Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL KASUS


KORUPSI

(Ns.Maritje F.Papilaya, S.Kep.,M.Kes)

DISUSUN OLEH

NAMA : YANRY RISKY MATENGGO

NIM : P07120220043

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUA

TAHUN AKADEMIK 2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL DAN
FAKTOR EKSTERNAL KASUS KORUPSI” dengan tepat waktu.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah
Pendidikan Budaya Anti Korupsi, selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah pengetahuan kami sebagai penulis dan khususnya
bagi kami yang merupakan mahasiswa keperawatan. Kami
mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Tak ada gading yang tak retak. Tentunya dalam penyusunan makalah
ini, masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun,
sangat kami butuhkan demi kesempurnaan dalam karya kami kedepan.
Dengan adanya makalah ini kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi tenaga dan
mahasiswa keperawatan pada khususnya.

Langgur, 03 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................6
1.3 TUJUAN................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................7
2.1 Pengertian............................................................................................................7
2.2 Teori Yang Mendeskripsikan kasus korupsi..........................................................7
2.3 Kasus Korupsi.......................................................................................................9
2.4 Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Kasus Korupsi...........................................10
BAB III PENUTUP..........................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................12
3.2 Saran..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korupsi adalah suatu tindak pidana yang merugikan banyak pihak.Penyebab
adanya tindakan korupsi sebenarnya bervariasi dan beraneka ragam. Akan
tetapi, secara umum dapatlah dirumuskan, sesuai dengan pengertian korupsi
diatas yaitu bertujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau orang lain
secara tidak sah.

Banyak kasus korupsi yang sampai sekarang tidak diketahui ujung pangkalnya
Korupsi tidak akan pernah bisa kita pisahkan dari apa yang dinamakan
kekuasaan. Di mana ada kekuasaan, pasti ada korupsi.Hal ini telah menjadi
kodrat dari kekuasaan itu sendiri, yang menjadi “pintu masuk” bagi terjadinya
tindakan korupsi. Kekuasaan dan korupsi yang selalu berdampingan, layaknya
dua sisi mata uang, merupakan hakikat dari pernyataan yang disampaikan
oleh Lord Acton, dari Universitas Cambridge, “Power tends to corrupt, and
absolute power corrupt absolutely.

Sesuai dengan definisinya, korupsi sebagai prilaku yang menyimpang


merupakan suatu tindakan yang melanggar aturan etis formal yang dilakukan
oleh seseorang dalam posisi otoritas publik (penguasa).Korupsi cenderung
dilakukan oleh orang yang memiliki kuasa atau wewenang terhadap
sesuatu.Apabila seseorang tersebut tidak memiliki kuasa, kecil kemungkinan
bagi dirinya untuk melakukan korupsi.Namun, merupakan suatu kemustahilan
bagi manusia yang tidak memiliki sebuah ‘kekuasaan’.

Selain itu, ciri paling utama dari korupsi adalah tindakan tersebut dilakukan
untuk kepentingan dan keuntungan pribadi semata dan merugikan pihak lain di
luar dirinya. Korupsi merupakan salah satu tindak pidana tertentu yang bersifat
serius, yang menimbulkan masalah dan ancaman serius, karena dapat
membahayakan stabilitas dan keamanan negara. Keberhasilan dalam
pemberantasan korupsi juga bergatung pada mereka yang mau
mengungkapkan kebenaran.
Pemerintah dapat melakukan pencegahan dan pengawasan dalam tindakan
kasus korupsi. Para penegak hukum harus netral dan tidak mau menerima
suap dari koruptor. Sehingga dapat memberikan hukuman yang setimpal agar
tidak melakukan korupsi lagi. Dengan diberikannya hukuman yang setimpal
diharapkan pelaku korupsi dapat menjadi jera, sehingga Indonesia memiliki
pemerintahan yang transparan. Pemerintahan yang transparan akan membuat
setiap masyarakat yang ada di Indonesia dapat memberikan kepercayaan
yang lebih lagi.

Tindakan korupsi ini terjadi karena beberapa faktor faktor yang terjadi di dalam
kalangan masyarakat. Faktor internal merupakan sebuah sifat yang berasal
dari diri kita sendiri.Faktor penyebab korupsi itu ada 2 yaitu faktor internal dan
factor ekstrenal.

