DELIK KORUPSI
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
KARMILA
WELLY SAFIRA
WINDA PURWANSYIH
PUTRI
RAI CRISTOVEL
GRACIANO
I GEDE BAYU
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................................
Bab I PENDAHULUAN.........................................................................................................
a.Latar Belakang Masalah................................................................................
b. Rumusan Masalah........................................................................................
1. Bagaimanakah Fenomena Korupsi di Indonesia ?.......................................
2. Bagaimanakah Penegakan Hukum Pidana Dalam Pemberantasan
Korupsi di indonesia?......................................
c. Tujuan Penulisan..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
a. Fenomena Korupsi di Indonesia...................................................................
b. Penegakan Hukum Pidana Dalam Pemberantasan Korupi
dindonesia......................................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................................
a. Kesimpulan..................................................................................................
b. Saran............................................................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Kata korupsi bersal dari bahasa latin, yakni corruptio atau corruptus. Dari
bahasa latin itulah kemudian kata korupsi berkembang di negara-negara Eropa, seperti
corruption, corrupt, corruptie. Arti harifah dari kata tersebut adalah kebusukan,
keburukan, kebejatan, ketidak jujuran, tidak bermoral. Korupsi merupakan
permasalahan yang banyak dialami sebagian Negara di dunia. Ini merupakan
kejahatan yang mudah menjalar di karenakan pada dasarnya semua manusia
mempunyai sifat yang serakah dan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri. Di
Indonesia korupsi sudah menjalar kesegala kehidupan, kesemua sektor, dan segala
tingkatan, baik pusat maupun daerah. Hal ini disebabkan korupsi telah terjadi sejak
puluhan tahun lalu yakni sejak zaman kerajaan dimana rakyat nya di wajibkan untuk
memberikan upeti kepada raja sebagai simbol terimakasih. Banyaknya orang yang
terlibat dan juga adanya sebuah kekuatan besar dibelakangnya”kadar-kadarnya”,
membuat korupsi menjadi sulit untuk diberantas sampai keakar-akarnya. Cara yang
seperti ini sering gunakan pelaku untuk melindungi diri dari jeratan hukum. Ditambah
lagi adanya guyonan orang batak yang menyatakan”hepeng do na mangatur
negaraon” atau dapat di artikan “duit yang mengatur negara ini atau dengan duit
semua dapat di beli”.
Seperti realita yang terjadi saat ini, dimana para koruptor bebas untuk keluar
masuk penjara ataupun dapat menikmati fasilitas yang lebih dalam penjara
dibandingkan orang lainnya, asalkan membayar sejumlah uang dalam jumlah tertentu
kepada oknum Lembaga Permasyarakatan(LP). Ini menunjukan buruknya moral
aparat penegak hukum dan juga buruknya sistem hukum yang ada di Indonesia.
Perilaku korupsi tidak terjadi di pemerintah pusat saja melainkan telah merambah ke
daerah-daerah baik di lembaga eksekutif maupun legislatif, dan yang lebih ironis
korupsi itu selalu dilakukan oleh Pejabat Publik dengan cara abuse of power.
Berbagai profesi seolah-olah berlomba melakukan korupsi dengan menggasak
keuangan negara, para koruptor merasa tidak bersalah dan tidak takut terhadap
“kutukan moral”.Dan cap buruk dari masyarakat.
Ruang lingkup korupsi mencakup institusi sosial, politik, ekonomi,
budaya (pendidikan, agama dan sebagainya), pertahanan, keamanan, dengan rentang
waktu yang panjang: masa lalu, masa kini dan masa depan yang berkaitan dengan
fungsi integritas hukum dan stratifikasi hukum pada semua strata institusi sosial.
Hukum harus mampu menjangkau para koruptor yang berlindung dibalik
kekuasaan, sebagai contoh seorang terindikasi melakukan suatu kejahatan korupsi
namun di karenakan ia berasal dari kadar atau anggota partai politik yang mana pada
saat itu kekuasaan tertinggi ( presiden ) berasal dari partai nya. Nah, hal seperti ini lah
yang harus di hilangkan dari penegakan hukum” law enforcemnet “. Kalau tidak,
masyarakat Indonesia bisa menghadapi krisis kepercayaan terhadap pemerintah,
aparat penegak hukum dan kepada hukum itu sendiri. Seperti yang terjadi seperti saat
masyarakat saat ini yang merasa bingung akan kinerja KPK ( Komisi Pemberantasan
Korupsi ) dalam menangulangi kasus korupsi yang ada di indonesia. Disini juga
di butuhkan peran media komunikasi untuk memberikan informasi secara tuntas
supaya masyarakat dapat memantau perkembangan kasus korupsi yang terjadi dimana
dengan demikian akan mengembalikan rasa percaya akan penegakan hukum khusus
nya penegakan hukum tindak pidana korupsi.
Oleh sebab itu di perlukan penegakan hukum yang di konsep secara baik agar
hukum itu berfungsi secara efektif dan dapat memberikan suatu efek jera kepada para
koruptor yang melakukan tindakan korupsi khususnya di Indonesia.
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Korupsi Yang Terjadi di Indonesia ?
2. Bagaimanakah Penegakan Hukum Pidana Dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia
c. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui korupsi yang terjadi di Indonesia
2. Untuk mengetahui penegakan hukum pidana dalam pemberantasan korupsi di indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Korupsi merupakan kejahatan transasional yang dikategorikan ke dalam extra
ordinary crime, yang dibutuhkan penanganan secara cepat sehingga jika terbukti pelaku
bersalah, maka pelaku dapat dikenakan sanksi pidana dan di masukan kedalam penjara serta
mengembalikan kerugian negara yang telah dikorupsikan demi melindungi negara dan warga
masyarakat. Tiga komponen penting dalam penegakan hukum yakni pemerintah, aparat
penegak hukum dan masyarakat. Dalam melakukan tugasnya, masing-masing harus
profesional dan tidak mudah terbujuk rayu akan janji manis koruptor yang justru akan
merugikan diri mereka sendiri.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disarankan sebagai berikut:
1. Penanganan korupsi jangan saja bertolak dari penanganan penal melainkan juga harus
dari non penal, karena kejahatan korupsi juga berkaitan dengan moral pelaku yang
buruk.
2. KPK dalam menangani kasus korupsi harus dengan maksimal karna ini merupakan
kejahatan yang bukan saja merugikan negara namun merugikan masyarakat
banyak,dengan kata lain KPK harus lebih banyak mengungkap kasus korupsi, bukan
hanya mengungkap tapi terdapat penyelesaian perkara yang jelas dengan menghukum
terpidana korupsi (Koruptor) dengan hukuman yang sesuai dengan tujuan dari pada
pemidanaan yakni memberikan suatu momok yang menakutkan supaya tidak timbul
koruptor-koruptor baru.
DAFTAR PUSTAKA