Dampak yang ditimbulkan dapat
menyentuh berbagai bidang kehidupan. Korupsi merupakan masalah serius, tindak pidana
ini dapat membahayakan stabilitas dan keamanan masyarakat, membahayakan
pembangunan sosial ekonomi, dan juga politik, serta dapat merusak nilai-nilai demokrasi
dan moralitas karena lambat laun perbuatan ini seakan menjadi budaya. Korupsi merupakan
ancaman terhadap cita-cita menuju masyarakat adil dan makmur.
Selama ini korupsi lebih banyak dimaklumi oleh berbagai pihak daripada
memberantasnya, padahal tindak pidana korupsi adalah salah satu jenis kejahatan yang dapat
menyentuh berbagai kepentingan yang menyangkut hak asasi, ideologi negara,
perekonomian, keuangan negara, moral bangsa, dan sebagainya, yang merupakan perilaku
jahat yang cenderung sulit untuk ditanggulangi. Sulitnya penanggulangan tindak pidana
korupsi terlihat dari banyak diputus bebasnya terdakwa kasus tindak pidana korupsi atau
minimnya pidana yang ditanggung oleh terdakwa yang tidak sebanding dengan apa yang
dilakukannya. Hal ini sangat merugikan negara dan menghambat pembangunan bangsa. Jika
ini terjadi secara terus-menerus dalam waktu yang lama, dapat meniadakan rasa keadilan
dan rasa kepercayaan atas hukum dan peraturan perundang-undangan oleh warga negara.
Perasaaan tersebut memang telah terlihat semakin lama semakin menipis dan dapat
dibuktikan dari banyaknya masyarakat yang ingin melakukan aksi main hakim sendiri
kepada pelaku tindak pidana di dalam kehidupan masyarakat dengan mengatasnamakan
keadilan yang tidak dapat dicapai dari hukum, peraturan perundang-undangan, dan juga para
penegak hukum di Indonesia.
Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit social) yang
sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materil keuangan negara yang sangat
besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan pengurasan
keuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggota legislatif dengan alih
studi banding, THR, uang pesangon dan lain sebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk
perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir di seluruh wilayah
tanah air. Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang
menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung. Persoalannya adalah dapatkah korupsi
diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi harus diberantas.
Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi, atau paling tidak mengurangi sampai pada titik
nadi yang paling rendah maka jangan harap negara ini akan mampu mengejar
ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju.
Karena korupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke
jurang kehancuran
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa Yang dimaksud dengan Tindak Pidana Korupsi?
2. Bagaimana Dampak yang Diakibatkan Oleh Tindak Pidana Korupsi?
3. Apa Persepsi Masyarakat tentang Korupsi?
4. Bagaimana Fenomena Korupsi di Indonesia?
5. Apa saja Peran Pemerintah dalam Memberantas Korupsi?
6. Bagaimana Cara atau Upaya Memberantas Tindak Pidana Korupsi?
7. Apa yang di maksud dengan pengadaan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 INVESTIGASI TINDAK PIDANA KORUPSI
2.1.1 Definisi Investigasi
Investigasi Robert Greene dari Newsday Kegiatan investigasi merupakan karya
seorang/tim atau beberapa wartawan atas suatu hal yang penting buat kepentingan
masyarakat namun dirahasiakan. Kegiatan investigasi ini minimal memiliki tiga elemen
dasar: 1. Bahwa kegiatan itu adalah ide orisinil dari si investigator, bukan hasil
investigasi pihak lain yang ditindaklanjuti oleh media
2. Bahwa subyek investigasi merupakan kepentingan bersama yang cukup masuk akal
mempengaruhi kehidupan sosial;
3. Bahwa ada pihak-pihak yang mencoba menyembunyikan kejahatan ini dari hadapan
publik.
Lanjutan Investigasi Goenawan Mohammad Kegiatan jurnalistik investigatif merupakan
jurnalisme "membongkar kejahatan". Ada suatu kejahatan yang biasanya terkait dengan
tindak korupsi yang ditutuptutupi. Namun, belakangan istilah investigasi semakin meluas.