Faktor internal yaaitu yang berasal dari diri kita sendiri, sedangkan factor
eksternal yaitu tentang faktor hukum, faktor ekonomi dan faktor
organisasi.Undang-undang yang mengatur tentang korupsi, Undang-Undang
No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negera yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Undang-Undang No. 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.faktor yang mempengaruhi
yaitu keinginan pribadi untuk menguasai harta masyarakat.

Contoh.-contoh tindakan korupsi yaitu :

a) Mengambil sebagian uang kembalian belanja yang di perintah oleh ibu.


b) Kepala keluarga tidak memberikan hak kewajibannya
c) Perbuatan berkata bohong.

Contoh tindakan korupsi di lingkungan Sekolah,:

a) ssssMenitip absen temannya dan ternyata orang nya tidak hadir


b) Menggunakan uang kas untuk kepentingan sendiri
c) Makan di kantin dengan membayar tidak sesuai yang di makan
Contoh tindakan korupsi di lingkungan :

a) Tidak mau mengikuti kegiatan di lingkungan sekitar


b) Melakukan pungli di masyarakat
c) Serangan fajar maksudnya di saat pemilu berlangsung masyrakat di beri
uang sebelum matahari terbit.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2. Apa sajah Faktor-faktor Penyebab Korupsi?
3. Bagaimana penyebab korupsi dalam faktor internal dan eksternal.?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian korupsi.
2. Mengetahui Faktor-faktor Umum Penyebab Korupsi.
3. Mengetahui penyebab korupsi dalam faktor internal dan eksternal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Korupsi merupakan salah satu tindak pidana tertentu yang bersifat serius,
yang menimbulkan masalah dan ancaman serius, karena dapat
membahayakan stabilitas dan keamanan negara. Keberhasilan dalam
pemberantasan korupsi juga bergatung pada mereka yang mau
mengungkapkan kebenaran. Pemerintah dapat melakukan pencegahan dan
pengawasan dalam tindakan kasus korupsi. Para penegak hukum harus netral
dan tidak mau menerima suap dari koruptor. Sehingga dapat memberikan
hukuman yang setimpal agar tidak melakukan korupsi lagi. Dengan
diberikannya hukuman yang setimpal diharapkan pelaku korupsi dapat
menjadi jera, sehingga Indonesia memiliki pemerintahan yang transparan.
Pemerintahan yang transparan akan membuat setiap masyarakat yang ada di
Indonesia dapat memberikan kepercayaan yang lebih lagi
Korupsi artinya tindakan yang rusak, menyogok, adalah tindakan pejabat
publik, serta menyenangkan diri sendiri. tindakan seseorang yang
menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu masalah atau organisasi untuk
mendapatkan keuntungan. Tindakan korupsi ini terjadi karena beberapa faktor
faktor yang terjadi di dalam kalangan masyarakat.
Faktor internal yaaitu yang berasal dari diri kita sendiri, sedangkan factor
eksternal yaitu tentang faktor hukum, faktor ekonomi dan faktor
organisasi.Undang-undang yang mengatur tentang korupsi, Undang-Undang
No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negera yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Undang-Undang No. 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.faktor yang mempengaruhi
yaitu keinginan pribadi untuk menguasai harta masyarakat.
2.2 Teori Yang Mendeskripsikan kasus korupsi
yang diperlukan dalam mendeskripsikan proses penelitian dapat dilihat dari
dua cara pandang, di satu pihak, kelompok elite yang mmpunyai komitmen
bagi kemerdekaan dan kemajuan Indonesia. Di pihak lain, kelompok tersebut
tidak melihat perlunya mengadakan suatu revolusi social yang akan
mengubah secara total system pemerintahan yang ada. Kaum elite
pergerakan ini lebih memandang perlu untuk meengserkan pemerintahan
colonial asing dan menggantinya dengan elite lokal (2017 : 75). Demokrasi di
ekonomi menghendaki good governance yang prinsip – prinsipnya adalah
aksebilitas, transparansi, dan akuntabilitas.
Namun saat ini yang terjadi dalam negara Indonesia adalah ke tidak
transparaanan dalam hal ekonomi, hal ini membuat kepercayaan masyarakat
akan system pemerintahan semakin menurun. Korupsi yang semakin
menyeruak menjadi sebuah suatu hal yang biasa dilakukan. Seakan – akan
korupsi adalah suatu budaya yang tak akan pernah habisnya. Seperti halnya
calon legislatif yang selalu menkampanyekan mengenai poltik yang bersih dan
transparan namun dalam berjalannya waktu hal itu tidak dapat bisa dipastikan
lagi. Yang tadinya menjanjikan suatu politik yang bersih tapi pada
kenyataannya wakil rakyat tersebut melakukan korupsi.
Teori-teori pendukung yang diperlukan dalam mendiskripsikan proses
penelitian ini diantaranya adalah definisi korupsi dan tindakan manusia.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Tindak Pidana Korupsi, yang dimaksud Korupsi adalah setiap orang yang
secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
suatu korporasi yang dapat merugikan negara atau perekonomian negara.
Jadi korupsi itu tindakan yang buruk dan dilarang oleh negara, entah di negara
manapun. Dan kasus korupsi itu patut di beri hukuman mati, Karena orang
yang sudah melakukan tindakan korupsi seakan akan beliau semena mena
bermain dengan uang masyarakat dan pantas di beri hukuman mati. Dan
masyarakat yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin
miskin. Jika Indonesia masih banyak pejabat pejabat yang korupsi negara
Indonesia akan menjadi negara berkembang terus menerus dan tidak bisa
menjadi negara maju.
Persoalan korupsi di Indonesia masih menjadi momok terbesar di bangsa ini.
Di pemerintahan tingkat daerah maupun di tingkat pemerintahan pusat korupsi
masih menjadi suatu budaya yang tak pernah berhenti.Korupsi merupakan
suatu keinginan yang meniyimpang. Korupsi kerapkali menghantui para
pemimpin dan jajajaran pemerintahan.
Faktor yang mempengaruhi melakukan tindakan korupsi didasari oleh
keinginan manusia untuk menguasai dan memperoleh keuntungan pribadi.
Tindakan kejahatan tersebut didasari oleh kebebasan untuk bertindak. Dengan
sifat manusia yang tidak memiliki moral, kebebasan untuk bertindak kejahatan
akan muncul dari dalam diri manusia. Dan tindakan tersebut juga dapat
mempengaruhi orang lain. Keinginan untuk korupsi itu sendiri sebenarnya
didasari juga dengan adanya kurangnya pengawasan dari pihak yang berwajib
dalam artian ada kesempatan yang memicu tindakan korupsi.
Tindakan kejahatan tersebut didasari oleh kebebasan untuk bertindak.
Dengan sifat manusia yang tidak memiliki moral, kebebasan untuk bertindak
kejahatan akan muncul dari dalam diri manusia. Dan tindakan tersebut juga
dapat mempengaruhi orang lain. Sehigga mengakibatkan terjadi nya tindakan
korupsi yang sangat banyak di Indonesia ini, sering kali banyak yang sadar
akan tindakan yang dilakukannya itu sebenarnya tidak baik dalam artian
banyak merugikan banyak pihak tetapi karena sifat manusia yang sekarang
memiliki keinginan yang tinggi sehingga memicu tindakan korupsi.
Tindakan korupsi tadi bisa berasal dari tuntuntan gaya hidup sesorang, jadi
jika semakin tinggi gaya hidup sesorang memicu tindakan – tindakan yang
kurang baik atau merusak moral, seseorang itu akan melakukan segala cara
akan dapat memenuhi kebutuhan mereka atau gaya hidup yang sedang
mereka jalani hingga rela mengorbankan kepentingan orang lain demi
mementingakan kepentingan mereka sendiri. Tindakan korupsi seperti itu
sebenarnya adalah hal yang sangat harus ditindak lanjuti karena jika tidak
segera ditindak lanjuti akan berakibat buruk untuk perkembangan moral di
Indonesia ini sehingga nantinya akan banyak yang melakukan tindakan yang
lebih buruk dari tindakan korupsi karena kurangnya penangannan dari
masyarakatnya.
2.3 Kasus Korupsi
Seperti kasus Vigit Waluyo korupsi PDAM senilai Rp 3miliar pada tahun 2010,
Vigit Waluyo akhirnya menyerahkan diri kejaksaan Negeri Sidoarjo. Sangat
disayangkan sebenarnya jika seorang contoh masyarakat melakukan hal
tersebut karena mereka menjadi contoh untuk anggota dan orang lain, jika