Secara umum, dari berbagai definisi yang ada, investigasi bisa diartikan sebagai: “Upaya
pencarian dan pengumpulan data, informasi dan temuan lainnya untuk mengetahui
kebenaran–atau bahkan kesalahan- sebuah fakta
Investigasi Internal BPK BPKP Inspektorat Jendral Inspektorat Wilayah Satuan
Pengawas Internal (SPI) Investigasi Eksternal Non- Government Organization (NGO)
Ormas Parpol dll
Mengenal Korupsi Pandangan Secara Yuridis :
Melawan hukum/melanggar hukum
menyalahgunakan kewenangan/ kesempatan/ sarana yang ada padanya karena
jabatan/ kedudukannya
Kerugian keuangan/kekayaan/perekonomian negara
Memperkaya diri sendiri/orang lain/korporasi Definisi korupsi menurut
Transparancy International "Perilaku pejabat publik, baik politisi maupun
pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidal legal memperkaya diri atau
memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan
kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka".
a. Tujuan Infestigasi Setiap kegiatan investigasi harus memiliki tujuan
a. Memberhentikan manajemen
b. Melindungi reputasi karyawan yang tidak bersalah
c. Menemukan dokumen yang relevan
d. Menemukan aset yang digelapkan
e. Memastikan institusi publik terbebas dari penjarahan
f. Mengidentifikasi saksi dan korban
g. Menemukan bukti hukum untuk pangadilan
Kasus Yang Dapat DiInfestigasi
Menyangkut masyarakat luas, dan ada indikasi kecurangan oleh pihak
tertentu
Berkaitan dengan penggunaan dana dalam jumlah besar (contoh: kasus
BLBI, PLN, Bulogate, Suharto, BPPC)
Berkaitan dengan peristiwa politik yang menyangkut kepentingan publik
(contoh: peristiwa
tanjung priok, penyerbuan kantor PDI Pusat 1997, kasus Prabowo)
Menimbulkan silang pendapat antar beberapa pihak
Golongan kuat yang selalu dominan dalam masyarakat (partai, keluarga
cendana)
Kasus-kasus kriminal yang janggal (peristiwa
Tahap Infestigasi
Petunjuk awal Investigasi Awal Membentuk hipotesis berdasarkan
investigasi Mencari literatur untuk mempeluas pemahamanhipotesis
Menemukan dokumen dan informan
Pengorganisasian data
Penulisan laporan dugaan korupsi
Pembelaan Kasus (Case Advocacy)
Ketentuan Perundang-Undangan
Para auditor keuangan negara dan investigator yang mendalami kasus-kasus
pengadaan barang dan jasa perlu mengetahu dan menguasai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku mengenai pengadaan barang dan jasa. Tujuan dikeluarkannya
ketentuan perundangan tentunya sangat jelas. Namun karena banyaknya penyimpangan
yang terjadi, tidak ada salahnya mengutip kembali konsideransi dalam keppres 80/2003:
“Agar pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai dengan Anggara Pendapatan dan
Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sehat, transparan, terbuka dan
perlakuan yang adil bagi semua pihak, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan
baik dari segi fisik, keuangan maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas Pemerintah dan
Pelayanan Masyarakat.”
Dalam proses pelaksanaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya yang memerlukan
penyedia barang/jasa dibedakan menjadi empat cara berikut :
Pelelangan umum
Pelelangan terbatas
Pemilihan langsung
Penunjukan langsung
Dua istilah yang muncul berulang-ulang dalam proses pelelangan umum: prakualifikasi
dan pascakualifikasi. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan
usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa sebelum
memasukkan penawaran.
Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa setelah memasukkan
penawaran.
Secara umum proses prakualifikasi meliputi pengumuman prakualifikasi,
pengambilan dokumen prakualifikasi, pemasukan dokumen prakualifikasi, evaluasi
dokumen prakualifikasi, penetapan calon peserta pengadaan yang lulus prakualifikasi,
dan pengumuman hasil prakualifikasi.
Secara umum proses pasca-prakualifikasi meluputi pemasukan dokumen
kualifikasi bersamaan dengan dokumen penararan dan terhadap peserta yang diusulkan
untuk menjadi pemenang serta cadangan pemenang dievaluasi dokumen kualifikasinya.