semua memimpin di Indonesia seperti itu lalu bgaiman nasib bangsa ini?
Bagaimana perkembangan yang terjadi di masa depan nantiya?
Keadaan yang sudah sangat sering dilakukan ini membuat banyak pemimpin
menganggap ini hal biasa malah bisa menjadi budaya, agar tidak terdapat
kecurangan dalam tindakan korupsi maka pengaman yang dilakukan harus
ketat, sehingga tidak ada yang berani dan mempunyai kesempatan untuk
melakukan tindakan yang merusak moral seperti itu. Mantan Manajer tim
Deltras Sidoarjo itu sempat menjadi buron sejak dikeluarkan surat DPO oleh
Kejari Sidoarjo pada bulan Juni 2018 lalu. Pada hari Jumat yang bersangkutan
menyerahkan diri dan langsung kami lakukan penahanan di lapas.” Kata
kepala Kejari Sidoarjo Budi Handaka kepada wartawan”.
Seorang pemimpin seharusnya jujur dan dapat dipercaya. Jujur dan dapat
dipercaya adalah modal dasar seorang pemimpin yaitu mampu bertanggung
jawab, Mampu mendelegasikan tugas, Memiliki sikap positif, Keberanian
sosial dan percaya diri dan mempunyai moral yang baik.
Menjadi seorang pemimpin seharusnya mikir apa yang dilakukan itu baik atau
tidak, Karena seorang pemimpin harus mengayomi masyarakatnya dan
memberi contoh yang baik. lebih baik seorang koruptor di beri hukuman yang
setimpal. Jika dengan hanya dalam waktu yang cukup singkat dan di penjara
yang cukup singkat, itu sama saja menyenangkan koruptor.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Tindak Pidana Korupsi, hukuman bagi para koruptor adalah dipidana penjara
seumur hidup atau pidan penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20
tahun dan denda paling sedikit 200 juta rupiah dan paling banyak 1 miliar
rupiah. Namun pada kenyataannya mereka para koruptor kebanyakan
dihukum di bawah 5 tahun dan denda 200 juta rupiah.
Dan korupsi di negara kita Indonesia ini tidak ada habisnya . Persoalan
korupsi masih menjadi permasalahan di pemerintahan Indonesia, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Korupsi menjadi suatu budaya
bagi para pejabat pemerintah yang tidak adanya
habisnya. Korupsi telah menempatkan Indonesia pada jajaran Negara terkorup
di dunia. Dikutip darilaman resmi Amnesty, Indonesia berada di urutan 96
dalam jajaran negara terkorup di dunia (merdeka.com). Dan menjadi seorang
pemimpin itu harus mempunyai moral dan etika yang berguna dalam
kehidupan.
Actus Humanus identik dengan free act (tindakan bebas).Dalam tindakan yang
mengungkapkan kebebasan, manusia adalah subjek tindakan.Jadi,bilamana
manusia disebut bebas?. Bila manusia yang bersangkutan adalah subjek dari
perbuatannya.Sebagai subjek, ia lantas bertanggungjawab atas konsekuensi
dari tindakan tsb.di kutip dari buku FILSAFAT MORAL BAB ACTUS
HUMANUS ( Dr.Agustinus W. Dewantara, S.S., M. Hum) tahun2017. Menjadi
seorang pejabat atau pemimpin pemimpin jadilah pemimpin yang bijaksana,
jujur, dan tidak memikirkan diri sendiri apalagi dengan menyunat uang
masyarakat, Agar masyarakat di Indonesia agar bisa mempercayai lebih lagi.
2.4 Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Kasus Korupsi
1.Faktor Internal
Merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri, yang dapat di rinci
menjadi:
a. Aspek Perilaku Individu
1. Sifat tamak/ rakus manusia
2. Moral yang kurang kuat
3. Gaya hidup yang konsumtif
b. Aspek Sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga.Kaum behavioris
mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan
dorongan bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang
yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah
memberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.
2.Faktor Eksternal
Pemicu perilaku korup yang disebabkan oleh faktor di luar diri pelaku yaitu:
a.Aspek Sikap Masyarakat Terhadap Korupsi
Pada umumnya jajaran manajemen selalu menutupi tindak korupsi yang
dilakukan oleh segelintir oknum dalam organisasi.Akibat sifat tertutup ini
pelanggaran korupsi justru terus berjalan dengan berbagai bentuk. Oleh
karena itu sikap masyarakat yang berpotensi menyuburkan tindak korupsi
terjadi karena:
· Nilai-nilai masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi .
· Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah
masyarakat sendiri.
· Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi.
· Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan
diberantas bila masyarakat ikut aktif dalam agenda pencegahan dan
pemberantasan .
b. Aspek Ekonomi
Pendapatan tidak mencukupi kebutuhan.Dalam rentang kehidupan ada
kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal
ekonomi.Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil
jalan pintas diantaranya dengan melakukan korpsi.
c.Aspek Politis
Menurut Rahardjo (1983) bahwa control social adalah suatu proses yang
dilakkukan untuk mempengaruhi orang-orang agar bertongkah laku sesuai
dengan harapan masyarakat. Kontrol social tersebut dijalankan dengan
menggerakan berbagai aktivitas yang melibatkan penggunaan kekuasaan
Negara sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan secara politik, melaluai
lembaga-lembaga yang dibentuknya.Dengan demikian instabilitas politik,
kepentingan politik, meraih dan mempertahankan kekuasaan sangat potensi
menyebabkan perilaku korupsi.
d.Aspek Organisasi
Aspek-aspek penyebab korupsi dalam sudut panfang organisasi meliputi:
· Kurang adanya sikap keteladanan pemimpin
· Tidak adanya kultur/budaya organisasi yang benar
· Kurang memadainyai sistem akuntabilitas
· Kelemahan sistem pengendalian manajemen
· Lemahnya pengawasan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tindak pidana korupsi di Indonesia sangat buruk dan mempengaruhi
berbagai ilmu dan segala bidang di Indonesia. Inti dari korupsi yaitu untuk
mengambil atau memanfaatkan uang, harta, dan fasilitas yang bukan miliknya
sendiri. Uang, harta dan fasilitas yang seharusnya dimanfaatkan dan di
gunakan oleh kesejahteraan rakyat, kini tidak bisa di laksanakan karena akibat
pelaku korupsi baik sendirian maupun bersama kelompoknya. Dan hukuman
yang pantas untuk para koruptor yaitu hukuman seumur hidup, Jangan
memberikan hukuman kepada koruptor dengan di penjara dalam waktu yang
singkat, Itu sama saja menyenangkan para koruptor. Berilah hukuman yang
setimpal agar apa yang dirasakan dan yang dikeluhkan masyarakat, para
koruptor juga merasakannya.
3.2 Saran
Saya sebagai penulis adalah Indonesia harus mempunyai prinsip dan nilai
keadilan, kebijaksanaan yang harus di pegang teguh oleh para pejabat dan
pemimpin bangsa untuk membrantas korupsi. Hukum harus di pertegas agar
para korupsi tidak melakukannya lagi. Dan jangan memberi hukuman dengan
waktu yang singkat dan di penjara dalam waktu yang singkat, Itu seakan-akan
menyenangkan para koruptor. Kenapa demikian?
Karena dalam waktu yang singkat itu dan koruptor sudah slesai menjalani
masa hukumannya, beliau sangat senang dan bisa menyalonkan menjadi
pejabat atau pemimpin bangsa di tahun berikutnya. Maka dari itu berilah
hukuman mati, Selama tidak ada hukuman mati maka mereka akan semakin
tamak.Karena jika korupsi tidak di brantas seakan-akan terus berjalan dan
terus berkembang dan tidak akan ada kesejahteraan kepada rakyat-rakyat
Indonesia.
Dan pemerintah dan penegak hukum harus bersikap menghargai rakyat, Dan
pemerintah dan penegak hukum harus berjanji kepada masyarakat bahwa
akan membawa kepemerintahan yang lebih baik. Agar di negara Indonesia
tidak berkembang adanya korupsi. Dan bisa mengajak para generasi muda
untuk memperjuangkan pemberantasan korupsi, Serta mendukung generasi
masa depan yang bermoral, jujur, bijaksana dan bersih tanpa korupsi.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


Pidana Korupsi
FILSAFAT MORAL tentang TINDAKAN MANUSIA( Actus Humanus) Dr
Agustinus W. Dewantara, S.S., M.Hum (2017)
https://nasional.tempo.co/read/1160340/buron-kasus-korupsi-pinjaman-pdam-
vigit-waluyomenyerahkan-diri/full&view=ok

Anda mungkin juga menyukai