Salah satu kewajiban dalam pengadaan barang dan jasa adalah penyusunan Harga
Perkiraan Sendiri (HPS). Pengguna barang/jasa wajib memiliki HPS yang dihitung
dengan pengetahuan dan keahlian mengenai barang/jasa yang ditenderkan dan
berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Berikut data yang digunakan
sebagai dasar penyusunan HPS.
a. Harga pasar setempat menjelang dilaksanakannya pengadaan
b. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh badan pusat
statistik, asosiasi terkait, dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Daftar biaya/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh agen tunggal/pabrikan
d. Biaya kontrak sebelumnya yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan
faktor perubahan biaya apabila terjadi perubahan biaya.
e. Daftar biaya standar yang dikeluarkan oleh instansi yang berwaenang.
Pelanggaran terhadap ketentuan pengadaan barang dan jasa ini bisa berupa
sanksi admnistratif, tuntutan ganti rugi atau gugatan perdata dan pemrosesan
secara pidana. Berikut ini perbuatan atau tindakan penyedia barang/jasa yang
dapat dikenakan sanksi:
1. Berusaha mempengaruhi panitia pengadaan/pejabat yang berwenang dalam
bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak langsung guna memenuhi
keinginannya yang bertentangan dengan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan
dalam dokumen pengadaan/kontrak, dan/atau ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Melakukan persekongkolan dengan penyedia barang/jasa lain untuk emngatur
harga penawaran diluar prosedur pelaksana pengadaan barang/jasa sehingga
mengurangi/menghambat/memperkecil dan/atau meniadakan persaingan yang
sehat dan/atau merugikan pihak lain.
3. Membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yang tidak
benar untuk memenuhi persyaratan pengadaan barang/jasa yang ditentukan dalam
dokumen pengadaan.
4. Mengundurkan diri dengan berbagai alasan yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan dan/atau tidak dapat diterima oleh panitia pengadaan.
5. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan kontrak secara
bertanggung jawab.
Invetigasi Pengadaan
Cara-cara investigasi yang dijelaskan di bawah, diterapkan dalam pengadaan yang
menggunakan sistem tender atau penawaran secara terbuka. Dalam sistem ini, lazimnya
ada tiga tahapan besar berikut:
a. Tahap pretender
b. Tahap penawaran dan negosiasi
c. Tahap pelaksanaan dan penyelesaian administrative
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perbuatan korupsi tidak mungkin dihapus dari muka bumi ini hanya dengan
mengeluarkan sebuah peraturan, bahkan dengan ancaman pidana yang cukup berat,
yaitu pidana mati pun. Usaha pembentuk undang-undang melalui pembuatan paraturan
tersebut terbatas, apabila tidak dibarengi dengan pemberantasan korupsi ini dengan
tindakan-tindakan lain, seperti bidang politik, ekonomi, pendidikan, dan lainnya.
Gejala yang dialami oleh Indonesia tersebut juga muncul di negara-negara
berkembang yang lain di dunia.
Dampak yang diakibatkan oleh tindak pidana korupsi di segala bidang membuat
Indonesia semakin terpuruk karena banyak sekali terjadi kasus korupsi di Indonesia
yang merugikan baik pemerintah maupun masyarakat. Tindak pidana korupsi ini yang
membuat Indonesia semakin miskin.
Cara atau upaya memberantas tindak pidana korupsi yang paling utama adalah
gerakan “moral” yang secara terus menerus mensosialisasikan bahwa korupsi adalah
kejahatan besar bagi kemanusiaan yang melanggar harkat dan martabat manusia.
Melalui gerakan moral diharapkan tercipta kondisi lingkungan sosial masyarakat yang
sangat menolak, menentang, dan menghukum perbuatan korupsi dan akan menerima,
mendukung, dan menghargai perilaku anti korupsi
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis attas
partisipasi para pembaca ,agar sekirannya mau memberikan kritik dan saran yang
sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar
bahwa penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah kedepan menjadi
makalah yang lebih baik lagi dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/Linkingpar/investigasi-tindak-pidana-korupsi-investigasi-pengadaan-
dan-komputer-forensik
http://roejha.blogspot.com/2016/12/investigasi-pengadaan.html